Prevalensi Larva Fasciola Gigantica pada Beberapa Jenis Gastropoda Air Tawar di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi | Putri | EJIP BIOL 2689 8097 1 PB

e-Jipbiol Vol. 2 : 8-12, Desember 2013
ISSN : 2338-1795

Prevalensi Larva Fasciola Gigantica pada Beberapa Jenis Gastropoda Air Tawar di
Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi
Prevalence of Larval Fasciola Gigantica on Spesies of Freshwater Gastropodas in Palolo
Kabupaten Sigi
Illa Faradila Putri1, Achmad Ramadhan2,Sutrisnawati2
¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Tadulako
²Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan P.MIPA, FKIP Universitas Tadulako
e-mail: faradila_putri21@ymail.com
Abstract
This research aimed to describe the spesies of gastropoda larvae infected wit Fasciola
gigantica and to obtain data on the prevalence of freshwater gastropoda larvae infected
with Fasciola gigantica. This research uses descriptive method with using line transect
sampling at three study sites, the Makmur village, Rejeki village and Petimbe village in a
veriety of habitats the rice fields, irrigation canals and ponds. Each transect placed three
plots measuring 1 x 1m. Population of this research is all kinds of gastropodas ware found
at the study site and sample of the study was all kind of gastropoda larvae infected with
trematode cercariae. Results showed that the number of gastropods found that 5 species
consist of Lymnaea rubiginosa, Bellamnya javanica, Melanoides tuberculata, Pomacea

caniculata and Thiara scabra. Tests done in Laboratory revealed that there are 4 types of
gastropod larvae infected cercariae trematode worm that Lymnaea rubiginosa, Bellamnya
javanica, Melanoides tuberculata and Thiara scabra. Prevalence is generally highest in
Makmur village (47,32%) in the irrigation canal habitat and the lowest in Rejeki village
location (11,6%) in rice field habitat. Lymnaea rubiginosa is the only freshwater
gastropod larvae infected with trematode cercariae (Fasciola gigantica).
Key word: Prevalence, Fasciola gigantica, freshwater Gastropoda
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis gastropoda yang terinfeksi
larva Fasciola gigantica dan untuk memperoleh data mengenai prevalensi gastropoda air
tawar yang terinfeksi larva Fasciola gigantica. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan garis transek ditiga lokasi
penelitian yaitu Desa Makmur, Desa Rejeki dan Desa Petimbe pada berbagai macam
habitat yakni sawah, saluran irigasi dan kolam. Setiap transek ditempatkan 3 plot yang
berukuran 1x1m. Populasi dari penelitian ini adalah semua jenis gastropoda yang
ditemukan di lokasi penelitian dan sampel dari penelitian ini adalah semua jenis
gastropoda yang terinfeksi larva serkaria trematoda. Hasil penelitian menunjukan bahwa
jumlah gastropoda yang ditemukan yakni 5 jenis yang terdiri dari Lymnaea rubiginosa,
Bellamnya javanica, Melanoides tuberculata, Pomacea caniculata dan Thiara scabra.
Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium menunjukkan terdapat 4 jenis gastropoda

yang terinfeksi larva serkaria cacing trematoda adalah Lymnaea rubiginosa, Bellamnya
javanica, Melanoides tuberculata dan Thiara scabra. Secara umum prevalensi tertinggi
terdapat di habitat saluran irigasi Desa Makmur (47,32%) dan terendah yakni pada
habitat sawah Desa Rejeki (11,60%). Lymnaea rubiginosa adalah satu-satunya gastropoda
air tawar yang terinfeksi larva serkaria cacing trematoda (Fasciola gigantica).
Kata Kunci:

Prevalensi, Fasciola gigantica, Gastropoda air tawar

PENDAHULUAN
Penyakit hewan dapat disebabkan oleh
berbagai jenis bakteri, jamur dan larva cacing.
Salah satu penyakit hewan yang disebabkan
oleh larva cacing yakni fasciolosis (Purwono,
2010).
Widjajanti (2004) mengemukakan
bahwa sekitar 17 juta orang di seluruh dunia
dilaporkan menderita penyakit fasciolosis.
Selain itu, kejadian fasciolosis juga ditemukan
di Negara seperti Bolivia, Peru, Perancis,

Portugal, Spanyol, Tajikistan, Afghanistan,
Canada, Mexico, Cuba, Kenya, Ethiopia,
Tunisia, Zimbabwe, Australia, New Zealand,
Chili, Corsica, Mesir, Cina, Taiwan, India dan
Bangladesh.
Data dari Dinas Peternakan tahun
(2007) menunjukan bahwa terdapat 91 kasus
fasciolosis di Sulawesi Tengah. Bila dilihat
dari luas wilayah yakni 68.033 km², kasus
fasciolosis di Sulawesi Tengah masih dalam
taraf aman. Namun demikian, pencegahan
terhadap penyakit tersebut tetap harus
dilakukan (Badan Pusat Statistik, 2011).
Kecamatan Palolo merupakan salah
satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten
Sigi. Sebagai kabupaten yang termuda di
Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Sigi
masih terus bekerja keras dalam membangun
wilayahnya. Salah satu sektor bidang
pembangunan yang digalakkan adalah sektor

peternakan. Jenis ternak yang diusahakan
seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba,
ayam dan itik. Berdasarkan hasil wawancara
dengan petugas dari Dinas Peternakan
Kabupaten Sigi, bahwa pernah terdapat
beberapa kasus fasciolosis yang terjadi di
Kabupaten Sigi. Ternak yang terinfeksi
penyakit tersebut berasal dari Kecamatan
Palolo. Namun demikian, sampai saat ini
belum ada data yang jelas mengenai jumlah
kasus fasciolosis yang terjadi di wilayah
tersebut. Jika dilihat dari kondisi wilayah
Kecamatan Palolo didominasi oleh daerah
persawahan serta sumber-sumber air, maka
dimungkinkan
berkembangnya
vektor
perantara (siput/keong air tawar).

8


Penelitian ini akan mengkaji prevalensi
gastropoda air tawar yang terinfeksi larva
Fasciola gigantica.
Adapun tujuan yang akan dicapai dari
hasil
penelitian
ini
adalah
untuk
mendeskripsikan jenis-jenis gastropoda air
tawar yang terinfeksi larva Fasciola gigantica
dan untuk memperoleh data mengenai
prevalensi gastropoda air tawar yang terinfeksi
larva Fasciola gigantica.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian
deskriptif
dengan

teknik
pengambilan sampel menggunakan metode
garis transek ditiga lokasi penelitian yakni
Desa Makmur, Desa Rejeki dan Desa Petimbe
pada berbagai macam habitat yakni sawah,
saluran irigasi dan kolam. Setiap transek
ditempatkan 3 plot yang berukuran 1m x 1m.
Populasi dari penelitian ini adalah semua jenis
gastropoda yang ditemukan di lokasi
penelitian dan sampel dari penelitian ini adalah
semua jenis gastropoda yang terinfeksi larva
serkaria trematoda.
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pH meter air, DO meter,
Hygrometer, Sepatu Boot, Sarung tangan,
Tapisan, Kantong Plastik, Lumpang dan alu,
Mikroskop, Kaca Objek, Kaca Penutup, Pipet
Tetes, Tali, Kertas Label, Patok Kayu, Pipet
Besar dan Kamera. Bahan yang digunakan
yakni NaCl fisiologis dan Air.

Perhitungan
Prevalensi
dengan
menggunakan rumus berikut.
Jumlah gastropoda jenis x yang positif
suatu jenis serkaria trematoda
Prevalensi =

x 100 %

Jumlah keseluruhan gastropoda x
yang di periksa

Sutrisnawati (2001).

e-Jipbiol Vol 2, Desember 2013

Putri et al.,

HASIL PENELITIAN

Jumlah Gastropoda Air Tawar yang
ditemukan di lokasiDesa Makmur, Desa
Rejeki dan Desa Petimbe.
Pola penyebaran spesies gastropoda
air tawar tersebut merata pada setiap desa,
namun yang membedakan yakni jumlah
individu yang terambil pada setiap desa (lokasi
penelitian) (Tabel 1, 2 dan 3). Desa Makmur
merupakan desa yang memiliki jumlah
individu paling banyak sedangkan Desa Rejeki
merupakan desa yang memiliki jumlah
individu paling sedikit.
Jenis-jenis Gastropoda Air Tawar yang
Berperan Sebagai Inang Perantara Cacing
Trematoda
Hasil penelitian yang telah dilakukan
mengenai jenis-jenis gastropoda air tawar yang
berperan sebagai inang perantara cacing
trematoda disajikan pada Tabel 2.


ditemukan setelah diperiksa ternyata hanya
satu spesies yang terinfeksi larva Fasciola
gigantica yakni pada siput Lymnaea
rubiginosa.
Jenis/Famili Larva Cacing Trematoda dan
Prevalensinya pada Beberapa Jenis
Gastropoda Air Tawar di Berbagai Macam
Habitat
Berdasarkan hasil penelitian tampak
bahwa larva cacing trematoda yang ditemukan
pada siput Lymnaea rubiginosa adalah larva
jenis Fasciola gigantica.
Prevalensi larva Fasciola gigantica
pada Lymnaea rubiginosa yang tertinggi
terdapat pada lokasi Desa Makmur di habitat
saluran irigasi (47,32%) sedangkan prevalensi
larva Fasciola gigantica pada Lymnaea
rubiginosa yang terendah yaitu di lokasi Desa
Rejeki (11,60%).


Tabel 2: Jenis-jenis Gastropoda Air Tawar
yang Berperan Sebagai Inang Perantara Cacing
Trematoda
Jenis-jenis Gastropoda
Lymnaea rubiginosa
Bellamnya javanica
Melanoides tuberculata
Pomacea caniculata
Thiara scabra

Inang Perantara
Fasciola gigantica
+
-

Gambar 1. Larva Serkaria Trematoda yang
ditemukan (Fasciola gigantica) dengan
Perbesaran 10x10.

Berdasarkan Tabel 2 dapat terlihat

bahwa dari 5 spesies gastropoda air tawar yang

9

e-Jipbiol Vol 2, Desember 2013

Tabel 1. Jumlah Gastropoda Air Tawar yang ditemukan di lokasi Desa Makmur di Berbagai macam
habitat
Habitat
Genus
Spesies
Jumlah
Sawah
Lymnaea
Lymnaea rubiginosa
223
Bellamya
Bellamya javanica
Melanoides
Melanoides tuberculata
Pomacea
Pomacea canaliculata
Saluran
Lymnaea
Lymnaea rubiginosa
342
Irigasi
Bellamya
Bellamya javanica
Melanoides
Melanoides tuberculata
Thiara
Thiara scabra
Kolam
Lymnaea
Lymnaea rubiginosa
251
Bellamya
Bellamya javanica
Pomecea
Pomacea canaliculata
Jumlah keseluruhan spesies
816
Tabel 2. Jumlah Gastropoda Air Tawar yang ditemukan di lokasi Desa Rejeki pada berbagai
macam habitat
Habitat

Genus

Spesies

Sawah

Lymnaea
Bellamya
Melanoides
Pomacea
Saluran
Lymnaea
Irigasi
Bellamya
Melanoides
Pomacea
Kolam
Bellamya
Melanoides
Pomecea
Thiara
Jumlah keseluruhan spesies

Jumlah

Lymnaea rubiginosa
Bellamya javanica
Melanoides tuberculata
Pomacea canaliculata
Lymnaea rubiginosa
Bellamya javanica
Melanoides tuberculata
Pomacea canaliculata
Bellamya javanica
Melaniodes tuberculata
Pomacea canaliculata
Thiara scabra

312

262

225

799

Tabel 3. Jumlah Gastropoda Air Tawar yang ditemukan di lokasi Desa Petimbe pada berbagai
macam habitat
Habitat
Sawah

10

Genus
Lymnaea
Bellamya
Melanoides
Pomacea
Thiara

Spesies
Lymnaea rubiginosa
Bellamya javanica
Melanoides tuberculata
Pomacea canaliculata
Thiara scabra

Jumlah
288

e-Jipbiol Vol 2, Desember 2013

Putri et al.,

Saluran
Irigasi

Lymnaea
Bellamya
Melanoides
Pomacea
Thiara
Kolam
Bellamya
Melanoides
Pomecea
Thiara
Jumlah keseluruhan spesies

Lymnaea rubiginosa
Bellamya javanica
Melanoides tuberculata
Pomacea canaliculata
Thiara scabra
Bellamya javanica
Melaniodes tuberculata
Pomacea canaliculata
Thiara scabra

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian jenis-jenis
gastropoda air tawar yang ditemukan yakni
Lymnaea rubiginosa, Bellamnya javanica,
Melanoides tuberculata, Pomacea caniculata
dan Thiara scabra, yang tersebar pada
beberapa macam lokasi dan macam habitat.
Menurut Sutrisnawati (2001), penyebaran
jenis-jenis gastropoda air tawar pada habitat
yang berbeda tersebut tergantung dari
kemampuan adaptasi setiap jenis terhadap
kondisi lingkungan habitatnya. Menurut
Jutting (1956), kebanyakan gastropoda air
tawar ditemukan pada perairan dangkal dan
beraliran tenang, seperti sawah dan kolam.
Berbeda dengan Melanoides tuberculata
menyukai habitat air beraliran agak deras serta
bagian dasar yang berlumpur, sehingga pada
siput ini hampir semua habitat dapat
dihuninya. Jumlah jenis gastropoda yang
ditemukan
pada
penelitian
ini
bila
dibandingkan dengan penelitian terdahulu,
jumlah spesies yang ditemukan lebih sedikit.
Sutrisnawati (2001), menemukan sebanyak 7
jenis siput air tawar didaerah Lembah Napu
sedangkan pada penelitian ini hanya
menemukan sebanyak 5 jenis siput air tawar.
Hal ini dapat disebabkan faktor kondisi
lingkungan seperti suhu, kelembaban, pH dan
kadar oksigen terlarut. Banyaknya jumlah
individu gastropoda air tawar yang ditemukan
di lokasi Desa Makmur dapat disebabkan oleh
beberapa faktor-faktor lingkungan seperti
suhu, kelembaban, pH dan kadar oksigen
terlarut.
Pada siput jenis Lymnaea rubiginosa
ditemukan terinfeksi larva serkaria Fasciola
11

215

299

802
gigantica. Hal tersebut sejalan dengan hasil
penelitian dari Zalizar dan Satrija dalam
Sutrisnawati (2001) yang menyatakan bahwa
Lymnaea rubiginosa merupakan inang
perantara tunggal bagi Fasciola gigantica di
Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Jenis gastropoda air tawar yang
ditemukan di tiga lokasi penelitian terdapat 5
jenis yakni Lymnaea rubiginosa, Bellamya
javanica, Melanoides tuberculata, Pomacea
caniculata dan Thiara scabra. Gastropoda air
tawar yang terinfeksi larva Fasciola gigantica
yakni siput Lymnaea rubiginosa dan
prevalensi tertinggi adalah pada lokasi Desa
Makmur (47,32%) di habitat saluran irigasi
dan terendah yakni pada lokasi Rejeki (11,6%)
di habitat sawah.
Saran
Perlu
adanya
penelitian
lanjutan
mengenai
kondisi
lingkungan
yang
memepengaruhi perkembangan larva serkaria
cacing trematoda dan perlu adanya penelitian
mengenai kemungkinan adanya penederita
penyakit fasciolosis pada masyarakat di
Kecamatan Palolo khususnya di Desa
Makmur, Rejeki dan Petimbe.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada bapak Dr. H.
Achmad Ramadhan, M.Kes dan ibu Dra.

e-Jipbiol Vol 2, Desember 2013

Hj.Sutrisnawati,
M.Kes
selaku
dosen
pembimbing yang telah memberikan saran
serta motivasi serta terima kasih kepada staf
dosen Pendidikan Biologi FKIP UNTAD.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2011). Kabupaten Sigi
dalam Angka 2011. Palu: Rio.
Jutting Van Benthem, W.S.S. (1956). Systematic
Studies on The Non Marine Mollusca of
The Indo Australian Archipelago.
Treubia: Critical Revision on The
Javanese Fresh Water Gastropods.

12

Purwono. (2010). Fasciolosis. [Online]. Tersedia
http://pur07.wordpress.com/2010/12/10/
fasciolosis/. [14 November 2012].
Sutrisnawati. (2001). Beberapa Aspek Biologi
Gastropoda Air Tawar serta Potensinya
sebagai Inang Perantara Parasit Cacing
trematoda pada Manusia di Daerah
Lembah Napu sulawesi Tengah.
Bandung:
Tesis.
Universitas
Padjadjaran.
Widjajanti, S. (2004). Fasciolosis pada Manusia
Mungkinkah Terjadi di Indonesia?.
Jurnal. Bogor: Balai Penelitian veteiner.

e-Jipbiol Vol 2, Desember 2013