BAHAN AJAR PENGEMBANGAN PEMBELJARAN PKn_5

Pendidikan Karakter

Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd
Jurusan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta

Hakikat Pendidikan Nilai dan
Sikap
• Nilai adalah suatu konsep yang
berada dalam pikiran manusia yang
sifatnya tersembunyi, tidak berada di
dalam dunia yang empiris.
• Nilai bagi seseorang tidaklah statis,
akan tetapi selalu berubah.
• Sikap merupakan komitmen
seseorang terhadap suatu nilai.

Nilai menurut Gulo
• Nilai tidak bisa diajarkan, tetapi diketahui dr
penampilannya.

• Pengembangan domain afektif pada nilai
tidak bisa dipisahkan dari aspek kognitif
dan psikomotor.
• Masalah nilai adalah masalah emosional
dan karena itu dapat berubah, berkembang,
sehingga bisa dibina.
• Perkembangan nilai atau moral tidak terjadi
sekaligus, tetapi melalui tahapan tertentu.

Pengertian karakter
• Karakter adalah terkait dengan perilaku
manusia.
• Wynne (1991); Kalidjernih (2011); Royani
(2012), menjelaskan bahwa karakter
berhubungan dengan perilaku manusia yang
positif.
• Wynne (1991, hlm. 139) bahwa karakter
berasal dari bahasa Yunani yang berarti to
mark (menandai) dan memfokuskan pada
perilaku nyata sehari-hari yang dapat

diamati.

Lanjutan….
• Lickona (1991, hlm. 51) menjelaskan
bahwa karakter terkait dengan tiga
hal, yaitu pengetahuan moral,
perasaan moral, dan perilaku moral.
• Karakter yang baik adalah terdiri dari
mengetahui yang baik,
menginginkan yang baik, dan
melakukan kebiasaan baik dari
pikiran, kebiasaan hati, dan
kebiasaan tindakan.

Lanjutan….

• Lickona (1991, hlm. 63) menjelaskan
bahwa karakter tidak berfungsi
dalam ruang hampa, ini berfungsi
dalam lingkungan sosial.

• Dalam bukunya Educating for
Character (1991) ia mengistilahkan
“character doesn’t function in a
vacuum, it functions in a social
environtment”.

Komponen-Komponen Karakter
yang Baik
• Karakter yang baik memiliki
komponen yang terdiri dari moral
knowing (pengetahuan moral), moral
feeling (perasaan moral), dan moral
action (perilaku moral).

Moral Knowing
• Moral awareness (kesadaran moral )
• Knowing moral values (pengetahuan
nilai-nilai moral)
• Perspective –taking (sudut pandang
orang lain)

• Moral-reasoning (alasan moral)
• Decision-making (pengambilan
keputusan)
• Self –knowledge (pengetahuan diri)

Moral Feeling







Conscience (hati nurani)
Self-esteem (harga diri)
Empathy (empati)
Loving the good (cinta kebaikan)
Self-control (kontrol diri)
Humility (kerendahan hati)


Moral Action
• Competence (kemampuan)
• Will (kemauan)
• Habit (kebiasaan)

Pendidikan Karakter
• Menurut Sudrajad (dalam Effendi, 2012,
hlm. 237) menjelaskan bahwa pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman
nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama lingkungan, maupun kebangsaan
sehingga mejadi manusia insan kamil.

Lanjutan….
• Pendidikan karakter merupakan hal yang
penting untuk ditanamkan kepada generasi

muda.
• Orang tua, pendidik, institusi agama, organisasi
kepemudaan memiliki tanggung jawab yang
besar untuk membangun karakter, nilai, dan
moral pada generasi muda (Krischenbaum,
1995, hlm. 3).
• Bebeau dkk. (1999, hlm. 19) bahwa pendidikan
karakter diperlukan sebagai sarana untuk
melawan penyimpangan dan anarkhi para
pemuda.

Lanjutan…..

• Sosialisasi moral dasar dalam pendidikan
karakter ini bertujuan untuk menciptakan
remaja yang melek moral.
• Pendidikan karakter merupakan proses
pendidikan yang menanamkan dan
mengembangkan karakter-karakter luhur
kepada anak didik, sehingga mereka memiliki

karakter luhur, dan menerapkan serta
mempraktikan dalam kehidupannya, baik di
lingkungan keluarga, warga masyarakat,
maupun warga negara. (Wibowo, 2012, hlm.
36)

Lanjutan….

• Bagley (Watson, 2010, hlm. 176)
memandang tugas pendidikan
adalah merubah anak secara
perlahan-lahan dari makhluk yang
sedikit buas menjadi makhluk yang
tertib terhadap hukum untuk dapat
hidup dalam masyarakat secara
beradab.
• Ryan & Bohlin (dalam Watson, 2010,
hlm. 176) pendidik moral bertugas
dalam paradigma transmisi budaya.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Pendidikan Karakter
• Dalam psikologi karakter, ketika akan
menghilangkan perilaku moral yang
jelek, dan membantu orang untuk
menjadi lebih baik, maka perlu
memperhatikan dampak lingkungan
(Lickona, 1991, hlm. 63).

Lanjutan…
• Menurut Wibowo (2012, hlm. 45) agar
implementasi pendidikan karakter di
sekolah dapat berhasil, maka syarat utama
yang harus dipenuhi antara lain:
– Teladan dari guru, karyawan, pimpinan sekolah,
dan para pemangku kebijakan sekolah.
– Pendidikan karakter dilakukan secara konsisten
dan secara terus menerus.
– Penanaman nilai-nilai karakter utama. Nilai-nilai
karakter yang utama akan mendasari

tumbuhnya karakter lainnya, sehingga nilai
karakter utama penting untuk ditumbuhkan
dalam diri siswa.

• Komponen-komponen dasar dalam
membangun moralitas yang
komprehensif dalam pendidikan
moral tersebut meliputi: 1) moral
sensitivity, 2) moral judgement, 3)
moral motivation, 4) moral character
(Bebeau, 1999).

Bentuk Pendidikan Karakter yang
Komprehensif
• mempromosikan nilai-nilai etika inti sebagai dasar
karakter yang baik;
• mendefinisikan karakter secara komprehensif dengan
memasukkan berpikir, merasa, dan perilaku;
• menggunakan pendekatan yang komprehensif,
proaktif, dan efektif untuk pengembangan karakter;

• menciptakan kepedulian komunitas sekolah;
• memberikan kesempatan siswa untuk tindakan moral;
• memasukkan kurikulum akademik yang bermakna dan
menantang yang menghormati semua peserta didik,
mengembangkan karakter mereka, dan membantu
mereka untuk sukses;

Lanjutan….
• berusaha untuk mendorong motivasi diri siswa;
• melibatkan staf sekolah dalam pembelajaran dan
komunitas moral yang bertanggung jawab dalam
pendidikan karakter dan upaya untuk mematuhi nilai-nilai
inti yang sama dalam membimbing pendidikan siswa;
• memupuk kepemimpinan moral bersama dan mendukung
inisiatif pendidikan karakter dalam jangka panjang;
• melibatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai
mitra dalam upaya pembangunan karakter;
• mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai
pendidik karakter, dan sejauh mana siswa
memanifestasikan karakter yang baik (Glanzer & Milson,

2006, hlm. 534).

Suksesnya Pendidikan Karakter di
Sekolah









pahami hakikat pendidikan karakter,
sosialisasikan dengan tepat,
menciptakan lingkungan yang kondusif,
kembangkan sarana dan sumber belajar yang
memadai,
disiplinkan peserta didik,
pilih kepala sekolah yang amanah,
wujudkan guru yang digugu dan ditiru,
serta libatkan seluruh warga sekolah dalam
menyukseskan pendidikan karakter. (Mulyasa,
2011, hlm.4)

PKn dan Pendidikan
Karakter
• Pendidikan karakter dan civic education di Amerika memiliki
hubungan meskipun bukan merupakan satu paket.
• Civic education memiliki peranan untuk memeperkuat dan
melengkapi perkembangan karakter.
• Telah lebih dari enam dasawarsa Pendidikan
Kewarganegaraan di Indonesia entah apapun namanya
syarat dengan muatan pendidikan karakter, karena
senantiasa memberikan bahan yang bertalian dengan
pengembangan etika normatif guna mengembangkan
warga negara yang baik atau good citizen (menjadi orang
baik melalui hubungan dengan orang lain) dan warga
negara nasional atau national citizen (menjadi anggota
suatu negara yang baik) (Kalidjernih, 2011, hlm. 21).

Lanjutan ….

• Menurut Fajar (Zubaedi, 2011, hlm.
277) PKn memiliki peranan yang
penting untuk mengembangkan
kemampuan, watak, dan karakter
warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.

Pembentukan Sikap
• Pembiasaan
• Modelling
• Value Clarification Technique

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA,
SAMPAI KETEMU MINGGU DEPAN, INSYA
ALLAH……