PENGARUH ELEMEN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

(1)

i

PENGARUH ELEMEN

GOOD CORPORATE

GOVERNANCE

TERHADAP PENGUNGKAPAN

ISLAMIC SOCIAL REPORTING

PADA PERBANKAN

SYARIAH DI INDONESIA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Amirul Khoirudin NIM 7211409038

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada:

Hari : Senin


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Rabu


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Mei 2013

Amirul Khoirudin NIM 7211409038


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

....Sesungguhnya sesudah ada kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain) dan ingat kepada Tuhanmulah kamu berharap... (QS. Al Insyiroh:6-8)

Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga (HR. Muslim).

Persembahan

Kedua orang tuaku dan Adikku tercinta Siti Maghfiroh sekeluarga Bagus, Singgih, Ummah, Rizky, Ufi, Widya Terimakasih untuk do a dan motivasi selama ini Serta generasi penerusku KSEI FE UNNES


(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul Pengaruh Elemen Good Corporate Governance terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia . Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Penulisan skripsi ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada.

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk melanjutkan studi.

2. Dr. S. Martono, M.Si. Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan dorongan kepada penyusun untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. Fachrurrozie, M.Si. Ketua Jurusan Akuntansi yang telah memberikan bantuan pelayanan khususnya dalam memperlancar penyelesaian skripsi ini. 4. Drs. Asrori, MS. Dosen Pembimbing I, yang dengan sabar memberikan

bimbingan dan arahan yang berharga.

5. Agung Yulianto, S.Pd., M.Si. Dosen Pembimbing II, yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan yang berharga.

6. Drs. Heri Yanto, MBA. Ph.D. Dosen Penguji yang memberikan saran berharga dan bermanfaat.

7. Lesta Karolina Br Sebayang S.E., M.Si yang telah memberikan bimbingan dan membantu penulis saat melaksanakan penelitian.

8. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(7)

vii

Demikian yang dapat peneliti sampaikan, semoga semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan dan mendapat berkah yang berlimpah dari Allah SWT.

Harapan peneliti, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Mei 2013


(8)

viii

SARI

Khoirudin, Amirul. 2013. Pengaruh Elemen Good Corporate Governance terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia . Skripsi. Jurusan Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Asrori, MS. Pembimbing II: Agung Yulianto, S.Pd., M.Si.

Kata Kunci: Bank Syariah, Good Corporate Governance, Islamic Social Reporting.

Pengungkapan tanggung jawab sosial tidak hanya berkembang pada ekonomi konvensional, tetapi berkembang juga pada ekonomi syariah. Selama ini pengukuran pengungkapan tanggung jawab sosial pada perbankan syariah masih mengacu pada Global Reporting Initiative Index (GRI), padahal saat ini banyak diperbincangkan mengenai Islamic Social Reporting yang sesuai dengan prinsip syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari elemen Good Corporate Governance terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting pada perbankan syariah di Indonesia. Elemen Good Corporate Governance yang digunakan yaitu ukuran Dewan Komisaris dan Ukuran Dewan Pengawas Syariah.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh bank umum syariah di Indonesia. Total sampel yang diuji sebanyak 10 bank umum syariah yang dipilih dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menganalisis laporan tahunan perusahaan dengan metode content analysis. Teknik analisis dari penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kenaikan indeks Islamic Social Reporting pada tahun 2011. Rata-rata pengungkapan Islamic social reporting yang dilakukan oleh perbankan syariah adalah sebesar 55,20%. Ukuran dewan komisaris dan ukuran dewan pengawas syariah secara simultan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Islamic social reporting pada perbankan syariah di Indonesia. Ukuran dewan komisaris terbukti memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan Islamic social reporting pada perbankan syariah di Indonesia, sedangkan ukuran dewan pengawas syariah tidak terbukti berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic social reporting pada perbankan syariah di Indonesia.

Saran yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain yaitu peneliti selanjutnya hendaknya menambah variabel independen agar nilai koefisien determinasi dapat lebih baik. Pemerintah disarankan agar mengeluarkan peraturan mengenai praktik dan pengungkapan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan prinsip syariah. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah tahun pengamatan sehingga dapat lebih menggambarkan pengungkapan Islamic social reportingperbankan syariah di Indonesia.


(9)

ix

ABSTRACT

Khoirudin, Amirul. 2013. The Influence of Good Corporate Governance Elements on Islamic Social Reporting Disclosure of Sharia Banking in Indonesia . Final Project. Accounting Department, Faculty of Economics, Semarang State University.

Advisor: Drs. Asrori, MS. Co Advisor: Agung Yulianto, S.Pd., M.Si.

Keywords: Sharia Banking, Good Corporate Governance, Islamic Social Reporting.

Social responsibility disclosure is not only developed by conventional economy, but also developed by sharia economy. So far social responsibility disclosure measurement is still referred to Global Reporting Initiative (GRI) index, although many recent discussions about Islamic Social Reporting which is in favor with Sharia Principles. This research aims at identifying the influence of Good Corporate Governance on Islamic Social Reporting disclosure of sharia banking in Indonesia. Good Corporate Governance elements used by the study are Board of Commissioner size and Sharia Supervisory Board size.

The population of this research are all of Islamic banks in Indonesia. Ten Islamic banks selected by using purposive sampling. This research analyzes the company s annual reports by conducting content analysis. The study uses descriptive and regression analyses.

The result shows that there is an increase of Islamic Social Reporting index in 2011. Islamic social reporting disclosure average conducted by sharia banking is 55,20%. The Commissioner Board Size and Sharia Supervisory Board Size simultaneously influence Islamic social reporting disclosure on sharia banking in Indonesia. Commissioners Board size affect significantly on Islamic social reporting disclosure of sharia banking in Indonesia, while Sharia Supervisory Board size does not affect Islamic Social Reporting of Sharia banking in Indonesia.

Future research should increase the number of independent variables to identify better coefficient of determination. The government should issue regulation regarding to social responsibility practices and disclosure which is in line with sharia principles. Further research should be conducted by increasing the number of observation years to provide better description of Islamic social reporting disclosure of sharia banking in Indonesia.


(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 13

2.1. Landasan Teori ... 13

2.1.1. Teori Legitimasi... 13

2.2.Corporate Social Responsibility(CSR) ... 15

2.2.1. Pengertian dan KonsepCorporate Social Responsibility ... 15

2.2.2.Islamic Social Reporting(ISR) ... 19

2.3.Good Corporate Governance(GCG) ... 29

2.3.1. Pengertian dan KonsepGood Corporate Governance ... 29

2.3.2. ImplementasiGood Corporate Governance ... 35

2.4. Dewan Komisaris ... 37

2.5. Dewan Pengawas Syariah ... 43


(11)

xi

2.7. Kerangka Berpikir dan Pengembangan Hipotesis... 48

2.7.1. Kerangka Berpikir... 48

2.7.2. Pengembangan Hipotesis ... 53

BAB III METODE PENELITIAN ... 56

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ... 56

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 57

3.3. Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel ... 58

3.3.1. Variabel Terikat (dependent variable)... 58

3.3.2. Variabel Bebas (independent variable) ... 59

3.3.2.1. Ukuran Dewan Komisaris... 59

3.3.2.2. Ukuran Dewan Pengawas Syariah ... 59

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 61

3.4.1. Jenis Data ... 61

3.4.1.1. Jenis Data Menurut Sifat... 61

3.4.1.2. Jenis Data Menurut Sumber... 61

3.4.1.3. Jenis Data Menurut Skala Pengukuran ... 61

3.4.1.4. Jenis Data Menurut Waktu Pengumpulan... 62

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data... 66

3.5. Metode Analisis Data... 66

3.5.1. Analisis Deskriptif ... 67

3.5.2. Analisis Inferensial ... 67

3.5.2.1. Uji Normalitas... 67

3.5.2.2. Uji Hipotesis ... 68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 71

4.1. Analisis Deskriptif ... 71

4.1.1 PengungkapanIslamic Social Reporting(ISR) ... 71

4.1.2 Ukuran Dewan Komisaris... 74

4.1.3 Ukuran Dewan Pengawas Syariah ... 75

4.1.4 Analisis Statistik Deskriptif ... 77

4.2. Uji Normalitas dan Hasil Estimasi... 79


(12)

xii

4.2.2 Hasil Estimasi ... 80

4.3. Pengujian Hipotesis... 85

4.3.1 Uji Signifikansi Simultan (F Test) ... 85

4.3.2 Koefisien Determinasi... 86

4.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T) ... 86

4.4. Pembahasan Hasil Estimasi... 88

4.4.1 Pengujian Simutan Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah terhadap pengungkapan ISR ... 88

4.4.2 Pengujian Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan ISR ... 88

4.4.3 Pengujian Pengaruh Ukuran Dewan Pengawas Syariah terhadap Pengungkapan ISR ... 90

BAB V PENUTUP... 93

5.1. Simpulan ... 93

5.2. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Bank Syariah yang Mengungkapkan CSR tahun 2007-2008 ... 5

Tabel 2.1 Indeks ISRFinance and Investment Theme... 24

Tabel 2.2 Indeks ISRProduct and Service Theme... 25

Tabel 2.3 Indeks ISREmployee Theme... 26

Tabel 2.4 Indeks ISRSociety (Community Involvement) Theme... 27

Tabel 2.5 Indeks ISREnvironment Theme... 28

Tabel 2.6 Indeks ISRCorporate Governace Theme... 29

Tabel 3.1 Perolehan Sampel Penelitian ... 58

Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 60

Tabel 4.1 NilaiContent AnalysisBUS di Indonesia Berdasarkan Tema ... 72

Tabel 4.2 NilaiIslamic Social Reportingpada BUS di Indonesia ... 73

Tabel 4.3 Ukuran Dewan Komisaris BUS di Indonesia 2010-2011 ... 75

Tabel 4.4 Ukuran Dewan Pengawas Syariah pada BUS Periode 2010-2011 ... 77

Tabel 4.5 Hasil Statistik Deskriptif ... 78

Tabel 4.6 Hasil PengujianLikelihood Ratio ... 81

Tabel 4.7 Hasil PengujianHausman Test... 82

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji LM... 83

Tabel 4.9 Hasil EstimasiPooled Least Square ... 84


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 StrukturBoard of DirectorsdalamOne Tier System ... 38

Gambar 2.2 StrukturTwo Tiers Systemyang Berkembang di Indonesia... 39

Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran ... 52


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar IndeksIslamic Social Reporting... 100

Lampiran 2 NilaiContent AnalysisBUS di Indonesia Berdasarkan Tema ... 103

Lampiran 3 NilaiIslamic Social Reportingpada BUS di Indonesia ... 104

Lampiran 4 Sampel beserta Variabel Penelitian ... 105

Lampiran 5 Tabel yang digunakan dalam Analisis Hasil Penelitian ... 106

Lampiran 6 Nilai Indeks ISR ... 110

Lampiran 7 HasilChecklistIndeks ISR 2010 ... 112


(16)

1

!" # $%&'() ( $* + +)& " '+!, -./0123405,()(%

& +'! # %&6() ( 7 8& * 6 ! ! ! & ##(! #6 %&( + 6& #(

"! # % (% + 6! $% 96!$% * + &!#! %! %& 6&)! + (, -./ 0 123405 ,) "6 ) &6& #&$ ! ! * + & &% '()($% 7 :6 %& ( + "6)

"! +(% & ' +! ('& ! ! * + 6 &)! + & +& ! % "! ! & % !

6& ( $ * + '& +( ()(% 6&)!'+ "# 6& + '!# %&6()( 7

;& + ! ! * + % ()< #&+% 6 " )& 6 ) =% )( & ("$% ! >& )

()(%& + '!#%&6() ( * +"! $6%"6 )& '& !% $ !#* + & (!

"& +%&! +! !>& ) )& & '()7

! *+ & ! +%#! "! ! ) ()(% "! (+% 6% #& $ 6&( $

"#$ &+& ! ) ++(+

?='

!# ) (

@25A25 . -0 B2CD. 3 E0,A2F,DGD3-H

IJK L M7 K&N ((< JK L "!"&! ! !% & '+! % ! )& 6& ( $ () (%

)!"% $ * '& (6 * & N! %&() ( + " ! " '! ! *< )&) 6! ?(+

& ?+ %& $! "& + #!+% (+ !# "! &%!) )&6) * '& ( $<

& # #(! (6 *9(6* *+ & + $ 6" 6& ! +% ) % & $! "(6 % (! )

&)& 6) "! &+# 6&% *7 8&( $ % & +( +%6% 6% )! % ) ++(+

?=' !# + '& )(%% )! '( !* +)& # $"! #% (% #& $6&( $ )& & '()

"6) "!%& ) $(! #& $ '& '+! 6!$% * + '&%& 6& )!+7 ;& +


(17)

2

OPQPRS TPUPVQPWV XUYZ P TPPWR PV P[OXWS W \QP[QP WQXVXU ]P^P PWO PZ^PU PQP[_PT`P

VXUYZPTP PW R Pa PO O Xa PQZPWPQPW PQ[S bS [ PZW^P cY \ P [ YUY[ OXOVXU TP[ S QPW RPO VPQ

^PW \RS [SO_YaQPW[ XU T PR PVa S W\QY W\PWZXQS [ PUd

ePRS f2011:65g OXW\ X OY QPQPW _PT`P hijk lm nopq ir pksk mk tu R XW\PW VXUc Pa PWPW ` PQ[Y O XWcPRS _P\S PW ^PW\ [PQ [ XU VSZPTQPW R PUS QX_ XUP R PPW

VXUYZPTP PWdePaS [Y QPU XWPQX_ XUPRPPWVXUYZPTPP WRS[ XW\PTaSW\QY W\ PWO XOSa S QS

R POVPQ VvZ S[ S w OPY VY W WX\ P[ S wd xTYZ YZ R POVPQ WX\P[ S w f roy ltk z o o{t o|rlmk tk op g

OXOS ]YU XPQZ SR PWVU v[ XZpt l} o~ imo| €ZXTS W\\PV XUaYVXW^XS O _PW\ PWa X`P[VXU PW

p ijklm| opq ir pk sk mk tuZ X_P\PSZPaPTZP[YZ [U P[ X\SaX\S[ S O PZ SVXUYZ PTPPWd

 XOXUS W[PT‚WR vWXZ S POXO _XUSQPWUXZVvW^P W\_ PS Q[XU TPR PVVXaPQZ PWP PW

ƒ„ … ^PS[ Y R XW\ PW OXW\ XaY PU QPW U X\Ya PZ S [ XW[ PW\ [ PW\\Y W\ cP `P_ Z vZ SPa f pijklm

| opq ir pkskmktu g ZX_P\PSOPWP RS OY P[ RPaPO † WRP W\ ‡† WR PW\ ˆ vd 40 [PTYW 2007 [ XW[PW\ XUZXU vPW‰ XU _P[PZ PZPa 66R PW PZPa 74d PR P VPZPa 66 P ^P[f2g_ P\SPW] RSZX_Y[ QPW _PT`P ZXa PSW O XW ^PO V PS QPW a PVvUPW QXY PW\PW€ VXUYZ PTP PW cY\P

RS ` PcS_QPW O XaPVvUQPW VXa PQZPW PPW [PW \\Y W \ c P` P_ ZvZ S Pa R PW aSW\ QY W\PWd

„ XR PW\QPWR PaPO VPZPa 74 O XWc Xa PZQPW QX` PcS_PWY W[ Y Q OXaPQZ PWPQ PW [ P W\\Y W\ cP` P_ ZvZ S Pa R PW aSW\QY W\PW _P\S VXUYZPTP PW ^PW\ QX\SP[ PW YZ PTPW^P _ XU QPS [ PW

R XW\ PW Z Y O _XU R P^P Pa P Od „ XaPS W S [Y € QX`PcS_P W VXaPQZPWP PW ƒ „ … cY\ P RS P[ YU

R Pa PO †WR PW \‡†WR PW \  XWPWPOPWŠvR Pa ˆ vd 25 [ PTY W 2007 VPZ Pa 15 _P\SPW _€ VPZ Pa 17€RPWVPZPa 34 ^PW\OXW\P[YU ZX[SPVV XW PWPO PW OvR Pa RS`PcS_QP WY W[Y Q S QY[ZXU[PR Pa PO[PW\\Y W\cP ` P_Z vZ SPaVXUYZPTP P Wd Xa PQZPWPPWwY W\Z SZ vZ S PacY\P

RS OY P[ R Pa PO †† ˆvd 21 [ PTY W 2008 O XW\XWPS VXU _PWQPW Z^PUSPT€ VPRP _P_ ‚‚ VPZ Pa 4 P^P[f2gR PWP^P[f3gd


(18)

3

‹ ŒŽ Ž‘’ ‘ “‘ ŽŽ Ž ”‘ •‘ – — ˜— ™‘š — Œ›‘œ ‘ ™ ’š ™— ™ “ ”Ž‘ “Œš‘ž

“Œœ‘ ˜ ˜Ÿ‘ — ™ Ÿ‘ š‘ ‹ Œœ ‘ “‘‘ ¡ “‘ Ÿ‘ œ ¢ “‘ —™ £ Œ‘ Ž‘ ¤‹ ¡¢ £ ¥ ¦ ˜§ 1 “‘ž 2004 “ Œ “‘ Ž ‹ Œ ‘”™‘ ¨‘ ’˜œ‘ £Œ‘Ž‘ Ÿ‘ Ÿ‘š‘ ©ª«¬­ ® ¯ ° ±œ‘ ²“ ‹ ¡¢ £ ˜³´“‘ž³´´ µ“ Œ “‘Ž¢ “‘ — ™¨™ Ž Ž‘ §

‹ ¡¢ £ ¦˜§ 1 “ ‘ž 2004 “ Œ “‘ Ž ‹ Œ ‘ ”™‘ ¨‘’˜œ‘ £Œ‘ Ž‘ ¶ –‘ Ž™ ‘ ·‘ŽŽ Ž”‘ •‘–‘“‘ —¨‘ ’˜œ‘£ Œ ‘ Ž‘’‘œ‘ Žœ‘ ² 09 Ÿ™ ‘“‘ ‘ –‘ž •‘ :

Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (¸¹º® ° ¹ »»°» ­ ¼¹ ¼°½°¾¼), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor

lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting .

Dalam Exposure Draft PSAK nomor 20 tahun 2005 tentang Akuntansi

Lingkungan bagian Pendahuluan paragraf 01 dinyatakan bahwa :

...perusahaan-perusahaan pada masa kini diharapkan atau diwajibkan untuk mengungkapkan informasi mengenai kebijakan dan sasaran-sasaran lingkungannya, program-program yang sedang dilakukan dan kos-kos yang terjadi karena mengejar tujuan-tujuan ini dan menyiapkan serta mengungkapkan risiko-risiko lingkungan. Dalam area akuntansi, inisiatif yang telah digunakan untuk memfasilitasi pengumpulan data dan untuk menigkatkan kesadaran perusahaan dalam hal terdapatnya implikasi keuangan dari masalah-masalah lingkungan .

Perusahaan akan mendapatkan manfaat tersendiri dengan melakukan

praktik pengungkapan CSR. Secara tidak langsung CSR dapat menjadi media

promosi bagi perusahaan untuk memperkuat citra positifnya kepada masyarakat.

Hadi (2011:156) menyatakan bahwa perusahaan akan mendapatkan sejumlah

keuntungan dengan melakukan pengungkapan atas biaya sosial yang telah


(19)

4

¿ÀÁÂÃÄÁ ÂÅÁ Æ ÅÁ ÇÅÈÉÅ ÊÅÃÅË ÈÌÃ ÀËÅÊ; (2) transparansi; (3) wujud Í ÎÏÐÑÒ

ÓÔÍÕÎÖÍÐ×ÐÒ ÐØ Ù; (4) membangunÐÚÑÛÔperusahaan; (5) membangunÐÚÑÛÔterhadap

ÚÜØÜÑÒ Ý ÜÖÞ dan Í ßÑ ÓÔßÎÒÞÔÓ; (6) mendukung tingkat kembalian investasi; (7)

membangunÐÚÑÛÔterhadap investor supaya investasi saham lebih aman.

Praktik dan pengungkapan CSR merupakan konsekuensi logis dari

implementasi konsep à ÎÎÞ á ÎÓ ÕÎÓÑØ Ô àÎâÔ Ó ÖÑ ÖÏÔ (GCG), yang prinsipnya

antara lain menyatakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan kepentingan

Í ØÑ ãÔß ÎÒ ÞÔ ÓÍ-nya, sesuai dengan aturan yang ada dan menjalin kerjasama yang

aktif dengan Í ØÑ ãÔß ÎÒ Þ ÔÓ Í demi kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan

(Utama 2007). Terkait dengan pelaksanaan CSR, Sudana dan Arlindania (2011)

menyatakan bahwa CSR dapat dilaksanakan secara langsung oleh perusahaan di

bawah divisi ß ÜÚÑ Ö ÓÔÍ ÎÜÓ ÏÔ ÞÔâ ÔÒÎÕÚÔ ÖØ atau ÕÜ×Ò Ð Ï ÓÔÒ ÑØÐÎÖ. CSR bisa pula

dilakukan oleh yayasan yang dibentuk terpisah dari organisasi induk perusahaan,

namun tetap bertanggungjawab kepada CEO atau kepada dewan direksi.

CSR tidak hanya terdapat pada ekonomi konvensional, tetapi berkembang

juga pada ekonomi syariah. Bahkan ekonomi syariah sudah mempunyai konsep

CSR sebelum dikeluarkannya UU No. 21 tahun 2008 mengenai perbankan

syariah. Konsep tersebut diwujudkan dalam laporan sumber dan penggunaan dana

zakat dan kebajikan. Seperti yang dikemukakan Widiawati dan Raharja (2012)

bahwa konsep CSR dalam Islam erat kaitannya dengan perusahaan-perusahaan

yang menjalankan bisnis sesuai dengan konsep syariah yang diharapkan

perusahaan tersebut dapat melakukan tanggung jawab sosial perusahaan secara


(20)

5

äåæ çè çé æè êëé ìå íìå æîìïèìðñ ê ðé æé æ å îì òëïó ìåê ìå æîìïè ìð æë ðì ïé æ åîì

ôë ô òé å îìè ê õôè ç ôë å êé ìç öì÷ ìô ôë åíë ôó ìåíê ìå òïõíïìô øù ú û ü ìïëåì ó ìåê

æîì ïè ìð çèöìê öèóë åçéê ðìå îì óë ïõïè ëåç ìæè òìö ì òïõýè ç æ ìþ ì çë çìòè þé íì é åçéê

ôë ôó ìåçé ôëåæëþ ìðçëï ìê ìå ôìæîìï ìê ìçû ÿé æ é ý 2010 ôëåîìçìê ìå ó ìðì òïõíïìô øù ú òëïó ìåê ì å æîìïè ìð ðì ïé æ óë åìïó ë åìï ôëåîë åçé ð êëóé çé ð ìå ìæ ìæè

ôìæîì ïìêìç é åçéê ôëåèòçìê ìå òë ôëï ìçììå êë æëþìðçë ïì ìå ëê õåõôè ó ìíè

ôìæîì ïìêìç û

ìðé å 2008 òë ôë ïè åç ìð ôë åë ïóè çê ìå õ û 21 çë åçìå í ëïó ìåêì å ùîìïèìðû èåèôëåþìöè òìîé åí ðéêé ôóì íè æëêçõï òë ïóìåê ìå æîì ïèìðû ìöèïåîì

òë ïó ìåê ìå æîìïè ìð æ ì åíìçöè ðìïìòêìåô ìô òé ôëô ìé òë åèåíêìç ìåòë ïìåöìå

ê õåçïè óé æè òë ïó ìåê ìå æîìïèìð ö ì÷ìô ôë å íë åçì æê ìå êë ôèæêè åìåñ êëæëþìðçë ïì ìå

ôìæîì ïìêìç ñ æë ïçì òë ôó éê ììå ÷ ìò ìå íìå êë ïþì ô ë÷ ì÷éè òïõ íï ìô æ õæèì÷û ëóë ïìò ì

ìåê ùîì ïèìð ç ë÷ìð ôë÷ìêéê ìå òë å íé å íê ìòìå øù ú æëóë÷é ô çëïóèçå îì åöìå í

åöìå í õûçìðé å08 çëåç ìåí ëïó ìåê ìåùîìïèìðñóë ïèêé çöè ìåç ìïìåîì:

ìåêùîìïèìðîìå íë å íé åíê ìòêìåø ù úç ìðé å 2008

õû ìôì ìåê

ë åíé å íê ìò ìåøù ú

2007 2008

1û û ìåêùîì ïè ìðéìôì÷ìçäåöõåë æè ì  

2û û ìåêùîì ïè ìð ìåöè ïè  

3û û ìåêùîì ïè ìðëíìäåöõåë æè ì X 

Sumber: !Bank Umum Syariah 2007-2008

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum diterbitkannya

Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, beberapa bank


(21)

6

"#$%&$ %' ( "($ )* + '( ,#$( "#,-($'($ ./(,0 (1 2 #$ %( $ %%( " -(13 ( ) * +

2 #,& "('($ -( %0($ 4(' 4 #,"0.(1'($ 5( ,0 4& 6 &($ & .(1( "# ,& .(1( ($ &$4 &'

2 #3 & 6& 5'($ 4(4 ($($ 2(./(,('(4 /($ % (507 5($ 2('2 & , . #6(7($ 5#$ %($ ",0$ . 0 "8

",0$ . 0"5( .( ,"# ,#' 9$ 920($./( ,0(1 :

; #,' #2-($ %($ "# ,-($'($ ./(,0(1 50 <$ 59$ # . 0( /($% 2 (6& "#.(4 =

2#$ 6( 50'($ "#$ #7040($ 4 #$4 ($% )*+ "(5( -($' . /( ,0 (1 50"#,7&'($ : * 4(40.4 0'

"#,' #2-($%($ "# ,-($' ($ ./( ,0 (1 .(2"(0 5#$%($ -&7 ($ > ($&( ,0 2013 2 #$&$ 6&''($-(13 (" #,-($'($./( ,0 (1. #2(' 0$7 &( .4 #,.#-( ,50. #7& ,&1<$59$ #. 0(

5#$%($ 11 ?($' @2 &2 */( ,0(1 A?@*B 5($ 6& 27 (1 '($4 9, 1:CDE &$ 04= 24 @ $ 04 @ .(1( */(,0(1 A@ @*B= . #,4 ( 158 ?;+*: F 94(7 ( .#4 "#,-($'($ ./( ,0 ( 1 4 #7 (1 2 #$ G( "( 0+ "HIJ=HHE4,070&$ :

K($ 0LL(A2002B 2#$/( 4 ('($-(13 ( .#7 (2 ( 0$ 0"#$%&'& ,($)* + MNO PQRO STU "( 5( " #,-($' ($ ./(,0(1 2( . 01 2#$%( G& "( 5( V Q RWX Q YUZR T [ N\] ^\N[ NX [ N_U ^\MU `

Aa+ <B: ;( 5(1 (7 .( (4 0$ 0 -($/(' 50"# ,-0$ G($ %'($ 2#$ %#$(0 ^O QXb N P cR PNX Q

YU ZR T [N \] /($% . #.&(0 5#$%($ ",0$ . 0" ./( ,0(1 : ;#$ #7040 8"#$ #7 04 0 #' 9$ 920 . /( ,0(1

.((4 0$ 0 -($/(' /($ % 2#$%%&$(' ($ ^OQXbNP cR PNX Q YU ZR T[ N\] ^\MU` A <* +B &$4&'

2 #$%&'&, )* + 0$ .404 & .0 ' #&($ %($ ./(,0(1 : <$ 5#'. <* + - #,0 .0 04#2804#2 .4 ($ 5( ,5

)* + /($ % 504 #4( "' ($ 97#1 dd e<f< Ag PPR S\[N \] X \M gSMN [N \] h T ]X \NiX [NR \ jR T

^O QXb N P k N \X \PNX Q ^\O[N [S[ NR \OB: f 04,0( 5($ K( ,4($40 A2010B 2#$/(4 (' ($ -(13( 0$ 5#' .<* + 50/(' 0$ 0 5( "(4 2#$ 6( 50"06('($(3(7 5(7(21(7 .4($ 5( ,"#$%&$%'( "($

)* +/($ %.#.&( 05#$%($"#,. "#'4 0L<.7 (2 :

<$ 5#' . <* + "# ,4(2 ( ' (70 50' #2-($%'($ 97#1 K($ 0LL( A2002B /($ % ' #2& 50($ 50' #2 -($ %'($ 97 #1 e4 12($ U [ X QlA2009B: K($ 0L L( A2002B 2#$/( 4('($


(22)

7

mnop n qrst nunqvr qr s mnq nwnx untn vrsnx yv nur z nu {snx w {w | nz }n x y t| z nv~v nx { zro

zr  mnyn v{ x€r xw |{ xnz w ro|xyyn | n r x yr ~v nvnx vrsnx yv n v{ xw r uq~nz ‚ƒ „…† ‡

ˆ‰‡† „ƒŠ‹Œ ‰ Ž† ‘

’r xr z|q|nx rxyr xn| urxy~ x yv nu nx qnx yy~ x y “npnm w {w|nz urs mnxvnx

w}ns| no nw| o qrs mnqnw ”• ns nonu–2002— rxr z| q| qr xq nxy urxy~ xyv nu nxx|zn|˜x| z n| ™wz n u ntn šnxv ›~ n  nznq ™xt{ xrw|n tr x yn x r znv~v nx nxnz| w| w qrso ntnu

znu{s nx qno~ xnxx}n qno~ x 1993˜2000” ’r xrz|q| nx qrsw r m~ q r mnxt| xyv nx ur xy~ x yvnunx }n x y t|y~ xnvnx untn nv~xq nxw | v{ x€rxw | { xnz tr xynx

ur xy~ x yvnunx }nxy mrstnwns u ntn wq nxtns œœ ™ž™” ’r xr z|q|nx qrswr m~ q

r x~ x“ ~vv nxo nw|zm nopnšnxv›~nnznq™xt{ xr w | n nw | or x yy~ xnvnxw q nxtns

nv~ xqnxw | v{ x€r xw| { xnz }n x y mr z~  w rw~ n| tr x ynx us|xw|u w}ns|no” Ÿ rtnxyvnx

œ mt~ z zno ‹ Ž‘„ƒ –2011— r z nv~v nx ur xr z| q| nx r x yr x n| urxy~ xyv nu nx urznu{snx qnxyy~ x y “npnm w{w | nz }nxy m rs {v~w unt n znu{snx trp nx ur x ynp nw w}ns | no tnx

ur znu{s nx ¡ nv nq untn mnxv w}ns| no t| ™xt{ xrw | n tnx › nz n}w |n” •nw|zx}n

ur xy~ x yvnunx}n x yt|znv~v nx{ zromnxvw}ns|not|vr t~ nxryns nnw |oqrs mnqnw ”

¢| t|np nq| tnx £ no ns“n –2012— r z nv~v nx ur xr z|q|nx r xyrxn|  nv q{s˜   nv q{s }n x y r ur x yns~o| ‚ƒ „…† ‡ ‚ ‰‡† „ƒ ‹Œ ‰ Ž†  urs~wno nnx }nx y qrs tnunq

untn tn q ns r  rv w}ns| no q no~ x 2009˜2011” • nw | z ur xr z| q|nx rx~ x“ ~vv nx mnop n ~v~s nx urs~wno nnx¤us{ |q nm| z| qnw¤q| ur|xt~w qs| tnx“r x| w mnxv mr sur x yns~ou{w|q|  

w | yx| | v nxqrsontnu™Ÿ£”

žnv q{s}n x yt| t~ynr  ur xyns~o|ur x y~x yv nun x ‚ƒ „…†‡‚ ‰‡† „ƒ ‹Œ ‰ Ž†

nxqns nzn|xntnz no~v~snxtrpnxv{ | w ns|w ”¥v~s n xtrpnxv{ | w ns| w }n|q~“~  zno


(23)

8

§¨©ª« ¬­ª« ©®­¯°¬ §¬± «¯¬ ²¯ © ®§¬± ª«©® ¯± ²¯ § © ®±³¬ ´ ¬« ª µ¬± © ®©¶®­ª§¬±

° ®²¯± ·¯ § µ¬± ¬ ­¬¸¬± § ®°¬ µ¬ ° ®± ³ ®¹ ¨¹¬ ° ®­¯«¬¸¬¬± ¬ ²¬¯ ° ª ¸¬§ ©¬±¬·®©®± º

»¬±¬ · ®©®± ¶®­²¬± ³³¯± ³·¬ ´¬ ¶ ¯± ²¯ § ©®± ª±³§¬ ² §¬± ®¼ª« ª ®±« ª µ¬± µ¬½¬ «¬ ª±³

° ®­¯« ¬ ¸¬ ¬±¾ «®µ¬±³§¬± µ®´¬± §¨© ª« ¬­ª« ¶®­² ¬± ³³¯± ³·¬ ´ ¬¶ ¯± ²¯ § © ®± ³¬´¬ « ª

©¬±¬ · ®© ®± ¿ ÀÁ à 2001Ä º Å®´¬± §¨©ª«¬­ª« ¶®­²¯ ³¬« © ®± ³¬ ´ ¬« ª ° ®­¯«¬ ¸¬ ¬± µ¬± ©®± ½¬ ©°¬ª §¬± «®©¯¬ ª±¼ ¨­©¬«ª § ®°¬ µ¬ Æ ÇÈÉÊËÌÍÎ ÊÏ Æ¾ ²® ­©¬« ¯ § ª ±¼ ¨­©¬« ª

° ®±³¯± ³§¬°¬± ² ¬± ³³¯± ³ ·¬´¬ ¶ « ¨«ª¬ ¹ º Ю­§ ¬ª ² µ®±³¬± ° ®± ³¯± ³§¬°¬± ª± ¼ ¨­©¬« ª

¨¹®¸° ®­¯«¬ ¸¬¬±¾«®©¬ §ª± ¶®« ¬ ­ ¯ §¯ ­¬±µ®´¬± §¨ ©ª« ¬­ª« ¾ ©¬§¬ ° ®± ³¬ ´¬« ¬±¬ §¬±

«®©¬ §ª± ¶¬ ª§º Å ®± ³¬± °®±³¬ ´¬«¬± ½¬ ± ³ ¶¬ ª§¾ ©¬ §¬ µª¸¬ ­¬° §¬± ° ®± ³¯ ±³§¬°¬±

ÑÆÍÈÒ ÓÔÆ ÌÔ ÓÈ ÍÏÊÕ ÌÏÇ ÓÖ× ¬ §¬±«®©¬ §ª±¹¯¬«§¬ ­®± ¬ µ¬°¬ ²© ®©ª± ª©¬¹ ª« ª ­ª±¼ ¨­©¬« ª

½¬±³ ©¯± ³§ª± µ¬° ¬ ² µª«®©¶¯± ½ª§¬± ¨¹ ®¸ © ¬± ¬ ·®© ®± º ج ¹ ª± ª ¶®­µ ¬« ¬ ­ °¬µ¬

° ®± ®¹ª ²ª¬± ½¬±³ µª¹¬ §¯ §¬± °¬ µ¬ °®­¯« ¬ ¸¬¬± §¨± Ù ®±«ª¨±¬ ¹ ¨¹ ®¸ Ú ®© ¶ª­ª±³ ¿2005Ä ½¬±³ © ®±¯± ·¯ §§¬±¸¬«ª¹¶¬ ¸´¬ ° ­¨°¨­« ª µ ®´¬± §¨© ª« ¬ ­ª« © ®©° ®± ³¬ ­¯ ¸ª ² ª±³§¬ ²

° ®±³¯± ³§¬°¬±Á ÚÛ º

À¬ §²¨­ ¹¬ ª± ½¬± ³ µª µ¯ ³¬ ©®©° ®±³¬­¯ ¸ª ÃÚÛ ¬ µ¬ ¹¬ ¸ ¯ §¯ ­¬± µ® ´¬±

° ®±³¬ ´¬« «½¬ ­ª¬ ¸º Ü §¯ ­¬± µ®´ ¬± ° ®± ³¬ ´¬« «½¬­ª¬ ¸ ¬ µ¬ ¹¬ ¸ ·¯ ©¹¬¸ µ¬ ­ª ¬±³³¨² ¬

µ®´¬± ° ®± ³¬ ´¬« «½¬­ª¬¸ µ¬ ¹¬© « ¯¬ ²¯ ° ®­¯« ¬ ¸¬¬± º »®±¯ ­¯ ² Ý ®­¬²¯ ­¬± Þ¬± §

ñ µ¨±®«ª¬ ß ¨º11/33/PBI/2009, dewan pengawas syariah adalah dewan yang

bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan

bank agar sesuai dengan prinsip syariah. Dewan pengawas syariah merupakan

badan independen internal yang berfungsi untuk melakukan pengawasan atas

kepatuhan terhadap aturan dan prinsip-prinsip syariah dalam keseluruhan aspek


(24)

9

àáâãäâ ãå æ àæâ ç è é àáêëæâåæâ ìíæ êîæï ðî ì áñäêäï ðäâ îæ ò ó áâ áñ îô îæâ ô áêì áëä ô

õáâ áõäåæâ ëæïöæ÷ø ù ú ûü ý þÿ úý ì áëæ ãæî àêå ì î ýÿ ÿ ú ÿ úý ðî

ëæâå ìñ æ õô áêëäå ô îëáê à áâãæêäïàìî ôîìáæ êæìîãâ î îåæâô áêïæ ðæ ààáâ ãä âãåæ àæâ

ôæâããäâ ã æöæ ë ì ì îæ ñ ò æ ñæ õ æêîæëáñ ÷ø ù úûü ý þÿ úý ôáêì áëä ô ðîëæïæ ì

õáâã áâæ î ð áöæâ à áâ ãæ öæ ì ìíæ ê îæï íæâ ã ôäêä ô õ áõàáâ ãæêäï î àáâãäâãåæ àæâ

ç è é ò è áðæâãåæâ é îå îâ îâãìîï 2012 íæâ ã õáâ áñ î ôî õ áâãáâæ î æå ôêæå ôê íæâ ã õáõ àáâãæêäï î àáâ ãäâ ãåæ àæâ ÷ø ù úûü ý øÿ ýüúù ÿ ü àæ ðæ ëæâå ìíæê îæï ðî

â ðâáì îæ æ ñæíìîæ ðæâ â áãæêæâ áãæ êæ þù ÿÿ ú üÿ ÿýüù õáâäâ äååæâ

ëæïöæ÷øùúûüýþÿ ú ýôî ðæåõ áõàáâ ãæêäï îà áâãäâ ãå æ àæâ è é ò

áê ðæ ìæêå æâ äêæ î æâäêæ îæâ ðî æôæ ì ÷øùúûüýø ø ÿ ýü úù ÿ ü è é æ ðæ ñæï

ïæ ñ íæâ ã àáâ ô îâã ëæ ã î àáê ëæâåæâ ìíæ ê îæï äâ ôäå õáõàáê ñîïæ ôåæâ å áàæ ðæ

õæ ìíæ êæå æ ô õáâ áãáâæî å áàæ ôäïæâ ëæâå ðæ ñæ õ õ áâ æ ñæâåæâ àê îâ ì îà ì íæ ê îæïò

óáâ áñî ôîæâ îâ î ðîñæåäåæâ åæêáâæ ô îðæåå â ìî ìô áââíæ ïæ ìî ñ ðæê î àáâ áñî ôîæâ àáâ áñ îô îæâ

ôáê ðæïä ñäõ áâ ãáâæî àáâãäâãåæ àæâ ÷ø ù úûü ý ø ÿ ýü úù ÿ üòè áñæ îâ î ôä àáâáñî ôîæâ

õáâã áâæ î àáâ ãæêäï ÿÿ ú þÿ ú ý ô áêïæ ðæ à ÷øùúûü ý ø ÿ ýüúù ÿ ü

õæ ì îïìæâãæ ôæêæâ ãðî ñæå äåæâðî â ðâ áì îæ ò

óáâ áñî ôîæâ îâ î åä ì àæ ðæ áñ áõáâ ýÿ ÿ ú ÿ úý ì áæ êæ ì ôêäå ôäêæñ

ðæâ ëäåæâ åä ì àæð æ õáåæâ îì õ á ýÿ ÿ ú ÿ úý ò æ ñ æõ ó õê 11/33/PBI/2009 telah diatur struktur ýÿ ÿ ú ÿ úý yang diwajibkan bagi

bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia. Struktur yang dimaksud

adalah elemen-elemen fungsional yang membentuk pelaksanaan keadaan ÿÿ

ýÿ ÿ ú ÿ úý pada suatu perbankan syariah. Contoh elemen struktur CG


(25)

10

! "# $ " !% & #' ( ! "& #& &!%& ! ) !*+$ ) ! %,- &

(!%,. " )! /0120134 5 6 0751838/5 # . ( ( ! %,! % (! 9: ; (

($! !<& .=>!# , ))$ ! ! %!( ! " &# &!<! %" &! ') (! ,"&

) !%%,! ! ?@! A +)& & ! ?@ ! B!% @ :<&. $ %& C& $ "

&! (! != ?&) ! ,!< #) , )! -)! (,!* <! % $ #,%

) " , ! (!%@ ! # . ( %&# ! ($ ! ! < & .= : " & ! & # , ?@!

B !% @ :<& . ) ,( ! ") ! DE <!% .!< # (# ( & ! #& # , &

,! %! < & .= A ),& ! & %,! ! FG H3I J/ K0/J3 H L 52 014J86 M9: ; N ,!# ,

) !%, , D:; <! % &< & !& $ %& #! ( !%,! % (! D :; < ! % ,&

!%!( ( # & O9 ")= !" # $ " !% < ! % # " .& , & ! ' (! ,"&

# #& ,!# , ) " , ! (! "&# &! ! %! - , ," Pengaruh Elemen Good Corporate Governance terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perbankan Syariah di Indonesia .

PQR STUVWVXYZ[YXY\ Y]

! ( , & ! " # $ " !% & # ' ) <! % )! -&

,) , !()" .!<!% !& # "& #&")(! " &# &!&!&" .:

1= ^( . , ,! ?@ ! A+) & & ! , ,! ? @ ! B !%@ : <& .

(# )) (! % ,.& (!%,! % (! FGH3I J/ K0/J3 H L 52 014J86 M9: ;N

($! !< & .&9!+! & ?

2. Apakah ukuran Dewan Komisaris dapat mempengaruhi pengungkapan


(26)

11

3_ `abcbd ec efbg h ij bg kig lb jb m nobfpb d qbabr si saig lb fedp

aig leglc babg tu vwx yz {|zyw v }~| € y‚ƒ „…n† ‡ ai fˆbgcbg m obfp bd qp

…gq‰g i mpb?

Š‹Œ ŽŽ  ‘’“‘“”• –• ‘

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini menganalisis

pengaruh struktur elemen ƒ||— z| €| €w ~ ƒ|˜~€‚w‚z ~ yang terdiri dari dewan

komisaris dan dewan pengawas syariah terhadap pengungkapan tu vwxyz u |z yw v

€ ~| €y‚ ƒpada perbankan syariah di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bukti empiris pengaruh ukuran Dewan Komisaris dan ukuran

Dewan Pengawas Syariah terhadap pengungkapan tu vwx yz u | z yw v € ~| €y‚ ƒ

perbankan syariah di Indonesia.

2. Mengetahui bukti empiris pengaruh ukuran Dewan Komisaris terhadap

pengungkapantu vwx yzu|zyw v€~| €y‚ ƒperbankan syariah di Indonesia.

3. Mengetahui bukti empiris pengaruh ukuran Dewan Pengawas Syariah

terhadap pengungkapan tu vwx yz u |z yw v €~| € y‚ ƒ perbankan syariah di

Indonesia.

Š‹™ š ‘›  –’“‘“”•–• ‘

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi dalam pengembangan akuntansi mengenai bagaimana


(27)

12

œžŸ ž Ÿ¡ ¢œ ¢ž £¤ ¥ ¦§¨ © ¤ª ©¨ ¦¥ «¬­ª« ®¨ ¯° ±¢² ¢³ ²¢œ´µ¢ž ¶ ¢·  ž¢ž œ µ¸¢ž¡ ¢ž

¹º¢µ» ¢·¼

2¼ ½¢ž¾¢¢¶¿ µ¢¡¶»¹

¢¼ À ¸¢Ÿ¢» ¸¢· ¢ž ³¢¹ ¡ ¢ž ¶ ž¶¢žŸ œžµ¢œ ¢ž °ªªÁ ©ª« ­ª« ¦® ¬ °ª ¬«¯ ¦¯ © ¬

œ ¢±¢²¢œ´µ¢ž¶ ¢·  ž¢žœµ¸¢ž¡¢ž¹º¢µ»¢·¼

¸¼ À ¸¢Ÿ¢»œ ž ¢³¸¢· » ž¾´µ ³ ¢¹» ¸¢ Ÿ»œ ž ŸŸ ž ¢ â¹¢ œµ ¸ ¢ž¡¢ž¹º¢µ»¢·  ž¶  ¡

±¢œ ¢¶ ³ žŸ¶ ¢·  » œ žµ¢œ ¢ž °ªª Á ©ª«­ª« ¦®¬ °ª ¬«¯ ¦¯ ©¬ ±¢ž œ ²¢œ´µ¢ž


(28)

Æ ÇÆ ÈÈ

ÉÈ ÊË ÇÌ ÇÊ Í ÌÎ ÉÇÏÇ

2

Ð

1

ÑÒ ÓÔÒ ÕÒÓÖ ×Ø ÙÚ 2ÛÜÛÜ ÝÞßàáâ Þãá äáåæçá

èé êë ìë íîïë íî ïðîñîòî ì íé ñóôîòî õ öîò ì÷ñ ðî õê øë î õêêîô ôéõìë õê ôé õìë õê

ùîêëôé ñó ï îúîî õ ó õìóò ìé ñó ï ùé ñìîúî õ øî õ íé õêéíùî õêò î õôé ñó ïîú îî õ òé øéôî õû

üý÷õ÷þî õ(ÿ îøë, ÄÄ ) íé õ ðî ì îòîõùîú î éêë ìë íî ïë÷ñêî õë ïî ïëøîôîìøëë úî ì ïéùî êîë ïé ïóî ìó ðîõê øëùéñëòî õ íî ïðî ñîòî ì òéôî øî ôé ñó ïîúî î õ øî õ ïé ïóî ìó ðî õê

øëëõêë õòî õî ìîó øëîñë

ôéñó ïîúî î õøî ñëíîïðîñîòî ì.

üñêî õë ïî ïëíé í îë õòî õô é ñî õîõôé õìëõêøîî ííîïðî ñîòî ìøî õíé íôó õðîë

ìî õêêó õê î î ù ó õìóò øëîòóë òé ùé ñî øî î õõðî øë øîî í íî ïðî ñîòî ì ( î ñ÷ ÷ò øî õ èî õë ï ). é ñó ùîúîõ õë îë øî õ õ÷ñíî ï ÷ïë î øî î í íî ï ðî ñîòîì ïé ùî êîë ò ÷õïéòóé õïë ôéñòé íùîõêî õ ôé ñî øî ùî õ íî õóïë î, óêî íé õîøë í ÷ìëþîì ÷ñ ôé ñó ùîúî õ é êëìëíî ïë ôé ñó ïîúîîõ øëïîíôë õ ê

óêî øîôî ì

íé õî øë

ìéòî õîõ ùîêë

éêëìëíî ïëôé ñó ïîú îî õ(èëõøù ÷íøîî íÿî øë, ÄÄ).

ñîð., (ÿ î øë, ÄÄ)ùéñôé õøîôî ìùîúî é êëìëíî ïëíé ñóôîò î õ

... - permits us

to focus on the role of information and disclosure in the relationship between organizations, the state, individuals and group .

ýî ñë øéöë õëïë ìé ñïé ùó ì øë òé ìîúóë ùîú î é êë ìë íîïë îøî îú ïë ï ìéí

ôé õêé ÷ îî õôéñó ïîúî î õðîõêùé ñ÷ñëé õì î ïëôî øîò é ùé ñôë úîò î õìé ñúîø îôíîï ðîñîòî ì (society), ôé íéñë õìîúë õøëþë øóøî õòé ÷íô ÷òíî ï ðîñîòî ì. õìóòë ìó!ïé ùîêîëïóî ìó


(29)

$% $& '( )*+, ('+,'- '.*+/ *+ / '0' 1.% 2*/ *+ / '.* -* society, 3 .'1*$% .'14$*2**+ 2*14$/3+,14'+-'+,*+2 *1*.*+(*$)*1 */ *&.

53 67% + , -*+ 8 9 '99'1 (: *-%, ;< ""= >") ( '+)*&*/ *+ 0*26* &'1-*. *& -4* -% ( '+ $% *,*1 .' 14$ *2* *+ ('( .'137 '2 -4/ 4+ ,*+ 7 ',%& % ( *$%, )*%&4= (") */&% ?%&*$ 3 1,*+%$ *$% .' 14$ *2* *+ 2*14$ $'$ 4 *% (congruence) - '+,*+ $% $&'( + % 7 *% -% (*$ )* 1*/*&; (2) pelaporan aktivitas perusahaan juga hendaknya mencerminkan nilai sosial.

Dengan mengungkapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan dalam Sayekti dan Wondabio, 2007). Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan meligitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis (Guthrie dan Parker dalam Sayekti dan Wondabio, 2007).

Pattern (Hadi, 2011:92) menyatakan bahwa upaya yang perlu dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mengelola legitimasi agar efektif, yaitu dengan cara:

1. Melakukan identifikasi dan komunikasi/dialog dengan publik.

2. Melakukan komunikasi dialog tentang masalah nilai sosial kemasyarakatan dan lingkungan, serta membangun persepsinya tentang masyarakat.

3. Melakukan strategi legitimasi dan pengungkapan, terutama terkait dengan masalah tanggung jawab sosial (social responsibility).

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa teori legitimasi adalah salah satu teori yang mendasari pengungkapan CSR. Teori legitimasi dapat digunakan


(30)

15

untuk menjelaskan keterkaitan antara struktur good corporate governance, dalam hal ini adalah dewan komisaris dan dewan pengawas syariah dengan pengungkapan CSR perbankan syariah. Dewan komisaris dan dewan pengawas syariah dapat mendorong manajemen, selaku pelaksana operasi perusahaan untuk mengungkapkan CSR agar regulasi dari BI terpenuhi serta menjalankan fungsi bank syariah yang turut mengupayakan kesejahteraaan ekonomi bagi masyarakat.

Penggunaan teori legitimasi dalam penelitian ini memiliki implikasi bahwa program CSR dilakukan perusahaan dengan harapan untuk mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat. Ini berarti apabila perusahaan mendapatkan legitimasi dari masyarakat, maka perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang di tengah-tengah masyarakat serta mendapatkan keuntungan pada masa datang.

2

@

2

C

A BCABDEFGAHID J KFL CAMLI NI JIEO

(CSR)

2.2.1 Pengertian dan KonsepPQRS QRTU VW QXYTZ[ V\S Q]\ Y^YZ YU _(CSR)

Akhir-akhir ini publik menginginkan adanya transparansi dan akuntabilitas perusahaan sebagai bentuk penerapan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari GCG, yang sekarang ini menjaditrendterkait dengan isu tentang lingkungan.

Program CSR menjadi penting saat perusahaan melakukan eksploitasi sumber daya baik itu besar maupun kecil. Dengan adanya eksploitasi itu maka perusahaan harus memikirkan tanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan sehingga ada keseimbangan.


(31)

16

Ada banyak definisi tentang CSR, The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang merupakan lembaga internasional mendefinisikan CSR sebagai berikut:

Corporate Social Responsibility is the continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workface and their families as well as of the local community and society at large .

Dari definisi tersebut, tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, melalui kerja sama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas setempat serta masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat.

Post (Hadi, 2011:61) menyatakan bahwa ragam tanggung jawab perusahaan terdiri dari tiga dimensi, yaitu: (1) economic responsibility; (2) legal responsibility;dan (3)social responsibility.

Economic responsibility, keberadaan perusahaan ditujukan untuk meningkatkan nilai bagi shareholder, seperti: meningkatkan keuntungan (laba), harga saham, pembayaran dividen, dan jenis lainnya. Di samping itu, perusahaan juga perlu meningkatkan nilai bagi para kreditur, yaitu kepastian perusahaan dapat mengembalikan pinjaman berikutinterestyang dikenakan.

Legal responsibility, sebagai bagian anggota masyarakat, perusahaan memiliki tanggung jawab mematuhi peraturan perundangan yang berlaku. Termasuk, ketika perusahaan sedang menjalankan aktivitas operasi, maka harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan perundangan.


(32)

17

Social responsibility, merupakan tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungan dan para pemangku kepentingan. Social responsibility menjadi satu tuntutan ketika operasional perusahaan mempengaruhi pihak eksternal, terutama ketika terjadiexternalities dis-economic.

Perusahaan berusaha memberikan kontribusinya terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya melalui CSR. Darwin (Anggraini 2006) menyatakan bahwa operasi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tidak hanya berkomitmen dengan ukuran keuntungan secara finansial saja, tetapi juga harus berkomitmen pada pembangunan sosial ekonomi secara menyeluruh dan berkelanjutan.

David (Hadi, 2011:59) menguraikan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial (social responsibility) menjadi tiga, yaitu:

1. Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di masa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan bagaimana penggunaan sumberdaya sekarang tetap memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. Dengan demikian, sustainability berputar pada keberpihakan dan upaya bagaimana society memanfaatkan sumberdaya agar tetap memeperhatikan generasi masa datang.

2. Accountability, adalah upaya perusahaan terbuka dan bertanggungjawab atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dibutuhkan, ketika aktiivitas perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal. Konsep ini menjelaskan pengaruh kuantitatif aktivitas perusahaan terhadap pihak internal dan eksternal.


(33)

18

3. Transparency, merupakan prinsip yang penting bagi pihak eksternal. Transparansi berperan mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggung jawaban berbagai dampak dari lingkungan.

Perkembangan pengungkapan CSR semakin berkembang sampai saat ini, John Eklington (1997) mengemukakan konsep The Triple Bottom Line yang menyatakan bahwa perusahaan harus memperhatikan 3P, yaitu tidak hanya memikirkan profit tapi juga harus memberikan kontribusi pada masyarakat (people) serta aktif dalam melestarikan lingungan (planet). Hadi (2011:56) menyatakan bahwa konsep Triple Bottom Line telah mengaitkan antara dimensi tujuan dan tanggung jawab, baik kepadashareholdermaupunstakeholder.

Konsep CSR juga terdapat dalam Islam. Ahmad dalam Fitria dan Hartanti (2010) menjelaskan bahwa lembaga yang menjalankan bisnisnya berdasarkan syariah pada hakekatnya mendasarkan pada filosofi dasar Al Qur an dan sunnah, sehingga hal ini menjadikan dasar bagi pelakunya dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga bisnis yang menjalankan operasionalnya sesuai syariah. Dusuki dan Dar (2005) menyatakan bahwa pada perbankan syariah tanggung jawab sosial sangat relevan untuk dibicarakan mengingat beberapa faktor yaitu perbankan syariah berlandaskan syariah yang beroperasi dengan landasan moral, etika dan tanggung jawab sosial dan adanya prinsip atas ketaaatan pada perintah Allah dan khalifah.


(34)

19

Menurut AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions), CSR dalam perspektif Islam adalah segala kegiatan yang dilakukan institusi finansial Islam untuk memenuhi kepentingan religius, ekonomi, hukum, etika dan discretionary responsibilities sebagai lembaga finansial intermediary baik itu bagi individu maupun bagi institusi. Tanggung jawab religius yaitu kewajiban bagi institusi finansial Islam untuk mematuhi hukum Islam pada semua kegiatan operasionalnya. Tanggung jawab ekonomi yaitu kewajiban bank syariah untuk mematuhi kelayakan ekonomi secara efisien dan menguntungkan. Tanggung jawab hukum yaitu kewajiban institusi finansial Islam untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku di negara beroperasinya institusi tersebut. Tanggung jawab etika yaitu menghormati masyarakat, norma agama dan kebiasaan yang tidak diatur dalam hukum. Discretionary responsibilities mengacu pada ekspektasi yang diharapkan oleh pemegang saham bahwa institusi finansial Islam akan melaksanakan peran sosialnya dalam mengimplementasikan cita-cita Islam.

2`a`a Ib cdefgh igfd cjkli m n fo p(ISR)

Saat ini tuntutan publik agar perusahaan melakukan dan mengungkapkan CSR cukup tinggi, ini terjadi karena kesadaran masyarakat mengenai pentingnya CSR. Seperti dikemukakan oleh Fitria dan Hartanti (2010) bahwa tanggung jawab sosial (CSR) merupakan wacana yang makin umum dalam dunia bisnis di Indonesia, dimana fenomena ini dipicu oleh semakin mengglobalnya tren mengenai praktek CSR dalam bisnis.


(35)

20

Anggraini (2006), menyatakan bahwa tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel, serta tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya.

Kewajiban pengungkapan CSR di Indonesia telah diatur dalam beberapa regulasi, antara lain pernyataan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyarankan perusahaan agar mengungkapkan tanggung jawab mengenai sosial dan lingkungan sebagaimana dituangkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1 (Revisi 1998) Paragraf kesembilan:

Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (added value statement), khusunya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Pemerintah Indonesia turut mendukung praktik dan pengungkapan CSR yaitu dengan mengeluarkan regulasi tentang tanggung jawab sosial (social responsibility) sebagaimana dimuat dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 66 dan Pasal 74. Pada pasal 66 ayat (2) bagian c disebutkan bahwa selain menyampaikan laporan keuangan, perusahaan juga diwajibkan melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sedangkan dalam pasal 74 menjelaskan kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan bagi perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam. Selain itu, kewajiban pelaksanaan CSR juga diatur dalam Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 tahun 2007 pasal 15 bagian b,


(36)

21

pasal 17, dan pasal 34 yang mengatur setiap penanaman modal diwajibkan untuk ikut serta dalam tanggung jawab sosial perusahaan.

Praktek CSR umumnya dilakukan oleh perusahaan manufaktur maupun pertambangan. Akan tetapi karena CSR telah menjadi trend global, maka perbankan juga ikut melaksanakan program CSR. Program CSR tidak hanya dilakukan oleh perbankan konvensional, tetapi dilakukan juga oleh perbankan syariah.

Perkembangan yang pesat dari perbankan syariah di Indonesia membuat pemerintah perlu mengeluarakan regulasi mengenai CSR khusus bagi perbankan syariah. Regulasi tersebut adalah UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Pada pasal 4 ayat (1) dinyatakan bahwa bank syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Selanjutnya ayat (2) dijelaskan bahwa bank syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembagabaitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Kemudian pada ayat (3) disebutkan bahwa bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pegelola wakaf (nazir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

Menurut Setiawan (2009), bahwa selain penghimpunan dan penyaluran zakat dan wakaf, bank syariah juga memiliki produk pembiayaan qard (dana kebajikan). Produk ini juga dapat dikategorikan sebagai wujud tanggung jawab sosial bank syariah yang tidak dapat diperoleh dari bank konvensional.


(37)

22

Standar pengungkapan CSR yang berkembang di Indonesia mengacu pada standar yang dikembangkan oleh GRI (Global Reporting Initiatives). Ikatan Akuntan Indonesia, Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM) atau sekarang dikenal Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) merujuk standar yang dikembangkan oleh GRI dalam pemberian penghargaan Indonesia

Sustainability Report Award (ISRA) kepada perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam membuat laporan keberlanjutan atau sustainability report. Standar GRI dipilih karena memfokuskan pada standar pengungkapan berbagai kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas,rigor, dan pemanfaatansustainability reporting.

Terkait dengan adanya kebutuhan mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial pada perbankan syariah, peneliti-peneliti ekonomi syariah saat ini banyak yang menggunakanIslamic Social Reporting Index (ISR) untuk mengukur CSR institusi keuangan syariah. Indeks ISR diyakini dapat menjadi pijakan awal dalam hal standar pengungkapan CSR yang sesuai dengan perspektif Islam.

Menurut Fitria dan Hartanti (2010) Indeks ISR adalah indeks yang berisi item-item standard CSR yang ditetapkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti-peneliti mengenai item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam.

Indeks ISR pertama kali dikembangkan oleh Haniffa (2002) yang kemudian dikembangkan oleh Othman et al.(2009). Haniffa (2002) menyatakan bahwa terdapat keterbatasan pada kerangka pelaporan sosial yang dilakukan oleh


(38)

23

lembaga konvensional sehingga ia mengemukakan kerangka konseptual Islamic Social Reporting.

Social reporting adalah perluasan dari sistem pelaporan keuangan yang merefleksikan perkiraan yang baru dan yang lebih luas dari masyarakat sehubungan dengan peran komunitas bisnis dalam perekonomian (Haniffa, 2002).

Menurut Maali (2006) ada beberapa hal yang penting dalam social reporting dalam perspektif Islam yaitu pemahaman mengenai akuntabilitas, keadilan sosial dan kepemilikan sosial. Akuntabilitas sangat dipengaruhi oleh antara hubungan individu perusahaan dengan Allah. Hal ini berdasarkan tauhid, yang menegaskan bahwa segala sesuatu harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT dan segala sesuatu yang dilakukan harus sesuai dengan perintah-Nya. Keadilan sosial yang dimaksud Maali (2006) adalah berlaku adil kepada siapa pun. Konsep keadilan sosial meliputi keadilan kepada karyawan, pelanggan dan seluruh anggota masyarakat dimana perusahaan beroperasi. Kemudian yang penting dalam ISR adalah konsep kepemilikan. Islam mengakui adanya kepemilikan individu, tetapi pada hakekatnya segala sesuatu adalah milik Allah SWT sehingga pemilik bertanggung jawab menggunakan sumber daya yang dimilikinya sesuai perintah Allah SWT dan bertujuan memberikan manfaat bagi ummat.

Penelitian ini menggunakan indeks Islamic social reporting yang digunakan oleh Rizkiningsih (2012) yang merupakan adaptasi dari penelitian Othmanet.al(2009) dengan beberapa penyesuaian.


(39)

24

Indeks ISR dalam penelitian ini terdiri dari enam tema. Tema yang pertama adalah finance and investment theme.Tema ini berisi mengenai kegiatan keuangan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Indikatornya antara lain kegiatan yang mengandung riba (contoh: beban bunga dan pendapatan bunga), kegiatan yang mengandung ketidakjelasan (gharar) termasuk di dalamnya unsur judi, zakat (jumlah dan penerimanya), kebijakan atas pembayaran tertunda dan penghapusan hutang tak tertagih, kegiatan investasi (secara umum) serta proyek pembiayaan (secara umum).Itemtemafinance and investment themedapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

qrs tu 2vw

Indeks ISRFinance and Investment Theme

x Finance and Investment Theme y z {st|

1 Kegiatan yang mengandungRiba Haniffa (2002),

Othmanet.al(2009) 2 Kegiatan yang mengandung ketidakjelasan

(gharar)

Haniffa (2002), Othmanet.al(2009) 3 Zakat (jumlahnya dan penerima zakatnya) Haniffa (2002),

Othmanet.al(2009) 4 Kebijakan atas pembayaran tertunda dan

penghapusan piutang tak tertagih Othmanet.al(2009) 5 Kegiatan investasi (secara umum) Haniffa (2007) 6 Proyek pembiayaan (secara umum) Haniffa (2007)

Sumber: Rizkiningsih (2012) pada lampiran 1

Tema indeks ISR yang kedua adalah product and service theme. Tema ini berisi tentang produk dan pelayanan perusahaan. Indikatornya adalah persetujuan DPS untuk suatu produk baru, definisi setiap produk dan pelayanan atas keluhan konsumen.Itemtemaproduct and servicedapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini:


(40)

25

}~ € 2‚ƒ

Indeks ISRProduct and Service Theme

„ Product and Service Theme … † ‡ €ˆ

1 Persetujuan Dewan Pengawas Syariah untuk suatu

produk baru Haniffa (2007)

2 Definisi setiap produk Haniffa (2007)

3 Pelayanan atas keluhan konsumen Haniffa (2007) Sumber: Rizkiningsih (2012) pada lampiran 1

Tema indeks ISR yang ketiga adalahemployee theme. Tema ini terdiri dari sebelas item yang menjelaskan mengenai perlakuan perusahaan terhadap karyawan yang dipekerjakan.Itemnya antara lain jam kerja, hari libur, tunjangan, renumerasi, pengembangan SDM, kesetaraan hak pria dan wanita, keterlibatan karyawan, kesehatan dan keselamatan, lingkungan kerja, karyawan dari kelompok khusus serta tempat beribadah yang memadai bagi karyawan. Itemtema karyawan dapat dilihat pada tabel 2.3.


(41)

26

‰Š‹ Œ 2Ž

Indeks ISREmployee Theme

 Employee Theme ‘ ’ “‹Œ”

1 Jam kerja karyawan Othmanet.al(2009)

2 Hari libur Othmanet.al(2009)

3 Tunjangan karyawan Haniffa (2002),

Othmanet.al(2009)

4 Renumerasi karyawan Othmanet.al(2009)

5 Pendidikan dan pelatihan karyawan

(Pengembangan Sumber Daya Manusia) Othmanet.al(2009) 6 Kesetaraan hak antara pria dan wanita Othmanet.al(2009) 7 Keterlibatan karyawan Othmanet.al(2009) 8 Kesehatan dan keselamatan karyawan Othmanet.al(2009)

9 Lingkungan kerja Othmanet.al(2009)

10 Karyawan dari kelompok khusus (misalnya cacat

fisik atau mantan pengguna narkoba) Othmanet.al(2009) 11 Tempat beribadah yang memadai bagi karyawan Othmanet.al(2009)

Sumber: Rizkiningsih (2012) pada lampiran 1

Tema keempat adalah Society (Community Involvement)Theme. Tema ini berisi sepuluh item mengenai kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Beberapa item dalam tema ini sudah sesuai dengan prinsip syariah antara lain yaitu pemberian donasi (sadaqoh), wakaf dan pinjaman untuk kebaikan (Qard Hasan).Itemsecara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.4 di bawah ini.


(42)

27

•–— ˜™ 2š›

Indeks ISRSociety (Community Involvement) Theme

œ Society (Community Involvement) Theme  ž Ÿ—˜ 

1 Pemberian donasi (sadaqoh) Haniffa (2002), Othmanet.al(2009)

2 Wakaf Haniffa (2002),

Othmanet.al(2009) 3 Pinjaman untuk kebaikan (Qardh Hassan) Maaliet.al(2003),

Othmanet.al(2009) 4 Sukarelawan dari kalangan karyawan Othmanet.al(2009) 5 Pemberian beasiswa sekolah Othmanet.al(2009) 6 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah Othmanet.al(2009) 7 Pengembangan generasi muda Othmanet.al(2009) 8 Peningkatan kualitas hidup masyarakat Othmanet.al(2009) 9 Kepedulian terhadap anak-anak Othmanet.al(2009) 10 Menyokong kegiatan sosial

kemasyarakatan/kesehatan/olahraga Othmanet.al(2009) Sumber: Rizkiningsih (2012) pada lampiran 1

Environtment theme merupakan tema kelima dalam indeks ISR dalam penelitian ini. Tema ini terdiri dari lima item yang berisi mengenai hubungan perusahaan terhadap lingkungan di sekitarnya. Tema ini menjelaskan apakah perusahaan mencemari lingkungan atau tidak, apakah perusahaan melakukan konservasi lingkungan atau tidak, apakah perusahaan turut melakukan pendidikan lingkungan hidup dan sistem manajemen lingkungan. Secara lengkap item dari


(43)

28

¡¢£ ¤¥ 2¦5

Indeks ISREnvironment Theme

E Environment Theme Sumber

1 Konservasi lingkungan hidup Othmanet.al(2009) 2 Tidak membuat polusi lingkungan hidup Othmanet.al(2009) 3 Pendidikan mengenai lingkungan hidup Othmanet.al(2009) 4 Penghargaan/sertifikasi lingkungan hidup Othmanet.al(2009) 5 Sistem manajemen lingkungan Othmanet.al(2009)

Sumber: Rizkiningsih (2012) pada lampiran 1

Tema indeks ISR yang terakhir adalah corporate governance theme. Tema ini terdiri dari tiga belasitemyang menjelaskan bagaimana tata kelola perusahaan yang dilakukan. Pada tema ini terdapat juga item tentang status kepatuhan perusahaan terhadap prinsip syariah, kemudian terdapat juga struktur kepemilikan saham perusahaan serta kebijakan anti korupsi yang dilakukan perusahaan. Selain itu tema ini berisi apakah perusahaan mengungkapkan rincian nama, profil, rincian tanggungjawab serta pernyataan mengenai renumerasi manajemen dan dewan pengawas syariah. Secara lengkapitem dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut ini.


(44)

29

§¨© ª« 2¬­

Indeks ISRCorporate Governace Theme

® Corporate Governance Theme ¯ ° ±©ª²

1 Status kepatuhan terhadap syariah Othmanet.al(2009) 2 Rincian nama direksi/manajemen Haniffa (2002),

Othmanet.al(2009) 3 Profil jajaran direksi/manajemen Haniffa (2002),

Othmanet.al(2009) 4 Rincian tanggung jawab manajemen Haniffa (2002),

Othmanet.al(2009) 5 Pernyataan mengenai renumerasi manajemen Othmanet.al(2009) 6 Jumlah pelaksanaan rapat manajemen Othmanet.al(2009) 7 Rincian nama dewan pengawas syariah Othmanet.al(2009) 8 Profil dewan pengawas syariah Othmanet.al(2009) 9 Rincian tanggung jawab dewan pengawas syariah Othmanet.al(2009) 10 Pernyataan mengenai renumerasi dewan pengawas

syariah Othmanet.al(2009)

11 Jumlah pelaksanaan rapat dewan pengawas

syariah Othmanet.al(2009)

12 Struktur kepemilikan saham Othmanet.al(2009) 13 Kebijakan anti korupsi Othmanet.al(2009)

Sumber: Rizkiningsih (2012) pada lampiran 1

2

³

3

Good Corporate Governance

(GCG)

2.3.1 Pengertian dan KonsepGood Corporate Governance(GCG)

Corporate Governance timbul karena kepentingan perusahaan untuk memastikan kepada pihak penyandang dana (principal/investor) bahwa dana yang ditanamkan digunakan secara tepat dan efisien (Setyapurnama dan Norpratiwi 2007). Tanpa adanya penerapan corporate governance yang efektif, perbankan syariah akan sulit untuk bisa memperluas jaringan, meningkatkan skim pembiayaan syariahnya dan menunjukkan kinerjanya dengan lebih efektif (Saptia 2012).


(45)

30

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah, Good Corporate Governance yang selanjutnya disebut GCG adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), profesional (professional), dan kewajaran (fairness). Sedangkan Forum for Corporate Governance in Indonesia(FCGI 2001) mendefiniskanCorporate Governancesebagai berikut:

Seperangkatperaturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal

lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan Corporate Governance ialah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan(stakeholders).

Hasan (Saptia 2012) mendefinisikan corporate governance dalam perspektif Islam sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan mengupayakan tercapaianya tujuan perusahaan melalui perlindungan atas hak dan kepentingan semua stakeholder.

Salah satu bagian terpenting dalam GCG di perbankan adalah komitmen penuh dari seluruh jajaran pengurus bank hingga pegawai yang terendah untuk melaksanakan ketentuan tersebut. Oleh karena itu seluruh karyawan wajib untuk menjunjung tinggi prinsip GCG yang menganut prinsip keterbukaan (transparency), memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran usaha dan strategi bank sebagai pencerminan akuntabilitas bank (accountability), berpegang pada prudential banking practices dan menjamin dilaksanakannya ketentuan


(46)

31

yang berlaku sebagai wujud tanggung jawab bank (responsibility), objektif dan bebas dari tekanan pihak manapun dalam pengambilan keputusan (independency), serta senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh

stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (fairness) atau biasa disingkat dengan TARIF (Komite Nasional KebijakanGovernance, 2006).

Lebih lanjut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menjelaskan bahwa dalam hubungan dengan prinsip tersebut bank perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Keterbukaan (Transparency)

a. Bank harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh

stakeholderssesuai dengan haknya.

b. Informasi yang harus diungkapkan meliputi tapi tidak terbatas pada hal-hal yang bertalian dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, cross shareholding, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko (risk management), sistem pengawasan dan pengendalian intern, status kepatuhan, sistem dan pelaksanaanGCG serta kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi bank.

c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi. d. Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang


(47)

32

berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.

2. Akuntabilitas (Accountability)

a. Bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan.

b. Bank harus meyakini bahwa semua organ organisasi bank mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG.

c. Bank harus memastikan terdapatnya check and balance system dalam pengelolaan bank.

d. Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan

(corporate values), sasaran usaha dan strategi bank serta memiliki

rewards and punishment system.

3. Tanggung Jawab(Responsibility)

a. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku.

b. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen (perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial.


(48)

33

4. Independensi(Independency)

a. Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh

stakeholder manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).

b. Bank dalam mengambil keputusan harus obyektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran(Fairness)

a. Bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders

berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).

b. Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya (Anggraini 2006). Berikut adalah manfaat yang diperoleh apabila menerapkan GCG, yaitu:

1. Mengurangiagency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen. Biaya-biaya ini dapat berupa kerugian yang diderita perusahaan sebagai akibat penyalahgunaan wewenang (wrong doing), ataupun berupa biaya pengawasan yang timbul untuk mencegah terjadinya hal tersebut.


(49)

34

2. Mengurangi biaya modal (cost of capital), yaitu sebagai dampak dari pengelolaan perusahaan yang baik tadi menyebabkan tingkat bunga atas dana atau sumber daya yang dipinjam oleh perusahaan semakin kecil seiring dengan turunnya tingkat resiko perusahaan.

3. Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan citra perusahaan tersebut kepada publik luas dalam jangka panjang.

4. Menciptakan dukungan para stakeholder (para pihak yang berkepentingan) dalam lingkungan perusahaan tersebut terhadap keberadaan dan berbagaistrategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan, karena umumnya mereka mendapat jaminan bahwa mereka juga mendapat manfaat maksimal dari segala tindakan dan operasi perusahaan dalam menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan (www.madani-ri.com).

Manfaat GCG bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga dalam jangka panjang. FCGI (2001) juga menjelaskan manfaat yang akan diperoleh apabila menerapkan GCG, yaitu:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepadastakeholders.

2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat lebih meningkatkancorporate value.

3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.


(50)

35

4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkanshareholders valuedan dividen.

2´µ´¶ ·¸¹ º» ¸»¼ ½¾¿ ÀGood Corporate Governance(GCG)

Dalam penerapan GCG di Indonesia, seluruh pemangku kepentingan turut berpartisipasi. Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang diawal tahun 2005 di ubah menjadi Komite Nasional KebijakanGovernance

telah menerbitkan pedoman GCG pada bulan Maret 2011 (Kaihatu 2006).

KNKCG berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan standar GCG yang telah diterapkan di tingkat internasional. Namun, walau menyadari pentingnya GCG, banyak pihak yang melaporkan masih rendahnya perusahaan yang menerapkan prinsip tersebut. Masih banyak perusahaan menerapkan prinsip GCG karena dorongan regulasi dan menghindari sanksi yang ada dibandingkan yang menganggap prinsip tersebut sebagai bagian dari kultur perusahaan. Selain itu, kewajiban penerapan prinsip GCG seharusnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan.

Perbankan Syariah memiliki peraturan tersendiri mengenai pelaksanaan

good corporate governance, yaitu Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 11/33/PBI/2009. Terbitnya peraturan ini diharapkan mampu memperkuat industri perbankan syariah menjadi industri yang sehat dan tangguh. Kemudian peraturan ini juga memperjelas bahwa pelaksanaan GCG di dalam industri perbankan syariah berbeda dengan pelaksanaan GCG di perbankan konnvensional, dimana pelaksanaan GCG perbankan syariah harus memenuhi prinsip syariah (Sharia


(51)

36

Compliance). Dengan dilaksanakannya GCG di perbankan syariah diharapkan mampu melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku secara umum pada industri perbankan syariah.

Menurut Choudhury dan Hoque (Saptia 2012), terdapat empat prinsip dan instrumen yang mengatur tata kelola perusahaan, yaitu Tauhid melalui (1) proses interaktif, integratif dan evolusi untuk berinteraksi dengan faktor lingkungan; (2) prinsip keadilan; (3) prinsip sumber daya yang produktif dalam sosial; dan (4) prinsip kegiatan ekonomi.

Isfandayani (2012) menyatakan bahwa GCG mempunyai pilar-pilar mekanisme supaya sistem GCG efektif. Pilar-pilar tersebut adalah:

a. Peran dan tanggung jawab DPS harus dioptimalkan untuk memberikan keyakinan bahwa seluruh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan tidak melanggar kaidah-kaidah syariah.

b. Bank syariah harus memiliki sistem pengawasan internal dan manajemen resiko yang tangguh untuk mendeteksi dan menghindari terjadinya salah kelola dan penipuan maupun kegagalan sistem dan prosedur pada bank syariah.

c. Dalam konteks syariah, auditor eksternal tidak saja berperan untuk memberikan opini bahwa laporan keuangan bank telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Auditor eksternal juga harus bekerjasama dan mengorelasikan pekerjaannya dengan DPS dan auditor


(52)

37

internal untuk mendapatkan keyakinan bahwa penyajian laporan keuangan telah memiliki tingkat pengungkapan dan transparansi yang memadai.

d. Transformasi budaya korporasi yang Islami dan peningkatan kualitas SDM harus menjadi komitmen bagi manajemen bank syariah.

e. Perangkat hukum dan peraturan Bank Indonesia dan pasar modal yang sesuai dengan karakteristik bank syariah menjadi prasyarat guna terciptanya iklim pengawasan dan GCG yang sehat bagi perbankan syariah.

Mustapha dan Salleh (Saptia 2012) menyatakan bahwa konsep corporate governance dalam perspektif Islam lebih menekankan pada tiga prinsip

governance yang paling utama, yaitu adanya akuntabilitas, transparansi dan kepercayaan dalam tata kelola perusahaan.

2

Á

4

ÂÃÄÅÆÇÈ ÉÊ ËÅÌÊË

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009, dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta member nasihat kepada direksi sebagaimana dimaksud dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas.

Komposisi anggota dewan komisaris harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif tepat dan cepat serta dapat bertindak independen dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis (KEP-117/M-MBU/2002/ Pasal 16 ayat 1).


(53)

38

Dewan komisaris memiliki wewenang untuk mengawasi dan memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan. Dengan wewenang yang dimiliki, dewan komisaris dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen untuk mengungkapkan CSR. Dengan mengungkapkan informasi sosial perusahaan, image perusahaan akan semakin baik (Gray et al., dalam Anggraini 2006).

Terdapat dua sistem manajemen yang membedakan mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris yaitu (FCGI, 2001):

1. Sistem Satu Tingkat atauOne Tier System.

Sistem ini berasal dari sistem hukum anglo saxon, dalam sistem ini perusahaan hanya mempunyai satu Dewan Direksi yang pada umumnya merupakan kombinasi antara manajer atau pengurus senior (Direktur Eksekutif) dan Direktur Independen yang bekerja dengan paruh waktu (Non Direktur Eksekutif). Negara-negara yang menganutOne Tier System

adalah Amerika Serikat dan Inggris.

ÍÎ ÏÐÎÑ2ÒÓStrukturBoard of DirectorsdalamOne Tier System Sumber : FCGI

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

DEWAN DIREKSI DIREKTUR

EKSEKUTIF

DIREKTUR NON-EKSEKUTIF


(54)

39

2. Sistem Dua Tingkat atauTwo Tier System.

Sistem ini berasal dari sistem hukum kontinental Eropa. Dalam sistem ini perusahaan mempunyai dua badan terpisah, yaitu Dewan Pengawas (Dewan Komisaris) dan Dewan Manajemen (Dewan Direksi). Anggota Dewan Direksi diangkat dan setiap waktu dapat diganti oleh badan pengawas (Dewan Komisaris). Dewan Komisaris terutama bertanggungjawab untuk mengawasi tugas-tugas manajemen. Negara-negara yang menganut sistem ini adalah Denmark, Jerman, Belanda, Jepang dan Indonesia.

ÔÕ Ö×ÕØ2Ù2StrukturTwo Tiers Systemyang Berkembang di Indonesia Sumber : FCGI

Dewan Komisaris memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan, terutama dalam pelaksanaan Good Corporate Governance. Dewan Komisaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan. Tugas-tugas utama Dewan Komisaris (www.cic-fcgi.org) meliputi:

1. Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis-garis besar rencana kerja, kebijakan pengendalian risiko, anggaran tahunan dan rencana usaha; menetapkan sasaran kerja; mengawasi pelaksanaan dan kinerja perusahaan;

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Dewan Komisaris

Dewan Direksi


(1)

wxyz { |x}~{lx{€ }  ‚ks € ƒ „

€…‚m B†€ Bƒ† †‚‡x BBˆ ‰ B„€ BŠ‹ V€ˆ ‹‰ BŒ ‰ Ž ŽŽ Ž ŽŽ Ž ŽŽ Ž ŽŽ Ž ŽŽ Ž ŽŽ Ž ŽŽ Ž ŽŽ Ž ŽŽ Ž ŽŽ

Ž 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

‘ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0

’ 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

“ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

~ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

B

” 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

• 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

– 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

ˆ

Ž 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ŽŽ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ž  1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0

Ž‘ 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0

Ž’ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Ž “ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Ž~ 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

Ž ” 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ž• 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0

Ž– 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

—

Ž 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0

 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

‘ 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0

’ 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

“ 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

~ 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0

” 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

• 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0

– 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

‘ 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

˜

‘Ž 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0


(2)

™š›œ  žšŸ (LšŸ ¡utšŸ¢)

££ 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

£¤ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

£¥ 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

¦

£  1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

£§ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

£¨ 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

£© 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0

¤ª 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0

¤¢ 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0

¤« 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

¤£ 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

¤¤ 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

¤¥ 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

¤  1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0

¤§ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1

¤¨ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0


(3)

®¯°± ² ³¯´µ¶ ¯·² ¸¹ºec»¼½ ¾¿À´Á Â÷À ÄÅÆÇÈÇ

ÀÉ°Ê

BËÀ BÄË ËÂ̯ BÍÀ BÎ Ï BÅÀ BÐÑÍ VÀÎ ÑÏ Í BÒÓ

¶¯¸ÊÊ ¶ ¯¸ ¶¯¸ ¶ ¯¸ ¶ ¯¸ ¶ ¯¸ ¶¯¸ ¶ ¯¸ ¶ ¯¸ ¶ ¯¸

Ï

È 228 139 - - 52 - - - -

-Æ - - -

-Ô 215 140 49 116 57 - - 52 -

-Õ - 76 - - -

-Ö 91 60 53 48 22 60 44 17 18 20

× 91 63 54 50 22 59 45 17 20 20

B

µ 17 15 13 43 18 31 38 15 16 11

Ø - 26 67 123 157 51 95 54 36 56

Ù 198 - - 47 - - 83 - -

ÈÇ - - -

-ÈÈ - - -

-ÈÆ 112 135 46 72 - - 74 - -

-ÈÔ 112 135 31/46 68 43 76 61 - 26

-ÈÕ 71 136 43 71 31 117 75 6-7 33 25

ÈÖ 60 34 57 88 13 72 94 43 12 54

È× - 136 43 - - 92 74 44 33

-ȵ - 139 - - -

-ÈØ - 139 - - - 92 74 44 -

-ÈÙ - - -

-ÆÇ - - -

ÆÈ 224 140 49 111 - 123 92 52 -

-ÆÆ 226 - - -

-ÆÔ 215 113 - - - 53 -

-ÆÕ 214 141 49 111 - - 92 - -

-ÆÖ 220 140 - 119 - - -

-Æ× 235 140 15 - - - 75 - 34

-Ƶ 235 140 - - -

-ÆØ 215 113 49 118 57 - 93 - -

-ÆÙ 220 140 49 111 - - 92 - -

-ÔÇ 224 141 49 - 57 - 92 - -

ÔÈ 212 141 - - -

-ÔÆ 212 141 39 43 57 80 - 52 27

-ÔÔ - - -

-ÔÕ - - -


(4)

-ÜÝÞß à áÝâã(LÝâ äutÝâå) æ

çè 14/17 15 13 43 18 31 38 15 16 11

çã 60 46 57 27 41 78 119 34 12 52

çé 60 46 57 136 147 110 19 34 - 52

çê 151 96 29 82 41 79 - 34 -

-ëì 154 98 31 84 43 76 61 31 26

-ëå 154 99 - 83 42 79 64 36 -

-ëí 146 44 59 27 47 77 21 33 15 48

ëç - 44 59 140 149 113 21 33 - 48

ëë 146 104 - 98 28 77 59 33 26

-ëî 147 105 - 99 43 76 61 - -

-ëè 148 105 13 98 47 77 59 - -

-ëã 10 50 63 26 155 9 5 3 -

-ëé 190 132 40 86 29 80 66 - 27 37

ïotÝð ñ ò óôôô

34 38 27 29 25 24 29 22 16 12

õö÷ öøùúûùúü

ý þ÷ öÿ

ýýùùÿùú ÿöøùùÿ


(5)

!"# $ %!&'( !)$ *+,ec-./ 012&3 45)2 6789::

2;4"<

B=2 B6= =4>! B?2 B@ A B72 BBC? V2@ CA ? BDE (!*<< ( !* (!* ( !* ( !* ( !* (!* ( !* ( !* ( !*

A

: 259 188 - - 52 - - 26 -

-8 - - -

-F 258 188 47 146 57 21 102 25 -

-G - 100 - - -

-H 62 81 48 65 22 35 45 20 21 105

I 70 86 49 66 22 36 43 21 20 105

B

J 39 21 12 18 18 24 36 18 13 104

' - 48 58 160 157 37 108 63 48 105

K 248 186 - 139 - - -

-@

:9 - - -

-:: - - -

-:8 86 199 44 60 - - 82 - 34

-:F 86 155 - 57 43 55 82 - 34

-:G 87 167 45 58 31 81 82 22 34 121

:H 173 55 52 105 13 17 104 49 10 121

:I 87 166 41 53 - 66 81 22 35 120

:J 261 193 - - -

-:' - 44 - - - 70 82 23 -

-:K - - -

-89 - - -

-L

8: 259 188 - 148 - 82 102 25 -

-88 259 192 - - -

-8F 263 190 - - - 26 -

-8G 258 188 47 146 - - 102 - -

-8H 260 188 47 147 - - -

-8I 267 188 - 57 - - 85 - -

-8J - 188 - - - - 85 - -

-8' 261 188 47 147 40 43 85 - -

-8K 261 188 47 148 39 - 102 - -

-F9 260 188 47 152 39 - 102 - -

-M

F: 261 27 - - - 43

-F8 261 175 41 43 39 58 101 25 - 107

FF 261 - - -

-FG - - -


(6)

-NOPQ R SOTU(LOT VutOTW) X

YZ 39 21 12 18 18 24 36 18 13 104

Y[ 173 33 51 41 47 56 21 55 13 104

YU - 62 51 49 147 77 21 56 52 104

Y\ 170 133 25 91 46 57 67 - 37

-]^ 182 160 26 95 48 55 - 36 -

-]W 179 137 26 92 48 57 68 39 37

-]_ 38 33 51 41 52 55 23 54 15 104

]Y - 59 51 44 149 79 23 54 54 104

]] 165 140 28 116 52 55 61 53 40

-]` 182 145 29 118 49 55 - - -

-]Z 165 144 29 117 53 56 63 18 -

-][ 10 64 57 40 155 5 4 2 - 103

]U 218 166 42 43 54 58 70 - 35

-aotOb c d efff

35 41 28 32 26 26 30 23 19 14

ghi hjklmkln

o pi hqrst uvw xsy xw utz {| y z}w ~€

ook‚kqklƒ „q…hj†k‚kqu~~‡utz {|y z}€


Dokumen yang terkait

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 3 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 18

Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 11

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 14

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 2

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 11

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 22

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia Chapter III V

0 0 27

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 5

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 7