Jenis Tes Bahasa IAIN Gorontalo 09
JENIS TES BAHASA
JENIS TES BAHASA
Burhan Nurgiyantoro
Burhan Nurgiyantoro
FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta
FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta
Gorontalo, 6 Juni 2009
(2)
Jenis Tes Bahasa
Jenis Tes Bahasa
Tes bahasa mengalami perkembangan dari waktu
Tes bahasa mengalami perkembangan dari waktu
ke waktu
ke waktu
Kemunculan dan perubahan penekanan dalam
Kemunculan dan perubahan penekanan dalam
tes bahasa dimaksudkan untuk memerbarui tes
tes bahasa dimaksudkan untuk memerbarui tes
sesuai dengan pandangan, pendekatan, dan
sesuai dengan pandangan, pendekatan, dan
fokus pembelajaran bahasa
fokus pembelajaran bahasa
Pembaruan yang dilakukan sering berdasarkan
Pembaruan yang dilakukan sering berdasarkan
kelemahan yang ada sebelumnya
kelemahan yang ada sebelumnya
Tetapi, betapapun kelemahan yang ada tetap saja
Tetapi, betapapun kelemahan yang ada tetap saja
tes-tes itu ada manfaatnya; jadi kita tak dapat
tes-tes itu ada manfaatnya; jadi kita tak dapat
meniadakan begitu saja
meniadakan begitu saja
Adanya unsur tumpang-tindih juga tidak dapat
Adanya unsur tumpang-tindih juga tidak dapat
dielakkan
(3)
1. Tes Diskret
Discrete point test: tes yang hanya menekankan/
menyangkut satu aspek kebahasaan pada satu waktu Tiap butir tes hanya untuk mengukur satu aspek
kebahasaan: fonologi, morfologi, sintaksis, kosakata Tes diskret juga dapat menyangkut tes keterampilan berbahasa
Dasar pemikiran tes diskret (juga dalam hal pengajaran) adalah teori strukturalisme (linguistik) dan behaviorisme (psikologi)
Kedua teori itu beranggapan bahwa keseluruhan dapat dipecah-pecah ke dalam bagian-bagian
Atau, keseluruhan adalah jumlah dari bagian-bagian
Tiap bagian tersebut (kebahasaan dan keterampilan) dapat diajarkan dan diteskan secara terpisah
Pembelajaran dan pengujian kebahasaan dalam teori ini mengabaikan konteks
(4)
Lanjutan…
Pandangan bahwa teori tes diskret dapat memecah-mecah unsur kebahasaan dan menghadirkannya dalam keadaan terisolasi, dianggap sebagai kelemahan tes diskret yang paling mencolok
Orang tidak mungkin belajar bahasa dalam situasi yang mutlak diskret dan terisolasi (tanpa konteks)
Lagi pula dalam hal belajar bahasa, keseluruhan belum tentu sama jumlah dari bagian-bagian
Ada kompetensi yang harus dimiliki seseorang yang di luar kebahasaan (: pendekatan komunikatif)
Kompetensi komunikatif memprasyaratakan kompetensi-kompetensi lain selain unsur bahasa, misalnya kompetensi-kompetensi sosial (faktor sosio-kultural)
Faktor sosio-kultural memegang peran penting dalam menunjang kompetensi omunikatif seseorang
Tes diskret gagal untuk mengukur kompetensi komunikatif yang justru memprasyaratkan adanya keterlibatan banyak unsur kebahasaan dan faktor yang di luar bahasa
(5)
Lanjutan…
Persoalan yang muncul: apakah tes diskret tidak perlu lagi dipergunakan di sekolah untuk mengukur kadar keberhasilan belajar bahasa siswa?
Teori baru dibangun atau sebagai reaksi teori sebelumnya; yang baru tak dapat sama sekali meninggalkan yang lama Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa tak dapat sama sekali meninggalkan pandangan strukturalisme Dalam tahap awal pembelajaran bahasa bagi orang dewasa, pengajaran unsur struktural bahasa masih amat dibutuhkan Orang tidak akan bisa begitu saja diajak berbicara bahasa asing sebelum memiliki pengetahuan tentang sistem bahasa itu
Artinya: pengajaran unsur bahasa masih diperlukan
Jika pengajaran unsur struktur masih dilakukan, tes diskret mau tidak mau masih juga diperlukan
(6)
2. Tes Integratif
2. Tes Integratif
Integrative test: tes yang mengukur lebih dari unsur Integrative test: tes yang mengukur lebih dari unsur
kebahasaan atau satu keterampilan berbahasa dalam satu kebahasaan atau satu keterampilan berbahasa dalam satu
waktu waktu
Dalam tes integratif, ada beberapa unsur kebahasaan atau Dalam tes integratif, ada beberapa unsur kebahasaan atau
keterampilan berbahasa yang harus harus dilibatkan, dan keterampilan berbahasa yang harus harus dilibatkan, dan
itu dipadukan itu dipadukan
Dalam satu kali tes minimal ada dua aspek/keterampilan Dalam satu kali tes minimal ada dua aspek/keterampilan
yang diukur yang diukur
Aspek-aspek kebahasaan tidak saling dipisahkan, Aspek-aspek kebahasaan tidak saling dipisahkan,
melainkan dipadukan sehingga ada keterkaitan melainkan dipadukan sehingga ada keterkaitan
antarunsur/antarketerampilan antarunsur/antarketerampilan
Bahasa yang alamiah bukanlah kumpulan dari unsur-unsur Bahasa yang alamiah bukanlah kumpulan dari unsur-unsur
bahasa semata bahasa semata
Dalam tes keterampilan bahasa, bahkan akan lebih baik jika Dalam tes keterampilan bahasa, bahkan akan lebih baik jika
juga mempertimbangkan aspek konteks juga mempertimbangkan aspek konteks
Tes integratif memang sudah memadukan beberapa unsur Tes integratif memang sudah memadukan beberapa unsur
kebahasaan, tetapi belum tentu kontekstual kebahasaan, tetapi belum tentu kontekstual
Tes yang kontekstual lazimnya bersifat Tes yang kontekstual lazimnya bersifat
pragmatik/komunikatif pragmatik/komunikatif
(7)
Lanjutan…
Lanjutan…
Tes pragmatik/komunikatif pasti integratif, tetapi
Tes pragmatik/komunikatif pasti integratif, tetapi
tes integratif belum tentu pragmatik
tes integratif belum tentu pragmatik
Tes integratif yang tidak kontekstual masih
Tes integratif yang tidak kontekstual masih
terisolasi, mirip-mirip dengan tes diskret, belum
terisolasi, mirip-mirip dengan tes diskret, belum
mencerminkan penggunaan bahasa yang alamiah
mencerminkan penggunaan bahasa yang alamiah
Berbagai tes unsur kebahasaan yang diteskan
Berbagai tes unsur kebahasaan yang diteskan
minimal berada dalam konteks kalimat, atau
minimal berada dalam konteks kalimat, atau
konteks yang lebih besar
konteks yang lebih besar
Dilihat dari sudut pembelajaran bahasa dewasa
Dilihat dari sudut pembelajaran bahasa dewasa
ini, tes integratif terlihat lebih menjanjikan
ini, tes integratif terlihat lebih menjanjikan
daripada tes diskret
daripada tes diskret
Walau demikian, pemilihan tes haruslah
Walau demikian, pemilihan tes haruslah
disesuaikan dengan pendekatan, metode, dan
disesuaikan dengan pendekatan, metode, dan
teknik, bahkan juga bahan pembelajaran, yang
teknik, bahkan juga bahan pembelajaran, yang
dipergunakan dalam pembelajaran bahasa di
dipergunakan dalam pembelajaran bahasa di
kelas
(8)
3. Tes Pragmatik
3. Tes Pragmatik
•
Tes pragmatik berangkat dari pandangan bahwa Tes pragmatik berangkat dari pandangan bahwabahasa adalah alat berkomunikasi, maka seseorang
bahasa adalah alat berkomunikasi, maka seseorang
dinyatakan memiliki kompetensi berbahasa adalah jika
dinyatakan memiliki kompetensi berbahasa adalah jika
mampu mempergunakan bahasa itu dalam konteks
mampu mempergunakan bahasa itu dalam konteks
yang sesungguhnya
yang sesungguhnya
•
Tes pragmatik: pendekatan dalam tes keterampilan Tes pragmatik: pendekatan dalam tes keterampilan berbahasa untuk mengukur seberapa baik pembelajarberbahasa untuk mengukur seberapa baik pembelajar
mampu mempergunakan elemen bahasa sesuai
mampu mempergunakan elemen bahasa sesuai
dengan konteks berbahasa yang sesungguhnya
dengan konteks berbahasa yang sesungguhnya
•
Tes pragmatik: Tes pragmatik: prosedur/tugas yang menuntut prosedur/tugas yang menuntutpembelajar menghasilkan urutan unsur bahasa sesuai
pembelajar menghasilkan urutan unsur bahasa sesuai
dengan pemakaian bahasa secara nyata, dan
dengan pemakaian bahasa secara nyata, dan
sekaligus menuntut pembelajar menghubungkannya
sekaligus menuntut pembelajar menghubungkannya
dengan konteks ekstralinguistik
dengan konteks ekstralinguistik
•
Dalam tes pragmatik Dalam tes pragmatik tak ada lagi tes struktur/kosakata tak ada lagi tes struktur/kosakata secara tersendirisecara tersendiri, tetapi semua unsur kebahasaan , tetapi semua unsur kebahasaan terlibat dan langsung dikaitkan dengan unsur
terlibat dan langsung dikaitkan dengan unsur
ekstralinguistik sekaligus
(9)
Lanjutan…
Lanjutan…
•
Dalam kehidupan berbahasa ada dua hal yang Dalam kehidupan berbahasa ada dua hal yang terlibat:terlibat: konteks linguistikkonteks linguistik dan dan ekstralinguisikekstralinguisik
•
Konteks linguistik: bahasa sebagai lambang verbal Konteks linguistik: bahasa sebagai lambang verbal dengan segala unsurnyadengan segala unsurnya
•
Konteks ekstralinguistik: dunia atau sesuatu yang di Konteks ekstralinguistik: dunia atau sesuatu yang di luar bahasa, sesuatu yang disampaikan lewat media luar bahasa, sesuatu yang disampaikan lewat mediabahasa bahasa
•
Dalam kehidupan berbahasa terdapat Dalam kehidupan berbahasa terdapat hubungan hubungan sistematis dan timbal-baliksistematis dan timbal-balik antara kedua konteks antara kedua konteks tersebut
tersebut
•
Ada berbagai hal di luar bahasa yang berpengaruh Ada berbagai hal di luar bahasa yang berpengaruh terhadap pemilihan wujud bahasa dalamterhadap pemilihan wujud bahasa dalam
berkomunikasi, dan itulah yang disebut sebagai berkomunikasi, dan itulah yang disebut sebagai
faktor penentu atau pragmatik
faktor penentu atau pragmatik
•
Faktor pragmatik/faktor penentu ada banyak Faktor pragmatik/faktor penentu ada banyakjenisnya, misalnya siapa yang berkomunikasi, apa jenisnya, misalnya siapa yang berkomunikasi, apa
tujuan komunikasi, masalah yang dikomunikasikan, tujuan komunikasi, masalah yang dikomunikasikan,
tingkat formalitas ketika komunikasi terjadi, dll. tingkat formalitas ketika komunikasi terjadi, dll.
(10)
Lanjutan…
Lanjutan…
•
Tes pragmatik mengukur kemampuan berbahasa Tes pragmatik mengukur kemampuan berbahasa pembelajar dalam konteks yang sesungguhnyapembelajar dalam konteks yang sesungguhnya
•
Namun, itu harus ada kesesuaian dengan metode Namun, itu harus ada kesesuaian dengan metode pembelajaran bahasapembelajaran bahasa
•
Pembelajaran bahasa haruslah menekankan pada Pembelajaran bahasa haruslah menekankan pada kemampuan berbahasa, bukan sistem bahasakemampuan berbahasa, bukan sistem bahasa
•
Dengan begitu ada keselarasan antara model Dengan begitu ada keselarasan antara modelpembelajaran dan model penilaian
pembelajaran dan model penilaian
•
Namun, pada praktiknya tidak mudah mengreaikan Namun, pada praktiknya tidak mudah mengreaikanpembelajaran bahasa yang benar-benar kontekstual dan
pembelajaran bahasa yang benar-benar kontekstual dan
komunikatif
komunikatif
•
Artinya, Artinya, pembelajaran “penggunaan bahasa”, pembelajaran “penggunaan bahasa”,kemampuan berbahasa, masih saja artifisial, namun itu
kemampuan berbahasa, masih saja artifisial, namun itu
sudah lebih baik daripada yang benar-benar diskret dan
sudah lebih baik daripada yang benar-benar diskret dan
terisolasi
terisolasi
•
Tes pragmatik yang masih berwujud penggunaan dalam Tes pragmatik yang masih berwujud penggunaan dalam konteks artifisial juga sudah lebih baik daripada yangkonteks artifisial juga sudah lebih baik daripada yang
benar-benar diskret yang hanya bertujuan mengukur
benar-benar diskret yang hanya bertujuan mengukur
pengetahuan tentang sistem
(11)
Contoh Tes Pragmatik
Contoh Tes Pragmatik
•
Ada banyak model dan contoh, dan salah satunya adalah tes Ada banyak model dan contoh, dan salah satunya adalah tes tes cloze tes cloze ((cloze testcloze test))
•
Tes jenis ini baik dipakai untuk pemahaman bacaan; tes pemahaman Tes jenis ini baik dipakai untuk pemahaman bacaan; tes pemahamanwacana dengan tes objektif berkorelasi secara positif dengan hasil tes cloze
wacana dengan tes objektif berkorelasi secara positif dengan hasil tes cloze
•
Tes cloze adalah tes yang berupa pengisian kembali kata-kata ke-n yang Tes cloze adalah tes yang berupa pengisian kembali kata-kata ke-n yang sengaja dihilangkan dalam sebuah wacanasengaja dihilangkan dalam sebuah wacana
•
Kata-kata yang dihilangkan biasanya kata yang ke-5, ke-6, ke-7Kata-kata yang dihilangkan biasanya kata yang ke-5, ke-6, ke-7•
Untuk dapat mengisi tempat-tempat kosong, pembelajar harus memahami Untuk dapat mengisi tempat-tempat kosong, pembelajar harus memahami makna wacanamakna wacana
•
Teknik penyekoran: teknik kata eksak (jawaban siswa harus sama dengan Teknik penyekoran: teknik kata eksak (jawaban siswa harus sama dengan kata asli yang dihilangkan) dan teknik kelayakan konteks (jawaban siswakata asli yang dihilangkan) dan teknik kelayakan konteks (jawaban siswa
tidak harus persis dengan kata asli sepanjang dimungkin secara konteks)
tidak harus persis dengan kata asli sepanjang dimungkin secara konteks)
•
Teknik kelayakan konteks lebih menguntungkan; semua kata yang Teknik kelayakan konteks lebih menguntungkan; semua kata yang mempunyai peluang sebagai jawaban benar diperingkat (diskala; 1-4)mempunyai peluang sebagai jawaban benar diperingkat (diskala; 1-4)
•
Tes cloze juga baik untuk menilai tingkat kesulitan wacana bagi Tes cloze juga baik untuk menilai tingkat kesulitan wacana bagi pembelajar level tertentu: jika jawaban benar siswapembelajar level tertentu: jika jawaban benar siswa ≥75%, wacana itu ≥75%, wacana itu tergolong mudah; jika ≤20% tergolong sulit
tergolong mudah; jika ≤20% tergolong sulit
•
Jika yang diteskan itu sampel dari wacana yang panjang, hasil tes itu Jika yang diteskan itu sampel dari wacana yang panjang, hasil tes itu mencerminkan tingkat kesulitan wacana secara keseluruhan(12)
4. Tes
Komunikatif
Sebenarnya ada tumpang-tindih antara tes pragmatik
dan tes komunikatif; bahkan tak jarang keduanya
disamakan
Keduanya sama-sama berpandangan bahwa
pembelajaran dan tes bahasa haruslah berangkat dari
penggunaan bahasa yang sesungguhnya, bukan tes
tentang sistem bahasa dan dalam keadaan terisolasi
Kedua jenis tes ini sama-sama menekankan pentingnya
tes kemampuan berbahasa (kinerja bahasa, performansi
bahasa), dan bukan tes terhadap unsur-unsur bahasa
(diskret)
Tampaknya, adanya perbedaan itu lebih disebabkan oleh
penamaan yang diberikan oleh orang yang berbeda
Tes komunikatif atau tes kompetensi komunikatif terlihat
lebih ketat memprasyaratkan adanya konteks pemakaian
bahasa
(13)
Lanjutan…
Tes komunikatif dilakukan sejalan dengan penggunaan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa
Pendekatan ini menekankan pada pembelajaran bahasa sesuai dengan fungsi-fungsi bahasa untuk keperluan berkomunikasi Penggunaan bahasa (atau komunikasi dengan bahasa) dapat bersifat aktif-reseptif (menyimak, membaca) dan aktif-produktif (berbicara, menulis)
Dalam sebuah tes komunikatif terlibatkan semua aspek bahasa (whole language) sebagaimana halnya orang berkomunikasi yang juga melibatkan seluruh unsur kebahasaan
Penggunaan bahasa yang otentik (authentic language)
menjadisemacam keniscayaan, dan itu juga terlihat dalam tes bahasa
Bahasa otentik adalah bahasa yang dijumpai dalam penggunaan bahasa yang sesungguhnya dalam berkomunikasi sehari-hari
Hal yang demikian sebenarnya juga menjadi tuntutan tes pragmatik
(14)
Lanjutan…
Wujud tes komunikatif adalah tes pemahaman dan
penggunaan bahasa dalam konteks yang jelas; jadi ia berupa tes kemampuan berbahasa (skills)
Konteks haruslah dikreasikan sedemikian rupa dengan
melibat berbagai faktor penentu sehingga pembelajar tahu apa wujud bahasa yang mesti dipergunakan sesuai dengan konteks itu
Misalnya, tes pemahaman terhadap sebuah dialog
(menyimak), maka harus dapat dikenali siapa yang berbicara, bagaimana situasi, topik pembicaraan, dll
Tes terhadap komponen bahasa, misalnya kosakata atau struktur, jika diperlukan, boleh dilakukan tetapi tetap harus berdasarkan konteks; hal ini misalnya terkait dengan tujuan remidial
Artinya, kosakata dan struktur itu diambil dari konteks tertentu Dalam tes prakomunikatif, terutama dalam tes pembelajaran
(15)
5. Tes Otentik
5. Tes Otentik
Sebagaimana halnya portofolio, sejak era KBK/KTSP,
penilaian otentik (authetic assessment) kini sedang naik daun Dalam arti disarankan dan banyak digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa
Portofolio juga merupakan salah bentuk penilaian otentik Penilaian otentik mementingkan penilaian proses dan hasil sekaligus
Dengan demikian, seluruh tampilan siswa dalam rangkaian KBM dapat dinilai secara objektif, apa adanya, dan tidak semata-mata hanya berdasarkan hasil akhir (produk) saja
Lagi pula amat banyak kinerja siswa yang ditampilkan selama KBM sehingga penilaiannya haruslah dilakukan selama dan sejalan dengan berlangsungnya kegiatan pembelajaran
Seajalan dengan teori Bloom, penilaian haruslah mencakup ranah kognitif,afektif, dan psikomotorik
(16)
Tes Otentik lanjutan…
Tes Otentik lanjutan…
Cara penilaian juga bermacam-macam, nontes dan tes
dan kapan saja
Misalnya dengan cara: tes (ulangan), penugasan,
wawancara, pengamatan, angket, catatan
lapangan/harian, portofolio, dll
Penilaian yang dilakukan lewat berbagai cara
(model), menyangkut berbagai ranah, serta
meliputi proses dan produk inilah yang
kemudian disebut sebagai penilaian otentik
Otentik dapat berarti dan sekaligus menjamin:
objektif
nyata, konkret
benar-benar hasil tampilan siswa akurat dan bermakna
(17)
Tes Otentik lanjutan…
Tes Otentik lanjutan…
Tes otentik dapat dimaknakan bermaca-macam,
tergantung oleh siapa dan untuk lingkup apa, namun umumnya bersifat saling melengkapi
Penilaian otentik menunjuk pada pemberian tugas kepada pembelajar untuk menampilkan kemampuannya
mempergunakan bahasa target secara bermakna dan kemudian dinilai
AA: a form of assessment in which students are asked to perform real-world tasks that demonstrate meaningful
application of essential knowledge and skills (John Mueller, 2008)
AA: performance assessment call upon the examinee to demonstrate specific skills and competencies, that is, to
aplly the skills and knowledge they have mastered (Richard J. Stiggins, 1987)
(18)
Tes Tradisional vs Tes Otentik
Tes Tradisional vs Tes Otentik
Penilaian tes tradisional (TT) lebih banyak menanyakan
penguasaan pengetahuan lewat bentuk-bentuk tes
objektif
Karakteristik TT menurut Mueller (2008):
Misi sekolah adalah mengembangkan warga negara yang produktif
Untuk menjadi warga negara produktif, seseorang harus menguasai disiplin keilmuan dan keterampilan tertentu
Maka, sekolah mesti mengajarkan siswa disiplin keilmuan dan keterampilan tersebut
Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran, guru harus mengetes siswa untuk mengetahui tingkat penguasaan keilmuan dan keterampilan itu
The curriculum drives assessment; the body of knowledge is determined first
(19)
Tes Tradisional vs Tes Otentik lanjutan …
Tes Tradisional vs Tes Otentik lanjutan …
Karakteristik tes otentik (T0):
Misi sekolah adalah mengembangkan warga negara yang produktif
Untuk menjadi warga negara produktif, seseorang harus mampu menunjukkan penguasaan melakukan sesuatu secara bermakna dalam dunia nyata
Maka, sekolah mesti mengembangkan siswa untuk dapat mendemonstrasikan kemampuan/keterampilan melakukan sesuatu
Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran, guru harus meminta siswa melakukan aktivitas tertentu secara
bemakna yang mencerminkan aktivitas di dunia nyata
Assessment drives the curriculum; the teachers first determine the tasks that student will perform to
(20)
Tradisional ……….. 0tentik
Tradisional ……….. 0tentik
Selecting a Response .…….. Performing a Task
Contrived …………. ……….. Real-life
Recall/Recognition … Construction/Application
Teacher-structured ……..…. Student-structured
Indirect Evidence ……..……. Direct Evidence
(21)
Mengapa Penilaian Otentik
Mengapa Penilaian Otentik
Dipergunakan?
Dipergunakan?
John Mueller (2008) menyebutkan sedikitnya
ada empat alasan mengapa kita perlu
menggunakan penilaian otentik:
Authentic Assessments are Direct Measures
Authentic Assessments Capture Constructive Nature of
Learning
Authentic Assessments Integrate Teaching, Learning
and Assessment
Authentic Assessments Provide Multiple Paths to
Demonstration
(22)
Bagaimana Mengembangkan Penilaian
Bagaimana Mengembangkan Penilaian
Otentik
Otentik
Sekali lagi:
Authentic Assessment:
Students are asked to
perform real-world tasks that demonstrate
meaningful application of essential knowledge
and skills
Langkah-langkah pertimbangan pengembangan
penilaian otentik dapat dilakukan dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut
(23)
Langkah Pengembangan Tes Otentik
Langkah Pengembangan Tes Otentik
Questions to Ask:
1) What should students know and be able to do? This list of knowledge and skills becomes your . . . STANDARDS
2) What indicates students have met these standards? To determine if students have met these standards, you will design or select relevant . . .
AUTHENTIC TASKS
3) What does good performance on this task look like?
To determine if students have performed well on the task, you will identify and look for characteristics of good
performance called . . . CRITERIA
4) How well did the students perform?
To discriminate among student performance across criteria, you will create a . . .
RUBRIC
5) How well should most students perform?
The minimum level at which you would want most students to perform is your ... 6) What do students need to improve upon?
Information from the rubric will give students feedback and allow you to ...
(24)
Tes Otentik Kebahasaan
Tes Otentik Kebahasaan
Penilaian otentik hasil pembelajaran bahasa tentulah juga terkait dengan fungsi bahasa yang sebagai sarana
berkomunikasi
Jadi, ia lebih terkait penilaian kompetensi komunikatif daripada kompetensi linguistik
Dalam penilaian model ini, siswa dituntut untuk benar-benar menghasilkan bahasa sebagaimana halnya dalam komunikasi sehari-hari dengan mempertimbangkan
berbagai faktor pragmatik
Faktor pragmatik itu bermacama-macam: situasi (tingkat keformalan penuturan, tujuan, lawan tutur, substansi
tuturan, saluran komunikasi, dll)
Dalam situasi nyata, orang berbahasa tidak sekadar demi bahasa itu sendiri, melainkan karena ada sesuatu yang ingin dikomunikasikan
(25)
Tes Otentik Kebahasaan lanjutan… Tes Otentik Kebahasaan lanjutan…
Jadi, faktor gagasan (substansi penuturan) yang terkandung dalam penuturan mesti ada dan harus dipertimbangkan dalam penilaian
Selain itu, tingkat keformalan (formal—nonformal) juga amat menentukan
Dari sinilah kemudian muncul istilah: berbahasa Indonesia secara baik dan benar
Baik berarti sesuai dengan faktor pragmatik, benar sesuai dengan kaidah
Namun, yang lebih disarankan untuk diujikan di sekolah dalam bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan siswa/mhs adalah produksi bahasa yang benar
Lewat cara itu pengetahuan kebahasaan (kompetensi linguistik) siswa/mhs sekaligus dapat diketahui
Penggunaan bahasa Indonesia secara baik umumnya sudah teruji di luar kelas
(26)
Tes Otentik Kebahasaan lanjutan… Tes Otentik Kebahasaan lanjutan…
Dengan demikian, penilaian ketepatan penggunaan bahasa, sekaligus juga berarti ketepatan gagasan atau kebermaknaan Tanpa keduanya, itu hanya berati belajar berbahasa dalam situasi terisolasi, dan itu belum tentu dengan realitas
kehidupan berbahasa di masyarakat Atau, minimum belum teruji
Pengungkapan hasil belajar bahasa tersebut sebenarnya dapat dilakukan dalam semua mata kuliah
Bahkan juga lewat mata-mata kuliah nonkebahasaan dan kesastraan, misalnya lewat berbagai tugas menulis
(Sebetulnya tugas-tugas menulis untuk mata-mata kuliah umum dapat juga dipakai sebagai salah satu sumber data penilaian kemampuan berbahasa mhs)
Namun, yang paling praktis dan terlihat lebih konkret adalah lewat mata-mata kuliah keterampilan berbahasa
(27)
Tes Otentik Kebahasaan lanjutan… Tes Otentik Kebahasaan lanjutan…
Bagaimana perbandingan bobot penyekoran antara unsur bahasa dan gagasan?
Secara sederhana penilaian berbahasa secara otentik dapat
dibedakan secara dikhotomis ke dalam unsur bentuk (bahasa) dan isi (gagasan)
Jawabannya adalah tergantung level pembelajar yang akan dinilai dan jenis karya yang dinilai
Semakin tinggi level mereka, misalnya mahasiswa tingkat tinggi, semakin tinggi pula skor bobot unsur gagasan
Jenis karya seperti skripsi dan laporan penelitian, bobot unsur gagasan mestinya, lebih tinggi
Tugas mengarang yang bertujuan melatih kemampuan menulis siswa/mhs, bobot unsur bahasa yang lebih tinggi, atau minimun sama
Perbandingan unsur bahasa dan gagasan itu
misalnya: 75: 25; 70:30; 65:35; 60:40; 55: 45; 50:50;
45:55; 40:60; 35:65; 30:70; 25:75; 20:80
(28)
Tes Otentik Kebahasaan lanjutan…
Tes Otentik Kebahasaan lanjutan…
• Unsur substansi (isi, gagasan) dan bentuk (aspek
kebahasaan dan ejaan) tersebut haruslah dirinci ke dalam sub-subunsur
• Sub-subunsur ini merupakan kriteria dan atau indikator yang secara nyata akan dinilai tingkat capaiannya
• Tiap kriteria diikuti skor yang menunjukkan tingkat capaian, misalnya 1-5
• Untuk memudahkan penilaian biasanya digunakan rubrik
• Rubrik adalah sebuah skala penyekoran (scoring scale) yang dipergunakan untuk menilai kinerja subjek didik untuk tiap kriteria terhadap tugas-tugas tertentu
• Rubrik dapat digunakan untuk menilai berbagai tampilan kinerja berbahasa siswa, termasuk kinerja bersastra
• Ada bermacam model rubrik, dan di bawah dicontohkan rubrik untuk untuk menilai kemampuan berbicara
(29)
Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Berpidato
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja1 2 3 4 5
1. Ketepatan Lafal dan Intonasi 2. Ketepatan Diksi
3. Ketepatan Stuktur Gramatikal 4. Stile Penuturan
5. Kewajaran dan Kelancaran 6. Ketepatan Gagasan
7. Keakuratan Gagasan 8. Keluasan Gagasan
9. Keterkaitan Antargagasan 10. Kebermaknaan Penuturan
(30)
Permasalahan Kita
Permasalahan Kita
Tes bahasa seperti apa atau yang bagaimana yang
Tes bahasa seperti apa atau yang bagaimana yang
mesti kita kembangkan?
mesti kita kembangkan?
Jika telah muncul teori atau cara baru, teori/cara
Jika telah muncul teori atau cara baru, teori/cara
sebelumnya sering terlihat tidak cocok atau
sebelumnya sering terlihat tidak cocok atau
ketinggalan
ketinggalan
Pada prinsipnya, semua jenis tes di atas dapat
Pada prinsipnya, semua jenis tes di atas dapat
dipergunakan tergantung pada tujuan (kompetensi!)
dipergunakan tergantung pada tujuan (kompetensi!)
yang akan diukur capaiannya
yang akan diukur capaiannya
Dalam kasus jenis bahasa, penamaan itu sebenarnya
Dalam kasus jenis bahasa, penamaan itu sebenarnya
mengandung unsur tumpang tindih, tergantung siapa
mengandung unsur tumpang tindih, tergantung siapa
yang mempergunakannya mula-mula
yang mempergunakannya mula-mula
Bukankah sebenarnya tes pragmatik, tes komunikatif,
Bukankah sebenarnya tes pragmatik, tes komunikatif,
dan tes otentik mempunyai banyak kesamaan
(31)
Permasalahan kita lanjtan …
Permasalahan kita lanjtan …
Tes tradisional pun dapat digunakan secara berdampingan
Tes tradisional pun dapat digunakan secara berdampingan
dengan tes otentik
dengan tes otentik
Di fakultas bahasa dan sastra, mhs tidak hanya
Di fakultas bahasa dan sastra, mhs tidak hanya
dibelajarkan mempergunakan bahasa, tetapi juga
dibelajarkan mempergunakan bahasa, tetapi juga
pengetahuan tentang bahasa (mhs harus menguasai
pengetahuan tentang bahasa (mhs harus menguasai
sistem bahasa target)
sistem bahasa target)
Sistem bahasa target (kompetensi linguistik) = disiplin
Sistem bahasa target (kompetensi linguistik) = disiplin
keilmuan = tepat dites dengan cara tradisional
keilmuan = tepat dites dengan cara tradisional
Kemampuan mempergunakan bahasa target secara
Kemampuan mempergunakan bahasa target secara
meaningful (kompetensi komunikatif) = proficient at
meaningful (kompetensi komunikatif) = proficient at
performing meaningful the tasks = tepat dites dengan
performing meaningful the tasks = tepat dites dengan
cara otentik
cara otentik
Jadi, tergantung mata kuliah yang diampun
Jadi, tergantung mata kuliah yang diampun
masing-masing dosen: MK keilmuan atau MK Keterampilan
masing dosen: MK keilmuan atau MK Keterampilan
Tetapi … Tetapi …
(32)
Permasalahan kita lanjutan
Permasalahan kita lanjutan
…
…
Tes yang dipergunakan di sekolah atau PT mestinya tidak
Tes yang dipergunakan di sekolah atau PT mestinya tidak
lepas dari kurikulum yang sedang berlaku
lepas dari kurikulum yang sedang berlaku
Dewasa ini di dunia pendidikan Indonesia, orang baru
Dewasa ini di dunia pendidikan Indonesia, orang baru
bersibuk-sibuk ria dengan KBK/KTSP
bersibuk-sibuk ria dengan KBK/KTSP
Kurikulum tersebut menekankan pentingnya capaian
Kurikulum tersebut menekankan pentingnya capaian
kompetensi untuk melakukan sesuatu sesuai dengan mata
kompetensi untuk melakukan sesuatu sesuai dengan mata
pelajaran
pelajaran
Jadi, tekanannya adalah
Jadi, tekanannya adalah proficient at doing somethingproficient at doing something, dan , dan itu berarti (=) penggunaan tes otentik ditekankan
itu berarti (=) penggunaan tes otentik ditekankan
Jadi, mata-mata kuliah yang lebih bernuansa teori, di
Jadi, mata-mata kuliah yang lebih bernuansa teori, di
samping mempergunakan tes-tes tradisional, ada baiknya
samping mempergunakan tes-tes tradisional, ada baiknya
juga memberikan tugas-tugas tertentu yang bernuansa tes
juga memberikan tugas-tugas tertentu yang bernuansa tes
otentik
otentik
Mata-mata kuliah keterampilan tentu harus
Mata-mata kuliah keterampilan tentu harus
mempergunakan tes otentik, tetapi untuk keperluan
mempergunakan tes otentik, tetapi untuk keperluan
diagnosis & perbaikan kesalahan, tes kompetensi linguistik
diagnosis & perbaikan kesalahan, tes kompetensi linguistik
(teoretis) dapat juga dimanfaatkan
(33)
Penilaian Kemampuan
Penilaian Kemampuan
Bersa
Bersa
s
s
tra
tra
Di PT mata-mata kuliah yang termasuk rumpn
Di PT mata-mata kuliah yang termasuk rumpn
kesastraan bermacam, ada yang tinggi kadar
kesastraan bermacam, ada yang tinggi kadar
teorinya dan ada yang lebih kadar praktiknya
teorinya dan ada yang lebih kadar praktiknya
Teori berarti kurang langsung kurang banyak
Teori berarti kurang langsung kurang banyak
menyentuh teks-teks kesastraan, sedang praktik
menyentuh teks-teks kesastraan, sedang praktik
berarti lebih banyak menyentuh dan berhubungan
berarti lebih banyak menyentuh dan berhubungan
langsung dengan teks-teks
langsung dengan teks-teks
Jika mengikuti dikhotomi tes tradisional dan tes
Jika mengikuti dikhotomi tes tradisional dan tes
otentik di atas, mata-mata kuliah jenis pertama lebih
otentik di atas, mata-mata kuliah jenis pertama lebih
tepat (banyak) menggunakan tes tradisional, sedang
tepat (banyak) menggunakan tes tradisional, sedang
jenis kedua otentik
jenis kedua otentik
Namun, karena kini sedang ngetren penggunaan
Namun, karena kini sedang ngetren penggunaan
penilaian otentik, mata kuliah jenis teoretis pun
penilaian otentik, mata kuliah jenis teoretis pun
disarankan juga memanfaatkan penilaian otentik
disarankan juga memanfaatkan penilaian otentik
Bentuknya dapat apa saja: penugasan, pembuatan
Bentuknya dapat apa saja: penugasan, pembuatan
laporan, ringkasan buku, pengamatan, dll sepanjang
laporan, ringkasan buku, pengamatan, dll sepanjang
proses KBM
(34)
Penilaian Kemampuan Bersastra
Penilaian Kemampuan Bersastra
lanjutan …
lanjutan …
Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa
Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa
yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan
yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan
bersastra mestinya juga menekankan kemampuan unjuk
bersastra mestinya juga menekankan kemampuan unjuk
kerja kesastraan
kerja kesastraan
Itu artinya harus secara langsung “berhubungan”,
Itu artinya harus secara langsung “berhubungan”,
“memperlakukan”, dan “menyikapi” teks-teks
“memperlakukan”, dan “menyikapi” teks-teks
kesastraan
kesastraan
Hal ini memang lebih tertuju untuk mata-mata praktik
Hal ini memang lebih tertuju untuk mata-mata praktik
kesastraan, tetapi mata kuliah teoretis harus mendukung
kesastraan, tetapi mata kuliah teoretis harus mendukung
Praktik memperlakukan berbagai teks kesastraan,
Praktik memperlakukan berbagai teks kesastraan,
misalnya pada MK Kritik Sastra, Kajian Puisi, Kajian Fiksi,
misalnya pada MK Kritik Sastra, Kajian Puisi, Kajian Fiksi,
Stilistika, dll harus diprasyarati pengetahuan kesastraan
Stilistika, dll harus diprasyarati pengetahuan kesastraan
(kompetensi kesastraan)
(kompetensi kesastraan)
Itulah antara lain yang membedakan perlakuan teks
Itulah antara lain yang membedakan perlakuan teks
kesastraan di kalangan akademikus dan yang bukan
kesastraan di kalangan akademikus dan yang bukan
Kita sering berangkat dari teori tertentu dalam
Kita sering berangkat dari teori tertentu dalam
pengkajian dan penyikapan terhadap teks-teks
pengkajian dan penyikapan terhadap teks-teks
kesastraan
(35)
Penilaian Kemampuan Bersastra
Penilaian Kemampuan Bersastra
lanjutan …
lanjutan …
Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak
semata-mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur lain, mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur lain, misalnya keindahan, yang mesti juga diapresiasi
misalnya keindahan, yang mesti juga diapresiasi
Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau dinikmati jika kita/mhs/siswa membaca secara langsung teks dinikmati jika kita/mhs/siswa membaca secara langsung teks kesastraan
kesastraan
Maka, tugas dan penilaian yang berkaitan dengan pembacaan Maka, tugas dan penilaian yang berkaitan dengan pembacaan langsung teks-teks itu harus menjadi prioritas utama
langsung teks-teks itu harus menjadi prioritas utama
Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks
siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks kesastraan
kesastraan
Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: membaca, memahami, memparafrase, menganalisis, membaca, memahami, memparafrase, menganalisis, menuliskan kembali, membuat, menulis resensi, dll menuliskan kembali, membuat, menulis resensi, dll tergantung indikator yang dibuat
tergantung indikator yang dibuat
Ada baiknya setiap mata kuliah mewajibkan mhs harus Ada baiknya setiap mata kuliah mewajibkan mhs harus
membaca dan membuat laporan sekian puluh teks kesastraan membaca dan membuat laporan sekian puluh teks kesastraan Selain itu, penilaian lewat karya nyata mhs, misalnya lewat Selain itu, penilaian lewat karya nyata mhs, misalnya lewat publikasi di media massa, harus sudah diketengahkan
(36)
Penilaian Kemampuan Bersastra
Penilaian Kemampuan Bersastra
lanjutan …
lanjutan …
Untuk kegiatan pembelajaran & penilaian di kelas, kita
Untuk kegiatan pembelajaran & penilaian di kelas, kita
dihadapkan pada kenyataan teks-teks kesastraan lazimnya
dihadapkan pada kenyataan teks-teks kesastraan lazimnya
panjang shg tidak mudah “memperlakukan”-nya di sekolah,
panjang shg tidak mudah “memperlakukan”-nya di sekolah,
kecuali puisi
kecuali puisi
Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen,
Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen,
cer1ta klasik, drama yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di
cer1ta klasik, drama yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di
luar jam pelajaran sebagai tugas rumah
luar jam pelajaran sebagai tugas rumah
Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks
Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks
kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai genre
kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai genre
(fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)
(fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)
Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis unsur
Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis unsur
karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan sudut
karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan sudut
pandang lain, menulis resensi, dll termasuk menghadiri
pandang lain, menulis resensi, dll termasuk menghadiri
pementasan drama atau baca puisi di tempat tertentu
pementasan drama atau baca puisi di tempat tertentu
Hasil kerja siswa/mhs sebagian harus dibaca dan diberi
Hasil kerja siswa/mhs sebagian harus dibaca dan diberi
tanggapan
tanggapan
Tanggapan tidak menyalahkan siswa/mhs karena akan mematikan
Tanggapan tidak menyalahkan siswa/mhs karena akan mematikan
motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasi
motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasi
Penilaian kesastraan haruslah diusahakan yang berkadar
Penilaian kesastraan haruslah diusahakan yang berkadar
apresiatif tinggi atau paling tidak sedang walau dengan bentuk
apresiatif tinggi atau paling tidak sedang walau dengan bentuk
ujian objektif (PG)
(37)
TERIMA
TERIMA
KASIH
KASIH
SELAMAT BERKARYA
SELAMAT BERKARYA
SEMOGA BERMANFAAT
(1)
Permasalahan kita lanjutan
Permasalahan kita lanjutan
…
…
Tes yang dipergunakan di sekolah atau PT mestinya tidak
Tes yang dipergunakan di sekolah atau PT mestinya tidak
lepas dari kurikulum yang sedang berlaku
lepas dari kurikulum yang sedang berlaku
Dewasa ini di dunia pendidikan Indonesia, orang baru
Dewasa ini di dunia pendidikan Indonesia, orang baru
bersibuk-sibuk ria dengan KBK/KTSP
bersibuk-sibuk ria dengan KBK/KTSP
Kurikulum tersebut menekankan pentingnya capaian
Kurikulum tersebut menekankan pentingnya capaian
kompetensi untuk melakukan sesuatu sesuai dengan mata
kompetensi untuk melakukan sesuatu sesuai dengan mata
pelajaran
pelajaran
Jadi, tekanannya adalah
Jadi, tekanannya adalah
proficient at doing something
proficient at doing something
, dan
, dan
itu berarti (=) penggunaan tes otentik ditekankan
itu berarti (=) penggunaan tes otentik ditekankan
Jadi, mata-mata kuliah yang lebih bernuansa teori, di
Jadi, mata-mata kuliah yang lebih bernuansa teori, di
samping mempergunakan tes-tes tradisional, ada baiknya
samping mempergunakan tes-tes tradisional, ada baiknya
juga memberikan tugas-tugas tertentu yang bernuansa tes
juga memberikan tugas-tugas tertentu yang bernuansa tes
otentik
otentik
Mata-mata kuliah keterampilan tentu harus
Mata-mata kuliah keterampilan tentu harus
mempergunakan tes otentik, tetapi untuk keperluan
mempergunakan tes otentik, tetapi untuk keperluan
diagnosis & perbaikan kesalahan, tes kompetensi linguistik
diagnosis & perbaikan kesalahan, tes kompetensi linguistik
(teoretis) dapat juga dimanfaatkan
(2)
Penilaian Kemampuan
Penilaian Kemampuan
Bersa
Bersa
s
s
tra
tra
Di PT mata-mata kuliah yang termasuk rumpn
Di PT mata-mata kuliah yang termasuk rumpn
kesastraan bermacam, ada yang tinggi kadar
kesastraan bermacam, ada yang tinggi kadar
teorinya dan ada yang lebih kadar praktiknya
teorinya dan ada yang lebih kadar praktiknya
Teori berarti kurang langsung kurang banyak
Teori berarti kurang langsung kurang banyak
menyentuh teks-teks kesastraan, sedang praktik
menyentuh teks-teks kesastraan, sedang praktik
berarti lebih banyak menyentuh dan berhubungan
berarti lebih banyak menyentuh dan berhubungan
langsung dengan teks-teks
langsung dengan teks-teks
Jika mengikuti dikhotomi tes tradisional dan tes
Jika mengikuti dikhotomi tes tradisional dan tes
otentik di atas, mata-mata kuliah jenis pertama lebih
otentik di atas, mata-mata kuliah jenis pertama lebih
tepat (banyak) menggunakan tes tradisional, sedang
tepat (banyak) menggunakan tes tradisional, sedang
jenis kedua otentik
jenis kedua otentik
Namun, karena kini sedang ngetren penggunaan
Namun, karena kini sedang ngetren penggunaan
penilaian otentik, mata kuliah jenis teoretis pun
penilaian otentik, mata kuliah jenis teoretis pun
disarankan juga memanfaatkan penilaian otentik
disarankan juga memanfaatkan penilaian otentik
Bentuknya dapat apa saja: penugasan, pembuatan
Bentuknya dapat apa saja: penugasan, pembuatan
laporan, ringkasan buku, pengamatan, dll sepanjang
laporan, ringkasan buku, pengamatan, dll sepanjang
proses KBM
(3)
Penilaian Kemampuan Bersastra
Penilaian Kemampuan Bersastra
lanjutan …
lanjutan …
Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa
Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa
yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan
yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan
bersastra mestinya juga menekankan kemampuan unjuk
bersastra mestinya juga menekankan kemampuan unjuk
kerja kesastraan
kerja kesastraan
Itu artinya harus secara langsung “berhubungan”,
Itu artinya harus secara langsung “berhubungan”,
“memperlakukan”, dan “menyikapi” teks-teks
“memperlakukan”, dan “menyikapi” teks-teks
kesastraan
kesastraan
Hal ini memang lebih tertuju untuk mata-mata praktik
Hal ini memang lebih tertuju untuk mata-mata praktik
kesastraan, tetapi mata kuliah teoretis harus mendukung
kesastraan, tetapi mata kuliah teoretis harus mendukung
Praktik memperlakukan berbagai teks kesastraan,
Praktik memperlakukan berbagai teks kesastraan,
misalnya pada MK Kritik Sastra, Kajian Puisi, Kajian Fiksi,
misalnya pada MK Kritik Sastra, Kajian Puisi, Kajian Fiksi,
Stilistika, dll harus diprasyarati pengetahuan kesastraan
Stilistika, dll harus diprasyarati pengetahuan kesastraan
(kompetensi kesastraan)
(kompetensi kesastraan)
Itulah antara lain yang membedakan perlakuan teks
Itulah antara lain yang membedakan perlakuan teks
kesastraan di kalangan akademikus dan yang bukan
kesastraan di kalangan akademikus dan yang bukan
Kita sering berangkat dari teori tertentu dalam
Kita sering berangkat dari teori tertentu dalam
pengkajian dan penyikapan terhadap teks-teks
pengkajian dan penyikapan terhadap teks-teks
kesastraan
(4)
Penilaian Kemampuan Bersastra
Penilaian Kemampuan Bersastra
lanjutan …
lanjutan …
Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak
Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak
semata-mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur lain,
mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur lain,
misalnya keindahan, yang mesti juga diapresiasi
misalnya keindahan, yang mesti juga diapresiasi
Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau
Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau
dinikmati jika kita/mhs/siswa membaca secara langsung teks
dinikmati jika kita/mhs/siswa membaca secara langsung teks
kesastraan
kesastraan
Maka, tugas dan penilaian yang berkaitan dengan pembacaan
Maka, tugas dan penilaian yang berkaitan dengan pembacaan
langsung teks-teks itu harus menjadi prioritas utama
langsung teks-teks itu harus menjadi prioritas utama
Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut
Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut
siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks
siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks
kesastraan
kesastraan
Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi:
Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi:
membaca, memahami, memparafrase, menganalisis,
membaca, memahami, memparafrase, menganalisis,
menuliskan kembali, membuat, menulis resensi, dll
menuliskan kembali, membuat, menulis resensi, dll
tergantung indikator yang dibuat
tergantung indikator yang dibuat
Ada baiknya setiap mata kuliah mewajibkan mhs harus
Ada baiknya setiap mata kuliah mewajibkan mhs harus
membaca dan membuat laporan sekian puluh teks kesastraan
membaca dan membuat laporan sekian puluh teks kesastraan
Selain itu, penilaian lewat karya nyata mhs, misalnya lewat
Selain itu, penilaian lewat karya nyata mhs, misalnya lewat
publikasi di media massa, harus sudah diketengahkan
(5)
Penilaian Kemampuan Bersastra
Penilaian Kemampuan Bersastra
lanjutan …
lanjutan …
Untuk kegiatan pembelajaran & penilaian di kelas, kita Untuk kegiatan pembelajaran & penilaian di kelas, kita
dihadapkan pada kenyataan teks-teks kesastraan lazimnya dihadapkan pada kenyataan teks-teks kesastraan lazimnya panjang shg tidak mudah “memperlakukan”-nya di sekolah, panjang shg tidak mudah “memperlakukan”-nya di sekolah, kecuali puisi
kecuali puisi
Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen, Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen, cer1ta klasik, drama yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di cer1ta klasik, drama yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di luar jam pelajaran sebagai tugas rumah
luar jam pelajaran sebagai tugas rumah
Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks
kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai genre kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai genre (fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)
(fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)
Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis unsur Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis unsur karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan sudut
karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan sudut pandang lain, menulis resensi, dll termasuk menghadiri
pandang lain, menulis resensi, dll termasuk menghadiri pementasan drama atau baca puisi di tempat tertentu pementasan drama atau baca puisi di tempat tertentu Hasil kerja siswa/mhs sebagian harus dibaca dan diberi Hasil kerja siswa/mhs sebagian harus dibaca dan diberi tanggapan
tanggapan
Tanggapan tidak menyalahkan siswa/mhs karena akan mematikan Tanggapan tidak menyalahkan siswa/mhs karena akan mematikan motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasi
motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasi
Penilaian kesastraan haruslah diusahakan yang berkadar Penilaian kesastraan haruslah diusahakan yang berkadar
apresiatif tinggi atau paling tidak sedang walau dengan bentuk apresiatif tinggi atau paling tidak sedang walau dengan bentuk ujian objektif (PG)
(6)