Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian Asosiatif Kasual, jenis
penelitian asosiatif kausal (sebab akibat) adalah penelitian yang bertujuan untuk
menemukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih serta
seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang teliti.Hubungan asosiatif
kausal menurut Erlina dan Sri Mulyani (2007:21) “merupakan penelitian yang
menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel”.
Tujuan dari penelitian asosiatif adalah untuk mencari hubungan antara satu
variabel dengan variabel lain. Dengan menggunakan penelitian asosiatif dapat
diketahui hubungan antara variabel X1 (Ukuran Dewan Komisaris), X2 (Ukuran
Dewan Pengawas Syariah) terhadap Y (pengungkapan ISR) secara simultan
maupun parsial.
3.2Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah sekelompok orang atau objek kejadian yang
mempunyai karakteristik tertentu, dan sampel penelitian adalah bagian populasi
yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi mkkmk (Erlina dan
Sri Mulyani (2007:75).
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan Purposive
Sampling. Tahap-tahap pengambilan sampelnya adalah:

1. Sampel yang digunakan adalah Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di
bank Indonesia.

34

Universitas Sumatera Utara

2. Bank umum syariah yang menerbitkan laporan tahunan dan telah
dipublikasikan di website bank indonesia atau pada website bank syariah tahun
2013-2015.
3. Bank umum syariah tidak mengalami kerugian pada tahun penelitian yaitu
2013-2015
Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah 11
Bank Umum Syariah dari 11 populasi.
Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel
No. Kode
1
2
3

4
5
6
7
8
9
10
11

Nama Perusahaan

BMI
BSM
BSMI

PT. Bank Muamalat Indonesia
PT. Bank Mandiri Syariah
PT. Bank Mega Indonesia Syariah
PT. Bank Jabar Banten Syariah
BJBS

Indonesia
BSB
PT. Bank Bukopin Syariah
PT. Bank Negara Indonesia
BNIS
Syariah
BVS
PT. Bank Victoria Syariah
BCAS PT. Bank BCA Syariah
BPS
PT. Bank Panin Syariah
BRIS PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah
BMIS PT. Bank Maybank Syariah
Indonesia

Kriteria
Sampel
1
2
3




1



2



3






4








5







6




















7
8
9
10
11


3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan
tahunan Publikasi Bank selama periode 2013-2015.Data Sekunder merupakan
data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan
kepada Masyarakat pengguna data.Pada dewasa ini sumber data sekunder semakin
banyak jumlahnya dan tidak terbatas kepada lembaga pemerintah saja.Data

35

Universitas Sumatera Utara

sekunder diambil dari data primer yang telah diolah lebih lanjut dari objeknya dan
disampaikan menjadi buku-buku teks, artikel-artikel atau laporan-laporan yang
sejenis, dan literatur lainnya yang menunjang penelitian ini.
Data sekunder ini diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan
yang rutin diterbitkan oleh Bank Indonesia pada situs www.bi.go.id, situs resmi
bank-bank terkait dan berbagai literatur seperti buku, jurnal, koran, internet dan
lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui metode

dokumentasi.Metode dokumentasi dilakukan dengan menggunakan data yang
berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada, yaitu data laporan keuangan
perusahaan-perusahaan perbankan syariah periode 2013-2015 yang telah terdaftar
di Indonesia.Data dokumenter dalam penelitian ini dapat menjadi bahan atau dasar
analisis data yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan
analisis dokumen. Sehingga dapat diketahui juga, bahwa horison waktu yang
digunakan peneliti ini adalah studi time series.Dimana studi ini lebih menekankan
pada data penelitian berupa data rentetan waktu.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
3.5.1 Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel utama yang menjadi faktor yang
berlaku dalam investigasi, tujuan penelitian adalah memahami, membuat
kejelasan atau memprediksi variabel dependen (Sekaran, 2010).Variabel

36

Universitas Sumatera Utara

dependen dalam penelitian ini adalah nilai (skor) yang didapat dari analisis
tingkat pengungkapan Islamic Social reporting (ISR). Nilai skor tersebut

yang akan diteliti hubungannya dengan profitabilitas, leverage, likuiditas dan
porsi kepemilikan publik atas saham. Nilai skor ISR didapat dari pemberian
nilai content analisis terhadap laporan tahunan perusahaan yang terdaftar
dalam Jakarta Islamic Index.Dalam penelitian ini, ukuran yang digunakan
untuk menilai tingkat pengungkapan CSR yang telah dilakukan oleh
perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index mengunakan indeks
Islamic Social Reporting (ISR) yang dirancang oleh Othman et al, (2009).
Penggunaan indeks ISR ini karena penulis ingin mengetahui pengungkapan
CSR perusahaan yang sesuai dengan prinsip islam. ISR adalah suatu indeks
yang mengukur tingkat pengungkapan sosial yang sesuai dengan prinsip
syariah yang disampaikan perusahaan pada laporan tahunannya
Indeks ISR yang dibuat oleh Othman et al. adalah hasil adaptasi dari
penelitian Haniffa (2002). Haniffa (2002) mengembangkan laporan islam
didasarkan pada lima tema yaitu, Keuangan dan Investasi, Produk,
Karyawan, Masyarakat, dan Lingkungan. Pengembangan dan memodifikasi
hasil penelitian Haniffa yang telah dilakukan oleh Othman et al. (2009) telah
mengidentifikasi 43 item indeks pengungkapan dan dikategorikan menjadi
enam tema yaitu, Keuangan dan Investasi, Produk atau Jasa, Karyawan,
Lingkungan dan Corporate Governance.
Dalam penelitian ini ISR dinilai dengan menggunakan indikator –

indikator sebagai berikut :
37

Universitas Sumatera Utara

1. Keuangan dan Investasi
2. Produk dan Jasa
3. Karyawan
4. Masyarakat
5. Lingkungan
6. Tata Kelola Perusahaan
Selanjutnya penilaian yang dilakukan menggunakan skor dimana :
1. Nilai 0 jika tidak ada pengungkapan terkait item tersebut,
2. Nilai 1 jika ada pengungkapan terkait item tersebut.
Apabila seluruh item diungkapkan maka nilai maksimal yang dapat dicapai
adalah 43 pengungkapan ISR.
ISR =

3.5.2


Jumlah Skor pengungkapan

ISR

Jumlah skor maksimal ISR

x 100%

Variabel Independen (X)

Erlina dan Mulyani (2008:43) menyatakan bahwa “Variabel independen
atau variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan
dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif atau negative
bagi variabel dependen lainnya”.Penelitian ini menggunakan variabel
independen

Good

Corporate

Governance

(GCG)

dan

Struktur

Kepemilikan.Pengukuran GCG dapat dilakukan dengan Melakukan penilaian
(Skor) GCG berdasarkan versi FCGI (Forum for Corporate Governance in
Indonesia) dan Struktur Kepemilikan di hitung dengan menggunakan
Investment Account Holders (IAH).

38

Universitas Sumatera Utara

3.5.2.1 Ukuran Dewan Komisaris (X1)
Ukuran Dewan Komisaris yang dimaksud adalah jumlah anggota
dewan komisaris dalam suatu perusahaan.fungsi dewan komisaris itu
sendiri adalah mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh
manajemen (direksi) dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah
manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan
dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan.
UDK = Jumlah anggota dewan komisaris yang dimiliki perusahaan
3.5.2.2 Ukuran Dewan Pengawas Syariah (X2)
Ukuran dewan pengawas syariah merupakan jumlah anggota DPS
dalam suatu perusahaan.Skala pengukuran untuk variabel ini adalah skala
nominal yaitu dengan menghitung jumlah anggota DPS dalam suatu
perusahaan yang tercantum pada laporan tahunan perusahaan.
DPS = Jumlah anggota dewan pengawas syariah yang dimiliki perusahaan
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran
Definisi
Operasional
Pengungkapan Luas
Islamic Social pengungakapan
Reporting
ISR dengan
(Y)
membandingkan
jumlah
pengungakapan
ISR yang di
lakukan dengan
jumlah
pengungkapan
yang
Variabel

Pengukuran

Skala
Rasio

ISR =

jumlah pengungkapan ISR
x100%
jumlah skor maksimal

39

Universitas Sumatera Utara

diharapkan.
Ukuran Dewan Banyaknya
Komisaris
jumlah anggota UDK = Jumlah anggota dewan
(X1)
dewan komisaris
komisaris yang dimiliki
dalam suatu
perusahaan
perusahaan
Dewan
Banyaknya
DPS = Jumlah anggota dewan
Pengawas
jumlah anggota
pengawas syariah yang
Syariah
dewan
dimiliki perusahaan
(X2)
pengawas
syariah dalam
suatu
perusahaan

Nominal

Nominal

3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis Statistik Deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data
adalah dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk
menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi
klasik yang mendasari model regresi.Pengujian asumsi klasik yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi,
dan heteroskedatisitas. Masing-masing pengujian asumsi klasik tersebut secara
rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.6.2.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011:44) “uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah variabel dependen dan independen berdistribusi normal

40

Universitas Sumatera Utara

untuk melihat normalitas data dapat dilihat dengan analisis histogram atau
uji statistik dengan tes One Sample Kolmogorov-Smirnov”.Dalam
penelitian ini, uji normalitas deilakukan dengan uji statistik KolmogorovSmirnov. Dalam uji One Sample Kolmogorov-Smirnov residual yang
mempunyai asymp.sig (2-talet) di atas tingkat signifikan sebesar 0,05
(Probabilitas> 0,05 diartikan bahwa variabel tersebut memiliki distribusi
normal dan sebaliknya).
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas
Ghozali (2011:46) “uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen)”.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen.Menurut Gozali (2011) nilai yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
tolerance.Apabila nilai tolerence-nya diatas 0-1 dan VIF dibawah 10,
maka model regresi bebas dari multikolinearitas.
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2011:47) “uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan kepengamatan yang lain”.Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui melalui
SPSS dengan melihat pola yang dihasilkan dari scatter plot. Dasar analisis
dari uji heteriskedastisitas melalui grafik plot adalah sebagai berikut :

41

Universitas Sumatera Utara

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.2.4 Uji Autokorelasi
Ghozali (2011:48) “uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi anatara kesalahan
pengganggu (error) pada periode 1 dengan kesalahan pada periode t-1
(periode sebelumnya)”.Jika ada berarti terdapat autokorelasi.Gejala ini
menimbulkan konsekuensi.Pendekatan yang sering digunakan untuk
menguji ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson.Data yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
3.6.3 Analisis Regresi Berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam menguji hipotesis pada
penelitian ini ialah regresi linier berganda (Multiple Regresion Analysis).Uji
regresi bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Model yang dikembangkan dalam penelitian
adalah sebagai berikut :
Persamaan regresi linier berganda penelitian ini, yaitu :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y

= Islamic Social Reporting

42

Universitas Sumatera Utara

a

= Konstanta

b1-b2 = Koefisien Regresi masing-masing variabel independen
X1

= Ukuran Dewan Komisaris

X2

= Dewan Pengawas Syariah

e

= Variabel Pengganggu

3.6.4 Pengujian Hipotesis Penelitian
3.6.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R²)
Menurut Ghozali (2011:52) “koefisien determinasi mengukur seberapa
jauh kemampuan model dapat menjelaskan variabel terikat”. Nilai koefisien
determinasi antara 0 dan 1. Jika nilai adjusted R² kecil berarti kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas, begitu
pula sebaliknya.
3.6.4.2 Uji F (Simultan)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan.Pengujian ini menggunakan uji – F yaitu dengan membandingkan
F hitung dengan F tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat :
a. Bila Fhitung> Ftabel maka H0 diterima dan ditolak Ha, artinya bahwa
secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
b. Bila Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha, artinya bahwa
secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.
43

Universitas Sumatera Utara

Pengujian ini juga dapat menggunakan pengamatan nilai signifikan F
pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α
sebesar 5%). Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara nilai
signifikan F dengan nilain signifikansi 0,05 dengan syarat sebagai berikut :
a. Jika signifikansi F < 0,05 maka H0 di tolak yang berarti variabelvariabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen;
b. Jika signifikansi F > 0,05 maka H0 diterima yang berarti variabel
independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
3.6.4.3 Uji t (Parsial)
Ghozali (2011:50) menyatakan bahwa “uji t digunakan untuk mengukur
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan

variasi

variabel

dependen”.Pengujian

ini

juga dapat

menggunakan pengamatan nilai signifikan t pada tingkat α yang digunakan
(penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5%).
a.

Jika thitung> t- tabel untuk α = 5 % H0 diterima

b.

Jika thitung< t- tabel untk α = 5 % H0 ditolak

44

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan analisis regresi berganda.
Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft
excel, kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik dan analisis regresi.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan
tahunan Publikasi Bank selama periode 2013-2015. Data sekunder ini diperoleh
dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin diterbitkan oleh Bank
Indonesia pada situs www.bi.go.id, situs resmi bank-bank terkait dan berbagai
literatur seperti buku, jurnal, koran, internet dan lain-lain yang berhubungan
dengan aspek penelitian.
4.2 Analisis Statistik Desktiptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran dari data
yang dipakai di dalam penelitian. Statistik deskriptif memberikan penjelasan
mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean, nilai standart deviation,
dan nilai variance dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian. Berikut
tabel statistic dari variabel-variabel yang digunakan:

45

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1
Uji Analisis Statistik Deskriptif
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

ISR

33

.19

.66

.4082

.13731

UDK

33

3.00

8.00

5.2121

1.94868

DPS

33

1.00

3.00

2.3333

.54006

Valid N (listwise)

33

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa :
1. Variabel Islamic Social Reporting (ISR) memiliki 11 jumlah sampel
dengan periode pengamatan sebanyak 33, nilai minimum 0,19, nilai
maksimum 0,66, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,4082 dan simpangan
baku (Standard Deviation) sebesar 0,13731.
2. Variabel Ukuran Dewan Komisaris (UDK) memiliki 11 jumlah sampel
dengan periode pengamatan sebanyak 33, nilai minimum 3,00,

nilai

maksimum 8.00 nilai rata-rata (mean) 5,2121 dan simpangan baku
(Standard Deviation) sebesar 1,94868.
3. Variabel Dewan Pengawas Syariah (DPS) memiliki 11 jumlah sampel
dengan periode pengamatan sebanyak 33, nilai minimum 1,00, nilai
maksimum 3,00, nilai rata-rata (mean) sebesar 2,333 dan simpangan baku
(Standard Deviation) sebesar 0,54006.
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai
residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau
tidak.Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang

46

Universitas Sumatera Utara

terdistribusi secara normal.Uji Normalitas dilakukan dengan beberapa
pendekatan seperti pendekatan Grafik, pendekatan Histogram, dan pendekatan
Kolmogorov-Smirnov
Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.2
Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N

33

Normal Parameters

a,,b

Mean

.0000000

Std. Deviation
Most Extreme Differences

.12848245

Absolute

.190

Positive

.190

Negative

-.099

Kolmogorov-Smirnov Z

1.089

Asymp. Sig. (2-tailed)

.187

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Hasil dari tes Kolmogrov-Smirnov di atas menunjukkan bahwa setiap
variabel yang digunakan dalam penelitian memiliki data yang berdistribusi
normal. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian memiliki nilai
signifikansibesar dari 0,05 (0,187 > 0,05). Hal ini menunjukkan variabel
residual berdistribusi normal.
Pendekatan P-P Plot

47

Universitas Sumatera Utara

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Gambar 4.1
Grafik Normal P-Plot
Gambar 4.1 Normal Probability Plot dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas karena data menunjukkan titik-titik pada scarter
plot mengikuti data di sepanjang garis diagonal.
Grafik Histogram

48

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Gambar 4.2
Grafik Histogram
Gambar 4.2 pada Grafik Histogram terlihat bahwa variabel Islamic Social
Reporting berdistribusi normal.Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut
tidak menceng ke kiri atau ke kanan dan kurva memiliki kemiringan yang
cenderung seimbang dan kurva berbentuk menyerupai lonceng.
4.3.2 Uji Multikolinieritas

49

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients

a

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model

B

1 (Constant)

Std. Error

Coefficients

Collinearity Statistics

Beta

Tolerance

VIF

.182

.149

UDK

.027

.013

.379

.866

1.155

DPS

.037

.047

.147

.866

1.155

a. Dependent Variable: ISR

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2017 (data diolah)
Dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikoloniearitas
dalam penelitian ini. Karena nilai tolerance dari setiap variabel independen
lebih besar dari 0,10 (Tolerance > 0,10) dan nilai VIF lebih kecil dari dari 10
(VIF < 10).
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan dengan pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yangbebas

dari

heteroskedastisitas. Untuk melihat apakah terjadi heteroskedasitas atau tidak,
maka dapat dilihat melalui grafik Scatterplot berikut:

50

Universitas Sumatera Utara

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi ini,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Islamic Social
Reporting berdasarkan variabel-variabel independen.
4.3.4 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi
antara kesalahan penggangu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu
periode sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya
korelasi antara kesalahan penganggu pada data yang tersususn, baik berupa
data cross sectional dan atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model

51

Universitas Sumatera Utara

regresi berarti koefisisen korelasi yang diperoleh menjadi titik akurat, sehingga
model regresi yang baik adalah model yang bebas autokorelasi. Cara yang
dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah melakukan
pengujian Durbin-Watson (DW) sebagai berikut:
a. Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
b. Angka DW di antara -2 sampai +2 berrati tidak ada autokorelasi
c. Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
b

Model Summary

Model
1

R
.353

R Square
a

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.124

.066

Durbin-Watson

.13270

1.606

a. Predictors: (Constant), DPS, UDK
b. Dependent Variable: ISR

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Pada hasil uji Autokorelasi dalam Tabel 4.4 menunjukkan nilai statistik
Durbin-Watson (DW) sebesar 1.606 yaitu berada di antara -2 sampai +2 maka
dapat disimpulkan bahwa pada data ini tidak terjadi autokolerasi.
4.4 Analisis Regresi Berganda
Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen. Persamaan regresi dapat
dilihat dari tabel hasil Uji Coefficient terhadap terhadap ketiga variabel
independen yaitu, Ukuran Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah (DPS),
terhadap Islamic Social Reporting ditunjukkan pada tabel berikut:

52

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients

a

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B

Std. Error

(Constant)

.182

.149

UDK

.027

.013

DPS

.037

.047

Coefficients
Beta

t

Sig.
1.216

.233

.379

2.064

.048

.147

.802

.429

a. Dependent Variable: ISR

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Dari tabel 4.5 di atas dapat disusun Persamaan Regresi Berganda sebagai berikut :
Y

= a + b1X1 + b2X2 + e

ISR = 0,182 + 0,027UDK + 0,037DPS + e

1. Nilai konstanta (a) adalah sebesar 0,182 menunjukkan apabila UDK, DPS,
dan dianggap konstan, maka Islamic Social Reportingbernilai 0,182.
2. Variabel Ukuran Dewan Komisaris (UDK) sebesar 0,027 menyatakan
bahwa apabila UDK meningkat 1 % maka Islamic Social Reporting akan
meningkat sebesar 2,7 %.
3. Variabel Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebesar 0,037 menyatakan
apabila Dewan Pengawas Syariah meningkat 1 % maka Islamic Social
Reportingakan meningkat 3,7 %.
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

53

Universitas Sumatera Utara

Nilai Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Apabila nilai
R2 mendekati 1, dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas secara
keseluruhan berpengaruh besar terhadap variabel terikat. Dari hasil analisis
data diperoleh hasil Koefisien Determinasi yang ditunjukkan pada tabel
berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R
Model

R

1

.353

R Square
a

Square

.124

Std. Error of the Estimate
.066

.13270

a. Predictors: (Constant), DPS, UDK
b. Dependent Variable: ISR

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Berdasarkan Uji Koefisien Determinasi pada tabel 4.6 menunjukkan
koefisien korelasi R dan koefisien determinasi (R square) nilai R menunjukkan
hubungan antar variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Dari
hasil olah data nilai koefisien korelasi sebesar 0,353 atau 35,3 % artinya
hubungan antara variabel UDK dan DPS terhadap Islamic Social Reporting
rendah.
Nilai R square sebesar 0.124 berarti sebesar 12,4% yang berpengaruh
terhadap Islamic Social Reporting dapat dijelaskan oleh variabel UDK dan
DPS. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 87,6% (100% - 12,4%) dapat dijelaskan
oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

54

Universitas Sumatera Utara

4.5.2 Uji F (Uji Simultan)
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen.Uji – F dicari dengan melihat Fhitung dari tabel anova.
Tabel 4.7
Hasil Uji F Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model
1

Sum of Squares

Df

Mean Square

Regression

.075

2

.038

Residual

.528

30

.018

Total

.603

32

F
2.131

Sig.
.036

a

a. Predictors: (Constant), DPS, UDK
b. Dependent Variable: ISR

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Berdasarkan hasil regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama
(simultan) variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai Fhitung sebesar 2,131 >
Ftabel sebesar 3,320 dengan signifikansi sebesar 0,036 < 0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa secara simultan, variabel Ukuran Dewan Komisaris dan
Dewan Pengawas Syariah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
Islamic Social Reporting.
4.5.3 Uji t (Uji Parsial)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas, yaitu
UDK dan DPS secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat, yaitu Islamic Social Reporting Pengujian dilakukan dengan
menggunakan derajat signifikansi sebesar 5% atau 0,05 dengan:

55

Universitas Sumatera Utara

a. Jika thitung> ttabel dan nilai signifikansi t 0,05, maka secara parsial variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8
Hasil Uji t Signifikan Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B

Std. Error

(Constant)

.182

.149

UDK

.027

.013

DPS

.037

.047

Coefficients
Beta

t

Sig.

1.216

.233

.379

2.064

.048

.147

.802

.429

a. Dependent Variable: ISR

Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)
Harga t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan t tabel. Untuk
kesalahan 5 % uji dua pihak dan df= n-k = 33-2= 31, maka diperoleh t tabel =
2,039 (t tabel terlampir).
Keterangan:

df = degree of freedom

n = jumlah observasi
k = jumlah variabel
Berdasarkan tabel 4.6 maka hasil regresi berganda dapat menganalisis
pengaruh dari masing-masing variabel UDK (Ukuran Dewan Komisaris) dan
DPS (Dewan Pengawas Syariah) dan dapat dilihat dari arah tanda dan tingkat
signifikan Islamic Social Reporting sebagai berikut :

56

Universitas Sumatera Utara

1. Nilai thitung Variabel UDK 2,064 > ttabel 2,039 dan nilai sig sebesar 0,048 <
0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel
(UDK) Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Islamic Social Reporting.
2. Nilai thitung VariabelDPS 0,802 < ttabel 2,039 dan nilai sig sebesar 0,429 >
0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel
(DPS) Dewan Pengawas Syariah berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Islamic Social Reporting.
4.6 Pembahasan
4.6.1 Pengaruh

Ukuran

Pengungkapan

Dewan

Komisaris

terhadap

Tingkat

Islamic Social Reporting pada Perbankan

Syariah
Dalam penelitian ini, uji t menunjukkan variabel ukuran
perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,048 atau signifikansi
dibawah α = 0,05 dan nilai thitung 2,064 > ttabel 2,039. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ISR pada perbankan syariah diIndonesia.
Ukuran Dewan Komisaris adalah mekanisme pengendalian intern
tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen
puncak. Semakin besar Ukuran Dewan Komisaris dalam suatu
perusahaan, maka pengawasan akan semakin baik. Dengan pengawasan
yang baik, maka diharapkan pengungkapan ISR akan semakin luas

57

Universitas Sumatera Utara

karena

dapat

meminimalisir

informasi

yang

mungkin

dapat

disembunyikan oleh manajemen.
4.6.2

Pengaruh

Dewan

Pengawas

Syariah

terhadap

Tingkat

PengungkapanIslamic Social Reporting pada Perbankan Syariah
Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebagai perwakilan DSN-MUI
pada perbankan syariah bersifat independen.Seluruh kegiatan operasional
perbankan syariah, termasuk juga produk-produk yang dikeluarkan
perbankan syariah harus disetujui oleh DPS agar terjamin kesesuaiannya
terhadap prinsip-prinsip syariah. DPS mempunyai wewenang mengawasi
kepatuhan perusahaan terhadap prinsip syariah, antara lain mengawasi
kegiatan menyalurkan dana zakat, infak, sedekah yang bisa diakui
sebagai bentuk ISR perusahaan. Selain itu terdapat dana kebajikan (qard)
yang dapat dikategorikan sebagai ISR dan DPS memiliki wewenang
untuk mengawasi kegiatan ini. berdasarkan uraian tersebut maka dapat
dikatakan bahwa DPS mempunyai peran dalam pengungkapan ISR
perbankan syariah.
Dalam penelitian ini, hasil uji t menunjukkan bahwa variabel
dewan pengawas syariah memiliki nilai signifikan sebesar 0,429 atau
signifikansi lebih besar dari α = 0,05 dan nilai thitung 0,802 < nilai ttabel=
2,039. Hal ini berarti dewan pengawas syariah tidak berpengaruh
terhadap tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting.

58

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini
adalah:
1. Ukuran Dewan Komisaris secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting pada perbankan syariah di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dengan nilai t hitung sebesar
2,064 dan nilai signifikansi sebesar 0,048 lebih kecil dari 0,05.
2. Dewan Pengawas Syariah secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia .
Hal ini dibuktikan dengan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t)
dengan nilai t hitung sebesar 0,802 dan nilai signifikansi sebesar 0.429.
3. Secara simultan, Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Islamic Social
Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia.
1.2 Saran
Terkait dengan kesimpulan penelitian yang sudah disebutkan sebelumnya, berikut
adalah beberapa saran untuk penelitian selanjutnya :
1. Periode dalam penelitian ini hanya berkisar dari tahun 2013-2015,
sebaiknya perlu untuk menambah periode penelitian bagi peneliti
selanjutnya.

59

Universitas Sumatera Utara

2. Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan jenis perusahaan yang lain
sebagai sampel penelitian. Misalnya perusahaan manufaktur, perusahaan
dagang atau perusahaan jasa.
3. Menambah sumber-sumber informasi pengungkapan lainya. Sehingga
lebih dapat mengganbarkan kondisi perusahaan. Seperti laporan-laporan
lainnya yang dikeluarkan oleh perusahaan, koran, majalah dan informasi
lainnya.
4. Membuat pengembangan atas indeks pengungkapan ISR.

60

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH ELEMEN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 4 130

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 3 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 18

Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 11

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 14

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 2

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 11

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 22

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 5

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 7