Pemprov Minta Fatwa Mendagri terkait Penjualan Aset BIL

Pemprov Minta “Fatwa” Mendagri Terkait Penjualan Aset BIL

bali.bisnis.com
Meski tak kunjung mendapat persetujuan dari pansus DPRD NTB, esekutif masih
dengan rencananya menjual aseti Bandara Internasional Lombok (BIL) kepada PT Angkasa
Pura I(AP). Rencana ini pun akan segera dikonsultasikan dengan Kementrian Dalam Negeri.
“ Kita ingin apapun nanti keputusannya (penjualan aset), semua harus sesuai prosedur ii.
Kita akan minta opini dulu dari Kemendagri,” kata Gubernur NTB TGB HM Zainul Majdi,
kemarin.
Konsultasi dengan Mendagri ini untuk memperoleh legal opinion. Sehingga,
mengantisipasi terjadinya persepsi atau kekeliruan mekanisme terkait rencana penjualan aset.
Termasuk diantaranya yang menyangkut kewenangan Dewan dalam memberikan persetujuan
dalam pemindahtanganan tersebut.
Selain konsultasi dengan Mendagri, pemprov juga rencananya meminta second opinion
dari BPK RI atau bahkan Kejaksaan. Ini untuk memastikan tak ada implikasi hukum di
kemudian hari atas rencana pemindahtangan aset Pemprov di BIL.
Diberitakan sebelumnya, Dewan masih menggantung rencana penjualan aset Pemprov
di BIL. Dari sejumlah butir rekomendasi yang ditelurkan, pansus tak menunjukkan isyarat
bakal menyetujui rencana pelepasan aset tersebut.
Sebaliknya, pansus menilai Pemprov harus bersikap tegas dan menunjukkan wibawa,
mendorong PT AP I agar menunaikan kewajibannya untuk membayar kontribusi tetap kepada

Pemprov NTB atas penyertaan aset di BIL.

Menjawab pandangan pansus ini, Gubernur kembali mengingatkan bahwa Pemprov dan
PT AP I itu sama-sama bagian dari negara. “Harus diingat bahwa PT AP itu BUMN bukan
Swasta,” kata Gubernur.
Dia juga menampik anggapan Dewan yang menyebut Pemprov tak berwibawa di
hadapan PT AP I. Menurutnya, wibawa itu tidak lantas berarti harus adu ngotot. Yang
terpenting, lanjut gubernur, bagaimana memastikan BIL tetap kondusif karena merupakan
pintu masuk dan mencerminkan wajah NTB.
“Kewibawaan bukan berarti keras-kerasan. Kalau daerah lain segel-segel kita tidak mau
kesana,” tegas Gubernur.

Sumber:
1. Lombok Post. Pemprov Minta “Fatwa” Mendagri Terkait Penjualan Aset Bil, Jumat,
14 Agustus 2015.
2. Suara NTB, AP Harus Berkontribusi Tetap ke Pemprov NTB, Jumat, 14 Agustus 2015.

Catatan:
 Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah (Pasal 1

angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah).
 Barang Milik Negara/Daerah yang tidak diperlukan bagi penyelenggaraan tugas
pemerintahan Negara/daerah dapat dipindahtangankan. Pasal 54 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 menyatakan bahwa pemindahtanganan Barang Milik
Negara/Daerah dilakukan dengan cara:
1. Penjualan;
2. Tukar Menukar;
3. Hibah; atau
4. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat/Daerah.
 Selanjutnya dalam Pasal 55 ayat (2) dan (3) PP 27 Tahun 2014 dijelaskan bahwa
pemindahtanganan Barang Milik Daerah untuk tanah dan/bangunan atau selain tanah
dan/atau bangunan yang bernilai lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
dilakukan

setelah

mendapat

persetujuan


Dewan

Perwakilan

Rakyat

Daerah.

Pemindahtanganan Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah dan/atau bangunan tidak

memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
apabila:
1. Sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
2. Harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam
dokumen penganggaran;
3. Diperuntukkan bagi pegawai negeri;
4. Diperuntukkan untuk kepentingan umum; atau
5. Dikuasai Negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan tetap
dan/atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang jika status

kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis.

i.

ii.

assets/aktiva/kekayaan, semua pos pada jalur debet suatu neraca keuangan yang
terdiri dari harta, piutang, biaya yang dibayar terlebih dahulu, dan pendapatan yang
masih harus diterima; properti atau harta benda yang dimiliki seseorang atau badan
hukum; modal, kekayaan atau kepemilikan; aset negara dan sebagainya.
prosedur, 1. tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas; 2. langkah-langkah
yang secara pasti dalam memecahkan suatu masalah.