DOCRPIJM 14792216157 BAB VII KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS (OK)(2)

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Sebagai upaya untuk menyusun keterpaduan seluruh program pembangunan
bidang Cipta Karya, maka Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya mengelompokkan usulan
program-program pembangunan bidang Cipta Karya-nya sesuai dengan desain program
keterpaduan.
Desain program keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya dikelompokkan
berdasarkan 4 (empat) skala entitas yaitu entitas regional, entitas kabupaten, entitas
kawasan, dan entitas lingkungan/komunitas.

7.1.

Entitas Regional
Entitas regional didefinisikan sebagai suatu wilayah lintas batas administrative

yang memiliki kesamaan fungsi, antara lain fungsi ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang
mendorong terjadinya kerjasama antar daerah. Pengembangan
Cipta


Karya

infrastruktur

Bidang

entitas regional antara lain dalam rangka pengembangan kota

metropolitan, KAPET, KEK, dan lain-lain.

Adapun contoh program software/non fisik, yang termasuk pada pengembangan
infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara lain adalah:
a. Masterplan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kawasan Regional
b. Feasibility Study Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kawasan Regional
Untuk program pembangunan fisik, yang termasuk pada pengembangan infrastruktur
Bidang Cipta Karya entitas regional antara lain adalah:
a. Sistem

Pengembangan


Air

Minum

(SPAM)

Regional,

Pengembangan Air Minum;
b. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Regional, sektor Pengembangan PLP.

VII - 1

sector

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
7.2.


2015

Entitas Kabupaten Pidie Jaya
Entitas Kabupaten Pidie Jaya yang melibatkan pemangku kepentingan antara lain:

Dinas Cipta Karya dan Pengairan Kab. Pidie Jaya, Bappeda Kab. Pidie Jaya, Kantor
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kab. Pidie Jaya, Badan Pemberdayaan Masyarakat,
PDAM Tirta Krueng Meureudu, Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas
Kabupaten Pidie Jaya merupakan infrastruktur yang memiliki tingkat pelayanan skala
kabupaten, sebagai berikut :
a.

Program software/non fisik antara lain berupa:
i.

Rencana Induk Sistem

Pengembangan Air Minum

(RISPAM), sektor


Pengembangan Air Minum;
ii.

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP),
sektor Pengembangan Permukiman;

iii. Perda Bangunan Gedung dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), sektor Penataan Bangunan dan
Lingkungan;
iv. Strategi Sanitasi Kota (SSK), Master Plan Drainase Perkotaan, Master Plan
Persampahan, Master Plan Pengolahan Air Limbah program

dari

Direktorat

Pengembangan PLP Ditjen Cipta Karya,
b.


Program pembangunan fisik antara lain berupa:
i.

Penyehatan PDAM, sektor Pengembangan Air Minum;

ii.

Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Kabupaten Pidie Jaya, sektor
Pengembangan Air Minum;

iii. Infrastruktur Air Limbah Terpusat, sektor Pengembangan PLP;
iv. Infrastruktur Drainase Perkotaan, sektor Pengembangan PLP;
v.

Infrastruktur TPA Sampah, sektor Pengembangan PLP.

VII - 2

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA


2015

Tabel 7.1. Desain Program Keterpaduan Pembangunan Bidang
Cipta Karya Berdasarkan Entitas
BENTUK DUKUNGAN/KEGIATAN
ENTITAS
SOFTWARE/NON FISIK
(1)

PEMBANGUNAN FISIK

(2)

Regional

(3)

Masterplan
Feasibility Study




Kabupaten/ Kota

Sektor AM
 RISPAM

Sektor PLP
 SSK
- RIS
Drainase

Kawasan

Sektor
Bangkim
 RP2KP/
RTBL KSK




Sektor AM
 SPAM Regional

Sektor PPLP
 TPA Regional

Sektor AM
 Penyehatan
PDAM
 SPAM Kab/Kota

Sektor PPLP
 Infrastruktur Air
Limbah terpusat
 Infrastruktur Drainase
Perkotaan
 Infrastruktur
TPA Sampah


Sektor AM
 SPAM MBR (di, Kws
Kumuh dan Kws
Nelayan)
 SPAM IKK
 SPAM di Pel.
Perikanan

Sektor Bangkim
 Peningkatan
Kualitas Permukiman
Kumuh
 PSD Kws Rawan Bencana,
Kws Perbatasan, , & Kws
Perdesaan Potensial
(agro/minapolita n & KTM)

Sektor PBL
Perda BG


RTBL
Desain Kawasan
DED Draianse



Sektor PPLP
 Infrastruktur Air
Limbah Komunal
 Infrastruktur
• TPST/3R

Lingkungan

Rencana Kerja
Masyarakat/ Community


Action Plan


Sektor AM
 SPAM Desa

Sektor Bangkim
 PPIP

Rawan Air/Pesisir/
Terpencil
 PAMSIMAS
Sektor PPLP
 Sanimas
SLBM

VII - 3

Sektor PBL
 Revitalisasi Kawasan,
Pengembangan
RTH dan PSD
permukiman tradisional/
bersejarah

Sektor PBL
 PNPM Perkotaan (P2KP)
 Perbaikan Kampung/Penat aan
Lingkungan Permukiman
Berbasis Komunitas
(PLP-BK)

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal
lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan infrastruktur
bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di
perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundangundangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen, serta
pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang
dibutuhkan.
8.1. Aspek Lingkungan
Kajian

lingkungan

dibutuhkan

untuk

memastikan

bahwa

dalam

penyusunan

RPI2-JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten Pidie Jaya telah mengakomodasi
prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan
dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
1.

UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri
atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya
VIII- 1

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Pemantauan Lingkungan

(UKL-UPL)

dan

Surat

Pernyataan

2015

Kesanggupan

Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”

2.

UU

No.

17/2007

tentang

Rencana

Pembangunan

Jangka Panjang

Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan
prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang”

3.

Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan
mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan
pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung
dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim”

4.

Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan
Hidup Strategis:
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk
menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar
dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan.

5.

Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.
Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perlu disusun
dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak
membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Aceh, dan pemerintah
Kabupaten Pidie Jaya dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu
pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1. Pemerintah Pusat
VIII- 2

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

a. Menetapkan kebijakan nasional.
b. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKLUPL.
e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup.
f.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan

mengenai pengendalian

dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.
g. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan
nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
i.

Mengembangkan

dan

melaksanakan

kebijakan

pengaduan

masyarakat.
j.

Menetapkan standar pelayanan minimal.

2. Pemerintah Provinsi
a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKLUPL.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f.

Melakukan

pembinaan,

bantuan

teknis,

dan

pengawasan kepada

kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.
g. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKLUPL.
VIII- 3

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.

8.1.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:
1. RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur.
2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM adalah
karena

RPI2-JM

bidang

Cipta

Karya

berada

pada

tataran

Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsipprinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi
garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi
mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup

KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Badan
Pengelola Lingkungan Hidup Daerah sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi
terkait

langsung dengan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup

di

kota/kabupaten. Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat
mendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai pentingnya penerapan
perlindungan

dan

pengelolaan

lingkungan

prinsip

hidup untuk mendorong terjadinya

pembangunan berkelanjutan.
Bagian ini berisikan quick assement KLHS RPI2-JM. Diagram alir pentahapan
pelaksanaan KLHS adalah sebagai berikut:

VIII- 4

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Gambar 8-1
Diagram Alir Pentahapan Pelaksanaan KLHS

Beberapa identifikasi/kajian yang dilakukan dalam rangka KLHS RPI2-JM dapat
mengutip dokumen KLHS yang disusun dalam perumusan RTRW.

Tahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam
RPI2-JM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan
iklim, (2) kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3)
peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau
kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, (5)
peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah
penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat;
dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu
tersebut

menjadi

kriteria apakah rencana/program

menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.
VIII- 5

yang

disusun

teridentifikasi

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Tahap 1 dilakukan dengan penapisan (screening) dengan menyusun Tabel 8.1.
Tabel 8.1.
Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya
Penilaian
No

Kriteria Penapisan

(1)

(2)

1.

Perubahan Iklim

2.

Kerusakan, kemerosotan, dan/atau
kepunahan keanekaragaman hayati

3.

4.
5.

Peningkatan intensitas dan
cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan
lahan,
Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya alam
Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau lahan,

Uraian
Pertimbangan*

Kesimpulan:
(Signifikan/Tidak)

(3)

(4)

Perubahan iklim dampaknya ke semua sektor
kehidupan, sampai permukiman.

signifikan

Tidak terkait langsung dampaknya

Tidak signifikan

Tidak terkait langsung dampaknya

Tidak signifikan

Tidak terkait langsung dampaknya

Tidak signifikan

Tidak terkait langsung dampaknya

Tidak signifikan

6.

Peningkatan jumlah penduduk
miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat

Terkait langsung pada penyediaan sarana dan
prasarana permukiman

Signifikan

Peningkatan risiko terhadap kesehatan
dan keselamatan manusia

Terkait langsung pada penyediaan sarana dan
prasarana PLP sanitasi

Signifikan

7.

VIII- 6

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses penapisan di atas
tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2-JM tidak berpengaruh terhadap
kriteria penapisan di atas maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011
tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dapat
menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan
ditandatangani oleh Ketua Satgas RPI2-JM dengan persetujuan BPLHD, dan dijadikan
lampiran dalam dokumen RPI2-JM.

Namun, jika teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2-JM berpengaruh terhadap
kriteria penapisan di atas maka Satgas RPI2-JM didukung dinas lingkungan hidup
(BPLHD) dapat menyusun KLHS dengan tahapan sebagai berikut:
A. Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah
Perencanaan, dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:
1. Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya Tujuan identifikasi
masyarakat dan pemangku kepentingan adalah:
a) Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan
KLHS;
b) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c) Menjamin bahwa hasil

perencanaan dan

evaluasi kebijakan, rencana

dan/atau program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;
d) Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses
menyampaikan

informasi,

saran,

pendapat, dan pertimbangan tentang

pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.

VIII- 7

untuk

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Tabel 8.2
Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam penyusunan
KLHS Bidang Cipta Karya
Masyarakat dan Pemangku
Kepentingan
(1)
Pembuat keputusan

Lembaga
(2)
a. Bupati Pidie Jaya
b. DPR Pidie Jaya

Penyusun kebijakan, rencana
dan/atau program

Bappeda Kab. Pidie Jaya

Instansi/Pelaksana KRP

a. Dinas PU-Cipta Karya Kab Pidie Jaya
b. KLHPK Kab Pidie Jaya

Masyarakat
yang
memiliki a. Universitas Jabal Ghafur
informasi
dan/atau
keahlian
b. Asosiasi profesi
(perorangan/tokoh/ kelompok)
c. Gapensi
c. Forum-forum pembangunan berkelanjutan dan
lingkungan hidup
d. Perorangan/tokoh : Ketua MAA

Masyarakat terkena Dampak

d. kelompok yang memiliki data dan
informasi berkaitan dengan SDA : MAA
Pidie Jaya
a. Lembaga Adat
b. Tokoh masyarakat
c. Organisasi masyarakat
d. Pawang Uteun, Panglima Laot

2. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:
1)

penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;

2)

pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan

3)

membantu penentuan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

VIII- 8

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Tabel 8.3.
Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Bidang Cipta Karya
Pengelompokan Isu-isu Pembangunan
Berkelanjutan Bidang Cipta Karya

Penjelasan Singkat

Lingkungan Hidup Permukiman

Isu 2: Pencemaran lingkungan oleh
infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal

Kabupaten Pidie Jaya
mempunyai
sumber
air baku dari sungai Krueng
Meureudu.
Pencemaran tanah oleh septictank yang
bocor, pencemaran badan air oleh air
limbah permukiman

Isu 3: dampak kawasan kumuh terhadap
kualitas lingkungan

Kawasan
kumuh
menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan

Isu 1: kecukupan air baku untuk air minum

Ekonomi
Isu 4: kemiskinan berkorelasi dengan
kerusakan lingkungan

Pencemaran
air
mengurangi
kesejahteraan nelayan di pesisir

Sosial
Isu 5: Pencemaran menyebabkan
berkembangnya wabah penyakit

Menyebarnya
penyakit
permukiman kumuh

diare

c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)
d) Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah

VIII- 9

di

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

NO.
(1)
1

Komponen
kebijakan/rencana/Program
(2)
Pengembangan Permukiman
1) Pembinaan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman

2015

Tabel 8.4.
Identifikasi Kebijakan Rencana Program
Kegiatan
(3)
Pembangunan Drainase Kec. Ulim

Kec. Ulim

Pembangunan Drainase Kec. Bandar Dua

Kec. Bandar Dua

Pembangunan Drainase Kec. Jangka Buya

Kec. Jangka Buya

Pembangunan Drainase Kec. Tringgadeng

Kec. Tringgadeng

Pembangunan Drainase Kec. Panteraja

Kec. Panteraja

Pembangunan Drainase Kec. Bandar Baru

Kec. Bandar Baru

Pembangunan Drainase Kec. Meureudu

Kec. Meureudu

Pembangunan Drainase Kec. Meurah Dua

Kec. Meurah Dua

Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.
Ulim

Kec. Ulim

Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.
Bandar Baru
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.
Bandar Dua
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.
Tringgadeng
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.
Meurah Dua
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.
Meureudu
Pembangunan Jalan Lingkungan
Kec.Jangka Buya
Pembangunan Jalan Lingkungan Kec.
Panteraja
Pembangunan Perumahan Swadaya 10
Gampong Kec. Panteraja
Pembangunan Perumahan Swadaya 27
Gampong Kec. Tringgadeng
Pembangunan Perumahan Swadaya Kec.
Bandar Baru
Pembangunan Perumahan Swadaya Kec.
Bandar Dua
Pembangunan Perumahan Swadaya Kec.
Meureudu
Pembangunan Perumahan Swadaya Kec.
Ulim
Pembangunan Perumahan Swadaya Kec.
Meurah Dua
Pembangunan Perumahan Swadaya Kec.
Jangka Buya
Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
Agropolitan Kec. Bandar Baru
Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
Agropolitan Kec. Bandar Ulim
Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
Agropolitan Kec. Meurah Dua
Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
Agropolitan Kec. Meureudu
Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
Agropolitan Kec. Tringgadeng
Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
Agropolitan Kec. Bandar Dua
Pemb. Jalan Lingkungan Minapolitan Kec.
Panteraja

Kec. Bandar Baru

Pemb. Jalan Lingkungan Minapolitan Kec.
Jangka Buya

VIII- 10

Lokasi (Kecamatan/Kelurahan(jika ada))
(4)

Kec. Bandar Dua
Kec. Tringgadeng
Kec. Meurah Dua
Kec. Meureudu
Kec.Jangka Buya
Kec. Panteraja
10 Gampong Kec. Panteraja
27 Gampong Kec. Tringgadeng
Kec. Bandar Baru
Kec. Bandar Baru
Kec. Meureudu
Kec. Ulim
Kec. Meurah Dua
Kec. Jangka Buya
Kec. Bandar Baru
Kec. Bandar Ulim
Kec. Meurah Dua
Kec. Meureudu
Kec. Tringgadeng
Kec. Bandar Dua
Kec. Bandar Dua

Kec. Bandar Dua

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
NO.
(1)
2

3

4

Komponen
kebijakan/rencana/Program
(2)
Penataan Bangunan dan Lingkungan
1) Pembinaan dan Pengembangan
Penataan Bangunan

Pengembangan Air Minum
1) Pembinaan dan Pengembangan Air
Minum

Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman
1) Pembinaan dan Pengembangan
Penyehatan Lingkungan
Permukiman

VIII- 11

2015

Kegiatan

Lokasi (Kecamatan/Kelurahan(jika ada))

(3)
Masterplan Kota Meureudu

(4)
Kota Meureudu Kec. Meureudu

Masterplan Kota Lueng Putu
Masterplan Kota Ulegle
RTBL Kota Meureudu
RTBL Kota Lueng Putu
RTBL Kota Ulegle
Masterplan Kota Meurah Dua
Masterplan Kota Ulim
Masterplan Kota Tringgadeng
Masterplan Kota Panteraja
Masterplan Kota Jangka Buya
RTBL Kota Meurah Dua
RTBL Kota Tringgadeng
RTBL Kota Panteraja
RTBL Kota Ulim
RTBL Kota Jangka Buya
Pembangunan IPA Kec. Jangka Buya

Kota Lueng Putu Kec. Bandar Baru
Kota Ulegle Kec. Bandar Dua
Kota Meureudu Kec. Meureudu
Kota Lueng Putu Kec. Bandar Baru
Kota Ulegle Kec. Bandar Dua
Kota Meurah Dua Kec. Meurah Dua
Kota Ulim Kec. Ulim
Kota Tringgadeng Kec. Tringgadeng
Kota Panteraja Kec. Panteraja
Kota Jangka Buya Kec. Jangka Buya
Kota Meurah Dua Kec. Meurah Dua
Kota Tringgadeng Kec. Tringgadeng
Kota Panteraja Kec. Panteraja
Kota Ulim Kec. Ulim
Kota Jangka Buya Kec. Ulim
Kec. Jangka Buya

Pembangunan IPA Kec. Ulim
Pembangunan IPA Kec. Panteraja
Pembangunan IPA Kec. Bandar Dua
Pembangunan IPA Kec. Meurah Dua
Pembangunan IPA Kec. Meureudu
Pembangunan IPA Kec. Tringgadeng
Pembangunan IPA Kec. Bandar Baru
Pembangunan WTP Kab. 20 lps Kec. Bandar
Baru
Pembangunan Jaringan Drainase Skala
Kawasan Kec. Meureudu

Kec. Ulim
Kec. Panteraja
Kec. Bandar Dua
Kec. Meurah Dua
Kec. Meureudu
Kec. Tringgadeng
Kec. Bandar Baru
Kec. Bandar Baru

Pembangunan Jaringan Perpipaan IPAL
Komunal / Sanimas Kec. Meureudu

Kec. Meureudu

Pembangunan Drainase Primer

Kec. Ulim

Pembangunan Drainase Primer

Kec. Bandar Dua

Pembangunan Drainase Primer

Kec. Jangka Buya

Pembangunan MCK+ Sanimas

Kab. Pidie Jaya

Pemb. IPAL Komunal

Kec. Jangka Buya

Kec. Meureudu

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Tabel 8.5.
Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah
Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek-Aspek PembangunanBerkelanjutan
No

(1)
1.

Komponen Kebijakan, Rencana
dan/atau Program

(2)
Pengembangan Permukiman
1) Pembangunan Drainase Kec. Ulim
2) Pembangunan Drainase Kec. Bandar
Dua
3) Pembangunan Drainase Kec. Jangka
Buya
4) Pembangunan Drainase Kec.
Tringgadeng
5) Pembangunan Drainase Kec.
Panteraja
6) Pembangunan Drainase Kec. Bandar
Baru
7) Pembangunan Drainase Kec.
Meureudu
8) Pembangunan Drainase Kec.
Meurah Dua
9) Pembangunan Jalan Lingkungan
Kec. Ulim
10) Pembangunan Jalan Lingkungan
Kec. Bandar Baru
11) Pembangunan Jalan Lingkungan
Kec. Bandar Dua
12) Pembangunan Jalan Lingkungan
Kec. Tringgadeng
13) Pembangunan Jalan Lingkungan
Kec. Meurah Dua
14) Pembangunan Jalan Lingkungan
Kec. Meureudu
15) Pembangunan Jalan Lingkungan
Kec.Jangka Buya
16) Pembangunan Jalan Lingkungan
Kec. Panteraja
17) Pembangunan Perumahan Swadaya
10 Gampong Kec. Panteraja
18) Pembangunan Perumahan Swadaya
27 Gampong Kec. Tringgadeng
19) Pembangunan Perumahan
SwadayaKec. Bandar Baru
20) Pembangunan Perumahan Swadaya
Kec. Bandar Dua
21) Pembangunan Perumahan Swadaya
Kec. Meureudu
22) Pembangunan Perumahan Swadaya
Kec. Ulim
23) Pembangunan Perumahan
SwadayaKec. Meurah Dua
24) Pembangunan Perumahan Swadaya
Kec. Jangka Buya
25) Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
Agropolitan Kec. Bandar Baru
26) Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
Agropolitan Kec. Bandar Ulim
27) Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
Agropolitan Kec. Meurah Dua
28) Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
Agropolitan Kec. Meureudu
29) Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
Agropolitan Kec. Tringgadeng
30) Pemb. Jalan Lingkungan Kawasan
Agropolitan Kec. Bandar Dua
31) Pemb. Jalan Lingkungan
Minapolitan Kec. Panteraja
32) Pemb. Jalan Lingkungan
Minapolitan Kec. Jangka Buya

VIII- 12

Bobot Lingkungan Hidup
Permukiman
Isu 1
(3)
Pencemaran
lingkungan
oleh
infrastruktur
yang tidak
berfungsi
maksimal

Isu 2
(4)

Bobot Sosial
Isu 1
(5)

Bobot Ekonomi
Isu 2
(6)

Isu 1
(7)
kemiskinan
berkorelasi
dengan
kerusakan
lingkungan

Isu 2
(8)

Total
Bobot
(9)

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Lanjutan Tabel 8.5.
Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah

Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek-Aspek PembangunanBerkelanjutan
No

Komponen Kebijakan, Rencana
dan/atau Program

(1)
2.

(2)
Penataan Bangunan dan Lingkungan
1) Masterplan Kota Meureudu
2) Masterplan Kota Lueng Putu
3) Masterplan Kota Ulegle
4) RTBL Kota Meureudu
5) RTBL Kota Lueng Putu
6) RTBL Kota Ulegle
7) Masterplan Kota Meurah Dua
8) Masterplan Kota Ulim
9) Masterplan Kota Tringgadeng
10) Masterplan Kota Panteraja
11) Masterplan Kota Jangka Buya
12) RTBL Kota Meurah Dua
13) RTBL Kota Tringgadeng
14) RTBL Kota Panteraja
15) RTBL Kota Ulim
16) RTBL Kota Jangka Buya

3.

Pengembangan Air Minum
1) Pembangunan IPA Kec. Jangka Buya
2) Pembangunan IPA Kec. Ulim
3) Pembangunan IPA Kec. Panteraja
4) Pembangunan IPA Kec. Bandar Dua
5) Pembangunan IPA Kec. Meurah
Dua
6) Pembangunan IPA Kec. Meureudu
7) Pembangunan IPA Kec.
Tringgadeng
8) Pembangunan IPA Kec. Bandar
Baru
9) Pembangunan WTP Kab. 20 lps
Kec. Bandar Baru
Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Permukiman
1) Pembangunan Jaringan Drainase
Skala Kawasan Kec. Meureudu
1) Pembangunan Jaringan Perpipaan
IPAL Komunal / Sanimas Kec.
Meureudu
2) Pembangunan Drainase Primer Kec.
Ulim
3) Pembangunan Drainase Primer Kec.
Bandar Dua
4) Pembangunan Drainase Primer Kec.
Jangka Buya
5) Pembangunan MCK+ Sanimas
6) Pemb. IPAL Komunal Kec. Jangka
Buya

4.

VIII- 13

Bobot Lingkungan Hidup
Permukiman
Isu 1
(3)
Pencemaran
lingkungan
oleh
infrastruktur
yang tidak
berfungsi
maksimal

kecukupan air
baku untuk air
minum

Pencemaran
lingkungan
oleh
infrastruktur
yang tidak
berfungsi
maksimal

Bobot Sosial

Bobot Ekonomi

Isu 2
(4)
dampak
kawasan
kumuh
terhadap
kualitas
lingkungan

Isu 1
(5)
Pencemaran
menyebabkan
berkembangnya
wabah penyakit

Isu 2
(6)

Isu 1
(7)
kemiskinan
berkorelasi
dengan
kerusakan
lingkungan

Pencemaran
lingkungan
oleh
infrastruktur
yang tidak
berfungsi
maksimal

Pencemaran
menyebabkan
berkembangnya
wabah penyakit

kemiskinan
berkorelasi
dengan
kerusakan
lingkungan

dampak
kawasan
kumuh
terhadap
kualitas
lingkungan

Pencemaran
menyebabkan
berkembangnya
wabah penyakit

kemiskinan
berkorelasi
dengan
kerusakan
lingkungan

Isu 2
(8)

Total
Bobot
(9)

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program
untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan menjamin
pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dan disepakati bahwa
kebijakan, rencana dan/atau program yang dikaji potensial memberikan dampak
negatif pada pembangunan berkelanjutan, maka dikembangkan beberapa alternatif
untuk menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan, rencana dan/atau
program yang ada. Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah
rancangan KRP mempertimbangkan antara lain:
a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan,
rencana, dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak
lingkungan atau bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau
program.
c. Menunda, memperbaiki urutan, atau

mengubah prioritas pelaksanaan

kebijakan, rencana, dan/atau program.
d. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.

Dari hasil kajian dengan mengisi tabel 8.5 dihasilkan kesimpulan bahwa tidak ada satupun
KRP yang memiliki score negatif sehingga tidak perlu lagi dilakukan langkah berikutnya
yaitu :


Perumusan alternatif penyempurnaan KRP ( tabel 8.6 )



Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS (tabel 8.7)

VIII- 14

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Tabel 8.6.
Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
No.

Komponen kebijakan, rencana
dan/atau program
(1)
(2)
1. Pengembangan Permukiman
2.
3.
4.

Alternatif
Penyempurnaan KRP
(3)
NIHIL

Penataan
Bangunan
dan
Lingkungan
Pengembangan Air minum

NIHIL

Pengembangan
Penyehatan
Lingkungan Permukiman

NIHIL

NIHIL

3. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
Tabel 8.7.
Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
No.

Komponen Kebijakan,
Rencana dan/atau Program

Rekomendasi Perbaikan KRP dan
Pengintegrasian Hasil KLHS

(1)
1.
2.

(2)
Pengembangan Permukiman
Penataan Bangunan dan
Lingkungan

(3)
NIHIL
NIHIL

3.

Pengembangan Air minum

NIHIL

4.

Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman

NIHIL

Kabupaten Pidie Jaya yang telah menyusun dan memiliki dokumen KLHS RTRW
Kabupaten Pidie Jaya, tetapi masih belum sempurna dan perlu perbaikan atau revisi maka
hasil olahan di dalam KLHS tersebut dapat dijadikan bahan masukan bagi kajian
perlindungan lingkungan dalam RPI2-JM.

KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada tataran rencana-program.
Sedangkan pada tataran kegiatan atau keproyekan, instrumen yang lebih tepat diterapkan
adalah Amdal, UKL-UPL. Dan SPPLH. Tabel 8.8 menjelaskan beberapa perbedaan antara
KLHS dan AMDAL.

VIII- 15

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

8.1.2. Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH
Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang
jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu:
1. Proyek wajib AMDAL
2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL
3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH

VIII- 16

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

Deskripsi

2015

Tabel 8.8.
Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
(KLHS)

a) Rujukan
Peraturan
Perundangan

i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
ii. Permen LH 09/2011 tentang Pedoman
umum KLHS

b) Pengertian
Umum

Rangkaian
analisis
yang
sistematis, Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau
menyeluruh,
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
dan partisipatif untuk memastikan bahwa proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
prinsip pembangunan berkelanjutan telah kegiatan. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat
menjadi dasar dan terintegrasi dalam menimbulkan
perubahan
terhadap
rona lingkungan hidup serta
pembangunan
suatu
wilayah
dan/atau menyebabkan dampak terhadap lingkungan.
kebijakan, rencana, dan/atau program.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang
masuk kriteria sebagai wajib AMDAL (Pemerintah/swasta)

c) Kewajiban
pelaksanaan

i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
ii. Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan bidang PU wajib
UKL UPL
iii. Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
Wajib AMDAL

d) Keterkaitan
studi
lingkungan
dengan:

i. Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan
RPJM
Tahap perencanaan suatu usaha dan atau kegiatan
ii.Kebijakan, rencana dan/atau program
yang berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau resiko lingkungan

e) Mekanisme
pelaksanaan

i. pengkajian pengaruh kebijakan, rencana,
dan/ atau program terhadap kondisi
lingkungan

VIII- 17

i. Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang berkompeten sebagai penyusun
AMDAL

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Deskripsi

Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
(KLHS)
hidup di suatu wilayah;
ii. Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL yang dibentuk
ii.perumusan
alternatif
oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan
penyempurnaan
kebijakan,
rencana,
dibantu oleh Tim Teknis.
dan/atau program; dan
iii.Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi berupa kelayakan
iii.rekomendasi
perbaikan
untuk
atau ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri, gubernur, dan
pengambilan keputusan kebijakan, rencana,
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
dan/atau program yang mengintegrasikan iv.Menteri, gubernur, dan bupati/walikota berdasarkan rekomendasi
prinsip pembangunan berkelanjutan.
komisi penilai AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan atau
Ketidaklayakan lingkungan

f) Muatan Studi
Lingkungan

i. Isu
Strategis
terkait Pembangunan
i. Kerangka acuan;
Berkelanjutan
ii. Andal; dan iii. RKL-RPL.
ii. Kajian pengaruh rencana/program dengan Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan Andal dan RKL-RPL. Kerangka
isu-isu strategis terkait pembangunan acuan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata
berkelanjutan
ruang kawasan.
iii. Alternatif
rekomendasi
untuk
rencana/program

g) Output

VIII- 18

Dasar bagi kebijakan, rencana,
dan/atau
program pembangunan dalam suatu wilayah.

Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai
kewenangan tentang kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan.

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Deskripsi
h) Outcome

2015

Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
(KLHS)
i. Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat i. Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidak layakan
untuk melakukan perbaikan kebijakan,
lingkungan
rencana, dan/atau program pembangunan ii. Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan
yang melampaui daya dukung dan daya iii. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang
tampung lingkungan.
tercantum dalam RKL RPL.
ii. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah
melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak
diperbolehkan lagi.

i) Pendanaan

APBD Kabupaten/Kota

j) Partisipasi
Masyarakat

Masyarakat adalah salah satu komponen dalam Masyarakat yang dilibatkan adalah:
kabupaten/kota yang dapat mengakses
i. Yang terkena dampak;
dokumen pelaksanaan KLHS
ii. Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau
iii. Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses
AMDAL

VIII- 19

i. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKLRPL) didanai oleh pemrakarsa,
ii. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat Penilai
AMDAL dibebankan pada APBN/APBD
iii. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi
AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa.
iv. Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada anggaran instansi
lingkungan hidup pusat, provinsi dan kabupaten/kota

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Deskripsi

Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS)

2015

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

k) Atribut
Lainnya:
a. Posisi

Hulu siklus pengambilan keputusan

Akhir sklus pengambilan keputusan

b. Pendekatan

Cenderung pro aktif

Cenderung bersifat reaktif

c. Fokus
analisis

Evaluasi implikasi lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan

Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan

d. Dampak
kumulatif

Peringatan dini atas adanya dampak komulatif

Amat terbatas

e. Titik
berat Memelihara keseimbangan alam,
telaahan
pembangunan
f. Alternatif
Banyak alternatif

Mengendalikan dan meminimalkan dampak negative

g. Kedalaman

Luas dan tidak rinci sebagai landasan
untuk mengarahkan visi dan kerangka umum

Sempit, dalam dan rinci

h. Deskripsi
proses

Proses multi pihak, tumpang tindih
Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan
komponen,
Akhir
KRP merupakan proses iteratif dan kontinu
Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan Menangani gejala kerusakan lingkungan

i. Fokus
pengendalia
n dampak
j. Institusi
Penilai

VIII- 20

Tidak diperlukan institusi yang
berwenang
memberikan penilaian dan persetujuan KLHS

Alternatif terbatas jumlahnya

Diperlukan institusi yang berwenang
penilaian dan persetujuan AMDAL

memberikan

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Deskripsi
k) Outcome

l) Pendanaan

m) Partisipasi
Masyarakat

VIII- 21

Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS)
i. Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat
untuk melakukan perbaikan kebijakan,
rencana, dan/atau program pembangunan
yang melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
ii. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah
melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak
diperbolehkan lagi.
APBD Kabupaten/Kota

2015

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
i. Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidak layakan
lingkungan
ii. Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan
iii. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang
tercantum dalam RKL RPL.

i. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKLRPL) didanai oleh pemrakarsa,
ii. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat Penilai
AMDAL dibebankan pada APBN/APBD
iii. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi
AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa.
iv. Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada anggaran instansi
lingkungan hidup pusat, provinsi dan kabupaten/kota

Masyarakat adalah salah satu komponen dalam Masyarakat yang dilibatkan adalah:
kabupaten/kota yang dapat mengakses
i. Yang terkena dampak;
dokumen pelaksanaan KLHS
ii. Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau
iii. Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses
AMDAL

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi
dokumen AMDAL adalah sebagai berikut:
Tabel 8.9.
Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No.
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
A. Persampahan:
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan
sistem Control landfill/sanitary landfill:
- luas kawasan TPA, atau
> 10 ha
- Kapasitas Total
> 100.000 ton
b. TPA di daerah pasang surut:
- luas landfill, atau
semua kapasitas/
- Kapasitas Total
besaran
c. Pembangunan transfer station:
- Kapasitas
> 500 ton/hari
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah
terpadu:
- Kapasitas
> 500 ton/hari
e. Pengolahan dengan insinerator:
- Kapasitas
semua kapasitas
f. Composting Plant:
- Kapasitas
> 500 ton/hari
g. Transportasi sampah dengan kereta api:
- Kapasitas
> 500 ton/hari
B. Pembangunan Perumahan/Permukiman:
a. Kota metropolitan, luas
> 25 ha
b. Kota besar, luas
> 50 ha
c. Kota sedang dan kecil, luas
> 100 ha
d. keperluan settlement transmigrasi
> 2.000 ha
C. Air Limbah Domestik
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas
penunjang:
- Luas, atau
> 2 ha
- Kapasitasnya
> 11 m3/hari
b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk
fasilitas penunjangnya:
- Luas, atau
> 3 ha
- Kapasitasnya
> 2,4 ton/hari
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:
- Luas layanan, atau
>500 Ha
- Debit air limbah
>10 Ha
D
Pembangunan Saluran Drainase (Primer
dan/atau sekunder) di permukiman
a. Kota besar/metropolitan, panjang
>5 Km
b. Kota sedang, panjang:
>10 Km
Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan
a.
b.
c.
d.
e.
VIII- 22

Pembangunan jaringan distribusi
Luas layanan
b. Pembangunan jaringan transmisi
- panjang

>500 Ha
>10 Km

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas
menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi
dengan

dokumen UKL-UPL. Jenis

kegiatan

bidang Cipta karya dan batasan

kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tercermin dalam tabel 8.10

Tabel 8.10.
Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL
Sektor Teknis CK
Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

a.

b.

Persampahan

Air Limbah
Domestik/
Permukiman

c. Drainase
Permukaan
Perkotaan

VIII- 23

i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem
controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi
penunjang:

Luas kawasan, atau < 10 Ha

Kapasitas total < 10.000 ton
ii. TPA daerah pasang surut

Luas landfill, atau < 5 Ha

Kapasitas total < 5.000 ton
iii. Pembangunan Transfer Station

Kapasitas < 1.000 ton/hari
iv. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah
Terpadu

Kapasitas < 500 ton
v. Pembangunan Incenerator

Kapasitas < 500 ton/hari
vi. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos

Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha
i. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT) termasuk fasilitas penunjang

Luas < 2 ha

Atau kapasitas < 11 m3/hari
ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah

Luas < 3 ha

Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
iii. Pembangunan
sistem
perpipaan
air
limbah
(sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman

Luas < 500 ha

Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari
i. Pembangunan saluran primer dan sekunder

Panjang < 5 km
ii. Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan
pemukiman

Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Lanjutan Tabel 8.10.
Sektor Teknis
CK
d.

Air Minum

Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
i. Pembangunan jaringan distribusi:

luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha
ii. Pembangunan jaringan pipa transmisi

Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d 50 lps s.d. < 100 lps
v. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan:

Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara
SPAM : 2,5 lps - < 50 lps

Kegiatan komersil: 1,0 lps - < 50 lps

i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,
perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi,
terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000
m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk
mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura,
bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d.
10.000 m2
e. Pembangunan
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung
Gedung
pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan,
laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000
m2 s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan
dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh
menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka
wajib dilengkapi UKL dan UPL
ii. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang
melintasi prasarana dan atau sarana umum:
1)
Fungsi
usaha
meliputi
bangunan
gedung
perkantoran,
perdagangan, perindustrian, perhotelan,
wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat
penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2

VIII- 24

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Lanjutan Tabel 8.10
Sektor Teknis
CK

Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk
e. Pembangunan
mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura,
Gedung
bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d.
10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung
pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan,
laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000
m2 s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan
dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh
menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka
wajib dilengkapi UKL dan UPL
iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,
perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi,
terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000
m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk
mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura,
bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d.
10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung
pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan,
laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000
m2 s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan
dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh
menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka
wajib dilengkapi UKL dan UPL

VIII- 25

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
Sektor Teknis CK

f. Pengembangan
kawasan
permukiman baru

g. Peningkatan
Kualitas
Permukiman

h. Penanganan
Kawasan Kumuh
Perkotaan

2015

Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
i. Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI,
buruh/pekerja;

Jumlah hunian: < 500 unit rumah;

Luas kawasan: < 10 ha
ii. Pengembangan kawasan permukiman baru sebagai
pusat kegiatan sosial ekonomi lokal pedesaan (Kota Terpadu
Mandiri eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di
perbatasan);

Jumlah hunian: < 500 unit rumah;

Luas kawasan: < 10 ha
iii. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan
pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/
Lingkungan Siap Bangun)
•i. Penanganan
Jumlah hunian:
< 500 kumuh
unit rumah;
kawasan
di perkotaan
dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar
(basic
need)
pelayanan
infrastruktur, tanpa pemindahan
penduduk;

Luas kawasan: < 10 ha
ii.
Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil,
kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;

Luas kawasan: < 10 ha
iii.
Pengembangan
kawasan
perdesaan
untuk
meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan
agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa
KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP)

Luas kawasan: < 10 ha
i.
Penanganan menyeluruh terhadap kawasan
kumuh berat di perkotaan metropolitan yang dilakukan
dengan pendekatan peremajaan kota (urban renewal), disertai
dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan
dengan penyediaan bangunan rumah susun

Luas kawasan: < 5 ha

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas wajib
dilengkapi dokumen UKL-UPL menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen UKLUPL tetapi wajib dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH).

VIII- 26

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA

2015

Tabel 8.11.
Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan Pada Program Cipta Karya

NO

Komponen Kegiatan

Lokasi

Amdal

UKL/UPL

SPPLH

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

1.

Pengembangan Permukiman

2.

Penataan
Bangunan
Lingkungan

3.

Pengembangan Air minum

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

4.

Pengembangan
Penyehatan
Lingkungan Permukiman

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

VIII- 27

dan

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
8.2.

2015

Aspek Sosial
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta

Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun pasca
pembangunan/pengelolaan.

Pada

taraf

perencanaan,

pembangunan

infrastruktur

permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isuisu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender.
Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga
diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun
permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu
diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa
manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya memperhatikan aspek
sosial adalah sebagai berikut:

1.

UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional:
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga

dilakukan

dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang
kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di
wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana
Penguatan

kelembagaan

dan

jaringan

pengarusutamaan gender dan anak di

tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.

2.

UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan
Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum:
Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan tanah
bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
bangsa, negara, dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak
yang Berhak.

VIII- 28

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KABUPATEN PIDIE JAYA
3.

2015

Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
Perbaikan kesejahteraan rakyat

dapat

diwujudkan melalui sejumlah program

pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja,
termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan
pembangunan infrastruktur dasar.
Untuk

mewujudkan

keadilan

dan

kesetaraan

gender, peningkatan akses dan

partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.

4.

Peratur