SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010) - Test Repository
SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN
(Studi kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010)
S K R I P S I
Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Saijana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah H A S B U L L A H
NIM : 111 04 049 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2010
KEMENTERIAAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 W e b s i t e : e - m a i l : a d m in is tr a s i@ s ta in s a la tig a ..a c .id SUWARDI, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 Ekslembar Hal : Naskah Skripsi
Saudara HASBULLAH Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : HASBULLAH NIM : 111 04 049
Jurusan/ Progdi : Tarbiyah/PAI Judul : SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN
UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi Kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010)
Dengan demikian kami mohon skripsi saaudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 17 Agustus 2010 Pembimbing
SUWARDI. M.Pd NIP. 19670121199903 1002 KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721 W ebsite: P E N G E SA H A N K E L U L U S A N
Skripsi Saudara: HASBULLAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 04 049 yang berjudul : “SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010)”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Selasa tanggal 31 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
31 Agustus 2010 M Salatiga,
21 Ramadhan 1431 H Panitia Ujian
Ketua Sidang .Sekretaris Sidang D r. Imam Sutomo. M. Dr. I :ahmat Harivadi. M.Pd
!P. 19580827 198303
IP. 119670112 199203 1 005 Penguii I
Penguji II Dr. H.M. Zulfa Mahasin. M.Ag Prof. Dr. H. Mansur. M.Ag
NIP. 19520430 197703 1 001 NIP. 19680613 199403 1 004 Pembimbing
Suwardi, M.Pd NIP. 19670121 199903 1 002
KEM ENTERIA AN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 W eb site e -m a il: : a d m in is tr a s i@ s ta in s a la tig a ..a c .id
DEKLARASI
Bissm illahirrahm anirrahim ,
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosyah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 17 Agustus 2010 MOTTO
(Beriman, Berilmu dan Beramal)
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya
untuk Allah SWT
P E R S E M B A H A N
Dengan penuh rasa syukur, maka skripsi ini saya persembahkan kepada: > Seluruh keluarga tercinta dan tersayang (Bapak, Ibuk, Nenek serta adek satu-satunya Yuni Kartika Sari) yang senantiasa memberikan spirit moril serta kebahagiaan kepada saya, semoga kebahagiaandan Ridlo Allah SWT selalu menyertai mereka semua, amiin.
> Bagi seseorang yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya dengan ikhlaz, semoga Allah membalas kebaikanya. > Seluruh senior dihimpunan yang senantiasa memberikan dorongan kepada saya dalam meraih cita-cita masa depan. > Keluarga besar Kawan-kawan dihimpunan yang senantiasa berjuang bersama dalam mencapai sebuah impian, YAKIN USAHA SAMPAI. > Kawan-kawan di kampong, raihlah impianmu kawan, dan > Almamaterku, STAIN Salatiga.
K A T A P E N G A N T A R
Dengan senantiasa mengharap rahmat serta Ridlo, Segala puji bagi Allah, Tuhan pemelihara alam semesta. Dia yang memenuhi segala kebutuhan semua makhluk, berupa nikmat Iman, Islam serta Ikhsan. Dia pula yang mengaruniai perangkat akal kepada manusia, karena dengan akalnya manusia bisa menyikapi segala yang tidak diketahuinya serta memberikan penyadaran terhadap manusia untuk berkehidupan sesuai dengan fitrahnya.
Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul yang diutus sebagai rahmat bagi alam semesta. Dia adalah sang revolusioner Muhammad, petunjuk bagi umat manusia, pembawa risalah Al-Quran, serta teladan bagi pecinta kebenaran dan pemburu keyakinan, dan bagi sahabat, keluarga dan orang-omg yang berbegang teguh atas ajaran-ajaran beliau.
Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala Hidayah dan Taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sertifikasi Bagi Profesionalisme Guru dan Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran” dengan lancar. Sebagaimana dimaksudkan untuk memenuhi tugas serta syarat guna memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Dengan penuh rasa hormat, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag Selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Suwardi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah dan selaku pembimbing skripsi yang dengan iklas dan tulus hati memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Segenap Dosen beserta Karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penulis studi di STAIN Salatiga.
4. Kedua Orang-tuaku, adik beserta keluarga yang selalu memberikan dorongan moral dan doanya, serta kebahagiaan yang terbaik.
Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis diterima oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda.
Amin.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat menjadi rujukan bagi perkembangan dunia pendidikan selanjutnya Kita tidak pernah mengetahui kekurangan sebelum melakukan apekeijaan yang nyata, sehingga luput dan khilaf mohon dimaafkan seikhlas-ikhlasnya.
Salatiga, 17 Agustus 2010 Penulis
ABSTRAK
HASBULLAH (NIM 111 04 049) SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru. (2) upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan pengamatan. Subyek penelitian sebanyak 5 responden, menggunakan teknik wawancara mendalam dan pengamatan ke ruangan kelas. Pengumpulan data mengunakan pedoman wawancara dan rekaman sebagai keabsahan data yang diperoleh. Data hasil wawancara dan pengamatan penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data. Kemudian diolah dan dievaluasi dengan menggunakan reduksi data, untuk memperoleh arti dan makna yang mendalam. Kemudian, trianggulasi data yang sudah direduksi, setelah itu meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian dilapangan. Mengacu pada hasil penelitian di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, dapat peneliti simpulakan, bahwa pelaksanaan sertifikasi bagi profesionalisme guru menurut hasil wawancara dengan guru berjalan dengan transparan dan banyak manfaatnya bagi guru. Walaupun dalam aplikasinya kurang berjalan dengan baik. Sebagian peserta hanya mengejar kelulusan semata tanpa memperhatikan kualitas serta kompetensi yang melekat pada guru, sehingga berdampak pada psikologi guru dan konsentrasi anak didik di kelas. Dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran, Pemanfaatan media pembelajaran merupakan suatu hal terpenting dalam peningkatan mutu pembelajaran, dengan ditunjang dengan sarana yang ada. Dalam hal ini, kaitanya terhadap penentuan media pembelajaran yang tepat sangat menunjang keaktifan serta pemahaman siswa atas materi yang disampaikan oleh guru. Faktor-faktor yang dominan dalam proses pembelajaran adalah adanya perencanaan pembelajaran yang dilakukan secara berkala dan sistematis, kemudian adanya variasi dalam metode pembelajaran yang dilaksanakan serta penggunaan sarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan penanaman dan penguasaan materi pada siswa.
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
H. Sistematika penulisan skripsi
15 BAB n KAJIAN PUSTAKA
BAB III HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Daftar guru MAN Salatiga yang sudah Sertifikasi
No Nama Guru Tahun sertifikasi
31 Ameliasari T. Kusuma, S.Pd 2007
24 Dra. Siti Baroroh 2009
25 M. Siddiq Pumomo, S.Pd 2009
26 Dra. Sumiyarti 2009
27 M. Waston Al Hikami, S.Pd 2008
28 Agus Kimo, S.Pd 2009
29 Desy Arisanti, S.Pd 2009
30 Nur Hidayati, S.Pd 2009
32 Nur Ichsan, S.Pd 2009
22 Siti Mudrikah, S.Pd 2006
33 Siti Nur Rohmah, S.Ag 2009
34 Misbakhul Munir, S.Ag 2008
35 Jamaluddin, S.Ag 2008
36 Ulfi Khoirotun, S.Pd 2009
37 Laila Mudlolifah, S.Pd 2009
38 Sudaryo, S.Pd 2009
39 Sriyono, S.Ag 2008
40 Khoirurrahman Abidin, S.Pdi 2008
23 Hanifah, S.Pd 2007
21 Axis Handoyo, S.Pd 2007
1 Dr. H. Badaruddin, M.Ag 2009
10 Drs. Afifuddin 2007
2 Drs. Ishak 2009
3 Dra. Siti Mu’tasimah 2009
4 Dra. Hj. Siti Aisyah Z. 2007
5 DRA. Nur Nazilah 2009
6 Dra. Nasuha 2009
7 Drs. Arif Ghanifianto 2009
8 Drs. Hadi Mulyono, M.Si 2009
9 Rodji’un, S.Pdi 2008
11 Dra. H. Fathonah 2009
20 Dra. Tri Jatiyah 2008
12 Dra. Anis Rosiqoh 2009
13 Drs. H. Fahrurrozi 2009
14 Dra. Siti Afrianita B 2009
15 Dra. Nurul Isnaini, S.Pdi 2008
16 Dra. Umi Hamimah 2009
17 Joko Susilo, S.Pd 2009
18 Drs. Saefuddin 2009
19 Drs. Kastomo 2009
41 Ahmad Fauzi, S.Ag 2008
KODE PENELITIAN
JUDUL SKRIPSI: SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN
UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi Kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010).
A. RESPONDEN L SY
2. JS
3. UKN
4. HNH
5. KRA
B. METODE Metotode Penelitian
Kode W Wawancara
Pengamatan P
D Dokumentasi
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan nasional sedang beranjak menuju perubahan, akan tetapi perubahan itu jelas tidak bisa dalam sekali waktu langsung memperlihatkan hasil secara maksimal. Sebab, mengelola sistem pendidikan nasional ibarat menanam modal (investasi) untuk jangka panjang, tetapi wujud keberhasilannya tidak seketika. Jika investasi dalam bentuk bisnis jelas akan menghasilkan untung-rugi secara riil, karena dapat diukur dengan besarnya nominal rupiah. Namun investasi pendidikan adalah berbentuk kualitas sumber daya manusia yang riil bagi generasi bangsa. Karena tujuan nasional pendidikan kita adalah untuk membangun mentalitas yang berkarakter (Suyanto, 2006: X)
Maka, idealnya pendidikan harus mampu memberikan jalan keluar bagi berbagai macam masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa.
Namun realitas yang nyata-nyata dirasakan oleh masyarakat adalah tumpulnya kekuatan dari lini tersebut. Pendidikan belum bisa menjadi ujung tombak yang menyentuh permasalahan inti yang dihadapi oleh masyarakat (Abdurrahman, 2007: 1).
2
Sehingga salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional dan memperbaiki kesejahteraan hidup guru ditempuh melalui sertifikasi bagi profesionalisme guru melalui portofolio sesuai dengan (Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007). Program ini akan berdampak sangat baik dalam rangka meningkatkan profesionalisme pendidik serta kesejahteraanya.
Di Indonesia program sertifikasi guru pertama kali digalakkan pada 12 Agustus 2007, maka semua Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) Induk maupun Mitra melaksanakan sosialisasi pada lembaga pendidikan sekitarnya. Serta dituntut untuk memenuhi berbagai hal persyaratan yang ditetapkan maka diperlukan Pedoman Sertifikasi bagi profesionalisme guru.
Sertifikat pendidik ini merupakan prasyarat untuk memperoleh tunjangan profesi dan pengakuan sebagai tenaga profesional. Kemudian dalam Pasal 16 disebutkan bahwa pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok. Dengan demikian seorang guru atau dosen yang telah memperoleh sertifikat pendidik, akan mendapatkan penghasilan yang terdiri dari : (1) gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji, (2) tunjangan fungsional, dan (3) tunjangan profesi.
Sertifikat dimaksudkan berfungsi sebagai jaminan formal terhadap eksistensi pekeijaan mendidik. Di samping itu, pada hakekatnya sertifikasi
3
guru adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman (Mulyasa, 2008: 17).
Ketentuan yang paling mendasar dalam persyaratan mutlak dalam portofolio sebagaimana menyebut guru sebagai pendidik professional, diantaranya mereka memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau Diploma IV (Sl/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Serta sekurang-kurangnya 24 tatap muka dan sebanyak- banyaknya 40 jam tatap muka dalam seminggu. Sehingga guru benar-benar menjalankan profesinya dengan sunguh-sunguh. Persyaratan kualifikasi akademik minimal Sl/D-IV dibuktikan dengan ijazah dan pemenuhan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina.
Tantanganya sekarang, guru harus selalu meningkatkan kompetensi dan pemahaman. Sebab tugasnya adalah membangkitkan semua potensi peserta didik. Jadi sertifikasi semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari sektor guru. Meningkatkan kesejahteraan para guru adalah efek dari proses sertifikasi tersebut. Dan, jauh lebih penting adalah tidak menjadikan proses sertifikasi ini sebagai proyek pihak-pihak tertentu. Karenanya harus ada pihak yang terlibat dan pengawasan eksternal yang lebih transparan dan obyektif.
4
Disisi lain, dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk menyampaikan materi dengan cara yang mudah sesulit apapun materi, guru hendaknya mampu mentransfer kepada anak didik dengan semudah-mudahnya. Intelektualitas saja tidak cukup, kepekaan emosional untuk membaca keadaan murid juga tidak kalah penting. Pertukaran ide antara guru dengan anak didik, anak didik dengan anak didik lain ataupun guru murid dengan lingkugannya adalah satu proses yang saling berkesinambungan dan tidak bisa saling dipisahkan (Abdurrahman, 2007: 121).
Maka sewajarnya, upaya memudahkan pembelajaran bagi murid adalah tugas utama sebagai seorang guru. Untuk itu guru tidak saja dituntut untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, tetapi juga mampu menyesuaikan metode pembelajaran dengan keadaan diri masing- masing murid. Sehingga metode dan pendekatan yang diterapkan dalam proses belajar dan pembelajaran benar-benar searah dengan pengembangan diri murid yang menjadi subyek sekaligus obyek pendidikan itu sendiri (Baharuddin, 2008: 5).
Maka kemudian, seorang guru yang profesional dalam proses pembelajaran diharapkan mampu memberikan teori, metode, media dan sarana yang tepat, sehingga dalam proses pembelajaran bisa memberikan ruang bagi murid untuk berkreativitas dan terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran tanpa merasa jenuh, jemu apalagi bosan. Hingga aspek kognitif, afektif dan psikomotorik murid dapat berkembang maksimal secara bersamaan
5
Upaya-upaya yang dilakukan secara teratur, terarah dan berkesinambungan tentunya diharapkan dapat menghasilkan perubahan dalam paradigma pembelajaran, khususya dalam sistem pendidikan yang semakin komplek, sehingga proses belajar mengajar mampu berjalan secara efektif dan efisien. Misalnya dalam penerapan manajemen, konsep dan metodenya ada pembaharuan secara sistematis. Namun apa yang teijadi bila pendidikan justru beijalan pada rel yang sebaliknya? Yang teijadi adalah tidak adanya upaya perbaikan dalam peningkatan mutu pembelajaran. Di dalam lembaga pendidikan, banyak sekali para guru belum bisa untuk mentranformasikan nilai-nilai pembelajaran yang sesuai dengan kompetensinya secara profesional.
Berdasarkan analisis tersebut, penulis berkeinginan untuk mengangkatnya menjadi sebuah bahasan dengan judul SERTIFIKASI BAGI
PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010?
2. Bagaimanakah upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah
6
C. Tujuan Penelitian Dari rumusan pokok permasalahan tersebut, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.
2. Untuk mengetahui upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan memiliki manfaat, baik secara praktis maupun teoritis, yaitu sebagai berikut:
1. Secara praktis
a. Bagi penulis, sekiranya dapat menambah wawasan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru dalam dan upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.
b. Bagi Program studi PAI STAIN Salatiga, diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam memperbaiki kurikulum dan sistem pembelajaran yang efektif.
c. Bagi Departemen Agama (Depag), dapat dijadikan pertimbangan dalam
7
d. Bagi guru, dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam mempersiapkan diri dalam mengikuti sertifikasi guru.
2. Secara teoritis Dilihat dari aspek teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu landasan untuk memperkuat fungsi dan kedudukan pelaksanaan sertifikasi bagi profesionalisme guru. Hasil dari pelaksanaan sertifikasi akan kurang bermakna jika dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru tidak mencerminkan telah lulus sertifikasi. Dengan adanya penelitian ini setidaknya dapat diperoleh hasil, walaupun dalam sudut pandang tertentu masih belum mengena. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk membandingkan antara sertifikasi bagi profesionalisme guru dengan penerapan sistem pembelajaran yang lebih bermutu, dikarenakan guru yang bersangkutan telah memenuhi sertifikasi.
£ . Definisi Operasional
Di dalam definisi operasional ini, untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul penelitian di atas, perlu ditegaskan beberapa istilah dalam judul di atas, yaitu:
15
3) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau menyimpang, setelah mulai muncul adanya kelemahan data sebagai akibat proses reduksi. 4) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian.
5) Melakukan evaluasi dari data yang sudah diolah. 6) Menyusun laporan akhir untuk dilaporkan. 7) Menyusun dokumentasi dari masing-masing lembaga,
d. Interpratasi data Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan (Moleong, 2008:149).
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Bagian muka yang memuat halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, daftar isi dan daftar pengesahan.
16
2. Bagian Isi memuat:
BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan memuat: latar belakang masalah, penegasan istilah, pokok
permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, tahap-tahap penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB I I : KAJIAN PUSTAKA Pada landasan teori ini penulis mengemukakan kepada pembaca agar
mengetahui dasar-dasar teori ini yang meliputi tentang ruang lingkup sertifikasi bagi profesionalaisme Guru. Definisi tentang sertifikasi dan teori- teori pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan, serta teori-teori yang relevan dengan upaya peningkatan mutu pembelajaran.
BAB I I I : LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan
variabel penelitian, yaitu sertifikasi bagi profesionalisme guru dan upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010. Disamping laporan mengenai variabel penelitian, juga dilaporkan beberapa hal mengenai lembaga yang dijadikan tempat penelitian, baik yang berkaitan dengan sistem pembelajaran, monografi sekolah, situasi sekolah, dan beberapa instrumen lain sebagai data komplementer.
17
BAB IV : ANALISA DATA Pada bab ini akan dilakukan analisa terhadap data yang terkumpul, dengan
tahapan klasifikasi data, tabulasi data, dan persentase untuk menjawab pokok masalah pertama dan kedua. Selanjutnya melakukan analisa keterkaitan sertifikasi bagi profesionalisme Guru dan upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010.
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP Pada akhir penulisan, bab kelima ini akan diuraikan mengenai kesimpulan
akhir penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dengan subyek penelitian.
BABU
LANDASAN TEORI
A. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru
1. Konsep Sertifikasi Guru Sertifikat adalah dokumen resmi yang menyatakan informasi di dalam dokumen itu adalah benar, sedangkan sertifikasi adalah proses pembuatan dan pemberian dokumen tersebut (Suyatno, 2008: 2). Sehingga sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru.
Maka kemudian, dapat diartikan bahwa sertifikasi bagi profesionalisme guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik oleh seseorang yang telah bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan yang ada dalam binaan Departemen Agama maupun Departemen Pendidikan
Nasional. Sertifikat pendidik merupakan bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional. Sertifikat diperoleh melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi. Kompetensi yang harus dikuasai oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
2. Prinsip Sertifikasi Guru a. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.
19
b. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru.
c. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
d. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis.
e. Menghargai pengalaman keija guru.
f. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.
3. Tujuan Sertifikasi Guru Sertifikasi guru dalam jabatan bertujuan untuk :
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan c. Peningkatan profesionalitas guru.
4. Manfaat Sertifikasi Guru Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut:
a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional.
c. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
d. Meningkatkan kesejahteraan guru.
20
5. Persyaratan Sertifikasi Guru
Persyaratan sertifikasi guru dibedakan menjadi dua, yaitu persyaratan akademik dan nonakademik. Adapun persyaratan akademik adalah sebagai berikut:
a. Bagi guru TK/RA, kualifikasi akademik minimum D4/S1, latar belakang pendidikan tinggi di bidang PAUD, Saijana Kependidikan lainnya, dan Sarjana Psikologi.
b. Bagi guru SD/MI kualifikasi akademik minimum D4/S1 latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi.
c. Bagi guru SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, kualifikasi akademik minimal D4/S1 latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
d. Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam bidang akademik, dapat diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari Kepala Sekolah, Dewan guru, dan diketahui serta disahkan oleh Kepala Cabang Dinas dan Kepala Dinas Pendidikan.
Persyaratan nonakademik untuk ujian sertifikasi dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Umur guru maksimal 56 tahun pada saat mengikuti ujian sertifikasi.
b. Prioritas keikutsertaan dalam ujian sertifikasi bagi guru didasarkan pada jabatan fungsional, masa keija, dan pangkat/golongan. c. Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam nonakademik, dapat diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari kepala sekolah, dewan guru, dan diketahui serta disahkan oleh kepala cabang dinas dan kepala dinas pendidikan.
d. Jumlah guru yang dapat mengikuti ujian sertifikasi di tiap wilayah ditentukan oleh Ditjen PMPTK berdasarkan prioritas kebutuhan.
6. Program Sertifikasi Guru Program sertifikasi guru ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang tahapannya sebagai berikut: a. Pra sertifikasi
Kegiatan ini terdiri dari pemetaan kapasitas, penetapan calon peserta sertifikasi dan pembekalan dan try-out.
b. Pemetaan kapasitas guru Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kompetensi guru sebelum mengikuti sertifikasi, sehingga peluang kelulusannya dalam uji kompetensi lebih besar. Kegiatan ini terdiri dari beberapa langkah:
1) Sosialisasi, baik yang dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Madrasah, Bidang Mependa/Kependa Islam, maupun Seksi Mapenda/Kependa Islam atau Seksi Madrasah.
22
2) Pengumpulan data yang sekaligus merupakan pendaftaran peserta sertifikasi ini, dilakukan oleh Seksi Mapenda/Kependa Islam atau Seksi Madrasah, yang dikoordinasikan oleh Bidang
Mapenda/Kependa Islam. Selanjutnya data mentah yang terkumpul diverifikasi oleh Seksi Mapenda/Kependa Islam atau Seksi Madrasah.
Pendaftaran sah bila formulis yang telah diisi diketahui dan disetujui oleh Kasi Mapenda/TOS setempat.
3) Bidang Mependa/Kependa Islam mengkoordinasikan pendataan, pendaftaran dan verifikasi yang ada di wilayahnya, termasuk mekanisme dan proses penyampaian data mentah ke perguruan tinggi yang ditunjuk.
4) Perguruan tinggi melakukan in-put dan olah data menjadi “Daftar Urutas Prioritas (DUP)” per kabupaten/kota, per jenjang, per mata pelajaran (untuk jenjang MTs dan MA). DUP disusun atas dasar (1) beban mengajar, (2) pengalaman mengajar dan sebagai guru, (3) latar belakang pendidikan/kualifikasi akademik, dan (4) usia. Golongan atau kepangkatan dalam PNS tidak dijadikan pertimbangan pada tahapan ini.
5) DUP tersebut merupakan daftar panjang (long list) peserta sertifikasi, disampaikan oleh perguruan tinggi kepada Direktorat Jenderal Pendidikan melalui Direktorat Pendidikan Madrasah (Up. Sub
Direktorat Ketenagaan) untuk diproses penetapannya sebagai peserta sertifikasi guru dalam jabatan untuk tiap tahap/tahunnya (short list).
23
c. Penetapan calon peserta Sertifikasi Guru Hasil pemetaan merupakan acuan penetapan nama calon peserta sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk tiap tahap/angkatan (short list).
Penetapan ini dilakukan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, dengan jumlah dan kuota yang didasarkan atas jumlah dan kuota nasional tiap tahun yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional. Kuota dan jumlah peserta sertifikasi dari Departemen Agama ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional dengan pertimbangan Menteri Agama.
Jumlah dan kuota serta daftar calon peserta sertifikasi guru yang telah ditetapkan, disampaikan kepada Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi untuk ditindaklanjuti dan/atau disosialisasikan kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, guru yang bersangkutan, dan pihak lainnya yang terkait.
d. Pembekalan dan try-out Kegitan pembekalan dan try-out atau simulasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapan guru calon peserta sertifikasi dalam menghadapi uji kompetensi sebagai bagian dari proses sertifikasi. Pelaksanaan kegiatan ini berpedoman pada panduan yang disusun oleh Direktorat Pendidikan Madrasah.
24
7. Mekanisme Sertifikasi Guru
Penyelenggara sertifikasi guru melalui pendidikan profesi dan uji kompetensi adalah perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dengan beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sertifikasi guru bagi calon guru dan guru yang sudah mengajar dilaksanakan melalui mekanisme yang berbeda didasarkan atas penghargaan terhadap pengalaman kerja guru.
a. Guru Prajabatan (Calon Guru) Sertifikasi guru bagi calon guru dilakukan melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi. Uji kompetensi melalui ujian tertulis dan ujian kineija sesuai standar kompetensi. Ujian tertulis dilaksanakan secara komprehensif yang mencakup wawasan atau landasan kependidikan, materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi mata pelajaran, konsep-konsep disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang secara konseptual menaungi materi pelajaran. Ujian kineija dilaksanakan secara holistik dalam bentuk ujian praktek pembelajaran yang mencerminkan penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional pada satuan pendidikan yang relevan.
25
b. Guru dalam Jabatan Bagi guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik Sl/D-IV dapat langsung mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio berdasarkan standar penilaian yang ditetapkan pemerintah. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, hasil karya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
8. Pelaksanaan Sertifikasi Guru Perguruan Tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah melaksanakan sertifikasi dengan menggunakan instrumen standar yang telah ditetapkan.
a. Pemberian Sertifikat Pendidik Perguruan Tinggi memberikan sertifikat pendidik kepada guru yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi semua indikator kompetensi guru.
26
b. Tunjangan Sertifikasi Guru 1) Tunjangan Profesi.
Guru yang telah memiliki sertifikat pendidik berhak atas tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokoknya. Persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi yaitu, memenuhi persyaratan akademik sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi satu nomor registrasi guru oleh departemen pendidikan nasional, memenuhi beban keija minimal sebagai guru, mengajar sebagai guru sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidik yang dimilikinya, terdaftar pada departemen pendidikan nasional sebagai guru, melaksanakan kewajiban sebagai guru, tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi sebagai guru.
2) Tunjangan Fungsional dan subsidi tunjangan.
Tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan fungsional direncanakan akan diberikan kepada guru yang memenuhi persyaratan adalah memenuhi persyaratan akademik sebagai guru sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi satu nomor registrasi unik oleh departemen, melaksanakan tugas sebagai guru tetap yang diangkat oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, atau satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan yang memiliki
27
izin operasional dari pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan beban mengajar, minimal 6 (enam) jam tatap muka per minggu pada satuan pendidikan dimana dia diangkat sebagai guru tetap, minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan maksimal 40 (empat puluh) jam tatap muka per minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin operasional dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah, tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain yang dimaksud pada huruf c angka 1, mengajar sebagai guru matapelajaran dan/atau guru kelas serta satuan pendidikan yang sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidikan yang dimilikinya, terdaftar pada Departemen sebagai guru, berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun, melaksanakan kewajiban guru sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3) Tunjangan bagi daerah khusus Daerah khusus sebagaimana dimaksud adalah desa atau lokasi dalam desa terpencil, terbelakang, dihuni masyarakat adat yang terpencil dan berbatasan dengan Negara lain .
B. Upaya peningkatan mutu pembelajaran
1. Mutu Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan (Arcaro, 2007: 75). Setiap rangkaian kerja yang unik
28
memberikan sumbangan pada penciptaan keluaran. Dalam sekolah mutu, standar mutu ditetapkan untuk setiap rangkaian kerja di dalam keseluruhan proses kerja, hasil akhirnya adalah sebuah produk bermutu. Mutu mengeliminasi kebutuhan melakukan inspeksi setelah pekerjaan dilakukan.
Dalam dunia pendidikan ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan tentang konsep mutu, pertama, perbaikan secara terus menerus
{continuous improvement). Konsep ini mengandung pengertian bahwa pihak
pengelola senantiasa melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan secara terus menerus untuk menjamin semua komponen penyelenggara pendidikan telah mencapai standar mutu yang ditetapkan. Kedua, menentukan standar mutu {quality assurance). Standar mutu pendidikan misalnya dapat berupa pemilikan kemampuan dasar pada masing-masing bidang pembelajaran, dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh (Sallis, 2006: 7).
2. Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan yang dimaksudkan mencakup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dengan demikian, pembelajaran dapat diartikan proses yang dirancang untuk mengubah diri seseorang, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya (Suwardi, 2007: 30).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
29
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Disini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu (Bahrudin, 2008: 13).
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan demi meraih internalisasi ilmu pengetahuan sebagai proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan secara terus menerus (dinamika) dalam perilaku dan pemikiran manusia. Maka, intensitas dan efektifitas hasil pendidikan (out-put/graduated) sangat ditentukan oleh manajemen mutu pembelajaran dan intruksi yang dijalankan dalam lembaga pendidikan tersebut.
a. Teori pembelajaran Menurut teori Bruner ada tiga bentuk pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1) Enaktif, yaitu pembelajaran yang dialakukan dengan cara memanipulasi obyek secara aktif.
2) Ikonik, yaitu pembelajaran yang dilakukan melalui representasi gambaran yang diperoleh dari pengalaman inderawi.
30
3) Simbolik, pembelajaran yang dialakukan melalui representasi pengalaman yang abstrak (seperti bahasa) yang sama sekali tidak memiliki kesamaan fisik dengan pengalaman tersebut (Seifert, 2009: 117).
b. Metode pembelajaran Tidak ada sesuatu yang begitu berguna bila dibandingkan dengan teori yang baik. Sebagai pengajar, yakni orang yang selalu mengaplikasikan berbagai disiplin ilmu, kita tahu ini sebagai sebuah kebenaran. Potongan-potongan penelitian yang terputus (disconnected
research) tidak meninggalkan kita apapun yang mendasari segala aksi
kita kepadanya. Tapi, sebagai pengajar, kita juga sadar bahwa teori-teori selalu datang dan pergi, dan perginya selalu lebih banyak karena mereka tidak mampu menangkap detail realitas setiap harinya (Boeree, 2008: 52).
Dalam kitab Ta ’lim Muta ’allim Al-Zamuzi menjelaskan bahwa metode pembelajaran meliputi dua kategori. Pertama, metode yang bersifat etik mencakup niat dalam belajar. Kedua, metode yang besifat teknik strategi meliputi:
1) Cara memilih pelajaran; bagi orang yang mencari ilmu sebaiknya mendahulukan memilih/mempelajari ilmu yang dibutuhkan dalam urusan-urusan agamanya, seperti ilmu tauhid. 2) Cara memilih guru; sebaiknya memilih guru yang lebih alim, wara’
31
3) Cara memilih teman; mencari teman yang rajin, wara’ dan berwatak baik, mudah faham akan pelajaran, tidak malas, tidak banyak bicara, dan lain sebagainya. 4) Langkah-langkah dalam belajar; mengenai hal ini, termasuk juga hal teknis pembelajaran, menurut grunebaum dan abel, terdapat enam hal yang menjadi sorotan Al-Zamuji, yaitu, the curriculum and subject
matter, the choise o f setting o f teacher, the time o f study, dynamic o f learning, the student’s relationship to other (Baharuddin, 2008: 54-
55).
c. Media dan sarana pembelajaran.
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong teijadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
(Asnawir, 2002:11).
Disisi lain, media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain; tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat
32
lunak (softwere), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, perlu adanya beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan, antara lain: 1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media.
3) Kondisi audien (siswa) dari segi subyek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. 4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan.
5) Media yang dipilih hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna.
6) Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai.
BAB III
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri Salatiga1. Sejarah singkat Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Berdasarkan data penelitian dengan cara wawancara yang peneliti dapatkan dari bagian tata usaha oleh bapak Edi Pramono, S.Pd, pada hari senin, tanggal 7 Juni 2010, pukul 09.31 WIB bertempat di ruang Tata
Usaha, maka dapat kami sampaikan gambaran umum Madrasah Aliyah Negeri Salatiga sebagai berikut: