HAYYATUN NUFUS MAKALAH KEWARGANEGARAAN R

MAKALAH KEWARGANEGARAAN
RULE OF LAW DAN HAM

DOSEN PEMBIMBING
Drs. Anwar Aulia M.Pd

Disusun Oleh :
Hayyatun Nufus
1B
P27903117068

JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
BANTEN
2018/2019

KATA PENGANTAR
Pertama dan yang utama, kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan
Ridho Allah SWT, karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kami tidak akan dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan rampung tepat pada waktu yang
ditentukan.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Drs. Anwar Aulia M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah kewarganegaraan yang membimbing saya
dalam pengerjaan tugas makalah ini. Dalam makalah ini saya menjelaskan tentang
Rule Of Law dan HAM.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum
Saya ketahui. Sebagai manusia biasa, Saya terbuka dari saran dan kritikan temanteman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna di masa
mendatang.

Tangerang, 25 Maret 2018

Penyusun

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………….... 1
C. Tujuan………………………………………………….. 1

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Rule Of Law………………………………...2
B. Prinsip-Prinsip Rule Of Law……………………………4
C. Pengertian HAM……………………………………….. 6
D. Sejarah Perkembangan HAM………………………….. 9
E. Pengelompokkan HAM……………………………….. 15
F. HAM di Indonesia………………………………………17

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………….. 22
B. Saran…………………………………………………… 23


DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 24

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari hukum, mulai
dari norma, nilai, tata krama, hingga hukum perundang-undangan dalam
peradilan. Sayangnya hukum di Negara Indonesia masih kurang dalam
proses penegakkannya, terutama penegakkan hukum di kalangan pejabatpejabat dibandingkan dengan penegakkan hukum dikalangan menengah ke
bawah. Hal ini terjadi karena di Negara kita, hukum dapat dibeli dengan
uang. Siapa yang memiliki kekuasaan, dia yang memenangkan peradilan.
Dengan melihat kenyataan seperti itu, pembenahan peradilan di
Negara kita dapat dimulai dari diri sendiri dengan mempelajari norma atau
hukum sekaligus memahami dan menegakkannya sesuai dengan keadilan
yang benar. Dalam bahasan ini dibahas supaya keadilan dapat ditegakkan,
maka akan terkait semua aspek yang ada didalamnya yang mempengaruhi
dan menjadi penentu apakah keadilan dapat ditegakan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Rule of Law?
2. Apa saja prinsip-prinsip Rule of law?
3. Apa pengertian HAM?
4. Bagaimana sejarah perkembangan HAM?
5. Bagaimana pengelompokkan HAM?
6. Bagaimana HAM di Indonesia?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian Rule of Law
2. Mengetahui prinsip-prinsip Rule of Law
3. Mengetahui pengertian HAM
4. Mengetahui sejarah perkembangan HAM
5. Mengetahui pengelompokkan HAM
6. Mengetahui HAM di Indonesia

4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rule Of Law
Rule of law adalah suatu legalisme hukum yang mengandung suatu

gagasan bahwa keadilan dapat dilayani dengan cara pembuatan sistem
peraturan dan juga prosedur yang objektif, tidak memihak, juga tidak
personal serta otonom. Rule of law merupakan konsep mengenai “common
law” ialah seluruh aspek negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum
yang dibangun atas prinsip keadilan serta egalitarian. Rule of law ialah rule
by the law bukan rule by the man.
Pengertian Rule Of Law Menurut Para Ahli
a) Menurut Philipus M.Hadjon, ialah bahwa negara hukum yang menurut
istilah bahasa Belanda adalah “rechtsstaat” ini lahir dari suatu
perjuangan menentang suatu absolutisme, ialah dari kekuasaan raja yang
semena-mena untuk dapat mewujudkan negara yang didasarkan pada
suatu peraturan perundang-undanagan. Oleh sebab itu didalam proses
perkembangannya

“rechtsstaat”

ini

lebih


memiliki

ciri

yang

revolusioner.
b) Menurut Friederich J.Stahl, Ada 4 unsur pokok untuk berdirinya satu
rechstaat, ialah sebagai berikut:
1. Hak-hak manusia
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan
c) (Fried Man,1959) mengemukakan Rule of law adalah doktrin dengan
semangat dan juga idealisme keadilan yang tinggi. Rule of law
dibedakan antara :

5

1. Pengertian hakiki (ideological sense) ialah erat hubungannya

dengan menegakkan rule of law sebab menyangkut dengan ukuranukuran tentang hukum yang baik dan buruk.
2. Pengertian formal (in the formal sence) ialah “organized public
power” atau juga suatu kekuasaan umum yang terorganisasikan,
contohnya suautu negara.
d) Menurut (Sunarjati Hartono,1982) Tetapi diakui bahwa sulit untuk
dapat memberikan pengertian Rule of law, namun pada intinya tetap
sama, bahwa Rule of law ialah harus menjamin apa yang diperoleh
masyarakat ataupun bangsa yang bersangkutan dipandang sebagai
keadilan, khususnya pada keadilan sosial .
e) Menurut (Satjipto Raharjo ; 2003) Rule Of Law ialah sebagai suatu
institusi sosial yang juga memiliki struktur sosial sendiri serta
memperakar budaya sendiri. Rule Of Law tumbuh serta berkembang
ratusan tahun seiring dengan pertumbuhan pada masyarakat Eropa,
sehingga dapat memperakar sosial serta budaya eropa,yang bukan
institusi netral.
Gerakan pada masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja
ataupun penyelenggara negara harus dapat dibatasi dan juga diatur dengan
cara suatu peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan didalam
hubungannya dengan segala peraturan perundang-undangan inilah yang
sering diistilahkan dengan Rule Of Law.

Pengertian Rule Of Law ialah berdasarkan subtansi ataupun isinya
yang sangat berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
didalam suatu negara. Konsekuensinya ialah pada setiap negara akan
mengatakan mendasarkan pada Rule Of Law didalam kehidupan negaranya,
walaupun negara tersebut ialah negara otoriter. Atas dasar inilah alasannya
maka diakui bahwa sulit menentukan apa pengertian pengertian Rule
Of Law secara universal, sebab setiap masyarakat melahirkan pengertian
yang berbeda-beda. Didalam hubungan ini maka Rule Of Law dalam hal ini

6

munculnya yang bersifat “endogen”, yang berarti “muncul dan juga
berkembang dari suatu masyarakat tertentu”.
B. Prinsip-prinsip Rule Of Law
Prinsip-prinsip secara formal (in the formal sense) Rule Of Law
tercantum pada UUD 1945 dan juga pasal-pasal UUD negara RI tahun 1945.
Point utama dari Rule Of Law ialah jaminan adanya suatukeadilan bagi
masyarakatnya, khususnya pada keadilan sosial.
Prinsip-prinsip Rule of Law Secara Formal (UUD 1945) :
1. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1: 3)

2. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum serta pemerintahan itu
tanpa kecuali (pasal 27:1)
3. Setiap orang berhak atas jaminan, perlindungan ,pengakuan, serta
kepastian hukum yang adil serta perlakuan sama di hadapan hukum
(pasal 28 D:1)
4. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan juga layak dalam hubungan kerja ( pasal 28
D: 2)
Prinsip-prinsip Rule of Law secara Materiil atau Hakiki :
1. Berhubungan erat dengan the enforcement of the Rule of Law
2. Keberhasilan the enforcement of the rule of law itu tergantung pada
kepribadian nasional masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982)
3. Rule of law juga mempunyai akar sosial dan juga akar budaya Eropa
(Satdjipto Rahardjo, 2003)
4. Rule of law juga adalah suatu legalisme, aliran pemikiran hukum,yang
mengandung wawasansosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia,
masyarakat serta negara.
5. Rule of law adalah suatu legalisme liberal (Satdjipto Rahardjo, 2003).


7

Menurut Albert Venn Dicey didalam Introduction to the Law of the
Constitution, memperkenalkan istilah the Rule Of Law yang secara
sederhana berarti ialah “sebagai suatu keteraturan hukum”. Menurut Albert
Venn Dicey ada 3 unsur yang fundamental pada Rule Of Law, ialah sebagai
berikut:




Supremasi aturan-aturan hukum
Kedudukan yang sama dimuka hukum
Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-undang serta
keputusan pengadilan.
Terdapat Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa didalam hubungan

dengan negara ialah hanya berdasarkan prinsip tersebut, maka negara
terbatas didalam suatu pengertian negara hukum formal, ialah negara yang
tidak bersifat proaktif melainkan bersifat pasif. Sikap negara yang demikian

ini disebabkan negara tersebut hanya menjalankan serta taat pada apa yang
termaktub didalam suatu konstitusi semata.
Didalam hubungan suatu negara hukum organisasi pakar hukum
internasional, atau International Comission of Jurists (ICJ), ini secara intens
melakukan kajian pada konsep negara hukum dan juga unsur-unsur esensial
yang terkandung didalam Negara tersebut.
Pertemuan ICJ di Bangkok pada tahun 1965 ini semakin menguatkan
posisi Rule Of Law didalam kehidupan bernegara. Selain itu dari
pertermuan tersebut maka telah digariskan bahwa disamping hak-hak
politik bagi rakyat juga harus diakui pula adanya suatu hak-hak sosial serta
ekonomi, sehingga perlu dibentuk standar-standar sosial ekonomi. Komisi
ICJ ini merumuskan syarat-syarat pada pemerintahan yang demokratis
dibawah Rule Of Law yang dinamis, ialah sebagai berikut:
1. Perlindungan konstitusional
2. Lembaga kehakiman yang bebas dan juga tidak memihak
8

3. Pemilihan umum yang bebas
4. Kebebasan menyatakan pendapat
5. Kebebasan berserikat atau berorganisasi serta berposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan
Gambaran tersebut mengukuhkan negara hukum ialah sebagai “welfare
state”, Sebab sebenarnya mustahil untuk dapat mewujudkan cita-cita Rule
Of Law sementara posisi dan juga peran negara sangat minimal serta lemah.
Atas dasar tersebutlah negara diberikan suatu keluasan dan juga
kemerdekaan bertindak atas dasar inisiatif parlemen.
Didalam gagasan welfare state tersebut ternyata negara memiliki suatu
kewenangan yang relatif lebih besar, dibandingkan dengan format negara
yang bersifat negara hukum formal saja. Selain itu juga, didalam welfare
state yang terpenting ialah negara semakin bersifat otonomuntuk mengatur
dan juga mengarahkan fungsi serta peran suatu negara bagi kesejahteraan
hidup

masyarakat.

Sejalan

dengan

kemunculan

ide

demokrasi

konstitusional yang tidak terpisahkan dengan konsep negara hukum, baik
itu “rechtsstaat” ataupun “Rule of Law”, yang pada prinsipnya ialah
memiliki kesamaan yang fundamental serta juga saling mengisi. Pada
prinsip negara ini unsur penting adalah dengan pengakuan adanya
pembatatasan kekuasaan yang dilakukan secara konstitisional. Oleh
sebab itu, terlepas dari adanya suatu pemikiran dan juga praktek konsep
negara hukum yang berbeda.
C. Pengertian HAM
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap
manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat
diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti
menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status,
golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

9

Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang
berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang
mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM.
Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang belum
terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di
Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di
Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat
menuju

Belanda

dari

Indonesia.

Macam-macam Hak Asasi Manusia Dunia :
1. Hak asasi pribadi/personal Right
-

Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah
tempat

-

Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat

-

Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan

-

Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama
dan kepercayaan yang diyakini masing-masing

2. Hak asasi politik/Political Right
-

Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan

-

Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

-

Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi
politik lainnya

-

Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak azasi hukum/Legal Equality Right
-

Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan

-

Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil/PNS

-

Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum

4. Hak azasi Ekonomi/Property Rigths
-

Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli

-

Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak

10

-

Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutangpiutang, dll

-

Hak kebebasan untuk memiliki susuatu

-

Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak

5. Hak Asasi Peradilan/Procedural Rights
-

Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan

-

Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan,
penahanan dan penyelidikan di mata hukum.

6. Hak asasi sosial budaya/Social Culture Right
-

Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan

-

Hak mendapatkan pengajaran

-

Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan
minat
Pengertian HAM yang diatas tentunya sudah bisa kita mengerti,

akan tetapi disini terdapat beberapa pengertian HAM menurut para ahli
yang dapat menambah pengetahuan kita tentang pengertian HAM. Berikut
Pengertian HAM menurut para Ahli:
a) Pengertian HAM menurut John Locke yang menyatakan bahwa hak
asasi merupakan hak yang telah diberikan secara langsung oleh Tuhan
sebagai sesuatu yang memiliki sifat secara kodrati. Yang berarti bahwa
hak yang dipunyai manusia menurut kodratnya tidak bisa kita pisahkan
dari apa yang menjadi hakikatnya, karena hak asasi manusia itu sifatnya
suci.
b) Pengertian HAM menurut David Beetham dan Kevin Boyle adalah
HAM dan segala kebebasan yang bersifat fundamental adalah setiap
hak-hak yang individual yang memiliki asal dari segala kebutuhan dan
segala kapasitas manusia.
c) Pengertian HAM menurut C. De Rover adalah Adanya hak hukum yang
dipunyai oleh setiap orang sebagai seorang manusia. Hak-hak tersebut
memiliki sifat universal dan dipunyai oleh setiap orang, miskin maupun
kaya, perempuan dan laki-laki. Hak-hak tersebut mungkin saja dapat

11

dilanggar tetapi tidak akan pernah bisa dihapuskan. Hak asasi
merupakan suatu hak hukum, ini berarti bahwa hak-hak tersebut adalah
hukum. Hak asasi manusia ini dilindungi oleh konstitusi dan hukum
nasional yang ada dibanyak negara yang ada didunia. Hak asasi
manusia merupakan hak pokok atau hak dasar yang telah dibawa
manusia dari sejak lahir yang menjadi sebagai anugerah dari Tuhan
Yang Maha Esa. Hak asasi manusia mesti dijunjung tinggi, dilindungi
dan dihormati oleh setiap negara, pemerintah, setiap orang dan hukum.
Hak asasi manusia tersebut bersifat abadi dan universal.
d) Pengertian HAM menurut Miriam Budiarjo adalah suatu hak-hak yang
membatasi manusia sebagai hak yang telah dimiliki oleh setiap manusia
dan yang telah diperoleh dan akan dibawanya bersamaan dengan pada
saat kelahirannya atau kehadirannya dalam suatu masyarakat.
e) Pengertian HAM menurut Prof. Koentjoro Poerborpranoto adalah suatu
hak yang bersifat fundamental atau mendasar atau asasi. Yang dimiliki
oleh setiap orang atau manusia mengacu pada kodratnya yang sangat
mendasar dan tidak akan dapat terpisahkan karena itu bersifat suci dari
Ilahi.
f) Pengertian HAM menurut UU. NO.39 Tahun 1999 menerangkan
bahwa HAM adalah suatu perangkat hak yang telah melekat dalam diri
manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Dimana hak tersebut
merupakan sebuah anugerah yang mesti dihargai dan dilindungi oleh
setiap orang untuk melindungi martabat dan harkat pada setiap manusia.
D. Sejarah Perkembangan HAM
Mengingat begitu pentingnya proses internalisasi pemahaman Hak
Asasi Manusia bagi setiap orang yang hidup bersama dengan orang lainnya,
maka suatu pendekatan historis mulai dari dikenalnya Hak Asasi Manusia
sampai dengan perkembangan saat ini perlu diketahui oleh setiap orang
untuk lebih menegaskan keberadaan hak asasi dirinya dengan hak asasi
orang lain.
1. Sejarah Internasional Hak Asasi Manusia (HAM)

12

Umumnya para pakar Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM
dimulai dengan lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 di Inggris.
Magna Charta antara lain mencanangkan bahwa raja yang tadinya
memiliki kekuasaan absolut (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia
sendiri tidak terikat pada hukum), menjadi dibatasi kekuasaannya dan
mulai dapat dimintai pertanggungjawaban di muka umum. Dari sinilah
lahir doktrin raja tidak kebal hukum lagi dan mulai bertanggungjawab
kepada hukum. Sejak itu mulai dipraktekkan kalau raja melanggar
hukum

harus

diadili

dan

harus

mempertanggungjawabkan

kebijakasanaannya kepada parlemen. Jadi, sudah mulai dinyatakan
dalam bahwa raja terikat kepada hukum dan bertanggungjawab kepada
rakyat, walaupun kekuasaan membuat Undang-undang pada masa itu
lebih banyak berada di tangan raja. Dengan demikian, kekuasaan raja
mulai dibatasi sebagai embrio lahirnya monarkhi konstitusional yang
berintikan kekuasaan raja sebagai simbol belaka. Lahirnya Magna
Charta ini kemudian diikuti oleh perkembangan yang lebih konkret,
dengan lahirnya “Bill of Rights” di Inggris pada tahun 1689. Pada masa
itu mulai timbul adagium yang intinya adalah bahwa manusia sama di
muka hukum (equality before the law). Adagium ini memperkuat
dorongan timbulnya negara hukum dan demokrasi.


Bill of rights melahirkan asas persamaan. Para pejuang HAM
dahulu sudah berketatapan bahwa hak persamaan harus
diwujudkan betapapun beratnya resiko yang dihadapi karena hak
kebebasan baru dapat diwujudkan kalau ada hak persamaan. Untuk
mewujudkan semua itu, maka lahirlah teori Roesseau (tentang
contract social/perjanjian masyarakat), Motesquieu dengan Trias
Politikanya yang mengajarkan pemisahan kekuasaan guna
mencegah tirani, John Locke di Inggris dan Thomas Jefferson di
Amerika dengan hak-hak dasar kebebasan dan persamaan yang
dicanangkannya.

13



Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The
American Declaration of Independence yang lahir dari paham
Roesseau dan Montesqueu. Jadi, walaupun di Perancis sendiri
belum dirinci apa HAM itu, tetapi di Amerika Serikat lebih dahulu
mencanangkan secara lebih rinci. Mulailah dipertegas bahwa
manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga



tidaklah logis bila sesudah lahir, ia harus dibelenggu.
Selanjutnya pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration,
dimana hak-hak yang lebih rinci lagi melahirkan dasar The Rule of
Law. Antara lain dinyatakah tidak boleh ada penangkapan dan
penahanan yang semena-mena, termasuk ditangkap tanpa alasan
yang sah dan ditahan tanpa surat perintah yang dikeluarkan oleh
pejabat yang sah. Dinyatakan pula presumption of innocence,
artinya orang-orany yang ditangkap kemudian ditahan dan dituduh,



berhak.
Dinyatakan tidak bersalah sampai ada keputusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah. Dipertegas
juga dengan freedom of expression (bebas mengelaurkan
pendapat), freedom of religion (bebas menganut keyakinan/agama
yang dikehendaki), the right of property (perlindungan terhadap
hak milik) dan hak-hak dasar lainnya. Jadi, dalam French
Declaration sudah tercakup semua hak, meliputi hak-hak yang
menjamin tumbuhnyademokrasi maupun negara hukum yang asasasasnya sudah dicanangkan sebelumnya.

2. Sejarah Nasional Hak Asasi Manusia (HAM):
Deklarasi HAM yang dicetuskan di Perserikatan Bangsa-Bangsa
pada tanggal 10 Desember 1948, tidak berlebihan jika dikatakan
sebagai puncak peradaban umat manusia setelah dunia mengalami
malapetaka akibat kekejaman dan keaiban yang dilakukan negaranegara Fasis dan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.

14

Deklarasi HAM sedunia itu mengandung makana ganda, baik ke
luar (antarnegara-negara) maupun ke dalam (antar negara-bangsa),
berlaku bagi semua bangsa dan pemerintahan di negara-negaranya
masing-masing. Makna ke luar adalah berupa komitmen untuk saling
menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan
antar negara-bangsa, agar terhindar dan tidak terjerumus lagi dalam
malapetaka peperangan yang dapat menghancurkan nilai-nilai
kemanusiaan. Sedangkan makna ke dalam, mengandung pengertian
bahwa Deklarasi HAM sedunia itu harus senantiasa menjadi kriteria
objektif oleh rakyat dari masing-masing negara dalam menilai setiap
kebijakan yang dikelauarkan oleh pemerintahnya.
Bagi negara-negara anggota PBB, Deklarasi itu sifatnya mengikat.
Dengan demikian setiap pelanggaran atau penyimpangan dari Deklarasi
HAM sedunia si suatu negara anggota PBB bukan semata-mata menjadi
masalah intern rakyat dari negara yang bersangkutan, melainkan juga
merupakan masalah bagi rakyat dan pemerintahan negara-negara
anggota PBB lainnya. Mereka absah mempersoalkan dan mengadukan
pemerintah pelanggar HAM di suatu negara ke Komisi Tinggi HAM
PBB atau melalui lembaga-lembaga HAM internasional lainnya unuk
mengutuk

bahkan

menjatuhkan

sanksi

internasional

terhadap

pemerintah yang bersangkutan.
Adapun hakikat universalitas HAM yang sesungguhnya, bahwa ke30 pasal yang termaktub dalam Deklarasi HAM sedunia itu adalah
standar nilai kemanusiaan yang berlaku bagi siapapun, dari kelas sosial
dan latar belakang primordial apa pun serta bertempat tinggal di mana
pun di muka bumi ini. Semua manusia adalah sama. Semua kandungan
nilai-nilainya berlaku untuk semua.
Di Indonesia HAM sebenarnya telah lama ada. Sebagai contoh,
HAM di Sulawesi Selatan telah dikenal sejak lama, kemudian ditulis
dalam buku-buku adat (Lontarak). Antara lain dinyatakan dalam buku
Lontarak (Tomatindo di Lagana) bahwa apabila raja berselisih faham

15

dengan Dewan Adat, maka Raja harus mengalah. Tetapi apabila para
Dewam Adat sendiri berselisih, maka rakyatlah yang memustuskan.
Jadi asas-asas HAM yang telah disorot sekarang, semuanya sudah
diterpkan oleh Raja-Raja dahulu, namun hal ini kurang diperhatikan
karena sebagian ahli hukum Indonesia sendiri agaknya lebih suka
mempelajari teori hukum Barat. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa HAM sudah lama lahir di Indonesia, namun dalam
perkembangannya tidak menonjol karena kurang dipublikasikan.
Human Rights selalu terkait dengan hak individu dan hak
masyarakat. Ada yang bertanya mengapa tidak disebut hak dan
kewajban asasi. Juga ada yang bertanya mengapa bukan Social Rights.
Bukankan Social Rights mengutamakan masyarakat yang menjadi
tujuan ? Sesungguhnya dalam Human Rights sudah implisit adanya
kewajiban yang harus memperhatikan kepentingan masyarakat.
Demikian juga tidak mungkin kita mengatakan ada hak kalau tanpa
kewajiban. Orang yang dihormati haknya berkewajiban pula
menghormati hak orang lain. Jadi saling hormat-menghormati terhadap
masing-masing hak orang. Jadi jelaslah kalau ada hak berarti ada
kewajiban.
3. Perkembangan HAM di Indonesia:
Berikut ini adalah perkembangan HAM di Indonesia:


Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)
Sebelum Indonesia merdeka,banyak organisasi pergerakan
nasional

berpemikiran

HAM,beberapa

organisasi

telah

memperlihatkan adanya kesdaran berserikat dan mengeluarkan
pendapat melalui petisi-petisi yang dilakukan kepada colonial
maupun dalam tulisan dalam surat kabar. Beberapa organisasi yang
bergerak dalam konteks pemikiran HAM sebelum kemerdekaan
adalah: Boedi Oetomo, Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam,
Partai Komunis Indonesia, Indische partij, Partai Nasional
Indonesia, Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia.

16



Periode Orde Lama (1945-1966)
Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih
pada hak untuk merdeka, hak kebebbasan untuk berserikat melalui
organisasi politik yang didirikan serta hak kebebasan untuk
menyampaikan pendapat terutama diparlemen.Pemikiran HAM
telah mendapat legitimasi secara formal karena telah memperoleh
pengaturan dan masuk kedalam hokum dasar Negara (konstitusi)
yaitu,UUD 45.Komitmen terhadap HAM pada periode awal
sebagaimana ditunjukan dalam maklumat pemerintah tanggal 1
November.langkah selanjutnya memberikan keleluasaan kepada
rakyat untuk mendirikan partai politik.Sebagaimana tertera dalam



maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945.
Periode Orde Baru (1966-1998)
Pada periode ini proses penegakan HAM mengalamai
kemunduran ,karena HAM tidak lagi dihormati, dilindungi, dan
ditegakkan.Sikap defensive pemerintah tercermin dengan peran
media yang tidak bebas, kebebasan bersuara atau berpendapat di
depan umum dibatasi bahkan terkadang dilarang.Banyak terjadi
kasusx pelanggaran HAM yang belum terpecahkan samapi
sekarang yaitu Tragedi Semanggi, Tanjung Priok, Peristiwa Tri
Sakti. Namun pada periode ini ada sedikit kemajuan dalam proses
penegakan HAM salah satunya dibentuknya Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (KOMNAS HAM) berdasarkan KEPRES No.50



tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993.
Periode Reformasi (1998-Sekarang)
Pergantian

rezim

pemerintahan

pada

tahun

1998

memberikan dampak yang sangat besar pada penegakan dan
perlindungan HAM di Indonesia.Pada saat ini mulai dilakukan
pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah orde baru
yang

berlawanan

dengan

pemajuan

dan

perlindungan

HAM.Selanjutnya dilakukan penyusunan peraturan perundang-

17

undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM dalam
kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia.
Banyak pengusutan dan penyeledikan kasus pelanggaran pada
masa reformasi ini.
E.

Pengelompokkan HAM
HAM di kelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Civil Right (Hak Sipil)
Hak Sipil adalah hak kebebasan fundamental yang diperoleh sebagai
hakikat dari keberadaan seorang manusia. Arti kata sipil adalah kelas
yang melindungi hak-hak kebebasan individu dari pelanggaran yang
tidak beralasan oleh pemerintah dan organisasi swasta, dan memastikan
kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam kehidupan sipil dan
politik negara tanpa diskriminasi atau penindasan.
Hak-hak sipil yang ada di setiap negara dijamin secara
konstitusional. Hak-hak sipil bervariasi di setiap negara karena
perbedaan dalam demokrasi, namun mungkin untuk menunjukkan
beberapa hak-hak sipil yang sebagian besar tetap umum. Beberapa hakhak sipil universal dikenal seseorang adalah kebebasan berbicara,
berpikir dan berekspresi, agama serta pengadilan yang adil dan tidak
memihak. Di dalamnya meliputi:
a. Integrity Right
Integrity adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan
kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan; kejujuran. Integrity Right, terliput di
dalamnya:
1) Hak untuk hidup dan mempertahankan perikehidupan
2) Hak untuk penghapusan hukuman mati
3) Hak untuk larangan perbudakan
4) Hak untuk memilih negara domisili
5) Hak untuk kembali ke negara asal
6) Perlindungan hak pribadi

18

7) Hak pemulihan kehormatan dan nama baik
8) Perlindungan terhadap hak-hak kepemilikan
9) Kebebasan untuk mengemukakan pikiran dan pendapat
10) Penghormatan terhadap keyakinan beragama
11) Hak untuk mendapatkan suaka untuk terbebas dari pengejaran
atau tuntutan dari negara
12) Hak untuk mendapatkan kebangsaan atau kewarganegaraan
13) Hak untuk hidup berkeluarga
b. Due Process Right
Due Process Right, meliputi:
1) Hak untuk larangan penangkapan, penahanan secara sewenangwenang, dan pengasingan
2) Hak untuk mendapatkan proses hukum melalui pengadilan yang
adil
3) Hak mendapatkan perlakuan yang sama dimuka pengadilan
4) Hak terdakwa untuk membela diri
5) Hak untuk tidak ada hukuman tanpa adanya kesalahan
2. Political Rights
a. Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dan pikiran
Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum
berhak untuk :
1) Mengeluarkan pikiran secara bebas;
2) Memperoleh perlindungan hukum.
b. Hak untuk berserikat dan berkumpul
c. Hak turut serta ambil bagian dalam pemerintahan
d. Hak untuk mendapatkan akses pelayanan publik yang sama
e. Hak untuk memilih dan dipilih
3. Socio Economic Rights
Sosio economic rights di dalamnya meliputi:
a. Hak untuk bekerja
b. Hak untuk mendapatkan upah yang sama dari pekerjaan yang sama

19

c. Serikat pekerja atau buruh
d. Larangan adanya kerja paksa
e. Mengatur dan tawar menawar
f. Hak cuti dan libur
g. Standar hidup yang layak
h. Hak untuk mendapatkan makanan
i. Hak untuk mendapatkan kesehatan
j. Hak untuk mendapat tempat tinggal
k. Hak untuk mendapatkan pendidikan
4. Cultural Rights
Cultural Rights di dalamnya meliputi:
a. Hak berperan serta dalam kehidupan budaya.
b. Hak memperoleh manfaat dari perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan.
c. Perlindungan terhadap hak cipta
d. Kebebasan mengembangkan ilmu pengetahuan
Selain dari pengelompokan HAM dalam empat kelompok
tersebut di atas, maka dikenal pula adanya pengelompokan lain sebagai
berikut:
a. Hak untuk tidak dipengaruhi
b. Hak-hak perempuan
c. Larangan adanya diskriminasi
d. Perlindungan terhadap anak-anak
e. Perlindungan terhadap minoritas
f. Hak untuk menikmati hasil-hasil pembangunan
g. Hak memperoleh informasi
F. HAM Di Indonesia
Tegaknya HAM selalu mempunyai hubungan korelasional positif
dengan tegaknya negara hukum. Sehingga dengan dibentuknya KOMNAS
HAM dan Pengadilan HAM, regulasi hukum HAM dengan ditetapkannya
UU No. 39 Tahun 1999 dan UU No. 26 Tahun 2000 serta dipilihnya para

20

hakim ad hoc, akan lebih menyegarkan iklim penegakkan hukum yang sehat.
Artinya kebenaran hukum dan keadilan harus dapat dinikmati oleh setiap
warganegara secara egaliter.
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah HAM di indonesia selalu
menjadi sorotan tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, baik karena
konsep dasarnya yang bersumber dari UUD 1945 maupun dalam realita
praktisnya di lapangan ditengarai penuh dengan pelanggaran-pelanggaran.
Sebab-sebab pelanggaran HAM antara lain adanya arogansi kewenangan
dan kekuasaan yang dimiliki seorang pejabat yang berkuasa, yang
mengakibatkan sulit mengendalikan dirinya sendiri sehingga terjadi
pelanggaran terhadap hak-hak orang lain.
Permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam penegakan HAM di
Indonesia
Berbagai permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam
rangka penghormatan, pengakuan, penegakan hukum dan HAM antara lain :
1. Penegakan Hukum di Indonesia belum dirasakan optimal oleh
masyarakat. Hal itu antara lain, ditunjukan oleh masih rendahnya
kinerja lembaga peradilan. Penegakan hukum sejumlah kasus
pelanggaran HAM berat yang sudah selesai tahap penyelidikannya pada
tahun 2002, 2003, dan 2004, sampai sekarang belum di tindak lanjuti
tahap penyelidikannya.
2. Masih ada peraturan perundang-undangan yang belum berwawasan
gender dan belum memberikan perlindungan HAM. Hal itu terjadi
antara lain, karena adanya aparat hukum, baik aparat pelaksana
peraturan perundang-undangan, maupun aparat penyusun peraturan
perundang-undangan yang belum mempunyai pemahaman yang cukup
atas prinsip-prinsip perlindungan hak asasi manusia.
3. Belum membaiknya kondisi kehidupan ekonomi bangsa sebagai
dampak krisis ekonomi yang terjadi telah menyebabkan sebagian besar
rakyat tidak dapat menikmati hak-hak dasarnya baik itu hak

21

ekonominya seperti belum terpenuhinya hak atas pekerjaan yang layak
dan juga hak atas pendidikan
4. Sepanjang tahun 2004 telah terjadi beberapa konflik dalam masyarakat,
seperti Aceh, Ambon, dan Papua yang tidak hanya melibatkan aparat
Negara tetapi juga dengan kelompok bersenjata yang menyebabkan
tidak terpenuhinya hak untuk hidup secara aman dan hak untuk ikut
serta dalam pemerintahan
5. Adanya aksi terorisme yang ditujukan kepada sarana public yang
mnyebabkan rasa tidak aman bagi masyarakat
6. Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu
Negara dengan Negara lainnya manjdi makin tinggi. Dengan demikian
kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional
menjadi makin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain,
terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang dan terorisme. Salah
satu permasalahan yang sering timbul adalah adanya peredaran
dokumen palsu. Yang membuat orang-orang luar bebas datang ke
Indonesia.
Beberapa masalah Hak Asasi di Indonesia yaitu:
1. Perlindungan Perempuan : Keadilan dan kesetaraan gender.
UUD 1945 pasal 27 menjamin persamaan Hak perempuan dan Lakilaki ; dan Bahwa perempuan adalah bagian dari HAM yang tercantum
dalam UU No. 7/198-4 tentang anti diskriminasi dan UU No. 39/1999
tentang HAK. Ada pun hak-hak politik perempuan tercantum dalam
UU No. 68/1958
2. Rencana Aksi Nasional (RAN) Penghapusan perdagangan perempuan
dan Anak
Indonesia telah memiliki rencana aksi nasional penghapusan
trafficking perempuan dan anak 2003-2007. RAN tersebut merupakan
implementasi dari konvensi PBB menentang kejahatan Terorganisir
antar Negara
3. Perlindungan Hak Anak

22

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah legislative dan
administrative untuk lebih memperbaiki perlindungan hak-hak anak
dan perempuan. Langkah-langkah legislative tersebut antara lain
dengan keluarnya UU No. 32 tahun 2002 tentang perlindungan anak
dan UU No. 20 tahun 2003 dengan system pendidikan nasional.
Sedangkan langkah administrative dalam menetukan rencana aksi dan
penentuan penjuru untuk pemajuan dan perlindungan HAM antara
lain, melalui kepres No. 59 tahun 2002 tentang rencana aksi nasional
penghapusan Bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak. Dan juga
pembentukan komisi perlindungan anak Indonesia di bentuk pada
tahun 2003 melalui keppres No. 77 tahun 2003.
Upaya Pemerintah dalam hal penghormatan, pengakuan , dan
penegakan Hukum dan HAM
Untuk mewujudkan dan menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di
Indonesia tidaklah semudah menuliskan serta mengucapkannya. Hal ini
disebabkan banyak hambatan dan tantangan yang tidak lagi sebatas
terorika, melainkan sudah menjadi realita yang tidak dapat dihindari
apalagi ditunda-tunda. Dalam penegakan HAM melalui sistem hukum
pidana yang telah berlaku di Indonesia terdapat kendala-kendala atau
hambatan yang bersifat prinsipil substansil dan klasik.
Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi,
menegakkan, Dan memajukan Hak asasi manusia melalui langkah
implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, social, budaya,
pertahanan dan keamanan Negara, dan bidang lainnya.
Program pemerintah dalam penegakan Hukum dan HAM (PP
Nomor 7 tahun 2005) yaitu meliputi pemberantasan korupsi, anti
terorisme, dan pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat
berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus selalu
ditegakkan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.
Partisipasi masyarakat dapat pula berpartisipasi dalam perlindungan,
penegakan, dan pemajuan hak asasi manusia. Masyarakat disini meliputi

23

antara lain : setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat atau lembaga kemasyarakatan
lainnya seperti Perguruan Tinggi, lembaga studi Partisipasi masyarakat
ini dapat berupa :
a. Pengajuan usulan mengenai perumusan dan kebajikan yang
berkaitan dengan hak asasi manusia
b. Melakukan penelitian
c. Melakukan pendidikan
d. Melakukan penyebarluasan informasi mengenai hak asasi manusia.

24

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap Negara tentu memerlukan hukum agar tercipta ketertiban di
dalamnya. Rule of Law sangat diperlukan untuk Negara seperti Indonesia
karena akan mewujudkan keadilan. Tetapi harus mengacu pada orang yang
ada di dalamnya yaitu orang-orang yang jujur, tidak memihak, dan hanya
memikirkan keadilan, tidak terkotori oleh hal-hal yang buruk. Aparatur
penegak hukum juga berperan penting dalam penegakkan hukum yang adil
dalamSuatu negara. Ada tidaknya Rule of Law pada suatu Negara
ditentukan oleh “Kenyataan”. Apakah rakyat dapat menikmati keadilan,
dalam arti perlakuan yang adil didalam hukum, baik sesama warga Negara
maupun pemerintah.
a) Agar pelaksanaan rule of law bisa berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, maka :
Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan
pada corak masyarakan hukum yang bersangkutan dan kepribadian
masing-masing setiap bangsa.
b) Rule of law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada
budaya yang tumbuh dan berkembang pada bangsa.
c) Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan sosial,
gagasan tentang hubungan antar manusia, masyarakan dan negara,
harus ditegakkan secara adil juga memihak pada keadilan.
d) Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan
UUD1945.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat di dalam
pasal-pasal UUD 1945. Agar kita dapat menikmati keadilan maka
seluruh aspek Negara harus bersih, jujur, mentaati undang-undang, juga
bertanggung jawab, dan menjalankan UU 1945 dengan baik.

25

B. Saran
Sebagai seorang warga Negara yang baik haruslah menjunjung
menjadi seseorang yang menjunjung tinggi hukum serta kaidah-kadiah agar
tercipta keamanan, ketentraman, dan kenyamanan. Mempelajari UndangUndang 1945 berserta butir-butir nilainya dan menjalankan apa yang
menjadi tuntutannya agar terjadi kehidupan yang stabil dan taat hukum.
Dalam suatu penegakkan hukum di suatu Negara seperti Indonesia, maka
seluruh aspek kehidupan harus dapat merasakan dan diharapkan aspekaspek tersebut dapat mentaati hukum, maka akan terciptalah pemerintahan
dan kehidupan Negara yang harmonis, selaras dengan keadaan dan sesuai
dengan apa yang diharapakan yaitu suatu bangsa yang makmur, damai, serta
taat hukum.

26

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Rinny. “Pengertian Hak Asasi Manusia Secara Umum”. 28 Februari
2011. http://rinny-agustina.blogspot.co.id/2011/02/pengertian-hak-asasi
manusia-secara.html
Puspita, Lenia. “Makalah Rule Of Law dan HAM”. 17 Januari 2015.
http://leniapuspita.blogspot.co.id/2015/01/makalah-rule-of-law-dan
ham.html
Fajar. ”Pengertian HAM dan Macam-Macam HAM Menurut Para Ahli. 2013.
http://pengertian.website/pengertian-ham-dan-macam-macam-ham
menurut-ahli/
Firdhauz, Alief. “Makalah Tentang HAM (Pengelompokkan HAM). 8 Oktober
2016. http://shuthajhi.blogspot.co.id/2016/10/contoh-makalah-tentang
ham.html

27