DAMPAK JEMBATAN SURAMADU TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BANGKALAN DAN KABUPATEN SAMPANG.

DAMPAK J EMBATAN SURAMADU TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BANGKALAN
DAN KABUPATEN SAMPANG

SKRIPSI

Oleh :
MUHAMMAD AMIN
NPM 1011010031

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
DAMPAK J EMBATAN SURAMADU TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DI KABUPATEN BANGKALAN DAN KABUPATEN SAMPANG

Disusun oleh :
MUHAMMAD AMIN
1011010031/FEB/EP
Telah Dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional " Veteran" J awa Timur
Pada tanggal 23 mei 2014

Pembimbing :

Tim Penguji

Pembimbing Utama

Ketua

Dra. Ec. Patrap Wiprapto, MS

Dra. Ec. Patrap Wiprapto, MS
Sekretaris


Dra.Ec. Niniek Imaningsih, MP
Anggota

Dra.Ec. Wiwin Priana, MT

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"
Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, ME
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN

DAMPAK J EMBATAN SURAMADU TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BANGKALAN
DAN KABUPATEN SAMPANG

Yang Diajukan
MUHAMMAD AMIN
NPM 1011010031 / FE / EP

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh:

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. Patrap Wiprapto, MS

Tanggal:………………

NIP :195207261983031001

Mengetahui
Ketua Progdi Ekonomi Pembangunan


Dra.Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

DAMPAK J EMBATAN SURAMADU TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BANGKALAN
DAN KABUPATEN SAMPANG

Yang Diajukan
MUHAMMAD AMIN
NPM 1011010031 / FE / EP

Disetujui untuk Ujian Skr ipsi oleh:

Pembimbing


Dr s. Ec. Patrap Wiprapto, MS

Tanggal:………………

NIP :195207261983031001

Mengetahui
A/N Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Wakil Dekan I

Dr s. Ec. Rachman Suwaidi, MS
NIP. 19603301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“(DAMPAK

J EMBATAN

SURAMDU

TERHADAP

PERTUMBUHAN

EKONOMI KABUPATEN BANGKALAN DAN KABUPATEN SAMPANG)”
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dalam

penulisan

skripsi


ini

penulis banyak mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak khususnya
kepada bapak Drs. Ec.Patr ap Wipr apto, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan hormat, penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr.Ir. Teguh Soedarto MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Ibu Drs. Ec. Niniek Imaningsih, MP selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.

5. Ayah dan Ibu serta semua keluarga yang telah memberikan do’a dan semangat,
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Teman-temanku Progdi Ekonomi Pembangunan angkatan 2010 yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Para dosen yang telah memberikan bekal Ilmu Pengetahuan kepada selama
menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
8. Pimpinan beserta staff instansi Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu dan memotivasi baik selama penulis
menempuh pendidikan perguruan tinggi maupun selama penulisan skripsi ini.
Ahirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, dan dapat dijadikan referensi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya. Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kelemahan, sehingga penulis tak lupa
mengharapkan saran dan kritik atas skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, Mei 2014
Penulis

ii


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………...

i

Daftar isi …………………………………………………………………. .

Iii

Daftar Tabel ………………………………………………………………

vi

Daftar Gambar ………………………………………………………….. .

viii


Daftar Lampiran …………………………………………………………

ix

Abstraksi ………………………………………………………………….

x

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................


6

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................

6

1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................

7

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu ..........................................................

8

2.1.2 Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu……………..

11

2.2 Landasan Teori……………………………………………..

12

2.2.1 Konsep pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ...

12

2.2.1.1 Teori Pembangunan Ekonomi ..........................

13

2.2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi ...........................

15

2.2.2 Produk Domestik Regional Bruto .............................

18

2.2.2.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto

..

18

2.2.2.2 Pendekatan Penghitungan PDRB.........................

19

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

2.3 Kerangka Pemikiran .............................................................

21

2.4 Hipotesis .............................................................................

25

METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi operasional dan Pengukuran variabel ....................

BAB IV

BAB V

26

3.2 Teknik pengumpulan Data..................................................

27

3.2.1 Studi Keperpustakaan……………………………….

28

3.2.2 Studi Lapangan .........................................................

28

3.3. Teknik analisi dan Uji Hipotesis.................................. ........

28

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Dekripsi Obyek Penelitian………………………………….

36

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bangkalan…………..

36

4.1.2 Gambaran Umum Kabupaten Sampang…………...

37

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………… .

38

4.2.1 Perkembangan PDRB Propinsi Jawa Timur……….

38

4.3 Hasil penelitian Dan Pembahasan………………………….

43

4.3.1 Analisis Location Quotient (LQ)………………….

43

4.3.2 Analisis Shift – Share………………………………

51

4.3.2.1 Analisis Potensi Regional (PR)……………..

52

4.3.2.2 Analisis Proportional Shift (PS)……………

61

4.3.2.3 Analisis Differential Shift (DS) ……………

70

KESIMPULAN DAN SARAN

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.1 Kesimpulan………………………………………………….. 79
5.2 Saran…………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

92

DAMPAK J EMBATAN SURAMADU TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BANGKALAN
DAN KABUPATEN SAMPANG

Oleh :
MUHAMMAD AMIN

Abtraksi

Pembangunan infrastruktur mempunyai peranan yang sangat vital dalam
pemenuhan hak dasar rakyat. Infrastruktur atau sarana dan prasarana memiliki
keterkaitan yang sangat kuat dengan kesejahteraan sosial dan kualitas lingkungan
juga terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau region. Pembangunan
Jembatan Suramadu memiliki peran yang sangat strategis di pulau Madura, akan
meningkatkan kegiatan ekonomi, distribusi barang dan jasa serta kegiatan pariwisata.
Pulau Madura yang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Timur mengalami kondisi
Laju pertumbuhan ekonomi lambat dan income perkapita tertinggal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembangunan Jembatan
Suramadu terhadap perekonomian Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dan menggunakan data sekunder. Dalam menganalisais sektor-sektor unggulan atau
potensial agar terarah pada pokok permasalahannya digunakan uji Location Quotient
(LQ) dan analisis Shift Share, dengan fokus penelitian .Menganalisis dampak
pembangunan Jembatan Suramadu terhadap bidang ekonomi Kabupaten Bangkalan
dan Kabupaten Sampang.
Hasil penelitian LQ sektor pertanian dan perdagangan memiliki sumbangan
tertinggi terhadap Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang sebelum adanya
jembatan suramadu kecuali pada 2012 bergeser menjadi sektor pertanian,
perdagangan dan sektor jasa-jasa, sedangkan pada uji shift share, maka secara singkat
Kabupaten Bangkalan lebih tinggi pertumbuhannya dari pada Kabupaten Sampang.

Kata kunci : Jembatan Suramadu, dampak perekonomian Kabupaten Bangkalan dan
Kabupaten Sampang
x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh masing-masing
orang, daerah satu dengan lainnya maupun negara satu dengan negara lainnya.
Penting bagi kita untuk dapat memilki definisi yang sama dalam mengartikan
pembangunan. Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan
yang terus menerus pada Gross Domestik Produk

(GDP) atau Produk

Domestik Bruto (PDB) suatu negara. Untuk daerah, makna pembangunan
yang tradisional difokuskan pada PDRB suatu provinsi, kabupaten dan kota.
Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan
yang dilakukan secara terus menerus dan meliputi seluruh aspek kehidupan
masyarakat, bangsa dan Negara. Tujuan utama dari suatu pembangunan
nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata
berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan
nasional menitik beratkan pada bidang ekonomi yang merupakan motor
penggerak utama pembangunan dimana didorong dengan pembangunan
bidang lain yang dilaksanankan secara serasi dan terpadu. Jadi pada dasarnya,
pembangunan ekonomi adalah :

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

1. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapital masyarakat, dimana
tingkat pertumbuhan GDP melebihi tingkat pertambahan penduduk pada
suatu tahun.
2. Usaha untuk melakukan perombakan perombakan dan modernisasi dalam
struktur perekonomian yang umumnya masih bersifat tradisional.
(Aditia,2010:2)
Salah satu indikasi dari pembangunan adalah terjadinya pertumbuhan
ekonomi (economic Growth) yang ditunjukkan oleh pertambahan produksi
atau

pendapatan

nasional.

Keberhasilan

pembangunan

akan

dapat

mempertinggi kemampuan bangsa dalam perubahan di bidang lainnya . salah
satu tujuan pembangunan jangka panjang bidang pertumbuhan ekonomi
adalah terciptanya stabilitas ekonomi di bidang pertanian dan industri.
(Aditia,2010:8)
Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan ekonomi adalah sangat
penting, sebab pemerataan tampa pertumbuhan ekonomi berarti membagi atau
meratakan

kemiskinan,

sedangkan

pembangunan

ekonomi

adalah

memeratakan kemakmuran dan itu baru bisa terjadi apabila pertumbuhan
ekonomi cukup tinggi, melampaui pertumbuhan jumlah penduduknya.
Sehingga dengan pertumbuhan ekonomi yang harus menigkat kapasitasnya
maka secara tidak langsung akan berdampak terhadap pertumbuhan dan
pembangunan disektor industri yang bisa meningkatkan pendapatan nasional

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

maupun daerah dan dapat menyerap tenaga kerja seiring pertumbuhan
penduduk yang terus meningkat (Tambunan, 2001: 37)
Pemerintah memiliki peranan yang sangat dalam perekonomian karena
memiliki wewenang sebagai regulator ( Pengatur atau Pengendali ), meskipun
pemerintah sebagai regulator, pemerintah tidak dapat bertindak semena-mena,
karena bila pemerintah tidak bisa menarik investor, maka pertumbuhan
ekonomi akan lambat dan lapangan kerja akan tidak bertambah melebihi
pertambahan angkatan kerja. Selain itu pemerintah sebagai stimulator, dana
yang dimiliki pemerintah dapat digunakan sebagai stimulan untuk
mengarahkan investasi swasta atau masyarakat umum kearah yang diinginkan
pemerintah (baik dari sudut garis kebijakan maupun lokasi) (Tarigan,
2005:35)
Guna menelaah kondisi masyarakat Madura khususnya Kabupaten
Bangkalan dan Kabupaten Sampang diasosiasikan dengan atribut kemiskinan
dan ketertinggalan. Hal itu akibat kondisi alam Madura yang gersang dan
tandus sehingga daya dukung alam, khususnya sektor pertanian, terhadap
penduduk tidak memadai. Tak heran banyak penduduk Madura merantau ke
luar untuk mencari sumber-sumber ekonomi. Data menunjukkan laju
pertumbuhan pembangunan Madura lebih lambat dari rata-rata kabupaten lain
di Jawa timur.
Seiring membaiknya situasi perekonomian, maka keluarlah Keputusan
Presiden Nomor 79 tanggal 27 Oktober 2003 tentang pembangunan Jembatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Surabaya-Madura

yang

menyatakan

bahwa

pembangunan

Jembatan

Suramadu dapat dilaksanakan. Dalam Keputusan Presiden tersebut juga
dinyatakan pembangunan Jembatan Suramadu dilaksanakan sebagai bagian
dari pembangunan kawasan industri, perumahan dan sektor lainnya dalam
wilayah kedua sisi ujung jembatan.
Besarnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah, tercermin dari
pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstannnya . Menurut BPS Jawa Timur
PDRB atas dasar harga konstan 2000 diketahui bahwa total nilai PDRB
Kabupaten Bangkalan tahun2008 sebesar Rp. 3.225,33 milyar, sementara
tahun 2009 sebesar Rp. 3.269,71 milyar, pada tahun 2010 mengalami
peningkatan menjadi sebesar Rp. 3.447,58 milyar pada tahun 2011 juga
mengalami Rp. 3.663,03 milyar dan tren ini berlanjut pada tahun 2012 yaitu
sebesar Rp. 3.891,57 milyar. Dengan demikian pertumbuhan ekonominya
tahun 2008 sebesar 4,92 persen, tahun 2009 sebesar 4,96 persen, tahun 2010
sebesar 5,44 persen dan pada tahun 2011 pertumbuhan mengalami perubahan
menjadi sebesar 6,12 persen. Untuk tahun 2012 ini pertumbuhan ekonomi
mengalami percepatan bila dibandingkan satu tahun yang sebelumnya yaitu
sebesar 6,37 persen.(Anonim, 2013: 34)
Manfaat langsung dari Jembatan Suramadu adalah meningkatnya
kelancaran arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang. Semakin
lancarnya arus lalu lintas akan memberikan manfaat langsung berupa
penghematan waktu, biaya yang berarti memberikan manfaat kecepatan atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

semakin murahnya biaya transportasi, semakin luasnya akses ekonomi yang
akan meningkatkan aktivitas perekonomian dan meratakan penyerahan
wilayah. Manfaat langsung lainya yang dapat diperhitungkan adalah nilai dari
peneriman tarif tol yang diperlukan apabila transportasi barang dan orang
yang semakin meningkat, maka akan meningkatkan penerimaan tarif tol.
Sehingga akan meningkatkan kelayakan finansial dari pembangunan Jembatan
Suramdu tersebut.
Manfaat tidak langsung ( sekunder ) dari Pembangunan Jembatan
Suramadu merupakan kemamfaatan yang disebabkan oleh multiplier effect,
ini merupakan dinamika yang timbul dan merupakan pengaruh sekunder (
secondary effect ) dari keberadaan Jembatan. Di antara efek-efek tidak
langsung tersebut adaalaah semakin naiknya jumlah penduduk yang akan
merangsang meningkatnya kegiatan perekonomian , meningkatkan produksi,
dan semakin berkembangnya usaha disektor pertanian , industri, perdagangan,
jasa, dsb. Serta meningkatkan kebutuhan untuk kawasan pemukiman dan
infrastruktur yang akan berujung pada peningkatan PDRB dan kesejahteraan
masyarakat ( J ananda 2009: 12 ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

1.2

Per umusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dalam penelitian
ini dapat dirumuskan pokok permasalahan :
1. Apakah terdapat perbedaan sektor basis dan non basis masing-masing
sektor di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang sebelum dan
sesudah adanya Suramadu?
2. Apakah terdapat sektor-sektor yang menghambat atau mendorong
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang
sebelum dan sesudah adanya Suramadu?
3. Apakah terdapat sekrtor-sektor yang pertumbuhannya tumbuh relatif cepat
di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang sebelum dan sesudah
adanya Suramadu?
4. Apakah terdapat Sektor-sektor yang pertumbuhannya cepat di Kabupaten
Bangkalan dan yang mempunyai keuntungan lokasional dibandingkan
sektor yang sama di Kabupaten Sampang?

1.3

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas
maka tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan sektor basis dan non basis masing-masing
sektor di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang sebelum dan
sesudah adanya Suramadu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

2. Untuk mengetahui sektor-sektor yang menghambat atau mendorong
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang
sebelum dan sesudah adanya Suramadu.
3. Untuk mengetahui sekrtor-sektor yang pertumbuhannya tumbuh relatif
cepat atau lambat di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang
sebelum dan sesudah adanya Suramadu.
5. Untuk mengetahui Sektor-sektor yang pertumbuhannya cepat di
Kabupaten Bangkalan dan yang mempunyai keuntungan lokasional
dibandingkan sektor yang sama di Kabupaten Sampang

1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dilaksanakan adalah:
1. Dengan penelitian ini dapat diketahui perkembangan Produk Domestik
Regional Bruto, sektor ekonomi yang potensial di Kabupaten Bagkalan dan
Kabupaten Sampang sebelum dan sesudah

dibangunya Jembatan

Suramadu.
2. Sebagai bahan informasi ilmiah dan bahan pertimbangan bagi pihak yang
terkait dan calon peneliti selanjutnya baik untuk penelaahan lebih lanjut
maupun sebagai bahan perbandingan
3. Sebagai kontribusi untuk menambah khasanah ilmu, khususnya untuk
perbendaharaan literatur bagi perpustakaan di "UPN Veteran" Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai
sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan
Dampak

Suramadu

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten

Bangkalan dan Kabupaten Sampang, antara lain :
1. Munzilin (2011: 93) Penelitian terdahulu berjudul, Analisis Pertumbuhan
Ekonomi Di Kabupaten Sidoarjo ( Sebelum dan Sesudah Terjadinya
Semburan Lumpur Lapindo)”.Dapat jelaskan dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dampak semburan lumpur lapindo terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sidoarjo. Perkembangan Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten Sidoarjo periode ( 2002-2009 ) pada
setiap sektor selalu berfluktuatif, ada kalanya Produk Domestik Regional
Bruto mengalami peningkatan dan ada kalanya mengalami penurunan.
Apabila sala satu sektor mengalami penurunan maka terdapat sektor lain
yang mengalami peningkatan. Dengan demikian, dapat dikatakan ada
perbedaan perkembangan PDRB masing-masing sektor di Kabupaten
Sidoarjo sebelum dan sesudah terjadi semburan lapindo.

8

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2. Susanto (2008: 158) Jurnal ekonomi dan bisnis penelitian ,Analisis
Sektor Potensial dan Pengembangan Wilayah

Guna Mendorong

Pembangunan di Kabupaten Rembang. PDRB Provinsi Jawa Tengah dan
PDRB Kabupaten Rembang ini yang digunakan untuk memperoleh nilai
LQ. Dari perhitungan indeks LQ inilah dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut, jika nilai LQ lebih besar darib 1 (LQ > 1), maka sektor tersebut
merupakan sentor basis dan sektor tersebut tidak hanya dapat memenuhi
kebutuhan di dalam daerah saja namun juga kebutuhan di luar daerah,
sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan. Bila LQ sama dengan 1,
maka sektor tersebut hanya cukup memenuhi kebutuhan di daerahnya
saja. Bila LQ lebih kecil dari 1 (LQ < L), maka sektor tersebut merupakan
sektor-non basis dan perlu melakukan impor produk dari luar daerah,
sektor ini kurang prospektif untuk dikembangkan. Hasil perhitungan LQ
Kabupaten Rembang selama periode tahun 2003-2007 dapat diketahui
bahwa yang tergolong seklor basis di_Kabupaten Rembang atau yang
berpotensi ekspor ke wilayah lain dengan rata-rata indeks LQ-nya >1
selama periode tahun 2002-2007 adalah sektor pertanian dengan nilai ratarata LQ = 2,37 lalu sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai LQ
sebesar 1,99 sektor bangunan dengan indeks rata-rata LQ = -I,36
kemudian dari sektor pengangkutan dan komunikasi dengan nilai indeks
rata-rata LQ = 1,06 dan dari sektor jasa-jasa dengan nilai LQ = L,25.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

3. Zakik

(2002:

5) Dengan

judul penelitian “Analisis

Kebijakan

Pembangunan Regional Jawa Timur dalam rangka implementasi otonomi
daerah tahun 1990-2000”. Penelitian ini terbentuk dekskriptif kualitatif
dengan alat anlisis berupa formula-formula yang berhubungan dengan
permasalahan LQ Wilkinson indeks dan Shift Share. Dari penelitian
diperoleh hasil bahwa terjadinya kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar
daerah Jawa Timur sangat dipengaruhi letah geografis, potensi daerah
investasi swasta, penerapan kebijaksanaan pembangunan daerah yang
kurang tepat serta tingkat ketergantungan yang tinggi tehadap pemerintah
pusat. Sedangkan penerapan kebijaksanaan otonomi daerah belum
menunjukkan

hasil

yang

siknifikan

terhadap

pembangunan

dan

kemandirian daerah.
4. Erawati, (2011: 18) Jurnal ekonomi dan bisnis, Analisis pola
pertumbuhan ekonomi dan sektor potensial Kabupaten Klungkung. Dari
hasil pembahasan dan analisis sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pola
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klungkung dalam periode tahun 20082010 menurut Tipologi Klassen termasuk dalam klasifikasi daerah
makmur yang sedang menurun (potensial tertinggal). Sedangkan sektorsektor potensial yang dapat dikembangkan di Kabupaten Klungkung
dalam periode tahun 2008-2010 yaitu sektor bangunan dan sektor jasajasa. Dari sektor jasa-jasa, sub sektor yang lebih dominan menyumbang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

kontribusi yaitu dari jasa swasta. Kesempatan kerja yang dihasilkan dari
sektor-sektor potensial di Kabupaten Klungkung masih belum maksimal.
Dari analisis Rasio penduduk pengerjaan menunjukkan bahwa jumlah
masyarakat yang terlayani dari sektor bangunan selama periode 20082010 rata-rata sebesar 3,01 persen, sedangkan dari sektor jasa-jasa ratarata sebesar 5,96 persen.
5. Affan (2006: 90) Dengan judul penelitian “ Analisis potensi sektoral
dalam pengembangan satuan wilayah pembangunan VI tahun 1998-2003”.
Dari penelitian yang menggunakan analisis LQ dan Shift Share ini dapat
diketahui bahwa sektor yang diketahui bahwa sektor yang menjadi pioritas
pembangunan di Kabupaten / Kota SWP VI adalah: berganda sektor
pertanian di Kab. Malang dan Pasuruan; sektor industri pengolahan di
Kab. Pasuruhan; sektor listrik, air dan gas di kota Malang dan Pasuruhan;
sektor kontruksi di Kab. Malang, Kota Malang dan Pasuruhan; sektor
perdagangan di Kota Malang dan Pasuruhan; sektor angkutan di Kab.
Malang Kota Malang dan Pasuruhan; sektor keuangan di Kab. Malang;
dan sektor jasa-jasa di Kab. Malang dan Kota Pasuruhan.
2.1.2 Per bedaan Dengan Peneliti Ter dahulu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada kesempatan kali ini
berbeda dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Perbedaan peneliti yang
dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan peneliti yang dilakukan sekarang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

terletak pada kurun waktu, ruang lingkup, tempat penelitian dan jumlah
variabel yang digunakan untuk penelitian.

2.2

Landasan teori
2.2.1 Konsep Pembangunan dan Per tumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah dua konsep yang
tidak dapat dipisahkan. Pembangunan menentukan usaha pembangunan yang
berkelanjutan dan tidak dapat memusnahkan sumber daya asli, manakah teori
dan model pertumbuhan yang dihasilkan dijadikan panduan dasar Negara.
Konsep pembangunan ini dikupas dalam teori pertumbuhan dan pembangunan
dan coba menganalisis secara kriteria dengan melihat kesesuaiannya dalam
konteks Negara. Walaupun tidak semua teori atau model dapat digunakan,
namun perbincangan mengenai peranan faktor pengeluaran termasuk buruh,
tanah modal dan pengusaha boleh menjelaskan sebab-sebab berlakunya
ketiadaan pembangunan dalam sebuah Negara. Pada peringkat awal,
pendapatan perkapital menjadi pengukur utama bagi pembangunan. Walau
bagai manapun, melalui perubahan masa, aspek pembangunan manusia dan
pembangunan berwawasan lingkungan semakin ditekankan. Pembangunan
berwaasan berwawasan lingkunan melihat kepada aspek kebajikan generasi
akan datang melalui kehendak masa kini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.2.1.1 Teor i Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi didefinisikan dalam beberapa peneliti sebagai
berikut:
a. Pembangunan ekonomi menurut Irawan dan Suparmoko ( 2002: 5) adalah
usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering
kali dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapital.
b. Menurut Adam Smith, Pembangunan ekonomi merupakan proses
perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi
merupakan (Suryana, 2000: 55)
c. Meier dalam Adisasmita (2005: 205) mendefinisikan pembangunan
ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapital dalam suatu
angka yang panjang.
d. Menurut Schumpeter pembangunan ekonomi bukan merupakan proses
yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang sepontan
dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan perubahan
terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. (Suryana, 2000: 5)
Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapital dan
pendapatan nasional. Pendapat perkapital yaitu pendapatan rata-rata penduduk
suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai produksi
barang-barang dan jasa-jasa yang dicitakan dakam suatu perekonomian
didalam masa satu tahun. Pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan
perkapital dari masa kemasa dapat digunakan untuk mengetahui laju

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan tingkat kesejahteraan
masyarakat suatu daerah.
Dalam penelitian ini pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan
pedoman adalah sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan
perkapital penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
a. Teori Pembangunan Ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah
daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada, membentuk pola
kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan
suatu lapangan kerja yang baru dan merangsang dan perkembangan kegiatan
ekonomi pada suatu wilayah tersebut.
Selain itu pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama
untuk meninkatkan jumlah dan jenis peluang kerja atau juga memerlukan
pengeluaran pembangunan bagi menuju kemajuan yang ingin dicapai dalam
pembangunan ekonomi daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan
tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus bersama-sama mengambil
inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta
partisipasi masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang ada harus
mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang
dan pembanguna perekonomian daerah (Arsyad, 1997:274)
Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses
yang melibatkan pembentukan intitusi baru, pembangunan industri alternatif,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

perbaikan kapasistas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk yang
lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, dan tranformasi pengetahuan
(Adisasmita, 2005:19).
Dalam penelitian ini pembangunan ekonomi daerah merupakan
fungsi dari sumber daya alam, tenaga kerja dan sumber daya manusia,
investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan, tranportasi dan
komunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan
antar wilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan
daerah, kewirausahaan, kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan
secara luas.

2.2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pengertian pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang
dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak jenis
barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Jadi pertumbuhan ekonomi
adalah kenaikan pendapatan nasional secara berarti ( dengan meningkatnya
pendapatan perkapital ) dalam suatu perhitungan tertentu (Putong,
2003:252).
Dan pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dan
masyarakat meningkat (Sukir no, 2002:10). Jadi kemampuan ini timbul

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

sesuai dengan kemajuan teknologidan penyesuaian kelembagaan dan
ideologis yang diperlukan.
Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dengan membandingkan
PDRB pada satu tahun tertentu ( PDRBt ) dengan PDRB tahun sebelumnya
( PDRBt-1 )
Laju Pertumbuhan Ekonomi = PDRBt – PDRBt-1 X 100%
PDRBt-1
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor penting
sebagai berikut (J hingan, 2010:67).
a.

Sumber Alam
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu
perekonomian adalah sumber alam atau tanah ‘ Tanah’ sebagai
digunakan dalam ilmu ekonomi mencakup sumber alam seperti
kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim
sumber air, sumber lautan, dan sebagainya. Dalam dan bagi
pertumbuhan ekonomi, tersedianya sumber alam secara melimpah
merupakan hal yang penting.

b.

Organisasi
Organisasi

merupakan

bagian

penting

dari

proses

pertumbuhan. Organisasi berkaitan dengan penggunaaan faktor
produksi didalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

(komplemen)

modal,

buruh

dan

membantu

meningkatkan

produktivitasnya. Dalam pertumbuhan ekonomi modern, para
wirastawan sebagai organisator dan pengambil resiko diantara
ketidakpastian.
c.

Kemajuan Teknologi
Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting
didalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan
perubahan

didalam

metode

produksi

yang

merupakan

hasil

pembaharuan atau hasil dari teknik penelitian baru. Perubahan pada
teknologi telah menaikkan produktivitas buruh, modal dan faktor
produksi yang lainnya.
d.

Akumulasi Modal
Akumulasi modal adalah termasuk semua investasi baru yang
berwujud tanah (lahan), peralatan fiskal dan sumber daya manusia
(human resources), akan terjadi jika ada bagian dari pendapatan
sekarang yang ditabung

dan

kemudian diinvestasikan

untuk

memperbesar output pada masa yang akan datang. Akumulasi modal
akan menambah sumber daya-sumber daya yang baru dan akan
meningkatkan sumber daya-sumber daya yang telah ada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

e.

Pembagian kerja dan skala Produksi
Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan
produktivitas. Keduanya membawa kearah ekonomi produksi skala
besar dan selanjutnya membantu perkembangan industri.

2.2.2 Produk Domestik Regional Br uto
2.2.2.1 Penger tian Pr oduk Domestik Regional Br uto
Produk Domestik Regional Bruto Adalah jumlah seluruh nilai tambah
yang diciptakan oleh berbagai sektor/ lapangan usaha yang melakukan
kegiaatan usaha di suatu wilayah/ region (dalam hal ini Kabupaten /Kota),
tanpa memperhatikan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Dengan
demikian PDRB secara aggregatif meneunjukkan kemampuan suatu daerah
dalam mengghasilkan pendapatan/balas jasa kepada faktor-faktor produksi
yang ikut berpartisifasi dalam proser produksi didaerah tersebut. Dengan kata
lain PDRB menunjukkan Gambaran Production Originated (Anonim,
2009:2).
Produk Domestik Regional Bruto Adalah jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam
jangka waktu tertentu (satu tahun). (Anonim, 2013:6)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.2.2.2 Pendekatan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB)
Cara penghitungan PDRB dapat diperoleh melaluai tiga pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Pr oduksi
PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
unit produksi disuatu wilayah dalam jangka wakru tertentu satu (tahun) .
unit-unit Produksi tersebut dalam penyajiannya dapat dikelompok menjadi 9
sektor atau lapangan usaha, yaitu:
1. Pertanian
2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
5. Kontruksi
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Jasa Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

b. Menur ut Pendekatan Pengeluar an
PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir, yaitu:
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak
mencari untung;
2. Konsumsi pemerintah
3. Pembentukan modal tetap domestic bruto;
4. Perubahan stok; dan
5. Ekspor neto, ekspor dikurangi impor dalam jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun)
c.

Menur ut pendekatan pendapat
PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor

produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu wilayah dalm jangka
waktu tertentu biasanya satu tahun
Definisis-definisi yang berhubungan dengan Produk Domestik
Regional Bruto menurut beberapa pendapat, diantaranya :
1. Produk Domestik Regional Bruto adalah total nilai produksi barang dan
jasa yang diproduksi di suatu daerah tertentu dalam waktu tertentu
biasanya 1 tahun. Oleh karena itu maka produk domestik regional bruto
menunjukkan kemampuan suatu daerah tertentu dalam menghasilkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

pendapatan atau jasa kepada faktor-faktor yang ikut berperan serta dalam
proses produksi didaerah setempat. Pertumbuhan ekonomi dalam negeri
tercermin dalam produk domestik regional bruto sangat sangat besar
pengaruhnya terhadap besar kecilya konsumsi masyarakat. (Kuncor o,
2006: 27)
2. Produk Domestik Bruto (GDP Gross Domestic Product) adalah nilai total
atas segenap output akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian (baik
yang dilakukan oleh penduduk warga Negara maupun orang-orang dari
Negara lain yang bermukim Negara tersebut ). (Todaro dan Smith, 2004
:56)

2.3

Kerangka Pemikiran
Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah merupakan serangkaian
usaha kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, meratakan distribusi
pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi antar wilayah didalam region
maupun antar region dan mengembangkan ekonomi secara sektoral maupun
antar lintas sektoral yang lebih menguntungkan didukung dengan strategi
peningkatan sumber daya manusia Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Pertumbuhan suatu daerah terjadi sebagai akibat adanya permintaan
barang jasa tertentu terhadap suatu daerah oleh daerah lainya. Upaya
memenuhi permintaan ekspor tersebut dengan menggerakkan potensi dan
sistem lokal akan memberikan pertumbuhan ekonomi bagi daerah yang
bersangkutan. Semakin tinggi permintaan luar daerah dapat dipenuhi berarti
semakin tinggi aktivitas perekonomian lokal dan pertumbuhan ekonominya.
Pertumbuhan daerah berdasarkan pendekatan wilayah yang sangat umum
dikenal adalah teori pertumbuhan berbasis ekpor.
Teori pertumbuhan berbasis ekspor
Teori Pertumbuhan berbasis ekspor didasarkan atas pemikiran bahwa
suatu wilayah harus meningkatkan arus atau aliran langsung dari luar
wilayah agar tumbuh secara efektif yaitu dengan cara meningkatkan ekspor.
Teori pertumbuhan berbasis ekspor memisahkan kegiatan kegiatan ekonomi
dalam dua sektor yang terpisah yaitu sektor basis dan non basis (fatmasari,
2007: 36)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Gambar 1. Kerangka konseptual, analisis Dampak Suramadu terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang.

Potensi sektor
pertumbuhan

Analisis Location
Quotient (LQ)

LQ > 1
Sektor
basis

LQ < 1
Sektor
non basis

Analisis Shift Share

PS> 0 Sektor
tumbuh
relatiif cepat
di tingkat Kab
PS< 0 Sektor
tumbuh relaif

lambat di
tingkat Kab

DS> 0 Sektor
tumbuh lebih
cepat dengan
sektor yang
sama dengan
daerah lain
DS< 0 sektor
tumbuh
lambat sektor
yang sama
dengan daerah
lain

PR> ∆Q tij
Pertumbuhan
produksi
cenderung
melambat
pertumbuahn
Kab. PR< ∆Qtij
Pertumbuhan
produksi
cenderung
mendorong
pertumbuhan
Kab

Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: Data sekunder

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Keterangan :
Location Quotient Adalah teknis analisis ini digunakan untuk menentukan
kategori suatu sektor termasuk sektor basis atau sektor non basis.
Potensi Regional (PR) adalah banyaknya pertambahan Pendapatan Domestik
Regional Bruto (PDRB) regional seandainya proporsi perubahannya sama
dengan laju pertambahan nasional selama periode studi.
Proportional Shift adalah komponen yang mengukur besarnya Shift regional
netto yang diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor industri di daerah yang
bersangkutan.
Differential Shift adalah komponen yang mengukur besarnya Shift regional
netto yang diakibatkan oleh sektor-sektor tertentu yang tumbuh lebih cepat
atau lebih lambat didaerah yang bersangkutan dari pada tingkat nasional yang
disebabkan oleh faktor interen.
Analisis dampak suramadu terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Bangkalan dan Kabupaten Sampang dapat diketahui dengan menggunakan
metode Location Quotient dan metode Shift Share sehingga dapat diketahui
sektor-sektor di Kabupaten Bangkalan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.4

Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih belum teruji
kebenarannya berdasarkan fakta-fakta yang ada. Hipotesis akan ditolak jika
memang salah dan diterima jika fakta-faktanya benar.
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis
yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diduga terdapat perbedaan sektor basis dan non basis masing-masing
sektor di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang sebelum dan
sesudah adanya suramadu.
2. Diduga terdapat sektor-sektor yang menghambat atau mendorong
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang
sebelum dan sesudah adanya suramadu.
3. Diduga terdapat sekrtor-sektor yang pertumbuhannya tumbuh relatif cepat
di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang sebelum dan sesudah
adanya suramadu.
4. Diduga terdapat Sektor-sektor yang pertumbuhannya cepat di Kabupaten
Bangkalan dan yang mempunyai keuntungan lokasional dibandingkan
sektor yang sama di Kabupaten Sampang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Devinisi Oper asional dan Pengukuhan Variabel
Devinisi oprasional adalah devinisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberi arti, atau menspesifikasikan kegiatan maupuan
memberikan sutatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut.
Adapun variabel yang digunakan dalalm penelitian ini terdiri dari :
a. Pertumbuhan sektor Ekonomi
Pertumbuhan sektor ekonomi adalah pertumbuhan nilai barang dan
jasa setiap sektor ekonomi yang dihitung dari angka PDRB atas dasar
harga konstan

sebelum adanya Jembatan Suramadu 2005-2012 dan

sesudah adanya Jembatan Suramadu 2009-2012 Yang dinyatakan dalam
Persen.
b. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )
PDRB dalam penelitian ini dilihat menurut pendekatan produksi yaitu
merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
berbagai unit produksi di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang
pada suatu jangka waktu tertentu tertentu (4 tahun ) sebelum adanya
Jembatan Suramadu 2005-20012 Dan (4 tahun) sesudah adanya Jembatan

26

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Suramadu 2009-2012 dikelompokkan menjadi 9 (sembilan ) sektor. Yaitu:
sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor komunikasi,
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa dan
dinyatakan dalam ( Rp juta ).
c. Sektor-Sektor Ekonomi
Sektor-Sektor ekonomi yaitu sektor pembentukan angka PDRB
berperan dalam menentukan laju pertumbuhan ekonomi. Yaitu : Sektor
Pertania;

Sektor

pertambangan

dan

penggalian;

Sektor

industri

pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan dan
komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor
jasa-jasa.

3.2

Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan suatu bagian yang penting dari penulisan skripsi ini,
dalam penelitian ini digunakan data sekunder, data sekunder merupakan data
yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Penelitian
mendapatkan data yang sudah di laporkan oleh pihak lain, adapun sumber
data diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik Jawa Timur (BPS),
Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura, Perpustakaan Universitas
Airlangga, Serta perpustakaan UPN “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

3.2.1 Studi Kepustakaan (libr ary Research)
Data yang diperoleh dengan membaca buku-buku, majalah, browsing
internet serta tulisan-tulisan, laporan-laporan yang berkaitan dengan penelitian
ini:

3.2.2 Studi Lapangan
Studi lapangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data sekunder
yang diperlukan dalam penulisan skripsi. Data diperoleh dengan mengampil
laporan, catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas
mengenai pertumbuhan ekonomi, Perkembangan Produk Domestik Regional
Bruto dan sektor basis Ekonomi.

3.3

Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
Teknik dilakukan berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari
berbagai penelitian serta data-data yang dikumpulakan dan diolah kembali.
Adapun teknis analisis yang dipergunakan adalah:
1. Analisis Location Quotient
Untuk menentukan sektor basis dan non basis di Kabupaten bangkalan
digunakan metode analisis Location Quotient (LQ). Metode LQ merupakan
salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi basis
sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan dari PDRB Kabupaten
Bangkalan yang menjadi pemacu pertumbuhan. Metode LQ digunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

mengkaji kondisi perekonomian, mengarah pada identifikasi spesialisasi
kegiatan perekonomian. Sehingga nilai LQ yang sering digunakan untuk
penentuan sektor basis dapat dikatakan sebagai sektor yang akan mendorong
tumbuhnya atau berkembangnya sektor lain serta berdampak pada penciptaan
lapangan kerja. Untuk mendapatkan nilai LQ menggunakan metode yang
mengacu pada formula yang dikemukakan oleh Bendavid-val dalam Kuncoro
(2004:183) sebagai berikut:

LQ

…………………………………………………(3.1)

Dimana:
= PDRB sektor I di Kabupaten Pada tahun tertentu.
= Total PDRB di Kabupaten pada tahun tertentu.
= PDRB sektor I di Propinsi Jawa Timur Pada Tahun tertentu.
= Total PDRB di Provinsi Jawa Timur Pada Tahun tertentu.

Berdasarkan formula yang ditunjukkan dalam persamaan diatas
maka ada tiga kemungkinan nilai LQ yang dapat diperoleh ( Bendavid-val
dalam kuncoro, 2004 :183), yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

1. Nilai LQ = 1 ini berarti bahwa tingkat spesiali sektor I di daerah
Kabupaten Bangkalan adalah sama dengan sektor yang sama dalam
perekonomian Provinsi Jawa Timur
2. Nilai LQ > 1 ini berarti bahwa tingkat spesiali sektor I di daerah
Kabupaten Bangkalan lebih besar dibandingkan dengan sektor yang sama
dalam perekonomian Provinsi Jawa Timur
3. Nilai LQ < 1 ini berarti bahwa tingkat spesiali sektor I di daerah
Kabupaten Bangkalan lebih kecil dibandingkan dengan sektor yang sama
dalam perekonomian Provinsi Jawa Timur.
Apabila nilai LQ >1, maka dapat disimpulkan bahwa sektor tersebut
merupakan sektor basis dan potensial untuk dikembangkan sebagai
penggerak perekonomian Kabupaten Bangkalan. sebaliknya apabila nilai
LQ< 1, maka sektor tersebut bukan merupakan sektor basis dan kurang
potensial untuk dikembangkan

sebagai penggerak

perekonomian

Kabupaten Bangkalan.
Data yang digunakan dalam analisis Location Quotient (LQ) ini
adalah PDRB Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang dan Propinsi
Jawa Timur tahun 5005-2012 meneurut lapangan usaha atas dasar harga
konstan tahun 2000.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

2 Analisis Shift Share
Analisis ini beransumsi bahwa perubahan perekonomian suatu
periode merupakan kumulatif dari perubahan tahun-tahun sebelumnya.
Alat ini menganalisa beberapa komponen perubahan regional maupun
daerah yang mempengaruhi struktur ekonomi daerah tersebut. Pendekatan
ini mengasumsikan bahwa perubahan perekonomian suatu daerah
dipengaruhi oleh variabel kesatuan wilayah yang lebih luas yaitu dalam
hal ini Kabupaten atas komponen pertumbuhan perekonomian, Bauran
Industri, dan keunggulan kompetitif.
Analisis Shift Share dapat digunakan untuk mengkaji pergeseran
struktur perekonomian daerah yang bertingkat lebih tinggi. Perekonomian
daerah yang didominasi oleh sektor yang lamban pertumbuhannya akan
tumbuh dibawah tingkat pertumbuhan perekonomian daerah diatasnya .
Metode analisis ini dapat digunakan untuk memproyeksikan
pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan sebagai alat analisis dalam riset
pembangunan pedesaan (Taufik, 2007:5)
Data yang bisa digunakan untuk analisis shift-share adalah
pendapatan perkapital (Y/P), PDRB (Y) atau tenaga kerja (e) dengan
tahun pengamatan pada rentang waktu tertentu, misalnya 2005-2012.
Pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktur suatu perekonomian
daerah ditentukan oleh tiga komponen:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

32

1. Provincial share (Sp), yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
atau per