STRATEGI DINAS PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KECAMATAN WANASALAM KABUPATEN LEBAK

  

STRATEGI DINAS PERIKANAN DALAM

PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN

TANGKAP DI KECAMATAN WANASALAM

KABUPATEN LEBAK

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

  

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh : Sierfi Rahayu

  NIM. 6661131309

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

ABSTRAK

Sierfi Rahayu. 6661131309. Strategi Dinas Perikanan dalam Pengembangan

Potensi Perikanan Tangkap di Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak.

Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I Dr. Ipah

Ema Jumiati., S.IP,. M.Si. Dosen Pembimbing II Riny Handayani., M.Si

  Indonesia sebagai negara maritim, memiliki potensi perikanan tangkap yang baik, namun dalam pengembangan belum maksimal. Seperti kondisi di Kecamatan Wanasalam untuk pengembangan potensi perikanan tangkap belum optimal. Masih kurangnya Sumber Daya Manusia pengelola kegiatan dalam pendampingan kelompok nelayan, masih terbatasnya sarana dan prasarana penunjang Tempat Pelelangan Ikan dan Pelabuhan Pendaratan Ikan, belum adanya kegiatan untuk pemberdayaan kelompok nelayan di bidang perikanan tangkap, masih rendahnya dukungan perbankan terhadap permodalan nelayan, kurangnya respon pemerintah daerah terhadap pentingnya program pengembangan sistem perikanan tangkap. Penelitian ini untuk mengetahui strategi Dinas Perikanan dalam pengembangan potensi perikanan tangkap di Kecamatan Wanasalam. Penelitian ini menggunakan teori teknik analisis Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT) dikutip dari Siagian (2007:172). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan belum optimal, dan strategi yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan potensi perikanan tangkap yaitu melakukan kerjasama dengan pemerintah dan nelayan, mengoptimalkan kerjasama dengan investor dan perbankan, membuat aturan yang jelas untuk nelayan pendatang dan industri, mengadakan kegiatan untuk nelayan. Saran penelitian agar strategi Dinas Perikanan lebih optimal adalah meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan.

  Kata kunci : Strategi, Pengembangan, Potensi, Perikanan Tangkap

  

ABSTRACT

Sierfi Rahayu. 6661131309. Strategy Department of Fisheries in the

Development of the Potential of Fisheries in Wanasalam Regency of Lebak.

Department of Public Administration. Faculty of Social and Political Science.

The Dr. Ipah Ema Jumiati., S.IP,. M.Si. Riny Handayani., M.Si

  

Indonesia as the country’s maritime, fisheries has the potential are good, but the

development has not been good. As conditions in the Wanasalam for the

development of the potential of fisheries not optimal. Still the lack of human

resources managers in mentoring activities of fishermen’s group, still the limited

facilities and infrastructure supporting, yet the existence of activities for the

empowerment of a group of fishermen in the sector fisheries, still low of banking

support against the fishing capital, and the lack of response of the local

authorities of the importance of capture fisheries system development program.

This research is to now the strategies Department of Fisheries in the Development

of the potential of fisheries in Wanasalam. This research use the Strenghts,

Weakness, Opportunities, Threats (SWOT) analysisquotes from Siagian

(2007:172). This research uses qualitative descriptive method. The results showed

not optimal, and the right strategy to be applied in the development of the

potential of fisheries i.e. cooperation with the government and fishermen, optimize

the cooperation with investors and banking, create clear rules for fishermen and

industry entrants, hold the activities for the fishermen. Advise on research so that

more optimal Depertment Fisheries strategy is to enhance coordination with the

central government, the provinces, and counties in improving the welfare of

fishermen.

  Keyword : Strategy, Development, Potential, Fisheries sector

  Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah- NYA, beserta ijin-NYA, saya dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Strategi Dinas Perikanan Kabupaten Lebak dalam Pengembangan Potensi Perikanan Tangkap di Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ilmu sosial pada konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

  Strategi dalam sebuah organisasi itu penting untuk dimiliki karena strategi merupakan suatu langkah terbaik untuk mencapai suatu tujuan sebuah organisasi, sehingga diperlukan strategi yang baik dalam organisasi agar program dan kegiatan yang ada bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

  Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis juga mengharapkan kritik dan saran untuk memotivasi penulis dalam penyempurnaan lebih lanjut, demikian skripsi ini penulis ajukan.

  Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada :

  1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  3. Rahmawati, M.Si. Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  4. Imam Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom. Wakil Dekan II Bidang Keuangan dan Umum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  6. Listyaningsih, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  7. Riswanda,Ph.D Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  8. Dr. Ipah Ema Jumiati M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang mengarahkan, memberikan ilmunya, memberikan masukan dengan sabar, dan memberikan semangat hingga penelitian ini dapat terselesaikan.

  9. Riny Handayani, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang mengarahkan, memberikan ilmunya, memberikan masukan dengan sabar, dan memberikan semangat hingga penelitian ini dapat terselesaikan.

  10. Semua Dosen dan Staf Tata Usaha Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  11. Dinas Perikanan Kabupaten Lebak yang telah memberikan data informasi kepada peneliti

  12. Kepala UPTD TPI Kabupaten Lebak yang telah membantu dan memberi data dalam penelitian ini

  13. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Lebak yang telah memberikan data dan informasi kepada peneliti

  14. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lebak yang telah memberikan data dan informasi kepada peneliti

  15. Camat Kecamatan Wanasalam yang telah membantu dan memberikan data dan informasi kepada peneliti

  16. Sekretaris Desa Muara yang telah membantu dan memberikan data dan informasi kepada peneliti

  17. Pihak Bank BRI cabang Cikeusik yang telah memberikan data dan informasi kepada peneliti

  18. Nelayan di Desa Muara Kecamatan Wanasalam yang telah membantu proses penelitian ini

  19. Kedua Orangtuaku tercinta Bapak H. Sismanto, DM dan mama Hj. Haeroni yang selalu memberikan doa, motivasi dan dukungan baik moril maupun materiil

  20. Kakakku Heffi Hermanto dan Kakak ipar Tri Handayani yang telah bersedia membantu dan mendukung dalam penelitian ini

  21. Keluarga Bapak Epi yang telah bersedia rumahnya untuk menginap selama penelitian di Kecamatan Wanasalam, dan membantu dalam penelitian ini

  22. Ibu-ibu pengajian “Al-Barokah” yang selalu mendoakan dan memberi semangat untuk menyelesaikan penelitian ini

  23. Sahabat-sahabat Alimun (Ranita, Murni Agustini, Anggit Puspitasari, Linah Nurul Khotimah, Firda Amalia, Dyah Pratiwi, Fadliyah, Ika Nurhikmah, Aan, Ferdy, Haikal) dan kawan Kelas B ANE 2013 atas doa, semangat dan

  supportnya

  24. Kawan-kawan KKM Mandiri Kelompok 12 Untirta

  25. Serta kawan-kawan mahasiswa Administrasi Negara UNTIRTA angkatan 2013 yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penelitian ini.

  26. Bapak dan pegawai Photocopy “Zahra” yang telah membantu dalam penelitian ini Serang, Maret 2017

  Penulis Sierfi Rahayu

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN JUDUL ABSTRAK LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................. iv DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

  1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................... 35

  1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................... 35

  1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 36

  1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 36

  1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 36

  1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................... 37

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

  2.1 Landasan Teori ................................................................................. 41

  2.1.1 Teori Manajemen ...................................................................... 42

  2.1.2 Definisi Strategi ........................................................................ 44

  2.1.3 Definisi Manajemen Strategi .................................................... 46

  2.1.4 Tujuan dan Manfaat Manajemen Strategi ................................. 49

  3.5 Instrumen Penelitian ......................................................................... 83

  4.1.3 Gambaran Umum Dinas Perikanan Kabupaten Lebak ............. 113

  4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Wanasalam ............................... 109

  4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Lebak .......................... 104

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................... 104

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  3.8 Waktu Penelitian .............................................................................. 102

  3.7.2 Uji Kredibilitas Data ................................................................ 99

  3.7.1 Teknik Analisis Data................................................................. 96

  3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 96

  3.6.2 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 94

  3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 89

  3.6 Informan Penelitian .......................................................................... 87

  3.4.2 Definisi Operasional ................................................................. 83

  2.1.5 Model Manajemen Strategi ....................................................... 50

  3.4.1 Definisi Konsep ........................................................................ 82

  3.4 Variabel Penelitian............................................................................ 82

  3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................. 81

  3.2 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 80

  3.1 Metode Penelitian ............................................................................. 79

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  2.4 Asumsi Dasar Penelitian ................................................................... 78

  2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................. 74

  2.2 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 68

  2.1.8 Pengelolaan dan Sifat Perikanan ............................................... 66

  2.1.7 Konsep Perikanan Tangkap ...................................................... 61

  2.1.6 Analisis SWOT ......................................................................... 57

  4.2 Deskripsi Data .................................................................................. 119

  4.3 Informan Penelitian .......................................................................... 122

  4.4 Analisis Hasil Penelitian ................................................................... 124

  4.4.1 Strenghts (Kekuatan) ................................................................ 125

  4.4.2 Weaknesses (Kelemahan).......................................................... 141

  4.4.3 Oppotinities (Peluang) .............................................................. 162

  4.4.4 Treaths (Ancaman) ................................................................... 170

  4.5 Pembahasan ...................................................................................... 184

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 223

  5.2 Saran ................................................................................................ 224

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah dan Nama Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Provinsi Banten . ..5Tabel 1.2 Hasil Produksi Ikan Laut di Kabupaten Lebak tahun 2013-2015 ......... ..8Tabel 1.3 Data Pembanding Jumlah Rumah Tangga Perikanan dan

  Jumlah Nelayan di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang .............. ..9

Tabel 1.4 Hasil Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut yang Dilelang tahun 2014 dan 2015 ............................................................................ 11Tabel 1.5 Jumlah Nelayan Wilayah Pesisir di Kabupaten Lebak ......................... 12Tabel 1.6 Jenis Alat Tangkap di Kabupaten Lebak .............................................. 14Tabel 1.7 Jumlah Rumah Tangga Perikanan dan Perahu/Kapal Perikanan Laut

  Berdasarkan Kepemilikan, Jenis, dan Bobot Perahu/Kapal Kabupaten Lebak Tahun 2015................................................................................. 16

Tabel 1.8 Pendapatan Rata-rata Nelayan di Kabupaten Lebak Tahun 2011-2015

  (Triwulan III) ........................................................................................ 29

Tabel 1.9 Target dan Realisasi Pendapatan Dinas Perikanan Kabupaten

  Lebak tahun Anggaran 2016................................................................. 32

Tabel 2.1 Matrik SWOT ....................................................................................... 59Tabel 3.1 Koding Informan ................................................................................... 86Tabel 3.2 Pedoman Wawancara….. ...................................................................... 90Tabel 3.3 Jadwal Penelitian……………………………………………………..101Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak menurut Jenis Kelamin

  Tahun 2015…………………………………………………………..106

Tabel 4.2 Luas Wilayah Pembagian Daerah Administrasi di Kabupaten Lebak

  Tahun 2015 ………………………………………………………….107

Tabel 4.3 Nama Desa dan Luas Wilayah di Kecamatan Wanasalam ………….111Tabel 4.4 Jumlah Penduduk dan Jumlah Kepala Keluarga

  Kecamatan Wanasalam ……………………………………………..112

Tabel 4.5 Informan Penelitian …………………………………………………123Tabel 4.6 Capaian Target Pendapatan SKPD Pengelola PAD tahun 2016 …....134Tabel 4.7 Matriks SWOT ……………………………………………………...204Tabel 4.8 Faktor Pendukung Pengembangan Potensi Perikanan Tangkap di

  Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak ………………………….211

Tabel 4.9 Faktor Penghambat Pengembangan Potensi Perikanan Tangkap di

  Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak ………………………….212

Tabel 4.10 Ringkasan Pembahasan ……………………………………………217

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Elemen-elemen Dasar Proses Manajemen Strategi ........................... 51Gambar 2.2 Model Manajemen Strategi .............................................................. 52Gambar 2.3 Kerangka Berfikir .............................................................................. 77Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif .................................................................. 99Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Wanasalam ……………………….110Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Perikanan Kabupaten Lebak …………117Gambar 4.3 Kegiatan pelatihan aplikasi Nelayan pintar (NelPin) …………….130Gambar 4.4 Komoditas Ikan untuk Ekspor di TPI Binuangeun ………………172

  1. Dokumentasi

  2. Matriks sebelum reduksi data

  3. Matriks setelah reduksi data

  4. Membercheck

  5. Surat Pernyataan

  6. Surat balasan dari Dinas

  7. Surat izin mencari data dari Fakultas

  8. Pedoman Wawancara

  9. Catatan Bimbingan

  10. Dokumen pendukung

  Indonesia dengan sebutan negara maritim serta memiliki coastal line yang hampir seperlima panjang pantai dunia memiliki potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar. Indonesia juga dikenal kaya dengan marine

  diversity dimana lebih dari 450 spesies coral dan lebih dari 2000 spesies ikan

  berada di wilayah perairan Indonesia. Selain itu, Indonesia adalah negara kepulauan, yang terdiri dari 17.506 pulau, panjang garis pantai lebih dari 80.570 km, luas laut teritorial sekitar 285.005 km, luas laut perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sejumlah 2.692.762 km, luas perairan dalam pedalaman 2.012.392 km, dan luas daratan 2.012.402 dengan luas total perairan Indonesia adalah 5.877.879 km. (http://ilmupengetahuanumum.com. Negara-kepulauan-terbesar-di-dunia. 10 Oktober 2016. 10.30 WIB).

  Khusus untuk perikanan tangkap potensi Indonesia dapat diharapkan menjadi sektor unggulan perekonomian nasional. Oleh sebab itu, potensi tersebut harus dimanfaatkan secara optimal dan lestari, ini merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, bahkan pengusaha guna meningkatkan pendapatan masyarakat dan penerimaan negara yang mengarah pada kesejahteraan rakyat.

  Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, pembangunan dilaksanakan dengan mengedepankan peran ekonomi kelautan dan sinergitas pembangunan kelautan nasional dengan sasaran : termanfaatkannya sumber daya kelautan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir. Sebagai pelaksanaan dari sasaran RPJMN tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Perencanaan Strategis (Renstra) tahun 2015-2019 menyebutkan bahwa tercapainya kesuksesan pembangunan Indonesia sebagai negara maritim tercermin salah satunya pada : meningkatnya keberlanjutan usaha perikanan tangkap dan budidaya.

  Disamping itu, untuk mengoptimalkan pemanfataan sumber daya kelautan terutama perikanan tangkap agar tetap lestari, beberapa kebijakan telah dikeluarkan yaitu : (1) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen-KP) Nomor 10 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 56/Permen-KP/2014 tentang penghentian sementara (moratorium) perizinan usaha perikanan tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Negara Republik Indonesia. (2) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen-KP) Nomor 2 Tahun 2015 tentang larangan penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seine nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Negara Republik Indonesia. (3) Surat Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor B.622.MEN/KP/XI/2014 tentang permohonan kepada seluruh Gubernur dan setkab.go.id). Oleh karena itu, supaya potensi perikanan tangkap akan tetap lestari dan itu juga alasan utama untuk adanya pengembangan potensi perikanan tangkap yaitu sebagai sektor unggulan dalam kemajuan perekonomian dan pembangunan nasional.

  Provinsi Banten adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Banten adalah sebuah provinsi di Tatar Pasundan, serta wilayah paling barat di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1273 desa. Banten.

  17 Maret 2016. 10.30 WIB). Dalam pembagian zona potensi wilayah, Provinsi Banten ini dibagi ke beberapa zona, seperti dalam hal sumber daya alam gas alam, emas, minyak bumi, dan bidang perikanan berada pada Banten Selatan. Dalam bidang industry, Provinsi Banten memiliki potensi yang sangat baik, terbukti dengan banyak industri yang sudah ada di kawasan Cilegon, Serang, dan Tangerang. Seperti yang sudah ada pembagiannya, karena memang setiap kabupaten/kota yang ada di Banten memiliki potensi yang berbeda-beda sesuai dengan sumber daya yang ada di wilayahnya.

  Provinsi Banten sebagai wilayah daratan yang dikelilingi tiga lautan besar (laut Jawa di bagian utara, laut Selat Sunda di bagian Barat, laut Hindia di bagian selatan), dan memiliki garis pantai kurang lebih 517,42 km. Pasalnya, selain pertanian dan industri pengolahan, Banten juga memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang bernilai ekonomi tinggi. Direktur jenderal (Dirjen) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) yang paling strategis di sektor kelautan dan perikanan di seluruh wilayah Indonesia. Banten memiliki potensi kelautan dan perikanan yang besar seperti potensi terumbu karang, pantai, rumput laut, karanghijau, ikan tangkap, dan ikan budidaya. Menurut Martani, Banten memiliki potensi menjadi produsen perikanan daerah dan potensi itu bisa dijadikan sebagai ujung tombak pembangunan. Apalagi, Kementerian Kelauatan dan perikanan hingga tahun 2014 menargetkan peningkatan produksi ikan tangkap maupun budidaya sebesar 353 persen dari rata-rata produksi saat ini sekitar 8.000.000 pertahun. Banten merupakan daerah potensial untuk mendukung tercapainya target tersebut. (https://cakrawalamediabanten.wordpress.com.Laut-sebagai-ujung- tombak-banten. 10 Oktober 2016. 10.45 WIB ).

  Provinsi Banten juga memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI), karena adanya Tempat Pelelangan Ikan ini bisa dilihat potensi perikanan tangkap yang ada di Provinsi Banten. Perikanan tangkap ini pun selalu berkaitan dengan keberadaan Tempat Pelelangan Ikan, disitulah nanti hasil tangkapan ikan akan dijual dan distribusikan. Berikut tabel nama dan jumlah Tempat Pelangan Ikan setiap Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Banten.

Tabel 1.1 Jumlah dan Nama Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Provinsi Banten Nama Nama Tempat Pelelangan Ikan Jumlah TPI Kabupaten/Kota

  Kabupaten Lebak

  1. Binuangeun

  11 TPI

  2. Tanjung Panto

  3. Sukahujan

  4. Cipunaga

  5. Panyaungan

  6. Situregen

  7. Bayah

  8. Pulomanuk

  9. Sawarna

  10. Cibareno

  11. Citarate Kabupaten

  1. Labuan 1

  10 TPI Pandeglang

  2. Labuan 2

  3. Labuan 3

  4. Sidamukti

  5. Sumur

  6. Carita

  7. Citeureup

  8. Tamanjaya

  9. Panimbang

  10. Cikeusik Kabupaten Serang

  1. Pulomanuk, Tamansari

  2 TPI

  2. Bojonegara, Penjagalan Kota Serang

  1. Karangantu, Kasemen

  5 TPI

  2. Banten Lama

  3. Pulokali, Puloampel

  4. Tenjoayu, Tanara

  5. Lontar, Tirtayasa Kabupaten

  1. Kronjo

  5 TPI Tangerang

  2. Tanjung pasir, Teluk Naga

  3. Tanjung Kait

  4. Dadap, Kosambi

  5. Cituis, Pakuhaji Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak, 2016

  Dari tabel 1.1 di atas kita bisa melihat, banyaknya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Provinsi Banten, Kabupaten Lebak memiliki Tempat Pelelangan paling sedikit dengan 2 TPI. Apabila melihat tabel 1.1 tersebut, dilihat bahwa Provinsi Banten memang memiliki potensi dalam hal perikanan tangkap.

  Apalagi Kabupaten Lebak yang memiliki jumlah Tempat Pelelangan Ikan terbanyak di Provinsi Banten. Dengan jumlah Tempat Pelelangan Ikan ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lebak memiliki potensi perikanan yang baik, dibandingkan dengan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Banten lainnya.

  Kabupaten Lebak adalah kabupaten yang berada di Provinsi Banten. Ibukotanya adalah Rangkasbitung. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang di Utara, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi di Timur, Samudera Hindia di Selatan, serta Kabupaten Pandeglang di Barat. Kabupaten Lebak terdiri dari 28 kecamatan, yang terbagi atas 340 desa dan 5 kelurahan. Kabupaten Lebak juga bagian utaranya merupakan dataran rendah, sedangkan bagian selatannya merupakan pegunungan.

  Kabupaten Lebak ini salah satu kabupaten yang memiliki wilayah pesisir. Tepatnya wilayah yang ada di sebelah selatan, mayoritas wilayah pesisir. Selain itu, daerah ini pun memiliki potensi perikanan laut dengan panjang pantai dari Muara Binuangeun - Cibareno, daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sehingga Kabupaten Lebak bagian selatan kaya akan hasil tangkapan ikannya, dan sumber daya alam lainnya yang melimpah seperti gas alam dan minyak bumi.

  Kabupaten Lebak ini salah satu kabupaten yang masih belum maju dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Banten, dilihat dari tingkat pendidikan yang masih kurang, dan tingkat pengangguran yang masih banyak, tetapi dengan kekurangan dari daerah tersebut itulah disisi lain Kabupaten Lebak ini tersimpan sumber daya alam yang baik. Oleh sebab itu, Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten menjadi incaran dari investor bahkan investor asing. Walaupun Kabupaten Lebak masih terbilang kabupaten yang belum maju, namun karena sumber daya alam yang baik, maka para investor pun tertarik untuk berinvestasi di Kabupaten Lebak. Tak heran memang Kabupaten Lebak khususnya daerah Lebak Selatan ini terkenal dengan potensi pertambangan gas alam dan emas, namun selain itu Kabupaten Lebak ini juga memiliki potensi untuk bidang perikanan tangkapnya. Apalagi memang Lebak bagian Selatan disana terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terbesar di Kabupaten Lebak, tepatnya Desa Muara di Kecamatan Wanasalam.

  Kabupaten Lebak salah satu kabupaten yang memiliki potensi bidang perikanan yang baik, bisa dilihat dari jumlah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebanyak 11 TPI. Potensi sumberdaya ikan laut di Kabupaten Lebak cukup besar, dengan panjang garis pantai 91,42 km. Kewenangan Kabupaten Lebak dalam pengelolaan laut sepanjang 4 mil dari garis pantai. Luas laut

  

2

Kabupaten Lebak mencapai 677,24 km .

  Potensi lestari untuk perairan pantai dan Zona Ekonomi Ekslusif pantai sebesar 3.712,40 ton/tahun, dan Potensi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebesar 6.844,84 ton/tahun (sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak, 2016).

  Pemanfaatan dan pengembangan potensi kelautan dan perikanan di Kabupaten Lebak dikembangkan dengan penerapan sistem dan pendekatan pada komoditas pewilayahan dengan tujuan untuk mempercepat pemerataan pembangunan sehingga akan lebih efektif. Potensi perikanan di Kabupaten Lebak bisa dilihat salah satunya dengan melihat hasil produksi dan nilai produksi. Sesuai data statistik dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak sebagai berikut :

Tabel 1.2 Hasil Produksi Ikan Laut di Kabupaten Lebak Tahun 2013-2015 Produksi (Kg) No Sektor Produksi 2013 2014 2015

  1 Penangkapan Ikan laut 4,734,256 4,968,049 5,283,575 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak, 2016

  Berdasarkan data tabel 1.2 menunjukkan bahwa produksi perikanan laut mengalami kenaikan setiap tahunnya dengan rata-rata kenaikan 318,526 Kg per tahun. Produksi tertinggi dicapai pada tahun 2015 sebesar 5.283.575 Kg atau sebesar 50,90% dari potensi lestari perikanan laut, namun produksi sudah melebihi dari potensi lestari perairan pantai. Oleh karena itu peningkatan produksi perikanan laut dapat diarahkan pada penangkapan ikan di ZEE dan budidaya ikan laut di perairan pantai. Melihat potensi untuk memang perlulah pengembangan di perikanan tangkap ini, supaya potensi bisa dioptimalkan dan dilakukan secara efisien karena untuk kelestarian dari keberlanjutan perikanan tangkap.

  Untuk melihat potensi perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Lebak ini memiliki potensi yang baik, kita bisa bandingkan salah satunya dengan wilayah lain di Provinsi Banten, yaitu Kabupaten Serang. Memilih dibandingkan dengan Kabupaten Serang, karena sama-sama wilayah pesisir.

Tabel 1.3 Data Pembanding Jumlah Rumah Tangga Perikanan dan Jumlah Nelayan di

  

Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang

Jumlah Rumah Tangga Perikanan Jumlah nelayan No Nama Wilayah (RTP) 2014 2015 2014 2015

  1 Kabupaten Lebak 776 863 3380 3325

  2 Kabupaten Serang 405 443 4779 4849 Sumber : Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Serang, 2016

  Berdasarkan tabel 1.3 kita bisa lihat bahwa Kabupaten Lebak memiliki jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) lebih banyak dibandingkan dengan Kabupaten Serang yaitu tahun 2014 dengan jumlah 776 orang, dan tahun 2015 sebanyak 863 orang. Sedangkan untuk jumlah nelayan, Kabupaten Serang memang lebih dibandingkan dengan Kabupaten Lebak yaitu tahun 2014 sebanyak 4779 orang, sedangkan untuk tahun 2015 4849 orang. Namun demikian, kita bisa lihat bahwa Kabupaten Lebak lebih aktif dalam melakukan unit usaha perikanan, dengan melihat banyaknya jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP), dan lebih banyak melakukan kegiatan lelang dibandingkan dengan Kabupaten Serang. Oleh karena itu, potensi perikanan tangkap di Kabupaten Lebak ini memang baik, namun memang belum dijalankan dengan optimal.

  Wilayah Kabupaten Lebak khususnya bagian Selatan secara geografis daerahnya berbatasan dengan Samudera Hindia, sehingga memiliki potensi yang besar dalam bidang perikanan terutama perikanan tangkap. Kabupaten Lebak bagian Selatan ini meliputi daerah Wanasalam, Bayah, Malingping, Cihara, Cilograng, Cigemblong, Panggarangan dan Cijaku. Namun dari ketujuh daerah, yang termasuk kedalam wilayah pesisir Kabupaten Lebak bagian Selatan yaitu daerah Wanasalam, Bayah, Cihara, Panggarangan, dan Cilograng. Daerahnya memang langsung berbatasan dengan Samudera Hindia, sehingga untuk pengembangan potensi ditekankan pada usaha peningkatan hasil produksi ikan tangkap. Kecamatan Wanasalam memang terkenal dengan kawasan pantai yang indah. Selain itu juga, Kecamatan Wanasalam juga termasuk daerah penghasil ikan tangkap terbesar di Kabupaten Lebak.

  Kecamatan Wanasalam salah satu kecamatan yang terletak di wilayah pesisir Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Luas wilayah 53.885 Ha atau 4,2% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Lebak. Potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Wanasalam seperti perikanan, perkebunan, pangan, kehutanan, perdagangan, peternakan, dan pariwisata. Namun memang potensi dalam bidang perikanan inilah yang sangat baik. Berdasarkan pusat pengembangan wilayah untuk Lebak Selatan berada di Kecamatan Wanasalam, dengan sub pusat wilayah pengembangannya di Kecamatan Bayah. Wilayah yang berperan aktif sebagai pendukung daerah pusat pertumbuhan yaitu Kecamatan Cijaku, Cigemblong, Malingping, Cihara, Panggarangan, Cibeber dan Cilograng.

Tabel 1.4 Hasil Produksi dan Nilai produksi Perikanan Laut yang Dilelang

  

tahun 2014 dan 2015

No Kecamatan Hasil Produksi (Kg) Nilai Produksi (Rp.) 2014 2015 2014 2015

  1 Kecamatan Wanasalam 4.779.777 3.441.026 111.972.313.900 76.001.314.458

  2 Kecamatan Cihara 35.443 549.793 856.442.200 11.961.575.851

  3 Kecamatan Panggarangan 7.072 82.122 170.134.000 1.795.822.267

  4 Kecamatan Bayah 110.115 1.110.865 2.609.988.500 25.365.463.693

  5 Kecamatan Cilograng 35.640 99.772 871.803.300 2.163.189.731

  Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak, 2016 Berdasarkan tabel 1.4 menunjukkan bahwa hasil produksi dan nilai produksi tertinggi di wilayah pesisir Kabupaten Lebak yaitu Kecamatan

  Wanasalam pada tahun 2015 hasil produksi 3.441.026 Kg/tahun dengan nilai produksi sebesar Rp. 76.001.314.458. Potensi yang unggul memang bidang perikanan tangkapnya kalau untuk daerah Kecamatan Wanasalam dibandingkan dengan kecamatan lainnya di wilayah pesisir Kabupaten Lebak. Di Kecamatan Wanasalam ini ada Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kabuapten Lebak yang berada di Desa Muara dan 2 Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Setiap kabupaten/kota memiliki Pangkalan Pelabuhan Ikan (PPI) 1 buah. Salah satu alasan Pangkalan Pelabuhan Ikan (PPI) Kabupaten Lebak perikanan yang tinggi berada di Kecamatan Wanasalam, dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Jadi memang di Kecamatan Wanasalam ini mayoritas pekerjaan masyarakatnya sebagai nelayan. Bahkan nelayan ini menjadi pekerjaan utama mereka. Dikarenakan wilayah yang dominan disana itu adalah pesisir dan laut. Selain itu juga, alasan konsentrasi dalam hal bidang perikanan Kabupaten Lebak ada di Kecamatan Wanasalam karena terdapat Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).

  Penunjang untuk pengembangan potensi perikanan tangkap yaitu dengan melihat jumlah nelayan, jenis alat tangkap dan kepemilikan kapal/perahu yang digunakan oleh nelayan di Kecamatan Wanasalam. Jumlah nelayan di Kecamatan Wanasalam ini paling banyak dibandingkan dengan Kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Lebak. berikut tabel jumlah nelayan per kecamatan di Kabupaten Lebak :

Tabel 1.5 Jumlah nelayan wilayah pesisir di Kabupaten Lebak Jumlah nelayan No Nama Kecamatan 2013 2014 2015

  1 Kecamatan Wanasalam 1994 1975 1926

  2 Kecamatan Cihara 368 368 390

  3 Kecamatan Panggarangan 102 102 111

  4 Kecamatan Bayah 712 701 759

  5 Kecamatan Cilograng 234 234 139 Jumlah 3410 3380 3325

   Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak, 2016

  Berdasarkan tabel 1.5 bisa kita lihat bahwa Kecamatan Wanasalam ini memiliki jumlah nelayan paling banyak dengan jumlah tahun 2013 sebanyak 1994 orang atau 58,47% dari seluruh jumlah nelayan yang ada di

  58,43% dari seluruh jumlah nelayan, dan tahun 2015 sebanyak 1926 orang atau 57,92% dari seluruh nelayan yang ada di wilayah pesisir Kabupaten Lebak. Dapat disimpulkan bahwa 50 % jumlah nelayan yang ada di wilayah pesisir Kabupaten Lebak itu dari Kecamatan Wanasalam Apabila melihat dengan jumlah Tempat Pelelangan Ikan di Kecamatan Wanasalam hanya ada 2 TPI yaitu TPI Binuangeun dan TPI Tanjung Panto. Dibanding dengan Kecamatan Cihara dan Bayah yang memiliki jumlah TPI sebanyak 3. Oleh sebab itulah, alasan pusat pengembangan potensi bidang perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Lebak berada di Kecamatan Wanasalam. Alasan ini jugalah Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Kabupaten Lebak ditempatkan di Kecamatan Wanasalam.

  Selanjutnya yaitu jenis alat tangkap juga bisa kita perhatikan, karena memang sudah sejauh mana para nelayan disana menggunakan alat tangkap, apakah sudah banyak menggunakan alat tangkap modern atau bahkan alat tangkap yang masih tradisional. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu nelayan di TPI Binuangeun yang bernama Bapak Mulyani, mengatakan bahwa nelayan di Kecamatan Wanasalam sudah banyak yang menggunakan alat tangkap modern, namun memang masih dalam ukuran yang kecil, karena di Kecamatan Wanasalam ini banyaknya nelayan kecil dimana para nelayan ini menggunakan kapal-kapal kecil alat tangkap yang digunakan pun masih ukuran yang kecil, kalau nelayan tradisional sudah sedikit, karena itu mereka yang menggunakan alat tangkap tradisional dan perahunya pun masih sederhana.

  Dinas Perikanan Kabupaten Lebak pun dalam pemberian bantuan untuk kelompok nelayan memang berupa alat tangkap yang berukuran kecil, sesuai dengan Perencanaan Strategis (Renstra) tahun 2014-2019 dimana bantuan yang diberikan berupa : jaring udang sebanyak 133 buah, jaring rampus 140 buah, dan gillnet 100 buah. Berikut jenis alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Lebak :

  10 Pancing Lainnya

  Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak, 2016 Berdasarkan tabel 1.6 kita bisa melihat jenis alat tangkap di

  17 Lainnya

  16 Alat Pengumpul Rumput Laut

  15 Alat Perangkap Lainnya

  14 Bubu

  13 Sero

  12 Serok

  11 Jaring Udang

  9 Pancing Rawai Tetap

Tabel 1.6 Jenis Alat Tangkap di Kabupaten Lebak No Jenis alat tangkap

  8 Rawai Hanyut Hanyut Selain Rawai Tuna

  7 Pancing Rawai Tuna

  6 Bagan Perahu

  5 Trammel Net

  4 Jaring Insang Tetap (rampus)

  3 Gill Net/Jaring Insang Hanyut

  2 Pukat Cincin (Purse Seine)

  1 Payang

  Kabupaten Lebak. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak Bapak Oktody Pamungkas Bidang Pengembangan Sumber Daya Pesisir dan Laut mengatakan bahwa Kabupaten Lebak ini memang masih lebih banyak jenis alat tangkap untuk kapal-kapal kecil dibandingkan dengan jenis alat tangkap untuk kapal besar.

  Oleh karena itu nelayan kecilnya lebih banyak dibanding dengan nelayan besar. Karena memang untuk kapal besar itu dermaga yang dimiliki oleh Kabupaten Lebak belum bisa menampung banyak, paling hanya satu kapal saja. Kita bisa melihat dari jumlah alat tangkap sebanyak 17 jenis, hanya ada satu jenis alat tangkap yang digunakan oleh kapal besar, sedangkan sisanya sebanyak 16 jenis itu termasuk jenis alat tangkap yang masih berada di kapal kecil, atau biasa juga digunakan oleh nelayan kecil.

  Jadi dapat disimpulkan Kabupaten Lebak ini sampai tahun 2015 masih mayoritas dengan nelayan kecil. Karena dilihat dari jenis alat tangkap kebanyakan digunakan oleh kapal-kapal kecil. Dinas Kelautan dan Perikanan pun dalam hal ini sebagai salah satu institusi yang menangani masalah bidang perikanan akan terus meningkatkan dalam hal pemberian bantuan, walaupun memang masalah utama Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak ini yaitu mengenai anggaran yang terbatas dari Pemerintah Daerah, sehingga harus memiliki skala prioritas untuk dalam pemberian bantuan jenis alat tangkap.

  Untuk kepemilikan kapal/perahu di Kabupaten Lebak ini sudah banyak, ditambah dengan bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak yang diberikan sesuai dengan Perencanaan Strategis (Renstra) tahun 2014-2019 bantuan yang diberikan untuk kelompok nelayan yaitu berupa mesin kapal 5.5 PK, mesin tempel 15 PK, dan kapal perikanan ≤ 5 GT. Berikut tabel 1.6 jumlah kepemilikan kapal/perahu di Kabupaten Lebak.

Tabel 1.7 Jumlah Rumah Tangga Perikanan dan Perahu/Kapal Perikanan Laut

  

Berdasarkan Kepemilikan, Jenis dan Bobot Perahu/Kapal Kabupaten Lebak

Tahun 2015

No. Rincian Jumlah Perahu Motor Kapal Motor Item Jukung Tempel < 5 5-10 10-20 20-30 30-50 GT GT GT GT GT

  1. Rumah - Tangga 863 574 13 177 -

  9

  3 Perikanan (RTP)

  • 2. Perahu / 13 179

  9 - Kapal 920 709

  3 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak, 2016

  Berdasarkan tabel 1.7 juga kita bisa melihat Rumah Tangga Perikanan atau biasa disebut juragan kapal mayoritas memiliki kapal dibawah 10 GT yaitu sebanyak 190 buah, dimana berarti termasuk kapal-kapal kecil. Sedangkan yang kapal besar hanya ada 12 buah. Dari tabel 1.4 juga berarti bisa berkesimpulan bahwa Kabupaten Lebak ini masih mayoritas nelayan kecil. Namun memang kebanyakan nelayan kecil Kabupaten Lebak ini sangat berpengaruh terhadap pengembangan potensi perikanannya. Karena dengan kapal kecil itu untuk menampung hasil tangkapan akan lebih sedikit dibanding dengan kapal besar. Sehingga potensinya pun akan terlihat optimal dalam pengembangannya.

  Sesuai dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 mengenai Pemerintahan Daerah. Perubahan ini memiliki dampak pada perubahan struktur organisasi dan tata kelola Dinas. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah, mulai tahun 2016 Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Lebak. Adanya perubahan tersebut, maka mulai bulan Januari 2017 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak berubah menjadi Dinas Perikanan Kabupaten Lebak.

  Dinas Perikanan Kabupaten Lebak memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan tugas di bidang pemberdayaan perikanan, khususnya untuk pengembangan potensi perikanan tangkap yang berada di Kecamatan Wanasalam, sehingga diharapkan oleh para nelayan bisa membuat suatu strategi tertentu untuk melakukan pengembangan potensi perikanan tangkap dan senantiasa memenuhi kebutuhan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perikanan Kabupaten Lebak.