Penggunaan Bahasa Asing dalam Konteks Pendidikan Bahasa di Indonesia - Digital Library Universitas Muhammadiyah Purwokerto

#B*

Prof. Emzir

Isu-Isu Kritis Kebiy'akan Pendidikan
Era Otonomi Daerah

Copyrightp Emzir dan Sam Muchtar Chaniago (Editor)

Editor Ahli:
Prof. Dr. Emzir, M.Pd.
Drs. Sam M. Chan, M.Si.

Editor: Asep Jamaludin
Desain Cover: Ghalia Indonesia
Desain Isi: Bambang A

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Nomor I9 Tahun 2002.
Dilarang memperbanl.ak/menyebarluaskan

dalam bentuk apapun


tanpa izin tertulis dari penerbit Ghalia Indonesia.

Penerbit Ghalia Indonesia, Oktober 20i0

Ji. Rancamaya Km. 1 No. 47,
\Tarung Nangka, Ciawi - Bogor 16720
Telp.: (0251) 8240628 (hunting) Fax.: (0251) 8243517
e-mail: editorialpertipgmail. com

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Prof. Dr. Emzir, M.Pd. dan Drs. Sam Muchtar Chaniago, M.Si. (Editor)
Isu-Isu Kritis Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah, Cet.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010

vl.i + 176 hlm; 155 mm x 230 mm

ISBN:


97 8-97 9 -450-597 -7

1

Daftar tsi
Kata Pengantar

Daftar Isi

Bagian.I : Isu-Isu Kritis Bidang Pendidikan
Csu-Csu&ritis /
Menyoal Konsep Mutu dalarn Kebijakan Pendidikan

A.
B.
C.
D.

(9r. eAt


*)

Pendahuluan

.)

Hakikat Mutu.............

+

Konsistensi Kebijakan Pendidikan....

Dampak Kebijakan Terdapat Mutu Pendidikan di Indonesia..................

E. Penutup
E Rekomendasi................

B

15


l9

Daftar Pustaka..

20

Csu-elsu&.ritis

2

Faktor-Faktor Strategis yang Mernpengaruhi Mutu Pendidikan Dasar da'r
Menengah (I

l\.
B.
C.
D.
E.


r.

e4. o kamma\

d

i8 &iq)

Pendahuluan

21

Dimensi-Dimensi NIutu Pendidikan
Faktor vang Nlempengaruhi Pcndidikan Dasar dan ]Ienensah
Upar.a Peningkatan NIutu Pendidikan Dasar dan \{cnensah

2+

Penutup


32

Daftar Pustaka.

2ti
ZO

.).)

elsu-CsaeXdtis

3

Manajernen Berbasis Sekolalr: StrategisJitu Meningkatkan Mutu Pendidikan
(JZ) r.

A.
B.

elniru/ 2


n

I a i) i)

Pendahuluan

35

Cl.

Konscp Dasa.r dan lirjuarr N{anajemen Berbasis Sekolah
Isu-Isu dalam Penerapan Nlanajemen Berbasis Sekolah

40

D.
E.

Penvclcsaian: StrategiJitu Pelaksanaan \'{anajemen Berbasis Sekolah


45

Penutup

53

Daltar Pustaka.

Jt)

56

Csu-elsu&aitis 4
Isu Kritis Seputar Pendidikan Non-Forrnal (d"pt"o)

A.
B.

Pendahuluan

Pendidikan Non-fbrmal: Antara Kebijzrkan, Tata Kelola, Akuntabilitas. dan Pencitraarr

Publik

57

C.
D.

Pelaksanaan Pendidikan Non-formal...

60

Penutup

6B

Daftar Pustaka

Csu-elsu&dtis


69
S

PendidikanAnak Usia Dini: Pernbelajaran di TKyang Sudah Kebablasan

(Pr. sluma$aatilanti)

A.
B.
C.
D.
E.

Pendahuluan

7t

Konsep Dasar dan Pensertian
Pembelajaran


TK

/.1

yang Kebablasan...

BO

Penl'elesaian

B3

Penutup........

o.)

o(

Daftar Pustaka

Csu-elsueXritis 5
Perlunya Mata Kuliah Kewirausohaan di Perguruan Tinggi: Sebuah Tinjauan

(9r.dl"rk"y"tt)
A. Pendahuluan
B. Pembahasan
C. Penutup

o7
oo
94

Daftar Pustaka

elsu-Csu&ritis

96

7

Konsep Pernbelajaran Berrnakna (Salah Satu Kornpetensi Rnofesional Guru SD)

(&usdn)

A. Pendahuluan
B. Empat Pilar Pendidikan Universal..
C. OtakManusia
D. Pembelajaran Bermakna.....
E. Penutup........
Daftar Pustaka....................

.......................

97

100

l0l
.;....................
.......................

107

ll0
ll2

Bagian 2 : Isu-Isu Kritis Bidang Pendifikan Bahasa
Csu-elsaeXriri.s

8

Pendifikan Imersi dan Bilingual diJenjang Pendidikan Forrnal Indonesia
(Zule4mri)

A. Pendahuluan
B. Pendidikan lmersi dan Pendidikan Bilingual........
C. Alternatif Pemecahan Masalah
D. Penutup........
Daftar Pustaka....................
Daftar Isi

....................... 115

ll7
125

....................... 125
127

a)ttr ci,su d{riti,: 9
Kebijakan Pernbelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi sebagai
Mata Kuliah Urnurn
/r
n r 3 //
r' (, L, i, q, I
I

t t

t r /<

trr

rt t

r

=\

\. Pertdehrrlrr.rrr
... ... :?!
B. Hakikat Teori Belajar Bahasa
i 31
Cl. B:rhasa lndoncsia scbagai,Uat Ilornurrikasi.................
.. 137
D. Penibelaiaran Bahasa lndixrcsia scbagai Nlata Kr"rliah Limuur c1i Perquruan Tnrgg1....... 139
E. Isu-Isr-r l{ritis dalanr Pembelajaran Bairasir Indonesia di Pcrguruan Tinggi............... 1+2
L l-,'irrrlrrlr
: li
Dalt.tr Ptr.t:rkJ....................
i 17
2),ttr3)vd{ritis

x)

Penggrrnaan Bahasa Asing, Perencanaan dan Reforrnasi Bahasa
Indonesia, serta Pendidikan Drnribahasa |!/)r. ltatrftr 3ilit,irrI

.\. Prrrd,tlruluan
B. Pcnsgunaan llahasa r\sins.............
C. Perenc:anaan dan Re{irrmasi 8ahasa.........
D. Pcndidikarr Du,ibahasa....
L P.nululr
Dalt.rr Prr:11rk.r....................
3),w

;lltt

iJ

l

152

i59
162
,

t,J

ltr,

g7{riti,s I /

Penggunaan Bahasa Asing dalarn Konteks Pendidikan Bahasa di Indonesia
ie:\totnttonr,)
i 0ll
\ Itt rd.-rli rlua rr
R. \lenggunakan Rahasa Indonesia, B:rl-rasa Daeral'r. rtau Bahasa Lzrir-r: Siapa Takut?....... 170
i 71
C. Praktik ]{crnbuat Sernpurna
D. Penggunaan Bahasir -\sing di clzrlam Kela-t Rahaszr Asing ............
i73
E. P''rrullrl,
l7l
L).rll;rr Ptr.1.rk.r..............,.....
";
i

r

,

Ylll

Is*rlsu- Kr:itis

Ke-6isd,kan;,

P'nlidika1, f ra oton]o,mi Dao,iah

Ctr-elsw&aitis / /
Penggunaan Bahasa Asing
dalam Konteks Pendidikan Bahasa

di Indonesia
OIeh:
Suwartono

A. Pendahuluan
Se-jumlah bahasa asins. selain bahasa Inggris, telah diajarkan dan dipelajari di

Indonesia der,r,asa ini. seperti bahasaJerman, Pcrancis. Belanda. Spanrol..]epang,
dan r.ang sudah sansat lama. bahasa Arab, atau vane baru

mcngilalni peltumbuhan

pesat, bahasa Cina (\Iandarin). Sebagai bahasa asing, bahzrsa-bahzrsa ini runtunnr-a

dipelajari di dalam ruang-ruang kelas, baik padajalur pendidikan formal rnelalui
lembaga persekolahan dan pcrsarruan tinggi, malrpun jalur non-formal sepelti
kursus dan pelatihan-pelatihan. Barangkaii, tidak banyak orang di Indonesia
belajar bahasa asins secara informal, vaitu mengembanskan sendiri bahasa asins
vang dipelaiari di luar ruangan-ruangan kelas. Kcindisi pembelajaran seperti ini
tentu saja berbeCa dengan kondisi r.ang dijumpai di lingkr-rngan-lingkungan vans
menssunakan bahasa-bahasa tersebut sebagai bahasa kedua atau bahkan bahasa
pertama.

Lingkungan r.ang ideal bagi pemerolehan bahasa adalah u.ilavah r.ang
masl.arzrkatnl,a, entah sebagian atau seluruhn\.a. mcnggunakan bahasa untuk

komunikasi sehari-hari. Bukan saja bahasa itu digunakan dalam komunikasi
Iisan. melainkan se.jauh mata memandans. termasuk kultur vang melatari
pensgunaan bahasa itu juga berperanan dalam penglrasaan sebuah bahasa.
Singkat dan kongkritnva, belajar bahasa Inggris di negara Inggris (sebagai
bahasa pertama) atau di Singapura (sebagai bahasa kedua) akan lebih manskus

dan mangkil dibandingkan dengan di Indonesia.
.e:.,:.:.i,:*;:)):)::):,:,.*,.)t::2,

riiiriiiliiS:l::t!@Lllll:ll=r:'
iiiiiiiiiit::ttu!#iiiiiiiiiililr..i

Lalu, muncul pertanvaan: apakah bahasa asing tidak mungkin dikuasai
secara baik di Indonesia? Sebenarn,va pertanyaan ini terjalvab dalam konteks
pembelajaran bahasa asing di sejumlah pondok pesanrren terkemuka, scperti
Gontor, Jar,r,a Timur. Namun, karena sudah terianjur ada semacam mitos
,vang mencerminkan pesimisme masvarakat Indonesia terhadap keberhasilan
belajar bahasa asing di luar alarn asli-nya, dipandang perlu adanva arsurrlenarellmen vang mevakinkan bahr'r,a pembelajaran bahasa asing bisa berlangsung
dalam .setting manapun dan kondisi apapun. Tirlisan ini mengkritisi beberapa

isu seputar pengsunaan bahasa asing di Indonesia vang dikaitkan densan
keberhasilan dalam upa,va menguasai bahasa asing.

B. Menggunakan Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah,

atanu

Bahasa Lain: Siapa Takut!
Salah satu lr,ujud nasionalisme bangsa adalah turut merasa banuga
apabila identitas negerin,va dikenal dan diakui keberadaannva oleh banesabangsa lain. Bahasa Indonesia sebagai salah satu identitas bangsa, r,ang telah
didcklarasikan oleh paraJbundingfothus (bapak pendiri) negeri ini perlu dijaga
kelestariann,va, dikembangkan, bahkan, diupavakan untuk dijadikan se.jalar
dengan bahasa-bahasa dunia. Tentu tidak ada orans berkebangsaan Indonesia

ingin melihat bahasa nasional kita pada suatu masa menjadi dead/extinct ktnguage
tinggal nama dalarn sejarah deretan narna bahasa yang pernah ada di dunia.
Kelestarian dan perkembangan bahasa nasional kita menjadi tanggung jau alt
kita bersama) selmua komponen bangsa, bukan han1,a pemerintah atau institusi
pengembangan bahasa. Setiap kita adalah garda terhadap cagar baharsa
dan buda,va nasional Indonesia. Seharusnr,a kita malu bila meningealkan
bahasa Indonesia di tanah asalnya, sebab bahasa Indonesia telah dipelajari di
rnancanegara, seperti Jerman, Jepang, Korea, Amerika. Bahkan. di Australia,
bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa asing pertama vang r.r.ajib diajarkan
di lembaga-lembaga persekolahan.
Senrentara itu, sebagai bagian dari masvarakat global uillage yang semakin
samar batas-batasnr,-a, bangsa Indonesia mau atall tidak mau, suka atau tidak suka

harus membaur dalam pergaulan masvarakat global. Apalagi, densan adanva
kesepakatan-kesepakatan dunia yang berdampak pada persaingan bebas, termasuk

dalam bursa tenasa kerja dan perdagangan, kemampuan untuk bergaui dengan
masl,arakat dunia dipandang penting pada masa mendatang. OIeh karena itu,
Isu-lsu l(ritis l(ebijakan Pendidikan Era 0tonomi Daerah

kemampuan menggunakan bahasa asing. terlltama bahasa-bahasa r,ang dizunakan
oleh masyarakat dunia dalam berinteraksi atau berkomunikasi antarsesamanya

juga akan menjadi modal menuju kejal,aan pada era mendatang.
Tanggung jarvab moral mengzunakan bahasa Indonesia di negeri scndiri
dan upaya mengrrasai bahasa asing sebagai langkah proaktif terhadap tantangan
1,ang datang dari gejala globalisasi bukan suatu dilema. Pensalaman pembclajar

bahasa asing di pondokpesantren dan para pembelajar lain l.ang berhasil densan

baik dalarn mensr-rasai bahasa asing tanpa harus mensesampingkan bahasa vang

telah dikuasai sebelumnya. termasuk bahasa daerah, adalah bukti bahu.a Lrntuk
menguasai bahasa barLr tidak harus dilakukan dengan meningualkan bahasa l;rma.
N'femang telah diakui keabsahan pernyataan tentang kecenderungan membor-ong
kebiasaan-kebiasaan bahasa 1ama. khususnva dalam tataran bentuk, arti, dan kultur

ke dalam bahasa baru, sebagaimana dinl.atakan oleh Fries dalam Lado i1957:
1-2): ". ..indhtiduals tend to transiftr theforms and meanings. and the dishibuion oJ'form.s and
of thur natite

language and urlttu'e to theforagn language and culture...". Nanrun.
hakikat
bila dilihat dari
belajar bahasa untuk mampll menggunakannva dalam
kehidupan nyata) kecenderunsan tersebut dapat diabaikan.
mean'ings

Globalisasi,vang terus bergulir tidak harus ditanggapi densan merubah u,ajah

kehidupan mas\.arakat Indonesia. Sepanjang berada di alam Indonesia. bahasa
dan kultur vang ideal kita gunakan adalah bahasa dan kultur Indonesia. Kita pcrlr-r

mencontoh bangsa-bangsa ),ang kokoh dalam menjaga bahasa dan buclar,anva
di tengah-tensah derasnr.a arus globalisasi,Jepang, misalnya. Situasi di kota-kota
besar di Indonesia sungguh memprihatinkan. Perhatikan saja salah satu sisi r-:ritul
penggunaan bahasa asing. Lrtamanr.a, bahasa Inggris dalam penamaan dan
reklame. Hal ini sebenarnya tidak memberikan manlaat apaplln. Think globalfu
brt act localQ baranukaii dapat dijadikan pedoman kita dalarn upa).a men$rasai
bahasa asing. Kesadaran kita terhadap bahasa asing dapat din,ujudkan dalam
banr.ak cara. Hai ini merupakan pembahasan bagian berikutnva.

C. Praktik Mernbuat Sernpurna
Seperti proses belajar umLrmnya praktik dan berlatih mutlak dilakukan dalam

pembelajaran bahasa. Kualitas praktik tidak kalah pentingnr.a dibandingkan
kuantitas (Brorvn, 1980: 61). Hd ini menepis pendapat orang, bahu,a dcngan
cara tinggal di negara berbahasa asing vang kita maksudkan kita pasti marnpu
berbahasa itu dengan baik. Apa dulu yang kita kerjakan di sana?
:t:::]t

Penggunaan Bahasa Asing dalam Konteks Pendidikan Bahasa di lndonesia

#

---- - @-

:Et

:?' -$-

f,

,---

14*:

T F*,

Persoalannl'a adalah praktik menuntlrt hadirnt'a motivasi dan kreatir-itas

pembelajar. Pensalaman dari para pembelajar bahasa asine r.ang berhasil
menunjukkan bahrva. mereka umumnva memanfaatkan dan menciptakan
kesempatan unt,k mcnggunakan bahasa sasaran dan mempraktikkan apa
vang telah mereka kuasai (Rubin & Thompson dikutip oleh O'N,Ialler. &
Chamot 1990; (Ellis 1985). Ini berarti harus ada saat-saat belajar atau berlatih

intensif dan mutlak pintar membaca kesernpatan. Seorang pembelajar
bahasa asing,vang baik mungkin akan memanfaatkan lvaktr-r luansnr,a untuk

mencari mitra berkomunikasi dalam bahasa asing (mungkin guru atau teman
r,ang dipandang lebih mampu), menl-imak tembang-tembang berrbahasa
asing sasaran dan berusaha memahami pcsan cli dalamnl'a, atau bcrusaha
menemukan penutur asli untuk mencobakan hal-hal 1,ang tclah diperoli.h
dalarn belajar bahasa sasaran. \Iengikuti lon'rba-lornba bcrbahasa asins
juga bisa merupakan cara ,yans bermanthat. Barangkali, predikat juara
bukan prioritas. tetapi pensalaman mensgrinakan bahasa dalam sitr-rasi
vang sesungguhnva merupakan sesuatu )'ans sangat berharga. N{ensikuti
dan berperan aktif dalam diskusi atau ibrum-forum berbahrsa asing r-a.q
diminati, seperti kelompok bicara" asalkan telarah dzrn terprogram densan
baik, juga akan sangat mernbantu.
Jelas, sebenarn\:a banvak jalan _vang dapat ditempuh untuk mcmperbaiki
bahasa asinu yang hendak dikuasai. Sernuanr,-a bcrpulanu kepada pemelajarnva

sendiri. Ketidakalzrmiahan setting atau alam pembelajaran dan pemelaja"ran
dapat ditutupi atau setidaknva dikurangi dengan motivasi dan strateei belajar.
Cara-cara tertentu, seperti sering men_vimak rekarnan percakapatr dan
melafalkannva berulans-ulang, menulis kosakata atau ungkapan-ungkapan
1.ang baru ditemukan dan mensembanskannva ke dalam ungkapan-ungkapan
,vang lebih paryang dan berlatih melafaikann\.a) serra tidak pcrnah merasa
lelah berhubungan dengan kamus merupakan praktik dan upava vang baik
dalam menjaga hub,ngan der-rgan bahasa asing itu, vang tidak.jar:ang bisa
mengantarkan pemelajar bahasa asing berhasil mencapai kemampuan,
terutama, melalalkan hingga mirip denuan penutur aslinl'a i;natire-likd1. Dalam
sebuah situs internet diberitakan kisah sukses seorang \\,arga Hungaria vang
menguasai 16 bahasa asing dalam kurun r,vaktu 25 tahun. Ia belajar dengan
cara-cara r,ang pada dasarnya sama dengan cara-cara vang telah disinggur-rg
di atas. Kata kunci kisah sukses penrbelajar tersebut adalah 'praktik'.

1!ls *tlrd|@
' *#l
_

.fr'

'1i\;

-.r't 4-1i .,e']
_F

.fllf
.q

;ad(l!lS:::\:\:Xi

:qHr

a

lllllli

Isu-lsu l(ritis l(ebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah

D.

Penggunaan Bahasa Asing di dalarn Kelas Bahasa Asing
Pembelaiaran bahasa asing di daiam setting pendidikan formal atau non-

lormal l'ang diseienssarakan di dalan-i kelas rnemiliki kelebihan-kclebihan
dibandingkan \rang dilakukan di luar kelas. di antaranva keterprourarnan.
ketersediaan narasllmber (guru) serta mitra berlatih. ){amnn demikian.
pembelajaran di dal:r.m kelas ini, scbagaimana pembelajaran lain umlrrrin\ra
bukan merupakan satlr-satlln\.a alam pernbela.jzrran yang dapat memberikan
jaminan keberhasilan dalam belajar bahasa, apalagi bahasa asine. Taraf
kemangkusan pembetrajaran bairasa asing di dalan-r kclas bergantung pada
bcbcrapa faktor utaman\,a vang berpr"rsat pada guru. Fungsi gr-rru seltagai
fasilitator, inspirator, motivatoq dan direktor pembelajarzrn mema.inkan pcranan
sentral dalam mcmpersiapkan pr:mbclajzrr 1,'arrg otonom. Oleh karena itu. bila
terselenggara dengan baik dan benar sesungguLrnva pendidikan bahasa asing
di kelas-kelas memberikan kontribusi terhadap keberhasilan lnenglrasai bahasa
asing (Ellis, l9B5: 229).

Hai 1,ang perlu rnendapatkan sor:otan dalam konteks pendidikan bahasa
asing, khususnr.a bahasa Inggris, vang diselenggarakan pada pendidikan
lormal selama ini adalah pcnegunaan bahasa selamzr proses belajar-rncnuajar
berlangsung. \hng terpantau saat ini, baik meialui program praktik mensajar
malrplln inlormasi vang dil-rimpun melalui gr-rru praktikan. sisr,r,a dan guru
profesional. penssunaan bahasa asing dalarn proses belajar-menuajzrr bahasa
sasaran masih sangat kurane'. Berdasarkan keterangan dari gr-rru. rneleka
memilih mengzunakan bahasa Indonesia karena bila bahasa Inggris disunakan

tidak rnengerti, atau karena sisu,a berkeberatan biia gum menrinta
mereka menggunakan bahasa Inggris. Ini merupakan masalah sr:rius dalam
pembelajaran bahasa asing. Kiranya. ada masalah lain di balik cerita ini:
sisrva

Grru belum mamftu

menciptakan

mengunakan balrusa

Ingis. lfernmgpada

kondisiyng rnerrumgkinkan sisu,a menarult rninat
saat-saat au;al berlrubungan dengan bahasa

asing penggrnaan bahasa tersebfi untuk berkontunika.ti atau beinteraksi tidak perht
dipaLsakan. .,!,'iaruun, hal

ii

tidak perlu berlanjut terus.

Penggunaan Bahasa Asing dalam Konteks Pendidikan Bahasa di Indonesia

t73

\Valaupun terbatas, kelas sesungguhnya juga merupakan konteks sosial
(Littleu,ood, i981: 44-45). Situasi 1.ang rvajar adalah bila masyarakat kelas juga
mendapatkan kesempatan penuh untuk menggunakan bahasa asing,vang sedang
dipelajari. Hampir senlua jenis pendekatan dan metode pengajaran dalam

pernbelajaran bahasa menekankan pentingnya pengglrnaan langsung bahasa
vang sedang dipelajari dalam komunikasi dan interaksi sosial kelas (Richards
& Rodgers, 1986). Dular,; Burt, dan Krashen (1982) menyarankan asar gLrrlr

rnenghindari teknik-teknik 1.ang toleran terhadap terjemahan. Terjemahan
dibenarkan hanva bila betul-betul dinilai beralasan, umparnanlra pada saat
menjelaskan konsep u.zrktu dalam bahasa Inggris.

E.

Penutup
Berdasarkan uraian dalam tulisan

ini, dapat disimpulkan

bah'uva LlnrLrk

menguasai bahasa asing di Indonesia, orans tidak perlu meninggalkan bahasa
Indonesia atau bahasa apapun 1.ang telah dikuasai sebelumnl'a. Bahasa-bahasa

lama bukan menjadi penghalang dalam upava menguasai bahasa baru. Lebih
dari itu, bila kita ingin menjadi bangsa vanu t-resar, kita harus tetap bangga pacla
bahasa nasional dengan cara menggunakannya dalam situasi Yang sesuai.

Untuk menjarvab tantangan yang datang dari gejala globalisasi, banssa
Indonesia idealnva merniliki kemampuan berbahasa asing, khususnya bahasa
dunia, agar tidak meler,vatkan kesernpatan-keserlpatan baik vang akan datang
dan tentunva melalui komunikasi menegunakan bahasa dr,rnia. Pensuasazrn
bahasa asing mempersyaratkan pengalaman dalam menggunakannya atau
mempraktikkann),a secara memadai. Banl.ak cara yang dapat ditempuh untuk
n-rempraktikkan atau berlatih menugunakan bahasa asing, beruantunu pada
prolesionalisme guru (untuk konteks pendidikan formal) dan motivasi serra

stratesi pembelajar sendiri dalarn menggali cara-cara yanq dinilai paling
mangkus bagi dirin1,a.

:e/oa:

t74

Isu-lsu l(ritis l(ebijakan Pendidikan Era 0tonomi Daerah

Daftar Pustaka
Bror,r,n,

H.D. Pinciples

o_f'

Lantuage karning and Tiaclting, Ner.vJersey: Prentice-Hall,

1980.

Dular,; Burt & Krashen. Language

Ellis, Rod. Linderstanding Second

Zzr,o.

Orford: Oxlord Universitv Press, 1982.

Language Acquisition.

Oxfbrd: Oxford Universitr.

Press, 1985.

"Ho\\, to Learn Foreign Lanzuage". Diakses pada tanggal 6Januari 2007 dari http:/
bbs.r,llvenglish. org/dispbbs.asp?boardlD = 7 &ID = 220380&page= 7.

/

Garcia, Ofelia. 'Bilingual Education..' Dalam Florian Coulmas. The Handbook of
So cio lin.guisncs. Oxford: Blackrvell Publishers, 1 99 7.
Genesee, Fred. Educating Second ktnguage Chiklren: the Ll,'hole Child, the lfhole Curiculttrn,
the l.'lt'hctle Communit1,,.

Cambridse: Cambridge Universitv Press, 1994.

Hamied, EA. "Pembelajaran Bahzrsa Indonesia basi Penlrtur Asins: Isu dan
Realita". Diakses pada tangual 5Januari 2007 dari http:,/,/r,lr,wriralf/bipa"/
april200 I /pembelaj aranbahasaindonesia.htm.
Littler.vood,

\\tlliam.

Cornmunicatiae Language Tiaching: an Introduction. Can-rbridgc:

Cambridge University Press,
Richards,J.C & Rodeers, T.S.

1981

.

Apltroaches and Methods in

ltngtage Tiaclthg. Cambridge:

Cambridee University Press, 1986.
Tilaar, H.A.R.

Paradtgma Baru Pendidikan

lasional. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Wilkins, D.A, 1972, Li,nguistics in Language Tiaching, London: Edr,r.ard r\rnold
(Publishers), Ltd.

:Ti isslnaa6BayaserrAsi

n

s

dalam.,,

tQ.nteki re-o-u.it