PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK, TINGKAT INFLASI DAN SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE) TERHADAP PERTUMBUHAN LABA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2013-2017 - Test Repository
PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK,
TINGKAT INFLASI DAN SUKU BUNGA BANK
INDONESIA (BI RATE) TERHADAP PERTUMBUHAN
LABA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2013-2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
RIZAL ABU BAKHRI
NIM 213-14-026
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PENGARUH KINERJA KEUANGAN BANK, TINGKAT
INFLASI DAN SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI
RATE) TERHADAP PERTUMBUHAN LABA BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2013-2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
RIZAL ABU BAKHRI
NIM 213-14-026
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
Man Jadda Wa Jada
Jadilah yang terbaik diantara orang-orang terbaik
Hidup untuk dijalani bukan untuk disesali Ikhtiar suatu keharusan tapi jangan lupakan doa
PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirohim....Alhamdulillahirabbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT
skripsi ini telah selesai. Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ibunda Kunnur Hartati (Alm) yang meninggalkan saya terlebih dahulu sebelum melihat saya wisuda dan Ayahanda Sarippudin semoga diberi kesehatan dan umur panjang sama Allah. Kepada kedua orangtuaku yang senantiasa memberikan kasih sayang, nasehat dan jerih payahnya mendidik dari kecil sampai di bangku kuliah IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendo’akan yang terbaik tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfat untuk sesama dan kebahagiaan anak-anaknya. Untuk (Alm) Ibunda yang saya sayangi dan saya cinta semoga ibu bahagia disurga melihat saya wisuda,
Aamiin Ya Rabbal A’lamin.
2. Keluarga besar yang ada di Tegal, Cirebon, Bekasi, Makassar dan Magelang, serta kaka-kakaku yang banyak memberikan lim pahan do’a dan motivasi. Dan teruntuk seseorang yang spesial dan sabar membantu.
3. Sahabat-sahabatku yang ada di Tegal, serta sahabat-sahabatku seperjuangan Perbankan Syar’ah S1 angkatan 2014.
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim…
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahNya skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan pada Nabi Agung Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat yang telah menunjukkan jalan kebenaran dengan perantara agama Islam.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam (IAIN).
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku ketua jurusan S1 Perbankan Syariah.
4. Bapak Abdul Aziz Nugraha Pratama, M.M selaku dosen pembimbing dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan seluruh
6. Ibunda (Alm), Ayahanda, kakak dan semua keluargaku yang selalu memberi motivasi serta doa restunya.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 S1 Perbankan Syariah.
8. Kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, semua itu karena keterbatasan penulis. Kritik dan saran sangat diharapkan guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat. Amin…
Salatiga, 19 Juli 2018 Penulis Rizal Abu Bakhri 213-14-026
ABSTRAK
Bakhri, Rizal Abu.2018. Pengaruh Kinerja Keuangan Bank, Tingkat Inflasi dan
Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2013-2017.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1- Perbankan Syari’ah IAIN Salatiga. Pembimbing: Abdul Aziz Nugraha Pratama, M.M
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR), Inflasi dan BI Rate terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syari’ah (BUS), yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu berjumlah 12 Bank meliputi : Bank Rakyat Indonesia Syari’ah, Bank Negara Indonesia Syari’ah, Bank Tabungan Pensiunan Negara Indonesia Syari’ah, Bank Muamalat, Bank Central Asia Syari’ah, Maybank Syari’ah, Bank Mega Syari’ah, Bank Syari’ah Mandiri, Bank Jabar Banten Syari’ah, Bank Bukopin Syari’ah, Bank Victoria Syari’ah dan Panin Syari’ah.
Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi tidak langsung dengan mengumpulkan dokumen laporan keuangan tahunan perbankan syari’ah yang sudah dipublikasi tahun 2013-2017, tingkat inflasi tahun 2013-2017 dan BI Rate tahun 2013-2017. Sampel penelitian ini berjumlah 12 BUS. Teknik analisis yang digunakan adalah uji stasioneritas, uji regresi, uji statistik dan uji asumsi klasik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel CAR dan NPF memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan variabel FDR dan Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba, variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, dan variabel BI Rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dari keenam variabel independen variabel BOPO dan BI Rate yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Kata Kunci: Kinerja Keuangan Bank, Tingkat Inflasi, BI Rate, Pertumbuhan
Laba dan Bank Umum Syari’ah (BUS)
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN ..................................................... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan di Indonesia memiliki tujuan strategis sebagaimana
dijelaskan dalam pasal 4 UU Perbankan tahun 1992 (Undang-Undang Perbankan, 1998), yaitu menunjang pelaksanaan pembangunan nasional untuk meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perbankan juga berperan aktif dalam memajukan perekonomian suatu negara. Bank yang berfungsi menyalurkan dana dalam bentuk kredit kepada masyarakat telah membantu menyediakan modal usaha sehingga dapat menggerakan sektor riil.
Pergerakan sektor riil yang semakin baik akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan nasional (Mankiw, 2011: 88).
Perbankan mempunyai fungsi penting bagi perekonomian suatu negara. Bank mempunyai peranan besar dalam mengendalikan kemajuan ekonomi suatu negara. Kemajuan bank disuatu negara dapat menjadi tolak ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat dikatakan sebagai darah bagi perekonomian suatu negara (Kasmir, 2002: 200).
Perbankan merupakan salah satu tonggak perekonomian bagi suatu negara, begitu juga Indonesia. Pada umumnya, bank-bank di Indonesia mengalami masalah yang serupa yaitu dalam struktur permodalan, likuiditas tabungan dengan bunga kredit, permasalahan ekonomi makro dan permasalahan krisis kepercayaan yang mulai terlihat dari adanya beberapa bank yang mengalami rush oleh masyarakat (Kalvin dalam Harjanti, 2010: 2).
Salah satu jenis bank yang berkembang di Indonesia adalah bank syariah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembukaan kantor baru baik berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan Pembiayaan Rakyat Syariah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008, pasal 1 ayat 7 Tentang Perbankan Syariah, yaitu Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.
Perbankan di Indonesia khususnya perbankan syariah memiliki andil yang cukup baik terutama saat terjadi krisis ekonomi tahun 1998, dimana keberadaan bank syariah tetap kokoh meskipun belum menguasai market
share industri keuangan hingga saat ini. Selain tetap kokoh saat terjadi krisis
global, bank syariah dianggap mampu meningkatkan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat dengan asumsi: pertama, bank syariah memberikan dorongan yang nyata dalam pertumbuhan ekonomi karena dekat dengan sektor riil. Kedua, tidak terdapat produk yang spekulatif sehingga teruji daya tahannya dari krisis global. Ketiga, sistem bagi hasil yang menjadi ruh akan membawa keadilan bagi semua pihak (Azwar, 2015).
Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam juga berpengaruh terhadap perkembangan perbankan syariah. Banyak umat merupakan bagian dari riba. Oleh karena itu, masyarakat beralih kepada bank syariah yang dalam jasa transaksi keuangannya senantiasa berlandaskan pada ajaran dan prinsip-prinsip syariah Islam (Lestari, 2012: 12).
Bank syariah sebagai lembaga intermediary keuangan diharapkan dapat menampilkan dirinya lebih baik dibandingkan dengan bank yang berbasis bunga. Baik atau buruknya kinerja sebuah bank dapat dikenali dari laporan keuangannya. Penyajian leporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi aktivitas operasi bank yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi untuk memberikan pertanggung jawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan ekonomi yang rasional, seperti: pemilik dana, pihak- pihak yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana, pembayar zakat, infaq, shodaqah, otoritas pengawasan, Bank Indonesia, pemerintah, lembaga penjamin simpanan, dan masyarakat (Muhamad, 2014: 241). Laporan keuangan yang disajikan meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, catatan, dan laporan lain serta penjelasan dari laporan keuangan. Laporan keuangan mengandung informasi penting yaitu informasi mengenai laba yang dapat memberi penjelasan atas kinerja perusahaan selama satu periode di masa lalu.
Laba mempunyai sifat yang selalu berubah-ubah dari tahun ke tahun. Informasi tentang laba selalu ingin diketahui oleh semua pihak yang pertimbangan prospek perusahaan dimasa mendatang. Informasi laba bagi investor dapat mempengaruhi keputusan investasi mereka. Para calon investor sebelum menanamkan modalnya, mereka akan terlebih dahulu mempertimbangkan prospek perusahaan dimasa depan. Sedangkan pihak manajemen akan membandingkan prediksi laba satu tahun kedepan dengan laba aktual sehingga akan diperoleh selisih lebih atau selisih kurang, yang kemudian akan menjadi perhatian dalam evaluasi tahunan (Hapsari, 2013: 88).
Perbankan syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang bagus berkaitan dengan semakin ketatnya persaingan dengan bank konvensional dalam merebut pasar perbankan di Indonesia. Disamping itu, BI juga memperketat pengaturan dan pengawasan agar peristiwa krisis ekonomi pada tahun 1997 yang membuat banyak bank dilikuidasi karena kinerjanya yang tidak sehat sehingga merugikan masyarakat (Sumani, 2013: 100).
Sementara itu, industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang surut. Begitu juga keberadaan industri perbankan syariah sejak tahun 1992 yang digadang-gadang sebagai solusi perekonomian, nyatanya sampai saat ini belum dapat menguasai market share industri perbankan di tanah air.
Berdasarkan outlook keuangan syariah tahun 2015 yang diterbitkan bank syariah mengalami peningkatan jumlah pembiayaan dari Rp. 184 triliun pada Desember 2013 menjadi Rp. 187 triliun pada Juni 2014, namun pangsa pasar pembiayaan syariah sampai Juni 2014 justru mengalami penurunan dan baru
Berikut ini akan dijabarkan perkembangan perbankan syariah dilihat dari tingkat rasio keuangan per 30 September 2015, pada tabel 1. 1 berikut:
Tabel 1. 1 Rasio Keuangan Bank Syariah per 30 September 2015 No Bank Rasio Keuangan
CAR ROA BOPO NPF FDR
21.29
4.64
1.76
96.01
7 Bank Jabar Banten Syariah 22.44 -0.95 104.25 6.91 103.48
8 Bank Victoria Syariah
19.89
0.05
99.74 6.56 102.11
9 Bank Muamalat
15.04
0.36
96.26
96.09
1.13
10 Bank Syariah Mandiri
11.84
0.42
97.41
6.89
84.49
11 Bank Mega Syariah 17.81 -0.34 102.33
4.78
98.86
12 Maybank Syariah Indonesia 43.05 -10.59 145.5 18.07 227.11 Sumber: kinerjabank.com, 2015
Berdasakan tabel di atas dapat diketahui bahwa, tingkat ROA Bank BTPN Syariah dan BNI Syariah masuk kategori sehat yaitu diantara rentang 1.22 sampai 1.5 (Harmono, 2009: 120). Sedangkan, Bank Panin Syariah berada pada level cukup sehat dengan nilai ROA sebesar 1.13, sementara Bank BCA Syariah dan BRI Syariah berada dilevel kurang sehat dengan nilai ROA sebesar 0.80 dan 0.86 serta 7 Bank Syariah lainnya memiliki predikat tidak sehat dengan nilai ROA < 0.77 (Harmono, 2009: 120). Dapat disimpulkan bahwa, tingkat ROA Perbankan Syariah per 30 September 2015 kurang menunjukkan kondisi yang sehat, karena 58% Bank Umum Syariah di Indonesia memiliki nilai ROA < 0,77, melihat tabel diatas dengan demikian akan berdampak pada pertumbuhan laba bank syari’ah.
89.57
21.44
4.88
4.9
86.83
1.3
94.18
2 BCA Syariah
36.6
0.86
94.61 0.59 102.09
3 BRI Syariah
13.82
0.8
93.91
86.61
6 Bank Panin Syariah
4 Bank Syariah Bukopin
16.26
0.66
93.14
3.01
91.82
5 BNI Syariah
15.38
1.32
91.6
2.54
1 BTPN Syariah
89.95 Disisi lain, kondisi bank syariah mulai tahun 2015 dipengaruhi oleh Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) karena pada tahun itulah pasar bebas ASEAN mulai diterapkan. Tantangan MEA bagi perbankan syariah adalah kurangnya diferensiasi produk. Hal ini disebabkan karena faktor bisnis perbankan syariah terfokus pada sektor riil dan sangat menjaga maqashid
syariah . Berbeda dengan negara lain yang produk-produk perbankan
syariahnya terfokus pada sektor keuangan terutama pasar modal. Sehingga, pengelolaan likuiditas bank syariah di Indonesia kurang optimal, karena masih mengandalkan mekanisme Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) dengan menggunakan instrumen Sertifikat Investasi Mudharabah (SIMA) dan melakukan penempatan instrumen yang diterbitkan Bank Indonesia berupa Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) syariah dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) syariah serta masih sedikit portofolio penempatan instrumen sukuk (Azwar, 2015). Tingginya porsi pengelolaan likuiditas perbankan syariah pada instrumen bank sentral, menyebabkan pengembangan pasar bank syariah menjadi terkendala dan mekanisme self adjusted kurang optimal.
Selain itu, fokus bank syariah masih banyak di sektor riil, sehingga dapat meningkatkan risiko pembiayaan bermasalah yang dapat mempengaruhi tingkat keuntungan bank syariah jika tidak dilakukan manajemen yang baik (GCG-Good Corporate Governance).
Perkembangan perbankan syariah di tahun 2016 juga tidak jauh beda dengan tahun 2015. Hal tersebut dijelaskan pada Booklet Perbankan menyatakan bahwa kondisi perekonomian yang belum membaik telah
mempengaruhi pertumbuhan perbankan syariah (BUS, UUS dan BPRS).
Selain itu, faktor lain seperti kapasitas SDM, jaringan kantor dan infrastruktur
lain serta proses konsolidasi internal juga turut mempengaruhi perkembangan
perbankan syariah. Permasalahan di atas, berdampak pada penurunan share
asset perbankan syariah terhadap aset perbankan nasional sebesar 4.67%
dibandingkan tahun 2015 sebesar 4.9%.Sedangkan , jika mengacu pada data rasio keuangan yang dirilis oleh
OJK pada Statistik Perbankan Syariah Indonesia per Januari 2017, nilai ROA dari tahun 2014 sampai 2017 berada pada level kurang sehat dan tidak sehat begitu juga nilai BOPO, untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel 1. 2 berikut:
Tabel 1. 2 Rasio Keuangan Bank Syariah Per Januari 2017 Rasio Keuangan Periode BUS
Des ‘14 Des ‘15 Mart ‘16 Des ‘16 Jan ‘17 CAR
15.74
15.02
14.90
15.95
16.99 ROA
0.41
0.49
0.88
0.63
1.01 NPF
4.95
4.84
5.35
4.42
4.72 FDR
86.66
88.03
87.52
85.99
84.74 BOPO
96.97
97.01
94.40
96.23
95.09 NOM
0.52
0.52
1.00
0.68
1.11 Sumber: SPS OJK (2017:2)
Berdasarkan tabel di atas, keenam rasio keuangan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun dan cenderung belum memberikan mengindikasikan bahwa bank mengalami pertumbuhan pada keseluruhan Bank Syariah. Untuk itu perlu adanya peningkatan kinerja dengan memperhatikan prinsip Good Corporate Governance.
Penilaian kinerja dapat dilakukan salah satunya dengan menilai kinerja keuangan untuk mengetahui pertumbuhan laba bank. Sama halnya dengan bank konvensional, perbankan syariah juga perlu diketahui pertumbuhan laba bank syari’ah. Pertumbuhan laba bank syari’ah sangat berpengaruh pada kualitas dan keseimbangan sistem keuangan nasional.
Langkah awal peningkatan market share bank syariah dapat dilakukan melalui penilaian kinerja manajemen perbankan dengan maksud untuk menilai keberhasilan manajemen dalam mengelola suatu badan usaha. Penilaian ini diproksikan pada financial ratio yang menjadi ketentuan penilaian pertumbuhan laba perbankan dalam peraturan Bank Indonesia.
Sedangkan pelaporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi tentang kinerja keuangan dan pertanggung jawaban manajemen bank kepada
stake holder bank. Namun menurut Pankoff dan Vigill (1970) dalam Harjanti
(2010: 3), mengemukakan bahwa manfaat laporan keuangan tidak hanya diukur keakuratannya dalam mencerminkan keadaan keuangan pada masa lalu tetapi juga harus diukur manfaatnya dalam memprediksi kondisi keuangan perusahaan pada masa mendatang.
Menurut Kasmir (2014: 259), suatu metode analisis keuangan bank dan alat pengukuran kinerja keuangan yang telah ditetapkaan oleh Bank Indonesia melalui SK.BI No.30/277/Kep/Dir/19 Maret 1998 dan berpengaruh terhadap kondisi perkembangan bank disebut dengan CAMEL (Capital,
Assets, Management, Earning, Liquidity ). Aspek capital meliputi Capital
Gross) atau Non Performing Financing (NPF), aspek Management meliputi
Net Profit Margin (NPM), aspek earning meliputi Return On Assets (ROA),
Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM) dan BOPO, sedangkan
aspek liquidity meliputi Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing To
Deposit Ratio (FDR). Kinerja keuangan perbankan yang mendorong
perekonomian Indonesia umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu
Capital, Asset. Management, Earning and Liquidity (CAMEL), empat dari
lima aspek tersebur yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan adalah (Capital, Assets, Earning, Liquidity), aspek capital dinilai menggunakan
Capital Adequacy Ratio (CAR), aspek asset dinilai menggunakan Non
Performing Loan/ Non Performing Financing (NPL/NPF), aspek earning
dinilai menggunakan Bebean Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), sedangkan untuk aspek liquidity dinilai menggunakan Loan to Deposit
Ratio/Financing ti Deposit Ratio (LDR/FDR) (Setiawan dalam Mukhlis
2012: 2). Selain itu, tingkat inflasi dan penentuan tingkat Bank Indonesia
Rate (BI Rate) yang terjadi di Indonesia juga kerap memengaruhi
pertumbuhan laba perbankan nasional.Pertumbuhan bank syariah dalam kegiatan bisnisnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor eksternal yang terkait dengan kondisi makroekonomi dalam kegiatan bisnis syariah diantaranya meliputi tingkat inflasi, tingkat suku bunga (BI Rate) dan kurs.
Inflasi mencerminkan kenaikan harga barang dan jasa dalam perekonomian pada periode waktu tertentu. Semakin tinggi inflasi semakin tinggi pula harga-harga barang dan jasa dalam perekonomian (Hidayat, 2014).
Penelitian mengenai pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan laba bank pernah dilakukan oleh Molyneux & Thornton (1992), dengan menggunakan indikator consumer price index (CPI) sebagai proksi dari inflasi. Hasilnya menunjukkan bahwa inflasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat keuntungan bank dalam kegiatannya.
Pada sisi yang lain, juga dapat dijelaskan bahwa tingkat suku bunga dapat mempengaruhi pertumbuhan laba dan kinerja bank syariah dalam kegiatan bisnisnya. Penelitian yang dilakukan oleh Adebola, et.al (2011: 4), menyimpulkan bahwa kinerja pembiayaaan Bank Islam di Malaysia dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, indeks harga produsen dan indeks harga saham.
Tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) merupakan variabel yang cukup penting dalam aktivitas perekonomian Indonesia, karena BI Rate menjadi dasar bagi penetapan tingkat suku bunga bagi perbankan konvensional ataupun nisbah bagi hasil bagi perbankan syariah.
Dengan melakukan analisis kinerja keuangan bank, tingkat inflasi, dan BI Rate, kinerja dan kesehatan perbankan dapat diukur sehingga bank tersebut dapat memberikan kontribusi yang lebih baik lagi bagi perkembangan ekonomi nasional.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis termotivasi untuk meneliti terhadap pertumbuhan laba perbankan dengan judul penelitian
“Pengaruh Kinerja Keuangan Bank, Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Bank indonesia (BI Rate) terhadap Pertumbuhan Laba Perbankan Syariah di Indonesia-Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2013- 2017”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) tehadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013- 2017?
2. Bagaimana pengaruh rasio Non Performing Ratio (NPF) terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013- 2017?
3. Bagaimana pengaruh rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013-2017?
4. Bagaimana pengaruh rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013- 2017?
5. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013-2017?
6. Bagaimana pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013-
C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk:
1. Menjelaskan pengaruh rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013- 2017.
2. Menjelaskan pengaruh rasio Non Performing Ratio (NPF) terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013- 2017.
3. Menjelaskan pengaruh rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013-2017.
4. Menjelaskan pengaruh rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013- 2017.
5. Menjelaskan pengaruh rasio Inflasi terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013-2017.
6. Menjelaskan pengaruh rasio Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013- 2017.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berikut: 1.
Bagi Lembaga
Sebagai studi pembanding antara teori-teori yang diperoleh dan peningkatan literatur tentang ekonomi islam sehingga dapat meningkatkan perbendaharaan kepustakaan IAIN Salatiga, khususnya dalam bidang perbankan syari’ah.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan tentang rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan pada lembaga-lembaga keuangan syariah.
3. Bagi Bank Syariah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan saran bagi lembaga keuangan, terutama perbankan syariah untuk memperbaiki atau meningkatkan usahanya supaya laba perbankan syariah lebih meningkat dan dapat mengetahui kinerja lembaga keuangan melalui penelitian ini.
4. Akademisi
Memberikan pengetahuan dan referensi tentang kinerja keuangan bank, tingkat inflasi dan BI Rate yang dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan laba perusahaan perbankan syariah untuk dapat diteliti lebih lanjut dan sebagai pembelajaran manajemen keuangan.
E. Sistematika Penelitian
Gambaran mengenai penulisan penelitian ini akan dijelaskan dalam bentuk sistematika penelitian sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, dan Sistematika Penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisi ringkasan penelitian terdahulu (telaah pusataka),
yaitu teori tentang Kinerja Keuangan Bank, Tingkat Inflasi dan BI
Rate . Pada bab ini juga menguraikan mengenai Kerangka Teori, Kerangka Penelitian dan Hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan antara lain: Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Definisi Konsep dan Operasional, Teknik Analisis, dan Alat Analisis. BAB IV : ANALISIS DATA Pada bab ini mendeskripsikan tentang obyek yang menjadi bahan
untuk diselidiki (Deskripsi Obyek Penelitian), yaitu mengenai pengaruh kinerja keuangan bank, tingkat inflasi dan BI Rate terhadap pertumbuhan laba pada perbankan syariah.
BAB V : PENUTUP Pada bab ini terdiri atas dua hal pokok, yaitu kesimpulan yang
terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitiannya serta saran-saran yang berisikan penyempurnaan dalam penelitian ini.
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan bank, tingkat inflasi
dan BI Rate telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Sugiani dan Werastuti (2015)
“Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, GCG dan BOPO Terhadap Pertumbuhan Laba Perbankan”. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
purposive sampling . Hasil penelitian CAR berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan variabel lainnya memiliki pengaruh positif dan signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2016) “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Bank, Tingkat Inflasi dan BI Rate Terhadap Pertumbuhan Laba Bank”. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi regresi berganda dengan teknik pengambilan data purposive sampling.
Hasil penelitian BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan variabel lainnya berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Hidayati (2014) “Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Kurs Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Syari ah di Indonesia”. Adapun obyek penelitiannya meliputi 11 bank umum syariah dan 24 unit usaha syariah. Pertumbuhan Laba merupakan variabel independen. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat inflasi dan kurs mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba syariah, sedangkan variabel BI Rate mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian yang dilakukan Lubis (2013) “Pengaruh Timgkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba pada BPR di Indonesia “.
Teknik pengambilan sempel dengan menggunakan puposive sampling. Hasil penelitian variabel independen yaitu CAR, NPL, BOPO dan LDR menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh positif secara signifikan terhadap variabel dependen pertumbuhan laba di Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia.
Menurut penelitian Aini (2013) “Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL,
KAP dan BOPO Terhadap Pertumbuhan Laba Bank”. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan CAR mempunyai pengaruh psoitif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, NIM tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, LDR berpengaruh positif tidak signifikan pada pertumbuhan laba, NPL berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba dan BOPO berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba, KAP berpengaruh signifikan.
Anggraeni (2014) “Pengaruh CAR, NIM, KAP, LDR dan Inflasi Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “. Hasil penellitian CAR dan KAP berepengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan
NIM, LDR dan Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Wijaya, Syahputra dan Andreas (2014) “Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Pembangunan Daerah di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank- Bank Pembangunan Daerah di Sumatra)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Sahara (2013) “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI Rate, dan Produk Domestik Bruto Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Syariah di Indonesia
”. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive
sampling . Hasil penelitian terdapat pengaruh negatif dan signifikan BI Rate
terhadap pertumbuhan laba, sedangkan tingkat inflasi dan PDB berepengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Kartika dan Prastiwi (2012) “Pengaruh Kinerja Keuangan Bank
T erhadap Pertumbuhan Laba Perbankan”. Variabel Independen: CAR, NPL, BOPO dan NIM, sedangkan Variabel Dependen: Pertumbuhan Laba. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel NPL berpengaruh negatif pada pertumbuhan laba. Variabel lain memiliki pengaruh signifikan terhadap
Fathoni dan Sasongko (2012) “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank
Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Sektor Perbankan “. Hasil penelitian Variabel LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan variabel CAR, NPL, dan BOPO memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Hidayatullah dan Febriyanto (2012) “Analisis Pengaruh Rasio Camels
Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian rasio CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Rasio BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Daniariga (2011) “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Pertumbuhan
Laba (Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)
“. Hasil penelitian CAR mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Novitasari (2015) “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Dengan
Metode Camels Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Bank Umum Syariah Indonesia
”. Variabel CAR dan FDR mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba bank. Variabel NPF mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Lidyah (2016) “Pengaruh Inflasi, BI Rate, CAR dan BOPO Terhadap
Pertumbuhan Laba pada Bank Umum Syari’ah”. Hasil penelitian variabel terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Variabel CAR berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Bopo berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba
Rahman (2009) “Analisis Pengaruh CAR, NIM, BOPO, LDR, NPL
Terhadap Perubahan Laba pada Bank di Indonesia ”. Penelitian ini menggunakan variabel bebas CAR, NIM, BOPO, LDR, dan NPL sedangkan variabel terikatnya adalah Pertumbuhan Laba. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR dan LDR berpengaruh positif dan signifikan, variabel BOPO dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan variabel NIM berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba bank.
Wahyuni (2012) “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Bank
Terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Swasta Devisa di Indonesia ”. Variabel bebasnya yaitu CAR, NPL, BOPO dan LDR, sedangkan variabel terikatnya Pertumbuhan Laba. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penlitian yang dilakukan variabel CAR, NPL, BOPO dan LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Winarsih dan Setiawan (2010) “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Laba Bank Syariah di Indonesia”. Variabel bebasnya permodalan, pembiayaan, NPF, BOPO dan dana masyarakat, sedangkan permodalan, pembiayaan, dana dana masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan NPF dan BOPO memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Pramuka (2010) “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Umum Syariah”. Variabel independen FDR dan NPF, sedangkan variabel dependennya Pertumbuhan Laba. Hasil penelitiannya variabel FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan variabel NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Adityantoro dan Rahardjo (2013) “Pengaruh Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Laba Perbankan di Indonesia”. Variabel independen NPL, CAR, LDR, BOPO dan NIM, sedangkan variabel dependennya Pertumbuhan Laba. Hasil penelitian CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan NPL, BOPO, LDR dan NIM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Dwijayanthy dan Naomi (2009) “Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Nilai Mata Uang Asing Terhadap Pertumbuhan Laba”. Variabel independen Inflasi, BI Rate dan Nilai Mata Uang Asing, variabel dependen Pertumbuhan Laba. Hasil penelitian variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan variabel lainnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Rohmawati dan Kusumaningtias (2012) “Pengaruh Inflasi, Suku Laba pada Perbankan Syariah di Indonesia. Vaiabel independen Inflasi, Suku Bunga (BI Rate), Nilai Tuar Valas dan Jumlah Uang Beredar, sedangkan variabel dependen Pertumbuhan Laba. Hasil penelitian Inflasi, Nilai Tukar Valas dan Jumlah Uang Beredar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan Suku Bunga (BI Rate) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Wibowo dan Syaichu (2013) “Analisis Pengaruh Suku Bunga (BI Rate), Inflasi, CAR, BOPO dan NPF Terhadap Pertum buhan Laba”. Variabel independen Pengaruh Suku Bunga (BI Rate), Inflasi, CAR, BOPO dan NPF, sedangkan variabel dependen Pertumbuhan Laba. Hasil penelitian variabel Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan variabel lain memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Tabel 2. 1 Research Gap
No Penelitian dan Tahun Variabel Hasil
Independen DependenIsu: Pengaruh CAR Terhadap Pertumbuhan Laba
1. Nur Aini (2013) CAR Pertumbuhan Positif (+)
Laba dan Signifikan
2. Wijaya, Syahputra dan CAR Pertumbuhan Positif (+)
Andreas (2014) Laba dan
Signifikan
3. Lubis (2013) CAR Pertumbuhan Positif (+)
Laba dan Signifikan
4. Hidayatullah dan Febriyanto CAR Pertumbuhan Positif (+)
(2012) Laba dan
Signifikan5. Anggareni (2014) CAR Pertumbuhan Postif (+)
6. Fathoni dan Sasongko (2012) CAR Pertumbuhan Laba
16. Lidyah (2016) CAR Pertumbuhan Laba Negatif (-)
7. Aini (2013) NPL Pertumbuhan Laba Positif (+)
6. Setiawan (2016) NPL Pertumbuhan Laba Positif (+)
5. Wibowo dan Syaichu (2013) NPF Pertumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
Positif (+) dan Signifikan
4. Fathoni dan Sasongko (2012) NPL Pertumbuhan Laba
3. Novitasari (2015) NPF Pertumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
2. Lubis (2013) NPL Pertumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
Positif (+) dan Signifikan
1. Sugiani dan Werastuti (2015) NPL Pertumbuhan Laba
Isu: Pengaruh NPF/NPL Terhadap Pertumbuhan Laba
15. Novitasari (2015) CAR Pertumbuahan Laba Negatif (-)
Positif (+) dan Signifikan
14. Wahyuni (2012) CAR Pertumbuhan Laba Negatif (-) dan Signifikan
13. Setiawan (2016) CAR Pertumbuhan Laba Positif (+)
Positif (+)
12. Sugiani dan Werastuti (2015) CAR Pertumbuhan Laba
11. Wibowo dan Syaichu (2013) CAR Pertumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
Positif (+) dan Signifikan
10. Adityantoro dan Rahardjo (2013) CAR Pertumbuhan Laba
9. Rahman (2009) CAR Pertumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
8. Kartika dan Prastiwi (2012) CAR Pertumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
7. Diniariga (2011) CAR Pertumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
8. Rahman (2009) NPL Pertumbuhan Laba Negatif (-) dan Signifikan
Signifikan
5. Fathoni dan Sasongko (2012) BOPO Pertumbuhan Laba
13. Winarsih dan Setiawan (2010) BOPO Pertumbuhan Laba
Negatif (-) dan Signifikan
12. Hidayatullah dan Febriyanto (2012) BOPO Pertumbuhan Laba
11. Wahyuni (2012) BOPO Pertumbuhan Laba Negatif (-) dan Signifikan
10 Rahman (2009) BOPO Pertubumhan Laba Negatif (-) dan Signifikan
9. Aini (2013) BOPO Pertumbuhan Laba Negatif (-)
8. Wibowo dan Syaichu (2013) BOPO Pertumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
7. Lidyah (2016) BOPO Pertumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
6. Daniariga (2011) BOPO Pertumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
Positif (+) dan Signifikan
4. Kartika dan Prastiwi (2012) BOPO Pertuumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
10. Pramuka (2010) NPF Pertumbuhan Laba Negtaif (-) dan Signifikan
3. Lubis (2013) BOPO Pertumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
2. Setiawan (2016) BOPO Pertumbuhan Laba Positif (+) dan Signifikan
Positif (+) dan Signifikan
1. Sugiani dan Werastuti (2015) BOPO Pertumbuhan Laba
Isu: Pengaruh BOPO Terhadap Pertumbuhan Laba
14. Kartika dan Prastiwi (2012) NPL Pertumbuhan Laba Negatif (-)
Negatif (-)
13. Wijaya, Syahputra dan Andreas (2014) NPF Pertumbuhan Laba
Negatif (-) dan Signifikan