Analisis Kinerja Reksa Dana Saham dengan (1)

Analisis Kinerja Reksa Dana Saham dengan Metode
Sharpe Ratio , Treynor Ratio , dan Jensen Alpha pada
Perusahaan Sekuritas

Nita Indra Saphira
Universitas Trilogi

1. Latar belakang masalah
Manusia pada dasarnya hanya mempunyai 3 kebutuhan primer
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu, sandang (pakaian), pangan
(makanan), dan papan (rumah). Untuk memperolehnya dibutuhkan alat
tukar pembayaran. Setelah kebutuhkan primer terpenuhi, maka akan ada
hasrat seseorang untuk menabung atau menghimpun simpanan uangnya.
Tujuan keuangan manusia yang sering ditemui adalah kebutuhan
akan dana pendidikan anak, kepemilikan rumah dan kendaraan, biaya
pernikahan, berlibur, maupun adanya kebutuhan di masa pensiun. Dewasa
ini, banyak sekali cara untuk memenuhi tujuan keuangan seseorang.
Contohnya, berinvestasi melalui aset riil. Seseorang dapat melakukan
pembelian aset riil (rumah, tanah, dan logam mulia), menyewakannya, dan
kembali menjualnya. Walaupun harga aset riil fluktuatif, namun di jangka
panjang nilainya cenderung meningkat. Selain itu, seseorang dapat

memenuhi tujuan keuangannya melalui pasar modal maupun pasar uang
seperti, menabung di bank.
Bank mempunyai beberapa produk di antaranya adalah berupa
tabungan dan deposito. Untuk masyarakat, bank memberikan kemudahan
berupa likuiditas yang tinggi karena dapat diambil setiap waktu melalui
counter bank dan Automated Teller Machine (ATM), serta kemudahan
bertransaksi: pengiriman uang, pembayaran telepon, kartu kredit, listrik,
dan lain-lain. Namun, menyisihkan dana hanya dengan cara menyimpannya
di bank tidak akan menghasilkan hasil yang maksimal, karena bunga yang
diberikan oleh tabungan dan deposito sangat kecil, lebih rendah daripada
tingkat inflasi. Semakin lama jangka waktu menabung, maka akan semakin
berkurang nilai daya belinya. Karena dengan naiknya tingkat inflasi, harga
barang saat ini akan bertambah di masa yang akan datang.
Tingginya kebutuhan hidup dan meningkatnya inflasi dari tahun ke
tahun menjadi latar belakang pentingnya berinvestasi, karena menabung
(saving) tidak lagi mampu menjadi solusi dalam meningkatkan kemampuan
keuangan seseorang. Dengan berinvestasi, diharapkan akan mampu
menghasilkan nilai tambah di masa yang akan datang. Berinvestasi harus
mempunyai tujuan yang kongkrit, sehingga bisa menentukan jangka waktu
dan nilai yang diharapkan dapat diperoleh. Dengan berinvestasi, dalam


jangka panjang uang yang diinvestasikan akan menghasilkan nilai yang
lebih tinggi daripada tingkat inflasi. Salah satu instrumen investasi yang
menarik untuk dibahas adalah reksa dana.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rendahnya tingkat literasi
atau pemahaman terkait pasar modal di Indonesia, membuat masih banyak
masyarakat yang enggan berinvestasi di sektor saham. Dari data OJK dan
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 7 Juni 2017, dari jumlah
penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta orang hanya sekitar 523 ribu
investor reksa dana di Indonesia, atau sekitar 0,2 persen dari total penduduk
Indonesia yang menjadi investor di pasar saham.
Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada posisi ke-16 sehingga bisa
memasuki forum G20 yaitu, forum yang di dalamnya terdapat 20 negara
dengan ekonomi terbesar di Indonesia. Pricewaterhouse Coopers (PwC)
seperti dikutip The Independent UK, menyebut negara-negara berkembang
akan mendominasi peringkat pertumbuhan ekonomi teratas dunia pada 2030
mendatang. Bahkan, Indonesia masuk dalam lima besar daftar negara
dengan perekonomian terkuat di dunia. Badan akuntan profesional ICAS
melansir, Asia masih akan tetap menjadi kawasan dengan pertumbuhan
ekonomi tercepat di dunia, terutama Indonesia.

PwC memperkirakan, paritas daya beli (purchasing power parity)
Indonesia akan meningkat di tahun 2030 nanti. Dalam rincian PDB berikut
ini, dapat dilihat 21 negara dengan pertumbuhan ekonomi yang diramalkan
pesat:
1. China US$ 38.008 triliun
2. Amerika Serikat US$ 23.475 triliun
3. India US$ 19.511 triliun
4. Jepang US$ 5.606 triliun
5. Indonesia US$ 5.424 triliun
6. Rusia US$ 4.736 triliun
7. Jerman US$ 4.707 triliun
8. Brasil US$ 4.439 triliun
9. Meksiko US$ 3.661 triliun
10. Inggris US$ 3.638 triliun
11. Prancis US$ 3.377 triliun
12. Turki US$ 2.996 triliu.
13. Arab Saudi US$ 2.755 triliun
14. Korea Selatan US$ 2.651 triliun
15. Italia US$ 2.541 triliun
16. Iran US$ 2.354 triliun

17. Spanyol US$ 2.159 triliun
18. Kanada US$ 2.141 triliun
19. Mesir US$ 2.049 triliun
20. Pakistan US$ 1.868 triliun
21. Nigeria US$ 1.794 triliun
Berdasarkan uraian di atas, penulis melihat potensi ekonomi
Indonesia yang bagus dan potensi pasar wealth management Indonesia

dinilai masih sangat besar. Di lain sisi, penulis melihat penetrasi pasar masih
rendah, sementara jumlah penduduk kelas menengah meningkat pesat, dan
kesadaran masyarakat untuk berinvestasi di dalam reksa dana masih kurang
dari satu persen, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitan
dengan judul Analisis Kinerja Reksa Dana Saham dengan Metode
Sharpe Ratio , Treynor Ratio, dan Jensen Alpha pada Perusahaan
Sekuritas.
2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh besarnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) terhadap
kinerja reksa dana saham?
2. Bagaimana pengaruh tingkat keuntungan (Rr) terhadap kinerja reksa

dana saham?
3. Bagaimana pengaruh tingkat pengembalian pasar (Rp1) terhadap
kinerja reksa dana saham?
4. Bagaimana pengaruh rata-rata investasi bebas risiko (RFR) terhadap
kinerja reksa dana saham?
5. Bagaimana pengaruh tingkat pengembalian reksa dana saham
terhadap tingkat pengembalian pasar?
3. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui kinerja reksa dana saham berdasarkan besarnya Nilai
Aktiva Bersih (NAB).
2. Ingin mengetahui tingkat keuntungan (Rr) dari reksa dana saham.
3. Ingin mengetahui tingkat pengembalian pasar (Rp1) dari reksa dana
saham.
4. Ingin mengetahui rata-rata investasi bebas risiko (RFR) reksa dana
saham.
5. Ingin mengetahui besar tingkat pengembalian reksa dana saham bila
dibandingkan dengan tingkat pasar.
4. Hipotesa Penelitian
1. Ho : Ada pengaruh besarnya NAB terhadap kinerja reksa dana saham.
2. Ho : Ada pengaruh tingkat keuntungan (Rr) terhadap kinerja reksa dana

saham.
3. Ho : Ada pengaruh tingkat pengembalian pasar (Rp1) terhadap kinerja
reksa dana saham.
4. Ho : Ada pengaruh rata-rata investasi bebas risiko (RFR) terhadap
kinerja reksa dana saham,
5. Ho : Ada pengaruh tingkat pengembalian reksa dana saham terhadap
tingkat pengembalian pasar.

5. Landasan Teori
5.1 Kerangka Penelitian
Perusahaan
Sekuritas
Reksa Dana
Saham

Manfaat dan
Resiko
Sharpe
Ratio


Jensen
Alpha






Perusahaan
Sekuritas:
Trimegah Securities
SAMUEL Sekuritas
Indonesia
Asanusa
Asset
Management

Treynor
Ratio


5.2 Reksa Dana
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang
tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko
atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya
memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu Reksa
Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal
untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun
1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama,
adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut
diinvestasikan dalam portofolio efek. Ketiga, dana tersebut dikelola
oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam
Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan

manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola
dana tersebut.
5.3 Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham adalah jenis reksa dana berisiko tinggi
dengan hasil pengembalian melalui investasi dengan komposisi
saham ≥ 80% dari total portofolio. Reksa dana ini bertujuan untuk

memberikan pertumbuhan modal jangka panjang bagi pemegang
unitnya.
Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi
dalam Reksa Dana, antara lain:
1. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar
dapat melakukan diversifikasi investasi dalam Efek,
sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang
pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio
obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak
memiliki dana besar. Dengan Reksa Dana, maka akan
terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan
memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar
modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada

berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
2. Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan
investasi di pasar modal. Menentukan saham-saham yang
baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun
memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana
tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut.
3. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa
Dana dimana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi
profesional, maka pemodal tidak perlu repot-repot untuk
memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah
dialihkan kepada manajer investasi tersebut.
Selain itu, Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang
risiko, antara lain:
1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham,
obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam
portfolio Reksa Dana tersebut.
2. Risiko Likuiditas.
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer
Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan

penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang
dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam
menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.
3. Risiko Wanprestasi.
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat
timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan
kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau
membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihakpihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank
kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat

menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa
Dana.
5.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 5.1 Penelitian Terdahulu

No. Pengarang
Judul
1
Arisondha, Jurnal Dinamika Manajemen
Edhy
Volume 1, No. 4: Analisis
(2013)
Perbandingan Kinerja Portfolio
Saham dengan Metode Sharpe,
Treynor, dan Jensen

2

Santosa,
Magdalena
(2012)

3

Wahdah,
Rafiqah
(2012)

4

Masruroh,
Aini
(2012)

Metode
Metode
kuantitatif,
purposive
sampling

Hasil
Rata-rata return indeks saham
yaitu dengan kisaran minimal 0,013 hingga kisaran maksimal
sebesar 0,184.

Rata-rata return indeks market
yaitu dengan kisaran minimal 0,057 hingga kisaran maksimal
sebesar 0,058. Return terendah
sebesar -0,057 terjadi pada
Tahun 2008, sementara return
tertinggi sebesar 0,058 terjadi
pada Tahun 2009.
Jurnal Manajemen Volume 12 Metode
Kinerja baik karena terdapat
No. 1: Penilaian Kinerja kuantitatif, produk-produk reksadana yang
Produk Reksadana dengan Purposive memiliki nilai returndi atas
Menggunakan
Metode sampling
pasar, yaitu ISP, Dana Siaga,
Perhitungan Jensen Alpha,
Dana Tetap Likuid, Dana
Sharpe Ratio, Treynor Ratio,
Handal, Dana Tetap II, Dana
dan Information Ratio
Tetap Likuid, dan FlexiGrowth.
Produk reksadana yang dapat
dinyatakan
paling
baik
kinerjanya
menurut
lima
metode yang digunakan adalah
reksadana
Indeks
Saham
Progresif (ISP).
Analisis Pengukuran Kinerja Metode
Berdasarkan
tingkat
Reksa Dana Saham
di kuantitatif, pengembalian
rata-rata
Indonesia, Volume 13 Nomor 1 Purposive menunjukkan 9 dari 10 Reksa
sampling
Dana Saham memperoleh hasil
positif
yang
menandakan
berinvestasi di reksa dana
saham dapat memberikan
keuntungan, terkecuali untuk
Reksadana Mega Dana Saham.
Konsep
Dasar
Investasi Metode
Reksadana saham adalah salah
Reksadana
kualitatif
satu instrumen investasi yang
dapat
dijadikan
pilihan
investasi bagi masyarakat luas

5

Sofyan,
Ahmad
(2009)

selain properti, rumah, tanah,
maupun saham.
Analisis Perbandingan Produk Metode
Suatu reksadana tidak saja
Reksa Dana sebagai Dasar kuantitatif, menghasilkan
tingkat
Pertimbangan
Berinvestasi Purposive pengembalian, akan tetapi juga
dengan Menggunakan Tolok sampling
mengakibatkan risiko atau
Ukur Indeks Harga Saham
penyimpangan
dalam
Gabungan (IHSG) dan Nilai
berinvestasi.
Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). ( Studi Kasus : Pt. Bank
Ocbc Nisp Tbk,.)

6. Metode Penelitian
6.1 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah return, NAB,
dan investasi.
6.2 Populasi dan Sampel
1. Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah 2
perusahaan yang terdaftar pada BEI yaitu, Trimegah Securities
dan SAMUEL Sekuritas Indonesia; dan 1 perusahaan yang
tidak terdaftar pada BEI yaitu, Asanusa Asset Management.
2. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini adalah produk
reksa dana saham dari perusahaan Trimegah Securities,
SAMUEL Sekuritas Indonesia, dan Asanusa Asset
Management yang aktif beroperasi di periode 2012 hingga
2017, yaitu:
No
Nama Perusahaan
1
Trimegah Securities

2

SAMUEL Sekuritas Indonesia

3

Asanusa Asset Management

Produk Reksa Dana Saham
TRIM Kapital
TRIM Kapital Plus
TRIM Consumption Plus
TRIM Infrastructure Plus
TRIM Syariah Saham
SAM Dana Berkembang
SAM Syariah Berimbang
SAM Sukuk Syariah Sejahtera
SAM Indonesian Equity Fund
SAM Sharia Equity Fund
SAM Beta Plus Equity Fund
AAA Enhanced Strategy Fund
Asanusa Blue Chip Value Fund 2

6.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber-sumber data sekunder yaitu,
data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk publikasi. Jenis data

yang dikumpulkan meliputi data kuantitatif yang diperoleh dari Bursa
Efek Indonesia dan Pusat Data Kontan, meliputi: Nilai Aktiva Bersih
(NAB), Dividen, dan Return.
6.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode purposive
sampling yaitu pengambilan sampel yang menyesuaikan dengan kriteria
tertentu. Penulis mengambil sampel yang memenuhi kriteria, yaitu:
a. Sampel yang diambil adalah reksa dana saham yang ditawarkan
pada periode 2012 sampai 2017 dan masih aktif hingga saat ini,
b. Sampel yang diambil adalah reksa dana saham yang ditawarkan
pada periode 2012 sampai 2017 dan masih aktif hingga saat ini,
berdasarkan data total NAB dan jumlah unit penyertaan, untuk
selanjutnya diperhitungkan nilai aktiva bersih per unit penyertaan,
c. Data NAB reksa dana saham yang akan diambil sebagai sampel
adalah rata-rata besarnya NAB pertahun yang diambil dari nilai
NAB perbulan untuk tahun bersangkutan,
d. Besarnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks LQ-45,
dan tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
6.5 Alat Analisis
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan beberapa rumus di
mana data yang dihasilkan digunakan dalam perhitungan selanjutnya.
1. Return Reksa Dana Saham
Nilai ini diperoleh dari NAB perunit penyertaan untuk masingmasing reksa dana saham. Rumus yang digunakan adalah:


Dimana:

=





�−

�−

Rr

= Keuntungan dari reksa dana

Pt

= NAB pada periode pengukuran

P(t-1)

= NAB pada periode sebelum pengukuran

2. Tingkat Pengembalian Pasar
Sebagai variabel pembanding (bench mark) menggunakan Indeks
Harga Saham Gabungan dan Indeks LQ-45, dengan perhitungan
sebagai berikut:

Dimana:



=





�−

�−

Rp1

= Keuntungan pasar

IHSGt

= IHSG pada periode pengukuran

IHSG(t-1)

= IHSG pada periode sebelum pengukuran

Dimana:



=



− �
� �−



�−

Rp2

= Keuntungan pasar

LQt

= Indeks LQ-45 pada periode pengukuran

LQ(t-1)

= Indeks LQ-45 pada periode sebelum pengukuran

3. Rata-rata Investasi Bebas Risiko
Diperoleh dari rata-rata tingkat keuntungan bebas risiko yaitu, ratarata tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia dalam period
tertentu, dengan perhitungan sebagai berikut:
=

∑ �


Dimana:
RFR = Risk Free Return
∑SBI = Jumlah SBI pada periode tertentu
n
= Jumlah periode perhitungan
4. Standar Deviasi
Menunjukkan penyimpangan yang terjadi dari rata-rata kinerja
reksa dana saham yang dihasilkan, di mana perhitungannya sebagai
berikut:
∑ �− �
�=√
�−1

Dimana:
σ
= Standar Deviasi
X
= Nilai data yang berada dalam sampel
n
= Jumlah data
µ
= Rata-rata hitung
5. Beta
Dalam pengukuran beta menggunakan konsep Capital Asset
Princing Model (CAPM). Beta diukur dengan regresi premi return

portfolio sebagai variabel dependen dan premi keuntungan pasar
sebagai variabel independen. Beta dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Y = a + bx

 RD – RF = (Rr – RF)

Dimana:
RD
= Rata-rata keuntungan reksa dana
RF
= Rata-rata keuntungan investasi bebas risiko
Rr
= Keuntungan pasar (IHSQ dan LQ-45)
6. Perhitungan kinerja berdasarkan metode Sharpe, Treynor,
Jensen
a. Metode Sharpe
Untuk mengetahui seberapa besar penambahan hasil investasi
yang didapat untuk setiap unit risiko yang diambil.
Pengukuran kinerja didasarkan atas risk premium yaitu, selisih
antara rata-rata kinerja yang dihasilkan reksa dana dengan ratarata kinerja investasi bebas risiko.
�− �
�� =

Dimana:
σ
= Standar Deviasi
SRD
= Nilai sharpe rasio
RD
= Rata-rata keuntungan reksa dana
RF
= Rata-rata keuntungan investasi bebas risiko
b. Metode Treynor
Metode ini melihat fluktuasi pasar. Dalam penghitungannya
digunakan pembagi Beta (β) yang merupakan risiko fluktuasi
terhadap risiko pasar.
�− �
]
�� = [
Dimana:
β
= Slope persamaan garis hasil regresi linier
TRD = Nilai treynor rasio
RD
= Rata-rata keuntungan reksa dana
RF
= Rata-rata keuntungan investasi bebas risiko

c. Metode Jensen
Mengukur rata-rata actual return terhadap theoritical return dari
portfolio dengan menggunakan CAPM yaitu sejauh mana Reksa
Dana dapat memberikan keuntungan jauh di atas harga pasar.

= �− � −
� − �
Dimana:
α
= Nilai perpotongan Jensen
Rr
= Nilai keuntungan pasar (IHSQ dan LQ-45)
RD
= Rata-rata keuntungan reksa dana
RF
= Rata-rata keuntungan investasi bebas risiko
7. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian dianalisa secara deskriptif
kuantitatif. Data yang dikumpulkan diolah dengan rumus-rumus
sesuai dengan definisi operasional variabel yang relevan.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
 Melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan
Reksa Dana Saham, besarnya IHSG, dan LQ-45 untuk return
pasar , dan rata-rata suku bunga SBI untuk risk free rate
 Mencari nilai rata-rata masing-masing NAB Reksa Dana
Saham pertahun, berdasarkan nilai NAB perbulan
 Mencari return masing-masing Reksa Dana Saham
 Mencari return pasar (IHSG dan LQ-45)
 Mencari rata-rata investasi bebas risiko
 Menguji masing-masing kinerja Reksa Dana Saham dengan
metode Sharpe, Treynor, dan Jensen.
7. Sistematika Penulisan
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Hipotesa Penelitian
5. Landasan Teori:
5.1 Kerangka Penelitian
5.2 Reksa Dana
5.3 Reksa Dana Saham
5.4 Penelitian Terdahulu
6. Metode Penelitian
6.1 Variabel Penelitian
6.2 Populasi dan Sampel
6.3 Jenis dan Sumber Data
6.4 Metode Pengumpulan Data
6.5 Alat Analisis
7. Sistematika Penulisan
8. Daftar Pustaka

8. Daftar Pustaka
Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study
of Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of
Internet Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.
Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset
Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in
Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange.
American Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1,
No. 3, 2015, pp. 184-189
Kisman, Z. Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and
Evidence. Transylvanian Review. Vol XXIV, No. 08,2016.
Arisondha, Edhy. Analisis Perbandingan Kinerja Portfolio Saham dengan
Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Vol I, No. 4, 2012.

Santosa, Magdalena. Penilaian Kinerja Produk Reksadana dengan
Menggunakan Metode Perhitungan Jensen Alpha , Sharpe Ratio,
Treynor Ratio, dan Information Ratio. Vol XII, No. 1, 2012.
Wahdah, Rafiqah. Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham di
Indonesia. Vol XIII, No. 1, 2012.
Masuroh, Aini. Konsep Dasar Investasi Reksadana. 2012
Sofyan, Ahmad. Analisis Perbandingan Produk Reksa Dana sebagai Dasar
Pertimbangan Berinvestasi dengan Menggunakan Tolok Ukur Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Nilai Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). ( Studi Kasus : Pt. Bank Ocbc Nisp Tbk,.). 2009
https://www.merdeka.com/uang/ojk-dari-250-juta-penduduk-cuma500000-jadi-investor-saham.html diakses pada 08 April 2018 pukul
15.00 WIB
http://menara62.com/2017/07/28/investor-reksadana-di-indonesia-hanya02-persen/ diakses pada 08 April 2018 pukul 15.00 WIB
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180223110749-532-278275/rijadi-negara-dengan-ekonomi-terkuat-ke-5-dunia-di-2030
diakses
pada 08 April 2018 pukul 15.00 WIB
https://www.dbs.com/id/personal-id/investments/grow-yourwealth/funds/equity-funds diakses pada 08 April 2018 pukul 15.00
WIB

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5