Analisis kesalahan berbahasa dalam rubrik ``Wonosobo Ekspres`` pada harian Magelang Ekspres edisi September 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM RUBRIK
“WONOSOBO EKSPRES” PADA HARIAN
MAGELANG EKSPRES EDISI SEPTEMBER 2016
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Program Studi Sastra Indonesia

Oleh
Erlina Rizky Fitriani
134114006

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat-Nya, tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas akhir
yang berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Rubrik „Wonosobo Ekspres‟
pada Harian Magelang Ekspres Edisi September 2016” ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Prodi Sastra Indonesia,
Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas akhir ini.
1. Dr. P. Ari Subagyo, M.Hum., selaku pembimbing yang penuh perhatian

dan kesabaran dalam membimbing, mengarahkan, dan menyemangati
penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan lancar.
2. Drs. Hery Antono, M. Hum. (Alm), yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Dr. Yoseph Yapi Taum, M. Hum., selaku dosen Pembimbing Akademik
yang selalu memberi semangat dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Sastra Indonesia, Drs. B.
Rahmanto, M.Hum., Drs. F.X. Santosa, M.S., S.E. Peni Adji, S.S.,
M.Hum., Dra. F. Tjandrasih Adji, M.Hum., Sony Christian Sudarsono
S.S, M.A., Maria Magdalena Sinta Wardani S.S, M.A., serta para dosen
pengampu mata kuliah yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
yang telah memberikan ilmu serta pengalamannya selama penulis

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjalani studi di Prodi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
5. Segenap karyawan Sekretariat Fakultas Sastra, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, yang selalu membantu proses kelancaran
perkuliahan.
6. Segenap

karyawan

Perpustakaan

Universitas

Sanata

Dharma

Yogyakarta yang dengan ramah melayani dan menyediakan buku yang
diperlukan sebagai sumber pustaka.
7. Keluarga tercinta, Bapak Erwin Suwanto, Ibu Sri Mitayani, Erick Fanny
Adhitama, dan Ervina Dewi Andriani yang selalu mendoakan serta
sabar dan memberi semangat penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.

8. Damarjati Ariandanu yang selalu sabar dan mendoakan serta
menyemangati penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Teman-teman Prodi Sastra Indonesia angkatan 2013: Icha, Vero, Niko,
Beto, Dandi, Rendra, Galang, Elis, Hastin, Galih, Ucil, dan lainnya,
yang selalu menyemangati dan telah bersama-sama berjuang hingga
saat ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
menyusun tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO
I don‟t have to prove anything to anyone, I have follow my heart and
concentrate on what I want to say to the world. I run my world.
(Beyonce)


ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini kupersembahkan untuk:
Kedua orangtuaku Erwin Suwanto dan Sri Mitayani yang selalu
memberikan dukungan dan doa

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Abstrak
Fitriani, Erlina Rizky. 2017. “Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Rubrik
„Wonosobo Eskpres‟ pada Harian Magelang Ekspres Edisi September 2016”.
Skripsi. Yogyakarta. Program Studi Sastra Indonesia. Fakultas Sastra.
Universitas Sanata Dharma.


Penelitian ini membahas tentang analisis kesalahan berbahasa dalam rubrik
„„Wonosobo Eskpres‟‟ pada harian Magelang Ekspres edisi September 2016.
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah (i) apa saja kesalahan berbahasa
dan (ii) apa saja kesalahan penulisan (tipografi) pada rubrik “Wonosobo Ekspres”
harian Magelang Eskpres edisi September 2016. Penelitian ini bertujuan untuk
Mendeskripsikan apa saja kesalahan linguistis dan mendeskripsikan apa saja
kesalahan penulisan (tipografi) yang ada pada rubrik “Wonosobo Ekspres” harian
Magelang Ekspres edisi September 2016.
Objek penelitian ini adalah kesalahan berbahasa pada rubrik “Wonosobo
Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi September 2016. Objek ini berada dalam
data yang berupa kalimat. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak.
Teknik yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap, dilanjutkan dengan
teknik catat. Data kemudian dianalisis dengan metode padan. Teknik yang
digunakan dalam metode padan penelitian ini adalah dengan teknik dasar yaitu
teknik pilah unsur penentu (PUP) dan teknik lanjutan yaitu teknik hubung banding
menyamakan (HBS).
Hasil penelitian ini adalah ditemukannya empat kesalahan berbahasa pada
rubrik “Wonosobo Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi September 2016, yaitu
(a) tataran sintaksis, (b) tataran wacana, dan (c) penerapan kaidah ejaan.
Selanjutnya, ada empat kesalahan penulisan (tipografi), yaitu (a) kelebihan huruf,

(b) kekurangan huruf, (c) penyusunan huruf, dan (d) penyusunan barisan kata.
Kata Kunci: kesalahan, kesalahan berbahasa, kesalahan tipografi

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Abstract
Erlina Rizky. 2017. “The Analysis of Language Found in “Wonosobo Ekspres”
Rubric in Magelang Ekspres, The September 2016 Edition Daily Newspaper.
Indonesian Letter Study Program. The Faculty of Literature. Sanata Dharma
University.

This research discussed about the analysis of language in “Wonosobo Ekspres”
rubric that was published in Magelang Ekspres, the September 2016 edition daily
newspaper. There were two problems discussed in this research which were (i)
what were the language mistakes and (ii) the spelling mistakes (typography) found
in “Wonosobo Ekspres” rubric in Magelang Ekspres, the September 2016 edition
daily newspaper. This research aimed to describe the linguistics and spelling
mistakes in found in the rubric.

The object of this research was focusing on the linguistics in the form of
sentences. Collecting the data was done by using Simak method. The technic used
was Simak Bebas Libat Cakap technic and proceed with Catat technic. Then, the
data were analized by using Padan method. The technic used in this method was
basic technic that is Pilah Unsur Penentu (PUP) and advanced technic that is
Hubung Banding Menyamakan (HBS) technic.
Four language mistakes were found in “Wonosobo Ekspres” rubric in Magelang
Ekspres, the September 2016 edition daily newspaper as the result of this research. They
were (a) syntax level, (b) discourse level, and (c) the implemention of spelling
principle. There were also found four spelling (typography) mistakes which were
(a) excessive letters, (b) lack of letters, (c) letter order, and (d) word order.
Keywords: mistakes, linguistics mistakes, spelling mistakes

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .............................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
MOTO .................................................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. x
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
ABSTRACT ............................................................................................................ xii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2


Rumusan Masalah .................................................................................... 5

1.3

Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

1.4

Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

1.5

Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 7

1.6

Landasan Teori ......................................................................................... 8
1.6.1 Kesalahan ........................................................................................ 8
1.6.2 Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan ........................................... 10
1.6.3 Analisis Kesalahan Berbahasa ....................................................... 11


xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6.4 Kesalahan Tipografi ...................................................................... 14
1.6.5 Ejaan dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia .................... 14
1.6.6 Ragam Bahasa Jurnalistik.............................................................. 15
1.7

Metode Penelitian ................................................................................... 18
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ........................................ 18
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data ................................................. 19
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data .......................................... 22

1.8

Sistematika Penyajian ............................................................................. 22

BAB II KESALAHAN BERBAHASA PADA RUBRIK "WONOSOBO
EKSPRES" HARIAN MAGELANG EKSPRES EDISI SEPTEMBER
2016
2.1
Pengantar ................................................................................................ 24
2.2

Kesalahan Tataran Sintaksis ................................................................... 24
2.2.1 Kesalahan Sintaksis dalam Tataran Farsa ..................................... 24
2.2.1.1 Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat ......................... 24
2.2.1.2 Unsur yang Berlebihan atau Mubazir .............................. 25
2.2.1.3 Adanya Pengaruh Bahasa Daerah ................................... 26
2.2.2 Kesalahan Sintaksis dalam Tataran Kalimat ................................. 27
2.2.2.1 Kalimat Tidak Bersubjek................................................. 27
2.2.2.2 Kalimat Tidak Berpredikat .............................................. 27
2.2.2.3 Penggunaan Istilah Asing ................................................ 28

2.3

Kesalahan Tataran Wacana .................................................................... 30
2.3.1 Kekurangefektifan Wacana karena Tidak Hemat Kata ................. 29
2.3.2 Kesalahan Penggunaan Konjungsi ................................................ 30

2.4

Kesalahan Penerapan Kaidah Ejaan ....................................................... 31

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.4.1 Pemakain Huruf ............................................................................. 31
2.4.1.1 Kesalahan Pemakaian Huruf .......................................... 32
2.4.1.2 Kesalahan Pemakaian Huruf Kapital .............................. 33
2.4.1.3 Kesalahan Pemakaian Huruf Miring ............................... 34
2.4.2 Penulisan Kata ............................................................................... 36
2.4.2.1 Kesalahan Penulisan Pemenggalan Kata ......................... 36
2.4.3 Pemakaian Tanda Baca ................................................................. 37
2.4.3.1 Kesalahan Pemakaian Tanda Titik .................................. 37
2.4.3.2 Kesalahan Pemakaian Tanda Koma ................................ 38
2.4.3.3 Kesalahan Pemakaian Tanda Hubung ............................. 40

BAB III KESALAHAN PENULISAN (TIPOGRAFI) DALAM RUBRIK
"WONOSOBO EKSPRES" HARIAN MAGELANG EKSPRES
EDISI SEPTEMBER 2016
3.1

Pengantar ................................................................................................ 41

3.2

Kelebihan Huruf ..................................................................................... 41

3.3

Kekurangan Huruf .................................................................................. 44

3.4

Penyusunan Huruf .................................................................................. 47

3.5

Penyusunan Barisan Kata ....................................................................... 49

BAB IV PENUTUP
4.1

Kesimpulan ............................................................................................. 52

4.2

Saran ....................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 54

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Kesalahan Tataran Sintaksis…………………………………. 57
Lampiran 2 Data Kesalahan Tataran Wacana…………………………………...58
Lampiran 3 Data Kesalahan Penerapan Kaidah Ejaan…………………………..59
Lampiran 4 Data Kelebihan Huruf……………………………………………… 69
Lampiran 5 Data Kekurangan Huruf……………………………………………. 70
Lampiran 6 Data Penyusunan Huruf…………………………………………….71
Lampiran 7 Data Penyusunan Barisan Kata ……………………………………. 73
BIODATA PENULIS………………………………….…................................. 74

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Contoh Kesalahan Morfologi ................................................................... 12
Tabel 2 Contoh Kesalahan Sintaksis ..................................................................... 13
Tabel 3 Contoh Kesalahan Leksikon .................................................................... 13
Tabel 4 Penulisan (Tipografi) Kelebihan Huruf ................................................... 43
Tabel 5 Penulisan (Tipografi) Kekurangan Huruf ................................................ 46
Tabel 6 Penulisan (tipografi) Penyusunan Huruf .................................................. 49

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi verbal manusia yang perwujudannya dapat
berupa bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Dikatakan sebagai alat komunikasi
verbal karena alat komunikasi ini didasarkan pada satuan-satuan lingual yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Pada hakikatnya bahasa yang utama adalah
bahasa lisan, sedangkan bahasa tulisan adalah wakil dari bahasa lisan. Bahasa
tulisan dihasilkan apabila para penutur karena alasan tertentu tidak mungkin
melakukan komunikasi yang langsung atau komunikasi semuka. Karena sifatnya
yang demikian itu bahasa lisan dikatakan sebagai objek primer linguistik,
sedangkan bahasa tulisan dikatakan sebagai objek sekundernya.
Surat kabar merupakan salah satu media massa yang menggunakan bahasa
tulisan sebagai alat utamanya. Peranan surat kabar dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia sangatlah besar. Pembentukan dan pemakaian
istilah baru serta pemasyarakatannya sering kali banyak dipengaruhi juga oleh
surat kabar. Kedua aspek yaitu bahasa dan surat kabar tidak dapat dipisahkan
karena surat kabar berperan dalam pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia.
Dalam kenyataannya, pada surat kabar sampai saat ini masih banyak
terjadi pelanggaran berbahasa baik penggunaan ejaan maupun kalimat. Bahasa
dalam surat kabar merupakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

ragam jurnalistik atau dalam bahasa pers itu, mau tidak mau harus memiliki sifatsifat yang khusus atau ciri-ciri yang khas, seperti harus singkat, harus padat, harus
sederhana, harus lugas, harus tegas, harus jelas, dan harus menarik (Rahardi,
2011:11). Dengan demikian, bahasa dalam media massa haruslah mudah
dimengerti oleh mereka dengan pengetahuan yang minimal. Tidak hanya itu,
bahasa jurnalistik juga harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan tata bahasa dan
memperhatikan penggunaan ejaan yang benar.
Berdasarkan aspek kebahasaan, wartawan kerap melakukan kesalahan
dalam penulisan berita. Kesalahan ini disebabkan oleh minimnya penguasaan
kosakata dan pengetahuan kebahasaan sehingga wartawan menulis berita tanpa
memperhatikan gramatikal bahasa yang benar. Penyebab kesalahan dalam
penulisan berita juga bisa disebabkan oleh tak adanya memiliki redaktur bahasa
dalam surat kabar sehingga banyak naskah yang tidak dikoreksi sebelum
diterbitkan (Setiati, 2005: 91)
Pedoman ejaan yang digunakan saai ini adalah Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat PUEBI). Pedoman ini berisi tentang
aturan-aturan ejaan yang meliputi, (1) pemakaian huruf, (2) penulisan kata,
(3) pemakaian tanda baca, dan (4) penulisan unsur serapan.
Objek penelitian ini adalah analisis kesalahan berbahasa dalam rubrik
“Wonosobo Ekspres” pada surat kabar Magelang Ekspres edisi September 2016.
Surat kabar Magelang Ekspres adalah surat kabar berbahasa Indonesia yang
tersebar di wilayah Kedu, Jawa Tengah dari wilayah pusat Magelang, Mungkid,
Purworejo, Temanggung, dan Wonosobo. Surat kabar Magelang Ekspres terbit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

setiap hari Senin hingga Sabtu. Rubrik “Wonosobo Ekspres” sendiri memiliki tiga
halaman di setiap edisi Magelang Ekspres.
Ada dua hal yang dibahas dalam skripsi ini. Hal pertama adalah kesalahan
berbahasa pada rubrik “Wonosobo Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi
September 2016. Berikut ini contohnya.

(1) Melalui pelatihan tingkat basic yang digelar untuk memperkenalkan
sejauh mana potensi dan pangsa pasar teh tersebut, Bupati berharap
agar para peserta jeli melihat peluang. (16 September 2016: 10)
(2) Bundengan yang bisa menyerupai suara gamelan atau gending menjadi
kembali mengemuka dengan hadirnya film documenter yang digarap
bambang Hengky, salah satu jurnalis TV senior Wonosobo. selain itu,
sentra pembuatan Bundengan juga masih terus berproduksi, yakni di
daerah Kalikajar yang menjadi kampong kelahiran Barnawi salah satu
maestro yang sudah wafat beberapa tahun lalu. (27 September 2016:
10)
Pada contoh (1) terdapat kata basic yang merupakan kesalahan berbahasa
tataran sintaksis karena penggunaan istilah asing. Kata basic belum tentu dapat
dipahami oleh orang semua orang. Akan lain halnya jika istilah asing yang
digarisbawahi diganti dengan istilah dalam bahasa Indonesia, yaitu dasar .
Adapun pada contoh (2) terdapat kata bambang Hengky dan selain itu yang
penulisannya melanggar penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia. Dalam PUEBI
tahun 2016 bab I poin F nomor 2 dinyatakan, “Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur nama orang, termasuk julukan”. Begitu pula dalam PUEBI tahun
2016 bab I poin F nomor 1 dinyatakan, “Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama awal kalimat”. Dengan demikian, pembetulan dari contoh di atas adalah
sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

(1a) Melalui pelatihan tingkat dasar yang digelar untuk memperkenalkan
sejauh mana potensi dan pangsa pasar teh tersebut, Bupati berharap
agar para peserta jeli melihat peluang. (16 September 2016: 10)
(2a) Bundengan yang bisa menyerupai suara gamelan atau gending
menjadi kembali mengemuka dengan hadirnya film documenter yang
digarap Bambang Hengky, salah satu jurnalis TV senior Wonosobo.
Selain itu, sentra pembuatan Bundengan juga masih terus berproduksi,
yakni di daerah Kalikajar yang menjadi kampong kelahiran Barnawi
salah satu maestro yang sudah wafat beberapa tahun lalu. (27
September 2016: 10)
Hal yang kedua dibahas adalah kesalahan penulisan (tipografi) yang ada pada
rubrik “Wonosobo Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi September 2016.
Berikut contohnya.

(3) Tidak ada korban dalam peritiwa itu, namun pemilik rumah mengalami
kerugian secara materil Rp10 juta. (15 September 2016: 9)
Pada contoh (3) terdapat kesalahan penulisan (tipografi) karena kekurangan
huruf. Menurut KBBI penulisan yang benar dari kedua kata yang di garis bawah
yaitu peritiwa mestinya ditulis peristiwa . Berikut pembetulannya.

(3a) Tidak ada korban dalam peristiwa itu, namun pemilik rumah mengalami
kerugian secara materil Rp10 juta. (15 September 2016: 9)
Kesalahan berbahasa dan penulisan (tipografi) pada rubrik “Wonosobo
Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi September 2016 dipilih sebagai objek
penelitian didasarkan pada alasan-alasan sebagai berikut. Pertama, banyak
ditemukannya kesalahan dari segi berbahasa maupun penulisan (tipografi) di
setiap edisi yang terbit meskipun pada penelitian ini difokuskan pada edisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

September 2016. Kedua, harian Magelang Ekspres tidak mempunyai editor
bahasa, begitu juga di rubrik “Wonosobo Ekspres”. Ketiga, kesalahan berbahasa
dan penulisan (tipografi) rubrik “Wonosobo Ekspres” surat kabar Magelang
Ekspres belum pernah diangkat sebagai objek penelitian.

Perlu dicatat bahwa data penelitian ini hanya sebatas pada edisi September
2016. Oleh sebab itu, kesalahan berbahasa yang diidentifikasi semata-mata hanya
berdasarkan data yang ditemukan dalam edisi September 2016.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa saja kesalahan berbahasa yang ada pada rubrik “Wonosobo
Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi September 2016?
1.2.2 Apa saja kesalahan penulisan (tipografi) yang ada pada rubrik
“Wonosobo Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi September 2016?
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan utama yang dicapai penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan
berbahasa dalam rubrik “Wonosobo Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi
September 2016. Tujuan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

1.3.1 Mendeskripsikan apa saja kesalahan berbahasa yang ada pada rubrik
“Wonosobo Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi September 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

1.3.2 Mendeskripsikan apa saja kesalahan penulisan (tipografi) yang ada pada
rubrik “Wonosobo Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi September
2016.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berupa deskripsi kesalahan berbahasa dan penulisan
(tipografi) pada rubrik “Wonosobo Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi bulan
September 2016. Deskripsi tersebut memberikan sumbangan teoretis maupun
praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini bermanfaat dalam bidang sintaksis dan
wacana. Dalam bidang sintaksis, agar suatu gagasan atau ide mudah dipahami
pembaca menggunakan fungsi sintaksis yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap,
dan keterangan harus tampak jelas. Kemudian dalam bidang wacana, dapat
diketahui bahwa wacana merupakan satuan linguistik tertinggi, maka wacana itu
dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan
persyaratan kewacanaan lainnya.
Deskripsi tersebut juga memberikan sumbangan praktis dalam bidang
jurnalistik dan pedoman penyuntingan. Dekripsi ini berguna bagi jurnalis bahwa
sebuah berita hendaknya ditulis dengan cara yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia. Kemudian untuk pedoman penyuntingan, sebuah tulisan
(berita, naskah, jurnal, karya ilmiah, skripsi, dll) hendaknya diteliti kembali dan
disunting dengan cara yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

1.5 Tinjauan Pustaka
Telah terdapat karya tulis yang membahas tentang kesalahan berbahasa
Indonesia dalam surat kabar, antara lain karya Ester (2015), Doni (2007), dan Dwi
(2009).
Ester (2015) dalam “Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan dan Kalimat
pada Berita Olahraga Super Ball Surat Kabar Harian Tribun Jogja Edisi OktoberNovember 2013”, membahas kesalahan ejaan dan kesalahan kalimatnya. Ester
menyimpulkan bahwa kesalahan ejaan dan kalimat yang ada dalam berita
olahraga Super Ball surat kabar harian Tribun Jogja masih sering ditemukan. Hal
tersebut dibuktikan dari jumlah kesalahan ejaan dan kalimat yaitu 189 kesalahan.
Menurut Doni (2007) dalam skripsinya yang berjudul Kesalahan Ejaan
Bahasa Indonesia pada Surat Kabar Harian Bernas Rubrik “Bebas Bicara”, telah
membahas jenis-jenis kesalahan ejaan bahasa Indonesia dan faktor penyebabnya.
Dalam kesimpulannya Doni (2007) menemukan adanya 730 buah kesalahan ejaan
bahasa Indonesia dan menemukan adanya faktor penyebab terjadinya kesalahan
bahasa Indonesia, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi (a) teknik yakni kekurangcermatan redaktur yang berakibat kesalahan
ejaan, (b) non teknis yakni pemahaman redaktur terhadap ejaan masih kurang, dan
(c) situasional yakni kejaran dead line yang berpengaruh terhadap kinerja
sehingga tergesa-gesa yang mengakibatkan kesalahan ejaan. Faktor eksternal
yakni dari pengirim rubrik “Bebas Bicara” karena tulisan yang dikirim dari
masyarakat maka masalah ejaan kurang diperhatikan oleh pemegang halaman atau
redaktur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

Dwi (2009) dalam “Kesalahan Ejaan pada Berita Utama Surat Kabar
Harian Kedaulatan Rakyat Juli-September 2008”, telah membahas apa saja jenis
kesalahan ejaan dan bagaimana urutannya (termasuk pemakaian huruf kapital dan
huruf miring), penulisan kata, serta pemakaian tanda baca. Dwi menyimpulkan
kesalahan yang terdapat dalam berita utama SKH Kedaulatan Rakyat yakni (1)
kesalahan pemakaian huruf ada 29, (2) kesalahan huruf kapital dan huruf miring
sebanyak 104, (3) kesalahan penulisan kata sebanyak 382, dan (4) kesalahan
pemakaian tanda baca sebanyak 133. Jadi, kesalahan yang paling banyak dari
berita utama SKH Kedaulatan Rakyat Juli-September 2008 adalah kesalahan
penulisan kata.
Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
mengenai kesalahan berbahasa sudah pernah dilakukan. Akan tetapi, penelitian
mengenai kesalahan penulisan (tipografi) belum pernah dilakukan. Lebih-lebih
kesalahan berbahasa dan penulisan (tipografi) rubrik “Wonosobo Ekspres” harian
Magelang Ekspres belum pernah diteliti.

1.6 Landasan Teori
Dalam landasan teori ini, akan dipaparkan (a) pengertian kesalahan,
(b) perbedaan kesalahan dan kekeliruan, (c) analisis kesalahan berbahasa,
(d) kesalahan tipografi, (e) ejaan dan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia, dan
(f) ragam bahasa jurnalistik.
1.6.1 Kesalahan
Menurut

Hastuti

(2003:

79)

bahwa

penyebutan

„kesalahan‟

lebih

dideskripsikan sebagai sebuah „gelincir‟; yaitu suatu tindakan yang kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

disertai sikap berhati-hati. Ini disebabkan oleh sifat terburu-buru ingin sampai
pada tujuan. Dalam bahasa Indonesia ditemui beberapa kata diksi yang artinya
bernuansa dengan segala kesalahan. Di samping kesalahan ada penyimpangan;
ada pula pelanggaran dan kekhilafan. Keempat kata yang bernuansa artinya, dapat
dideskripsikan sebagai berikut.
Untuk memberi kejelasan arti, kata „salah‟ dilawankan dengan „betul‟;
maksudnya apa yang dilakukan (kalau ia salah) tidak betul, tidak menuruti norma,
tidak menurut aturan yang dilakukan. Hal ini mungkin disebabkan, ia belum tahu,
atau ia tidak tahu bahwa ada norma; kemungkinan yang lain ia khilaf. Kalau
kesalahan ini dihubungkan dengan penggunaan kata, ia tidak tahu kata apa yang
setepat-tepatnya dipakai.
Penyimpangan dapat diartikan menyimpang dari norma yang telah ditetapkan.
Ia menyimpang karena tidak mau, enggan, malas, mengikuti norma yang ada. Ia
tahu benar bahwa ada norma, tetapi dengan acuh tak acuh ia mencair norma lain
yang dianggap lebih sesuai dengan konsepnya. Kemungkinan lain, penyimpangan
disebabkan oleh keinginan yang kuat yan tak dapat dihindari karena satu dan lain
hal. Sikap berbahasa ini cenderung menuju ke pembentukan kata, istilah, slang,
mungkin jargon dan prokem.
Pelanggaran memberi kesan negatif karena pemakai bahasa dengan penuh
kesadaran tidak mau menurut norma yang telah ditentukan, sekalipun ia yakin
bahwa apa yang dilakukan akan berakibat tidak baik. Sikap tidak disiplin terhadap
media yang digunakan acap kali tidak mampu menyampaikan pesan dengan tepat.
Akibat terkucil dan mungkin juga akan berada di atas menara gading. Akan tetapi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

masalah kedwibahasaan yang terlibat dalam kasus itu, menjadi berbeda
masalahnya. Oleh karena itu, peristiwa kedwibahasaan adalah peristiwa yang
wajar terjadi pada setiap pemakai bahasa.
Kekhilafan adalah proses psikologi yang dalam hal ini menandai seseorang
khilaf menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada dirinya. Khilaf
mengakibatkan sikap keliru pakai. Tidak salah semata, tidak tepat benar.
Kekhilafan dapat diartikan kekeliruan. Kemungkinan salah ucap, salah susun
karena kurang cermat.
Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun
tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau
menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa
Indonesia (Setyawati, 2010: 15).
1.6.2 Perbedaan antara Kesalahan dan Kekeliruan
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal kata “kesalahan” dan
“kekeliruan” sebagai dua kata yang bersinonim, dua kata yang mempunyai makna
yang kurang lebih sama. Istialah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam
pengajaran bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa.
Menurut Tarigan (1988: 29) kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa
secara lisan maupun tulisan yang menyimpang dari faktor-faktor penentu
berkomunikasi dan kaidah bahasa. Kesalahan berbahasa adalah penggunaan
bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor
penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan
menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia (Setyawati, 2010: 13).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

Kekeliruan adalah penyimpangan pemakaian bahasa yang hanya berupa salah
ucap atau salah tulis (Nurgiantoro, 2001: 192). Sama halnya dengan pendapat
Setyawati (2010), „kekhilafan‟ dapat diartikan pula kekeliruan merupakan proses
psikologis yang dalam hal ini menandai seseorang khilaf menerapkan teori atau
norma bahasa yang ada pada dirinya, khilaf mengakibatkan sikap keliru memakai.
Dalam hal ini, kekeliruan termasuk analisis kesalahan berbahasa karena sikap
seseorang yang sudah mengetahui kaidah bahasa Indonesia tetapi melakukan
kekeliruan seperti kesalahan penulisan (tipografi).
1.6.3 Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan ialah sebuah proses yang didasarkan pada analisis
kesalahan orang yang sedang belajar dengan objek yang jelas (Hatuti, 2003: 77).
Pendapat Hastuti tersebut sama dengan pendapat Setyawati (2010: 18) bahwa
analisis kesalahan merupakan sebuah proses yang didasarkan pada analisis
kesalahan orang yang sedang belajar dengan objek (yaitu bahasa) yang sudah
ditargetkan.
Ellis (dalam Tarigan & Tarigan, 1988) menyatakan bahwa terdapat lima
langkah kerja analisis bahasa, yaitu mengumpulkan sampel kesalahan,
mengidentifikasi

kesalahan,

menjelaskan

kesalahan,

mengklasifikasikan

kesalahan, dan mengevaluasi kesalahan. Berdasarkan langkah kerja tersebut, dapat
disusun pengertian analisis kesalahan berbahasa.
Tarigan (1988: 196-200) mengatakan bahwa ada empat jenis kesalahan
berbahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

1. Kesalahan Fonologi
Kesalahan fonologi ini mencakup ucapan bagi bahasa lisan, dan ejaan bagi
bahasa tulis. Berikut ini akan dijelaskan kesalahan itu.
a) Kesalahan ucapan adalah kesalahan mengucapkan kata sehingga
menyimpang dari ucapan baku atau bahkan menimbulkan perbedaan
makna. Misalnya, kata telur sering diucapkan telor.
b) Kesalahan ejaan ialah kesalahan menuliskan kata atau kesalahan
menggunakan tanda baca. Misalnya, kata orang tua ditulis dengan huruf
tersambung menjadi orangtua .
2. Kesalahan Morfologi
Kesalahan morfologi adalah kesalahan memakai bahasa disebabkan salah
memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk,
dan salah memilih bentuk kata. Contoh:
Tabel 1: Contoh Kesalahan Morfologi
Kalimat yang salah

Seharusnya

Banyak pelajar-pelajar baris-baris di
tanah lapang itu.
Sekali-kali datang juga dia mengunjungi
kami.
Saya lebih baik berpulang daripada
meninggal sini.

Banyak pelajar berbaris di tanah
lapang itu.
Sekali-sekali datang juga dia
mengunjungi kami.
Saya lebih baik pulang daripada
tinggal di sini.

3. Kesalahan Sintaksis
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa,
klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel. Contoh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

Tabel 2: Contoh Kesalahan Sintaksis
Kalimat yang salah
Latihan bernyanyi diadakan
setiap minggu.

Seharusnya
sekali Latihan bernyanyi diadakan setiap
minggu.
Latihan bernyanyi diadakan sekali
seminggu.
Sampai
bertemu
lagi
di
lain Sampai
bertemu
lagi
pada
kesempatan.
kesempatan lain.
(Sampai bertemu lagi di tempat
lain).
Mengapa kamu pergi dengan tanpa Mengapa kamu pergi tanpa pamit?
pamit?
(Mengapa kamu pergi dengan tidak
berpamitan? )
4. Kesalahan Leksikon
Kesalahan leksikon adalah kesalahan memakai kata yang tidak atau kurang
tepat. Contoh:
Tabel 3: Contoh Kesalahan Leksikon
Kalimat yang salah
Demikianlah agar Anda maklum, dan
atas perhatiannya saya ucapkan terima
kasih.
Saudara-saudara, sebelum kita makan
marilah kami berdoa bersama-sama.

Seharusnya
Demikianlah agar Anda maklum,
dan atas perhatian Anda saya
ucapkan terima kasih.
Saudara-saudara,
sebelum
kita
makan marilah kita berdoa bersamasama.
Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan Kemerdekaan
Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945.
diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945.
1.6.4 Kesalahan Tipografi
Kesalahan tipografi (dalam bahasa Inggris biasa disingkat typo) adalah
kesalahan yang dibuat pada saat proses mengetik. Istilah ini mencakup kesalahan
karena kegagalan mekanis atau slip tangan atau ajri, tetapi tidak termasuk
kesalahan yang timbul akibat ketidaktahuan penulis, seperti kesalahan ejaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

Kesalahan tipografi dapat disebabkan oleh jari yang menekan dua tombol papan
ketik yang berdekatan secara bersamaan. Kesalahan tipografi bukan merupakan
kesalahan yang tidak disengaja. Typo dapat mengubah arti kata atau bahkan arti
dari kalimat (https://id.wikipedia.org/wiki/Kesalahan_tipografi).
1.6.5 Ejaan dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Dalam KBBI ejaan adalah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat,
dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana antar hubungan antara lambing-lambang itu (pemisahan dan
penggabungannya dalam suatu Bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan
ejaan

adalah

penulisan

kata,

dan

pemakaian

tanda

baca.

(seputarpengertian.blogspot.co.id/2017/01/pengertian-ejaan-dan-eyd.html?m=1)
Menurut PUEBI tahun 2016 ditinjau dari sejarah penyusunannya, sejak
peraturan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin ditetapkan pada tahun 1901
berdasarkan rancangan Ch. A. van Ophuijsen dengan bantuan Engku Nawawi
gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim, telah dilakukan
penyempurnaan ejaan dalam berbagai nama dan bentuk.
Pada tahun 1938, pada Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Solo,
disarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak diinternasionalkan. Pada tahun 1947
Soewandi, Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan pada masa itu,
menetapkan dalam surat keputusannya tanggal 19 Maret 1947, No. 264/Bhg.A
bahwa perubahan ejaan bahasa Indonesia dengan maksud membuat ejaan yang
berlaku menjadi lebih sederhana. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

Ejaan Republik. Kongres Bahasa Indonesia Kedua, yang diprakarsai Menteri

Moehammad Yamin, diselenggarakan di Medan pada tahun 1954. Kongres itu
mengambil keputusan supaya ada badan yang me-nyusun peraturan ejaan yang
praktis bagi bahasa Indonesia.
Pada tahun 1988 Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (PUEYD)
edisi kedua diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987 pada tanggal 9 September
1987. Setelah itu, edisi ketiga diterbitkan pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasio-nal Nomor 46. Pada tahun 2016 berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan, Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD) diganti de-ngan

nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang penyempurnaan
naskahnya disusun oleh Pusat Pengembangan dan Pelin-dungan, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. PUEBI tahun 2016 berisi (a) pemakaian
huruf, (b) penulisan kata, (c) pemakaian tanda baca, dan (d) penulisan unsur
serapan.
1.6.7 Ragam Bahasa Jurnalistik
Menurut Rahardi (2011: 5-8) kata „jurnalistik‟, yang dalam bahasa Inggris
disebut journalistics, secara harfiah, lazim diartikan sebagai sesuatu yang bersifat
kewartawanan atau berkarakter kejurnalistikan, sesuatu yang bertali-temali
dengan ihwal wartawan atau jurnalis, sesuatu yang bertautan dengan perihal
kejurnalisme-an atau kewartawanan. Akan tetapi, jika diruntut secara lebih
mendalam lagi, utamanya jika ditilik dari sisi asal-usul kata atau dari sudut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

etimologisnya, dalam bahasa Yunani terdapat istilah de jour , yang artinya „hari
ini‟. Jadi, sosok bahasa di dalam ragam jurnalistik atau bahasa pers itu
sesungguhnya menunjuk pada bahasa yang dipakai untuk menyampaikan sosok
fakta, sosok laporan, sosok berita, sosok tulisan yang terjadi terkini atau baru
terjadi, yaitu fakta yang memang terjadi pada hari ini, bahkan pada saat sekarang
ini.
Dalam pengertian yang lebih luas lagi, yaitu dalam konteks ilmu komunikasi,
jurnalistik dapat juga dipandang sebagai aktivitas menemukan, kegiatan untuk
mengolah, dan kegiatan dalam menyebarkan informasi atau berita kepada
khalayak banyak lewat sosok media massa cetak. Secara umum, sosok bahasa
dalam ragam jurnalistik atau bahasa pers harus memerhatikan ciri-ciri yang amat
mendasar, yaitu (a) komunikatif, (b) spesifik, (c) hemat kata, (d) jelas makna, dan
(e) tidak mubazir dan tidak klise.
Menurut Anwar (2004: 3) bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan
bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa pers ialah salah satu ragam bahasa.
Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat yang khas yaitu: singkat, padat, sederhana,
lancar, jelas, lugas, dan menarik. Akan tetapi, jangan dilupakan, bahasa jurnalistik
harus didasrkan pada bahasa baku. Dia tidak dapat menganggap sepi kaidahkaidah tata bahasa. Begitu juga dia harus memperhatikan ejaan yang benar.
Akhirnya dalam kosa kata, bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam
masyarakat.
Wojowasito (dalam Anwar, 2004: 3-4) mengatakan, bahasa jurnalistik adalah
bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah jelas dan
mudah dibaca oleh mereka dengan ukuran intelek yang minimal. Sehingga
sebagian besar masyarakat yang melek huruf dapat menimkati isinya. Walaupun
demikian tuntutan bahwa bahasa jurnalistik haruslah baik, tak boleh ditinggalkan.
Dengan kata lain, bahasa jurnalistik yang baik haruslah sesuai dengan normanorma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan kalimat yang benar, pilihan
kata yang cocok.
Ragam bahasa jurnalistik yang ada dalam wadah negara Indonesia, tentu tidak
akan serta-merta mengabaikan kaidah-kaidah kebahasaan dan aturan tata tulis
serta tata ejaan yang berlaku resmi di dalam wadah bahasa Indonesia itu. Dengan
demikian, adalah benar bilamana dikatakan bahwa sosok bahasa dalam ragam
jurnalistik atau dalam bahasa pers itu, mau tidak mau harus memiliki sifat-sifat
yang khusus atau ciri-ciri yang khas, seperti harus singkat, harus padat, harus
sederhana, harus lugas, harus tegas, harus jelas, dan harus menarik (Rahardi,
2011: 11).
Menurut Dewabrata (dalam Setiati, 2005: 93-94) kalimat jurnalistik
sebaiknya ditulis pendek, padat dan harus populer, mudah dicerna dalam waktu
singkat serta mengandung unsur berita siapa, apa, mengapa, di mana, kapan, dan
bagaimana, yang disusun teratur menjadi sebuah berita yang menarik dan jernih.
Selain itu, gunakan bahasa jurnalistik agar tulisan tidak menjadi kaku. Sebuah
kalimat biasa, umumnya menekankan unsur subyek, predikat, objek dan
keterangan (SPOK). Kalimat jurnalistik lebih fleksibel, tak terlalu mengkikuti
aturan SPOK ataupun unsur DM (diterangkan menerangkan). pada kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

jurnalistik, wartawan dapat menulis berita dengan gaya apa pun asal mudah
dipahami oleh pembaca. Contoh penulisan judul berita tanpa menggunakan unsur
DM adalah Diperiksa Polisi, Kepala SMU Dituduh Menggelapkan Uang Koperasi
Guru.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yakni tahap pengumpulan data,
tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Berikut ini diuraikan
metode yang digunakan untuk setiap tahap tersebut.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Objek penelitian ini adalah kesalahan berbahasa pada rubrik “Wonosobo
Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi September 2016. Objek ini berada dalam
data yang berupa kalimat. Data diperoleh dari sumber tertulis yaitu dalam teks
berita dari rubrik “Wonosobo Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi bulan
September 2016.

Data yang dikumpulkan berupa kalimat yang mengandung kesalahan
berbahasa yang kemudian dibagi menjadi dua masalah yaitu kesalaha berbahasa
itu sendiri dan kekeliruan berbahasa yang sering disebut (typo). Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Metode simak adalah metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan menyimak
langsung penggunaan bahasa sebagai bahan penelitian. Teknik yang digunakan
dalam tahap pengumpulan data adalah teknik simak bebas libat cakap dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

mengamati dan mencatat data berupa kalimat-kalimat kesalahan berbahasa yang
terdapat dalam teks berita dari rubrik “Wonosobo Ekspres” harian Magelang
Ekspres edisi bulan September 2016 (Sudaryanto, 1993: 132-133). Data yang

sudah terkumpul diklasifikasikan berdasarkan referennya, kategorinya dan
jenisnya.

Peneliti mengambil data bulan September 2016 melalui penentuan sampel
secara aksidental. Penentuan sampel secara aksidental dilakukan dengan cara
pengumpulan data langsung dilakukan apabila data yang terkumpul telah
mencukupi, pengumpulan data dihentikan.

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Setelah dikumpulkan, langkah berikutnya adalah analisis data. Metode yang
digunakan pada tahap ini adalah metode padan, yaitu alat penentunya di luar, dan
tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto,
2015:15). Metode padan yang digunakan adalah metode padan ortografis, yaitu
tulisan khususnya yang menggunakan abjad Latin menjadi penentu identitas
satuan lingual bahasa-bahasa tertentu (Sudaryanto, 2015: 17). Metode ini
digunakan untuk mengidentifikasi kesalahan berbahasa apa saja dan kesalahan
penulisan (tipografi) apa saja yang ada pada rubrik “Wonosobo Ekspres” harian
Magelang Ekspres edisi September 2016.

Teknik yang digunakan dalam metode padan penelitian ini adalah dengan
teknik dasar yaitu teknik pilah unsur penentu (PUP) dan teknik lanjutan yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

teknik hubung banding menyamakan (HBS). Teknik PUP yang digunakan adalah
daya pilah ortografis dalam kaitannya dengan penulisan satuan lingual tertentu.
Teknik ini digunakan untuk mengkaji permasalahan yang pertama yaitu jenisjenis kesalahan linguistis. Berikut merupakan contoh penerapan metode padan
dengan teknik PUP.

(4) Jumlah pelaku yang kini sudah meringkuk di hotel prodeo Polres
Wonosobo sebanyak tujuh orang (21 September 2016: 9)
(5) Mengusung tema Berkurban Melatih Keikhlasan Diri, kegiatan tersebut
menurut Tius direspon positip oleh siswa dan warga sekitar, yang
menerima daging kurban. (16 September 2016:10)

Pada contoh (4) terdapat kata hotel prodeo, penulisan itu salah karena tidak
menggunakan huruf kapital. Menurut PUEBI tahun 2016 bab 1 poin 6, “Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat”. Penulisan yang benar adalah Hotel Prodeo.
Kemudian pada contoh (5) terdapat kata positip yang termasuk kesalahan
berbahasa karena penerapan kaidah ejaan yang salah. Menurut KBBI (daring) kata
positip seharusnya positif. Kesalahan itu bisa terjadi karena pelafan atau

pemikiran orang Indonesia pada umumnya lebih sering melafalkan kata positip
daripada positif. Dengan demikian, pada contoh (4) dan (5) termasuk dalam
kesalahan berbahasa penerapan ejaan. Berikut pembetulannya.
(4a) Jumlah pelaku yang kini sudah meringkuk di Hotel Prodeo Polres
Wonosobo sebanyak tujuh orang (21 September 2016: 9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

(5a) Mengusung tema Berkurban Melatih Keikhlasan Diri, kegiatan tersebut
menurut Tius direspon positif oleh siswa dan warga sekitar, yang
menerima daging kurban. (16 September 2016:10)

Kemudian, setelah menggunakan teknik dasar PUP, menggunakan pula
teknik lanjutan. Teknik lanjutan itu adalah teknik hubung banding menyamakan
(teknik HBS) yang digunakan untuk mengkaji permasalahan yang kedua yaitu
kesalahan penulisan (tipografi). Sebagai pembandingnya kesalahan penulisan
(tipografi) di dasarkan pada KBBI. Berikut contohnya.
(6) Pada pasal 10 menyebtukan bahwa transfer tahap kedua dilakukan dengan
pengajuan permohonan penyaluran kepada bupati melalui camat. (23
September 2016: 11)
(7) “Salah satu hal yang dibidik dengan diadakannya gerakan literasi ini
adalah untuk menjadikan masyarakat lebih gemar membaca untuk
meningkatkan kualitas hidupnya. Salah satunya bisa dimulai sejak dini
yakni dari tingkat satuan pendidikan. Contohnya ddengan adanya
kegiatan membaca 15 menit sebelum memulai pelajaran,” ungkapnya.
(30 September 2016: 10)

Pada contoh (6) terdapat kata menyebtukan yang termasuk kesalahan
penulisan (tipografi) penyusunan huruf, seharusnya ditulis menyebutkan.
Kemudian contoh (7) terdapat kata ddengan yang termasuk kesalahan penulisan
(tipografi) kelebihan huruf, seharusnya ditulis dengan. Perlu di catat bahwa pada
contoh (7) adalah kalimat langsung yang seharusnya tidak boleh disunting, tetapi
dalam kalimat langsung tersebut reporter salah menuliskan satu kata yaitu
ddengan. Dengan demikian, kalimat yang benar dari contoh (6) dan (7) adalah

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

(6a) Pada pasal 10 menyebutkan bahwa transfer tahap kedua dilakukan
dengan pengajuan permohonan penyaluran kepada bupati melalui
camat. (23 September 2016: 11)
(7a) “Salah satu hal yang dibidik dengan diadakannya gerakan literasi ini
adalah untuk menjadikan masyarakat lebih gemar membaca untuk
meningkatkan kualitas hidupnya. Salah satunya bisa dimulai sejak dini
yakni dari tingkat satuan pendidikan. Contohnya dengan adanya
kegiatan membaca 15 menit sebelum memulai pelajaran,” ungkapnya.
(30 September 2016: 10)

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Setelah tahap analisis data, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian hasil
analisis data. Analisis data dalam penelitian ini disajikan menggunakan dua
metode, yaitu metode formal dan metode informal. Hasil penelitian dihasilkan
dengan metode informal, yaitu penyajian kaidah penggunaan bahasa dengan katakata atau kalimat-kalimat. Sedangkan disajikan dengan metode formal, yaitu
penyajian kaidah penggunaan bahasa dengan hal-hal yang mudah dilihat (tabel).

1.8 Sistematika Penyajian

Hasil penelitian ini akan dibagi menjadi empat bab. Bab I berisi
pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengantar. Bab ini dibagai menjadi delapan
sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil
penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika
penyajian. Bab II mendeskripsikan apa saja jenis kesalahan berbahasa yang ada
pada rubrik “Wonosobo Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi September
2016. Bab III mendeskripsikan apa saja kesalahan penulisan (tipografi) yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

pada rubrik “Wonosobo Ekspres” harian Magelang Ekspres edisi September 2016.
Bab IV merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
tentang “Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Rubrik „Wonosobo Ekspres‟
Harian Magelang Ekspres Edisi September 2016”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

BAB II
KESALAHAN BERBAHASA PADA RUBRIK “WONOSOBO EKSPRES”
HARIAN MAGELANG EKSPRES EDISI SEPTEMBER 2016

2.1 Pengantar

Dalam Bab II ini akan dibahas kesalahan berbahasa Indonesia dalam bidang
lingustik pada rubrik „Wonosobo Ekspres‟ harian Magelang Ekspres edisi
September 2016. Berdasarkan analisis data, ditemukan kesalahan berbahasa
Indonesia dalam (a) tataran sintaksis, (b)