Knowledge-Based Industry Materi - Aswinna
Manajemen dan Pemberdayaan
Naskah
Aswinna, S.Hum
Preservasi
• Roberts dan Etherington dalam bukunya Bookbinding and the
Conservation of Books: A Dictionary of Descriptive
Terminology (Balloffet, 2005:xvii) menyatakan bahwa
preservasi meliputi semua usaha dan aktivitas untuk
memastikan bahwa perpustakaan dan atau bahan pustaka
berada dalam kondisi terbaik selama mungkin.
• Environment
• Education
• Disaster Planning and Response
• Storage Methods
Environment
• Suhu dan Kelembapan Udara
• HVAC System
• Memantau Kondisi Lingkungan Ruang
Koleksi
• Kontrol Cahaya
• Pemeliharaan
Suhu dan Kelembapan Udara
HVAC System
• Ruang koleksi sebaiknya memiliki kelembapan dan suhu udara
yang stabil (+/- 2% dari standar kelembapan udara).
Memantau Kondisi Lingkungan Ruang
Koleksi
• Hygrotermometer analog
Kontrol Cahaya
• Area koleksi seharusnya gelap ketika tidak ada orang di dalamnya. Bahan
pustaka seharusnya disimpan di dalam box yang bertujuan untuk
mengurangi paparan cahaya pada bahan pustaka (Balloffet, 2005:7).
• Menurut Dureaud dan Clements dalam Harvey (1993:73), penerangan di
dalam ruang koleksi yang baik adalah tidak lebih dari 50 lux, sedangkan di
ruang baca dapat mencapai 100 lux.
• Hal penting lainnya dalam mengontrol cahaya adalah menghindari sinar
matahari secara langsung.
• Penggunaan box untuk penyimpanan naskah juga dilakukan dalam usaha
pengurangan paparan cahaya.
Pemeliharaan
• Berbagai jenis pemeliharaan harus dilakukan di ruang koleksi, seperti
pembersihan atap, selokan, ventilasi, dan sistem pemanas. Selain itu,
merokok tidak diperkenankan di perpustakaan karena alasan kesehatan dan
keamanan bahan pustaka. Larangan lain adalah tidak diperkenankan ada
makanan di ruang tertentu karena dapat mengundang serangga (hama) dan
tikus. Hal penting lainnya yang dapat direkomendasikan dalam
pemeliharaan adalah membuang sampah secara berkala dan sumber lain
yang menyebabkan adanya serangga dan tikus. Selain itu, memangkas
semak yang ada di tanah dan di dinding agar tidak digunakan untuk tempat
berlindung bagi tikus dan hama. (Balloffet, 2005:9)
Penggunaan bahan-bahan
alami :
• daun pandan,
• akar wangi,
• cengkeh,
• kapur sirih,
• Garam
Pembersihan fisik naskah:
• Naskah kertas
• Naskah lontar
Fumigasi
Education
• Tugas staf preservasi adalah mengedukasi kesadaran pengguna
tentang pemakaian bahan pustaka secara tepat melalui booklet,
flyer, dan media tercetak lainnya.
1.
2.
3.
memberikan sarung tangan kepada pengguna untuk membaca naskah
memberikan masker kepada pengguna untuk membaca naskah (optional)
melarang pengguna untuk makan dan minum ketika membaca naskah (petugas
juga akan mengingatkan pengguna ketika membawa makanan dan minuman ke
ruang naskah)
4. membuka naskah secara perlahan dan hati-hati. Apabila kertas sangat rapuh,
petugas merekomendasikan pengguna untuk membuka halaman naskah
menggunakan kertas.
5. memberi tatakan pada sisi lain untuk membuka naskah (dengan ukuran tebal)
agar tebal kiri dan kanan naskah sama
6. melarang pengguna menggunakan penggaris besi untuk mengukur naskah untuk
deskripsi naskah. Petugas lebih merekomendasikan pengguna untuk
menggunakan meteran atau penggaris plastik
7. melarang pengguna untuk mencoret-coret naskah
8. melarang pengguna untuk melipat naskah
9. melarang pengguna untuk menindih, menekan naskah
10. melarang pengguna untuk menyisipkan apapun ke dalam naskah
Disaster Planning and
Response
• membuat ketentuan keamanan pada pengunjung dan staf
• kemampuan institusi dalam menjaga fungsinya selama dan
setelah terjadi bencana
• membuat ketentuan untuk mengurangi kerusakan koleksi
(Balloffet, 2005:12)
tombol darurat,
alarm pendeteksi asap,
sprinkle,
CCTV,
APAR (alat pemadam
api ringan)
• hydrant
•
•
•
•
•
Storage Methods
• Ruang penyimpanan merupakan salah satu faktor penting
dalam preservasi koleksi perpustakaan yang dapat melindungi
koleksi dari debu, cahaya dan bahan kimia yang berbahaya
bagi koleksi
Jenis penyakit dalam naskah Losse aantekeningen van Pujaharja, Serat Dayasarana (h.1-50), dan
Ragawada (h.1-30), dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Sakit badan (meriang, panas, kedinginan, masuk angin, badan pegal)
2.
Sakit kulit (cacar, gabag, cangkrang, udun, bubul, patek, koreng, gudig, kadas, bidur, gatal, bentol,
luka, terkena api, terkena air panas, panu, busik, kudis)
3.
Sakit perut (kolera, perut mulas, diare, ambeien, BAB berdarah, BAB berlendir, perut bengkak,
cacingan)
4.
Sakit kepala (pusing, pilek)
5.
Sakit telinga (budek)
6.
Sakit mata (kelilipan)
7.
Sakit gigi (berlubang)
8.
Sakit hidung (mimisan)
9.
Sakit tenggorokan (cegukan, serak, tertelan duri, gondong)
10. Sakit dada (batuk, sesak/asma)
11. Sakit otot dan tulang (keseleo, encok)
12. Sakit yang berhubungan dengan kelamin (kencing batu, kencing manis, anyang-anyangan, raja
singa, bengkak)
13. Sakit yang berhubungan dengan ibu (hamil tua, setelah melahirkan, menyusui)
14. Sakit mabuk (minuman keras, mabuk laut, opium)
15. Jamu untuk pria (terlalu banyak anak, jamu kuat, kurang syahwat)
Dalam naskah Serat Dayasarana, Ragawada, ada beberapa hal
yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai penyakit, yaitu:
• menjaga kesehatan (mengeluarkan keringat, haus)
• penawar bisa/racun (kecubung, ketela pohung)
• mengusir hewan (tinggi, nyamuk, lalat, ngengat, semut, tikus)
• mengatasi anak yang terkena api
• mengusir makhluk halus
12
10
8
6
Series1
4
2
0
10
9
8
7
6
5
Series1
4
3
2
1
0
gula batu
gula kelapa
gula pasir
garam
madu
Cara pengobatan penyakit dilakukan dengan cara:
1. tanaman obat digosok-gosok ke bagian yang sakit
2. tanaman obat diolah dan diminum
3. tanman obat diolah menjadi pil
4. tanaman obat dimakan
5. tanaman obat ditempelkan ke bagian yang sakit
6. tanaman obat diteteskan ke bagian yang sakit
7. meniup melalui bambu
8. tanaman obat dipercikkan ke bagian yang sakit
9. digunakan untuk cuci muka
10. tanaman obat ditotolkan ke bagian yang sakit
11. menekan, menusuk bagian yang sakit
12. dibawa ke rumah sakit
Cara lain yang tidak tergolong ke dalam pengobatan adalah:
• mengadakan selamatan
• mengolah makanan
• membersihkan rumah
• berkumur
Daftar Pustaka
Arlene, Ariestya. 2013. Ekstraksi Kemiri dengan Metode Soxhlet dan Karakterisasi Minyak Kemiri. Bandung: Jurnal Teknik Kimia USU Vol. 2,
No.2 https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jtk/article/view/2113/1701)
Arsip Nasional Republik Indonesia. 2001. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Standar
Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia
Balloffet, Nelly dan Jenny Hille. 2005. Preservation and Conservation for Libraries and Archives. Chicago: American Library Association
Citaningrum, P. 2012. Skripsi Pemeliharaan dan Perawatan Koleksi Naskah di Ruang Naskah Perpustakaan Universitas Indonesia. Depok:
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Harvey, Ross. 1993. Preservation in Libraries: Principles, Strategies and Practice for Librarian. London: Bowker Saur
IFLA. 1998.Principles For The Care and Handling of Library Material. International Preservation Issues Number One.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. : Balai Pustaka
Damanik, Sabarman. 2005. Kajian Usahatani Akar Wangi Rakyat Berwawasan Konservasi di Kabupaten Garut. Bogor: Jurnal LITTRI Vol.11,
No.1:25-31
Nurdjannah, Nanan. 2004. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh. Bogor: Perspektif. Vol 3, No.2:61-70 (http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/
index.php/psp/article/view/5584/4759)
(Saparinto, Cahyo dan Diana Hidayati. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius
Naskah
Aswinna, S.Hum
Preservasi
• Roberts dan Etherington dalam bukunya Bookbinding and the
Conservation of Books: A Dictionary of Descriptive
Terminology (Balloffet, 2005:xvii) menyatakan bahwa
preservasi meliputi semua usaha dan aktivitas untuk
memastikan bahwa perpustakaan dan atau bahan pustaka
berada dalam kondisi terbaik selama mungkin.
• Environment
• Education
• Disaster Planning and Response
• Storage Methods
Environment
• Suhu dan Kelembapan Udara
• HVAC System
• Memantau Kondisi Lingkungan Ruang
Koleksi
• Kontrol Cahaya
• Pemeliharaan
Suhu dan Kelembapan Udara
HVAC System
• Ruang koleksi sebaiknya memiliki kelembapan dan suhu udara
yang stabil (+/- 2% dari standar kelembapan udara).
Memantau Kondisi Lingkungan Ruang
Koleksi
• Hygrotermometer analog
Kontrol Cahaya
• Area koleksi seharusnya gelap ketika tidak ada orang di dalamnya. Bahan
pustaka seharusnya disimpan di dalam box yang bertujuan untuk
mengurangi paparan cahaya pada bahan pustaka (Balloffet, 2005:7).
• Menurut Dureaud dan Clements dalam Harvey (1993:73), penerangan di
dalam ruang koleksi yang baik adalah tidak lebih dari 50 lux, sedangkan di
ruang baca dapat mencapai 100 lux.
• Hal penting lainnya dalam mengontrol cahaya adalah menghindari sinar
matahari secara langsung.
• Penggunaan box untuk penyimpanan naskah juga dilakukan dalam usaha
pengurangan paparan cahaya.
Pemeliharaan
• Berbagai jenis pemeliharaan harus dilakukan di ruang koleksi, seperti
pembersihan atap, selokan, ventilasi, dan sistem pemanas. Selain itu,
merokok tidak diperkenankan di perpustakaan karena alasan kesehatan dan
keamanan bahan pustaka. Larangan lain adalah tidak diperkenankan ada
makanan di ruang tertentu karena dapat mengundang serangga (hama) dan
tikus. Hal penting lainnya yang dapat direkomendasikan dalam
pemeliharaan adalah membuang sampah secara berkala dan sumber lain
yang menyebabkan adanya serangga dan tikus. Selain itu, memangkas
semak yang ada di tanah dan di dinding agar tidak digunakan untuk tempat
berlindung bagi tikus dan hama. (Balloffet, 2005:9)
Penggunaan bahan-bahan
alami :
• daun pandan,
• akar wangi,
• cengkeh,
• kapur sirih,
• Garam
Pembersihan fisik naskah:
• Naskah kertas
• Naskah lontar
Fumigasi
Education
• Tugas staf preservasi adalah mengedukasi kesadaran pengguna
tentang pemakaian bahan pustaka secara tepat melalui booklet,
flyer, dan media tercetak lainnya.
1.
2.
3.
memberikan sarung tangan kepada pengguna untuk membaca naskah
memberikan masker kepada pengguna untuk membaca naskah (optional)
melarang pengguna untuk makan dan minum ketika membaca naskah (petugas
juga akan mengingatkan pengguna ketika membawa makanan dan minuman ke
ruang naskah)
4. membuka naskah secara perlahan dan hati-hati. Apabila kertas sangat rapuh,
petugas merekomendasikan pengguna untuk membuka halaman naskah
menggunakan kertas.
5. memberi tatakan pada sisi lain untuk membuka naskah (dengan ukuran tebal)
agar tebal kiri dan kanan naskah sama
6. melarang pengguna menggunakan penggaris besi untuk mengukur naskah untuk
deskripsi naskah. Petugas lebih merekomendasikan pengguna untuk
menggunakan meteran atau penggaris plastik
7. melarang pengguna untuk mencoret-coret naskah
8. melarang pengguna untuk melipat naskah
9. melarang pengguna untuk menindih, menekan naskah
10. melarang pengguna untuk menyisipkan apapun ke dalam naskah
Disaster Planning and
Response
• membuat ketentuan keamanan pada pengunjung dan staf
• kemampuan institusi dalam menjaga fungsinya selama dan
setelah terjadi bencana
• membuat ketentuan untuk mengurangi kerusakan koleksi
(Balloffet, 2005:12)
tombol darurat,
alarm pendeteksi asap,
sprinkle,
CCTV,
APAR (alat pemadam
api ringan)
• hydrant
•
•
•
•
•
Storage Methods
• Ruang penyimpanan merupakan salah satu faktor penting
dalam preservasi koleksi perpustakaan yang dapat melindungi
koleksi dari debu, cahaya dan bahan kimia yang berbahaya
bagi koleksi
Jenis penyakit dalam naskah Losse aantekeningen van Pujaharja, Serat Dayasarana (h.1-50), dan
Ragawada (h.1-30), dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Sakit badan (meriang, panas, kedinginan, masuk angin, badan pegal)
2.
Sakit kulit (cacar, gabag, cangkrang, udun, bubul, patek, koreng, gudig, kadas, bidur, gatal, bentol,
luka, terkena api, terkena air panas, panu, busik, kudis)
3.
Sakit perut (kolera, perut mulas, diare, ambeien, BAB berdarah, BAB berlendir, perut bengkak,
cacingan)
4.
Sakit kepala (pusing, pilek)
5.
Sakit telinga (budek)
6.
Sakit mata (kelilipan)
7.
Sakit gigi (berlubang)
8.
Sakit hidung (mimisan)
9.
Sakit tenggorokan (cegukan, serak, tertelan duri, gondong)
10. Sakit dada (batuk, sesak/asma)
11. Sakit otot dan tulang (keseleo, encok)
12. Sakit yang berhubungan dengan kelamin (kencing batu, kencing manis, anyang-anyangan, raja
singa, bengkak)
13. Sakit yang berhubungan dengan ibu (hamil tua, setelah melahirkan, menyusui)
14. Sakit mabuk (minuman keras, mabuk laut, opium)
15. Jamu untuk pria (terlalu banyak anak, jamu kuat, kurang syahwat)
Dalam naskah Serat Dayasarana, Ragawada, ada beberapa hal
yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai penyakit, yaitu:
• menjaga kesehatan (mengeluarkan keringat, haus)
• penawar bisa/racun (kecubung, ketela pohung)
• mengusir hewan (tinggi, nyamuk, lalat, ngengat, semut, tikus)
• mengatasi anak yang terkena api
• mengusir makhluk halus
12
10
8
6
Series1
4
2
0
10
9
8
7
6
5
Series1
4
3
2
1
0
gula batu
gula kelapa
gula pasir
garam
madu
Cara pengobatan penyakit dilakukan dengan cara:
1. tanaman obat digosok-gosok ke bagian yang sakit
2. tanaman obat diolah dan diminum
3. tanman obat diolah menjadi pil
4. tanaman obat dimakan
5. tanaman obat ditempelkan ke bagian yang sakit
6. tanaman obat diteteskan ke bagian yang sakit
7. meniup melalui bambu
8. tanaman obat dipercikkan ke bagian yang sakit
9. digunakan untuk cuci muka
10. tanaman obat ditotolkan ke bagian yang sakit
11. menekan, menusuk bagian yang sakit
12. dibawa ke rumah sakit
Cara lain yang tidak tergolong ke dalam pengobatan adalah:
• mengadakan selamatan
• mengolah makanan
• membersihkan rumah
• berkumur
Daftar Pustaka
Arlene, Ariestya. 2013. Ekstraksi Kemiri dengan Metode Soxhlet dan Karakterisasi Minyak Kemiri. Bandung: Jurnal Teknik Kimia USU Vol. 2,
No.2 https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jtk/article/view/2113/1701)
Arsip Nasional Republik Indonesia. 2001. Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Standar
Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia
Balloffet, Nelly dan Jenny Hille. 2005. Preservation and Conservation for Libraries and Archives. Chicago: American Library Association
Citaningrum, P. 2012. Skripsi Pemeliharaan dan Perawatan Koleksi Naskah di Ruang Naskah Perpustakaan Universitas Indonesia. Depok:
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Harvey, Ross. 1993. Preservation in Libraries: Principles, Strategies and Practice for Librarian. London: Bowker Saur
IFLA. 1998.Principles For The Care and Handling of Library Material. International Preservation Issues Number One.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. : Balai Pustaka
Damanik, Sabarman. 2005. Kajian Usahatani Akar Wangi Rakyat Berwawasan Konservasi di Kabupaten Garut. Bogor: Jurnal LITTRI Vol.11,
No.1:25-31
Nurdjannah, Nanan. 2004. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh. Bogor: Perspektif. Vol 3, No.2:61-70 (http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/
index.php/psp/article/view/5584/4759)
(Saparinto, Cahyo dan Diana Hidayati. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius