IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT (STUDI DI LEMBAGA AMIL ZAKAT AL-IHSAN JATENG CABANG SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam (S.H.I)

  

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN

2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

(STUDI DI LEMBAGA AMIL ZAKAT AL-IHSAN JATENG

CABANG SALATIGA)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Sarjana dalam Hukum Islam (S.H.I)

  

Oleh:

  

IDA FATHIYAH

NIM. 214 11 014

JURUSAN S1-HUKUM EKONOMI SYARI’AH

  

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

MOTO PENULIS

  “Hidup Ini adalah Ibadah maka dipergunakan hidup ini dengan sepenuhnya, hidup adalah impian, impian untuk menuju kematian ” (Penulis).

  “Kesuksesan kita itu tidak terlepas dengan kesulitan, rintangan, dan tantangan yang amat berat, kesulitan-kesulitan itu adalah syarat untuk menuju kesuksesan ya ng anda capai.” (Penulis).

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan dengan cinta dan ketulusan hati karya ilmiah berupa skripsi ini kepada :

  1. Bapak Suroso dan Ibu Sulastri tercinta, yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta pengorbanan selama ini.

  2. Adik ku Suci, Fira, yang telah memberikan kasih sayangnya dan mendoakan agar selalu tetap istiqomah dalam hal apapun.

  3. Para guru sejak Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran.

  4. Aiif Japanise Corporation yang telah memberikan kehidupan bermakna, pencerahan dan motivasi yang berarti sehingga penulis bisa semangat dalam menjalani kehidupan.

  5. Almamater Tercinta Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang penulis banggakan.

KATA PENGANTAR

  Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya Penulisan Skripsi ini dapat kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Kami juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga kami dapat menyusun Penulisan Skripsi ini.

  Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih,

  

Spirit Perubahan, Rasullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para

  sahabat- sahabatnya, syafa’at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan nanti

  Penulisan Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I), Fakultas Syari’ah, Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah yang berjudul: “Implementasi

  

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat (Studi Di

Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga) ”. Kami mengakui

  bahwa dalam menyusun Penulisan Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN Salatiga.

  3. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah di IAIN Salatiga.

  4. Heni Satar, S.H., M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang selalu meberikan saran, pengarahan dan masukan berkaitan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.

  5. Ibu Niswatul Ula, SP selaku Pimpinan Cabang Lembaga Amil Zakat Al- ihsan Jateng Cabang Salatiga yang telah berkenan memberikan izin penelitian di Lembaga Amil Zakat Al-ihsan Jateng Cabang Salatiga serta memberikan informasi berkaitan penulisan skripsi.

  6. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi Fakultas

  Syari’ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun.

  7. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2011 di

  IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.

  8. Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) IAIN Salatiga dan Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Indonesia yang telah memberikan ilmu ekonomi dan organisasi ekonomi islam.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amiin.

  Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapan demi enaknya penulisan skripsi ini dibaca dan dipahami.

  Akhirnya, penulis berharap semoga skrispi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

  Salatiga, Juni 2015 Penulis.

  

ASBTRAK

  Fathiyah, Ida. 2015. Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011

  

Tentang Pengelolaan Zakat (Studi di Lembaga Amil Zakat Al-ihsan Jateng

Cabang Salatiga). Skripsi. Fakultas

  Syari’ah. Jurusan. S1 Hukum Ekonomi Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Heni Satar Nurhaida, S.H., M.Si.

  Kata Kunci : Implementasi, Pengelolaan Zakat, UU No. 23 Tahun 2011.

  Islam merupakan agama yang menekankan keseimbangan dalam

hidup. Melalui ajarannya, Islam memberikan acuan, keyakinan, dan jalan

hidup agar umat manusia mampu mengatasi persoalan di dunia, serta

mencapai ke bahagiaan yang kekal di akhirat. Tidak hanya itu, ajaran Islam

bergerak pada dua arah sekaligus, arah vertikal (habl min Allâh) dan

horizontal (habl min al-nâs), Atau dengan kata lain, ajaran Islam tidak hanya

mementingkan hubungan individu dengan Tuhannya

  (ta’abbudi), melainkan juga bersifat sosial kemasyarakatan

  (ijtima’iyyah). Salah satu aspek ajaran

Islam yang potensial menjadi instrumen pemberdayaan ummat dan

pengentasan kemiskinan, serta menjadi simbol harmonisnya hubungan

sesama manusia adalah zakat, apabila dikelola secara profesional dengan

menerapkan prinsip manajemen yang baik dan mengambil inspirasi dari

praktik Rasulullah dan ummat Islam pada era keemasannya dulu, zakat benar

benar akan menjadi solusi atas berbagai problema ummat. Sementara itu, UU

mengenai zakat pemerintah juga sudah mengeluarkan UU tersebut dengan

harapan pengelolaan zakat bisa berdayaguna bagi masyarakat yaitu UU No.

23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

  Dengan latar belakang diatas peneliti akan mengkaji tentang Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat (Studi di Lembaga Amil Zakat Al-ihsan Jateng Cabang Salatiga).

  Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga (2) Bagaimana hambatan dalam pengelolaan zakat dalam implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian kualitatif dengan pendekatan yang dilakukan dengan memakai pendekatan Yuridis empiris yang bersifat deskriptif analitis. Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang dilakukan dengan melihat suatu kenyataan hukum yang terjadi dimasyarakat yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi perundangan-undangan.

  Temuan penelitian ini menunjukan bahwa, Pertama: Pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga secara umum sudah terdapat SK (surat keputusan) dari notaris dan memiliki dua program meliputi devisi program dan devisi marketing. Kedua:Hambatan dalam pengelolaan zakat dalam implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga kurangnya sosialisasi mengenai Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Pengelolaan Zakat, Pemahaman Zakat, Perbenturan Kepentingan antar pengelola zakat masjid dan lembaga pengelola zakat, Tidak Adanya Sanksi yang Tegas terhadap umat islam (pemberi Zakat) sedangkan dalam pada Pasal 2 Undang-undang No. 23 Tahun 2011 Hanyalah sanksi bagi pengelola zakat.

  DAFTAR ISI

  i HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii NOTA PEMBIMBING........................................................................................ PENGESAHAN………………………………………………………………... iii iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................... v MOTO.................................................................................................................. PERSEMBAHAN

  ……………………………………………………………… vi vii KATA PENGANTAR......................................................................................... x ABSTRAK........................................................................................................... xii DAFTAR ISI....................................................................................................... DAFTAR

  TABEL…........................................................................................... xiv xv DAFTAR BAGAN……………………………………………………………..

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 LATAR BELAKANG MASALAH............................................

  B.

  5 FOKUS MASALAH...…............................................................

  C.

  6 TUJUAN PENELITIAN.............................................................

  D.

  6 KEGUNAAN PENELITIAN......................................................

  E.

  7 PENEGASAN ISTILAH.............................................................

  F.

  8 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................

  G.

  11 METODE PENELITIAN............................................................

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................ 11 2.

  12 Kehadiran Peneliti.................................................................

  3.

  12 Lokasi Penelitian...................................................................

  4.

  12 Sumber Data..........................................................................

  5.

  13 Prosedur Pengumpulan Data.................................................

  6.

  14 Analisis Data.........................................................................

  7. Pengecekan Keabsahan Data................................................. 14 H.

  15 SISTEMATIKA PENULISAN...................................................

  BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN ZAKAT A. Tinjauan Umum Tentang Zakat…………………………….......

  62 G. Hambatan Pengelolaan Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan

  77 B. Saran…………………………………………………………...

  74 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan…………………………………………………….

  69 B. Analisis terhadap hambatan dalam pengelolaan zakat dalam implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga ………………………………………………...

  Analisis terhadap pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga ……………………………….

  LAZIS JATENG CABANG SALATIGA A.

  66 BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT DI

  Jateng Cabang Salatiga …………………………………………

  Cabang Salatiga ………………………………………………...

  17 B. Tinjauan Umum Tentang Pengelolaan Zakat………………….. 40 C. Tinjauan Umum Tentang Lembaga Amil Zakat (LAZ)……….. 42

  61 F. Pendistribusian Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

  Cabang Salatiga ………………………………………………...

  60 E. Pengelolaan Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

  Cabang Salatiga ………………………………………………...

  51 D. Pengumpulan Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

  Salatiga mengenai Program Pemberdayaan Masyarakat ……….

  50 C. Gambaran Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

  BAB III PENGELOLAAN ZAKAT DI LAZIS JATENG CABANG SALATIGA A. Gambaran Umum Tentang LAZis Salatiga…………………… 49 B. Struktur Lambaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng………………..

  79 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel. D.1 Hewan Qurban Peduli Di LAZiS Salatiga

  …………...................... 57

  

DAFTAR BAGAN

Bagan :2.1 Program Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga................................................................................................................

  59 Bagan : F.1 Mekanisme Alur Penaluran Zakat ……………………………….. 64

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masyarakat Indonesia zaman sekarang tercatat semakin banyak

  sebagai orang yang cukup bahkan berlebih dengan harta yang dimiliki, diantaranya dari orang muslim. Jumlah penduduk muslim yang sangat besar merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan yang sedang melanda Indonesia. Dalam Islam, terdapat kewajiban bagi orang yang memiliki harta berlebih dan sudah mencapai nisab atau batas jumlah harta yang dimiliki dengan ketentuan tertentu, wajib mengeluarkan sebagian hartanya dalam rangka mensucikan harta yang disebut zakat.

  Islam merupakan agama yang menekankan keseimbangan dalam hidup. Melalui ajarannya, Islam memberikan acuan, keyakinan dan jalan hidup agar umat manusia mampu mengatasi persoalan di dunia, serta mencapai kebahagiaan yang kekal di akhirat (Khasanah, 2010: 1). Tidak hanya itu, ajaran Islam bergerak pada dua arah sekaligus, arah vertikal (habl min Allâh) dan horizontal (habl min al-nâs)) atau dengan kata lain ajaran Islam tidak hanya mementingkan hubungan individu dengan Tuhannya

  (ta’abbudi) melainkan juga bersifat sosial kemasyarakatan Fakhruddin, 2008: 193). (ijtima’iyyah) ( Kesejahteraan menjadi salah satu prioritas utama umat Islam.

Menurut M. Ali Hasan, pada dasarnya semua orang menginginkan

kehidupan yang layak dan terpenuhi kebutuhan pokoknya. Namun,

kenyataannya tidak semua orang berkesempatan menikmati hal itu karena

berbagai faktor, seperti tidak tersedianya lapangan pekerjaan, kemiskinan,

atau rendahnya tingkat pendidikan ( Hasan, 2006: 1). Melalui berbagai cara,

Islam mencoba memberikan solusi sekaligus upaya preventif dalam

menghadapi berbagai persoalan social dan ekonomi, seperti larangan

menimbun kekayaan dan imbauan untuk berbagi.

  Pengelolaan zakat menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian pengawasan dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Pengelola tersebut, salah satunya adalah Lembaga Amil Zakat sebagaimana diatur dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

  Menurut Sudirman, Lembaga Amil Zakat merupakan institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat sehingga tidak memiliki afiliasi dengan Badan Amil Zakat, (Sudirman, 2007: 99) yang notabene dibentuk atas prakarsa pemerintah. Secara yuridis, definisi LAZ dapat ditemukan dalam penjelasan Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Lembaga amil zakat di pandang sebagai institusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat.

  Sejak era reformasi kendala yang menjadi penghalang bagi pelembagaan zakat secara perlahan mulai muncul antara lain dengan lahirnya Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat yang telah diubah menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011. Dengan lahirnya Undang-undang tersebut pemerintah dalam hal ini Departemen Agama melakukan berbagai upaya dalam rangka memberikan dorongan dan fasilitas agar pengelolaan zakat yang dilakukan Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) dapat dilakukan secara profesional, amanah dan transparan, sehingga tujuan pengelolaan zakat bagi sebesar-besarnya kemaslahatan dan kemakmuran umat dapat tercapai (Khasanah, 2010: 12).

  Setelah Undang-undang ini diubah, definisi LAZ turut mengalami perubahan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 poin 8 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Melalui definisi ini, peran yang dimainkan oleh LAZ turut berubah, yaitu sebagai pembantu dalam pengelolaan zakat di Indonesia.

  Untuk memanfaatkan dan mendayagunakan zakat dengan sebaik- baiknya diperlukan kebijakan lembaga pengelola zakat dengan melibatkan peran pemerintah. Dana zakat itu tidak harus diberikan kepada yang berhak secara apa adanya tetapi dapat diberikan dalam bentuk lain yang dapat digunakan sebagai sarana, sehingga dapat melepaskan fakir-miskin dari ketergantungan pada belas kasihan orang lain.

  Undang-undang No. 23 Tahun 2011 dibuat dalam rangka meningkatkan dayaguna dan hasil guna, zakat harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat agama islam yang bertujuan melakukan pengelolaan zakat. Pengelolaan yang dimaksud meliputi kegiatan perencanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Selain itu, undang-undang ini dimaksudkan untuk memastikan keteraturan dan akuntabilitas dalam perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat dan pelaporan serta pertanggung jawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.

  Namun dalam implementasinya Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 banyak mengalami kontroversi karena dianggap menghambat masyarakat dalam mengumpulkan zakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat. Pada Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 terdapat pasal krusial yang menyalahi norma dalam masyarakat, Undang-undang No. 23 tahun 2011 dapat mengesampingkan peran mandiri masyarakat dalam memberdayakan dana zakat. Selain itu, hasil revisi tersebut telah menghambat kinerja dan menghambat peran lembaga-lembaga zakat yang sudah ada. Disyahkannya Undang-undang No. 23 Tahun 2011 Tentang pengelolaan zakat dinilai belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dan belum menjawab perzakatan yang ada, karena di dalam Undang-Undang tersebut pasal yang multitafsir yang bisa menimbulkan pro dan kontra di kalangan pegiat zakat.

  Pengelolaan zakat di indonesia masih belum optimal dan belum mencapai tingkat yang diinginkan. Hanya sebagian kecil potensi dana zakat yang berhasil dikumpulkan dan didistribusikan kepada yang berhak. Demikian halnya di Lembaga Amil Zakat Al-ihsan Jateng Cabang Salatiga yang terletak di Jalan Nanggulan No. 46 Salatiga apakah pengelolaan zakatnya sudah sesuai dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2011.

  Berangkat dari latar belakang tersebut diatas sehingga penulis mencoba menyusun penulisan skripsi dengan Judul IMPLEMENTASI

UNDANG-UNDANG NOMOR

  23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT (Studi di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga).

B. FOKUS MASALAH 1.

   Bagaimana pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

  Cabang Salatiga? 2.

   Bagaimana hambatan dalam pengelolaan zakat dalam implementasi

  Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga?

  C. TUJUAN PENELITIAN 1.

  Untuk mengetahui pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga.

  2. Untuk mengetahui hambatan dalam pengelolaan zakat dalam implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga.

  D. KEGUNAAN PENELITIAN

  Dalam penelitian ini penulis mengharapkana agar hasil penelitian ini tidak hanya berguna untuk pribadi tetapi juga berguna untuk orang lain.

  Kegunaan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a.

   Kegunaan akademis

  Dengan penelitian ini penulis mengharapkan teori yang telah ditulis dalam perkuliahan serta membandingkan realitas yang ada dalam masyarakat. Untuk itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pula bagi seluruh civitas akademika sebagai bahan informasi dan bahan penelitian terhadap permasalahan zakat.

  b.

   Kegunaan praktis 1) Muzakki agar mengetahui pemahaman tentang kewajiban zakat.

  2) Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga agar dapat

  merumuskan kebijakan dalam pengelolaan zakat dengan adanya undang-undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

E. PENEGASAN ISTILAH

  Agar terdapat kejelasan mengenai judul penelitian di atas, maka penulis perlu menjelaskan makna kata perkata sebagai berikut: Implementasi yaitu proses yang melibatkan sumber-sumber yang didalamnya termasuk manusia, dana, kemajuan, organisasi baik oleh pemerintah maupun swasta (Widodo, 2005: 193). Dalam penelitian ini implementasi yang dimaksudkan sebagai proses pelaksanaan atau penerapan peraturan perundang-undangan yang sekarang berlaku sah dalam masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah.

  Menurut Undang-undang No. 23 Tahun 2011 bahwa Zakat adalah salah satu rukun yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim sebagai kewajiban fardhu yang mampu menunaikaanya, dan diperuntukan untuk

  mustahiq (mereka yang berhak menerima zakat). Sedangkan Lembaga

  Amil Zakat (LAZ) adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

  Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang tersebut dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan; proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain

  (Poerwadarminto, 1997:44). Sementara itu, menurut Undang-Undang No.

  23 Tahun 2011 pasal 1 ayat 1 pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

F. TINJAUAN PUSTAKA

  Tinjauan pustaka ini dimaksudkan menjadi acuan dan perbandingan yang terdapat beberapa penelitian terkait yang membahas tentang pengelolaan zakat antara lain:

  Pertama, Skripsi Ancas Sulchantifa pribadi (Universitas

  Diponegoro) dengan judul,

  “Pelaksanaan pengelolaan zakat menurut Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat (studi BAZ kota Semarang). Dalam tesis ini dapat disimpulkan bahwa Dalam

  hal pengumpulan zakat, hal ini dilakukan oleh UPZ di berbagai instansi, baik instansi pemerintah maupun swasta, setelah itu disetorkan kepada BAZ Kota Semarang untuk didayagunakan. Di BAZ Kota Semarang, pendayagunaan hasil penerimaan zakat telah sesuai dengan ketentuan agama yaitu meliputi delapan ashnaf. Di dalam melakukan pengelolaan zakat, BAZ Kota Semarang menemui berbagai macam kendala yang dihadapi. Dengan adanya kendala-kendala di dalam pengelolaan zakat di BAZ Kota Semarang tersebut, BAZ Kota Semarang meresponnya dengan melakukan upaya-upaya untuk menanggulangi kendala-kendala tersebut.

  Kedua, skripsi Muhammad Fauzi (Sekolah Tinggi Agama Islam

  Negeri Salatiga ) 2012, dengan judul

  “ Pelaksanaan zakat berdasarkan UU No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat . Dapat disimpulkan

  bahwa Baziz Desa Salamkanci pada hakekatnya memiliki 2 sistem pengelolaan zakat yaitu sistem pasif dan sistem aktif. Namun dalam implementasi sistem tersebut belum maksimal. Begitu juga dengan pengeolaannya belum memenuhi standart yang diatur dalam UU pengelolaan zakat. Hal tersebut dibuktikan dengan sistem pengawasannya yang karena belum adanya dewan yang secara khusus mengawasi pengelolaan zakat di Baziz desa SalamKanci kecamatan Bandongan kabupaten Magelang.

  Ketiga, skripsi Tri Anis Rasyidah (Universitas Brawijaya) dengan

  judul “Implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 terhadap

  

legalitas pengelolaan zakat oleh Lembaga Amil Zakat (Studi pada

skripsi ini dapat ditarik

  kesimpulan

  beberapa LAZ di kota Malang)”. Dalam

  diketahui bahwa dalam implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 terhadap legalitas pengelolaan zakat oleh lembaga amil zakat (studi pada beberapa LAZ di Kota Malang) belum tersosialisasi kepada masyarakat sehingga pihak pengelola zakat dan masyarakat ragu bahwa undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat benar- benar diterapkan , hal ini dikarenakan masih banyaknya pasal yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat sehingga menghambat legalitas LAZ dalam mengelola zakat. Maka, diperlukan peninjauan ulang dan sosialisasi mengenai undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang zakat.

  Keempat, skripsi Wildan Humaidi (Universitas Islam Negeri

  Sunan Kalijaga Yogyakarta) dengan judul

  “Pengelolaan zakat dalam

  

pasal 18 ayat (2) Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 (studi respon

lembaga pengelolaan zakat di kota Yogyakarta)”. Kesimpulannya bahwa

  penyusunan skripsi ini menggunakan analisis kualitatif dengan metode wawancara dalam menggali informasi mengenai respon lembaga amil zakat (LAZ). Wawancara dilakukan terhadap enam lembaga amil zakat dikota yogyakarta yang diklasifikasikan kedalam tiga kelompok.

  Kelompok amil zakat profesional yang terdiri dari rumah zakat dan dompet dhuafa, kelompok amil zakat semi profesional yang terdiri dari BAZNAS kota yogyakarta dan LAZIZ Muhammadiyah, dan kelompok amil zakat voulenter yang terdiri dari LAZ masjid Syuhada dan LAZ Masjid Yogyakarta. Rumah zakat menolak Undang-Unddang terebut karena akan mengakibatkan LAZ-LAZ yang ada sebelum Undang-undang ini lahir akan terancam dibubarkan. Dompet dhuafa dan LAZIZMU menerima sebagian dan menolak sebagian Undang-undang ini karena pada dasarnya memiliki fungsi positif untuk menguatkan kelembagaan dan menertibkan LAZ, meskipun ketentuan tersebut menyusahkan LAZ.

  BAZNAS kota yogyakarta karena sebagai lembaga pemerintah maka menerima dan mengikuti terhadap perubahan Undang-undang yang ada.

  Sedangkan pada LAZ Masjid Syuhada dan Masjid Jogokariyan lebih cenderung menerima, karena mereka tidak mempunyai kekuatan serta keterbatasan kualitas sumber daya manusia untuk menolak Undang- undang ini. Perbedaan respon tersebut dikarenakan Undang-undang ini belum tersosialisasi secara baik di masyarakat, maka diperlukan peninjauan ulang dan sosialisasi terhadap Undang-undang tersebut.

G. METOLOGI PENELITIAN 1.

  Pendekatan dan jenis penelitian a.

  Metode dan Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalkan perilaku dan tindakan secara holistik (Moleong, 2011: 6).

  Adapun pendekatan yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian berdasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan memakai pendekatan yuridis empiris.. Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang dilakukan dengan melihat suatu kenyataan hukum yang terjadi dimasyarakat yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi perundangan-undangan (Ali, 2009: 105).

  b.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian ini secara spesifik bersifat deskriptif analitis, yang mengungkapkan aturan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek penelitian dan pelaksanaanya di masyarakat (Ali, 2009:105-106). Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang baik, jelas dan dapat memberikan data seteliti mungkin tentang objek yang diteliti.

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga di jalan No. 46 Nanggulan, Salatiga. Penelitian ini bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data yang mana penulis langsung datang dan mewawancarai masyarakat sekitar Nanggulan, Salatiga.

  3. Sumber Data a.

  Data primer Adalah sebuah keterangan atau fakta yang secara langsung diperoleh melalui penelitian lapangan. Data primer diperoleh dari: 1)

  Informan Adalah orang yang di manfaatkan untuk memberikan informasinya tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, seorang informan harus mempunyai bayak pengalman tentang latar penelitian. Seorang informan berkewajiban secara suka rela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal (Moleong, 2002: 90). Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah pengelola zakat Lembaga Amil Zakat Al-ihsan Jateng Cabang Salatiga.

  2) Dokumen

  Dokumen meliputi, buku arsip berkaitan denagn pelaporan dana zakat serta buku arsip yang dimiliki oleh LAZIS Salatiga yang berisi tentang laporan pendistribusian zakat dan pendayagunaan zakat kepada mustahiq.

  b.

  Data sekunder Adalah data yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berbentuk laporan dan seterusnya (Soekanto, 1986: 12). Sumber data sekunder berasal dari setiap bahan tertulis berupa buku-buku dan tulisan yang berkaitan dengan zakat.

4. Metode Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian lapangan (Ali, 2009: 107). Data yang dikumpulkan secara langsung dari sumbernya di tempat penelitian. Pada pengumpulan data secara primer, penulis menggunakan beberapa tehnik guna memperoleh data antara lain : a.

  Observasi (Pengamatan) Observasi dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaanya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi (Nawawi, 1995: 94). Pengamatan ini yang dilakukan secara langsung pada objek yaitu pendistribusian zakat di LAZiS Salatiga.

  b.

  Wawancara (interview) Merupakan tanya jawab secara lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara langsung dalam proses interview ada dua pihak yang menempati kedudukan yang berbeda. Satu pihak sebagai pencari informasi atau interviewer sedangkan pihak lain berfungsi sebagai informan atau responden (Romy, 1990: 71). Wawancara ini dilakukan dengan pengelola LAZIZ Nanggulan, Salatga.

  5. Analisis data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Analisis data yang dapat digunakan adalah pendekatan kualitatif terhadap data primer dan sekunder, dengan menggunakan pola pikir deduktif yang menganalisis implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat terhadap pelaksanaan zakat. Setelah pengumpulan data terkumpul kemudian data tersebut di analisis seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Untuk menganalisisnya, data-data yang diperoleh kemudian direduksi, dikategorikan dan selanjutnya disentisasi atau disimpulkan (Moleong, 2011: 288).

  6. Pengecekan keabsahan data

  Dalam suatu penelitian, validalitas data mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan hasil akhir suatu penelitian sehingga untuk mendapatkan data yang valid diperlukan suatu teknik untuk memeriksa keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moleong, 2004: 330). Pengeceken keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan tiangulasi data dimana dengan membandingkan apa yang telah diatur oleh Undang-Undang No 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dengan hasil penelitian implementasi Undang- undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelollan zakat terhadap pelaksanaan zakat di LAZIZ Salatiga.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

  Agar diperoleh penelitian yang sistematis, terarah serta mudah difahami dan dapat dimengerti oleh para pembaca pada umumnya, maka peneliti akan menyajikan karya ilmiah ini ke dalam bentuk sistematika penelitian yang terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:

  Bab pertama Pendahuluan dalam bab ini berisi mengenai, Latar

  belakang masalah, Fokus Masalah, Tujuan Masalah, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian yang berisi tentang Jenis penelitian dan pendekatan, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Kebutuhan dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Analisia Data,

  Pengecekan Keabsahan Data, Tahap-Tahap Penelitian dan Sistematika Penulisan.

  Bab kedua yaitu berisi mengenai Landasan Teori meliputi;

  Tinjauan Umum tentang Zakat, Tinjauan Umum tentang Pengelolaan Zakat, Tinjauan Umum tentang Lembaga Amil Zakat (LAZ).

  Bab ketiga yaitu berisi tentang Pemamaparan Data dan Hasil

  Penelitian dalam bab ini berisi mengenai, Gambaran umum mengenai

  Gambaran Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

  LAZIZ Cabang Salatiga,

  

Cabang Salatiga mengenai Program Pemberdayaan Masyarakat, Pengumpulan

  Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga, Pengelolaan Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga, Pendistribusian Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga, Hambatan Pengelolaan Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga.

  Bab keempat berisi tentang analisis meliputi; Pengelolaan zakat di

  Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga dan Hambatan dalam pengelolaan zakat dalam implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga.

  Bab kelima penutup dalam bab ini berisi mengenai, Kesimpulan dan Saran.

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN ZAKAT A. Tinjaun Umum tentang Zakat 1. Pengertian Zakat Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2011 menyatakan bahwa

  zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam.

2. Zakat Menurut Fiqih

  Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu artinya keberkahan, al-namaa artinya pertumbuhan dan perkembangan, ath-thaharatu artinya kesucian dan ash-shalahu artinya beresan (Hafidhuddin, 2002: 7). Menurut al-Mawardi sebagaimana yang dikutip oleh Anshori (2006: 7) dalam kitab al-Hawi menyatakan bahwa “zakat itu sebutan untuk pengambilan tertentu dari harta yang tertentu,

  menurut sifat-sifat yang tertentu untuk diberikan kepada golongan yang tertent”.

  Menurut istilah Fiqh Islam, zakat berarti harta yang wajib dikeluarkan dari kekayaan orang-orang kaya untuk disampaikan kepada mereka yang berhak menerimanya, dengan aturan-aturan yang telah ditentukan di dalam syara’ (Anshori, 2006: 12).

  Dilihat dari definisi zakat menurut bahasa dan istilah mengandung arti bahwa keduanya memiliki hubungan sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi bersih, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan baik.

  Adapun dasar hukum zakat sebagai berikut: a.

   Al-Qur’an

  Dasar hukum diwajibkannya zakat dalam Islam adalah sebagaimana firman Allah dalam al-

  Qur’an, diantaranya terdapat dalam surat al- Baqarah ayat 110 sebgai berikut:

             

     

   Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa- apa yang kamu kerjakan ”.

  Surat Maryam ayat 31 :

              Artinya : “Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup”.

  Surat At-Taubah ayat 103:

  

              

    Artinya: “ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.

  b.

   Hadits

  Selain terdapat dalam al- Qur’an, dasar hukum diwajibkannya zakat dalam Islam juga terdapat dalam Hadits Nabi, diantaranya:

  1) Hadits riwayat Muslim dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah Saw

  bersabda yang artinya:

  “Islam didirikan dari lima sendi: mengaku bahwa tidak ada Tuhan yang sebenarnya disembah melainkan Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah; mendirikan sholat; mengeluarkan zakat;mengerjakan haji dan berpuasa di bulan Ramadhan”.

  2) Hadits riwayat Thabarani

  “Bila suatu kaum enggan mengeluarkan zakat, Allah akan menguji mereka dengan kekeringan dan kelaparan”.

  3) Hadits riwayat al-Bazar dan Baihaqi

  “bila zakat bercampur dengan harta lainnya maka itu akan merusak harta itu”(Anshori, 2006: 16-17).

1. Prinsip-prinsip Zakat

  Zakat mempunyai enam prinsip, yaitu: a.

  Prinsip keyakinan keagamaan b.

  Prinsip pemerataan dan keahlian c. Prinsip produktifitas dan kematangan d.

  Prinsip penalaran e. Prinsip kebebasan f. Prinsip etik dan kewajaran

  Prinsip keyakinan keagamaan menyatakan bahwa orang yang membayar zakat meyakini bahwa pembayaran tersebut merupakan salah satu manifestasi keyakinan agamanya, sehingga kalau orang yang bersangkutan belum menunaikan zakatnya, belum merasa sempurna ibadahnya.

  Prinsip pemerataan cukup jelas mengambarkan tujuan zakat, yaitu membagi lebih adil kekayaan yang telah diberikan tuhan kepada umat manusia.

  Prinsip produktivitas dan kematangan menekankan bahwa zakat memang wajar harus dibayarkan karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu. Hasil (produksi) tersebut hanya dapat dipungut setelah melampaui jangka waktu satu tahun yang merupakan ukuran normal memperoleh hasil tertentu.

  Prinsip Nalar dan kebebasan menjelaskan bahwa zakat hanya dapat dibayar oleh orang yang bebas dan sehat jasmani serta rohaninya, yang merasa mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat untuk kepentingan bersama. Zakat tidak dipungut dari orang yang sedang dihukum atau orang yang menderita sakit jiwa.

  Prinsip etik dan kewajaran menyatakan bahwa zakat tidak akan diminta secara semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkan. Zakat tidak mungkin dipungut, kalau karena pemungutan itu orang yang membayarnya justru akan menderita (Djuanda dkk, 2006: 14-15).

2. Tujuan Zakat

  Yang dimaksud dengan tujuan zakat, dalam hubungan ini, adalah sasaran praktisnya. Tujuan sebagai berikut:

  a.

   Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan.

  b.

Dokumen yang terkait

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 15

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI (ANALISA FATWA DSN-MUI NO.07DSN-MUIIV2000 TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 92

PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP MASLAHAT LIL UMMAT (Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 0 141

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 80

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP PENGATURAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PERBANKAN (Studi Analisis di Bank Syari’ah Mandiri Cabang Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

0 0 113

PENGELOLAANZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN (Study Kasus Lembaga Amil Zakat Maal Dukuh, Sidomukti, Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam (S.H.I)

0 0 87