Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta ehb ppt lengkap

DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN
BAB 1 PENDAHULUAN

• Pengertian Pengukuran, Penilaian Dan Evaluasi
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian
bersifat kualitatif.Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai.
• Penilaian Pendidikan
Definisi yang pertama dikembangkan oleh Ralp Tyler (1950) mengatakan bahwa evaluasi
merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,
dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.
Definisi lebih luas dikemukakan oleh dua ahli yakni Cronbach dan Stufflebeam adalah bahwa
proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai,
tetapi digunakan untuk membuat keputusan

a) Makna bagi siswa ada 2 yaitu :
1. Memuaskan, Jika mendapat nilai yang memuaskan dan menyenangkan
akibatnya
siswa mempunyai motifasi yang cukup besar untuk belajar yang lebih giat.
2. Tidak memuaskan, Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh,
ia akan berusaha agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi.

Namun ada beberapa siswa yang lemah kemaunya, akan menjadi putus asa
dengan
hasil yang kurang memuaskan yang diperolehnya.
b) Makna bagi guru.
1. Dengan hasil yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana
yang
sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan.
2. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi
siswa sehingga untuk memberikan pengajaran yang akan datang tidak perlu
diadakan perubahan.
3. Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau
belum.
c) Makna bagi sekolah.
1. Apa bila guru mengadakan penilaian dan akan diketahui bagai mana hasil
belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang
diciptakan
oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum
2. Informasi dari guru tentang tepat tidak nya kurikulum untuk sekolah itu dapat
merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa
yang

akan datang.
3. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan

Tujuan Atau Fungsi Penilaian
Tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal :
a) Penilaian berfungsi sektif
b) Penilaian berfungsi diaknosis apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup
memenuhi
c) Penilaian berfungsi sebagai penempatan
d) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan dimaksud untuk mengetahui sejauh
mana suatu program dapat di terapkan.

Ciri-Ciri Penilaian Dalam Pendidikan
Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan, antara lain adalah
sebagai berikut :
a) Yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung. Menurut Carl
Whiteringtone anak yang intelejegen adalh anak yang mempunyai:

1. Kemampuan untuk bekerja dengan bilangan.
2. Kemampuan untuk mengukana bahasa dengan baik.

3. Kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru/cepat tanggap
4. Kemampuan untuk mengingat-ingat
5. Kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap kelucuan)
6. Kemampuan untuk berfantasi

b) Dari penilaian pendidikan yaitu pembinaan
ukuran kwantitatif
c) Dari penilaian pendidikan yaitu bahwa
penilaian pendidikan menggunakan,
unitunitatau satuan-satuan yang tetap karena IQ
105 termasuk anak normal
d) dari penilaian pendidikan adalah bersifat
relatif. Tidak sama atau tidak selalu teptap
e) Dalam penilaian pendidikan adalahbahwa
dalam penilaian pendididkan itu
sering
terjadi kesalahan-kesalahan. Sumber
kesalahan dapat ditinjau dari berbagai faktor,
yaitu:
1. terlertak pada alat ukurnya.

2. terletak pada orang yang melakukan penilaian.
3. terletak pada anak yang dinilai.
4 terletak pada situasi dimana penilaian berlangsung

BAB 2 SUBJEK DAN SASARAN
EVALUASI

Subjek Evaluasi

Yang dimaksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluaasi.
Sasaran Evaluasi
Apabila kita kembali kepada diagram di BAB 1, kita akan ingat kembali apa yang menjadi sasaran
dari pemilaian. Sasaran penilaian untuk unsur-unsurnya meliputi:
a) Input. Aspek yang bersifat rohanis mencakup 4 hal.
1. Kemampuan
2. Kepribadian
3. Sikap-sikap
4. Intelegensi
b) Transformasi
c) Output


BAB 3
PRINSIP DAN ALAT
EVALUASI

Prinsip Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya trigulasi yang
digambarka seperti dibawah ini.
tujuan

KBM

Penjelasan trigulasi di atas adalah demikian.
a) Hubungan antara tujuan dengan KBM
b) Hubungan antara tujuan dengan evaluasi
c) Hubungan antara KBM dengan evaluasi

Evaluasi

Alat Evaluasi

Adalah suatu yang dapat digunakan untuk mempermudah
seseorang untuk melaksanakan tugas atau emncapai tujuan secara
lebih efektif dan efisien. Ada dua teknik evaluasi yaitu, teknik non
test dan teknik test.
a) Teknik
test
Skala bertingkat
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.
Kuesioner (questioner)
Kuesioner juga dikenal sebagai angket. Kuesioner merupakan sebuah daftar yang harus diisi oleh
orang yang akan diukur(responden).
* Ditinjau dari siapa yang menjawab, yaitu kuersioner langsung dan kuersioner tidak langsung.
* Ditinjau dari segi cara menjawab, yaitu kuersioner langsung, kuersioner terbuka, daftar cocok
(check list), pengamatan (observation), riwayat hidup.
b) tekknik nontest
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa
sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
Test formatif dimaksudkan agar dapat mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti
suatu program tertentu. Test sumatif, mempunyai fungsi yaitu, untuk menentukan nilai, untuk menentukan
seorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam mengikukti program berkutnya.

Evaluasi formatif mempunyai manfaat, bagi siswa, guru, maupun program itu sendiri.

BAB 4 MASALAH TES

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur suatu
dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Ciri-Ciri Tes yang Baik

Ciri tes yang baik yaitu memiliki validitas (apabila mempunyai ketepatan
tinggi), reabilitas ( bersifat riel atau dapat dipercaya, objektivitas, praktibilitas
(bersifat simpel dan mudah pengad ministrasianny, dan ekonomis (tidak buang
wktu dan tidak butuh uang banyak)

BAB
5
VALIDITAS

Macam-Macam Validitas
Di dalam buku Encyclopedia of Educational Evaluation yan ditulis oleh Scarvia B. Anderson

dan kawan-kawan disebutkan:
A test is valid if it measures what it purpose to measure.yang artinya, sebuah tes dikatakan valid
apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.
Secara garis besar validitas ada dua macam, yaitu validitas
logios dan validitas empiris
•validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjukkan pada kondisi bagi sebuah instrumen
yang memenuhi persyaratan valid berdasarkanhasil penalaran.
•Validitas empiris yaitu pengalaman. Sebuah instrumen dikatakanmemiliki validitasempiris apabila sudah
diuji dari pengalaman.
•Ada 4 validitas yang dapat kita kenal yaitu:
1) Validitas isi,
2) Validitas konstrak,
3) Validitas “ada sekarang”, dan
4) validitas predictive.
Dua yang pertama yakni (1) dan (2) dicapai melalui penyusunan berdasarkan ketentuan atau teori,
sedangkan dua berikutnya, yakni (3) dan (4) dicapai atau diketahui sesudah dibuktikan melaluipengalaman

Cara Mengetahui Validitas Alat
Ukur
Dengan teknik yang digunakanuntuk mengetahui kesejajaran adalah teknik product moment yang dikemukakan oleh Pearson.

Rumus korelasi product moment ada 2 macam, yaitu
•Korelasi product moment dengan simpangan:
rxy =

dimana:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan (x = X - X dan y = Y – Y )
∑xy
= Jumlah perkalilan x dengan y
X2
= Kuadrat dari x
Y2
= Kuadrat dari y
Korelasi product moment dengan angka kasar
rxy

rxy =

dimana :
rxy

= Koofisien korelasi antara variable x dan varieble y, 2 variable yang di
korelasikan
Koofisien korelasi selalu terdapat antara -1,00sampai+1,00. Koefisien negativ menunjukkan hubungan
kebalikan
sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi adalah sebagai
berikut:
- antara 0,800 s.d. 1,00
: sangat tinggi
- antara 0,600 s.d. 0,800
: tinggi
- antara 0,400 s.d. 0,600
: cukup
- antara 0,200 s.d. 0,400
: rendah
- antara 0,00 s.d. 0,200
: sangat rendah

Validitas Butir Soal atau
Validitas Item
Validitas item adalah demikian sebuah item dikatakan validapabila mempunyai dukungan yang besar

terhadap skor total.
Untuk bentuk soal objektif skor bentuk item biasa diberikan dengan 1 (bagi item yang dijawab benar)
dan 0(bagi angka yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya merupakan jumlah dari skor untuk
semua item yang membangun soal tersebut. Icontoh perhitungan:
Contoh perhitungan :
TABEL ANALISIS ITEM UNTUK PERHITUNGAN
VALIDITAS ITEM

NO
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama
Hartati
Yoyok
Oktaf
Wendi
Diana
Paul
Susana
Helen

1

2
1
1
0
0
1
1
1
0

0
0
1
1
1
0
1
1

3
1
1
0
0
1
1
1
0

4

Butir Soal/item
5
6
7

0
0
0
0
1
0
1
1

1
1
0
1
1
1
1
1

1
0
1
1
1
0
1
1

1
0
0
0
0
1
1
1

8
1
1
1
0
0
0
0
1

9
1
1
0
1
0
0
0
1

10

Skor
total

1
1
1
0
0
0
0
1

8
5
4
5
6
4
7
8

Contoh perhitungan mencari validitas item :
TABEL PERSIAPAN UNTUK MENGHITUNG
VALIDITAS ITEM NO 6
NO

Nama

X

Y

1

Hartanti

1

8

2

Yoyok

0

5

3

Oktaf

1

3

4

Wendi

1

5

5

Diana

1

6

6

Paul

0

4

7

Susana

1

7

8

helen

1

8

Keterangan:
X = skor item no 6
Y = skor total
Sesudah diketahui ∑X, ∑X2,,∑Y ∑Y2, dan ∑XY tinggal memasukkan bilangan-bilangantersebut ke korelasi
product moment dengan rumus angka kasar.

Tes terstandar Sebagai Kriterium Dalam Menentukan Validitas
Tes terstandar adalah tes yang telah dicobakan berkali-kali sehingga dapat dijamin kebaikannya. Test standar antara lain :
=
sudah di cobakan beberapa kali dan dimana, beberapa koefisien validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda
dan lain-lain keterangan yang dianggap perlu.
= 0,108

Contoh perhitungan :

TABEL PERSIAPAN UNTUK MENGHITUNG
VALIDITAS ITEM NO 6
NO

Nama

X

Y

X2

Y2

XY

Keterangan

1

Nining

5

7

25

49

35

2

Maruti

6

6

36

36

36

Matematika tika

3

Bambang

5

6

25

36

30

yang dicari

4

Seno

6

7

36

49

42

validitasnya

5

Hartini

7

7

49

49

49

6

Heru

6

5

36

25

30

35

38

207

244

222

Jumlah

X = hasil tes

Y = hasil tes
terstandar

Dimasukan ke dalam rumus korelasi produk moment dengan angka kasar
sebagai berikut :
rxy =
=
rxy =

Contoh :

BAB 6
REABILITAS

Arti Reabilitas Bagi sebuah Tes
Adalah suatu tes yang dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
Secara garis besar dapat di kelompokkan menjadi 3 hal yaitu :
=
a. Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-butir soalnya.
b. Hal yang berhubungan dengan tercoba.
c. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes.
Cara-Cara Mencari Besarnya Reabilitas
a. Metode bentuk paralel (equivalent)
b. Metode tes ulang (test-retest method)
c. Metode belah dua atau split-half method
r11

=

Dimana :
r1/2 1/2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.
r11
= koefisien yang sudah di sesuaikan.
Kolerasi antara belahan tes = 0,60
Maka reliabilitas tes

=

=

= 0,75

BAB 7 TAKSONOMI
Arti dan Letak Taksonomi dalam Pendidikan
Tujuan harus dirumuskan sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan tersebut harus diberitahukan kepada para siswa dan
tidak untuk durahasiakan, karena dengan demikian siswa tahu materi-materi apa saja yang penting untuk dipelajari dan mana yng tak perlu
dipelajari.
Kepentingan hubungan antara kegiatan belajar-mengajar dengan tujuan, oleh seorang ahli bernama Scrieven (1967) dikemukakan
bahwa harus ada hubungan erat antara:
1. Tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran.
2. Bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi.
3. Tujuan kurikulum dengan alat-alat evaluasi.
Tujuan kurikulum yang dimaksud adalah tujuan yang dapat diukur. Ebel (`1963)berpendapat bahwa jika hasil belajar adalah sesuatu
yang penting tetapi tidak dapat diukur maka tujuan tersebut harus diubah.
Tujuan kurikulum dapat dirumuskan menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Tujuan umum pendidikan
2. Tujuan yang didasarkan atas tingkah laku
3. Tujuan yang lebih jelas yang didrumuskan secara operasional
Dalam pelaksanaan pendidikan ketiga tujuan ini harus ada.beberapa ahli telah mencoba memberikancara bagaimana menyebut ketiga
tingkatan tujuan ini, yang akhirnya oleh Viviane De Landsheere disimpulkan bahwa ada 3 tingkat tujuan (termasuk taksonomi), yaitu:
a. Tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan.
b. Taksonomi
Tujuan yang operasional

Taksonomi Bloom
Prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh Bloom dan Krathwohl ada 4 buah, yaitu:
a. Prinsip metodologis.
b. Prinsip psikologis.
c. Prinsip logis.
d. Prinsip tujuan
Secara garis besar Bloom dasn kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 tingkatan:
1. Karegori tingkah laku yang masih verbal.
2. Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan.
3. Tingkah laku konkret yang terdiri dari tugas-tugas (taks) dalam pertanyaan-pertanyaansebagai ujian dan butir-butir soal.

Ada 3 ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke-2 yang selanjutnya disebut taksonomi yaitu:
•Ranah kognitif
Ranah ini terdiri yaitu mengenal mengungkap atau mengingat kembali, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi.
•Ranah afektif
Ranah ini terdiri daripandangan atau pendapat sikap atau nilai.
•Ranah psikomotorik

BAB 8 TUJUAN INSTRUKSIONAL
Bermacam-Macam Tujuan Pendidikan
•Tujuan intruksional adalah masing-masing lembaga.
•Tujuan kurikuler adalah tujuan dari masing-masing bidang studi.
•Tiap-tiap tujuan, baik tujuan intruksional maupun tujuan kurikuler selalu merupakan sumbangan
bagi
tercapainya tujuan umum, yakni tujuan pendidikan nasional.
Tujuan Instruksional (Instructional Objectives)
Tujuan instruksional yaitu tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, ketrampilan
dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan
dalam bentuk tingkah laku (behavior) yang dapat diamati dan diukur.
Ada dua macam tujuan instruksional yaitu:
•Tujuan instruksional Umum
•Tujuan instruksional khusus
Merumuskan Tujuan Instruksional
Telah disebutkan bahwa tujuan instruksional adalah tujuan yang menyatakan ada
sesuatu yang dapat dikerjakan atauy dilakukan olehsiswa setelah pengajaran. Jadi sebelum,
adanya pengajaran siswa belum dapat mengerjakan atau melakukannya.

gkah-Langkah yang Dilakukan dalam Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus
* Mambuat tujuan instruksional umum untuk setiap mata pelajaran yang akan diajarkan.
* Dari masing-masing Tujuan instruksional umum dijabarkan manjadi sejumlah tujuan instruksional khusus
yang rumusannya jelas, khusus, dapat diamati, dan menunjukkan perubahan tingkah laku.
Contoh-contoh rumusan untuk tujuan instruksional
umum:
• Memahami teori evaluasi
• Mengetahui perbedaan antara skor dan nilai.
• Mengerti cara mencari validitas.
• Menghayati perlunya penilaian yang tepat.
• Mengjhargai kejujuran mahasiswa dalam mengerjakan tes
Rusan tujuan instruksional khusus yang lengkap
memuat 3 komponen, yaitu:
• Tingkah laku akhir .
• Kondisi demonstrasi.
• Standar keberhasilan.

Tingkah Laku Akhir
Tingkah laku akhir adalah tingkah laku yang diharapkan setelah
seseorang mengalami proses belajar.

Kata-Kata
Operasional
a) Cognitive domain; levels and corresponding action verbs
• Pengetahuan
• Pemahaman
• Aplikasi
• Analisis
• Sintesis
• Evaluasi
b) Affective domain; laerning levels and corresponding action verbs
• Reesiving
• Responding
• valuing
• organization
• characterization by value or value complex
c) psychomotor domain
• muscular or motor skills
• manipulations of materials or objects
• neuromuscular coordination
Kondisi
Demonstrasi
Kondisi demonstrasi adalah komponen Tujuan Instruksional Khusus yang menyatakan suatu
kondisi atau situasi yang dikenakan kepada siswa pada saat ia mandemonstrasikan tingkah laku akhir

BAB 9 TES STANDAR DAN TES BUATAN
GURU AL

Tes kemampuan dasar terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
•aptitud test (tes bakat)
•achievement test (tes prestasi)
Tes Prestasi Standar
Dibuat olehbeberapa kelompok atau profesor mempunyai koefisien validitas yang tinggi
Perbandingan Antara Tes Standar dengan Tes Buatan Guru

1.
2.
3.
4.

5.
6.

Tes Standar
Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari 1.
sekolah-sekolah di seluruh negara.
Mencakup aspek luas dan pengetahuan atau
keterampilan dengan hanya sedikit butir tes
untuk setiap keterampilan atau topik.
Disusun dengan kelengkapan staf profesor,
pembahas, editor, butir tes.
Menggunakan butir-butir tes yang sudah
diujicobakan (try out), dianalisis dan
direvisisebelum menjadi sebuah tes.
Mempunyai reabilitas yang tinggi.
Dimungkinkan menggunakan norma untuk
seluruh negara.

2.
3.
4.
5.
6.

Tes Bantuan Guru
Didasarkan atas bahan dan tujuan khusus
yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya
sendiri.
Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan
atau keterampilan yang sempit.
Biasanya disusun sendiri oleh guru dengan
sedikit atau tanpa bantuan orang lain/tenaga
ahli.
Jarang-jarang menggunakan butir-butir tes
yang sudah diujicobakan, dianalisis, dan
direvisi.
Mempunyai reabilitas sedang atau rendah.
Norma kelompok terbatas kelas tertentu.

Kegunaan tes standar adalah:
•Jika ingin membuat perbandingan
•Jika banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak tersedia data tentang calon ini.

Kegunaan tes buatan guru adalah:
•Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu.
•Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai.
•Untuk memperoleh suatu nilai.
Kelengkapan Tes Standar
Sebuah tes yang sudah distandarisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes
standar,
biasanya dilengkapi dengan sebuah manual.
Secara garis besar manual tes standar ini memuat:
•Ciri-ciri mengenai tes.
•Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes
•Proses standarisasi tes
•Petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes
•Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor
•Petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil
•Saran-saran lain

BAB 10 PENYUSUNAN
TES
Fungsi Tes
Guru harus selalu ingat akan fungsi tes. Sehubungan dengan hal-hal yang harus diingat pada waktu
penyusunan tes, maka fungsi tes dapat ditinjau dari 3 hal:
•Fungsi untuk kelas,
•Fungsi untuk bimbingan,
•Fungsi untuk administrasi.
Selain fungsi-fungsi tes ini, hal lain yang harus diingat adalah:
1) hubungan dengan penggunaan,
2) komprehensif,
3) kontinu.
Langkah-Langkah dalam Penyusunan Tes
Urutan langkah yang dilakukan adalah:
a. Menentukan tujuan mengadakan tes
b. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan di tes
c. Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan.
d. Menderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula
aspek
tingkah laku terkandung dalam TIK itu.
e. Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek
berpikir yang
diukur beserta imbangan kedua hal tersebut.
f. Menuliskan butir-butir soal.

Penyusunan item yang paling mudah dilakukkan adalah pengukuran aspek ingatan. Itulah sebabnya
dalam tulisan ini akan dikemukakan cara-cara item mengenai setiap aspek.]
a. Soal ingatan
b. Soal pemahaman
c. Soal analisis
d. Soal sintetis
e. Soal evaluasi

Komponen Komponen Tes

Komponen atau kelengkapan sebuah tes terdiri atas :
a. Buku tes, yakni lembaran atau buku yang memuat butir-butir soal yang harus
dikerjakan oleh sisiwa.
b. Lembar jawaban tes, yaitu lembaran yang disediakan oleh penilaian bagi testee untuk
mengerjakan tes.
c. Pedoman penilaian, yaitu pedoman penilaian atau pedoman skoring keterangan
perincian tentang skor atau angka yang diberikan kepda siswa bagi soal-soal yang telah
dikerjakan.

BAB 11 TES TERTULIS UNTUK PRESTASI
BELAJAR
Bentuk-Bentuk Tes
Yaitu tes yang dibuat oleh guru ini terutama menilai kemajuan siswa dalam hal pencapaian
hal yang dipelajari. Dalam hal ini dibedakan menjadi dua bentuk tes, yaitu :
1. Tes Subyuktif,
a. Kebaikan-kebaikannya.
b. Keburukan-keburukannya.
c. Petunjuk penyusunan.
2. Tes obyektif
a. Kebaikan-kebaikannya.
b. Keburukan-keburukannya.
c. Petunjuk penyusunan.
Macam-Macam Tes Objektif
a. Tes benar-salah (truefalse)
1. Kebaikan tes benar salah :
- Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak banyak memakan tempat
karena biasanya pertanyaannya singkat saja.
- Mudah menyusunnya
- Dapat digunakan berkali-kali.
- Dapat dilihat secara cepat dan obyektif.
- Petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti.

2. Keburukannya :
- Sering membingungkan.
- Mudah ditebak/diduga
- Banyak masalah yang tidak dapat ditanyakan hanya dengan dua
kemungkinan benar atau salah.
- Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan pengenalan kembali.
3. Petunjuk penyusunan :
- Tulisan huruf B-S pada permulaan masing-masing item dengan maksud
untuk mempermudah mengerjakan dan menilai.
- Usahakan agar jumlah butir soal yang harus dijawab B sama dengan butir
soal yang harus dijawab S.
- Hindari item yang masih bisa diperdebatkan.
- Hindari pertanyaan-pertanyaan yang persis dengan yang persis dengan
buku.
- Hindari kata yang cenderung memberi saran.
b. Tes pilihan ganda (mutriple
choice test)
1. Pengunaan tes pilhan ganda.
2. petunjuk penyusunan
3. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tes pilihan ganda
•instruksi pengerjaanya harus jelas.
•dalam multiple choice test hanya ada satu jawaban yang benar.
•kalimat pokoknya hendaknya mencakup dan sesuai dengan rangkaian
mana pun yang dapat dipilih.
•kalimat pada butir soal hendaknya sesingkat mungkin.
•usahakan menghindarkan penggunaan bentuk negatif dalam kalimat pokoknya.
•kalimat pokok dalam setiap butr soal, hendaknya tidak tergantung pada butir soal-soal lain.
•Gunakan kata-kata:”manakah jawaban paling baik”,pilihlah satu yang pasti lebih baik dari yang lain”,
•bilamana terdapat lebih dari satu jawaban yng benar.

Cara mengolah skor:
Untuk mengolah skor dalam tes bentuk pilihan ganda ini digunakan 2
macam rumus yaitu:
1.Dengan denda, dengan rumus:
S=R

S
R
W
0
1

= skor yang diperoleh
= jawaban yang betul
= jawaban yang salah
= banyaknya option
= bilangan tetap

1. Tanpa denda, dengan rumus:
S=R-

Pengukuran Ranah Afektif
Pengukuran ranah afektif tidak bisa dilakukan setiap saat karena perubahan
tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu

Jenis jenis skala sikap

Ada beberapa bentuk skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, antara lain:
•Skala Likert (SS, S, TB, TS, STS)
•Skala pilihan ganda (A, B, C, D)
•Skala Thurstone
•Skala guttman
•Sematic differential
•Pengukuran minat

Pengukuran Ranah Psikomotor

Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan.
Misalnya penampilan dalam penggunaan termometer diukur mulai dari pengetahuan merka mengenai
alat tersebut, pemahaman tentang alat dan penggunaan (aplikasi), kemudian baru cara
menggunakannya dalam bentuk keterampilan.

BAB 12 TABEL
SPESIFIKASI
Fungsi Tabel Spesifikasi
Fungsi tabel spesifikasi adalah untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari
bahan/materi serta aspek kejiwaan/tingkah laku yang akan dicakup dalam tes, dibuatlah tabel
spesifikasi.
Aspek yang diukur

Ingatan
(1)

Pemahaman
(P)

Aplikasi
(A)

Jumlah

Pokok materi
Bagian I
Bagian II
Bagian III
Bagian n
(terakhir)

......
......
......
......
......

......
......
......
......
......

......
......
......
......
......

......
......
......
......
......

Jumlah

......

......

......

......

BAB 13 MENGANALISIS
HASIL TES
Menilai Tes yang Dibuat Sendiri
Ada 4 cara untuk menilai tes,
a. cara pertama meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, kadang
yaitu :
kadang dapat diperoleh jawaban tentang ketidak jelasan perintah atau bahasa,
dan taraf kesukaran.
b. cara kedua adalah mengadakan analisis soal (item analysis). Adalah suatu prosedur
yang
sistematis, yang akan memberikan informasi- informasi yang sangat khusus terhadap
butir tes
yang kita susun.
c. cara ketiga adalh mengadakan checking validitas yang paling penting dari tes buatan
guru
adalah validitas kurikuler (content validity).
Analisis Butir Soal (Item Analysis)
Ada tiga masalah yang berhubungan dengan analisis
soal, yaitu :
a. Taraf kesukaran.

Bilanngan yang menunjukan sukar dan mudah nya sesuatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty indek). Didalam istilah evaluasi, indek kesukaran ini
diberikan simbol P (p besar), singkatan dari “proporsi”.

Rumus mencari P adalah :
P=

Dimana :
P
= indeks kesukaran
B
= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul.
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasi sebagai
berikut :
- Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
- Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
- Soal dengan P 1,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
b. Daya pembeda.
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa
yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)
Klasifikasi daya pembeda :
D = 0,00 -- 0,20 = jelek
D = 0,20 -- 0,40 = cukup
D = 0,40 -- 0,70 = Baik
D = 0,70 -- 1, 00 = Baik sekali
D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang
mnempunyai
nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
c. Pola jawaban soal.
Yang dimaksud pola jawaban disini adalah distribusi testee dalam hal menentukan pilihan
jawaban pada soal bentuk pilihan ganda.

BAB 14 MENSKOR DAN
MENILAI
Menskor
Dalam hal pekerjaan menskor atau
menentukan angka, dapat digunakan 3
macam alat bantu, yaitu:
•Pembantu menentukan jawaban yangn benar, disebut kunci jawaban.
•Pembantu penyeleksi jawban yang benar dan yang salah, disebut kunci skoring.
•Pembantu menentukan angka, dfisebut pedoman penilaian.
Keterangan dan penggunaanya dalam berbagai
bentuk
•Kunci tes.
jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul-salah.
•Kunci jawaban dan kuncipemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda
•Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat.
•Kunci jawaban dan kkkunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan.
•Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian (isi)
•Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas.
Perbedaan antara Skor dan Nilai
Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka
bagi setiap soal tes yang dijawab betu olah siswa. Sedangkan nilai adalah angka ubahan dari
skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan standar
Perbedaan antara Skor dan Nilai
a. Dengan standar mutlak
b. Dengan standar relative

BAB 15 MENGOLAH
NILAI
Beberapa Skala Penilaian
•Skala bebas
Adalah skala yang tidak tetap dalam penggunaan skoring nilai.
•Skala 1 – 10
Adalah skala yang menggunakan besaran angka dari angka 1 hingga 10 untuk menilai menskor
•Skala 1 – 100
•Skala huruf
Selain menggunakan angka, pemberian nilai dapat dilakukan dengan huruf A, B, C, D, E.

Distribusi Nilai

Distribusi nilai yang dimiliki oleh siswa-siswanya dalam suatu kela didaarkan pada dua macam standa
yaitu:
a) Standar mutlak.
b) B. standar relatif.
1)Distribusi nilai berdasarkan tandar mutlak
Dengan dasar bahwa hasil belajar siswa dibandingkan dengan sebuah standar
mutlak atau dalam hal ini skor tinggi yang diharapkan, maka tingkat penguasaan siswa akan
terlihat dalam berbagai bentuk kurva.
b) Distribusi nilai berdasarkan standar reatiftelah diterangkan di depan bahwa dalam
menggunakan standar relatif atau norm-refrenced, kedudukan seseorang selalu dibandingkan
dengan kawan-kawannya dalam kelompok.

Standar Nilai

Dari ndistribusi nilai, kita dapat membicarakan standar nilai. Macam standar nilai antara lain:
1) Standar eleven
2) Standar sepuluh
Menhitung Mean
Langkah-langkahnya adalah:
• Menentukan Mean Duga
• Menentukan Devisi Duga
• Manghitung Mean yang sebenarnya
Menghitung Deviasi Standar (DS) atau Standar Deviasi (SD)
Menghitung nilai berskala1-10
3) Standar lima

BAB 16 KEDUDUKAN SISWA DALAM
KELOMPOK
Yang dimaksud dengan kedudukan siswa dalam kelompoknya adalah letak seseorang
iswa di dalam urutan tingkatan.
Cara-Cara Menentukan Kedudukan Siswa
Ada beberapa macam cara untuk menentukn rangking atau kedudukan siswa dalam kelompok.
Namun disini hanya diberikan 4 cara saja, yaitu:
a) Dengan rangking sederhana (simple rank)
Adalah urutan yang menunjukkan letak/kedudukan seseorang dalam kelompoknya
dan dinyatakan dengan nomor atau angka biasa.
b) engan rangking presentase (percentile rank)
Adalah kedudukan seseorang dalam kelompok, menunjukkan banyaknya presentase
yang berada di bawahnya.
c) engan standar deviasi…..
Adalah penentuan kedudukan dengan membagi kelas atas kelompok-kelompok.
Penentuan kedudukan dengan standar deviasi dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu:
1) Pengelompokan atas 3 rangking.
2) Pengelompokan atas 11 rangking.
d) Dengan menggunakan z-score
Adalah angka yang menunjukkan perbandingan perbedaan score sesorang dari Mean,
dengan Standar Deviasinya.

BAB 17 MENCARI NILAI
AKHIR
Faktor-Faktor yang Turut Diperhitungkan dalam Penilaian
Secara garis besar dapat ditentukan unsur umum dalam penilaian yang menyangkut
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan.
Unsur umum tersebut adalah sebagai berikut.
a) Prestasi atau pencapaian (achievement).
Nilai prestasi harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat
mencapaitujuan yang ditetapkan di setiap bidang studi.
b) Usaha (effort).
Yang sering terjadi adalah kecenderungan dari guru untuk menulai unsur usaha ini lebih
rendah bagi anak yang prestasinya rendah dan sebaliknya.
c) Aspek pribadi dan sosial (personal and social characteristics).
Unsur ini juga perlu dilaporkan terutama yang berhubungan dengan berlangsungnya
prose belajar mengajar.
d) Kebiasaan bekerja (working habits).
Yang dimaksud disini adalah melakukan hal-hal yang berhubungan dengan
kebiasaan melakukan tugas.
Macam dan Cara Membuat Laporan
Cara menentukan Nilai
a) Untuk memperoleh nilai akhir, perlu diperhitungkan nilai tes formatif dan tes sumatif
b) Nilai akhir diperoleh dari nilai tugas, nilai harian, dan nilai ulangan umum dengan
bobot 2, 3, dan 5.
c) Nilai akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian( diberi bobot satu) dan
nilai EBTA (diberi bobot 2), kemudian dibagi 3.

BAB 18 MEMBUAT
LAPORAN
Pentingnya Laporan
Secara sistematis dapat dikemukakan disini bahwa laporan tentang siswa bermanfaat bagi
Beberapa pihak yaitu sebagai beikut.
• Siswa sendiri
Bagi siswa, laporan kemajuan atau laporan prestasi akan sangat bermanfaat karena dapat
meningkatkan semangat belajar siswa itu sendiri.
• Guru yang mengajar
Guru dapat mengetahui apakah materi sudah cukup dikuasi oleh dan
kemajuan siswa-siswanya.
• Guru lain apabila tidak ada catatan mengenai siswa,
maka guru yang mengganti mengajar akan tidak tahu bagaimana meladeni
natau memperlakukan siswa tersebut.
• Petugas lain di sekolah
Kepla sekolah, wali kelas, dan guru pembimbing, ketiganya merupakan personal-personal
penting yang juga memerlukan catatan tentang siswa.
• Orang tua
Secara alamiah orang tualah yang mempunyai tanggung jawab utama
terhadap pendidikan anak.
• Pemakai lulusan
Setiap siswa sudah lulus dari pendidikan, selalu membawa bukti bahwa ia telah
memiliki suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu

Macam dan Cara Membuat Laporan

secara garis besar , catatan tentang siswa dapat dibuat dengan 2 macam cara,
yakni ebagai berikut.

• Catatan lengkap
Adalah catatan tentang siswa yang hanya berisi gambaran tentang prestasi siswa,
dan hanya sedikit saja yang menyinggung tentang kepribadian.
• Catatan tidak lengkap
Adalah catatan tentang siswa yang hanya berisi gambaran tentang prestasi siswa,
dan hanya sedikit saja menyinggung tentag kepribadian
Tentang catatan prestasi belajarsiswa itu sendiri dapat dibedakan atas 2 cara:
• Dengan pernyataan lulus belum lulus
• Dengan nilai siswa.

BAB 19 EVALUASI PROGRAM
PENGAJARAN
Evaulasi
programItu?
yaitusuatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
Apakah Evaluasi
Program
melihat
tingkat keberhasilan program. Program itu sendiri ada 2 makna yaitu: (a) program adalah
rencana, dan
(b) program adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan seksama. Sebetulnya yang
menjadi titik
awal dari kegiatan evaluasi program adalah keingin tahuan penyusun program untukmelihat
apakah
program sudah tercapai atau belum.
Guru adalah
yang palingEvaluasi
penting statusnyadi
Mengapa
Guru orang
Perlu Melakukan
Program dalam kegiatan belajar-mengajar karena
guru memegang tugas yang amat penting, yaitu mengatur dan mengemudikan bahtera kehidupan
kelas.
Objek ataun Sasaran Evaluasi Program

•Input (masukan)
Siswa dalah subjek yang menerima pengajaran.
•Materi atau kurikulum
Di Indonesia, kurikulum berlaku secara nasional karena kita menganut sistem sentralisasi.
•Guru
Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar.
•Metode atau pendekatan dalam mengajar
Di dalam melaksanakan pengajaran, tidak mustahil bahwa guru menjumpai kesulitan
di tengah-tengah waktu mengajar, disebabkankarena ketidak tepatan dalam memilih metode
atau pendekatan
•Sarana: alat pelajaran atau media pendidikan
Komponen lain yang perlu di evaluasi oleh guru dalm melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah sara
•Lingkungan manusia
•Lingkungan bukan manusia
Yang dimaksud dengan lingkungan bukan manusia adalahsegala hal yang berada di lingkungan siswa (dala

Objek ataun Sasaran Evaluasi Program
•Input (masukan)
Siswa dalah subjek yang menerima pengajaran.
•Materi atau kurikulum
Di Indonesia, kurikulum berlaku secara nasional karena kita menganut sistem sentralisasi.
•Guru
Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar.
•Metode atau pendekatan dalam mengajar
Di dalam melaksanakan pengajaran, tidak mustahil bahwa guru menjumpai kesulitan
di tengah-tengah waktu mengajar, disebabkankarena ketidak tepatan dalam memilih metode
atau pendekatan
•Sarana: alat pelajaran atau media pendidikan
Komponen lain yang perlu di evaluasi oleh guru dalm melaksanakan kegiatan belajar
mengajar adalah sarana pendidikan, yang meliputi alat pelajaran dan media pendidikan.
•Lingkungan manusia
•Lingkungan bukan manusia
Yang dimaksud dengan lingkungan bukan manusia adalahsegala hal yang berada
di lingkungan siswa (dalam radius tertentu) yang secara langsung maupun tidak, berpengaruh terhadap
pretasi belajar siswa.
Bagaimana Cara Melaksanakan Evaluasi Program
•Pertanyaan tentang siswa
•Pertanyaan tentang guru
•Pertanyaan tentang kurikulum
•Pertanyaan tentang sarana
•Pertanyaan tentang metode dan pendekatan
•Pertanyaan tentang lingkungan manusia
•Pertanyaan tentang lingkungan bukan manusia