BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian - ALIF ARDIAN FIKRI ... BAB III

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

  (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, apabila belum mencapai hasil yang diharapkan akan dilanjutkan siklus berikutnya. Setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua pertemuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap percaya diri dan keterampilan berbicara. Penelitian ini berkolaborasi dengan guru kelas IV A SD Negeri 1 Kemutug Lor.

  B. Setting Penelitian

  1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas IV A SD Negeri 1 Kemutug Lor, karena sikap percaya diri dan ketrampilan berbicara dalam mata pelajaran

  Bahasa Indonesia di kelas IV A masih tergolong rendah.

  2. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 dimulai dari minggu ke -3 Maret hingga akhir bulan Maret.

  Jadwal disesuaikan dengan waktu pembelajaran yang sudah ditentukan di SD Negeri 1 Kemutug Lor.

  C. Subyek Penelitian

  Subyek penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Kemutug Lor tahun ajaran 2015/2016 dalah siswa kelas IV A dengan jumlah siswa 21 terdiri dari 11 laki-laki siswa dan perempuan 10 siswa.

  29

D. Kolaborasi Penelitian

  Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan berkolaborasi dengan susunan dan tugas sebagai berikut:

  1. Nama : Alif Ardian Fikri Tugas : Koordinator dan observer II (mengobservasi aktivitas siswa)

  2. Nama : Diah Indriyati S.Pd.SD guru kelas IV A SD Negeri 1 Kemutug Lor

  Tugas : Guru pelaksana tindakan pembelajaran 3. Nama : Binah Bichomsah, S.Pd.

  Tugas : Observer I (mengobservasi aktivitas guru) E.

   Teknik dan Alat Pengumpulan Data

  Penelitian tindakan kelas ini membutuhkan teknik dan alat pengumpulan data. Alat pengumpulan data yang benar dapat memperoleh data yang akurat yang sangat dibutuhkan dalam memecahkan masalah yang diteliti.

1. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua, yaitu: a. Tes adalah perangkat yang harus dikerjakan oleh siswa dengan benar.

  Arikunto (2012: 47) menyatakan bahwa tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan..

  Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai pelajaran atau materi yang telah disampaikan.

  b. Non tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Observasi

  Observasi menurut Sudjana (2012: 84) adalah alat penelitian yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Lembar observasi aktivitas guru diisi oleh observer 1 dan digunakan untuk mengobserver aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Lembar aktivitas siswa diisi oleh observer 2 dan digunakan untuk mengobserver siswa dalam proses pembelajaran. Observasi akrivitas guru dan siswa dilakukan setiap pertemuan dalam siklus penelitian. Bentuk observasi menggunakan non partisipatoris, karena observer hanya mengamati dan menilai tindakan yang ada di dalam kelas. Lembar observasi ini diharapkan dapat memperoleh informasi secara rinci selama proses pembelajaran yang dilaksanakan.

  2) Angket Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal

  (Arifin Zainal (2011: 166). Penelitian ini menggunakan angket percaya diri untuk mengetahui peningkatan sikap percaya diri siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kisi-kisi angket yang digunakan dalam penelitian tertuang pada tabel 3.1 :

Tabel 3.1. KISI-KISI ANGKET PERCAYA DIRI

  

Variabel Sub Indikator Jumlah No. Item

variabel item

(+) (-)

  Percaya Diri Keyakinan Kemauan dan usaha 3 1, 7, diri

  8 Optimis 2 2, 5 Menyadari kemampuan

  3 diri sendiri 9,12,

  15 Sikap positif Mandiri 2 4, 6 Tidak mudah menyerah

  4 3 10, 11,

  13 Mampu menyesuaikan

  1

  14 diri Jumlah

  15

  8

  7 Sumber: Agoes Dariyo (2011: 206) 3) Dokumentasi

  Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan yang digunakan sebagai bukti nyata peneliti melakukan penelitian (Arifin Zainal, 2011: 160). Dokumentasi tersebut berupa foto dan video. Dokumen lain berupa rekap nilai, nilai hasil tes milik guru tujuannya untuk memperoleh data visual yang berupa gambaran kegiatan pembelajaran dalam proses penelitian.

2. Alat Pengumpulan Data

  Berdasarkan teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas maka pengumpulan datanya menggunakan alat sebagai berikut: a. Lembar Observasi Lembar observasi ini diisi oleh observer pada setiap akhir pertemuan. Lembar observasi ini diharapkan dapat memberikan informasi secara rinci mengenai proses selama pembelajaran yang telah dilaksanakan. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru.

  b. Soal Tes Lisan Soal tes lisan yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah tes bentuk lisan. Soal-soal tes yang disusun berdasarkan atas indikator penyelesaian masalah yang akan diukur sehingga dapat melihat keberhasilan kegiatan.

  c. Lembar Penilaian Keterampilan Berbicara Lembar penilaian berbicara dibuat untuk mengetahui kemampuan siswa dalam aspek berbicara yang mencakup : lafal, kelancaran, penguasaan topik, dan penalaran.

  d. Angket Derajat penilaian siswa terhadap suatu pertanyaan yang berisi

  : selalu (SL), sering (S), kadang-kadang (KD), tidak pernah (TP), yang disajikan dalam bentuk pernyataan.

  e. Dokumentasi Penelitian ini proses pembelajaran dapat diabadikan dengan dokumentasi. Dokumentasi dimaksudkan memberi bukti yang nyata dalam kegiatan pembelajaran telah benar-benar dilakukan.

  Dokumentasi dalam bentuk foto dan video dapat diambil dengan menggunakan camera digital, handphone. Dokumen lain berupa rekap nilai, nilai hasil tes milik guru yang dapat dipergunakan sesuai kebutuhan.

  F.Analisis Data

  Analisis data merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian. Data yang dianalisis meliputi keterampilan berbicara siswa dan sikap percaya diri siswa dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi pada siklus I digunakan untuk merencanakan kegiatan pada siklus berikutnya, untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicarasiswa dan sikap percaya diri.

  Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

  1. Keterampilan berbicara Penilaian yang digunakan untuk mengukur keterampilan berbicara siswa dilakukan melalui tugas berbicara. Penilaian keterampilan berbicara menggunakan format penilaian berbicara yang dimodifikasi dengan kriteria keberhasilan tindakan dilihat dari pencapaian hasil tes siswa yang meningkat pada setiap siklus terlihat pada tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2. Rubrik Penilaian Keterampilan Berbicara

  

Aspek Penjelasan Nilai

  Kebahasaan a.lafal Pelafalan finem tidak jelas, banyak yang

  1 dipengaruhi dialek, dan intonasi tidak tepat. Pelafalan fonem kurang jelas, terpengaruh

  2 dialek, dan intonasi tidak tepat. Pelafalan fonem kurang jelas, terpengaruh

  3 dialek, dan intonasi kurang tepat. Pelafalan fonem jelas, stadar, dan intonasi jelas

  4 kurang jelas Pelafalan fonem jelas, stadar, dan intonasi jelas

  5 b.kosakata Penggunaan kata, istilah dan ungkapan tidak

  1 tepat, tidak sesuai, dan sangat terbatas. Penggunaan kata, istilah dan ungkapan kurang

  2 tepat, kurang sesuai dan sangat terbatas. Penggunaan kata, istilah dan ungkapan kurang

  3 ,dan kurang sesuai serta kurang variatif. Penggunaan kata, istilah dan ungkapan kurang

  4 tepat, kurang sesuai meskipun variatif. Penguasaaan kata-kata, istilah, dan ungkapan

  5 yang tepat, sesuai dan variatif. Non kebahasaan a.materi Topik dan uraian tidak sesuai, tidak mendalam,

  1 sulit dipahami dan unsur wacana tidak lengkap. Topik dan uraian sesuai kurang sesuai, kurang

  2 mendalam, sulit dipahami dan unsur wacana tidak lengkap. Topik dan uraian sesuai, kurang mendalam, sulit

  3 dipahami dan unsur wacana tidak lengkap. Topik dan uraian sesuai, kurang mendalam, agak

  4 sulit dipahami dan unsur wacana tidak lengkap. Topik dan uraian sesuai, mendalam, mudah

  5 dipahami dan unsur wacana lengkap. b.kelancaran Pembicaraan tersendat-sendat, jeda tidak tepat.

  1 Pembicaraan sering tersendat, jeda tidak tepat.

  2 Pembicaraan tersendat, jeda kurang tepat.

  3 Pembicaraan lancar, jeda kurang tepat.

  4 Pembicaraan lancar sejak awal sampai akhir, jeda

  5 tepat. (Sumber: Nurgiyantoro, 2014: 408)

  Nilai keterampilan berbicara siswa dilihatdari hasil evaluasi pada setiap siklus. Petunjuk penilaian :

a. Nilai setiap aspek yang dinilai dalam berbicara berskala 1 – 5.

  b. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap aspek penilaian yang diperoleh siswa.

  c. Nilai akhir siswa diolah secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut: Nilai siswa = 100

  d. Rata-rata kelas dengan rumus Keterangan:

  : rata-rata (mean) : jumlah seluruh skor

  : banyaknya subjek (siswa)

  e. Ketuntasan pembelajaran keterampilan berbicara siswa Menghitung ketuntasan pembelajaran siswa dalam kelas menggunakan rumus sebagai berikut:

  P = x 100% Keterangan : P : Persentase ketuntasan belajar F : Jumlah siswa yang tuntas belajar N : Jumlah siswa seluruhnya

  (Djamarah, 2010: 264) Adapun kriteria penilaian keterampilan berbicara berdasarkan jumlah skor individu pada tabel 3.3 berikut :

  • – 20
  • – 100
  • – 16,8
  • – 84
  • – 13,6
  • – 68
  • – 10,4
  • – 52
  • – 7,2
  • – 36
  • – 420
  • – 100
  • – 352,8
  • – 84
  • – 285,6
  • – 68
  • – 218,4
  • – 52
  • – 151,2
  • – 36

  352,8

  Kurang Sekali Berdasarkan tabel 3.4 di atas klasifikasi keterampilan berbicara dapat diperoleh berdasarkan : Nilai minimal = 1(skor minimal) x jumlah butir pernyataan x

  20

  84

  Kurang

  36

  Cukup 151,2

  52

  Baik 218,4

  68

  Sangat Baik 285,6

  84

Tabel 3.4 Klasifikasi Keterampilan Berbicara Seluruh Siswa Jumlah Skor Persentase (%) KlasifikasiTabel 3.3 Klasifikasi Keterampilan Berbicara Tiap Siswa Jumlah Skor Persentase (%) Klasifikasi

  Kurang Sekali Berdasarkan tabel di atas klasifikasi keterampilan berbicara dapat diperoleh berdasarkan : Skor minimal = 1x jumlah butir pernyataan Skor maksimal = 5x jumlah butir pernyataan Jarak kelas Interval =

  20

  4

  Kurang

  36

  Cukup 7,2

  52

  Baik 10,4

  68

  Sangat Baik 13,6

  84

  16,8

  (Jumlah Siswa) Nilai maksimal = 5(skor maksimal) x jumlah butir pernyataan x

  (Jumlah Siswa) Jarak kelas Interval =

  2. Sikap Percaya Diri Pengukuran percaya diri siswa didasarkan pada rata-rata skor yang diperoleh siswa. Data diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus. Angket ini menggunakan perhitungan dengan skala Likert. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata pada tabel 3.5 sebagai berikut :

Tabel 3.5 Skala Likert

  

Pernytaan Positif Nilai pernyataan Negatif Nilai

  Selalu

  4 Tidak Pernah

  1 Sering

  3 Kadang-kadang

  2 Kadang-kadang

  2 Sering

  3 Tidak Pernah

  1 Selalu

  4 Keterangan: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik

  Perhitungan rata-rata pada setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: : rata-rata (mean)

  : jumlah seluruh skor : banyaknya subjek (siswa)

  (Sudjana, 2013: 109) Pada penilaian ini skala penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 4. Skala 1 merupakan skor nilai yang terendah dan skor 4 merupakan skor tertinggi. Perhitungan rentang dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Rentang Skala =

  = = = 0,75

  Adapun kriteria analisis aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Percaya Diri Siswa

  Rata-rata Kriteria Percaya Diri Kurang 1 <

  ≤ 1,75 1,75 < Percaya Diri Cukup

  ≤ 2,50 2,50 < Percaya Diri Baik

  ≤ 3,25 3,25 < Percaya Diri Sangat Baik

  ≤ 4 Dari tabel di atas, maka dapat dirumuskan indikator ketercapaian sebagai berikut: a. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 1 sampai kurang atau sama dengan 1,75 menunjukkan bahwa percaya diri tersebut kurang.

  b. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 1,75 sampai kurang atau sama dengan 2,50 menunjukkan bahwa percaya diri tersebut cukup.

  c. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 2,50 sampai kurang atau sama dengan 3,25 menunjukkan bahwa percaya diri tersebut baik.

  d. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 3,25 sampai kurang atau sama dengan 4 menunjukkan bahwa aktivitas siswa tersebut sangat baik.

  3. Pengukuran hasil observasi aktivitas siswa Skala penilaian dan kriteria yang digunakan pada lembar observasi aktivitas siswa terhadap kegiatan yang berlangsung adalah sebagai berikut: Keterangan: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik

  Perhitungan rata-rata pada setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan:

  : rata-rata (mean) : jumlah seluruh skor

  : banyaknya subjek (siswa) (Sudjana, 2012: 109)

  Pada penilaian ini skala penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 4. Skala 1 merupakan skor nilai yang terendah dan skor 4 merupakan skor tertinggi. Perhitungan rentang dapat menggunakan rumus: Rentang Skala =

  = = = 0,75

  Adapun kriteria analisis aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa

  Rata-rata Kriteria 1 < Aktivitas Siswa Kurang ≤ 1,75

  1,75 < Aktivitas Siswa Cukup ≤ 2,50

  2,50 < ≤ 3,25

  Aktivitas Siswa Baik 3,25 <

  ≤ 4 Aktivitas Siswa Sangat Baik

  Dari tabel di atas, maka dapat dirumuskan indikator ketercapaian sebagai berikut: a. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 1 sampai kurang atau sama dengan 1,75 menunjukkan bahwa aktivitas siswa tersebut kurang.

  b. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 1,75 sampai kurang atau sama dengan 2,50 menunjukkan bahwa aktivitas siswa tersebut cukup.

  c. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 2,50 sampai kurang atau sama dengan 3,25 menunjukkan bahwa aktivitas siswa tersebut baik.

  d. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 3,25 sampai kurang atau sama dengan 4 menunjukkan bahwa aktivitas siswa tersebut sangat baik.

  4. Pengukuran hasil observasi aktivitas guru Skala penilaian dan kriteria yang digunakan pada lembar observasi aktivitas guru terhadap kegiatan yang berlangsung adalah sebagai berikut:

  Keterangan: 1 = Kurang 2 = Cukup

  3 = Baik 4 = Sangat Baik Untuk menghitung rata-rata pada setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:

  Keterangan: : rata-rata (mean)

  : jumlah seluruh skor : banyaknya subjek

  (Sudjana, 2012: 109) Pada penilaian ini skala penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 4. Skala 1 merupakan skor nilai yang terendah dan skor 4 merupakan skor tertinggi. Perhitungan rentang dapat menggunakan rumus: Rentang Skala =

  = = = 0,75

  Adapun kriteria analisis aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Aktivitas Guru

  Rata-rata Kriteria Aktivitas Guru Kurang 1 <

  ≤ 1,75 1,75 < Aktivitas Guru Cukup

  ≤ 2,50 2,50 < Aktivitas Guru Baik

  ≤ 3,25 3,25 < Aktivitas Guru Sangat Baik

  ≤ 4 Dari tabel 3.6 di atas, maka dapat dirumuskan indikator ketercapaian sebagai berikut: a. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 1 sampai kurang atau sama dengan 1,75 menunjukkan bahwa aktivitas guru tersebut kurang.

  b. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 1,75 sampai kurang atau sama dengan 2,50 menunjukkan bahwa aktivitas guru tersebut cukup.

  c. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 2,50 sampai kurang atau sama dengan 3,25 menunjukkan bahwa aktivitas guru tersebut baik.

  d. Apabila rentang nilai sesuai kriteria berada pada rentang kurang dari satu sama dengan 3,25 sampai kurang atau sama dengan 4 menunjukkan bahwa aktivitas guru tersebut sangat baik.

G. Validitas Data

  Pada penelitian diperlukan adanya keabsahan data. Semua data yang dikumpulkan perlu dilakukan triangulasi dalam menggali informasi.

  Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Sugiyono (2013: 372) triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Pengujian kredibilitas dapat dilakukan dengan tiga teknik, antara lain: triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Pada penelitian tindakan kelas ini untuk memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan triangulasi teknik seperti digambarakan pada gambar 3.1.

  Observasi Sumber Data

  Dokumentasi Sama

  Angket

Gambar 3.1 Triangulasi teknik pengumpulan data

I. Prosedur Penelitian

  Prosedur penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom

  

action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

  terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Kemmis dan McTaggart (Arikunto, 2012: 16) mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial

  1. Perencanaan (plan), berupa rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk mencapai tujuan penelitian melalui model yang akan digunakan. Perencanaan tersebut yaitu :

  a. Mempersiapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian untuk membuat perencanaan pembelajaran seperti Standar Kompetensi (SK), Indikator, Silabus, Sumber belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran.

  b. Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV materi menyampaikan pesan melalui telepon untuk meningkatkan sikap percaya diri dan keterampilan berbicara siswa. Peneliti menggunakan media untuk meningkatkan sikap percaya diri dan keterampilan berbicara siswa di kelas IV SD N I Kemutug Lor.

  c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Talking Chips sebanyak 4 RPP untuk 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan.

  d. Menyusun dan menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari lembar observasi aktivitas guru untuk setiap kali pertemuan baik siklus I maupun siklus II. e. Mempersiapkan lembar soal sebanyak siswa yang ada, masing- masing terdiri dari 5 soal untuk siklus I dan siklus II.

  f. Menyusun lembar kerja siswa yang terdiri dari 5 soal untuk satu kali pertemuan baik siklus I maupun siklus II.

  g. Membuat lembar angket dalam bentuk skala sikap percaya diri untuk 1 kali pertemuan baik siklus I maupun siklus II.

  2. Tindakan (acting), berupa pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan dan media yang telah direncanakan. Pendekatan yang dimaksud adakah model pembelajaran Talking Chips.

  Tahap tindakan terdiri dari kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir. Kegiatan tersebut dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru pelaksana tindakan. Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus ke II, dimana siklus pertama guru mengajarkan tentang pesan melalui telepon.

  a. Observasi (observing), Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap ini ialah untuk mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Obsever 1 mengamati aktivitas guru sedangkan observer 2 mengamati aktivitas siswa.

  b. Refleksi (reflecting), yaitu peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Pada tahap ini merenungkan kembali apa yang telah dilaksanakan didalam tindakan. Apabila hasil dari tindakan itu baik maka dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya, tetapi apabila dalam tindakan itu perlu ada perbaikan maka tindakan tersebut perlu diulangi secara keseluruhan. Dalam tahap ini peneliti mengadakan diskusi dengan observer disetiap tindakan. Diskusi dilakukan berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan. Untuk menyusun tindakan berikutnya peneliti perlu untuk merefleksi diri melihat data observasi kegiatan yang dilakukan telah mengenai sasaran dari tujuan penelitian atau belum.

H. Indikator Keberhasilan

  Penelitian dapat berhasil jika memenuhi indikator-indikator sebagai berikut :

  1. Adanya peningkatan sikap percaya diri pada keseluruhan penelitian siklus penelitian dengan presentase klasikal lebih atau sama dengan 80% .

  2. Pada akhir siklus penelitian sekurang-kurangnya 80% jumlah siswa telah mencapai KKM nilai keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia.