KEANEKARAGAMAN JENIS GASTROPODA DI PANTAI TUMBUDESA TUMBU KECAMATAN TOPOYO KABUPATENMAMUJU TENGAH DAN PENGEMBANGANNYASEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN | Wulandari | EJIP BIOL 9369 30586 1 SM

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember
ISSN 2338-1795

2017

KEANEKARAGAMAN JENIS GASTROPODA DI PANTAI TUMBU DESA TUMBU
KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH DAN PENGEMBANGANNYA
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Endang Trya Wulandari1, Achmad Ramadhan 2, Masrianih2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNTAD
2
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNTAD
Email: [email protected]
1

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keanekaragaman jenis Gastropoda di Pantai
Tumbu Desa Tumbu Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah serta membuat media
pembelajaran dalam bentuk buku saku. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif
dengan teknik pengambilan data menggunakan transek garis yang disebar secara purposive
sampling. Setiap stasiun terbagi menjadi tiga transek garis yang ditarik dari pinggir pantai ke

arah daerah pasang surut air laut. Sampel diambil dari plot berukuran 5x5 meter. Perhitungan
keanekaragaman menggunakan rumus indeks Shannon-Wieners. Hasil penelitian menunjukan
keanekaragaman gastropoda termasuk dalam kategori sedang dengan nilai H’=1,09. Jenis
gastropoda yang ditemukan terdiri dari 4 Ordo, 8 Family, 12 Genus dan 15 species. Penelitian ini
menghasilkan produk dalam bentuk buku saku sebagai media pembelajaran Biologi. Penilaian
buku saku oleh Validator ahli isi memperoleh nilai sebesar 76%, ahli desain 89,33%, dan ahli
media 80%. Penilaian oleh mahasiswa kelompok kecil memperoleh nilai sebesar 87,50% dan
kelompok besar 87,63%. Skor yang diberikan oleh penilai, dapat disimpulkan bahwa buku saku
layak digunakan sebagai media pembelajaran.
Kata Kunci : Keanekaragaman; Gastropoda; Media pembelajaran

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember

2017 1

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember
ISSN 2338-1795

2017


PENDAHULUAN

Kecamatan

Provinsi Sulawesi Barat adalah daerah

Tobadak,

Kecamatan

Kecamatan

Budong-Budong,

Pangale,

Kecamatan

yang terletak pada sisi Barat Pulau Sulawesi


Topoyo,

yang merupakan pemekaran dari Provinsi

melingkupi

Sulawesi Selatan. Provinsi ini terbentuk pada

desa/kelurahan. Kabupaten Mamuju Tengah

tanggal 5 Oktober 2004 berdasarkan Undang-

memiliki luas wilayah keseluruhan ±3.014,37

Undang

km2 dengan jumlah penduduk ±115.118 jiwa

Nomor


pembentukan

26

tahun

Provinsi

2004

tentang

Sulawesi

Barat

Negara

56


(lima

Karossa
puluh

dan
enam)

Daerah

Mamuju

Tengah

memiliki

Republik

wilayah pesisir yang cukup luas. Daerah pesisir


Indonesia Nomor 4422), Pemerintah Provinsi

merupakan daerah yang berdekatan dengan

Sulawesi Barat menjalankan pemerintahannya

perairan sehingga terdapat banyak jenis hewan

yang mencakup 6 Kabupaten 69 Kecamatan

moluska. Moluska merupakan hewan lunak

dan

satuan

yang mempunyai cangkang. Moluska banyak

geografis,


ditemukan di ekosistem mangrove, hidup di

Provinsi Sulawesi Barat yang beribukota di

permukaan substrat maupun di dalam substrat

Mamuju terletak antara 0012'-3038’ Lintang

dan

Selatan

dan

Bujur

Kebanyakan moluska yang hidup di ekosistem

Timur,


yang

Provinsi

mangrove adalah dari spesies gastropoda dan

649

Lembaran

Kecamatan

pada tahun 2013 (Triana dan Darma, 2013).

(Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 105,
Tambahan

dan

Kelurahan/Desa


pemerintahan

terendah.

sebagai

Secara

118043'15’’-119054'3’’
berbatasan

dengan

menempel

pada

pohon


mangrove.

Sulawesi Tengah di sebelah utara dan Selat

bivalvia

Makassar di sebelah Barat. Batas sebelah

Moluska merupakan kelompok biota laut

Selatan dan Timur adalah Provinsi Sulawesi

sebagai komponen penting penyusun ekosistem

Selatan (Laporan Status Lingkungan Hidup

perairan (Arbi, 2012).

Daerah Provinsi Sulawesi Barat, 2015).


(Hartoni

dan

Agussalim,

2012).

Hewan anggota kelas gastropoda berjalan

Kabupaten Mamuju Tengah merupakan

dengan

perutnya.

Kepala

jelas

terlihat,

satu Kabupaten diantara enam Kabupaten yang

mempunyai satu atau dua pasang tentakel.

ada di Provinsi Sulawesi Barat. Kabupaten ini

Sepasang diantaranya bersifat rektraktil dan

merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

dilengkapi sebuah mata pada ujungnya. Organ

Mamuju yang disahkan dalam Undang-Undang

internal biasanya bersifat simetris dan terletak

RI Nomor 4 Tahun 2013 pada tanggal 11

di dalam cangkangnya. Cangkang tunggal

Januari 2013. Kabupaten Mamuju Tengah

umumnya amat beragam, atau ada juga jenis-

terdiri

jenis yang tidak bercangkang. Arah

atas

5

(lima)

kecamatan,

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember

2017 2

yaitu

putaran

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember

2017

ISSN 2338-1795

cangkang kebanyakan kearah kanan (dekstral)

dan

dan

lingkungan

umumnya

mempunyai

operkulum

juga

mengukur

faktor

selanjutnya

fisik-kimia

mengidentifikasi

(operculum). Tipe cangkang yang berputar

sampel dan yang terakhir pembuatan media

kearah

pembelajaran.

kiri (sinistral) kebanyakan dijumpai

pada jenis-jenis yang hidup di darat. Mantel

Analisis nilai indeks keanekaragaman (H’)

berupa membran tipis yang menyekresikan

Gastropoda

menggunakan

rumus

bahan cangkang. Banyak diantara jenis-jenis

Shannon-Wienner (Bengen, 2000) :

indeks

Gastropoda mempunyai arti ekonomi penting
bagi manusia dan beberapa jenis di antaranya
sudah dibudidayakan (Wardhana, 1990).

Keterangan :
H’ = indeks keanekaragaman Shannon

METODE PENELITIAN

Wienner

Jenis penelitian ini adalah penelitian

Ni = Jumlah individu satu jenis

deskriptif kuantitatif. Menggunakan metode

N = Jumlah total individu

purposive sampling dengan melihat kondisi

Menurut Brower

pantai

yang

dipengaruhi

oleh

aktivitas

dkk (1990) dalam

Litaay (2014) besarnya indeks keanekaragaman

masyarakat. Sampel diambil dari 3 stasiun

Shanon-Wiener sebagai berikut:

yaitu:

1.

Stasiun 1

: Daerah kawasan wisata

Stasiun 2

: Daerah kawasan perumahan
penduduk

Stasiun 3

: Daerah kawasan yang jarang
terkunjungi

Jika H’ < 1
keanekaragaman jenis

Alat dan bahan yang digunakan dalam

rendah
2.

Jika 1 ≤ H’ ≤ 3

plastik sampel, kertas label, kuas, pensil, pH
meter, thermometer, salinometer, DO meter,
spesimen Gastropoda, kapas, Alkohol 70% dan
buku identifikasi Gastropoda.
penelitian

ini

terdiri

dari

observasi lokasi penelitian atau area penelitian
sebagai

tahap

awal,

mempersiapkan

administrasi, penelitian/pengambilan sampel

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember

2017 3

:

keanekaragaman jenis
sedang
3.

Jika H’ > 3

: keanekaragaman jenis
Tinggi

penelitian ini antara lain rol meter, tali rafia,

Prosedur

:

Kelayakan media pembelajaran dihitung
dengan menggunakan persentasi. Kelayakan
tesebut dinilai berdasarkan dari hasil penilaian
kuisioner yang hasilnya dinyatakan dalam
beberapa

kategori

sesuai

dengan

nilai

persentasi yang diperoleh dihitung dengan
menggunakan rumus serta kategori persentase

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember
ISSN 2338-1795

2017

kelayakan media pembelajaran sebagai berikut

kondisi fisik-kimia lingkungan yang berkualitas

(Arikunto, 1996):

rendah.

Rumus = X 100%

Hasil Pengamatan Gastropoda di Pantai



76% - 100% Layak



56% - 75% Cukup layak



40% - 55% Kurang layak



0% - 39%

Tumbu Desa Tumbu
Berdasarkan

hasil

pengamatan

yang

dilakukan pada tiga stasiun, secara keseluruhan
ditemukan gastropoda yang terdiri dari 4 ordo,

Tidak layak

8 famili, 12 genus dan 15 species. untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini:

HASIL PENELITIAN
Kondisi fisik-kimia lingkungan
Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Tumbu dengan mengukur kondisi fisik-kimia
lingkungan

yang

selanjutnya

tabel 2. Jenis-Jenis Gastropoda di Pantai
Tumbu Desa Tumbu

pengambilan

sampel. Berdasarkan hasil pengukuran kondisi
fisik-kimia lingkungan yang diperoleh dapat
dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
tabel 1. Hasil pengukuran kondisi fisikkimia lingkungan.

Kehadiran Gastropoda di Setiap Stasiun
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
Dari tabel di atas menunjukkan hasil

dilakukan terdapat perbedaan jumlah jenis

berbeda-beda.

gastropoda yang ditemukan pada setiap stasiun.

Stasiun II merupakan stasiun yang memiliki

Data tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

pengukuran disetiap satuan

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember

2017 4

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember
ISSN 2338-1795

2017

Tabel 3. Kehadiran Gastropoda Disetiap

24. Pada stasiun ini paling banyak terdapat

Stasiun

jenis gastropoda karena kondisi lingkungan
pantai pada stasiun 3 ini masih tergolong alami,
sehingga

baik

bagi

kelangsungan

hidup

gastropoda.
Indeks Keanekaragaman Gastropoda
Analisis

mengenai

tingkat

keanekaragaman jenis gastropoda di Pantai
Tumbu menggunakan indeks keanekaragaman
Shannon-Wienner dapat dilihat pada tabel 4
berikut:
Tabel 4. Indeks keanekaragaman

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat
Pada stasiun 1 ditemukan 14 jenis gastropoda,
yang paling banyak ditemukan pada stasiun 1
adalah jenis Nassarius bimaculosus sebanyak

H’ = -⅀ (Pi. Ln Pi)

24. Pada stasiun ini tidak ditemukan Latiaxis
pilsbryi. Stasiun I merupakan stasiun yang
dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat untuk

= - (- 1,091)

berwisata.

= 1,091

Pada stasiun 2 ditemukan 12 jenis

(Tingkat keanekaragaman sedang)

gastropoda, jenis gastropoda yang paling
banyak

ditemukan

yaitu

Telescopium

Perhitungan

Indeks

Keanekaragaman

telescopium sebanyak 27. Pada stasiun tidak

yang dilakukan pada tiap stasiun menjukkan

ditemukan Latiaxis pilsbryi, Mauritia eglantina

hasil yang berbeda antara stasiun satu dan

dan Oliva oliva. Kondisi lingkungan Pantai

lainnya.

pada stasiun ini dipengaruhi oleh aktivitas

perbandingan masing-masing hasil perhitungan

masyarakat yang berada didekat pantai.

indeks, seperti pada gambar 1.

Pada stasiun 3 ditemukan 15 jenis
gastropoda, yang paling banyak ditemukan
adalah jenis Telescopium telescopium sebanyak

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember

2017 5

Sehingga,

dapat

dilihat

adanya

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember
ISSN 2338-1795

2017

Gambar 1. Diagram keanekaragaman
Hasil Uji Coba Media Pebelajaran
Berdasarkan

hasil

penilaian

media

pembelajaran buku saku, yang dilakukan oleh
tim ahli (Dosen) yang terdiri dari ahli isi,
desain dan media menyatakan bahwa media
pembelajaran berupa buku saku tersebut layak
digunakan. Data tersebut disajikan pada table 5
di bawah ini:

PEMBAHASAN

Tabel 5. Hasil Penilaian Tim Ahli

Jenis-jenis gastropoda yang ditemukan di
Pantai Tumbu
Gastropoda merupakan salah satu jenis
hewan yang banyak terdapat di kawasan pantai.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Pantai

Setelah di lakukan validasi oleh tim

Tumbu Desa Tumbu Kecamatan Topoyo

ahli/Dosen yang meliputi ahli desain, ahli

Kabupaten

media,

media

menjadi tiga stasiun secara purposive sampling,

pembelajaran dalam bentuk buku saku ini diisi

ditemukan 15 jenis gastropoda yang termasuk

oleh kelompok mahasiswa yang terbagi atas

dalam 4 ordo: Mesogastropoda, Neogastropoda,

mahasiswa kelompok besar (berjumlah 20

Archeogastropoda, Pulmonata dan 8 family:

orang)

Muricidae, Cypraidae, Neritidae, Amphibolidae,

dan

ahli

dan

isi.

mahasiswa

Selanjutnya

kelompok

kecil

Mamuju

(berjumlah 10 orang). Hasil dari penilaian oleh

Potamididae,

mahasiswa tersebut disajikan dalam tabel 6

Littorinidae.

Tengah

Nassariidae,

yang

Olividae

dibagi

dan

Pada stasiun 1 ditemukan 14 jenis

sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil penilaian mahasiswa

gastropoda yaitu Mauritia eglantina, Bedeva
paivae, Nerita trifasciata, Nerita piratica,
Nerita

litterata,

Salinator

frangilis,

Telescopium telescopium, Lataxoena blosvillei,

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember

2017 6

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember
ISSN 2338-1795

2017

traversi,

dan stasiun III sebanyak 16, Telescopium

Oliva oliva, Littorina angulifera, Pirenella

telescopium di stasiun I sebanyak 19, stasiun II

cingulata, dan Nassarius camelus. Stasiun 1

sebanyak 27 dan stasiun III sebanyak 24

merupakan daerah kawasan wisata.

(family potamididae). Keadaan pantai pada

Nassarius

bimaculosus,

Axymene

Pada stasiun II ditemukan 12 jenis
gastropoda

yaitu

stasiun I lebih didominasi oleh substrat berpasir,

Nerita

stasiun II didominasi oleh sustrat berlumpur

trifasciata, Nerita piratica, Nerita litterata,

sedangkan pada stasiun III didominasi oleh

Salinator frangilis, Telescopium telescopium,

kawasan mangrove yang bersubstrat pasir dan

Lataxoena blosvillei, Nassarius bimaculosus,

pasir berlumpur. Melihat dari keadaan pantai

Axymene

angulifera,

sesuai dengan pernyataan Islami (2015), bahwa

Pirenella cingulata dan Nassarius camelus.

family Nassariidae berhabitat di pasir namun

Stasiun

dapat juga ditemukan pada substrat berlumpur

Bedeva

treversi,
II

ini

paivae,

Littorina

berdekatan

dengan

area

perumahan warga.

yang berada di kawasan intertidal. Serta Arbi

Pada stasiun III ditemukan 15 jenis

(2014) mengungkapkan family Potamididae

gastropoda yaitu Latiaxis pilsbryi, Mauritia

berhabitat di substrat berlumpur disekitaran

eglantina, Bedeva paivae, Nerita trifasciata,

Mangrove. Dengan demikian keadaan pantai

Nerita piratica, Nerita litterata, Salinator

dengan keberadaan gastropda yang ditemukan

frangilis, Telescopium telescopium, Lataxoena

berbanding lurus.

blosvillei, Nassarius bimaculosus, Axymene

Berdasakan

pada

penelitian

yang

traversi, Oliva oliva, Littorina angulifera,

dilakukan di stasiun, gastropoda jenis Latiaxis

Pirenella cingulata,dan Nassarius camelus.

pilsbryi tidak ditemukan pada stasiun I dan II.

Stasiun ini adalah kawasan pantai yang masih

Diduga keadaan pantai tidak sesuai dengan

kurang terpengaruhi oleh aktivitas masyarakat

gastropoda tersebut. Menurut Karyanto dkk

atau kawasan pantai yang masih

(2004),

tergolong

alami.

bahwa

family

Muricidae

pada

umumnya berhabitat di batu karang, daerah

Dari tiga stasiun jenis gastropoda yang

berbatu dan berlumpur. Dilihat dari bentuk

paling banyak ditemukan yaitu: Nassarius

cangkang

bimaculosus pada stasiun I sebanyak 24,

Muricidae yang berhabitat di batu karang. Hal

stasiun II sebanyak 15 dan stasiun III sebanyak

ini juga didukung oleh keadaan pantai di

17, Nassarius camelus di stasiun I sebanyak 19,

stasiun III terdapat bebatuan karang mati yang

stasiun II sebanyak 12 dan stasiun III sebanyak

sebagian tertutup serasah daun mangrove.

18

Pirenella

Selain Latiaxis pilsbryi di stasiun II juga tidak

cingulata di stasiun I sebanyak 15, stasiun II 26

ditemukan Oliva oliva dan Mauritia eglantina,

(family

Nassariidae).

Serta

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember

2017 7

gastropoda

tersebut

merupakan

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember
ISSN 2338-1795

menurut

Islami

Olividae

mengungkapkan bahwa kisaran suhu yang

berhabitat di substrat berpasir dan memiliki

layak untuk pertumbuhan dan reproduksi

daya

gastropoda pada umumnya adalah 25-32 oC.

survival

(2015)

2017

rendah.

family

Ditambahkan

oleh

Mujiaono (2015) bahwa family cypraidae

Salinitas yang diperoleh pada stasiun I

hidup di substrat berpasir dan merupakan

yaitu 30%, stasiun II yaitu 26% dan stasiun III

hewan nokturnal. Dengan demikian keadaan

yaitu 32%. Hasil pengukuran tersebut masih

pantai berbanding lurus dengan keberadaan

dalam kisaran toleransi gastropoda yaitu 25% -

gastropoda.

40%. (Hutabarat & Evans, 1986).

Keanekaragaman

Jenis

Gastropoda

di

Pantai Tumbu
Keanekaragaman

pada

setiap

jenis

makhluk hidup sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang ada pada setiap komunitas
seperti suhu, derajat keasaman (pH), salinitas
dan oksigen terlarut. Faktor tersebut sangat
mempengaruhi
perkembangan

pertumbuhan

dan

gastropoda

sehingga,

jenis

apabila gastropoda tersebut tidak mampu
beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang
ada, maka keanekaragaman akan lebih rendah.
Indeks keanekaragaman adalah nilai yang dapat
menunjukkan keseimbangan keanekaragaman
dalam suatu pembagian jumlah individu tiap
species.

Sedikit

atau

banyaknya

keanekaragaman species dapat dilihat dengan
menggunakan indeks keanekaragaman (H’).
Keanekaragaman mempunyai nilai terbesar jika
semua individu berasal dari genus atau species
yang berbeda-beda (Odum,1993).
Adapun nilai suhu yang diperoleh dari
ketiga stasiun masih dalam keadaan normal
pada stasiu I yaitu 30 C, stasiun II yaitu 31 C
o

o

dan satsiun III yaitu 30 C. Odum (1993)
o

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember

2017 8

Derajat keasaman (pH) yang terukur pada
pengamatan 7,5 pada satsiun I, 6,9 pada stasiun
II dan 7,9 pada staiun III. Gundo (2010) pada
umumnya pH air laut sedikit basa, untuk
ukuran pH yang bagus bagi kelangsungan
hidup gastropoda berkisar antara 6,8-8,5.
Pengukuran oksogen terlarut (DO) pada
setiap stasiun pengamatan berkisar antara 5,787,09 mg/L. Odum (1993) mengungkapkan
bahwa konsentrasi oksigen terlarut untuk
kehidupan gastropoda pada kisaran 5-8 mg/L.
Secara ekologis, konsentrasi oksigen terlarut
juga menurun dengan adanya penambahan
bahan organik, karena bahan organik tersebut
akan diuraikan oleh mikroorganisme yang
mengkonsumsi oksigen yang tersedia.
Berdasarkan

hasil

penelitian

yang

dilakukan mengenai keanekaragaman jenis
gastropoda di Pantai Tumbu Desa Tumbu
Kecamatan
Tengah,

Topoyo

Kabupaten

memperoleh

nilai

Mamuju
indeks

keanekaragaman di staiun I H’=2,39, stasiun II
H’=1,93 dan stasiun III H’=2,44. Apabila
melihat dari nilai H’ disetiap stasiun kondisi
fisik-kimia lingkungan dapat mempengaruhi

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember
ISSN 2338-1795

2017

keberadaan gastropoda. Sehingga nilai H’

mengekspresikan variasi species yang ada

berbanding lurus dengan kondisi fikik-kimia

dalam suatu ekosistem ketika suatu ekosistem

lingkungan, dimana kondisi fisik-kimia dari

memiliki indeks keanekaragaman yang tinggi

ketiga stasiun yang terendah terdapat di stasiun

maka ekosistem tersebut cenderung seimbang,

II. Hal tersebut didukung oleh Islami (2015),

sebaliknya jika sesuatu ekosistem memiliki

keberadaan individu dipengaruhi oleh kondisi

indeks

fisik-kimia lingkungan begitu pula terhadap

mengindikasikan ekosistem tersebut dalam

pertumbuhan dan perkembangannya. Diperkuat

keadaan tertekan atau terdegredasi.

dengan keberadaan family potamididae yaitu
Telescopium telescopium yang berukuran lebih
kecil dibandingkan family potamididae di
stasiun I dan III.
Nilai

indeks

keanekaragaman

(H’)

gastropoda di Pantai Tumbu Desa Tumbu
Kecamata Topoyo secara keseluruhan

yaitu

1,09, karena H’= 1 < H’ >3, hal ini berarti
kondisi lingkungan perairan tersebut masih
dapat ditolerir oleh gastropoda dan mendukung
untuk keberhasilah hidup dan reproduksi.
Dengan

demikian

menunjukkan

bahwa

ekosistem di Pantai Tumbu masuk kategori
sedang.

Diversitas

atau

keanekaragaman

species tergantung pada stabilitas habitat,
semakin baik dan stabil kondisi suatu habitat
akan lebih banyak ragam species dan kekayaan
biota yang hidup di dalamnya. Sebaliknya
keanekaragaman cenderung berkurang dalam
komunitas biotik yang tertekan/labil. Dengan
kata lain kekayaan species berbanding terbalik
dengan tingkat ganguan, dan berbanding lurus
dengan

jumlah

radiasi

sinar

matahari,

tersedianya bahan makan di suatu habitat.
(Kharisma, 2012) mengatakan keanekaragaman

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember

2017 9

keanekaragaman

rendah

maka

Peranan Hasil Penelitian Gastropoda Sebagi
Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat yang
dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungsi untuk memperluas makna pesan yang
disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan baik dan sempurna
(Kustandi dan Sutjipto, 2013). Ditambahkan
oleh Sadiman (2002), bahwa media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan serta
merangsang siswa untuk belajar, contoh buku,
film bingkai film kaset dannn lain-lain. Apabila
media

itu

membawa

pesan-pesan

atau

informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud pengajaran, maka media
itu disebut media pembelajaran.
Buku saku merupakan salah satu media
yang dapat membantu memberikan rangsangan
pada proses pembelajaran. Buku saku ini
dirancang sedemikian rupa dengan desain yang
lebih

menarik,

ringkas

dan

padat

agar

mempermudah pembaca dalam memahami isi
buku saku tersebut. Buku saku ini dibuat oleh
peneliti telah diuji oleh 3 dosen Program Studi
Pendidikan Biologi yang terdiri dari ahli isi,

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember
ISSN 2338-1795

2017

desain dan media serta kelompok mahasiswa

Diharapkan hasil penelitian ini dapat

sebanyak 30 orang terdiri dari 10 orang

dijadikan data dasar dan bahan informasi dalam

kelompok kecil dan 20 kelompok besar yang

upaya pengembangan potensi sumber daya

telah memperprogramkan mata kuliah Zoologi

kelautan di Kabupaten Mamuju Tengah.

Invertebrata.
Adapun

hasil

penilian

media

pembelajaran oleh masing-masing dosen yang
telah ditunjuk menjadi tim validator yaitu
dengan persentase isi 76%, desain 89,33% dan
media

80%.

kelompok

Penilaian

kecil

87,5%

dari

mahasiswa

dan

mahasiswa

kelompok besar 87,63%. Dari hasil persentase
tersebut

dapat

dinyatakan

bahwa

media

pembelajaran yang telah dibuat telah layak
digunakan sebagai media pembelajaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan di Pantai Tumbu Desa Tumbu
Kecamatan

Topoyo

Kabupaten

Mamuju

Tengah, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.

Keanekaragaman jenis gastropoda di
Pantai Tumbu Desa Tumbu Kecamatan
Topoyo

Kabupaten

Mamuju

Tengah

diperoleh H’=1,091 yang menunjukkan
keanekaragaman sedang.
2.

Hasil penelitian tentang keanekaragaman
gastropoda

dapat

dijadikan

media

pembelajaran dalam bentuk buku saku.
Analisis persentase menunjukkan buku
saku layak digunakan.

Arbi, U. Y. (2012). “Komunitas Moluska Di
Padang Lamun Pantai Wori Sulawesi
Utara’’. Bumi Lestari. 12 (1): 55 – 65.
Arbi, U. Y. (2014). “Taksonomi dan Filogeni
famili potamididae (Gastropoda: Moluska)
di Indonesia Berdasarkan Karakteristik
Morfologi’’. Bumi Lestari. 5 (2): 221-234.
Arikunto, S. (1996). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
cipta
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi
Barat.
(2015).
Laporan
Status
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi
Sulawesi Barat. Mamuju [online].
Tersedia: https://www.google.co.id/u. [04
November 2016].
Gundo,
M.
T.
(2010).
“Kerapatan,
Keanekaragaman Dan Pola Penyebaran
Gastropoda Air Tawar Di Perairan Danau
Poso”. Dalam jurnal media litbang
sulteng. 3 (2): 91-97.
Hutabarat, S. and Evans, S. M. (1986). Kunci
Identifikasi Zooplankton. Jakarta: UIPress
Islami, M. M. (2015). Distribusi Spasial
Gastropoda dan Kaitannya dengan
Karakteristik Lingkungan di Pesisir Pulau
Nusalaut Maluku Tengah. Ilmu dan
Kelautan Tropis. 7 (1): 365-378.
Karyanto, P. M. dan Indrowati, M. (2004).
Variasi Cangkang Gastropoda Ekosistem
Pantai Cilacap sebagai Alternatif Sumber

SARAN

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember

DAFTAR PUSTAKA

2017 10

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember
ISSN 2338-1795

2017

Pembelajaran Gastropoda. Bio Edukasi.
1(1): 1-6.
Kharisma. (2012). Keanekaragaman Moluska
(Bivalvia dan Gastropoda) di Sepanjang
Garis Pantai Carita, Pandeglang. Dalam
jurnal skripsi Fakultas MIPA IPB Bogor.
[Online].1-72
halaman.
Tersedia:
http//www.google.com (24 juli 2017).
Kustandi, C. dan Sutjipto,B. (2013). Media
Pembelajaran; Manual dan Digital.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Litaay, M. (2014). “Struktur Komunitas
Bivalvia Di Kawasan Mangrove Perairan
Bontolebang
Kabupaten
Kepulauan
Selayar Sulawesi Selatan”. dalam Jurnal
Skripsi
Jurusan
Biologi
FMIPA
Universitas Hasanuddin. [Online], 1-8
halaman.
Tersedia:
http://repository.unhas.ac.id. [18 Januari
2015].
Mujiono, N. (2015). Gastropoda dari
Kepulauan Seribu Jakarta Berdasarkan
Koleksi Spesimen Zoologi Bogor. Pros
Sem Nas Masy Biodiv Indon. 1(8): 17711784.
Odum, E. P. (1993). Dasar-dasar Ekologi.
Terjemahan
Tjahjono
Samingan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Sadiman, A. S. (2002). Media Pendidikan:
Pengertian,
Pengembangan
dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekom Dikbud
dan Raja Grafindo Persada.

Triana, R. L Dan Darma, S. W. (2013).
“Tipologi Desa Di Kabupaten Mamuju
Tengah Berdasarkan Potensi Sosial
Ekonomi”. Dalam Jurnal Potensi
Wilayah Mamuju Tengah. [online].
Tersedia: http://wwwkabupatenmamuju.
[06 November 2016]

e-JIP BIOL Vol.5 (2): 30-40, Desember

2017 11

Wardhana, W. dan Oemarjati, S. B. (1990).
Taksonomi
Avertebrata:
Pengantar
Praktikum Laboratorium. Jakarta: UIPress.

Dokumen yang terkait

KEANEKARAGAMAN JENIS GASTROPODA DI PANTAI RANDUSANGA KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

1 10 68

Jenis-Jenis Tumbuhan Pantai di Desa Pelawa Baru Kecamatan Parigi Tengah Kabupaten Parigi Moutong dan Pemanfaatannya sebagai Buku Saku | - | EJIP BIOL 2684 8077 1 PB

0 0 14

Jenis-Jenis Tumbuhan Mangrove di Desa Lebo Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong dan Pengembangannya sebagai Media Pembelajaran | Puspayanti | EJIP BIOL 2682 8069 1 PB

0 0 9

Keanekaragaman Gastropoda Air Tawar di Berbagai Macam Habitat di Kecamatan Tanambulava Kabupaten Sigi | Fadhilah | EJIP BIOL 2690 8101 1 PB

0 0 7

Prevalensi Larva Fasciola Gigantica pada Beberapa Jenis Gastropoda Air Tawar di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi | Putri | EJIP BIOL 2689 8097 1 PB

0 0 6

Prevalensi Larva Echinostomatidae pada Berbagai Jenis Gastropoda Air Tawar di Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi | - | EJIP BIOL 2688 8093 1 PB

0 0 6

Kepadatan dan Frekuensi Kehadiran Gastropoda Air Tawar di Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi | Kariono | EJIP BIOL 2687 8089 1 PB

0 0 8

JENIS DAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT DI DESA TINADING DAN PENGEMBANGANNYA SEBAGAIMEDIA PEMBELAJARAN | Susila | EJIP BIOL 9371 30591 1 SM

0 0 12

Jenis-jenis Tumbuhan di Pesisir Pantai Desa Tibo dan Pemanfaatannya sebagai media pembelajaran | Muanmar | EJIP BIOL 9359 30557 1 SM

0 2 14

Keanekaragaman Echinodermata di Peraiaran Pantai Labuan Desa Montop Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan dan Implementasinya Sebagai Media Pembelaaran Biologi | Maleko | EJIP BIOL 9360 30559 1 SM

1 1 9