Makalah dampak akibat kenaikan harga bar

Tidak bisa download. File dapat dicopy langsung di :
http://karataudesaku.blogspot.co.id/2017/12/makalah-dampak-akibat-kenaikanharga.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi barang menurut Wikipedia, yaitu sebagai suatu produk fisik
(berwujud, tangible) yang dapat diberikan pada seorang pembeli dan melibatkan
perpindahan
kepemilikan
dari
penjual
ke
pelanggan,
sedangkan
pengertianpokokyaitu utama atau keutamaan. Maka dapat diartikan bahwa
kebutuhanpokokadalah barang produksi yang paling utama bagi masyarakat.
Pembahasan ini berjudul Dampak kenaikan harga barang pokok bagi konsumen
dari kalangan menengah ke-bawah sampai kalangan menengah ke-atas, yang
membahas tentang kenaikan harga yang menimbulkan beberapa dampak bagi
konsumen secara umumnya. Kenaikan harga merupakan ketetapan dari
pemerintah yang kadang kala dapat menimbulkan efek bagi masyarakat.

Kenaiakan harga bagi kalangan menengah ke-atas mungin sesuatu yang tidak
terlalu mengejutkan, namun kita harus melihat pada kalangan menengah ke-bawah
kenaikan harga barang pokok kadang membuat mereka kesulitan untuk
mendapatkan kebutuhan setiap harinya. Namun apa boleh buat semua tergantung
dari pemerintah yang menanganinya dan menjalankan semua peraturan demi
kelangsungan Negara dan warga negaranya.
Mengapa kenaikan harga barang pokok dapat menimbulkan dampak ?
Karena barang pokok merupakan barang utama yang merupakan pendamping
bagi kelangsungan hidup manusia sehingga kenaikan harga barang pokok
seringkali mengakibatkan kericuhan / kerusuhan yang dapat merusak beberapa
fasilitas umum. Kerusakan tersebut tidak lain diakibatkan oleh masa yang
berdemo, dan pada akhirnya pemerintah harus membenahi kembali fasilitas yang
rusak tersebut.
Dampak dari kenaikan harga barang pokok dapat menimbulkan beberapa
masalah, namun semua keputusan itu kembali kepada Pemerintah yang
menanganinya. Jika warga tidak setujui atas keputusan pemerintah warga pun
tidak akan segan - segan untuk berunjuk rasa dan tak sedikit pula merusak fasilitas
umum. Seperti hal nya kemarin, rencana pemerintah pada bulan April akan
menaikan harga BBM, namun kerusuhan terjadi dimana - mana sehingga
pemerintah menunda dahulu kenaikan tersebut. Kenaikan harga barang pokok

memang dianggap berap bagi sebagian masyarakat, karena kebutuhan manusia
ketergantungan kepada barang pokok .
B. Tujuan
 Memahami dampak akibat kenaikan harga barang pokok yang ditimbulkan
dari kalangan menengah ke-bawah sampAi kalangan menengah ke-atas.
1

BAB II
KENAIKAN HARGA
A. Kenaikan Harga
Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat
dikatakan masalah ekonomi makro. Mengapa kenaikan harga ini menjadi suatu
masalah? Hal ini karena kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan
konsumen dan produsen, termasuk pemerintah.
Jika dilihat dari segi konsumen maka dengan adanya kenaikan harga maka
daya beli konsumen akan menurun dengan syarat pendapatan tidak naik. Masalah
daya beli konsumen berarti masalah kemampuan konsumen dalam membeli
barang atau jasa yang dibutuhkan dan diinginkan yang harganya mengalami
kenaikan tersebut. Jadi jika suatu barang dan jasa mengalami kenaikan pada
harganya maka jumlah yang diminta terhadap barang atau jasa tersebut akan

menurun dengan asumsi faktor lain dianggap tetap, ceteris paribus. Karena
berkurangnya jumlah barang atau jasa yang dibeli yang mengalami kenaikan
harga maka kepuasan konsumen terhadap barang atau jasa tersebut menjadi
berkurang juga. Contohnya, jika harga beras mengalami kenaikan maka konsumen
yang mengkonsumsi beras akan mengurangi pembelian terhadap beras (walaupun
elastisitasnya kecil) dan hal ini jelas sekali terjadi pada masyarakat kebanyakan
terutama pada masyarakat yang berpendapatan rendah.
Kasus yang ada adalah bahwa masyarakat tersebut mulai mensiasatinya
dengan nasi aking atau menambah ubi pengganti kekurangan beras. Dalam hal ini
secara riil sebenarnya kepuasan konsumen telah menurun. Begitu juga dengan
efek kenaikan harga suatu bahan baku yang mempengaruhi rentetan produk yang
dihasilkan selanjutnya. Misalnya terjadi kenaikan harga kedelai maka harga tahu
dan tempe akan mengalami kenaikan. Sehingga para pecinta tahun dan tempe
akan dirugikan dalam hal ini. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga
merugikan konsumen. Dari segi produsen. Maka produsen akan dapat juga
dirugikan jika terjadi kenaikan harga. Kenaikan harga ini akan mempengaruhi
pendapatan produsen dan turut mempengaruhi kesejahteraan produsen.
Contohnya, jika terjadi kenaikan harga kedelai, maka para penjual kedelai akan
siap dirugikan karena permintaan terhadap kedelai akan menurun. Hal ini karena
konsumen akan membeli produk subtitusi atau mengurangi pembelian kedelai dan

mengalihkannya pada yang lain. Hal ini akan merugikan produsen kedelai. Begitu
juga dengan produk rentetan dari bahan kedelai. Misalnya produsen tahu dan
tempe, pedagang gorengan tahu dan tempe, pasti akan mengalami efek kerugian
akibat kenaikan harga kedelai. Jumlah kinsumen akan mengalami penurunan.
Padahal konsumen adalah kunci dari bertahan dan berkembangnya suatu bisnis.
Fakta menunjukkan banyak pebisnis yang bangkrut akibat kenaikan harga
pada bahan baku atau produk yang mereka jual. Untuk pemerintah, masalahmasalah yang diakibatkan oleh adanya kenaikan harga ini adalah masalah yang

2

menjadi tanggung jawab dari pemerintah, itu seharusnya. Rakyatmiskinyang
bertambah penderitaannya akibat kenaikan harga adalah tanggung jawab
pemerintah untuk mengatasinya. Berikutnya, pabrik atau bisnis-bisnis yang
bangkrut atau terjadinya pengurangan pekerja yang berarti terciptanya
pengangguran maka hal ini adalah masalah ekonomi makro yang menjadi masalah
pada pemerintah. Jadi kenaikan harga akan berdampak negatif pada suatu negara
yang meliputi kosumen, produsen dan pemerintah itu sendiri.
B. Mensiasati Kenaikan Harga
a. Untuk konsumen
Dalam mensiasati kenaikan harga maka konsumen dapat menggunakan

barang subtitusi. Barang subtitusi adalah barang yang dapat mengganti fungsi
dari barang lain. Konsumen dapat membeli barang subtitusi dan menurunkan
pembelian terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Contoh, terjadi
kenaikan harga tahu. Maka para konsumen tahu dapat menurunkan pembelian
terhadap tahu dan untuk menutupi kerugian karena berkurangnya tahu yang
dibeli maka dapat dibeli barang subtitusinya. Misalnya menurunkan pembelian
tahu dan membeli telur. Atau jika terjadi kenaikan harga minyak goreng maka
mengalihkan membuat masakan yang jenis gulai. Konsumen dituntut kreatif
dalam mensiaati kenaikan harga. Pikirkan alternatif-alternatif lain yang
memungkinkan yang membuat kantong konsumen tidak tipis akibat kenaikan
harga suatu barang. Dengan berpikir, berpikir dan berpikir maka konsumen
dapat mengatasi masalah kenaikan harga. Atau bila terjadi kenaikan terhadap
beras maka konsumen dapat menurunkan membeli beras dan meningkatkan
pembelian barang subtitusi seperti ubi , menambah sayur-sayuran, atau beras
dijadikan lontong. Konsumen jangan sok-sok kaya dan gengsi memakan ubi
padahal ubi bisa mengenyangkan. Saya sendiri pernah berkali-kali cuma makan
nasi satu kali sehari pada malamnya dan siangnya cuma makan lontong yang
murah atau cuma makan tahu goreng sebanyak 4 unit. Orangmiskindengan
penderitaannya akibat kenaikan harga beras malah dapat berpikir kreatif
otaknya untik membuat nasi aking. Hal ini dapat anda lihat di program berita di

televisi. Orang China rela makan bubur encer dalam rangka berhemat.
Konsumen tidak mempunyai daya untuk menentukan harga suatu komoditi jadi
inisiatif dan kreatifitas konsumen dituntut dalam hal ini untuk mensiasati
kenaikan harga. Yang kedua yang dapat dilakukan konsumen adalah dengan
cara menambah pendapatannya. Kenaikan harga sangat merugikan orang-orang
yang berpendapatan rendah dan berpendapatan tetap. Karena itu jika konsumen
mampu untuk menambah penghasilannya maka dengan penghasilan tambahan
tersebut maka mereka dapat memenuhi kebutuhannya yang berkurang akibat
kenaikan harga.
Mengingat kesejahteraan itu relatif sifatnya maka walaupun ada
penggantian konsumsi terhadap barang-barang tertentu maka bila konsumen

3

memiliki konsep kesejahteraan tersendiri maka masalah kesejahteraan akibat
kenaikan harga dapat teratasi.
b. Untuk Produsen
Produsen dapat menurunkan kapasitas produk. Produsen dapat
menurunkan kepadatan atau ukuran dari produknya. Misalnya, pedagang
gorengan dapat mengurangi ukuran atau kepadatan dari gorengan yang

dijualnya. Hal iini memang akan menurunkan jumlah konsumen tapi
penurunan jumlah konsumen lebih kecil dibanding jika pedagang tersebut
mempertahankan ukuran dan kepadatan gorengan seperti biasanya tapi
menaikkan harga. Hal ini disebabkan konsumen yang lebih peka terhadap harga
yang naik dibanding dengan penurunan ukuran atau kepadatan produk.
Memang produsen akan mengalami penurunan jumlah konsumen (akibat
pengalihan konsumsi oleh konsumen) , laba produsen dapat mengalami
penurunan juga. Tapi yang jelas produsen jangan sampai mengalami
kebangkrutan. Untuk mengatasi masalah penurunan jumlah konsumen dan laba
ini maka podusen dituntut kreatif dan inovatif. Produsen dituntut kreatif dan
inovatif dalam mengolah komposisi bahan baku dan bahan pelengkap
alternatif. Produsesn dapat mengganti komposisi bahan produknya sehingga
biayanya dapat lebih terjangkau dan harga yang ditetapkan juga dapat
terjangkau oleh konsumen.
Produsen hendaknya jangan terlalu kaku dengan sisitem yang telah ada.
Mau tidak mau yang namanya perubahanitu pasti ada di dunia ini dan bisnis
harus bisa mengatasinya agar tidak dirugikan oleh perubahan. Jika terjadi
kenaikan harga maka produsen dapat berpikir positif dengan menjadikan
kondisi tersebut sebagai kesempatan untuk berkreasi dan berinovasi dalam
pembuatan produk. Misalnya pedagang tahu dapat mengganti produknya

menjadi ubi goreng spesial, kentang goreng spesial dan lain-lain. Yang penting
kekreatifan dan inovatif dalam mensiasati kenaikan harga. Selanjutnya
produsen dapat menurunkan jumlah produksi produk yang mengalami
kenaikan harga.dan meningkatkan atau membuat produk tambahan untuk
menambah penghasilan sebagai solusi atas kerugian yang ditimbulkan pada
produk yang mengalami kenaikan harga yang menurunkan jumlah konsumen.
Misalnya, pedagang tahu goreng tetap memproduksi tahu goreng dengan
adanya pengurangan jumlah produksi dan membuat produk lain sebagai
tambahan seperti kentang atau ubi goreng. Sekali lagi kekreatifan dan
keinovatifan tetap diperlukan dalam hal ini. Mari berpikir,berpikir dan berpikir
untuk mengatasi masalah apapun.
c. Untuk Pemerintah
Campur tangan pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi
masalah kenaikan harga. Depresi tahun 1930-an menyatakan mekanisme

4

pasar bebasnya ekonomiklasik tidak dapat mengatasi masalah tersebut. Ahli
Ekonomi Keynes mengatakan bahwa peran pemerintah dapat mengatasi
masalah-masalah ekonomi pada suatu negara termasuk kenaikan harga.

Menurut Keynes, masalah kenaikan harga dapat diatasi bila adacampur
tangan pemerintah melalui kebijakannya, begitu juga dengan masalahmasalah ekonomi lainnya karena masalah-masalah ekonomi bila dibiarkan
saja seperti pada prinsip mekanisme pasar bebas makatidak dapat mengatasi
masalah-masalah tersebut dan hal ini terbukti pada depresi tahun 1930-an.
Karena itu dalam mensiasati kenaikan harga, apalagi untuk kebutuhan pokok
maka sangat diperlukan peran pemerintah. Pemerintah harus segeramatiamatian, berpikir dan bekerja keras untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini
untuk kesejahteraanmasyarakat dan negara itu sendiri. Pemerintah harus
betul-betul mencari akar masalah kenaikan harga tersebut dan segera mencari
solusi dan membuat kebijakan untukmengatasinya dimana kebijakan tersebut
jangan sampai merugikan salah satu pelaku ekonomi seperti konsumen dan
produsen. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan tarif, pajak,
subsidi, suplai, demand, atau kebijakan harga.
Pada prinsipnya kenaikan hargamenyebabkan menyebabkan masalah
pada masyarakat dan pemerintah. Tapi hal ini juga harus jadi pelajaran untuk
masyarakat danpemerintah. Untuk masyarakat, dengan kenaikan harga maka
kekreatifan dan keinovatifan sangat diperlukan untuk mengatasi kenaikan
harga. Untuk pemerintah, pemikiran, usaha yang maksimal dalam bentuk
kebijakan pemerintah sangat diperlukan. Pemerintah haruscepat tanggap
dalam mengatasi kenaikan harga. Dengan adanya usaha dari masyarakat itu
sendiri yang dibarengi dengan usaha pemerintah maka kenaikan harga dapat

diatasi.

5

BAB III
DAMPAK KENAIKAN HARGA
A. DAMPAK INFLASI
 Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.
 Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang
positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu
meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi
yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali ( hiperinflasi ),
keadaan perekonomianmenjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
Orang menjadi tidak bersemangat kerja , menabung, ataumengadakan
investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima
pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum
buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga
hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu kewaktu.

 Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan.
Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun
1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun
di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin
hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan
pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha , tidak
dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang
bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
 Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata
uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga , namun jika
tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan
menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk
berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari
tabungan masyarakat .
 Bagi orang yang meminjam uang dari bank ( debitur ), inflasi
menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur ,nilai
uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur
atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai
uang pengembalian lebih rendah jikadibandingkan pada saat peminjaman.
 Bagi produsen , inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh
lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen
akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya(biasanya terjadi pada
pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi
hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk
6

meneruskan produksinya. Produsenbisa menghentikan produksinya untuk
sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha
produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha
kecil).
 Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu
negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal
yangbersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan
ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat .
B. PENYEBAB INFLASI
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan
(kelebihan likuiditas/uang/alat tukar)dan yang kedua adalah desakan(tekanan)
produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau
juga termasuk kurangnya distribusi). [ rujukan? ] Untuk sebabpertama lebih
dipengaruhi dari perannegara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan
untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor
yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur,
regulasi, dll.
Inflasi tarikan permintaan ( Ingg : demand pull inflation ) terjadi akibat
adanya permintaan total yangberlebihan dimana biasanya dipicu oleh
membanjirnya likuiditas di pasarsehingga terjadi permintaan yang tinggi dan
memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau
likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi
tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksiitu kemudian
menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena
suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan
dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh
rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di
pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan
bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank
sentral, sampai dengan aksi spekulasiyang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya ( Ingg : cost push inflation ) terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau
permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan.
Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang
tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai
dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, ataujuga karena terbentuknya
posisi nilaikeekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai
7

hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll),
bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi
tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang
terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi,
dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat
penting.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu : kenaikan harga,
misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan
mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
C. EFEK BURUK INFLASI
Menurut Sukirno (2004: 338), efek-efek buruk dari inflas i yaitu sebagai
berikut :
 Inflasi dan Perkembangan Ekonomi
Inflasi yang tinggi tingakatnya akan menghambat perkembangan
ekonomi . Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif
sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka
menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan
berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya
lebih banyak pengangguran akan terwujud.
Kenaikan harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke atas
perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barangNegara itu tidak
dapat bersaing di pasaran internasional, selanjutnya ekspor akan menurun.
Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai
akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih
banyak impor yang dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor
yang bertambah menyebabkan ke tidak seimbangan dalam aliran mata uang
asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.
 Inflasi dan Kemakmuran Rakyat
Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi Negara
inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.
 Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan
tetap.
Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga.
Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang
berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.
 Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan
di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain
merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi
berlaku

8

 Memperburuk pembagian kekayaan
Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi
kemorosotan dalam nilai riil pandapatnya, dan pemilik kekayaan bersifat
keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Juga sebagian
penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan
demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan
berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang
akan menjadi semakin tidak merata.

9

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat
dikatakan masalah ekonomi makro. Kenaikan harga dapat mempengaruhi
kesejahteraan konsumen dan produsen, termasuk pemerintah. Kenaikan harga pula
dapat berdampak dan menyebabkan efek buruk kepada masyarakat, baik itu
kalangan menengah ke-bawah maupun kalangan menengah ke-atas. Ketidak
setujuan masyarakatterhadap inflasi dapat disalurkan dengan beberapa cara
contohnya adalah dengan berdemokrasi. Iflasi pada bahan pokok dapat
menylitkankehidupan ekonomi masyarakat menengah ke-bawah. Jika
kebutuhanpokok tidak dapat terpenuhi dengan baik, kelangsungan hidup manusia
akan terhambat.
B. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan inflasi masyarakat terlebih dahulu harus
memperimbangkan dahulu kondisi rakyat, apakah mereka siap menerima ataukan
belumnya. Jika masyarakat tidak siap atau tidak setuju atas inflasi yang dilakukan
pemerintah, masyarakat tidak akan segan – segan untuk menunjukan ketidak
setujuannya misalnya dengan berdemonstasi dan berunjukrasa bahkan sampai
merusak fasilitas umum yang seharusnya kita rawat. Dengan demikian pemerintah
harus membenahi kembali fasilitas yang rusak, dan membutuhkan biaya yang
tidak sedikit. Oleh karena itu pemerintah harus mengerti kondisi dan keadaan
rakyat sebelum mengambil langkan, namun rakyat juga harus mengerti keadaan
pemerintah. Pada intinya untuk menciptakan suasana yang damai kita harus
senantiasa saling mengerti kondisi dan keadaan.

10

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Makro Ekonomi” . PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta, 2004.
http://aguswibisono.com/2010/produk-komoditas-produk-dan-jasa/
http://ekonomi.kabo.biz/2011/12/efek-buruk-inflasi.html

11