Identifikasi Prioritas Pengembangan Obyek Wisata di Kabupaten Toba Samosir dengan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Chapter III IV
29
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek
Wisata Di Kabupaten Toba Samosir
Penerapan AHP dalam menentukan prioritas pengembangan obyek wisata
dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
a.
Menetapkan sasaran studi
b.
Membuat kriteria yang sesuai yaitu: Infrastruktur, aksebilitas, fasilitas dan
keamanan.
c.
Menetapkan responden penelitian dan menyusun kuesioner penelitian.
-
Sumber data: Data primer berupa pengisian kuisioner perbandingan
antar kriteria dan perbandingan antar alternatif oleh masyarakat
Kabupaten Toba Samosir yang berkunjung ke tempat wisata
tersebutdan berumur diatas17 tahun.
-
Sampel yang digunakan adalah sampel acak sederhana (simple random
sampling). Populasinya adalah masyarakat di Kabupaten Toba Samosir
yang berjumlah 179.704 orang. (Data dari BPS Kabpuaten Toba
Samosir 2015). Dalam hal ini peneliti hanya mengambil sampel
sebanyak 100 orang yang dirasakan sudah cukup mewakili.
-
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Toba Samosir pada tanggal 28
April 2017 sampai 12 Mei2017.
d.
Menyusun masing-masing alternatif yaitu Air Terjun Ponot, Museum TB
Centre dan Museum Batak, Bukit Gibeon, Pantai Bul-bul dan Taman
Eden.
e.
Perhitungan
nilai
hirarki
prioritas
pengembangan
obyek
wisata
berdasarkan perkalian bobot kriteria dan masing-masing dari Infrastruktur,
aksebilitas, fasilitas dan keamanan.
29
Universitas Sumatera Utara
30
Menentukan Prioritas Pengembangan
Obyek Wisata
Infrastruktur
Air Terjun
Ponot
Aksebilitas
Museum
Batak
Fasilitas
Bukit
Gibeon
Keamanan
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
Gambar 3.1 Struktur Hierarki Penentuan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata
3.2 Perhitungan Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria
Hasil analisis preferensi gabungan dari 100 responden dengan cara menghitung
rata-rata geometrik untuk setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut
adalah cara menghitung rata-rata geometrik :
G= √
√
Elemen
Untuk
sedangkan
√
, untuk
. Begitu
seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama.
Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk semua
kriteria terdapat pada tabel 3.1 dibawah ini
30
Universitas Sumatera Utara
31
Tabel 3.1 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria
Infrastruktur Aksebilitas
Infrastruktur
Aksebilitas
Fasilitas
Keamanan
1
1
1
2
1
1
1
2
Fasilitas
Keamanan
1
1
1
1
½
½
1
1
Menyederhanakan matriks pada tabel 3.2 diawali dengan mengubah bobot yang
sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.1) menjadi
bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan
di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing
kolom matriks.
Tabel 3.2 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria yang
Disederhanakan
Infrastruktur Aksebilitas
Infrastruktur
Aksebilitas
Fasilitas
Keamanan
∑
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
2.0000
5.0000
1.0000
2.0000
5.0000
Fasilitas
Keamanan
1.0000
1.0000
1.0000
0.5000
0.5000
1.0000
4.0000
1.0000
1.0000
3.000
Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.3
dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang
dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap
baris.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Nilai elemen
Untuk elemen
, dan begitu seterusnya.
Vektor eigen
Vektor eigen baris pertama
, dan begitu
seterusnya.
Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan
31
Universitas Sumatera Utara
32
menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.
maksimum= (5,0000 x 0,2042) + (5,0000 x 0,2042) + (4,0000 x 0,2458) +(3,0000 x 0,3458)
= 4,0625
Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 alternatif), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh:
CI =
=
=
=
Untuk n = 4, RI = 0,900 (tabel Saaty), maka :
CR =
=
=
< 0,100
Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pada Tabel 3.3 menunjukkan bahwa : kriteria
keamanan merupakan kriteria yang paling penting bagi masyarakat di Kabupaten
Toba Samosir dalam pengembangan obyek wisata dengan bobot 0,3458 atau
34,58%, berikutnya adalah kriteria fasilitas dengan nilai bobot 0,2458 atau
24,58%, kemudian kriteria aksebilitas dengan nilai bobot 0,2042 atau 20,42%, dan
kriteria infrastruktur dengan nilai bobot 0,2042 atau 20,42%.
Tabel 3.3 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria
yangDinormalkan
Infrastruktur Aksebilitas Fasilitas Keamanan
Infrastruktur
Aksebilitas
Fasilitas
Keamanan
0.2000
0.2000
0.2000
0.4000
0.2000
0.2000
0.2000
0.4000
0.2500
0.2500
0.2500
0.2500
0.1667
0.1667
0.3333
0.3333
vektor
eigen
0.2042
0.2042
0.2458
0.3458
Rangking
4
3
2
1
3.3 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur
Matriks perbandingan berpasangan pada table 3.4 adalah hasil analisis preferensi
gabungan dari 100 rensponden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk
setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung
rata-rata geometrik :
G= √
32
Universitas Sumatera Utara
33
√
Elemen
Untuk
sedangkan
√
,
untuk
.
Begitu
seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama.
Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk kriteria
Infrastrukturterdapat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur
Air Terjun Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
Air Terjun
1
3
2
2
2
Museum
1/3
1
½
½
½
Bukit Gibeon
1/2
2
1
1
1
Pantai Bul-bul
1/2
2
1
1
1/2
Taman
Eden
1/2
2
1
2
1
Menyederhanakan matriks pada tabel 3.5 diawali dengan mengubah bobot yang
sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.4) menjadi
bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan
di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing
kolom matriks.
Tabel 3.5 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur yang
Disederhanakan
Air Terjun Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
∑
Air Terjun
1.0000
3.0000
2.0000
2.0000
2.0000
10.0000
Museum
0.3333
1.0000
0.5000
0.5000
0.5000
2.8333
Bukit Gibeon
0.5000
2.0000
1.0000
1.0000
1.0000
5.5000
Pantai Bul-bul
0.5000
2.0000
1.0000
1.0000
0.5000
5.0000
Taman
Eden
0.5000
2.0000
1.0000
2.0000
1.0000
6.5000
Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.6
dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang
33
Universitas Sumatera Utara
34
dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap
baris.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Nilai elemen
Untuk elemen
, dan begitu seterusnya.
Vektor eigen
Vektor eigen baris pertama
, dan
begitu seterusnya.
Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan
menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.
maksimum = (10,0000 x 0,0971) + (3,8333 x 0,3449) + (5,5000 x 0,1824) +(5,000
x 0,2132) + (6,5000 x 0,1624)
= 5,0731
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh:
CI =
=
=
=
Untuk n = 5, RI = 1,120 (tabel Saaty), maka :
CR =
=
=
< 0,100
Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pada tabel 3.6 diatas diperoleh urutan prioritas
untuk kriteria infrastruktur yaitu Museum menjadi prioritas utama dengan nilai
bobot 0,3449 atau 34,49%, kemudian Pantai Bul-bul dengan nilai bobot 0,2132
atau 21,32%, Bukit Gibeon dengan nilai bobot 0,1824 atau 18,24%, Taman
Edendengan nilai bobot 0,1624 atau 16,24% dan Air Terju Ponot dengan nilai
bobot 0,0971 atau 9,71%
34
Universitas Sumatera Utara
35
Tabel 3.6 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur yang Dinormalkan
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
Vektor
eigen
Rangking
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
0.1000
0.1176
0.0909
0.1000
0.0769
0.0971
5
0.3000
0.3529
0.3636
0.4000
0.3077
0.3449
1
0.2000
0.1765
0.1818
0.2000
0.1538
0.1824
3
0.2000
0.1765
0.1818
0.2000
0.3077
0.2132
2
0.2000
0.1765
0.1818
0.1000
0.1538
0.1624
4
3.4 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas
Matriks perbandingan berpasangan pada table 3.7 adalah hasil analisis preferensi
gabungan dari 100 rensponden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk
setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung
rata-rata geometrik :
G= √
√
Elemen
Untuk
sedangkan
√
, untuk
. Begitu
seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama.
Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk kriteria
Aksebilitas terdapat pada tabel 3.7
Tabel 3.7 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas
Air Terjun
Ponot
Museum
Air Terjun
Museum
Bukit
Gibeon
1
4
1/4
1
½
3
Pantai Bulbul
Taman
Eden
½
2
1
2
35
Universitas Sumatera Utara
36
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
2
2
1
1/3
1/2
1/2
1
1
1
1
1
½
1
2
1
Menyederhanakan matriks pada tabel 3.8 diawali dengan mengubah bobot yang
sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.7) menjadi
bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan
di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing
kolom matriks.
Tabel 3.8 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas yang
Disederhanakan
Air Terjun
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
1.0000
4.0000
2.0000
2.0000
1.0000
10.0000
0.2500
1.0000
0.3333
0.5000
0.5000
2.5833
0.5000
3.0000
1.0000
1.0000
1.0000
6.5000
0.5000
2.0000
1.0000
1.0000
0.5000
5.0000
1.0000
2.0000
1.0000
2.0000
1.0000
7.0000
Air Terjun
Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
∑
Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.9
dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang
dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap
baris.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Nilai elemen
Untuk elemen
, dan begitu seterusnya.
Vektor eigen
, dan
Vektor eigen baris pertama
begitu seterusnya.
Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan
menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.
maksimum = (10,0000 x 0,1033) + (2,5833 x 0,3869) + (6,5000 x 0,1651)
36
Universitas Sumatera Utara
37
+(5,0000 x 0,2066) + (7,0000 x 0,1381)
= 5,1054
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh:
CI =
=
=
=
Untuk n = 5, RI = 1,120 (tabel Saaty), maka :
CR =
=
=
< 0,100
Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pada tabel 3.9 diatas diperoleh urutan prioritas
untuk kriteria aksebilitas yaitu Museum menjadi prioritas utama dengan nilai
bobot 0,3869 atau 38,69%, kemudian Pantai Bul-bul dengan nilai bobot 0,2066
atau 20,66%, Bukit Gibeon dengan nilai bobot 0,1651 atau 16,51%, Taman Eden
dengan nilai bobot 0,1381 atau 13,81% dan Air Terjun Ponot dengan nilai bobot
0,1033 atau 10,33%.
Tabel 3.9 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas yang Dinormalkan
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
Vektor
eigen
Rangking
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
0.1000
0.0968
0.0769
0.1000
0.1429
0.1033
5
0.4000
0.3871
0.4615
0.4000
0.2857
0.3869
1
0.2000
0.1290
0.1538
0.2000
0.1429
0.1429
3
0.2000
0.1935
0.1538
0.2000
0.2857
0.2066
2
0.1000
0.1935
0.1538
0.1000
0.1429
0.1381
4
3.5 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Fasilitas
Matriks perbandingan berpasangan pada table 3.10 adalah hasil analisis preferensi
37
Universitas Sumatera Utara
38
gabungan dari 100 rensponden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk
setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung
rata-rata geometrik :
G= √
√
Elemen
Untuk
sedangkan
√
, untuk
. Begitu
seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama.
Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk kriteria
fasilitas terdapat pada tabel 3.10
Tabel 3.10 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Fasilitas
Air Terjun
Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
Air
Terjun
Museum
Bukit
Gibeon
Pantai Bulbul
Taman
Eden
1
3
2
2
1
1/3
1
1/2
1/2
1/2
½
2
1
1
½
1/2
2
1
1
1/2
1
2
2
2
1
Menyederhanakan matriks pada tabel 3.11 diawali dengan mengubah bobot yang
sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.10) menjadi
bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan
di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing
kolom matriks.
Tabel 3.11 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Fasilitas yangDisederhanakan
Air Terjun
Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Air
Terjun
Museum
Bukit
Gibeon
Pantai Bulbul
Taman
Eden
1.0000
3.0000
2.0000
2.0000
0.3333
1.0000
0.5000
0.5000
0.5000
2.0000
1.0000
1.0000
0.5000
2.0000
1.0000
1.0000
1.0000
2.0000
2.0000
2.0000
38
Universitas Sumatera Utara
39
Taman Eden
∑
1.0000
9.0000
0.5000
2.8333
0.5000
5.0000
0.5000
5.0000
1.0000
8.0000
Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.12
dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang
dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap
baris.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Nilai elemen
Untuk elemen
, dan begitu seterusnya.
Vektor eigen
, dan
Vektor eigen baris pertama
begitu seterusnya.
Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan
menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.
maksimum = (9,0000 x 0,1108) + (2,8333 x 0,3473) + (5,0000 x 0,2097) +(5,0000
x 0,2097) + (8,0000 x 0,1225)
= 5,0582
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh:
=
CI =
=
=
Untuk n = 5, RI = 1,120 (tabel Saaty), maka :
CR =
=
=
< 0,100
Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pada tabel 3.12 diatas diperoleh urutan prioritas
untuk kriteria fasilitas yaitu Museum menjadi prioritas utama dengan nilai bobot
0,3473 atau 34,73%, kemudian Pantai Bul-bul dengan nilai bobot 0,2097 atau
20,97%, Bukit Gibeon dengan nilai bobot 0,2097 atau 20,97%, Taman Eden
dengan nilai bobot 0,1225 atau 12,25% dan Air Terjun Ponot dengan nilai bobot
0,1108 atau 11,08%.
39
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 3.12 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Failitas yang Dinormalkan
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bulbul
Taman
Eden
Vektor
eigen
Rangking
0.1111
0.1176
0.1000
0.1000
0.1250
0.1108
5
0.3333
0.3529
0.4000
0.4000
0.2500
0.3473
1
0.2222
0.1765
0.2000
0.2000
0.2500
0.2097
3
0.2222
0.1765
0.1000
0.2000
0.2500
0.2097
2
0.1111
0.1765
0.1000
0.1000
0.1250
0.1225
4
3.6 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Keamanan
Matriks perbandingan berpasangan pada table 3.13 adalah hasil analisis preferensi
gabungan dari 100 responden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk
setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung
rata-rata geometrik :
G= √
√
Elemen
Untuk
sedangkan
√
, untuk
. Begitu
seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama.
Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk kriteria
keamanan terdapat pada tabel 3.13
Tabel 3.13 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Keamanan
Air Terjun Ponot
Air
Terjun
1
Museum
¼
Bukit Gibeon
½
Pantai Bul-bul
½
Taman
Eden
1/2
40
Universitas Sumatera Utara
41
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
4
2
2
2
1
½
½
½
2
1
½
1
2
2
1
1
2
1
1
1
Menyederhanakan matriks pada tabel 3.14 diawali dengan mengubah bobot yang
sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.13) menjadi
bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan
di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing
kolom matriks.
Tabel 3.14 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Keamanan yang
disederhanakan
Air Terjun Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
∑
Air
Terjun
1.0000
4.0000
2.0000
2.0000
2.0000
11.0000
Museum
0.2500
1.0000
0.5000
0.5000
0.5000
2.7500
Bukit Gibeon
0.5000
2.0000
1.0000
0.5000
1.0000
5.0000
Pantai Bul-bul
0.5000
2.0000
2.0000
1.0000
1.0000
6.5000
Taman
Eden
0.5000
2.0000
1.0000
1.0000
1.0000
5.5000
Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.3
dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang
dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap
baris.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Nilai elemen
Untuk elemen
, dan begitu seterusnya.
Vektor eigen
Vektor eigen baris pertama
, dan
begitu seterusnya.
Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan
41
Universitas Sumatera Utara
42
menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.
maksimum = (11,0000 x 0,0899) + (2,7500 x 0,3597) + (5,0000 x 0,2106)
+(6,5000 x 0,1599) + (5,5000 x 0,1799)
= 5,0599
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh:
CI =
=
=
=
Untuk n = 5, RI = 1,120 (tabel Saaty), maka :
CR =
=
=
< 0,100
Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pada tabel 3.15 diatas diperoleh urutan prioritas
untuk kriteria keamanan yaitu Museum menjadi prioritas utama dengan nilai
bobot 0,3597 atau 35,97%, kemudian Bukit Gibeon dengan nilai bobot 0,2106
atau 21,06%, Taman Edendengan nilai bobot 0,1799 atau 17,99%,Pantai Bul-bul
dengan nilai bobot 0,1599 atau 15,99% dan Air Terjun Ponot dengan nilai bobot
0,0899 atau 8,99%.
Tabel 3.15 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Keamanan yang Dinormalkan
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
Vektor
eigen
Rangking
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
0.0909
0.0909
0.1000
0.0769
0.0909
0.0899
5
0.3636
0.3636
0.4000
0.3077
0.3636
0.3597
1
0.1818
0.1818
0.2000
0.3077
0.1818
0.2106
2
0.1818
0.1818
0.1000
0.1538
0.1818
0.1599
4
0.1818
0.1818
0.2000
0.1538
0.1818
0.1799
3
42
Universitas Sumatera Utara
43
3.7 Perhitungan Total Ranking/Prioritas Global
3. 7. 1 Faktor Evaluasi Total
Dari seluruh evaluasi yang dilakukan terhadap semua kriteria dan alternatif pada
pengembangan obyek wisata yakni infrastruktur, aksebilitas, fasilitas, dan
keamanan, maka diperoleh nilai eigendari hubungan antara kriteria dengan
alternatif.
Tabel 3.16 Matriks Hubungan antara Kriteria dan Alternatif Sebelum diurutkan
Infrastruktur Aksebilitas
Air Terjun Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
0.0971
0.3449
0.1824
0.2132
0.1624
0.1033
0.3869
0.1681
0.2066
0.1381
Fasilitas
Keamanan
0.1108
0.3473
0.2097
0.2097
0.1225
0.0899
0.3597
0.2106
0.1599
0.1799
Tabel 3.17 Matriks Hubungan antara Kriteria dan Alternatif Setelah diurutkan
Infrastruktur Aksebilitas Fasilitas Keamanan
Museum
Pantai Bul-bul
Bukit Gibeon
Taman Eden
Air Terjun Ponot
0.3449
0.2132
0.1824
0.2132
0.1624
0.3869
0.2066
0.1681
0.2066
0.1381
0.3473
0.2097
0.2097
0.2097
0.1225
0.3597
0.1599
0.2106
0.1599
0.1799
3. 7. 2 Total Rangking
Untuk mendapatkan hasil rating pada pengembangan obyek wisata, maka akan
dikalikan faktor evaluasi (vektor eigen) masing-masing alternatif dengan faktor
evaluasi kriteria sebagai berikut:
0,0971 0,1033 0,1108 0,0899
0,0992
0,3449 0,3869 0,3473 0,3597
0,1824 0,1681 0,2097 0,2106
0,2042
x
0,2042
0,3592
=
0,1959
0,2132 0,2066 0,2097 0,1599
0,2458
0,1926
0,1624 0,1381 0,1225 0,1799
0,3458
0,1537
43
Universitas Sumatera Utara
44
Dari hasil perkalian matriks di atas maka diperoleh pengembangan obyek wisata
di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut :
1. Museum
(0,3592 atau 35,92%)
2. Bukit Gibeon
(0,1959 atau 19,59%)
3.Pantai Bul- bul
(0,1926 atau 19,26%)
4. Taman Eden
(0,1537 atau 15,37%)
5. Air Terjun Ponot
(0,0992 atau 9,92%)
44
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang dilakukan penulis
selama penelitian, penulis mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Indentifikasi pengembangan obyek wisata di Kabupaten Toba Samosir
adalah Museum TB Centre dan Museum Batak dengan bobot 0,3538 atau
35,38%, berikutnya adalah pantai bul-bul dengan bobot 0,2000 atau
20,00%, bukit gibeon dengan bobot 0,1958 atau 19,58%, taman eden
dengan bobot 0,1559 atau 15,59% dan air terjun ponot dengan bobot
0,0946 atau 9,46%.
2. Faktor yang mempengaruhi prioritas pengembangan obyek wisata di
Kabupaten Toba Samosir adalah faktor keamanan yang merupakan faktor
yang paling prioritas dengan bobot 0,3458 atau 34,58 %, berikutnya adalah
faktor fasilitas dengan bobot 0,2458 atau 24,58 %, faktor aksebilitas
dengan bobot 0,2042 atau 20,42 %, dan faktor infrastruktur dengan bobot
0,2042 atau 20,42%.
4.2 Saran
1. Penelitian dengan metode AHP dapat dilakukan dengan menggunakan
software Expert Choice dan 123ahp.com untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut baik dari segi responden, jangkauan
yang lebih luas, faktor-faktor lain yang belum diteliti dan metode
penelitian lain yang dapat digunakan untuk meneliti penelitian serupa.
3. Penelitian ini dapat dikembangkan kembali dengan responden yang benarbenar ahli dalam bidang infrastruktur sehingga tidak diperlukan responden
yang banyak.
45
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek
Wisata Di Kabupaten Toba Samosir
Penerapan AHP dalam menentukan prioritas pengembangan obyek wisata
dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
a.
Menetapkan sasaran studi
b.
Membuat kriteria yang sesuai yaitu: Infrastruktur, aksebilitas, fasilitas dan
keamanan.
c.
Menetapkan responden penelitian dan menyusun kuesioner penelitian.
-
Sumber data: Data primer berupa pengisian kuisioner perbandingan
antar kriteria dan perbandingan antar alternatif oleh masyarakat
Kabupaten Toba Samosir yang berkunjung ke tempat wisata
tersebutdan berumur diatas17 tahun.
-
Sampel yang digunakan adalah sampel acak sederhana (simple random
sampling). Populasinya adalah masyarakat di Kabupaten Toba Samosir
yang berjumlah 179.704 orang. (Data dari BPS Kabpuaten Toba
Samosir 2015). Dalam hal ini peneliti hanya mengambil sampel
sebanyak 100 orang yang dirasakan sudah cukup mewakili.
-
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Toba Samosir pada tanggal 28
April 2017 sampai 12 Mei2017.
d.
Menyusun masing-masing alternatif yaitu Air Terjun Ponot, Museum TB
Centre dan Museum Batak, Bukit Gibeon, Pantai Bul-bul dan Taman
Eden.
e.
Perhitungan
nilai
hirarki
prioritas
pengembangan
obyek
wisata
berdasarkan perkalian bobot kriteria dan masing-masing dari Infrastruktur,
aksebilitas, fasilitas dan keamanan.
29
Universitas Sumatera Utara
30
Menentukan Prioritas Pengembangan
Obyek Wisata
Infrastruktur
Air Terjun
Ponot
Aksebilitas
Museum
Batak
Fasilitas
Bukit
Gibeon
Keamanan
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
Gambar 3.1 Struktur Hierarki Penentuan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata
3.2 Perhitungan Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria
Hasil analisis preferensi gabungan dari 100 responden dengan cara menghitung
rata-rata geometrik untuk setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut
adalah cara menghitung rata-rata geometrik :
G= √
√
Elemen
Untuk
sedangkan
√
, untuk
. Begitu
seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama.
Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk semua
kriteria terdapat pada tabel 3.1 dibawah ini
30
Universitas Sumatera Utara
31
Tabel 3.1 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria
Infrastruktur Aksebilitas
Infrastruktur
Aksebilitas
Fasilitas
Keamanan
1
1
1
2
1
1
1
2
Fasilitas
Keamanan
1
1
1
1
½
½
1
1
Menyederhanakan matriks pada tabel 3.2 diawali dengan mengubah bobot yang
sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.1) menjadi
bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan
di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing
kolom matriks.
Tabel 3.2 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria yang
Disederhanakan
Infrastruktur Aksebilitas
Infrastruktur
Aksebilitas
Fasilitas
Keamanan
∑
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
2.0000
5.0000
1.0000
2.0000
5.0000
Fasilitas
Keamanan
1.0000
1.0000
1.0000
0.5000
0.5000
1.0000
4.0000
1.0000
1.0000
3.000
Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.3
dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang
dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap
baris.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Nilai elemen
Untuk elemen
, dan begitu seterusnya.
Vektor eigen
Vektor eigen baris pertama
, dan begitu
seterusnya.
Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan
31
Universitas Sumatera Utara
32
menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.
maksimum= (5,0000 x 0,2042) + (5,0000 x 0,2042) + (4,0000 x 0,2458) +(3,0000 x 0,3458)
= 4,0625
Karena matriks berordo 4 (yakni terdiri dari 4 alternatif), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh:
CI =
=
=
=
Untuk n = 4, RI = 0,900 (tabel Saaty), maka :
CR =
=
=
< 0,100
Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pada Tabel 3.3 menunjukkan bahwa : kriteria
keamanan merupakan kriteria yang paling penting bagi masyarakat di Kabupaten
Toba Samosir dalam pengembangan obyek wisata dengan bobot 0,3458 atau
34,58%, berikutnya adalah kriteria fasilitas dengan nilai bobot 0,2458 atau
24,58%, kemudian kriteria aksebilitas dengan nilai bobot 0,2042 atau 20,42%, dan
kriteria infrastruktur dengan nilai bobot 0,2042 atau 20,42%.
Tabel 3.3 Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria
yangDinormalkan
Infrastruktur Aksebilitas Fasilitas Keamanan
Infrastruktur
Aksebilitas
Fasilitas
Keamanan
0.2000
0.2000
0.2000
0.4000
0.2000
0.2000
0.2000
0.4000
0.2500
0.2500
0.2500
0.2500
0.1667
0.1667
0.3333
0.3333
vektor
eigen
0.2042
0.2042
0.2458
0.3458
Rangking
4
3
2
1
3.3 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur
Matriks perbandingan berpasangan pada table 3.4 adalah hasil analisis preferensi
gabungan dari 100 rensponden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk
setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung
rata-rata geometrik :
G= √
32
Universitas Sumatera Utara
33
√
Elemen
Untuk
sedangkan
√
,
untuk
.
Begitu
seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama.
Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk kriteria
Infrastrukturterdapat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur
Air Terjun Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
Air Terjun
1
3
2
2
2
Museum
1/3
1
½
½
½
Bukit Gibeon
1/2
2
1
1
1
Pantai Bul-bul
1/2
2
1
1
1/2
Taman
Eden
1/2
2
1
2
1
Menyederhanakan matriks pada tabel 3.5 diawali dengan mengubah bobot yang
sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.4) menjadi
bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan
di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing
kolom matriks.
Tabel 3.5 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur yang
Disederhanakan
Air Terjun Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
∑
Air Terjun
1.0000
3.0000
2.0000
2.0000
2.0000
10.0000
Museum
0.3333
1.0000
0.5000
0.5000
0.5000
2.8333
Bukit Gibeon
0.5000
2.0000
1.0000
1.0000
1.0000
5.5000
Pantai Bul-bul
0.5000
2.0000
1.0000
1.0000
0.5000
5.0000
Taman
Eden
0.5000
2.0000
1.0000
2.0000
1.0000
6.5000
Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.6
dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang
33
Universitas Sumatera Utara
34
dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap
baris.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Nilai elemen
Untuk elemen
, dan begitu seterusnya.
Vektor eigen
Vektor eigen baris pertama
, dan
begitu seterusnya.
Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan
menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.
maksimum = (10,0000 x 0,0971) + (3,8333 x 0,3449) + (5,5000 x 0,1824) +(5,000
x 0,2132) + (6,5000 x 0,1624)
= 5,0731
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh:
CI =
=
=
=
Untuk n = 5, RI = 1,120 (tabel Saaty), maka :
CR =
=
=
< 0,100
Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pada tabel 3.6 diatas diperoleh urutan prioritas
untuk kriteria infrastruktur yaitu Museum menjadi prioritas utama dengan nilai
bobot 0,3449 atau 34,49%, kemudian Pantai Bul-bul dengan nilai bobot 0,2132
atau 21,32%, Bukit Gibeon dengan nilai bobot 0,1824 atau 18,24%, Taman
Edendengan nilai bobot 0,1624 atau 16,24% dan Air Terju Ponot dengan nilai
bobot 0,0971 atau 9,71%
34
Universitas Sumatera Utara
35
Tabel 3.6 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Infrastruktur yang Dinormalkan
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
Vektor
eigen
Rangking
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
0.1000
0.1176
0.0909
0.1000
0.0769
0.0971
5
0.3000
0.3529
0.3636
0.4000
0.3077
0.3449
1
0.2000
0.1765
0.1818
0.2000
0.1538
0.1824
3
0.2000
0.1765
0.1818
0.2000
0.3077
0.2132
2
0.2000
0.1765
0.1818
0.1000
0.1538
0.1624
4
3.4 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas
Matriks perbandingan berpasangan pada table 3.7 adalah hasil analisis preferensi
gabungan dari 100 rensponden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk
setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung
rata-rata geometrik :
G= √
√
Elemen
Untuk
sedangkan
√
, untuk
. Begitu
seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama.
Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk kriteria
Aksebilitas terdapat pada tabel 3.7
Tabel 3.7 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas
Air Terjun
Ponot
Museum
Air Terjun
Museum
Bukit
Gibeon
1
4
1/4
1
½
3
Pantai Bulbul
Taman
Eden
½
2
1
2
35
Universitas Sumatera Utara
36
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
2
2
1
1/3
1/2
1/2
1
1
1
1
1
½
1
2
1
Menyederhanakan matriks pada tabel 3.8 diawali dengan mengubah bobot yang
sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.7) menjadi
bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan
di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing
kolom matriks.
Tabel 3.8 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas yang
Disederhanakan
Air Terjun
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
1.0000
4.0000
2.0000
2.0000
1.0000
10.0000
0.2500
1.0000
0.3333
0.5000
0.5000
2.5833
0.5000
3.0000
1.0000
1.0000
1.0000
6.5000
0.5000
2.0000
1.0000
1.0000
0.5000
5.0000
1.0000
2.0000
1.0000
2.0000
1.0000
7.0000
Air Terjun
Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
∑
Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.9
dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang
dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap
baris.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Nilai elemen
Untuk elemen
, dan begitu seterusnya.
Vektor eigen
, dan
Vektor eigen baris pertama
begitu seterusnya.
Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan
menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.
maksimum = (10,0000 x 0,1033) + (2,5833 x 0,3869) + (6,5000 x 0,1651)
36
Universitas Sumatera Utara
37
+(5,0000 x 0,2066) + (7,0000 x 0,1381)
= 5,1054
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh:
CI =
=
=
=
Untuk n = 5, RI = 1,120 (tabel Saaty), maka :
CR =
=
=
< 0,100
Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pada tabel 3.9 diatas diperoleh urutan prioritas
untuk kriteria aksebilitas yaitu Museum menjadi prioritas utama dengan nilai
bobot 0,3869 atau 38,69%, kemudian Pantai Bul-bul dengan nilai bobot 0,2066
atau 20,66%, Bukit Gibeon dengan nilai bobot 0,1651 atau 16,51%, Taman Eden
dengan nilai bobot 0,1381 atau 13,81% dan Air Terjun Ponot dengan nilai bobot
0,1033 atau 10,33%.
Tabel 3.9 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Aksebilitas yang Dinormalkan
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
Vektor
eigen
Rangking
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
0.1000
0.0968
0.0769
0.1000
0.1429
0.1033
5
0.4000
0.3871
0.4615
0.4000
0.2857
0.3869
1
0.2000
0.1290
0.1538
0.2000
0.1429
0.1429
3
0.2000
0.1935
0.1538
0.2000
0.2857
0.2066
2
0.1000
0.1935
0.1538
0.1000
0.1429
0.1381
4
3.5 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Fasilitas
Matriks perbandingan berpasangan pada table 3.10 adalah hasil analisis preferensi
37
Universitas Sumatera Utara
38
gabungan dari 100 rensponden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk
setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung
rata-rata geometrik :
G= √
√
Elemen
Untuk
sedangkan
√
, untuk
. Begitu
seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama.
Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk kriteria
fasilitas terdapat pada tabel 3.10
Tabel 3.10 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Fasilitas
Air Terjun
Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
Air
Terjun
Museum
Bukit
Gibeon
Pantai Bulbul
Taman
Eden
1
3
2
2
1
1/3
1
1/2
1/2
1/2
½
2
1
1
½
1/2
2
1
1
1/2
1
2
2
2
1
Menyederhanakan matriks pada tabel 3.11 diawali dengan mengubah bobot yang
sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.10) menjadi
bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan
di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing
kolom matriks.
Tabel 3.11 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Fasilitas yangDisederhanakan
Air Terjun
Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Air
Terjun
Museum
Bukit
Gibeon
Pantai Bulbul
Taman
Eden
1.0000
3.0000
2.0000
2.0000
0.3333
1.0000
0.5000
0.5000
0.5000
2.0000
1.0000
1.0000
0.5000
2.0000
1.0000
1.0000
1.0000
2.0000
2.0000
2.0000
38
Universitas Sumatera Utara
39
Taman Eden
∑
1.0000
9.0000
0.5000
2.8333
0.5000
5.0000
0.5000
5.0000
1.0000
8.0000
Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.12
dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang
dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap
baris.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Nilai elemen
Untuk elemen
, dan begitu seterusnya.
Vektor eigen
, dan
Vektor eigen baris pertama
begitu seterusnya.
Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan
menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.
maksimum = (9,0000 x 0,1108) + (2,8333 x 0,3473) + (5,0000 x 0,2097) +(5,0000
x 0,2097) + (8,0000 x 0,1225)
= 5,0582
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh:
=
CI =
=
=
Untuk n = 5, RI = 1,120 (tabel Saaty), maka :
CR =
=
=
< 0,100
Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pada tabel 3.12 diatas diperoleh urutan prioritas
untuk kriteria fasilitas yaitu Museum menjadi prioritas utama dengan nilai bobot
0,3473 atau 34,73%, kemudian Pantai Bul-bul dengan nilai bobot 0,2097 atau
20,97%, Bukit Gibeon dengan nilai bobot 0,2097 atau 20,97%, Taman Eden
dengan nilai bobot 0,1225 atau 12,25% dan Air Terjun Ponot dengan nilai bobot
0,1108 atau 11,08%.
39
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 3.12 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Failitas yang Dinormalkan
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bulbul
Taman
Eden
Vektor
eigen
Rangking
0.1111
0.1176
0.1000
0.1000
0.1250
0.1108
5
0.3333
0.3529
0.4000
0.4000
0.2500
0.3473
1
0.2222
0.1765
0.2000
0.2000
0.2500
0.2097
3
0.2222
0.1765
0.1000
0.2000
0.2500
0.2097
2
0.1111
0.1765
0.1000
0.1000
0.1250
0.1225
4
3.6 Perhitungan Faktor Evaluasi untuk Kriteria Keamanan
Matriks perbandingan berpasangan pada table 3.13 adalah hasil analisis preferensi
gabungan dari 100 responden dengan cara menghitung rata-rata geometrik untuk
setiap perbandingan berpasangan antar keriteria.Berikut adalah cara menghitung
rata-rata geometrik :
G= √
√
Elemen
Untuk
sedangkan
√
, untuk
. Begitu
seterusnya untuk elemen matriks yang lain menggunakan perhitungan yang sama.
Maka matriks perbandingan hasil analisis preferensi gabungan untuk kriteria
keamanan terdapat pada tabel 3.13
Tabel 3.13 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Keamanan
Air Terjun Ponot
Air
Terjun
1
Museum
¼
Bukit Gibeon
½
Pantai Bul-bul
½
Taman
Eden
1/2
40
Universitas Sumatera Utara
41
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
4
2
2
2
1
½
½
½
2
1
½
1
2
2
1
1
2
1
1
1
Menyederhanakan matriks pada tabel 3.14 diawali dengan mengubah bobot yang
sudah diperoleh sebelumnya dari matriks faktor pembobotan (tabel 3.13) menjadi
bilangan desimal yang berguna untuk, agar nilai bobot lebih mudah dinormalkan
di tahap selanjutnya. Setelah itu dilakukan penjumlahan nilai pada masing-masing
kolom matriks.
Tabel 3.14 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Keamanan yang
disederhanakan
Air Terjun Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
∑
Air
Terjun
1.0000
4.0000
2.0000
2.0000
2.0000
11.0000
Museum
0.2500
1.0000
0.5000
0.5000
0.5000
2.7500
Bukit Gibeon
0.5000
2.0000
1.0000
0.5000
1.0000
5.0000
Pantai Bul-bul
0.5000
2.0000
2.0000
1.0000
1.0000
6.5000
Taman
Eden
0.5000
2.0000
1.0000
1.0000
1.0000
5.5000
Menormalkan matriks dengan membagi nilai masing-masing sel pada Tabel 3.3
dengan jumlah masing-masing kolomnya. Maka, akan diperoleh bobot relatif yang
dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap
baris.
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Nilai elemen
Untuk elemen
, dan begitu seterusnya.
Vektor eigen
Vektor eigen baris pertama
, dan
begitu seterusnya.
Menghitung nilai eigen maksimum (λ maksimum) yang didapat dengan
41
Universitas Sumatera Utara
42
menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan vektor eigen.
maksimum = (11,0000 x 0,0899) + (2,7500 x 0,3597) + (5,0000 x 0,2106)
+(6,5000 x 0,1599) + (5,5000 x 0,1799)
= 5,0599
Karena matriks berordo 5 (yakni terdiri dari 5 alternatif), nilai indeks konsistensi
yang diperoleh:
CI =
=
=
=
Untuk n = 5, RI = 1,120 (tabel Saaty), maka :
CR =
=
=
< 0,100
Karena CR< 0,100 berarti preferensi responden adalah konsisten.
Dari hasil perhitungan pada tabel 3.15 diatas diperoleh urutan prioritas
untuk kriteria keamanan yaitu Museum menjadi prioritas utama dengan nilai
bobot 0,3597 atau 35,97%, kemudian Bukit Gibeon dengan nilai bobot 0,2106
atau 21,06%, Taman Edendengan nilai bobot 0,1799 atau 17,99%,Pantai Bul-bul
dengan nilai bobot 0,1599 atau 15,99% dan Air Terjun Ponot dengan nilai bobot
0,0899 atau 8,99%.
Tabel 3.15 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Keamanan yang Dinormalkan
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
Vektor
eigen
Rangking
Air
Terjun
Museum
Batak
Bukit
Gibeon
Pantai
Bul-bul
Taman
Eden
0.0909
0.0909
0.1000
0.0769
0.0909
0.0899
5
0.3636
0.3636
0.4000
0.3077
0.3636
0.3597
1
0.1818
0.1818
0.2000
0.3077
0.1818
0.2106
2
0.1818
0.1818
0.1000
0.1538
0.1818
0.1599
4
0.1818
0.1818
0.2000
0.1538
0.1818
0.1799
3
42
Universitas Sumatera Utara
43
3.7 Perhitungan Total Ranking/Prioritas Global
3. 7. 1 Faktor Evaluasi Total
Dari seluruh evaluasi yang dilakukan terhadap semua kriteria dan alternatif pada
pengembangan obyek wisata yakni infrastruktur, aksebilitas, fasilitas, dan
keamanan, maka diperoleh nilai eigendari hubungan antara kriteria dengan
alternatif.
Tabel 3.16 Matriks Hubungan antara Kriteria dan Alternatif Sebelum diurutkan
Infrastruktur Aksebilitas
Air Terjun Ponot
Museum
Bukit Gibeon
Pantai Bul-bul
Taman Eden
0.0971
0.3449
0.1824
0.2132
0.1624
0.1033
0.3869
0.1681
0.2066
0.1381
Fasilitas
Keamanan
0.1108
0.3473
0.2097
0.2097
0.1225
0.0899
0.3597
0.2106
0.1599
0.1799
Tabel 3.17 Matriks Hubungan antara Kriteria dan Alternatif Setelah diurutkan
Infrastruktur Aksebilitas Fasilitas Keamanan
Museum
Pantai Bul-bul
Bukit Gibeon
Taman Eden
Air Terjun Ponot
0.3449
0.2132
0.1824
0.2132
0.1624
0.3869
0.2066
0.1681
0.2066
0.1381
0.3473
0.2097
0.2097
0.2097
0.1225
0.3597
0.1599
0.2106
0.1599
0.1799
3. 7. 2 Total Rangking
Untuk mendapatkan hasil rating pada pengembangan obyek wisata, maka akan
dikalikan faktor evaluasi (vektor eigen) masing-masing alternatif dengan faktor
evaluasi kriteria sebagai berikut:
0,0971 0,1033 0,1108 0,0899
0,0992
0,3449 0,3869 0,3473 0,3597
0,1824 0,1681 0,2097 0,2106
0,2042
x
0,2042
0,3592
=
0,1959
0,2132 0,2066 0,2097 0,1599
0,2458
0,1926
0,1624 0,1381 0,1225 0,1799
0,3458
0,1537
43
Universitas Sumatera Utara
44
Dari hasil perkalian matriks di atas maka diperoleh pengembangan obyek wisata
di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut :
1. Museum
(0,3592 atau 35,92%)
2. Bukit Gibeon
(0,1959 atau 19,59%)
3.Pantai Bul- bul
(0,1926 atau 19,26%)
4. Taman Eden
(0,1537 atau 15,37%)
5. Air Terjun Ponot
(0,0992 atau 9,92%)
44
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang dilakukan penulis
selama penelitian, penulis mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Indentifikasi pengembangan obyek wisata di Kabupaten Toba Samosir
adalah Museum TB Centre dan Museum Batak dengan bobot 0,3538 atau
35,38%, berikutnya adalah pantai bul-bul dengan bobot 0,2000 atau
20,00%, bukit gibeon dengan bobot 0,1958 atau 19,58%, taman eden
dengan bobot 0,1559 atau 15,59% dan air terjun ponot dengan bobot
0,0946 atau 9,46%.
2. Faktor yang mempengaruhi prioritas pengembangan obyek wisata di
Kabupaten Toba Samosir adalah faktor keamanan yang merupakan faktor
yang paling prioritas dengan bobot 0,3458 atau 34,58 %, berikutnya adalah
faktor fasilitas dengan bobot 0,2458 atau 24,58 %, faktor aksebilitas
dengan bobot 0,2042 atau 20,42 %, dan faktor infrastruktur dengan bobot
0,2042 atau 20,42%.
4.2 Saran
1. Penelitian dengan metode AHP dapat dilakukan dengan menggunakan
software Expert Choice dan 123ahp.com untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut baik dari segi responden, jangkauan
yang lebih luas, faktor-faktor lain yang belum diteliti dan metode
penelitian lain yang dapat digunakan untuk meneliti penelitian serupa.
3. Penelitian ini dapat dikembangkan kembali dengan responden yang benarbenar ahli dalam bidang infrastruktur sehingga tidak diperlukan responden
yang banyak.
45
Universitas Sumatera Utara