USAID Analisis Ekonomi Politik Bantuan L

USAID : Analisis Ekonomi Politik Bantuan Luar Negeri Amerika Serikat
Di Indonesia
Eldo Herbadella Tobing1

ABSTRAKSI
Tulisan ini membahas mengenai bantuan luar negeri yang ada di Indonesia terutama dari
Amerika Serikat melalui USAID. Bantuan tersebut diberikan melalui strategi ekonomi
maupun demokratisasi seperti pelatihan, pembuatan undang – undang hingga investasi.
Adapun ruang kerja USAID di Indonesia cukup strategis seperti pertanian, pemerintahan,
lingkungan hidup sampai perdagangan. Melalui asistensi USAID ini, terjadi peningkatan
kualitas kehidupan berbangsa dan masyarakat Indonesia, terutama Papua. Bantuan USAID
ini kemudian dianalisis menggunakan perspektif ekonomi politik internasional yaitu
merkantilisme dan modernisasi untuk mengetahui tujuan serta dampak postif dan negatif
yang dihasilkan dengan adanya bantuan ini. Kemudian dapat diambil kesimpulan bahwa
ada kepentingan nasional AS dalam keberadaan USAID di Indonesia dimana hal ini
dibuktikan dengan perubahan UU Migas yang menguntungkan AS serta bantuan
pembuatan otonomi khusus di Papua yang rawan akan disintegrasi. Selain itu negara dunia
ketiga harus mengikuti nilai – nilai Barat sebagai panduan agar menjadi modernitas dan
mengalami pertumbuhan. Adapun saran yang diberikan penulis yaitu perlunya keterlibatan
berbagai pihak seperti pemerintah, LSM hingga masyarakat dalam melakukan pengawasan
keberadaan lembaga pemberi bantuan agar tepat sasaran.

Keyword : bantuan luar negeri, USAID, Amerika Serikat , Indonesia.

PENDAHULUAN
Dewasa ini, setiap negara saling bergantung dan membutuhkan kerjasama satu
dengan yang lainnya dalam pemenuhan kebutuhan domestik serta memperoleh kepentingan
nasional. Ketika membahas mengenai kerjasama, maka tidak hanya unsur ekonomi saja
yang berperan didalamnya, tetapi juga unsur politik seperti kekuasaan. Begitu juga dengan
hubungan internasional pada masa kini dimana tidak semata – mata berbicara mengenai
penyelesaian masalah-masalah dunia yang hanya berkaitan dengan konflik dan kesiagaan
militer saja, namun juga telah melibatkan dimensi ekonomi dalam proses pelaksanaan
1

Mahasiswa Hubungan Internasional semester IV Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Brawijaya Malang

hubungan antar aktor internasional. Pada saat ini pula, politik dunia tidak bisa di pahami
lagi hanya sebatas melalui satu perpekstif saja, studi hubungan internasional tidak cukup
bila hanya membahas soal politik tanpa mempelajari ekonomi. Maka dari itu, dikarenakan
keterkaitan antara ekonomi (kesejahteraan) dan politik (kekuasaan) inilah sehingga dikenal
dalam hubungan internasional sebagai ekonomi politik internasional.

Ekonomi Politik Internasional ( EPI ) menurut DR.Mohtar Mas’oed dalam bukunya
Ekonomi Politik Internasional tahun 1989/1990 , didefinisikan sebagai studi tentang saling

hubungan antara ekonomi dan politik dalam arena internasional.2 Salah satu jenis dari
pelaksanaan ekonomi politik internasional yaitu bantuan luar negeri. Bantuan luar negeri
menjadi instrument dalam pencapaian suatu pembangunan ataupun pertumbuhan dengan
dibantu oleh pihak lain seperti negara ataupun organisasi. Bervariasi jenis bantuan yang ada
dan diberikan termasuk kepada Indonesia. Indonesia pada sejarahnya menerima bantuan
pertama dalam mencegah kelaparan pada 1948 oleh Unicef ini telah menerima banyak
jenis bantuan salah satunya oleh Amerika Serikat melalui USAID (United States Assistance
for International Development).3 USAID telah memberikan asistensi kepada Indonesia

dalam berbagai bentuk seperti memberikan pelatihan – pelatihan, asistensi kesehatan
membantu pembentukan kapasitas parlemen hingga mempromosikan perdagangan dan
investasi. Bahkan USAID telah mempunyai program selama di Indonesia yang
dilaksanakan dalam waktu berjangka seperti DDG ( Democratic and Decentralized
Governance) yang dilaksanakan pada 2005 – 2009 dan fokus pada perubahan lingkungan

pada 2009- saat ini. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan USAID ini tentunya membantu
dalam perkembangan kehidupan bernegara dan perekonomian Indonesia.

Melihat eksistensi dan asistensi yang dilakukan USAID di Indonesia, maka jika
dikaitkan dengan perspektif yang ada di Ekonomi Politik Internasional akan muncul
pandangan mengenai bantuan ini yang dalam hal ini kemudian dianalisis melalui perspektif
merkantilisme dan teori modernisasi. Dilakukannya analisis mengenai bantuan luar negeri
yang dilakukan USAID ini agar mengetahui pandangan merkantilis yang menganggap
Mas’oed, Mochtar.2008. Ekonomi-Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Anonimous.2011.Kronologi Sejarah UNICEF Di Indonesia . http://www.scribd.com /doc/37849028/
Kronologi-Sejarah-UNICEF-Di-Indonesia, diakses pada 9 Juli 2011.
2

3

politik lebih penting daripada ekonomi sehingga bantuan luar negeri dianggap tidak
terlepas dari kepentingan nasional serta melalui teori modernisasi yang menganggap bahwa
negara – negara dunia ketiga perlu mengikuti nilai- nilai negara Barat agar mengalami
pertumbuhan dan kemajuan.
Penulis menganggap dalam bantuan USAID di Indonesia ini memang telah
memberikan peningkatan kualitas hidup bangsa ini terutama di kawasan timur Indonesia
seperti Papua. Namun, semuanya itu menurut penulis kemudian mempunyai maksud lain
selain tujuan idealis yang dibawa bagi bangsa Indonesia. Tujuan lain tersebut yaitu

membawa kepentingan Amerika Serikat agar kepentingan nasional beserta nilai – nilai
yang diusung negara super power ini tetap terjamin eksistensinya.

Contohnya saja

mengenai perubahan UU migas dari UU MIGAS NO 8 tahun 1971 menjadi UU NO 22
tahun 2001 dimana melalui perubahan ini produksi dan pasokan minyak mereka ke AS
meningkat dan ini menunjukkan terdapat kepentingan nasional AS di Indonesia yaitu untuk
mengeksploitasi sumber Minyak dan gas bumi (Migas) dalam memenuhi kebutuhan energi
AS.
Fakta ini menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh USAID tidak terlepas
dari kepentingan nasional AS seperti yang dikatakan Merkantilis. Terlepas dari stereotif
negatif tersebut, USAID telah berjasa besar di Papua terutama dalam pembentukan otonomi
khusus, pembentukan dana abadi dalam membantu masyarakat sekitar hingga bantuan
dalam hal kesehatan serta berwirausaha. Penulis memandang bahwa USAID tetap saja
dipertahankan selama wilayah – wilayah di Indonesia seperti Papua memerlukan bantuan
pembangunan serta kemajuan di beberapa bidang dan tidak di perhatikan pemerintah pusat.
Namun, tentunya keberadaan USAID tetap berada dalam pengawasan pemerintah beserta
pihak – pihak terkait lainnya agar bertindak sesuai prosedur yang sudah disepakati. Tetapi,
ketika pembangunan sudah diperoleh, maka penulis beranggapan kalau bantuan ini tidak

diperlukan lagi karena seperti yang diketahui bahwa ada kepentingan nasional negara donor
dalam bantuan tersebut yang biasanya merugikan pihak negara resipien. Tinggal bagaimana
pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melengkapi pondasi pembangunan
yang dibuat melalui bantuan luar negeri sebelumnya.

BANTUAN LUAR NEGERI
Bantuan luar negeri diartikan sebagai proses beralihnya modal, barang dan jasa dari
suatu negara ataupun oragnisasi internasional ke resipien yang membutuhkan (Victoria
Williams, 2011). Bantuan ini dapat berupa ekonomi, militer ataupun bantuan kemanusiaan

seperti bencana alam. Bantuan luar negeri dapat melibatkan transfer sumber daya keuangan
atau komoditas misalnya makanan, peralatan militer, saran teknis dan pelatihan. Adapun
jenisnya dapat berupa hibah atau kredit lunak (misalnya, kredit ekspor). Jenis yang paling
umum dari bantuan asing adalah bantuan pembangunan resmi dimana

bantuan yang

diberikan untuk mempromosikan pembangunan dan untuk memerangi kemiskinan suatu
negara.4 Bantuan yang diberikan juga dilakukan dalam bentuk pinjaman dimana biasanya
negara donor memberikan jangka waktu pengembalian dan bunga yang harus dibayarkan.

Pada sejarahnya, Bentuk paling awal dari bantuan luar negeri adalah bantuan militer
dirancang untuk membantu pihak yang bertikai yang dalam beberapa cara yang dianggap
strategis. Penggunaannya pada era modern dimulai pada abad ke-18, ketika Prusia
bersubsidi dengan beberapa sekutunya. Selanjutnya juga kekuatan Eropa di abad 19 dan 20
yang memberikan sejumlah besar uang untuk koloni mereka, biasanya untuk meningkatkan
infrastruktur dengan tujuan akhir meningkatkan output ekonomi koloni itu. Struktur dan
ruang lingkup bantuan asing masa ini dapat ditelusuri ke dua perkembangan utama setelah
Perang Dunia II: (1) pelaksanaan Marshall Plan, paket AS yang disponsori untuk
merehabilitasi ekonomi dari 17 negara Eropa barat dan selatan, dan (2 ) pendirian
organisasi internasional yang signifikan, termasuk PBB, IMF, dan Bank Dunia yang telah
memainkan peran utama dalam mengalokasikan dana internasional. Pada umumnya
bantuan yang diberikan tersebut berupa bantuan kemanusiaan setelah mengalami perang
ataupun bencana alam dan bantuan pembangunan yang diberikan dalam sektor ekonomi
ataupun sosial.
Adapun jenis - jenis pemberian bantuan luar negeri diantaranya :

4

Ismail Yusanto. 2004. Politik Bantuan Luar Negeri. http://www.jurnal-ekonomi.org /2004/04/19/politikbantuan-luar-negeri/, diakses pada 26 Juni 2011


 Bantuan melalui project : Bantuan diberikan untuk tujuan tertentu, seperti
penyediaan bahan bangunan dalam pembangunan sekolah.

 Bantuan melalui program : Bantuan diberikan untuk sektor tertentu, seperti
pemberian dana dalam sektor pendidikan.

 Bantuan anggaran : Suatu bentuk dari bantuan melalui program, tetapi langsung
terhubung dengan sistem keuangan negara penerima.

 Bantuan makanan : Bantuan ini diberikan ketika ada masalah urgent dalam
penyediaan makanan, seperti situasi terkena bencana alam. Pemberian makanan
dapat melalui impor makanan langsung dari negara donor, membeli makanan lokal
ataupun menyediakan uang tunai.

 Bantuan Teknis : pengiriman tenaga ahli seperti dokter ataupun pengajar.

USAID
Amerika Serikat dikenal sebagai negara yang kuat dan makmur baik secara politik
maupun ekonomi, sehingga dalam hal ini sebagai negara donor dan Indonesia sebagai
negara resipient ( penerima). Bantuan luar negeri menjadi alat diplomasi yang penting bagi

AS di era globalisasi. Bantuan yang diberikan ke Indonesia selama ini dikenal melalui
lembaga USAID (United States Assistance for International Development). USAID
merupakan sebuah lembaga pemerintah Federal Amerika Serikat yang bersifat independent,
maka USAID dalam misinya bertujuan memberikan bantuan luar negeri berupa bantuan
kemanusiaan, ekonomi dan lain-lain kepada negara-negara asing termasuk Indonesia.
USAID telah memberikan bantuan kepada Indonesia di banyak sektor diantaranya bidang
kesehatan, pendidikan, HAM, pengenalan demokrasi hingga tata pemerintahan yang baik
(good governance).

USAID mulai melakukan bantuan di Indonesia sejak Sejak Amerika

dan Indonesia menandatangani kerjasama perjanjian kerja sama ekonomi pada 1950,
Amerika melalui USAID telah memberikan bantuan dana sebesar US$ 80 juta untuk bidang
umum dan US$ 67 juta untuk membantu perbaikan akibat perang di Indonesia. Akhir 1960
juga, misi USAID di Indonesia adalah untuk membantu pemerintah mengataasi maslaah
perkembangan penduduk di Indoensia yang semakin meningkat. Dewasa ini, program

bantuan USAID selama ini di Indonesia terfokus pada DDG ( Democratic and
Decentralized Governance) yang merupakan program jangka panjang yang dilaksanakan


pada tahun 2005 – 2009 dimana program ini fokus dalam membantu masyarakat dengan
sistem desentralisasi yang diberlakukan di seluruh Indonesia. Program tersebut nantinya
berkaitan juga dengan pembentukan Undang – Undang otonomi yang dilakukan di
Indonesia dimana setiap daerah harus mampu mandiri dalam suatu sektor beserta dengan
anggarannya sperti pendidikan, kesehatan dan lainnya, sedangkan pada 2009 sampai
sekarang fokus USAID pada perubahan lingkungan seperti membendung kegiatan
penebangan hutan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mendukung adaptasi perubahan
iklim dengan program bernama "USAID Indonesia Forestry and Climate Support (USAID
IFACS) 5dengan dana US$ 40 juta tersebut untuk kurun waktu 4 tahun (Rizanul, 2010).

Adapun besar bantuan yang diberikan Amerika Serikat melalui USAID selama ini menurut
catatan yang berhasil dihimpun tim riset Global Future Institute, pada 2003 USAID
mengeluarkan jumlah dana bantuan sebsar Rp 226,8 miliar. Sedangkan berdasarkan
proposal yang diajukan Direktur USAID untuk Indonesia yaitu William Frej, untuk periode
2004-2008 perkiraan dana yang dikeluarkan berkisar US$ 130-140 juta/tahun dengan total
biaya sekitar US$ 650-700 juta.
Di Indonesia lebih jauh, USAID memberi dukungan berbagai program yang sesuai
dengan misi dan tujuan lembaga ini, yaitu upaya perbaikan di bidang ekonomi dan transisi
menuju demokrasi. Seperti dalam jangka pendek melakukan program-program USAID
diharapkan dapat mengurangi dampak krisis ekonomi yang yang dialami masyarakat.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, USAID terlibat dalam upaya perbaikan akibat krisis
ekonomi dan politik di Indonesia. Program-program yang dijalankan antara lain adalah
program transisi menuju demokrasi, perbaikan ekonomi dan sistem finansial, perluasan
lapangan kerja, pengelolaan lingkungan hidup serta jaminan pangan untuk kelompok
masyarakat tertentu.6

5

Medanbisnis. 2010. USAID Fokuskan Mengatasi Penebangan Hutan.
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2010/11/27/9026/usaid_fokuskan_mengatasi_penebangan_huta
n/, diakses pada 26 Juni 2011.
6
Downing, Lance.2011. USAID/INDONESIA. http://www.lp3es.or.id /direktori/fund/ usaid.htm, diakses pada
9 Juli 2011.

ANALISIS BANTUAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT (USAID) DI
INDONESIA

MENGGUNAKAN


PERSPEKTIF

MERKANTILISME

DAN

MODERNISASI
Berdasarkan pembahasan diatas mengenai bantuan luar negeri Amerika Serikat di
Indonesia beserta persektif yang akan digunakan dalam menganilisis bantuan tersebut,
maka pada bagian ini akan dianalisis secara ekonomi maupun politik. Sebagai sebuah
lembaga pemerintah Federal Amerika Serikat yang bersifat independent, maka USAID
dalam misinya bertujuan memberikan bantuan luar negeri berupa bantuan kemanusiaan,
ekonomi dan lain-lain kepada negara-negara asing termasuk Indonesia. Sebelum
menganalisis lebih lanjut, maka dalam tabel berikut ini akan dipaparkan mengenai strategi
yang diterapkan USAID di Indonesia.
Strategi ekonomi USAID di Indonesia
1.

Memfasilitasi

penyelenggaraan

Indonesia

Strategi Demokratisasi

dalam 1. Membangun kapasitas parlemen, melalui

penelitian-penelitian bantuan teknis dan pelatihan terhadap DPR,

mengenai peluang bisnis di Indonesia. DPD, DPRD, DPRD II dalam membuat
Tujuannya untuk menciptakan suasana perundang-undangan.
kondusif di Indonesia dan rasa aman bagi
para investor asing yang mau berinvestasi
di Indonesia.

2.

Memberikan

kepada

Sumber

Seperti

pelatihan

yang

melibatkan

tim

Universitas Cendrawasih dalam penyusunan
draft otonomi khusus Papua.

pelatihan-pelatihan 2.
Daya

Manusia

Perbaikan

prosedur

pembangunan

di pemerintah dalam membuat peraturan yang

Indonesia dalam penyusunan undang- selama ini belum optimal.
undang baru di bidang perdagangan, ijin
teknologi, hukum kerja sama dan hukum
kontrak kerja.
3.

Membantu

pemerintah

berserta 3. Memperbaiki hubungan masyarakat sipil

ASEAN melalui ASEAN-US Free Trade, dan para pembuat undang-undang serta

sebagai

langkah

pesiapan

untuk hubungan antar-partai.

menghadapi perdagangan global melalui
World Trade Organization (WTO)
4. Membentuk badan bantuan teknis
untuk

Indonesia

sebagai

yang dulu dikenal

IBRA(

Indonesian

Bank

Restructuring Agency) dimana berfungsi

untuk

menganalisis

dan

restrukturisasi/revitalisasi

menangani
Bank

yang

sedang bermasalah.
5. Reformasi Sistem Perbankan, melalui
reorganisasi dan rekapitulasi lembagalembaga perbankan yang ada, serta
mengarahkan perbankan untuk lebih
mempererat jalinan kerjasama dengan
pengusaha-pengusaha
menengah

untuk

kecil

dan

mempermudah

pemberian kredit kepada mereka.
6.

Mempromosikan perdagangan dan

investasi. USAID berperan membantu
Indonesia

menjadi

perantara

antara

pemerintah Indonesia dan perusahaanperusahaan asing maupun dalam negeri.

Strategi diatas tentunya menguntungkan bagi Indonesia karena dalam beberapa
sektor kehidupan, Indonesia dibantu baik dalam sektor ekonomi maupun demokrasi.
Sejatinya, memang ada hubungan erat antara agenda ekonomi dan agenda politik Amerika
di balik program-program USAID membantu Indonesia dalam penyelesaian berbagai

masalah yang terjadi. Ruang lingkup bidang kerja USAID di Indonesia juga cukup
strategis. Seperti pertanian, demokrasi dan pemerintahan, pertumbuhan ekonomi dan
perdagangan, pendidikan dan universitas, lingkungan hidup, kerjasama global, kesehatan
global, bantuan kemanusiaan, dan program-program lintas-kerjasama.7 Namun jika
dianalisis melalui merkantilisme, maka USAID ini

dalam pelaksanannya tentunya

membawa misi dan kepentingan yang ingin dicapai sebagaimana perspektif merkantilis
berasumsi bahwa bantuan luar negeri (foreign aid) praktis hanya menjadi sebuah alat
kebijakan untuk mencapai kepentingan nasional.
USAID pada perkembangannya menjadi salah satu instrumen untuk membantu
negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia supaya bisa menyesuaikan diri
dengan struktur ataupun ideoogi politik Amerika Serikat. Struktur yang dimaksud adalah
USAID dalam agenda kerjanya, selalu mengatasnamakan demi kesejahteraan, HAM,
demokrasi dan sebagainya. Tentunya inilah menjadi nilai – nilai yang berusaha
dipromosikan oleh Amerika Serikat termasuk melalui USAID ini. Merkantilis

kemudian

berasumsi bahwa tidak ada keuntungan yang mutualisme, tetapi yang ada situasi yang
tercipta selalu zero-sum dan kompetisi yang konfliktual karena berbagai kepentingan yang
bertentangan satu sama lain. Hal ini terlihat dari contoh kasus di Papua, USAID membantu
diterapkannnya otonomi khusus disana, karena dengan alasan melalui penerapan otonomi
khusus inilah ketidakpuasan masyarakat setempat dapat diredam. Maka, kemudian USAID
membantu dalam penyelenggarakan pelatihan terhadap anggota-anggota LSM yang ada di
Papua, tim Universitas Cendrawasih, dan Presidium Dewan Papua dalam menyusun
Undang-Undang Otonomi Khusus di Papua. Sehingga akhirnya terciptalah UU No.21/2001
tentang Otonomi Khusus. Sebagaimana kita ketahui, UU No.21/2001 disahkan DPR RI
pada 22 Oktober 2001.
Tindakan yang dilakukan USAID demikian memang membuat masyarakat Papua
dapat meredam ketidakpuasannya, namun ada sisi lain yang tidak sesuai dengan
kepentingan negara Indonesia yaitu dapat menciptakan disintegrasi. Selain itu akan
menimbulakn iri dari provinsi lain yang tentunya provinsi lain menginginkan otonomi
7

Basis. 2011. Cina Iya, Antek Asing Juga Iya?. http://rajawalinews.com/267/cina-iya-antek-asing-juga-iya/,
diakses pada 9 Juli 2011.

khusus yang sama agar adil. Bila itu tidak dipenuhi, maka yang terjadi yaitu situasi yang
konfliktual diantar provinsi – provinsi yang ada.
USAID tentunya berperan besar dalam aspek kehidupan Indonesia dimana berbagai
produk hukum dan perundang-undangan baik dalam bidang ekonomi maupun politik di
Indonesia yang melibatkan bantuan USAID contohnya saja USAID berperan dalam
perubahan UU MIGAS NO 8 tahun 1971 menjadi UU NO 22 tahun 2001. Pasal 22 ayat 1
UU Migas berbunyi: badan usaha atau bentuk usaha tetap wajib menyerahkan paling
banyak 25 persen bagiannya dari hasil produksi minyak bumi dan/atau gas bumi utk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Besaran maksimum DMO (Domestic Market
Obligation) sebesar 25 persen tersebut tentunya perlu dievaluasi. Apalagi berdasarkan

keputusan Mahkamah Konstitusi, pasal ini dinilai tidak menganut prinsip sebesar-besarnya
bagi kemakmuran rakyat sebagaimana digariskan Pasal 33 UUD 1945.8
Melalui perubahan ini dapat diketahui bahwa salah satunya terdapat kepentingan
nasional AS di Indonesia yaitu untuk mengeksploitasi sumber Minyak dan gas bumi
(Migas) dalam memenuhi kebutuhan energi AS. Ini dapat lihat dari produksi dan pasokan
minyak mereka ke AS yang meningkat setelah pengesahan UU NO 22 tahun 2001
mengenai Migas tersebut.9Jika dianalisis melalui merkantilis, kebijakan melalui UU Migas
yang di intervensi oleh USAID dalam pembuatannya ini dikatakan selain kegunaan bantuan
internasional sebagai instrument untuk mendukung tujuan kebijakan luar negeri, dalam
implementasinya muncul bahwa kebijakan bantuan luar negeri melindungi pula banyak
disparitas tujuan dan kegiatan, sebagai respon dari berbagai macam kebutuhan, yang
terlihat maupun yang tidak terlihat, berhubungan maupun tidak berhubungan pada tujuan
politik sebuah kebjakan luar negeri. Dapat dikatakan ini merupakan refleksi kepentingan
Amerika serikat yang ingin mengamankan sumber energinya. Padahal saat ini terjadi

8

Dhakiri, Hanif. 2011. Revisi UU Migas Diharapkan Selesai Tahun Ini.
http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/revisi-uu-migas-diharapkan-selesai-tahun-ini/7909,
diakses pada 9 Juli 2011.
9
Zahidi Syaprin. 2010. KEPENTINGAN AMERIKA SERIKATDALAM PROGRAM BANTUAN USAID DI
INDONESIA( STUDI PADA PERUBAHAN UU MIGAS NO 8 TAHUN 1971MENJADI UU NO 22 TAHUN
2001 ).
http://eprints.umm.ac.id/6943/1/KEPENTINGAN_AMERIKA_SERIKATDALAM_PROGRAM_BANTUA
N_USAID_DI_INDONESIA.pdf, diakses pada 9 Juli 2011

kelangkaan minyak di dalam negeri, tentunya UU no 22 ini tidak relevan lagi sesuai
keadaan sekarang.
Indonesia memang penting bagi kepentingan ekonomi Amerika Serikat. Hal ini
dibuktikan dengan sudah 300 perusahaan milik Amerika yang beroperasi di Indonesia.10
Total investasi diperkirakan lebih dari US$ 25 miliar dimana sebagian besar dari dana
tersebut diinvestasikan pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan
dan energi. Inilah nilai strategis Indonesia bagi Amerika Serikat. Bahkan di Papua tiga
perusahaan energi Amerika yang beroperasi di Papua yaitu: PT-Freeport McMoran,
Conoco Phillips, dan British Petroleum (BP) telah berinvestasi dengan total keseluruhan

mencapai US$ 10.000 miliar di Provinsi Papua. Inilah yang dikatakan teori Modernisasi
bahwa negara dunia ketiga harus mengembangkan dirinya untuk memiliki nilai-nilai
kebutuhan berprestasi yang dimiliki Barat untuk menumbuhkan dan mengembangkan kaum
wiraswasta modernnya.
Kemudian teori ini juga berasumsi agar negara Dunia Ketiga melakukan
pembangunan ekonomi, meninggalkan dan mengganti nilai-nilai tradisional dan
melembagakan demokrasi politik. Hal inilah yang terjadi di Indonesia dimana USAID
memberikan banyak bantuan dan mengawal agar kegiatan – kegiatan yang dilakukan
Indonesia sesuai dengan nilai – nilai yang diniliki Amerika Serikat. Ketika Indonesia mau
melalukan nilai – nilai tersebut di Indonesia, maka AS melalui USAID akan memberikan
bantuan berupa investasi, program pemberdayaan melalui bantuan untuk mengatasi kasus
kelaparan dan kurang gizi, pemberantasan HIV/AIDS, TBC, Malaria, dan sebagainya.
Bahkan hingga program pemberdayaan pemerintahan lokal, USAID bahkan telah
membantu para pejabat pemerintahan lokal Papua dan DPRD mempersiapkan diri untuk
menghadapi otonomi daerah.

Dengan kata lain, USAID melakukan pendampinghan

terhadap para elit politik Papua.
Tindakan inilah yang dikatakan teori modernisasi tentang perlunya bantuan asing,
khususnya dari Amerika Serikat. Jika dan kerena yang diperlukan negara Dunia Ketiga
adalah kebutuhan investasi produktif dan pengenalan nilai-nilai modern, maka Amerika dan
10

Anonimous.2011. Perusahaan Amerika Di Indonesia. http://id.list-of-companies.org
/Indonesia/Keywords/America/, diakses pada 9 Juli 2011.

negara maju lainnya dapat membantu dengan mengirimkan tenaga ahli, mendorong para
pengusaha untuk melakukan investasi di luar negeri dan memberikan bantuan untuk negara
Dunia Ketiga.
Negara Indonesia merupakan Negara berkembang yang sedang berupaya
membangun masyarakatnya dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Tujuan dari
ini tentunya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia agar
setara dengan masyarakat modern bangsa lain. Maka dari itu Indonesia menerima bantuan
luar negeri dari negara lain dalam rangka pembangunan tersebut termasuk bantuan dari
Amerika Serikat melalui USAID nya. Inilah yang kemudian diasumsikan teori modernisasi
bahwa dikarenakan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat disebut sebagai negara
maju dan negara Dunia Ketiga termasuk Indonesia dikatakan sebagai tradisional dan
terbelakang, maka negara Dunia Ketiga perlu melihat dan menjadikan Amerika Serikat dan
negara-negara Eropa Barat sebagai model dan panutan.
Bantuan – bantuan yang diberikan USAID telah mencakup banyak sektor, seperti
memberikan pelatihan – pelatihan, asistensi kesehatan membantu pembentukan kapasitas
parlemen hingga mempromosikan perdagangan dan investasi. Juga kemudian yang lebih
jelas di Papua dimana USAID membuat program pemberdayaan masyarakat, dan segera
membuat tabungan dana abadi (The Heritage Fund) yang hasilnya dimanfaatkan untuk
membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan di wilayah Papua serta untuk mendukung
kelestarian adat masyarakat setempat serta membuat kerjasama seperti dalam bidang
agribisnis dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan pendapatan11. Kemudian juga
USAID bertindak sebagai penyalur dana bantuan dari PT Freeport yang dikenal dengan
dana kemitraan.
Melalui USAID inilah, dana bantuan pengembangan masyarakat ini dialokasikan
untuk program-program pengembangan masyarakat yang meliputi bidang kesehatan,
pendidikan dan pengembangan ekonomi, serta proyek-proyek yang memberi manfaat
langsung bagi masyarakat Papua. Khsusnya terhadap suku-suku yang ada di Kabupaten
Mimika, Amungme, Kamoro, Moni, Dani, Ekari/Mee, Damal dan Nduga. Semua program
11

Anonimous.2010. USAID, PTFI dan LPMAK Tingkatkan Pendapatan Masyarakat Papua Melalui
Agribisnis. http://www.ptfi.com/news/eBK/gen_ebk.asp?ed=20100728, diakses pada 10 Juli 2011.

bantuan yang diberikan Amerika Serikat melalui USAID ini yang dikatakan teori
modernisasi bahwa teori ini menilai idiologi komunisme sebagai ancaman pembangunan
negara Dunia Ketiga, jika negara Dunia Ketiga hendak melakukan modernisasi, mereka
perlu menempuh arah yang telah dijalani oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa
Barat, dan oleh karena itu mereka hendaknya berdiri jauh dari pahan komunisme. Sehingga
dalam hal ini dilakukanlah tindakan – tindakan yang dapat mempererat hubungan negara
maju dan negara dunia ketiga termasuk melalui bantuan luar negeri seperti USAID ini agar
nilai – nilai yang ada di negara dunia ketiga tidak beralih ke paham lain selain paham
Amerika.

PENUTUP
Berdasarkan data dan pemaparan diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa USAID mulai memberikan bantuannya sejak 1950 dengan memberikan bantuan
dana sebesar US$ 80 juta untuk bidang umum dan US$ 67 juta untuk membantu perbaikan
akibat perang di Indonesia. USAID dalam perkembangannya memberikan bantuan yang
dirangkum menjadi program strategi di bidang ekonomi dan strategi demokratisasi seperti
yang terlampir dalam tabel. USAID melalui program – programnya seperti

DDG (

Democratic and Decentralized Governance) dan megatasi perubahan lingkungan telah

banyak membantu perkembangan dan pertumbuhan Indonesia, khususnya daerah Papua.
Pembahasan mengenai bantuan luar negeri ini kemudian dianalisis melalui persepektif
ekonomi politik internasional yaitu merkantilisme dan teori modernisasi.
Melalui perspektif merkantilis dapat dianalisis bahwa bantuan luar negeri USAID
membawa kepentingan nasional Amerika Serikat seperti minyak bumi dan gas, penegakan
HAM dan demokratisasi. Lebih lanjut pula, bantuan tersebut memang memberikan
kemajuan yang berarti bagi Indonesia, tetapi seperti yang dikatakan merkantilis bahwa
kerjasama ataupun bantuan itu sifatnya zero – sum dimana Amerika Serikat melalui USAID
nya telah memperoleh keuntungan yang lebih besar daripada yang didapatkan Indonesia
seperti dari migas, masuknya nilai- nilai Amerika sampai terciptanya pola pikir dan budaya
masyarakat Indonesia terhadap Amerika. Di sisi lain berdasarkan teori modernisasi bahwa

negara Dunia Ketiga termasuk Indonesia dikatakan sebagai tradisional dan terbelakang,
maka negara Dunia Ketiga perlu melihat dan menjadikan Amerika Serikat dan negaranegara Eropa Barat sebagai model dan panutan. Maka dengan bantuan luar negeri ini
Indonesia akan mengalami modernisasi dan membawa pada kesejahteraan. Melalui bantuan
ini pula Indonesia akan merubah cara hidupnya dari masyarakat tradisional menjadi modern
yang nantinya dibantu oleh investasi produktif, pengiriman tenaga ahli dan pengenalan
nilai-nilai modern oleh AS melalui USAID seperti yang diasumsikan teori modernisasi ini.
Penulis juga memberi saran terhadap pembahasan ini dimana Indonesia perlu
memperhatikan kembali tujuan dan strategi dari bantuan
Indonesia. Apakah bantuan itu dapat mengaburkan
mengintervensi kedaulatan

negeri yang ingin membantu

kepentingan

nasional

Indonesia,

Indonesia ataukah benar – benar berniat membantu kondisi

Indonesia. Penulis lebih lanjut menyarankan agar bagaimana sekarang bantuan luar negeri
dari negara donor ke negara resisipien menghasilkan mutual gain bukan relative gain dan
tentunya dalam hal ini dibutuhkan sinergi dari pemerintah pusat dan daerah serta pihak –
pihak terkait lainnya seperti LSM ataupun masyarakat itu sendiri untuk melakukan
pengawasan dalam setiap bantuan luar negeri di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
BUKU

Degnbol John dkk. 1999. Aid Understanding International Development Cooperation.
London : Zed Books.
Eisenstadt, S. N. 1966.
Prentice-Hall.

Modernization: Protest and Change. Englewood Cliffs, N.J.:

Griffiths, Martin and Terry O’callaghan. 2002. International Relations: The Key Concepts.
Oxon: Routledge.
Lancaster, Carol. 2008. George Bush’s Foreign Aid Transformation or Chaos ?. Center For
Global Development : Washington, D.C.
Mas’oed, Mochtar.2008. Ekonomi-Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta,
Pustaka Pelajar
Picard, Louis dkk. 2008. Foreign Aid and Foreign Policy Lessons for the Next HalfCentury. M.E.Sharpe: Armonk, New York , London : England.
Scott Burchill et.al.2008. Theories of International Relations. New York: Palgrave
Macmillan.
USAID. 2008. An Analysis of Opportunities for USAID Indonesia’s Water and Energy
Team to Incorporate Global Climate Change Activities in the Natural Resource
Management and Energy Sectors. Carey Yeager, Ph.D. under PO 497-O-00-0800015-00.
Wolfenshon, James.2002 . Building a Consensus For Development Assistance : A Case For
Aid. The World Bank Washington, D.C.
JOURNAL
Diamond, Larry. 2008. Foreign Aid in the National Interest The Importance of Democracy
and Governance. M.E.Sharpe: Armonk, New York , London : England. pp 61- 85.
Fraser, Alastair and Lindsay Whitfield. . Understanding Contemporary Aid Relationships.
Oxford University Press. pp 74-107.

Pedersen, Carl. 2008 . COSMOPOLITANISM OR NATIVISM? US national identity and
foreign policy in the twenty-first century. Routledge Taylor& Francis Group :London
and New York. pp 20- 33.
Reijnders, L. and Huijbregts, M.A.J . 2006. Palm Oil And The Emission Of Carbon-Based
Greenhouse Gases. Journal of Cleaner Production, pp. 1-6.
Therein, Jean Philippe. 2002. Debating Foreign Aid. : Right versus Left. Third World
Quarter 23(3): 449- 466.
Wall Street Journal, 2008. Credit Suisse to trim its carbon desk. Nov. 21, 2008, p. M3.

WEBSITE
Alamsyah. 2010. Mengurai Pemikiran Adam Smith, Sang Bapak Kebebasan: Benarkah
Ekonomi
Liberal
hanya
Menganjurkan
Ketamakan
dan
Ketidakpedulian? http://boeconomica.com /index.php?option=com_ content&view
=article&id=25:mengurai-pemikiran-adam-smith-sang-bapak-kebebasan-benarkahekonomi-liberal-hanya-menganjurkan-ketamakan-dan-ketidakpedulian-14-agustus2010&catid=42:artikel-submenu&Itemid=42, diakses pada 5 Juli 2011.
Anonimous.2011.Kronologi Sejarah UNICEF Di Indonesia . http://www.scribd.com
/doc/37849028/ Kronologi-Sejarah-UNICEF-Di-Indonesia, diakses pada 9 Juli 2011
Basis. 2011. Cina Iya, Antek Asing Juga Iya?. http://rajawalinews.com/267/cina-iya-antekasing-juga-iya/, diakses pada 9 Juli 2011.
Dhakiri, Hanif. 2011. Revisi UU Migas Diharapkan Selesai Tahun Ini.
http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/revisi-uu-migas-diharapkanselesai-tahun-ini/7909, diakses pada 9 Juli 2011.
Downing, Lance.2011. USAID/INDONESIA.
usaid.htm, diakses pada 9 Juli 2011.

http://www.lp3es.or.id

/direktori/fund/

Ismail Yusanto. 2004. Politik Bantuan Luar Negeri. http://www.jurnal-ekonomi.org
/2004/04/19/politik-bantuan-luar-negeri/, diakses pada 26 Juni 2011
Medan bisnis.
2010.
USAID
Fokuskan
Mengatasi
Penebangan
Hutan.
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2010/11/27/9026/usaid_fokuskan_meng
atasi_penebangan_hutan/, diakses pada 26 Juni 2011.

MICHAEL J. Armer. 2011. Modernization Theory. http://edu.learnsoc.org/Chapters
/3%20theories%20of%20 sociology/11%20modernization%20theory.htm, diakses
pada 9 Juli 2011.
Zahidi Syaprin. 2010. KEPENTINGAN AMERIKA SERIKATDALAM PROGRAM
BANTUAN USAID DI INDONESIA( STUDI PADA PERUBAHAN UU MIGAS NO 8
TAHUN
1971MENJADI
UU
NO
22
TAHUN
2001
).
http://eprints.umm.ac.id/6943/1/KEPENTINGAN_AMERIKA_SERIKATDALAM_
PROGRAM_BANTUAN_USAID_DI_INDONESIA.pdf, diakses pada 9 Juli 2011

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63