KONTRIBUSI KINERJA KOMITE DAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Deskriptif pada Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014) - Test Repository

KONTRIBUSI KINERJA KOMITE DAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH

  (Studi Deskriptif pada Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Oleh: Daman Huri NIM. M1.12.005 Diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

  

KONTRIBUSI KINERJA KOMITE

DAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH

TERHADAP PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN

DI MADRASAH IBTIDAIYAH

  (Studi Deskriptif pada Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014) Daman Huri

  The background of this problem is paradigma shift of national education system in education management from a centralized system to a decentralized in market by application of MBS model. Public awareness through MBS is channeled through Contributions Performance of Islamic School Committee so as they can participate to control and maintain the quality of Education. In addition to islamic school committee, a creative, productive and innovative Leadership of Islamic School Principal is also required to The Improvement Quality of Islamic School Education.

  The purpose of this research is to determine the influences of: (1) The Islamic school committee to the leadership of islamic school principal, (2) The Islamic school committee to the Quality of Islamic School Education, (3) The leadership of islamic school principal to the Quality of Islamic School Education, and (4) Both the committee and leadership of islamic school principal to the quality of islamic school education.

  The research used quantitative correlational method. The population students of MIN Timpik Kec. Timpik, MIS Mendiro Kec. Ungaran Timur, and MIS Tarbiyatul Muslimin Kec. Suruh. A proportional random sampling technique was used for sample of 30 teachers. Data analysis used linear regression, multiple regression analysis used SPSS application for Windows Release 20.0.

  The results: (1) The islamic school committee has significantly influenced the leadership of islamic school principal about 0,422, (2) The islamic school committee has significantly influenced the improvement quality of islamic school education about 0,382, (3) The leadership of islamic school principal has significantly influenced the improvement quality of islamic school education obout 0,709, (4) Both the committee and leadership of islamic school principal have significantly influenced the improvement quality of islamic school education. about 0,724. Department of Education can use this study for establishing macro policies which are related to the improvement quality of islamic school education. As a reference for islamic school to establish micro policies quality of islamic school education and operational management policies which are related to the improvement quality of islamic school education.

A. Pendahuluan

  Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Dalam buku I

  Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah yang diterbitkan

  Pendidikan Nasional dikatakan bahwa: dari berbagai pengamatan dan analisis, setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak

  

1

mengalami peningkatan scara merata.

  Satu di antaranya peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangatlah minim. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih banyak bersifat dukungan input (dana), bukan pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Berdasarkan akuntabilitas, madrasah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa sebagai salah satu

  2 unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan (stake holder).

  Dengan demikian jelas bahwa salah satu cara meningkatkan mutu pendidikan adalah meningkatkan partisipasi orang tua siswa dan anggota masyaraka t “Makin tinggi tingkat partisipasi makin besar rasa memiliki, makin besar rasa memiliki makin rasa tanggungjawab, makin besar rasa

1 Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah, Buku I, Jakarta: Dirjen Dikdasmen, 2001, 2.

  2

  3 tanggungjawab makin baesar tingkat dedikasi”.

  Konsep Otonomi Daerah yang menjadi bagian kebijakan pemerintah sejak era reformasi telah menjadi agenda penting yang diterapkan dalam setiap bidang kehidupan termasuk bidang pendidikan. Desentralisasi pendidikan dalam kontek otonomi daerah memberikan otonomi pada tingkat satuan pendidikan. Karena Kepala Madrasah adalah pihak yang mengetahui tentang permasalahan dan kebutuhan yang diperlukan untuk meningkatkan

  4 mutu pendidikan.

  Komite Madrasah sebagai wakil dari kepedulian masyarakat terhadap mutu madrasah yang memiliki peran penting dan mempunyai fungsi sebagai berikut : (1) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, (2) Melakukan kerjasama dengan masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, (3) Menampung dan menganalisa aspirasi, ide, tuntutan dari kebutuhan yang diajukan masyarakat, (4) Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi, (5) Mendorong orang tua dan masyarakat untuk peningkatan pendidikan yang bermutu, (6) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, dan (7) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, progam, penyelenggaraan, dan keluaran

  5 pendidikan di satuan pendidikan. 3 E Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003 Cet ke 3, 155. 4 Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah, dan Dewan Sekolah, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004, 70. 5 Departemen Pendidikan Nasipnal RI, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Kepala madrasah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan madrasah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan madrasah dan pendidikan dapat direalisasikan. Sehubungan dengan MBS kepala Madrasah

  6 dituntut untuk meningkatkan efektifitas kinerja.

  Kinerja kepemimpinan kepala madrasah dalam kaitannya dengan MBS adalah segala upaya yang dilakukan dengan hasil yang dapat dicapai kepala madrasah dalam mengimplementasikan MBS di madrasahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan efektif dan efesien. Sehubungan dengan itu untuk mewujudkannya dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut : 1.

  Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif

2. Dapat menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan 3.

  Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka meningkatkan tujuan madrasah dan pendidikan 4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai di madrasah. Dengan demikian peneliti

  7 mefokuskan.

  Beberapa alasan penulis memilih tema diatas adalah ;

  1. Adanya fenomena yang berkembang dimasyarakat terhadap keberadaan 6 Komite Madrasah yang berperan dalam peningkatan mutu pembelajaran di

  E Mulyasa, Kurikulum 7 , 126.

  E Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002 Cet ke madrasah

  2. Peran Kepemimpinan kepala Madrasah yang mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektik

  3. Peran kepala madrasah yang mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka scara aktif dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan madrasah. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Kontribusi Kinerja Komite dan Kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap Mutu Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Semarang.

B. Metode Penelitian

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survai dengan metode analisis deskriptif. Data dan informasi dari lapangan dijaring melalui alat pengumpul data penelitian. Data dan informasi dari lapangan dijaring melalui alat pengumpul data yang berupa kuesioner untuk masing-masing variabel penelitian. Mekanisme pengumpulan data ditempuh dengan menyebarkan kuesioner kepada sample penelitian, kemudian dilakukan pengumpulan data, data yang telah terkumpul diolah menggunakan komputer. Data dan informasi hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan informasi lain sebagai bahan untuk dilakukan analisis data.

  Menurut tingkat ekplanasinya penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif. Sugiyono menyatakan bahwa “Penelitian asosiatif ialah penelitian yang mencari hubungan antar satu atau beberapa variable dengan variable

  8

  lainnya Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ”. dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam menjaring data yaitu populasi dan sampel, karena data hasil penelitian ini berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik. Data antara varabel yang diajukan oleh objek penelitian harus jelas pertautannya (koralasinya) sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data yang pada gilirannya merupakan hasil analisis yang dapat dipercaya realibilitas dan validitasnya, dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan C.

   Hasil dan Pembahasan

  Dari sederet penelitian yang penulis lakukan dari bulan Desember sampai dengan Maret di Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten semarang dengan 30 responden yang mengambil sampel 3 madrasah dengan katagori Tinggi di MIN Timpik kecamatan Susukan, katagori sedang di MIS Mendiro Kecamatan Ungaran Timur, dan katagori rendah di MIS Tarbiyatul Muslimin Kecamatan Suruh. tentang kontribusi kinerja komite dan kepemimpinan kepala madrasah terhadap mutu pembelajaran madrasah ada beberapa persepsi sebagai berikut : a.

  Persepsi responden terhadap Kontribusi Kinerja Komite Madrasah Berdasarkan data-data tersebut didukung dengan hasil observasi/ 8 survei diketahui dari tiga lokasi madrasah, Kontribusi Kinerja Komite

  Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta, 2003, 11.

  Madrasah di MIN Timpik, MIS Mendiro, dan MIS Tarbiyatul Muslimin,

  

pertama : berdasarkan lokasi madrasah yang berada di antara perkotaan

  dan pedesaan sehingga terjadi keanekaragaman latar belakang dari personil Komite. Kedua: anggota Komite Madrasah ada yang berasal dari orangtua yang sibuk karena sebagai pejabat pemerintah, dari orangtua yang berprofesi sebagai guru, dan orangtua sebagai tokoh masyarakat. Keberagaman profesi orangtua wali yang menjadi anggota komite madrasah berdampak positif pada MIN Timpik Susukan karena anggota Komite dapat secara penuh berperan aktif dalam segala kegiatan, seperti penyusunan RAPBM, pemantauan kondisi sarana dan prasarana madrasah, pelibatan stakeholder pada pelaksanaan program madrasah, dan secaraa maksimal dapat mengidentifikasi dan mengkomunikasikan dengan pihak madrasah mengenai aspirasi orangtua/ wali murid berkenaan dengan kebijakan dan program madrasah.

  Peran Komite Madrasah di MIS Mendiro Ungaran Timur, berdasarkan hasil survei sebagai pendukung analisis deskriptif, diketahui bahwa personil Komite Madrasah sebagian besar berasal dari para pegawai/ pejabat pemerintah yang sangat sibuk. Intensitas waktu pertemuannya/ koordinasi dengan pihak madrasah hanya menjelang rapat pleno atau jika ada kegiatan insidental, seperti persiapan menjelang ujian nasional kelas 6. Anggota Komite berperan pasif sedangkan pihak madrasah lebih aktif, seperti penyusunan RAPBM disusun madrasah kemudian dikomunikasikan kepada Komite Madrasah, pemantauan kondisi sarana dan prasarana madrasah sebatas formalitas, belum maksimal mengidentifikasi dan mengkomunikasikan dengan pihak madrasah mengenai aspirasi orangtua/ wali murid berkenaan dengan kebijakan dan program madrasah.

  Peran Komite Madrasah di MIS Tarbiyatul Muslimin sangat urgen, namun ada beberapa hal yang menjadikan Komite Madrasah kurang maksimal disebabkan pengalaman dan perannya yang belum maksimal karena kurangnya informasi mengenai peran Komite bagi madrasah.

  Sebagian besar anggota Komite Madrasah pegawai swasta/ petani yang intensitas waktu pertemuannya sangat minim, sehingga partisipasi dalam penyusunan anggaran, program dan pemantauan sarana/ prasarana madrasah kurang maksimal, demikian juga dengan pengkomunikasian kehendak orangtua wali dengan madrasah sering terabaikan, komite madrasah cenderung menyerahkan penyelesaian kebijakan kepada madrasah.

  Hasil analisis deskriptif peran Komite di tiga lokasi mengindikasikan bahwa Kontribusi Kinerja Komite Madrasah mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu walaupun masih belum optimal. Komite Madrasah dalam hal sebagai pendukung (supporting

  

agency ), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam

  penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan telah melakukan kerjasama dengan masyarakat berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Sedangkan sebagai mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan Komite telah menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

  b.

  Persepsi Responden terhadap Kepemimpinan Kepala Madrasah Hasil analisis deskriptif kepemimpinan di tiga lokasi menunjukkan bahwa kepemimpinan Kepala Madrasah di MIN Timpik menjadi sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan madrasah. Namun Kepala Madrasah dapat memotivasi seluruh guru dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di madrasah. Kreativitas guru dalam proses pembelajaran masih kurang karena kepala madrasah mengalami hambatan pada penumbuhan kreativitas dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan madrasah ke arah yang lebih baik karena sumber daya manusia masih belum maksimal

  Kepemimpinan Kepala Madrasah di MIS Mendiro Ungaran Timur, belum maksimal menjadi sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan madrasah. MIS Mendiro merupakan eks Rintisan Madrasah Unggulan sehingga Guru dan karyawan di MIS Mendiro lebih berpengalaman pada pelaksanaan tugas-tugas, sedangkan Kepala Madrasah baru berasal dari Madrasah Standar yang berstatus di bawah Madrasdah Unggulan.

  Motivasi dari Kepala Madrasah hanya pada guru-guru tertentu sehingga menimbulkan kecemburuan, komitmen terhadap visi organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai tujuan- tujuan pendidikan di madrasah belum berfungsi secara maksimal.

  Cara menumbuhkan kreativitas dan inovasi bagi guru dan karyawan dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan madrasah ke arah yang lebih baik hanya dilakukan pada guru-guru tertentu, sehingga kepala madrasah hanya dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat bagi guru dan staf tertentu saja. Pencapaian tersebut dikarenakan kepala madrasah dapat menunjukkan sebagai seorang pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik.

  Kepala MIS Tarbiyatul Muslimin dapat memberdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk organisasi, berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang tinggi, mendengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat kerja sama dan dapat menciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi, serta bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan contoh bagaimana Oleh karena itu, merupakan hal yang menguntungkan jika Kepala Madrasah dapat menerapkan kepemimpinan di madrasahnya.

  Kepemimpinan merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek kepemimpinan, maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan sunggug- sungguh dari yang bersangkutan.

  c.

  Persepsi Responden terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran Madrasah Sebagai pendukung pencapaian tersebut, hasil survei di tiga lokasi menunjukkan data-data bahwa mutu pembelajaran menunjukan di MIN

  Timpik Kec. Susukan sudah baik dikarenakan madrasah tersebut adalah madrasah negeri yang sumber dananya sudah tercukupi yang berasal dari DIPA, dan sarana prasarananya pun terpenuhi, semua kelas sudah tersedia LCD dan Computer untuk penunjang pembelajaran siswa, dan gurunya pun sudah berkualifikasi Sarjana, da nada sebagian yang sudah Magister.

  Dari dimensi kehandalan sudah transparan program-program madrasah yang disampaikan kepada orangtua wali dan masih ada layanan pembelajaran yang tepat waktu, karena madrasah tersebut adalah madrasah unggulan di daerahnya.

  Mutu Pembelajaran di MIS Mendiro Kec.Ungaran Timur terbukti dari hasil analisis data menunjukkan masih adanya guru kosong karena tugas luar, rapat dinas sehingga siswa gaduh saat jam tersebut. Sarana prasarana modern sudah tersedia namun masih belum berfungsi secara beberapa guru saja yang dapat mengoperasikannya. Walaupun sebagai madrasah unggulan, masih ada guru yang belum berstatus atau berpendidikan sarjana. Kendala lain yang belum menunjukkan kualitas layanan pembelajaran yang baik karena fasilitas hot spot area sering lemah signalnya sehingga siswa sulit mengakses informasi-informasi dari internet.

  Mutu Pembelajaran di MIS Tarbiyatul Muslimin Suruh tidak memberikan janji-janji yang tinggi namun dalam mutu pembelajaran yang diberikan melebihi dari janji-janji kepada masyarakat. Dikarenakan mungkin lokasi nya jauh dari perkotaan, dan orang tuang berpendidikan yang masih minim.

  Sarana dan prasarana pendidikan memadai hal ini dilihat dari fasilitas kurang mendukung dikarenakan orang tua siswa belum dalam mendukung system pembelajaran di madrasah tersebut, mungkin karena keterbatasan dari SDM orang tua nya.

  Hipotesisi pertama

  Hasil uji hipotesis ini diperoleh persamaan regresi X2 = 56.363 + 0,422

  X1. Ternyata nilai t hitung > t tabel ( 2,461 > 2,042 ) Ho di tolak Dan Ha di terima artinya signifikan. Nilai sig 0,020 lebih kecil disbanding nilai probabilitas 0,05 ( 0,05 > 0,01 ) maka Ho di tolak Dan Ha diterima. Artinya signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan variabel kontribusi kinerja komite madrasah terhadap

  0,422 ) dan R Square 0,178 atau 17,8 %. Angka ini berarti sebesar 17,8 % kepemimpinan kepala madrasah yang terjadi di MI sekabupaten Semarang dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel kontribusi kinerja komite madrasah, sedangkan 82.2% tidak dikaji pada penelitian ini.

  Implikasi dari hasil penelitian ini adalah semakin tinggi atau positif Kontribusi Komite Madrasah (pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol dan mediator) di MI Sekabupaten Semarang semakin berpengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam upaya Peningkatan pada peningkatan Mutu Pembelajaran Madrasah.

  Hipotesis II

  Hasil uji hipotesis kedua diperoleh persamaan regresi Ŷ = 57.759 + 0,382 X1. Ternyata nilai t hitung > t tabel ( 2,187 > 2,042 ) Ho di tolak dan Ha di terima artinya signifikan. Nilai sig 0,037 lebih kecil disbanding nilai probabilitas 0,05 ( 0,05 > 0,037 ) maka Ho di tolak dan Ha diterima artinya signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan variabel Kontribusi Kinerja Komite Madrasah terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran. Sedangkan Koefisien korelasi 0,382 ( rX1 Y = 0,382 ). dan R Square untuk Komite Madrasah sebesar 0.146 atau 14,6 %. Angka ini berarti sebesar 14,6 % Mutu Pembelajaran yang terjadi di MI Sekabupaten Semarang dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel Komite Madrasah, sedangkan 85,4 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.

  Implikasi dari hasil penelitian ini adalah semakin tinggi atau positif Kontribusi Komite Madrasah (pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol dan mediator) di MI Sekabupaten Semarang semakin berpengaruh pada peningkatan Mutu Pembelajaran.

  Komite Madrasah belum berperan maksimal dalam rangka meningkatkan mutu, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di madrasah.

  Dukungan masyarakat belum menunjukkan sinergi yang positif dalam arti Komite Madrasah hanya sekedar lembaga pengumpul dana pendidikan dari orangtua siswa. Kondisi ini jika berlangsung terus menerus berdampak kurang baik bagi keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan, maka perlu dibenahi selaras dengan tuntutan perubahan yang dilandasi kesepakatan, komitmen, kesadaran dan kesiapan membangun budaya baru dan profesional dalam mewujudkan Mutu Pembelajaran yang memiliki loyalitas pada peningkatan mutu madrasah. Hal ini sejalan dengan surat Keputusan Mendiknas Nomor: 044/U/2002, guna terciptanya suatu masyarakat madrasah yang kompak dan sinergis, maka Komite Madrasah merupakan bentuk atau wujud kebersamaan yang dibangun melalui nilai kesepakatan.

  Hipotesis III

  Hasil Hipotesis ketiga ini diperoleh Persamaan regresi Ŷ = 24,507 +

  0,709 X2. Ternyata nilai t hitung > t tabel ( 5,324 > 2,042 ) Ho di tolak dan Ha di terima artinya signifikan. Nilai sig 0,000 lebih kecil disbanding nilai probabilitas 0,05 ( 0,05 > 0,000 ) maka Ho di tolak dan Ha diterima artinya signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan variabel kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap Mutu Pembelajaran. Dengan koefisien korelasi 0,709 ( rX2 Y = 0,709 ) dan R

  

Square sebesar 0.503 atau 50,3 %. Angka ini berarti sebesar 50,3 % Mutu

  Pembelajaran yang terjadi di MI sekabupaten Semarang dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel kepemimpinan Kepala Madrasah (menyusun perencanaa, menerapkan kepemimpinan, mengelola tenaga kependidikan, mengelola kesiswaan, mengelola sarpras, mengelola hubungan dengan masyarakat, mengelola KBM, dan mengelola keuangan madrasah), sedangkan 49.1 % tidak dikaji pada penelitian ini.

  Implikasi dari hasil penelitian ini adalah semakin tinggi atau positif peran kepemimpinan Kepala Madrasah (menyusun perencanaan, menerapkan kepemimpinan, mengelola tenaga kependidikan, mengelola kesiswaan, mengelola sarpras, mengelola hubungan dengan masyarakat, mengelola KBM, dan mengelola keuangan madrasah) di MI sekabupaten Semarang, semakin berpengaruh pada peningkatan Mutu Pembelajaran. Semakin tinggi atau positif peran kepemimpinan Kepala Madrasah, semakin berpengaruh pada peningkatan Mutu Pembelajaran. Peningkatan Mutu Pembelajaran di lembaga pendidikan (madrasah) menjadi dambaan masyarakat khususnya orangtua/ wali murid. Mutu Pembelajaran yang ideal unik, bahkan fenomenal, sangat dibutuhkan sebagai keunggulan kompetitif yang sulit ditiru karena bersifat keperilakuan.

  Kepala Madrasah dapat menginisiasi warga madrasah (guru) sehingga mampu menjadikan mereka sebagai magnet pelayanan. Cara yang ditempuh melalui pengembangan kepercayaan guru madrasah pada perilaku kepemimpinan yang tegas. Kepemimpinan yang mampu memberdayakan warga madrasah memberikan kontribusi bagi Mutu Pembelajaran perlu dipupuk, dengan semakin membumikan kepercayaan guru dan karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Hal tersebut dilakukan sebagai pemikat berkembangnya perilaku ideal guru, terutama melalui penampilan mutu pembelajaran yang berkualitas.

  Melihat hasil temuan di lapangan tersebut, secara operasional Mutu Pembelajaran di madrasah perlu dilakukan sejumlah upaya ekstra. Beberapa di antaranya adalah dengan keunggulan kualitas pembelajaran yang inovatif di kelas sebagai magnet keunggulan kualitas pengajaran madrasah, membudayakan dan melembagakan perilaku ideal kewargaan organisasi bagi setiap warga madrasah yang selalu siap memberikan pelayanan dan mengkondisikan kepercayaan mereka. Selain itu, secara total dan berkesinambungan menjadikan perilaku kepemimpinan menjadi absesi utama sebagai gaya kepemimpinan Kepala Madrasah.

  Hipotesis IV

  Hasil uji hipotesis keempat diperoleh persamaan diperoleh persamaan regresi Ŷ = 24.253 + 0.157 X1. Ternyata nilai t hitung < t tabel ( 1,111 < 2,042 ) Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Nilai sig 0,276 lebih besar dibanding nilai probabilitas 0,05 ( 0,05 < 0,276 ) maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kontribusi Kinerja Komite Madrasah berpengaruh tidak signifikan terhadap Mutu Pembelajaran.

  Tabel ini juga memberikan informasi tentang persamaan regresi Ŷ =

  24.253 + 0.655 X2. Ternyata nilai t hitung > t tabel ( 4,369 > 2,042 ) Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan. Nilai sig 0,000 lebih kecil dibanding nilai probabilitas 0,05 ( 0,05 < 0,000 ) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran kepemimpinan Kepala Madrasah berpengaruh secara signifikan terhadap Mutu Pembelajaran.

  Hal ini mengindikasikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel Kontribusi Kinerja Komite Madrasah dan kepemimpinan kepala madrasah berpengaruh secara signifikan terhadap Mutu Pembelajaran Madrasah dengan koefisien korelasi 0,724 ( rX1,2 Y = 0,724), dan R

  

square = 52,5 atau 52,5 %. Sedangkan faktor-faktor lain yang berpengaruh

terhadap peningkatan Mutu Pembelajaran sebesar 47,5%.

  Implikasi dari hasil penelitian ini adalah semakin tinggi atau positif Kontribusi Komite Madrasah dan kepemimpinan Kepala Madrasah di MI Sekabupaten Semarang, semakin berpengaruh pada peningkatan Mutu Pembelajaran Madrasah.

  Hasil temuan penelitian menunjukkan Kontribusi Kinerja Komite Madrasah sebagai landasan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi madrasah, yaitu sebagai mitra kerja lembaga pendidikan

  (madrasah) sebagai penasehat, pendukung, pengontrol dan penghubung dengan stakeholders pendidikan berpengaruh signifikan pada Mutu Pembelajaran Madrasah. Sebagai pemberi pertimbangan dalam penentuan kebijakan di madrasah, dapat memberikan arahan pada mutu layanan yang diberikan kepada masyarakat. Sebagai pendukung layanan pendidikan di madrasah berwujud dukungan finansial, pemikiran, maupun tenaga penyelenggara pendidikan di madrasah. Sebagai pengontrol Komite Madrasah berperan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan, serta sebagai mediator antara pemerintah dengan masyarakat di madrasah.

  Kepemimpinan Kepala Madrasah pada penelitian ini, dapat memotivasi guru dan karyawan untuk melakukan pekerjaan atau tugas lebih baik dari apa yang bawahan inginkan dan bahkan lebih tinggi dari apa yang sudah diperkirakan sebelumnya. Perilaku kepemimpinan Kepala Madrasah ini menimbulkan kesadaran dan komitmen yang tinggi terhadap tujuan dan misi organisasi serta membangkitkan komitmen warga madrasah untuk memberikan layanan melampaui batas-batas kepentingan pribadi demi untuk kepentingan organisasi.

  Tumbuhnya keinginan dalam diri guru di tiga lokasi madrasah (MIN Timpik Kec. Susukan, MIS Mendiro Kec. Ungaran Timur, dan MIS Tarbiyatul Muslimin Kec. Suruh) pada lini depan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang didasarkan pada kemampuan dan pengetahuan ternyata dipengaruhi oleh perilaku pemimpin yang mendorong bawahan untuk memperbaiki kesalahannya, mengkaji ulang asumsi lama, dan mendorong bawahan untuk menghasilkan hal-hal baru.

  Perilaku pemimpin yang selalu berbicara mengenai nilai yang penting dan benar bagi organisasi/ institusi madrasah, menumbuhkan kesadaran guru tentang pentingnya hakekat dan tujuan bersama, menunjukkan pelayanan yang total dan sungguh-sungguh pada masyarakat serta membuat keputusan dengan selalu mempertimbangkan konsekuensi moral dan etika. Ketika organisasi madrasah menganggap nilai-nilai tersebut penting dan menerapkannya pada guru melalui atasan dengan perilaku pengaruh idealis ternyata lebih mudah bagi guru untuk percaya dan menyadari bahwa memang nilai tersebut penting bagi tercapainya tujuan bersama D.

   Simpulan Dan Saran Simpulan

  Berdasarkan uraian data di atas maka penulis dapat simpulkan sebagai berikut :

  Pertama terdapat pengaruh positif yang signifikan mengenai Kontribusi

  Kinerja Komite terhadap Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran Madrasah, dengan koefisien korelasinya 0,422 atau sebesar 17,8 %.

  Kedua terdapat pengaruh positif yang signifikan mengenai Kontribusi

  Kinerja Komite Madrasah terhadap peningkatan mutu Pembelajaran Madrasah, dengan koefesien korelasinya 0,382 atau sebesar 14,6 %.

  Ketiga terdapat pengaruh positif yang signifikan mengenai

  Kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap peningkatan Mutu Pembelajaran, dengan koefesien korelasinya 0,709 atau sebesar 50,3 %.

  Keempat terdapat pengaruh positif yang signifikan mengenai Kontribusi

  Komite Madrasah dan Kepemimpinan Kepala Madrasah secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan Mutu Pembelajaran Madrasah, dengan koefesien korelasinya 0,724 atau sebesar 52,5 %.

  Saran

  Kepada Kementerian Agama :

  a. Sebagai acuan penetapan kebijakan makro terkait dengan kebijakan peningkatan mutu layanan pendidikan.

  b. Meningkatkan fasilitas-fasilitas yang mendukung peningkatan mutu pembelajaran.

  Komite Madrasah

  a. Membantu menyelesaikan berbagai permasalahan penyelenggaraan pendidikan di madrasah sesuai dengan peran dan fungsinya.

  b. Komite madrasah merupakan lembaga/ badan khusus hendaknya dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis sehingga akan bertanggung jawab terhadap peningkatan pembelajaran madrasah.

  c. Bersama masyarakat selalu aktif dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan, dan pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang merupakan salah satu wujud dan kunci untuk meningkatkan mutu pembelajaran madrasah.

  Kepala Madrasah:

  a. Memberikan kesempatan kepada anggota komite madrasah untuk mengamati segala jenis kegiatan madrasah dalam rangka meningkatkan kemampuannya dalam mengambil keputusan.

  b. Memberikan kebijakan kepada guru untuk selalu berkreasi dan berinovasi dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan di madrasahnya.

  c. Dinamis dalam memimpin madrasah sehingga akan tercipta hubungan struktur tugas dan hubungan emosional antar personal yang dapat membangkitan gairah kerja dalam suasana kebersamaan.

  d. Sebagai acuan untuk mengambil kebijakan mikro terkait peningkatan mutu pembelajaran madrasah.

DAFTAR PUSTAKA

  Umaedi. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah. Buku I, Jakarta: Dirjen Dikdasmen, 2001. Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi . Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003. Fattah, Nanang. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah, dan Dewan Sekolah.

  Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004. Pendidikan Nasipnal RI, Departemen. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktotar SLTP, 2001.

  Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2003.

  Ridwan Dan Akdon, Rumus Dan data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta, 2010.

Dokumen yang terkait

View of KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA MADRASAH TERHADAP KOMPETENSI GURU MADRASAH ALIYAH NEGERI JAKARTA SELATAN

0 0 12

EFEKTIVITAS DANA BOS TERHADAP PENINGKATAN MUTU DI MADRASAH

0 0 16

PENGARUH DIKLAT TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH INFLUENCE OF TRAINING ON THE IMPROVEMENT OF COMPETENCE OF PRINCIPALS OF MADRASAH IBTIDAIYAH Junaidi

0 0 10

KORELASI KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DAN IKLIM ORGANISASI MADRASAH TERHADAP MUTU MADRASAH ALIYAH NEGERI SE- KABUPATEN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 6

BAB I PENDAHULUAN - KORELASI KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DAN IKLIM ORGANISASI MADRASAH TERHADAP MUTU MADRASAH ALIYAH NEGERI SE- KABUPATEN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 2 17

A. Konteks Penelitian. - KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN MUTU BELAJAR SANTRI (Studi Multisitus di Madrasah Diniyah Roudlotul Mustofa Rejotangan dan Madrasah Diniyah Al-Fattahiyyah Boyolangu Tulungagung) - Institutional Repository

0 0 25

BAB IV - KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN MUTU BELAJAR SANTRI (Studi Multisitus di Madrasah Diniyah Roudlotul Mustofa Rejotangan dan Madrasah Diniyah Al-Fattahiyyah Boyolangu Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulunga

0 0 109

BAB V - KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN MUTU BELAJAR SANTRI (Studi Multisitus di Madrasah Diniyah Roudlotul Mustofa Rejotangan dan Madrasah Diniyah Al-Fattahiyyah Boyolangu Tulungagung) - Institutional Repository of IAIN Tulungag

0 0 20

SUPERVISI PEMBELAJARAN TEMATIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH

0 0 21

SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010) - Test Repository

0 0 77