Pengaruh Inventory Turnover dan Total Assets Turnover Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau
aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Hery, 2012:3).
Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001:36), laporan keuangan
adalah beberapa lembar kertas yang bertuliskan angka-angka, tetapi sangat
penting juga untuk memikirkan aktiva riil di balik angka-angka tersebut.
Tujuan khusus laporan keuangan menurut Hery (2012:3) adalah
menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi
keuangan. Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan
bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.

6

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan menurut Van Horne dan Wachowics
(2012:154) adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke
informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. Berdasarkan Hery
(2012:17) terdapat tiga analisis laporan keuangan, yaitu :
1.

Analisis laporan keuangan komparatif
Analisis laporan keuangan komparatif dilakukan dengan cara menelaah
neraca, laporan laba rugi, atau laporan arus kas secara berurutan dari satu
periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan atas
perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun yang satu ke tahun berikutnya,
atau selama beberapa tahun.

2.

Analisis laporan keuangan common-size
Dalam laporan keuangan common-size, seluruh akun dinyatakan dalam

persentase dan tidak ditunjukkan jumlah moneternya. Dalam analisis
neraca, total aktiva atau total kewajiban ditambah total ekuitas
dinyatakan sebagai 100 persen. Akun-akun yang ada dalam kelompok ini
selanjutnya akan dinyatakan sebesar persentase tertentu dari total jumlah
kelompok bersangkutan.

3.

Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan operasi aritmatika sederhana yang memerlukan
interpretasi yang tidak mudah. Agar hasil perhitungan rasio menjadi
bermakna, sebuah rasio sebaiknya mengacu pada hubungan ekonomis
yang penting.

7
Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah salah satu untuk menilai kinerja dan

kondisi keuangan perusahaan (Sawir, 2009:6). Sedangkan menurut Van
Horne dan Wachowics (2012:190) rasio keuangan adalah alat yang
digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Menurut Van Horne dan Wachowics (2012:190) terdapat lima jenis
rasio dasar, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Rasio likuiditas
Rasio utang (leverage)
Cakupan (coverage)
Rasio aktivitas
Rasio profitabilitas

2.1.4 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur keefektifitasan perusahaan dalam mengelola
aktivanya (Martono dan Harjito, 2001:56,59). Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Van Horne dan Wachowics (2012:172) bahwa rasio aktivitas adalah
rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai
asetnya.
Terdapat tiga rasio aktivitas yang dapat digunakan,yaitu :
1.

Total Assets Turnover

2.

Inventory Turnover

3.

Account Receivable Turnover

2.1.5 Aktiva
Menurut Niswonger, Fess dan Warren aktiva adalah harta yang dimiliki
oleh perusahaan (1992:20). Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada
kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi termasuk juga pengeluaran –


8
Universitas Sumatera Utara

pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih
harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak
berwujud lainnya (intangible assets) misalnya goodwill, hak patent, hak
menerbitkan dan sebagainya (Munawir, 2000:14).
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu :
1.

Aktiva lancar

2.

Aktiva tidak lancar
Menurut Munawir (2000:14) menyatakan aktiva lancar adalah uang kas

dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan
menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling

lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).
Menurut Munawir (2000:16) menyatakan bahwa aktiva tidak lancar
adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka
panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan
habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan).
2.1.6 Total Assets Turnover

Perputaran total aset (total assets turnover) merupakan rasio yang
menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aset perusahaan
dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19).
Total assets turnover ratio diukur dari volume penjualan, artinya
rasio ini mengukur kemampuan seluruh aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan untuk menciptakan penjualan, semakin tinggi rasio ini berarti
semakin baik. Apabila total assets turnover pada jumlah total aktiva

9
Universitas Sumatera Utara

yang sama meningkat artinya penjualan meningkat, hal ini menunjukkan
semakin efisien pemanfaatan total aktiva untuk meningkatkan penjualan.

Total assets turnover ratio dapat dirumuskan sebagai berikut (Harahap,
2007:309):

2.1.7 Persediaan

Ikatan

Akuntan

Indonesia

(2007:14.1)

menyatakan

bahwa

persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha
normal, aset dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau
dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan

dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan merupakan sejumlah barang atau bahan yang dimiliki
oleh suatu perusahaan yang tujuannya untuk dijual ataupun diolah
kembali (Sutrisno, 2000:103).
Persediaan dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu bahan baku, barang
dalam proses dan barang jadi.
2.1.8 Inventory Turnover
Menurut Van Horne dan Wachowics (2012:191) inventory turnover
mengukur berapa banyak persediaan berputar (dijual) selama tahun terkait,
memberikan pandangan mengenai likuiditas persediaan dan kecenderungan
kelebihan persediaan. Semakin banyak pergantian persediaan dalam satu
periode akan semakin baik, karena banyaknya pergantian persediaan tersebut
menunjukkan kualitas penjualan suatu perusahaan. Perputaran persediaan

10
Universitas Sumatera Utara

(inventory turnover) mengukur berapa kali jumlah persediaan dijual dan diganti
dalam satu periode.
Inventory Turnover dapat dirumuskan sebagai berikut (Harahap, 2007:308) :


Rata – rata persediaan dapat dihitung dengan rumus :

2.1.9 Rasio Profitabilitas
Menurut Van Horne dan Wachowics (2012:180) rasio profitabilitas
adalah rasio yang menghubungkan laba dengan penjualan dan investasi.
Sedangkan menurut Harahap (2007:304) rasio profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang, dan sebagainya.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba
dengan seluruh modal yang dipergunakan dalam suatu periode tertentu, dan
untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah menggunakan modalnya
secara produktif dan efesien atau belum, hal ini dilihat dengan menggunakan
analisis profitabilitas (Munawir, 2000:165).
Berdasarkan Hery (2012:23) analisis profitabilitas terbagi atas :

1.

Rasio tingkat pengembalian atas investasi


11
Universitas Sumatera Utara

Rasio yang digunakan untuk menilai kompensasi finansial atas
penggunaan aktiva atau ekuitas terhadap laba.
2.

Rasio kinerja operasi
Rasio yang digunakan untuk mengevaluasi marjin laba dari aktivitas
operasi (penjualan).

3.

Rasio pemanfaatan aktiva
Rasio yang digunakan untuk menilai efektifitas dan intensitas aktiva
dalam menghasilkan penjualan, yang disebut juga sebagai perputaran.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio marjin laba kotor (gross

profit margin) sebagai ukuran rasio profitabilitas. Gross profit margin

merupakan bagian dari rasio kinerja operasi (Hery, 2012:24). Peneliti
menggunakan rasio gross profit margin sebagai ukuran rasio profitabilitas
karena peneliti ingin mendapatkan hasil yang menunjukkan pengaruh langsung
terhadap penjualan tanpa adanya pengaruh dari faktor-faktor lain.
Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan
dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi
perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif
lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin
rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan
(Syamsuddin, 2009:61).
Gross profit margin dapat dirumuskan (Hery, 2012:24) sebagai berikut:

12
Universitas Sumatera Utara

2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Peneliti

Judul

Variabel

Kesimpulan

Ellys
(2009)

Pengaruh Perputaran
Persediaan Terhadap
Tingkat Profitabilitas
Perusahaan Pada
Perusahaan Otomotif yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Analisis Hubungan
Receivable Turnover Ratio,
Inventory Turnover Ratio,
dan Total Asset Turnover
Ratio dengan
Kemampulabaan
Perusahaan pada PTPN III
(Persero) Medan

Perputaran
Persediaan,
Rentabilitas
Ekonomi

perputaran
persediaan tidak
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap
profitabilitas

Receivable
Turnover
Ratio,
Inventory
Turnover
Ratio, Total
Asset
Turnover
Ratio,
kemampula
baan
perusahaan
Perputaran
Modal
Kerja,
Perputaran
Total
Aktiva,
Return on
Assets

inventory turnover
ratio tidak
berhubungan secara
signifikan dengan
Return on
Investment (ROI),
total asset turnover
ratio tidak
berhubungan secara
signifikan dengan
Return on
Investment (ROI)
total assets
turnover tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
return on assets

Fitry
(2010)

Hotma
(2011)

Analisis Hubungan
Perputaran Modal Kerja dan
Perputaran
Total Aktiva Terhadap
Return on Assets Pada
Perusahaan Kosmetik dan
Barang Keperluan Rumah
Tangga yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2013
Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian–penelitian
sebelumnya adalah:

13
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2
Persamaan dan perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu
Persamaan


Variabel yang digunakan
berdasarkan penelitian–
penelitian sebelumnya yaitu
Inventory Turnover, Total
Assets Turnover dan
Profitabilitas
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2013

Perbedaan



Jangka waktu penelitian 3 tahun
dari tahun 2009 -2011.
Pengukuran profitabilitas
menggunakan Gross Profit
Margin

2.3 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, dilakukan terhadap 2 (dua) variabel rasio aktivitas yang
diduga berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun variabel rasio aktivitas yang
diprediksikan berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur
adalah Inventory Turnover dan Total Assets Turnover.
Berdasarkan uraian di atas, hubungan masing-masing variabel independen
terhadap Profitabilitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hubungan Inventory Turnover terhadap Profitabilitas
Persediaan merupakan salah satu aset yang paling penting dalam kebanyakan
bisnis, karena persediaan merupakan salah satu sumber utama untuk menciptakan
pendapatan dan laba generasi berikutnya. Saat persediaan terjual maka perusahaan
akan mendapat kas yang dapat digunakan untuk membeli persediaan kembali.
Semakin cepat persediaan terjual maka akan semakin cepat pula perusahaan dapat
membeli persediaan baru untuk dijual.
Tingkat inventory turnover yang tinggi menunjukkan persediaan telah
berganti berulang kali, yang berarti persediaan telah banyak terjual, hal ini

14
Universitas Sumatera Utara

berdampak terhadap perkembangan volume penjualan perusahaan. Semakin
banyak persediaan terjual maka semakin besar pula volume penjualan, yang juga
meningkatkan laba yang didapat, sehingga dengan memaksimalkan inventory
turnover (perputaran persediaan) perusahaan dapat memaksimalkan laba yang
diperoleh.
2. Hubungan Total Assets Turnover terhadap Profitabilitas
Aktiva digunakan oleh perusahaan dalam upaya memperoleh laba. Oleh
sebab itu apabila perusahaan dapat memanfaatkan aktiva secara maksimal maka
perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Total assets turnover
digunakan untuk mengukur efektifitas penggunaan seluruh aktiva perusahaan
untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi tingkat Total assets turnover
berarti semakin efektif penggunaan seluruh aktiva untuk menghasilkan penjualan,
sehingga laba yang didapat pun semakin maksimal.
Gambar 2.1
Model Analisis Pengaruh Inventory Turnover dan Total Assets Turnover Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia

Inventory Turnover (X1)

Total Assets Turnover (X2)

H1

Profitabilitas
(Y)

H2

H3
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2013

Berdasarkan model pada Gambar 2.1. tersebut menunjukkan bahwa variable
independen terdiri dari Inventory Turnover (X1) dan Total Assets Turnover (X2) dan
variable dependennya Profitabilitas (Y).

15
Universitas Sumatera Utara

2.4 Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Diduga bahwa variabel independen Inventory Turnover (X1) secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (Y) pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009- 2011.
H2 : Diduga bahwa variabel independen Total Assets Turnover (X2) secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (Y) pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009- 2011.
H3 : Diduga bahwa variabel-variabel independen Inventory Turnover (X1) dan Total
Assets Turnover (X2) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Profitabilitas (Y) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2009- 2011.

16
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh leverage, Ukuran Perusahaan, dan Total Asset Turnover (TATO) terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2011-2013)

0 68 89

Analisis Pengaruh Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, dan Total Assets Turnover Ratio Terhadap Earning Power pada Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia

2 48 75

Pengaruh Inventory Turnover dan Total Assets Turnover Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 6 82

PENGARUH CURRENT RATIO DAN TOTAL ASSETS TURNOVER TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Pengaruh Current Ratio Dan Total Assets Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-201

0 2 11

PENGARUH CURRENT RATIO DAN TOTAL ASSETS TURNOVER TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Pengaruh Current Ratio Dan Total Assets Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-201

0 4 11

Pengaruh Inventory Turnover dan Total Assets Turnover Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Inventory Turnover dan Total Assets Turnover Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Inventory Turnover dan Total Assets Turnover Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 5

Pengaruh Inventory Turnover dan Total Assets Turnover Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Inventory Turnover dan Total Assets Turnover Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12