51. SAP PP 71 Thn 2010 Lampiran II.06 PSAP 05 Akuntansi Persediaan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN II.06
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2010
TANGGAL 22 OKTOBER 2010
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PERNYATAAN NO. 05
AKUNTANSI PERSEDIAAN
LAMPIRAN II.06 PSAP 05 - (i)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------
1-4
Tujuan --------------------------------------------------------------------------------
1
Ruang Lingkup ---------------------------------------------------------------------
2-4
DEFINISI -----------------------------------------------------------------------------------
5
UMUM --------------------------------------------------------------------------------------
6-13
PENGAKUAN ----------------------------------------------------------------------------
14-17
PENGUKURAN --------------------------------------------------------------------------
18-24
PENGUNGKAPAN ----------------------------------------------------------------------
25
TANGGAL EFEKTIF--------------------------------------------------------------------
26
LAMPIRAN II.06 PSAP 05 - (ii)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
2
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PERNYATAAN NO. 05
3
AKUNTANSI PERSEDIAAN
4
5
6
Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf
standar, yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf penjelasan yang
ditulis dengan huruf biasa dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
7
PENDAHULUAN
1
8
9
10
11
12
Tujuan
1.
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan
akuntansi untuk persediaan dan informasi lainnya yang dianggap perlu disajikan
dalam laporan keuangan.
Ruang Lingkup
13
14
15
16
17
18
2.
Pernyataan Standar ini diterapkan dalam penyajian seluruh
persediaan dalam laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan
disajikan dengan basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja,
transfer, dan pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset,
kewajiban, dan ekuitas. Standar ini diterapkan untuk seluruh entitas
pemerintah pusat dan daerah tidak termasuk perusahaan negara/daerah.
19
20
3.
Perusahaan negara/daerah dipersyaratkan tunduk pada Standar
Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
21
22
4.
Standar ini mengatur perlakuan akuntansi persediaan pemerintah
pusat dan daerah yang meliputi :
23
(a)
Definisi,
24
(b)
Pengakuan
25
(c)
Pengukuran, dan
26
(d)
Pengungkapan.
27
DEFINISI
28
29
5.
Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan
Standar dengan pengertian:
LAMPIRAN II.06 PSAP 05 - 1
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
1
2
3
4
5
6
7
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,
termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.
8
9
Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antara pihak
yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
10
11
12
13
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barangbarang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
14
15
Perusahaan negara/daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
modalnya dimiliki oleh pemerintah pusat/daerah.
16
UMUM
17
6.
Persediaan merupakan aset yang berwujud:
18
19
Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka
kegiatan operasional pemerintah;
20
21
Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses
produksi;
22
23
Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat.
24
25
Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan;
26
27
28
29
7.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan
disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor,
barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas
pakai seperti komponen bekas.
30
31
32
8.
Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi
barang yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alatalat pertanian.
33
34
9.
Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai
persediaan, contohnya alat-alat pertanian setengah jadi.
35
10.
Persediaan dapat meliputi:
36
Barang konsumsi;
LAMPIRAN II.06 PSAP 05 - 2
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
1
Amunisi;
2
Bahan untuk pemeliharaan;
3
Suku cadang;
4
Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;
5
Pita cukai dan leges;
6
Bahan baku ;
7
Barang dalam proses/setengah jadi;
8
Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
9
Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
10
11
12
13
11.
Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan
strategis seperti cadangan energi (misalnya minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga
seperti cadangan pangan (misalnya beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai
persediaan.
14
15
12.
Hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
antara lain berupa sapi, kuda, ikan, benih padi, dan bibit tanaman.
16
17
13.
Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam
neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
18
PENGAKUAN
19
20
21
14.
Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa
depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal.
22
23
15.
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya
dan/ atau kepenguasaannya berpindah.
24
25
16.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil
inventarisasi fisik.
26
27
28
17.
Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek
swakelola dan dibebankan ke suatu perkiraan aset untuk kontruksi dalam
pengerjaan, tidak dimasukkan sebagai persediaan.
29
PENGUKURAN
18.
30
Persediaan disajikan sebesar:
31
(a)
Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
32
(b)
Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
LAMPIRAN II.06 PSAP 05 - 3
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
1
2
(c)
Nilai wajar, apabila
donasi/rampasan;
diperoleh
dengan
cara
lainnya
seperti
3
4
5
6
19.
Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya
pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang
serupa mengurangi biaya perolehan.
7
8
20.
Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan
yang terakhir diperoleh.
9
10
21.
Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan
untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir.
11
12
13
14
22.
Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan
persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara
sistematis berdasarkan ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan
rencana kerja dan anggaran.
15
16
23.
Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai
dengan menggunakan nilai wajar.
17
18
19
24.
Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian
kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi
wajar.
20
PENGUNGKAPAN
25.
21
Laporan keuangan mengungkapkan:
22
(a)
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;
23
24
25
26
27
28
(b)
Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan
yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau
perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang
disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan
barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat ;
29
(c)
Kondisi persediaan;
30
TANGGAL EFEKTIF
31
32
33
26.
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini dapat
diberlakukan untuk laporan keuangan atas pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran sampai dengan tahun anggaran 2014.
LAMPIRAN II.06 PSAP 05 - 4
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN II.06
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2010
TANGGAL 22 OKTOBER 2010
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PERNYATAAN NO. 05
AKUNTANSI PERSEDIAAN
LAMPIRAN II.06 PSAP 05 - (i)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------
1-4
Tujuan --------------------------------------------------------------------------------
1
Ruang Lingkup ---------------------------------------------------------------------
2-4
DEFINISI -----------------------------------------------------------------------------------
5
UMUM --------------------------------------------------------------------------------------
6-13
PENGAKUAN ----------------------------------------------------------------------------
14-17
PENGUKURAN --------------------------------------------------------------------------
18-24
PENGUNGKAPAN ----------------------------------------------------------------------
25
TANGGAL EFEKTIF--------------------------------------------------------------------
26
LAMPIRAN II.06 PSAP 05 - (ii)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
2
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PERNYATAAN NO. 05
3
AKUNTANSI PERSEDIAAN
4
5
6
Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf
standar, yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf penjelasan yang
ditulis dengan huruf biasa dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
7
PENDAHULUAN
1
8
9
10
11
12
Tujuan
1.
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan
akuntansi untuk persediaan dan informasi lainnya yang dianggap perlu disajikan
dalam laporan keuangan.
Ruang Lingkup
13
14
15
16
17
18
2.
Pernyataan Standar ini diterapkan dalam penyajian seluruh
persediaan dalam laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan
disajikan dengan basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja,
transfer, dan pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset,
kewajiban, dan ekuitas. Standar ini diterapkan untuk seluruh entitas
pemerintah pusat dan daerah tidak termasuk perusahaan negara/daerah.
19
20
3.
Perusahaan negara/daerah dipersyaratkan tunduk pada Standar
Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
21
22
4.
Standar ini mengatur perlakuan akuntansi persediaan pemerintah
pusat dan daerah yang meliputi :
23
(a)
Definisi,
24
(b)
Pengakuan
25
(c)
Pengukuran, dan
26
(d)
Pengungkapan.
27
DEFINISI
28
29
5.
Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan
Standar dengan pengertian:
LAMPIRAN II.06 PSAP 05 - 1
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
1
2
3
4
5
6
7
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,
termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.
8
9
Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antara pihak
yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
10
11
12
13
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barangbarang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
14
15
Perusahaan negara/daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
modalnya dimiliki oleh pemerintah pusat/daerah.
16
UMUM
17
6.
Persediaan merupakan aset yang berwujud:
18
19
Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka
kegiatan operasional pemerintah;
20
21
Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses
produksi;
22
23
Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat.
24
25
Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan;
26
27
28
29
7.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan
disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor,
barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas
pakai seperti komponen bekas.
30
31
32
8.
Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi
barang yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alatalat pertanian.
33
34
9.
Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai
persediaan, contohnya alat-alat pertanian setengah jadi.
35
10.
Persediaan dapat meliputi:
36
Barang konsumsi;
LAMPIRAN II.06 PSAP 05 - 2
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
1
Amunisi;
2
Bahan untuk pemeliharaan;
3
Suku cadang;
4
Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;
5
Pita cukai dan leges;
6
Bahan baku ;
7
Barang dalam proses/setengah jadi;
8
Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
9
Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
10
11
12
13
11.
Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan
strategis seperti cadangan energi (misalnya minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga
seperti cadangan pangan (misalnya beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai
persediaan.
14
15
12.
Hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
antara lain berupa sapi, kuda, ikan, benih padi, dan bibit tanaman.
16
17
13.
Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam
neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
18
PENGAKUAN
19
20
21
14.
Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa
depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal.
22
23
15.
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya
dan/ atau kepenguasaannya berpindah.
24
25
16.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil
inventarisasi fisik.
26
27
28
17.
Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek
swakelola dan dibebankan ke suatu perkiraan aset untuk kontruksi dalam
pengerjaan, tidak dimasukkan sebagai persediaan.
29
PENGUKURAN
18.
30
Persediaan disajikan sebesar:
31
(a)
Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
32
(b)
Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
LAMPIRAN II.06 PSAP 05 - 3
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
1
2
(c)
Nilai wajar, apabila
donasi/rampasan;
diperoleh
dengan
cara
lainnya
seperti
3
4
5
6
19.
Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya
pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang
serupa mengurangi biaya perolehan.
7
8
20.
Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan
yang terakhir diperoleh.
9
10
21.
Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan
untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir.
11
12
13
14
22.
Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan
persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara
sistematis berdasarkan ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan
rencana kerja dan anggaran.
15
16
23.
Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai
dengan menggunakan nilai wajar.
17
18
19
24.
Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian
kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi
wajar.
20
PENGUNGKAPAN
25.
21
Laporan keuangan mengungkapkan:
22
(a)
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;
23
24
25
26
27
28
(b)
Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan
yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau
perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang
disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan
barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat ;
29
(c)
Kondisi persediaan;
30
TANGGAL EFEKTIF
31
32
33
26.
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini dapat
diberlakukan untuk laporan keuangan atas pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran sampai dengan tahun anggaran 2014.
LAMPIRAN II.06 PSAP 05 - 4