PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH DI DUSUN TUKANG KEC. PABELAN DALAM TINJAUAN UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT - Test Repository
PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH DI DUSUN TUKANG
KEC. PABELAN DALAM TINJAUAN UNDANG-UNDANG
NO 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Oleh:
Cholidatul Chodriah
NIM : 21412026
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.
D ekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama :
Cholidatul Chodriah
Nim : 21412026 Judul : PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH DI DUSUN TUKANG
KEC. PABELAN DALAM TINJAUAN UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
Dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, 15 September 2016 Pembimbing
Tri Wahyu Hidayati, M.Ag NIP. 197411232000032002
PERSEMBAHAN Kepada: Ayah dan Ibunda tercinta Semoga pengabdian dan jerih payah mu Mendapat Ridho Allah Swt. Semuanya yang memberiku arti dan manfaat Dalam hidup ini, yang tidak dapat dilukiskan oleh tulisan dan pena, yang juga tidak bisa tersentuh oleh bahasa…!
MOTTO
- Hidup di dunia hanya sekali, sekali hidup harus berarti
- Berlarilah mengejar mimpi meski jalan terjal berduri
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan rahmatNya penilitian ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Shalawat dan salam selalu penulis panjatkan kehadirat Nabi Muhammad yang telah membawa umat dari zaman kebodohan kezaman yang tahu akan ilmu.
Semoga selalu mendapatkan Syafaat dari beliau di dunia maupun diakhirat nanti.
Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Jurusan Hukum Ekonomi Syariah yang berjudul Pengelolaan Zakat Fitrah Di Dusun
Tukang Kec, Pabelan Dalam Tinjauan Undang-Undang No 23 tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat . Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan
laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rektor IAIN Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Syariah Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.
3. Ibu Evi Ariyani, SH., MH, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah di IAIN Salatiga.
4. Ibu Lutfiana Zahriani, M.H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.
5. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran, pengarahan, dan masukan sehingga skripsi dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.
6. Bapak ibu dosen fakultas Syariah yang telah memberikan ilmunya selama menempuh pendidikan S1 Hukum Ekonomi Syariah.
7. Seluruh anggota tim penguji yang telah meluangkan waktunya untuk menilai kelayakan proposal dan meguji skripsi dalam rangka menyelesaikan studi Hukum Ekonomi Syariah di IAIN Salatiga.
8. Kepada Bapak Ibu Dusun Tukang yang telah memberikan data-data yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada Bapak Takmir Masjid di Dusun Tukang yang sudah memberikan informasi.
10. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah mendidik, memberikan dukungan pada setiap langkang yang saya ambil hingga saya menjadi sarjana, yang telah mengorbankan segalanya dan tidak akan mungkin bandinganya kepada penulis dimanapun dan sampai kapanpun.
11. Bapak Amir Subadi, M.Ag, Pak Ridwan, S.Pd. Kakak ku M. Irfangi, S.Sy dan segenap keluarga ku semua yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam perjalanan ini.
12. Kepada Maksum Hidayah. Terimakasih atas kasih sayang, perhatian dan kesabaranmu yang telah memberiku semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga engkau pilihan yang baik buat ku dan masa depan aku.
13. Teman-teman S1 Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2012 terimakasih atas kebersamaanya motifasi dan dukunganya.
14. Semua yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu dalam tulisan ini.
Semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari apa yang mereka berikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 15 September 2016 Penulis
ABSTRAK
Chodriah,Cholidatul. 2016. Pengelolaan Zakat Fitrah di Dusun Tukang, Kec.Pabelan Kab Semarang Dalam Tinjauan UU no 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.
Skripsi. Fakultas Syari‟ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah. Institut Agama Islam Negeri. Salatiga. Pembimbing: Tri Wahyu Hidayati,M.Ag.
Kata Kunci: Pengelolaan, Zakat Fitrah.
Zakat fitrah adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya. Pasal 5 dan 17 Undang-Undang no 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat menyatakan bahwa untuk melaksanakan pengelolaan zakat, Pemerintah membentuk BAZNAZ kemudian untuk membantu pengelolaan zakat, masyarakat dapat membentuk LAZ. Dalam pengumpulan zakat fitrah dilaksanakan oleh seluruh warga Dusun Tukang dengan mengumpulkan zakat fitrah kepada takmir masjid yang menjadi panitia zakat yang berada di Masjid At- Taqwa Dusun Tukang. Peneliti melakukan penelitian mengenai bagaimana pengelolaan zakat fitrah di Dusun Tukang dan apakah pengelolaan zakat fitrah di Dusun Tukang sudah sesuai Undang-undang no 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan zakat fitrah di Dusun Tukang dan mengetahui pengelolaan zakat fitrah di Dusun Tukang sudah sesuai Undang-undang no 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat atau belum.
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu data yang diperoleh dari penelusuran secara langsung mengenai pengelolaan di Dusun Tukang Kec Pabelan. Lokasi penelitian ini adalah Dusun Tukang Desa Tukang Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dengan obyek penelitian para warga dusun Tukang tersebut. Sumber data yang digunakan adalah Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dilapangan dan wawancara yang bersangktan. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah obserasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah pelaksanaan pengelolaan zakat fitrah di dusun Tukang untuk pemahaman terhadap pengelolaan zakat fitrah sebagian besar masih diberikan sendiri kepada mustahik dan sebagian lainya lewat panitia yang dilakukan oleh takmir masjid, demikian itu tidak sesuai undang-undang no 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, agar tidak terkena sanki pasal 41 undang- undang maka takmir selaku amil harus membuat surat tertulis kepada kantor urusan agama sebagaimana PP no 14 tahun 2014 tentang pengelolaan zakat.
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Penduduk di Dusun Tukang……………………… 47
Tabel 3.2 Daftar Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian…………. 48
Tabel 3.3 Daftar Penduduk Menurut Tingkat Pendidika .............................. 50
DAFTAR LAMPIRAN
1. Riwayat Hidup.2. Daftar Nilai SKK
3. Daftar Nota Pembimbing 4. Undang-Undang No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
5. Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Zakat.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i LOGO IAIN .................................................................................................. ii SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii PENGESAHAN ........................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................. vi MOTTO ......................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii KATA PENGANTAR.................................................................................. viii ABSTRAK .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ DAFTAR ISI .......................................................................................... ..... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 Latar Belakang ........................................................................... 1 A. ............................................................................................Rumusan Masalah ...................................................................................... 6 B. ............................................................................................Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
C. ............................................................................................Kegunaan
6 D. ............................................................................................Penegasan Istilah .......................................................................................... 7 E. ............................................................................................Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 8 F. .............................................................................................Metode Penelitian .................................................................................... 10 G. ............................................................................................Sistematika Penulisan .................................................................................... 12
BAB II Seputar Zakat Fitrah dan Pengelolaannya ................................. 14 A. ............................................................................................Pengertian Zakat Fitrah ................................................................................ 14 B. ............................................................................................Dasar Hukum Zakat Fitrah ................................................................... 18 C. ............................................................................................Syarat- syarat Wajib Zakat Fitrah ........................................................... 20 D. ............................................................................................Kadar dan
Jenis Zakat .................................................................................. 22 E. ............................................................................................Waktu Pengeluaran Zakat ...................................................................... 25 F. .............................................................................................Hikmah Zakat Fitri ................................................................................... 27 G. ............................................................................................Mustahik Zakat ........................................................................................... 29
H. ............................................................................................Amil Zakat ..................................................................................................... 35 I. .............................................................................................Pengelolaa n Zakat Fitrah (Undang-undang no 23 tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah no 14 tahun 2014 ............................. 38
BAB III PELAKSANAAN ZAKAT FITRAH DI DUSUN TUKANG A. ............................................................................................Kondisi Umum Dusun Tukang ................................................................ 46 1. .................................................................................Letak Geografis ...................................................................... 46 2. .................................................................................Keadaan Sosial, Ekonomi, Agama dan Pendidikan .................... 47 B. ............................................................................................Pelaksanaa n Zakat Fitrah di Dusun Tukang ................................................ 50 1. .................................................................................Muzzaki
50 2. .................................................................................Mustahik
52 3. .................................................................................Amil
54 4. .................................................................................Pengelolaa n Zakat Fitrah ............................................................... 55 C. ............................................................................................Pendapat
Ulama di Dusun Tukang Kec. Pabelan ...................................... 60
BAB IV PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH DI DUSUN TUKANG KEC. PABELAN KAB. SEMARANG A. ............................................................................................Zakat Fitrah di Dusun Tukang ............................................................. 62 B. ............................................................................................Analisa Menurut UU dan PP ................................................................... 71 BAB V PENUTUP A. ............................................................................................Kesimpula n .................................................................................................. 76 B. ............................................................................................Saran-saran
..................................................................................................... 77 C. ............................................................................................Penutup
77 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah salah satu rukun Islam,yang merupakan salah
satu tiang penting dalam Islam. Selain sebagai perintah yang harus dilaksanakan, zakat juga merupakan bentuk ibadah kepada Allah sekaligus merupakan bentuk amal sosial terhadap masyarakat serta sebagai kegiatan untuk mensucikan harta, yang bertujuan juga menambah tingkat kemakmuran masyarakat dan juga mengurangi penderitaan masyarakat.
Di dalam al- Qur‟an banyak ayat-ayat yang menerangkan secara tegas memeritahkan pelaksanaan zakat. Perintah Allah untuk melaksanakan zakat tersebut sering kali beriringan dengan perintah pelaksanaan sholat. Hal ini menunjukan betapa pentingnya peran zakat dalam kehidupan umat Islam, hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqoroh ayat 43:
“ Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang- orang yang ruku'.”
Perintah zakat selalu beriringan dengan perintah sholat karena kedua perintah tersebut memiliki tujuan yang hampir sama, yakni perbaikan kualitas kehidupan masyarakat. Zakat bertujuan membersihkan diri dari sifat rakus dan kikir, dan mendorong manusia untuk mengembangkan sifat kedermawanan dan sensitivitas kesetiaan sosial. Demikian pula halnya dengan sholat, sholat bertujuan menghindarkan kehidupan manusia dari kejahatan dan kerusakan.
Hal ini menunjukkan bahwa zakat dan sholat mempunyai kedudukan yang erat dalam hal keutamaanya, dimana sholat dipandang seutama-utamanya ibadah bathiniyah begitu juga zakat dipandang seutama-utamanya ibadah amaliyah. Zakat juga merupakan salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam, maka dari itu siapa yang mengabaikan rukun ini maka meruntuhkan sendi-sendi Islam.
Agama Islam membagi zakat menjadi dua macam yaitu: zakat
mal dan zakat fitrah. Zakat Mal (zakat harta) merupakan zakat yang
harus dikeluarkan oleh seorang muslim terhadap harta yang dimilikinya dan telah memenuhi syarat, baik haul, nisab, kadar dan waktu yang telah ditetapkan oleh ketentuan hukum agama. Zakat
fitrah adalah zakat yang diwajibkan karena berahirnya bulanRamadhan.
Hukumnya wajib atas setiap diri muslim baik anak-anak ataupun dewasa, laki-laki ataupun perempuan, budak ataupun sudah merdeka.
Mengenai zakat Nafs (Zakat Fitri) disampaikan oleh Nabi dalam suatu pidato di Masjid pada tahun kedua Hijrah, dua hari sebelum berahirnya puasa Ramadhan yaitu dimana beliau menerangkan kewajiban mengeluarkan zakat fitrah sebelum pergi ketempat sembahyang, melaksanakan sholat Idul Fitri (Jdamal, 1982:243).
Penyaluran zakat fitrah disalurkan kepada Mustahiq (penerima zakat) sesuai ketentuan Islam yang terdapat dalam Al- Qur‟an At- Taubah ayat 60:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf
yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang
yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”Ayat diatas menyebutkan bahwa mustahiq zakat terdiri dari delapan ashnaf, yaitu:
fuqoro‟ (orang fakir), masakin (orang miskin),
„amil (pengurus zakat), mu‟allaf (orang yang diluluhkan hatinya),
riqob (orang yang merdeka), ghorimin (orang yang berhutang), fi
sabilillah (orang yang berjuang dijalan Allah), dan ibnu as-sabil
(orang dalam perjalanan).
Dalam surat at-Taubah: 60 tersebut dikemukakan bahwa salah satu golongan yang berhak menerima zakat (mustahiq zakat) adalah orang- orang yang bertugas mengurus urusan zakat („amilina „alaiha). Yang mengambil dan menjempu t tersebut adalah para petugas („amil). Imam Qurthbi ketika menafsirkan ayat tersebut meyatakan bahwa amil itu adalah orag-orang yang ditugaskan (diutus oleh Imam/pemeritah) untuk mengambil, menuliskan, menghitung dan mencatatkan zakat yang diambilnya dari para muzakki untuk kemudian diberikan kepada yang berhak menerimanya.
Dalam UU no 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
Pasal 1 berbunyi: Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengoordiasian dalam pengumpulan, pendistribsian dan pendayagunaan zakat. Pasal 2 berbunyi: Pengelolaan zakat harus berasaskan: bersyariatkan Islam,amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, akuntabilitas. Pasal 3 berbunyi: Pengelolaan Zakat yang baikbertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan masyarakat.
Pengelolaan zakat harus syariah baik dalam pembagian maupun ukuran kadarnya. Zakat fitrah besarnya 2,5 kg berdasarkan Abu Said al-
Khudzri, “Kami pernah membayar zakat fitrah dan Rosulullah bersama kami, berupa satu
sha‟ makanan, kurma atau
gandum, baik atas budak, merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil, maupun dewasa dari kalangan kaum muslimin” (HR. Al Bukhori
II/161, Muslim II/677-678.).
Ada keragaman dimasyarakat dalam mengelola zakat. Misalnya, di Dusun Tukang Kec. Pabelan pada setiap malam Hari Raya Idhul Fitri, masyarakat menyisihkan sebagian hartanya untuk menunaikan zakat fitrah dengan kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun. Dalam sistem pengumpulan zakat fitrahnya dilaksanakan oleh seluruh warga dengan mengumpulkan zakat fitrahnya kepada panitia zakat yang berada di Masjid At-Taqwa Dusun Tukang. Sebagian dari masyarakat Dusun Tukang Melaksanaan zakat fitrah tidak kepada pengurus zakat, tetapi menyerahkan zakat fitrahnya secara langsung kepada mustahiq.
Masyarakat Dusun Tukang Kec. Pabelan mayoritas menggunakan literan karena tidak semua rumah punya timbangan, 1 sho‟= 2,5 kg dikira-kirakan kalau menggunakan literan yaitu 3 liter lebih satu gelas, terkadang ada yang kurang 3 liter lebih satu gelas, literan disetiap rumah tentu saja berbeda-beda, ada yang menggunakan literan yang dari kaleng susu bekas ada juga yang dari batok kelapa.
Terkait dengan persoalan zakat fitrah yang masih diberikan kepada mustahiq sendiri dan takeran tidak sampai 1 sho‟= 2,5 kg yang terjadi di Dusun Tukang Kec. Pabelan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang selanjutnya dijadikan skripsi yang berjudul
Pengelolaan Zakat Fitrah Di Dusun Tukang Kec. Pabelan Dalam
Tinjauan UU no 23 Tahun 2011.B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengelolaan zakat fitrah di Dusun Tukang Kec.
Pabelan?
2. Apakah pengelolaan zakat fitrah di Dusun Tukang Kec. Pabelan sudah sesuai dengan UU no 23 Tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan zakat fitrahdi Dusun Tukng Kec. Pabelan.
2. Untuk mengetahuiapakah pengelolaan zakat fitrah di Dusun Tukang Kec. Pabelan sudah sesuai UU no 23 Tahun 2011.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan khususnya bagi penulis dan ummnya bagi masyarakat umum. Adapun kegunaan yang peneliti harapkan adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis penelitian ini dapat di jadikan pengembangan khazanah keilmuan terutama dalam hal zakat fitrah.
2. Secara praktis penelitian ini dapat di jadikan sumbangan pemikiran mengenai masalah penentuan penerima zakat fitrah yang tepat, khususnya bagi panitia penerima zakat di Dusun Tukang Kec. Pabelan dan umumnya bagi masyarakat Islam.
3. Memberikan sumbangan pemikiran kepada umat Islam khususya warga Dusun Tukang Kec. Pabelan, mengenai pelaksanaan zakat yang sesuai dengan hukum Islam.
E. Penegasan Istilah
Untuk mendapatkan pengertian yang jelas dan mempermudah dalam pemahaman serta menghindari kesalahan terhadap judul skripsi ini, maka terlebih dahulu peneliti akan mengemukakan arti istilah yang terkandung dalam judul sebagai berikut:
1. Pengelolaan Zakat Fitrah Di dalam UU didapati pengertian dan pengelolaan zakat.
Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengkoordiasian dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat (UU pasal 1 no 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat). Dalam UU ini dijelaskan bahwa zakat meliputi zakat mal dan zakat fitrah.
2. Tinjuan Tinjauan: Pendapatan meninjau, pandangan, pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari dsb) (Kamus Umum bahasa Indonesia:1281).
3. UU no 23 tahun 2011 Ketentuan dan peraturan Negara yang di buat oleh pemerintah (Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Legislatif, dsb) dan di tandatangani oleh kepala negara (Presiden, Kepala Pemerintah, Raja) dan mempunyai kekuatan yang mengikat (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
F. Tinjauan Pustaka
Kajian yang serius mengenai segala hal tentang zakat fitrah telah banyak di kupas dan di kemas memenuhi khasanah koleksi perpustakaan baik dalam bentuk kitab-kitab berbahasa Arab, kitab- kitab terjemah, buku-buku serta karya ilmiyah lainya yang ada kaitanya dengan zakat.
Dalam skripsi yang ditulis oleh Agus Kanif pada tahun 2008 dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mustahiq Zakat Fitrah
Study Kasus diDesa Banaran Grabag Magelang.
Skripsi ini mengangkat tentang mustahiq zakat fitrah yang dilaksanakan di Desa Banaran Grabag Magelang yang dibagi menjadi 3 golongan yakni golongan atas ( berprofesi PNS, perangkat desa, pengusaha), golongan menengah (berprofesi petani, sopir angkutan, dan pengrajin), dan golongan kebawah ( keluarga yang kurang dalam kecukupan, orang janda , dan anak-anak yatim), serta bagian yang diperoleh dari tiap-tiap golongan tersebut berbeda-beda. Penetapan mustahiq seperti ini tidak diperbolehkan dalam hukum Islam karena tidak tepat sasaran dan bertentangan hukum syara‟.
M. Syarifudin Juhri 2012 menyusun skripsi yang berjudul
Ulama dan Guru Ngaji sebagai Prioritas Utama Penerimaan Zakat
Fitrah (study kasus di Desa Bendogarap Kec. Klirong Kab. Kebumen).
Skripsi ini membahas tentang pembagian zakat fitrah yang memprioritaskan ulama dan guru ngaji sebagai mustahiq utama karena ingin mendapatkan do‟a dari kyai dan juga sebagai tanda rasa hormat serta balas budi karena kyai mempunyai peran besar dalam kegiatan keagamaan setempat. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa memprioritaskan kyai sebagai mustahiq utama jika ditinjau dari hukum Islam tidak dapat dibenarkan, karena dalam hikmah zakat tidak disebutkan bahwa do‟a dari kita yang zakati akan diterima atau dikabulkan dan selain itu masih ada yang lebih membutuhkan serta lebih berhak menjadi mustahiq utama yaitu faqir miskin.
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan yaitu melakukan penelitian dengan obyek utamanya adalah yang berkaitan dengan masalah-masalah dimasyarakat. Dalam penelitian ini adalah pelaksanaan zakat fitri di Dusun Tukang Kec. Pabelan.
a. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus sebagai pengumpulan data. Kehadiran peneliti juga diketahui sebagai peneliti. Yang dilengkapi dengan surat penelitian resmi dari lembaga IAIN salatiga.
b. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di masyarakat Dusun Tukang Kec.
Pabelan yang beragama Islam semua.
c. Sumber Data Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data antara lain: 1) Data Primer
Merupakan sebuah keterangan atau fakta yang secara langsung diperoleh melalui penelitian lapangan. Dalam hal ini data yang didapatkan dari hasil wawancara penelitian dengan masyarakat Dusun Tukang Kec. Pabelan.
2) Data Sekunder Merupakan keterangan-keterangan yang mendukung data primer, data sekunder adalah data-data yang diperoleh dengan cara penelitian kepustakaan melalui literatur maupun dengan cara peneliti secara langsung datang kelapangan untuk melakukan observasi.
3)
Teknik Pengumpulan Data Untuk menyusun skripsi ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, sehingga memudahkan dalam penganalisaan dan penyimpulan. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Teknik observasi ini merupakan upaya memperoleh data dengan melihat atau mengamati obyek yang diteliti serta melakukan pencatatan terhadap kejadian yang peneliti ketahui pada masyarakat Dusun Tukang Kec. Pabelan.
b. Wawancara (interview).
Wawancara dilakukan kapada amil zakat dan sebagian masyarakat. Metode wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara lisan mengenai masalah-masalah yang ada dengan berpedoman pada daftar pertanyaan sebagai rujukan yang telah dirumuskan sebelumnya. Metode wawancara ini peneliti gunakan untuk mengetahui bagaimana prosedur tentang pembayaran zakat fitrah di Masjid At-Taqwa Dusun Tukang Kec. Pabelan.
H. SistematikaPenulisan
Untuk mengetahui gambaran tentang pembahasan skripsi ini peneliti menggunakan sistematika pembahsan, dimana setiap bab memiliki kesatan yang utuh yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain serta merupakan gambaran yang singkat mengenai pokok-pokok pembahasan. Dalam pembahasan skripsi ini peneliti memaparkan kedalam lima bab, dimana setiap bab terbagi dalam beberapa sub-bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang merupakan garis-garis besar pembahas an alisa pokok penelitian yang terdiri atas : latar belakang masalah, rumusan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.
Bab II membahas tinjauan umum tentang zakat fitrah yang meliputi pengertian zakat fitrah, dasar hukum zakat fitrah, waktu pembayaran, jenis dan ukuran zakat fitrah,
muza‟ki (Pemberi zakat), mustahiq (penerima zakat), Pengelolaan Zakat menurut UU no 23 tahun
2011 serta hikmah zakat fitrah.
Bab III membahas gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Dalam bab ini peneliti akan mendeskripsikan wilayah Dusun Tukang, Kec. Pabelan
(keadaan geografis, kondisi ekonomi, dan kondisi pendidikan), kehidupan sosial, kehidupan beragama, dan pengelolaan zakat fitrah diDusun Tukang, Kec.Pabelan serta alasan-alasan pembagian zakat diberikan sendiri kepada mustahiq.
Bab VI merupakan bagian analisis mengenai pengelolaan zakat diDusun Tukang, Kec Pabelan dalam tinjauan UU no 23 tahun 2011. Bab V berisi penutup. Dalam bab ini peneliti mencoba memberikan kesimpulan secara singkat tentang pembahsan dalam skripsi ini, sekaligus sebagai jawaban dari pokok masalah dan memberikan saran yang bersifat perbaikan terhadap pengelola zakat ditempat yang diteliti.
BAB II SEPUTAR ZAKAT FITRAH DAN PENGELOLAANNYA A. Pengertian Zakat Fitrah Zakat fitrah adalah zakat yang sebab diwajibkannya adalah futur
(berbuka puasa) pada bulan Ramadhan. Fitri berarti berbuka puasa, yang dimaksudkan di sini ialah berbuka puasa di waktu matahari terbenam pada hari terakhir bulan ramadhan. Berakhirnya bulan ramadhan itu merupakan sebab lahiriah pada kewajiban zakat tersebut sehingga diberi nama zakat fitrah atau sedekah fitri. Demikian pula nama hari raya fitri, hari yang berkenaan dengan takbir, tahlil dan tahmid sebagai tanda kemenangan.
Selaindari istilah “zakat fitri” maka yang lebih populer dimasyarakat adalah zakat fitrah. Fitrah berarti ciptaan, sifat awal, bakat, perasaan kea gamaan dan perangai (Ja‟far, 2007:60-61). Jadi zakat ini disebut zakat al-fithr, sehubungan dengan masa mengeluarkannya yaitu waktu berbuka (al-fithr) setelah selesai puasa pada bulan ramadhan dan disebut zakat fitrah karena dikaitkan dengan diri (al-fithrah) seseorang bukan dengan hartanya (Nasution, 1995:168).
Zakat Fitrah adalah pengeluaran yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari nafkah keluarga yang wajar pada malam dan hari raya Idul Fitri, sebagai tanda syukur kepada Allah karena telah selesai menunaikan ibadah puasa. Zakat Fitri ini, selain dari untuk menggembirakan hati fakir miskin pada hari raya Idul fitri itu, juga dimaksudkan untuk mensucikan dosa-dosa kecil yang munkin ada ketika melaksanakan puasa Romadhon, agar orang itu benar-benar kembali kepada keadaan fitrah, suci ketika dilahirkan ibunya (Ali,1988:49).
Disebut zakat fitrah karena zakat tersebut diwajibkan setelahberbuka puasa, dan juga karena zakat fitrah untuk membersihkan jiwa danraga, dan juga amal baiknya bertambah. Hukum zakat dalam al- Qur‟an masihbersifat mujmal (global), tanpa penjelasan detail mengenai ketentuan orangyang wajib mengeluarkan zakat, berapa yang wajib di zakati, dan apa sajayang wajib dizakati. Lalu datanglah sunnah yang bertugas menjelaskan hal tersebut secara rinci (Azam, 2010:395).
Zakat fitrah ini wajib dikeluarkan untuk dirinya sendiri dan dan keluarga yang menjadi tanggungannya. Jadi,ayah atau ibu wajib mengeluarkan zakat fitrah anak-anaknya, dan sebaliknya anakpun wajib mengeluarkan zakat fitrah ayah dan ibunya, bila mereka itu wajib dibelanjainya.Suami wajib mengeluarkan zakat fitrah istrinya, kecuali bila istri itu nusus, karena istri yang nusus tidak wajib dibelanjai. Demikian juga seorang tuan wajib mengeluarkan zakat budaknya.
“ Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah
itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui“(QS Ar- Rum: 30). Fitrah Allah disini maksudnya: Ciptaan Allah, manusia diciptakan
Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama Tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar.Mereka tidak beragama tauhid hanyalah karena pengaruh agama tauhid lingkungan, dan bertentangan dengan pembawaan lahir batin manusia. Firman Allah:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan )”( QS Al- A‟raf: 172).Zakat fitrah adalah zakat yang berfungsi mengembalikan manusia kepada fitrahnya artinya mensucikan diri mereka dari kotoran-kotoran yang disebabkan oleh pergaulan dan sebagainya sehingga manusia jauh dari fitrahnya.
ِوْغَّللا َنِم ِمِئاَّصلِلًةَرْهُط ِرْطِفلْا َةاَكَز َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها ُلْوُسَر َضَرَ ف
.ِْ ِكاَ َ ْلِل ً َ ْ ُطَو ِ َفَّرلاَو ْنَمَو ٌ َلْوُ بْقَم ٌةاَكَز َيِهَف ِةَلاَّصلا َلْبَ ق اَىاَّدَأ ْنَ َف ِااَقَ َّصلا َنِم ٌ َقَ َص َيِهَف ِةَلاَّصلا َ ْ َ اَىاَّدَأ
( مكالحا وححصو وجام ن او دواد و أ هاور ( “Rosululloh Saw. telah mewajibkan untuk mengeluarkan zakat
fitrah sebagai penyuci bagi orang yang berpuasa dari ucapan keji dan tidak
ada gunanya, juga untuk memberi makan kepada orang-orang miskin.Maka
barang siapa yang menunaikan zakat fitrah sebelum sholat „Id, maka itu
adalah zakat yang diterima, sedang siapa yang menunaikannya setelah
sholat„Id maka hanya bernilai sedekah biasa.”(H.R Abu Dawud, Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Imam Hakim).
Zakat fitrah merupakan salah satu dari kekhususan umat ini, menurut pendapat yang masyhur, bahwasannya zakat fitrah disyariatkan pada tahun kedua Hijriah, dua hari sebelum
„Idul Fitri yang salah satu
tujuan pentingnya adalah sebagai penutup dari kholal (kekurangan) yang terjadi di waktu puasa Ramadhan.Sujud sahwi itu menutup kekurangan yang terjadi di dalam sholat.
Karena zakat adalah ibadah seperti ibadah lainya, maka pelaksanaan zakatpun tidak sah tanpa niat. Pemilik harta wajib berniat menunaikan zakat atau shodaqah wajib. Niat itu sebaiknya bersamaan dengan waktu ia menyerahkan kepada mustahik atau amil zakat.
Orang yang menerima zakat, baik mustahik maupun amil disunahkan berdoa bagi pemilik harta itu, sesuai dengan tuntunan Allah swt dalam firmaNya.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”(At- Taubah: 103).
B. Dasar Hukum Zakat Fitrah
Jumhur Ulama‟ berpendapat bahwa zakat fitrah hukumnya wajib, karena ada kata Fardu. Di samping itu, perintah menunaikan zakat secara umum sebagaimana firman Allah SWT dalam
:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
” (QS Ar- rum: 30). Fiman Allah yang lain dalam Al Qur‟an:
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”(QS Al Baqoroh: 110).
Firmah Allah yang lain dalam Al- Qur‟an:
“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat ".(An-Nur: 56).
Hadist
: َةاَكَز مّلسو ويلع للها ىلص ِللها ُلْوُسَر َضَرَ ف َلاَق َرَ ُع ِنْ ا ِنَع ٍْيِْ َش ْنِم اًعاَص ْوَا ٍرَْتَ ْنِم اًعاَص ِساَّنلا ىَلَع َناَضَمَر ْنِم ِرْطِفلا
و يراخبلا هاور ( َْ ِ ِلْ ُ ْلا َنِم ىَثْ نُأ ْوَا ٍرَكَذ ٍ ْبَع ْوَا ِّرُلحا ىَلَع ِ : يراخبلا في و ) مل م ِْ َمْوَ
ْوَا ٍ ْوَ يِ ِرْطِفلا َلْبَ ق َنْوُطْ َ َناَكَو “Dari Ibnu Umar Ra ia berkata, Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah (terbuka) bulan Ramadan sebanyak 1 sa‟ (3,1 liter) kurma atau gandum atas tiap-tiap orang muslim merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan (Muttafaqun „alaih)”. Dalam hadits Bukhari disebutkan : Mereka membayar fitrah itu sehari atau dua hari sebelum hari raya”