Analisis Isi Rubrik Maung Bandung Di Harian Umum Bandung Ekspres Ditinjau Dari Kualitas Berita

(1)

ANALISIS ISI RUBRIK MAUNG BANDUNG DI HARIAN

UMUM BANDUNG EKSPRES DITINJAU DARI

KUALITAS BERITA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana

Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh :

Rino Ahmad Muflih NIM. 41806111

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG 2011


(2)

i

ABSTRAK

Analisis Isi Rubrik Maung Bandung Di Harian Umum Bandung

Ekspres di tinjau Dari Kualitas Berita

Oleh :

Rino Ahmad Muflih

NIM: 41806111

Skripsi ini di bawah bimbingan

Adiyana Slamet, S.IP, M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejahumana isi rubrik maung bandung di Harian Umum Bandung Ekspres ditinjau dari kualitas berita, untuk menjawab tujuan maka peneliti mengangkat diatas yang mengandung unsur keakuratan, keobjektifan, kejelasan, keseimbangan, aktualitas, untuk membentuk kualitas berita.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik analisis isi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, dokumentasi, studi kepustakaan, penulusuran data online, coding. Jumlah populasi sebanyak 7 rubrik maung bandunng dengan sampel sebanyak 7 rubrik maung bandung dari tanggal 1-8 April 2011. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi Keakuratan pada rubric maung bandung di Harian Umum bandung Ekspres adalah sebesar 55,8%, objektif pada rubrik maung bandung di Harian Umum bandung Ekspres adalah sebesar 79, 36%, Kejelasan pada rubrik maung bandung di Harian Umum Bandung Ekspres adalah sebesar 88,7%, Keseimbangan pada rubric maung bandung di Harian Umum Bandung Ekspres adalah sebesar 70,45%, Aktual pada rubrik maung bandung di Harian Umum Bandung Ekspres adalah sebesar 89.05%.

Peneliti menarik kesimpulan bahwa, rubrik Maung Bandung di Harian Umum Bandung Ekspres telah memenuhi kualitas kelayakan suatu berita dimana rubrik Maung Bandung telah memiliki kualitas berita pada setiap berita yang disajikan, yaitu beritanya akurat, objektif, jelas, seimbang, aktual.

Saran untuk Harian Umum Bandung Ekspres, tetap terus mempertahankan kualitas berita pada setiap informasi yang disajikannya. karena itu merupakan kunci menarik atau tidaknya sebuah berita untuk dibaca.


(3)

ii

ABSTRACT

Content Analysis for Maung Bandung Rubric in Bandung Daily Express in terms of News Quality.

By:

Rino Ahmad muflih NIM: 41806111

This thesis is under the guidance of Adiyana Slamet, S. IP, M. Si

This study aims to determine the extent to which the content of the Maung Bandung rubric in Bandung Daily Express in terms of news quality, to answer the purpose, the researcher raised above subject that contain elements of accuracy, objectivity, clarity, balance, actuality, to establish the quality of news.

This research uses descriptive quantitative method, with content analysis techniques. Data collection techniques used in this study is, documentation, library research, online data searching, coding. The population of as many as seven rubrics of Maung bandung with a sample of seven rubrics of the Maung Bandung on April 1 to 8 2011. Sampling technique used is purvosive sampling.

From the results of research showed that the frequency accuracy of the rubric Maung Bandung in Bandung Daily Express amounted to 55.8%, the objective in rubric Maung Bandung in Bandung Daily Express amounted 79, 36%, Clarity in the rubric Maung Bandung in Bandung Daily Express amounted to 88.7%, balance on rubric Maung Bandung in Bandung Daily Express amounted to 70.45%, Actual in the rubric Maung Bandung in Bandung Daily Express is amounting to 89.05%.

Researchers conclude that, rubrics General Maung Bandung in Bandung Daily Express has met the quality of the feasibility of a story in which the rubric Maung Bandung has the quality of news on any news that is presented, namely the story accurate, objective, clear, balanced, actually.

Suggestions for Public Bandung Daily Express, still continued to maintain the quality of news on any information presented. because it is the key to whether or not a story interesting to read.


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,

Puji serta syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah peneliti dapat menyusun dan menulis hasil penelitian di Harian Umum Bandung Ekspres ini sesuai dengan apa yang telah peneliti lakukan. Dan tak lupa Dalam melakukan penelitian ini banyak sedikitnya peneliti mengalami kesulitan serta hambatan baik secara tekhnis maupun non tekhnis. Namun atas izin Allah SWT dan juga berkat Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan semangat, doa serta motivasi baik itu yang berbentuk materil, moril sehingga ananda dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Melalui kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa hormat, terimakasih, dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. 2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Melly Maulin P, S.Sos, M.Si selaku sekertaris Progam Studi, Ilmu Komunikasi Universitas komputer Indonesia juga selaku dosen wali. Yang telah sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama menuntut ilmu di Universitas Komputer Indonesia.


(5)

iv

4. Ibu Rismawaty, S.Sos, M.Si, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia,.

5. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos, M.Si selaku Dosen Kemahasiswaan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

6. Bapak Adiyana Slamet, S.IP., M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuannya selama masa perkulihan serta masukan, motivasi, dorongan, koreksi dan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Sangra Juliano Prakasa S.I.Kom, Bapak Inggar Prayoga, S.I.Kom, Bapak Andi Nurul Huda S.I.Kom, Ibu Tine Agustin, S.I.Kom, Ibu Iin Rahmi Handayani, S.Sos., M.I.Kom, Bapak Arie Prasetyo, S.Sos., M.Si selaku dosen dan staff pengajar di Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan perkuliahan.

8. Astri Ikawati, A.Md.kom selaku sekretariat jurusan, yang telah membantu dalam mengurus surat-surat izin pelaksanaan penelitian ke perusahaan dan yang surat-surat lainnya.

9. Yth. Bpk Nana Hanafi selaku Pemimpin Redaksi Harian Umum Bandung Ekspres, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian skripsi.


(6)

v

10. Yth. Bpk Handri SB, selaku Redaktur & HRD Harian Umum Bandung Ekspres yang telah membimbing dan menjadi informan untuk diwawancarai dalam penyusunan penelitian skripsi.

11. Seluruh Wartawan Bandung Ekspres yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti selama penelitian.

12. Seluruh Jajaran Staff Surat Kabar Bandung Ekspres yang telah membantu dalam segala hal.

13. Kakakku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dan ceramahnya kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. 14. Keluargaku dan Aletea terima kasih atas doa dan dukungannya

dalam menyelesaikan penelitian ini.

15. Buat duk-dek kru Chandra Riza, Isa, Ivan, Gino, Defri, Widi, Reza yang telah banyak membantu, memberi, dan menemani peneliti dalam mengumpulkan dan menysun penelitian skripsi, degan doa, dan pemikirannya. Akhirnya kita lulus.

16. Semua teman-teman Jurnalistik 06-07. Telah banyak pelajaran yang kita ambil bersama saatnya kita berkarya untuk masa depan.

17. Kakak dan adik angkatan jurnalistik Unikom yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini dan semoga


(7)

vi

penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca lainnya umumnya.

Bandung, Juli 2011


(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Disadari atau tidak dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa terlepas dari berbagi keterlibatan dan pengaruh informasi. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai apa saja yang terjadi di sekelilingnya terutama yang berhubungan dengan kepentingannya. Dengan demikian manusia senantiasa mencari berbagai macam cara dalam setiap kesempatan yang dimilikinya.

Dalam mencari informasi yang di butuhkan, tentunya manusia akan melakukan interaksi antara satu dengan yang lainnya melalui komunikasi sehingga dengan komunikasi tersebut manusia dapat mengeluarkan pendapat dan keinginannya serta dapat menerima pendapat orang lain baik dengan cara langsung (tatap muka) maupun melalui media.

Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya, yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan.


(9)

2

Komunikasi massa, dalam segala bentuknya, tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan manusia sehari-hari. Pers sebagai salah satu perwujudan komunikasi massa, lahir dari adanya kebutuhan akan berita dan informasi. Komunikasi massa merupakan salah satu domain komunikasi manusia yang telah banyak mengalami kemajuan yang pesat sejak bentuk-bentuk awalnya, dikatakan Rakhmat dalam Komala mengatakan bahwa :

Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khlayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (7:1999)

Media massa merupakan sumber kekuatan, alat control, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. Media merupakan forum yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat.

Media seringkali berperan sebagai wahana pengembang kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengmbangan bentuk seni dan symbol, akan tetapi juga dalam pengertian tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.

Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media elektronik, media cetak yang dapat memenuhi criteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sebagai media cetak, surat kabar dan majalah tetap berbeda karena memiliki karakteristik yang khas.

Salah satu bagian dari komunikasi massa adalah pers dan jurnalistik. Pers dan jurnalistik dapat di ibaratkan sebagai jiwa dan raga atau jasmani dan


(10)

3

rohani. Pers adalah organ yang terdiri dari bagian-bagian secara fisik, yang berfungsi karena kegiatan jurnalistik, dengan kata lain, jurnalistik adalah proses kegiatan yang menghidupi organ pres beserta bagian-bagiannya.

Kebutuhan akan informasi dan komunikasi sekarang ini sudah dirasakan sebagai hal yang fundamental, karena melalui komunikasi antara manusia akan tercipta saling pengertian dan kerja sama yang baik. Perubahan masyarakat yang semakin maju dan kritis dalam menerima segala bentuk informasi yang dibuthukan dari berbagai media massa menuntut kesiapan dari para pengelola pers untuk dapat miningkatkan kualitas pemberitaannya sehingga media massa tersebut dapat dapat terus eksis di dalam penerbitan pers.

Surat kabar sebagai salah satu media pemberitaan yang bersifat universal harus dapat menangkap gejala tersebut dan dapat meningkatkan kualitas berita dalam setiap penerbitannya. Salah satu yang dapat dijadikan pijakan dalam prespektif pers adalah kualitas berita. Karena sudah menjadi salah satu ketentuan untuk menilai sesuatu harus didasarkan pada baik buruknya hal tersebut.

Adapun kualitas berita itu adalah keakuratan, keseimbangan, objektif, ringkas atau jelas dan baru (Charnley, 1965:22). Secara umum, berita dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yakni berita ringan (soft news) dan berita berat (hard news). Selain dua hal itu, berita dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, menurut sifatnya, dan menurut materi isinya. Berita menurut isinya dikelompokkan ke dalam berita politik, berita ekonomi,


(11)

4

berita sosial, berita keagamaan, berita olah raga, berita kriminal, berita pendidikan, dan lain-lain.

Harian Umum Bandung Ekspres adalah salah satu media cetak yang memberitakan berbagai informasi yang di dominasi dari wilayah regional kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung barat. Harian Bandung ekspres pun memiliki beberapa rubrik diantaranya rubric Police Line, Sportivo, Expresi, Megapolitan, Nasional, Metropolis, Arena Jabar, dan yang terahir Maung Bandung.

Rubrik Maung Bandung adalah rubrik khusus yeng memberitakan berbagai berita tentang persib yang dimana dibuat untuk mengulas seputar pemain persib. Biasanya tema berisikan tentang transfer pemain, latihan para pemain persib, dan berita lainnya yang mengenai tentang persib, Rubrik Maung Bandung ini biasanya mencapai 2 halaman sekali terbit. Keberadaan rubrik Maung Bandung sendiri sudah ada sejak Harian Umum bandung Ekspres terlahir pada tanggal 7 Februari 2009, rubrik Maung Bandung ini untuk memuasakan kebutuhan informasi tentang persib bandung, yang kita ketahui masyarakat bandung yang sangat fanatik terhadap club kebanggan masyarakat Jawa Barat. Dengan adanya rubrik Maung Bandung diharapkan masyrakat Bandung bisa lebih mengetahui informasi tentang persib.

Rubrik sendri diartikan alokasi halaman untuk memuat tulisan-tulisan tertentu yang setema. Nama halaman tersebut berisikan tulisan-tulisan-tulisan-tulisan bertema khusus. (Romli, 2005:113). Dalam penyajiannya rubrik Maung Bandung dikemas dalam bentuk piramida terbalik. Rubrik Maung Bandung


(12)

5

sendiri berisi informasi paling aktual, karena rubrik ini memberitakan khusus tentang persib.

Dari pemaparan latar belakang diatas, peneliti berharap penelitian ini menjawab rumusan masalah tentang: Sejauhmana Isi Rubrik Maung Bandung Ditinajau Dari Kualitas berita?

1.2 Identifikasi Masalah

1. Sejauhmana Isi Rubrik Maung Bandung di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Keakuratan Berita?

2. Sejauhmana Isi Rubrik Maung Bandung di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Keobjektifan Berita?

3. Sejauhmana Isi Rubrik Maung Bandung Di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Aktualitas Berita?

4. Sejauhmana Isi Rubrik Maung Bandung di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Kejelasan Berita?

5. Sejauhmana Isi Rubrik Maung Bandung di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Keseimbangan Berita?

6. Sejauhmana Isi Rubrik Maung Bandung di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Kualitas Berita?


(13)

6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mengetahui mengenai sejauhmana Isi Rubrik Maung Bandung Di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Kualitas Berita.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Isi Rubrik Maung Bandung di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Keakuratan Berita.

2. Untuk mengetahui Isi Rubrik Maung Bandung di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Keobjektifan Berita.

3. Untuk mengetahui Isi Rubrik Maung Bandung Di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Aktualitas Berita.

4. Untuk mengetahui Isi Rubrik Maung Bandung di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Kejelasan Berita.

5. Untuk mengetahui Isi Rubrik Maung Bandung di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Keseimbangan Berita.

6. Untuk mengetahui Isi Rubrik Maung Bandung di H.U Bandung Ekspres ditinjau dari Kualitas Berita.


(14)

7

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan informasi ilmiah untuk mengembangkan keilmuan khusnya Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian bagi peneliti untuk mendapatkan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang telah peneliti dapatkan selama masa perkulihan dan diharapkan berguna meningkatkan wawasan dan ilmu di bidang jurnalistik.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini berguna bagi mahasiswa Unikom secara umum, dan mahasiswa konsentrasi jurnalistik secara khusus.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dilakukan dengan maksud manfaat dari hasil yang didapat dapat menjadi sarana pembenahan bagi Harian Umum Bandung Ekspres sebagai instansi tempat dilakukan penelitian agar dapat


(15)

8

menghasilkan suatu pemuatan berita yang lebih berkualitas dan berguna bagi kalangan masyarakat.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teoritis

Onong Uchna Effendy dalam kamus Komunikasi mengatakan bahwa istilah rubrik dalam bahasa Belanda berarti ruangan pada halam surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya. Mengenai aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat. (Effendy, 1989:16)

Pers menjadi sebuah proses mediasi antara masyarakat dengan dunia. Pers diproses oleh jurnalisme unruk memiliki daya persuasi. Jurnalis media cetak yang termasuk bagian pers harus melihat berita yang berkualitas sebagai salah satu faktor penting dalam membuat berita. kualitas berita yang menjadi tolak ukur layak tidaknya sebuah peristiwa dimuat itu adalah :

1. News is Accurate (berita itu harus akurat, tepat, teliti, atau seksama) ketepatan atau ketelitian itu meliputi :

Ketelitian fakta itu sendri artinya bahwa setiap pernyataan dalam berita, nama orang, jabatan, gelar, tempat peristiwa, hari dan tanggal peristiwa, setiap kata atau ekspresi atau kalimat definitif, setiap angka atau daya statistik, harus disajikan secra tepat dan tidak


(16)

9

menimbulkan kesalahpahaman baik bagi orang yang diberitakan maupun khlayak pembaca.

2. News is Objektive (Objektif)

Ditulis apa adanya artinya wartawan dalam memilih dan menyusun berita tidak memasukan prasangka-prasangka pribadinya atau pesan dari pihak lain, berita harus jujur merupakan erat kaitannya dengan berita interpretasi. Dalam berita atau laporan, hatus dapat mengungkapkan latar belakang yang relevan untuk menjelaskan beritayang kompleks tersebut sehinnga dpat menolong pembaca untuk dapat lebih memahaminya.

3. News is Concise and Clear (berita harus singkat dan jelas)

Penyajian berita pada hakekatnya harus sejalan dengan bentuk berita. Berita harus merupakan satu kesatuan, singkat, jelas, dan sederhana. Sebuah beita yang hambar , mengambang, tidak terorganisir atau memiliki dua makna dalam tujuan isinya, tidaklah memiliki kualitas berita.

4. News is balanced (berita harus seimbang)

Penekanan dan kelengkapan artinya bahwa setiap fakta umumnya mempunyai hubungan yang erat dengan fakta-fakta lain


(17)

10

dengan membangun hubungan yang penting dengan ukuran peristiwa secara keseluruhan. Kelengkapaan yaitu bahwa kelengkapan pada umunya adalah masalah keseimbangan fakta-fakta terpilih dan menyuguhkan suatu gambaran lengkap mengenai keseluruhan peristiwa yang dapat di mengerti.

Memilih dan meyusun artinya agar berita itu baik., wartawan tidak hanya meliputi kesempatan akhir dari suatu peristiwa secran rinci melainkan wartawan tersebut mampu memilih dan meyusun fakta-fakta sehingga dapat memberikan suatu keseimbangan pandangan dari berita tersebut.

5. News is Recent (berita itu harus baru)

Tekanan pada unsur berita adalah penting karena pada masyarakat pada umunya menyadari tentang eksistensi alam yang bersifat sementara, segala hal selalu berubah karena konsumen berita atau pembaca biasanya menginginkan informasi yang paling baru, aktual mengenai pokok.

Artinya sebuah berita yang ada di Harian Umum Bandung ekspres khusnya rubrik Maung Bandung harus memliki berita yang berkualitas dan baik supaya masyarakat atau bobotoh bisa membaca berita persib yang aktual.


(18)

11

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Komunikasi Massa, yaitu Agenda setting yang dirumuskan oleh Becker yang ditulis oleh Jalaludin Rachmat dalam buku Metode Penelitian Komunikasi mengatakan:

Model agenda setting merupakan salah satu model teori komunikasi yang merupakan pengembangan dari model jarum hipodermik, asumsi dasar model ini membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Karena model ini mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang di berikan oleh media pada suatu persoalan. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap juga bagi masyarakat (Rakhmat, 2000 : 68).

Tabel 1.1 Model Agenda Seting Variable

Media Massa

Variable Antara Variable Efek Variable Efek Lanjutan -Panjang -Sifat stimulus -Pengenalan -persepsi -Penonjolan -Sifat Khalayak -Saliance -Aksi

-Konflik -Prioritas

Gambar diatas menjelaskan bahwa efek media massa diukur dengan membadingkan dua pengkuran. Pertama peneliti mengukur agenda media dengan analisis isi yang kuantitatif, atau peneliti akan menentukab batas waktu tertentu, mengkoding berbagai isi media, dan menyusun (meranking) isi itu berdasarkan panajang (waktu dan ruang), penonjolan (ukuran headline, lokasi dalam surat kabar, frekuensi pemunculan, posisi dalam surat kabar), dan konflik (cara penyajian bahan). Selanjutnya peneliti mengukur agenda masyarakat dengan menganalisis self-report


(19)

12

khalayak. Ia menghitung topik-topik yang penting menurut khlayak, merankingnya, dan mengorelasikannya dengan ranking isi media. Ia juga menganalisis kondisi-kondisi antara (contingent conditions) yang mempengaruhi proses agenda seeting dengan meneliti sifat-sifat stimulus dan karakteristik khalayak.

Sifat-sifat stimulus menunjukan karakter issues, termasuk jarak issue (apakah issue itu langsung atau tidak langsung dialami oleh individu). Efek terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan (subsequent effects), efek langsung berkaitan dengan issues: apakah issues itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak (pengenalan); dari semua issues, mana yang dianggap paling penting menurut khalayak (saliance); bagaimana issues itu diranking oleh responden dan apakah rankingnya itu sesuai dengan ranking media (proritas). Efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu) atau tindakan (seperti memilihi kontestan pemilu atau melakukan aksi protes).

Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda media kepada agenda publik. Teori Agenda Setting didasari oleh asumsi demikian. Teori ini sendiri dicetuskan oleh Profesor Jurnalisme Maxwell McCombs dan Donald Shaw.

Menurut McCombs dan Shaw, we judge as important what the media judge as important. Kita cenderung menilai sesuatu itu penting sebagaimana media massa menganggap hal tersebut penting. Jika media


(20)

13

massa menganggap suatu isu itu penting maka kita juga akan menganggapnya penting. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu tersebut juga menjadi tidak penting bagi diri kita, bahkan menjadi tidak terlihat sama sekali.

pengaruh agenda setting akan meningkat pada diri individu yang memberikan perhatian lebih terhadap isu-isu yang disajikan oleh media massa. Bukti-bukti empirik menunjukkan bahwa perhatian individu terhadap isi media dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, luas pengalaman, kepentingan, perbedaan ciri demografis, sosiologis.

Bukti-bukti eksperimental (Iynenger & Kinder, dalam Haryanto:2003) menunjukkan bahwa efek agenda setting akan meningkat pada individu-individu yang memberikan perhatian lebih terhadap isu-isu yang dikaji, sedangkan intensitas perhatian sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan derajat kepentingannya.

Fungsi dari Agenda seeting model seperti yang di ungkapkan M.E Mc. Combs dan D.L. Shaw dan di kutip kembali oleh Tommy Suprapto dalam bukunya berjudul Pengantar Teori Komunikasi adalah sebagai berikut :

Ide tentang fungsi Agenda seeting dari media massa berhubungan dengan konsep spesifik mengenai hubungan kuat yang positif antara perhatian komunikasi massa dan penonjolan terhadap topik-topik penting untuk individu khalayak. Konsep ini sinyatakan dalam istilah kausal : meningkatnya penonjolan topik atau issue dalam media massa (penyebab) yang


(21)

14

mempengaruhi topik atau issue yang terdapat diantara para khalayak (Suprapto, 2006 : 46).

Sementara itu Manhein dalam pemikiran tentang konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting menyatakan bahwa agenda setting meliputi tiga agenda, yaitu agenda media. Agenda khalayak, agenda kebijaksanaan, masing-masing agenda itu mencakup dimensi-dimensi sebagai berikut:

1. Untuk agenda media dimensi-dimensi:

a.Visibility (visibilitas) jumlah dan tingkat menonjolnya berita b.Audience salience, tingkat menonjol bagi khalayak relevansi isi

berita dengan kebutuhan khalayak

c.Valance (valensi) menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

2. Untuk agenda khalayak, dimensi-dimensi:

a.Familiarty, keakraban derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.

b.Personal salience, penonjolan pribadi relevansi kepentingan dengan ciri pribadi.

c. Favorability, kesenangan pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.

3. Untuk agenda kebijaksanaan, dimensi-dimensi:

a.Support (dukungan) kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.

b.Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan.

c.Fredom of action (kebebasan bertindak) nilai kegiatan yang mungkin dilakukan oleh pemerintah. (Effendy, 2003:288-289).


(22)

15

1.5.2 Kerangka Konseptual

Kualitas berita menjadi syarat utama sebuah berita untuk dimuat ke masyarakat, karena dalam kualitas berita inilah terletak kepentingan dan ketertarikan khalayak. Criteria kualitas berita merupakan acuan yang dapat digunakan oleh para jurnalis atau wartawan untuk memutuskan fakta yang pantas untuk dijadikan berita.

Kualitas berita yang menjadi tolak ukur layak atau tidaknya untuk diberitakan adalah:

1. Keakuratan, Kesan ketelitian berita secara umum merupakan ketetapan atau ketelitian seorang wartawan untuk membuat berita yang baik mengenai rincian fakta yang spesifik.

2. Objektif, Ditulis apa adanya artinya wartawan dalam memilih dan menyusun berita tidak memasukan prasangka-prasangka pribadinya atau pesan dari pihak lain, berita harus jujur merupakan erat kaitannya dengan berita interpretasi. Dalam berita atau laporan, harus dapat mengungkapkan latar belakang yang relevan untuk menjelaskan berita yang kompleks tersebut sehingga dapat menolong pembaca untuk dapat lebih memahaminya. 3. Kejelasan, Penyajian berita pada hakekatnya harus sejalan


(23)

16

kesatuan, singkat, jelas, dan sederhana. Sebuah beita yang hambar , mengambang, tidak terorganisir atau memiliki dua makna dalam tujuan isinya, tidaklah memiliki kualitas berita.

4. Keseimbangan, Memilih dan meyusun artinya agar berita itu baik., wartawan tidak hanya meliputi kesempatan akhir dari suatu peristiwa secran rinci melainkan wartawan tersebut mampu memilih dan meyusun fakta-fakta sehingga dapat memberikan suatu keseimbangan pandangan dari berita tersebut.

5. Aktualitas, Tekanan pada unsur berita adalah penting karena pada masyarakat pada umunya menyadari tentang eksistensi alam yang selalu berubah karena konsumen berita atau pembaca biasanya menginginkan informasi yang paling baru, aktual mengenai pokok.

Rubrik Maung Bandung di Harian Umum Bandung Ekspres selalu menyajikan berita-berita yang terbaru dalam setiap pemberitaannya, ini dimaksudkan agar masyarakat dan bobotoh terus mengetahui perkembangan persib setiap hari. Dalam pemberitaannya pun selalu dilengkapi dengan kutipan dari narasumber agar berita yang ada sesuai dengan fakta yang terjadi dan lebih menguatkan pemberitaan tersebut. Rubrik Maung Bandung pun memberikan informasi agar masyarakat dan bobotoh lebih mengatahui


(24)

17

kegiatan persib setiap harinya, dari sebab itu Harian Umum Bandung Ekspres harus memberikan berita yang berkualitas.

Peneliti juga akan menjelaskan gamabaran teori yang digunakan dalam penelitian ini secara konseptual dan sesuai dengan agenda setting.

o Variable Media Massa

Variabel media massa atau efek media dapat diukur dengan membandingkan dua pengukuran, yaitu peneliti menentukan batas waktu tertentu, mengklasifikasikan sesuai dengan jumlah waktu dan ruang yang digunakan untuk rubrik Maung Bandung di Harian Umum Bandung Ekspres berdasarkan:

Panjang : berisi panjang berita olahrga dalam rubrik Maung Bandung di Harian Umum Bandung Ekspres. .

Penonjolan : pengukuran berita yang berkualitas di rubric Maung Bandung.

Konflik : cara Harian Umum Bandung Ekpres dalam menyajikan berita didalam rubrik rubrik Maung Bandung. o Variable antara

Agenda Media mempengaruhi agenda khalayak dan agenda khalayak dapat mempengaruhi media. Karena diantaranya terdapat stimulus yang saling berhubungan, seperti :

Sifat stimulus : Menunjukan kualitas berita yang terkandung dalam rubrik Maung Bandung, dan juga berita yang ada dalam rubrik Maung Bandung terasa langsung


(25)

18

atau tidak langsung oleh pembaca. Berita yang ada pun akan bergantung pada letak geografis kejadian berita tersebut dengan pembaca, apakah ada di sekitar lingkungan pembaca atau jauh dari lingkungan pembaca.

Sifat khalayak : Menunjukan variabel-variabel psikososial termasuk data demografis, keanggotaan dalam sistem sosial, kebutuhan, sikap, diskusi interpersonal, dan terpaan media. o Variable Efek

Hasil akhir dari agenda adalah efek. Dalam agenda setting terdapat dua efek, yaitu :

Pengenalan : Apakah rubric Maung Bandung ada atau tidak ada ada dalam agenda khalayak.

Salience : apakah semua rubrik Maung Bandung yang ada di Harian Umum Bandung Ekspres dianggap penting oleh khalayak.

Prioritas : bagaimana kualitas dalam rubric Maung bandung di Harian umum bandung Eksprees itu diranking oleh responden dan apakah ranking itu termasuk ranking media.


(26)

19

o Variable efek Lanjutan

Persepsi : persepsi atau pengetahuan tentang peristiwa tertentu dan juga tindakan tertentu.

Aksi : berupa tindakan lanjutan yang dilakuan individu setelah mendapatkan persepsi.

1.6 Konstruksi Kategori

Setiap penelitian dibutuhkan adanya penjabarn mengenai kategori dan sub-sub yang akan diteliti, dalam hal ini penjabaran tersebut disebut konstuksi kategori. Adapun init analisis dari kualitas adalah sebagai berikut.


(27)

20

Tabel 1.2 Konstruksi Kategori

No Kategori Sub Kategori Alat ukur

1. Analisis isi rubrik Maung Bandung Di Harian Umum

Bandung Eksprees Ditinjau dari Kualitas Berita

Keakuratan Tepat Teliti Seksama

keobjektifan Ditulis apa adanya Jujur

Kejelasan Singkat Jelas Sederhana keseimbangan Penekanan berita

Kelengkapan berita Pemilihan berita Penyusunan berita Aktualitas Paling baru

Aktual Sumber : Romli, 2004: 62


(28)

21

1.7 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat,2002:22).

Jalaludin Rakhmat juga mengatakan, penelitian deskriptif timbul karena suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti tetapi belum ada kerangka teoritis yang menjelaskanya (Rakhmat,2000:25).

Penelitian deskriptif yang peneliti buat tidak mencari atau mnjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Tujuan dari metode deskriptif yaitu mengumpulkan informasi aktual secara rinci dan melukiskan gejala yang ada serta mengindentifikasi masalah dan memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku. (Rakhmat,2000:24).

Metode deskriptif yang peneliti lalukan bertujuan untuk menganalisa rubrik Maung Bandung di Harian Umum Bandung Ekspres ditinjau dari Kualitas Berita.

Penelitian ini juga menggunakan tekhnik analisis isi. Pada dasarnya analisis isi merupakan suatu cara mengkoding pernyataan atau tulisan agar diperoleh ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu melalui kategorisasi. Pada penelitian ini pengkodingan dilakukan berdasarkan kategorisasi yang telah disusun untuk kemudian menelaah dan memaparkan penyajian rubrik Maung Bandung ditinjau dari Kualitas berita.


(29)

22

Analisis isi (content Analisis) secara sederhana diartikan sebagai metode untuk mengumpulkan dan menganalisis muatan sebagai teks . Teks bisa berupa makna gambar, symbol, gagasan, tema, dan bermacam bentuk pesan yang dapat dikomunikasikan. Analisis isi berusaha memamahami data bukan sebagai kumpulan peristiwa fiksi tetapi sebagai gejala symbol untuk mengungkapkan makna yang terkadang dalam sebuah teks dan memperoleh pemahaman terhadap pesan yang direpresentasikan. (Bell, 2001:13)

1.8 Populasi dan Sampel 1.8.1 Populasi

Populasi adalah kesimpulan objek penelitian dapat berupa orang, organisasi, kelompok, lembaga, surat kabar, dan lain-lain. (Rakhmat, 2000:78).

Populasi dalam penelitian ini adalah Isi rubrik Maung Bandung Di Harian Umum Bandung Ekspres. Pemberitaan yang diteliti mulai tanggal 1 April 2011 sampai dengan 8 April 2011. Data lengkapnya terdapat dalam tabel dibawah ini:


(30)

23

Tabel 1.3

Populasi Rubrik Maung Bandung Tanggal 1-8 April 2011

no Tanggal Terbit Judul Berita 1

Tanggal 1 April 2011

500 Tempat Duduk Disiapkan untuk Bobotoh

Tinggal di Malang, Hati Tetap Persib

2 Tanggal 3 April 2011 Evalube Ramaikan Bandung Soccer Fest 2011

3 Tanggal 4 April 2011 Kiper Timnas Jadi Sorotan 4 Tanggal 5 April 2011 Markus Rusak

Perasaan Bobotoh 5 Tanggal 6 April 2011 Persib vs Bontang FC

Tetap di Si Jalak Harupat 6 Tanggal 7 April 2011 DR Matangkan Pola

4-4-2

7 Tanggal 8 April 2011 Eka dan Abanda Pulih, Jejen Siap Meumput


(31)

24

1.8.2 Sampel

Menurut Jalaludin Rakhmat sampel adalah bagian yang diamati atau diteliti (rakhmat, 2000:78). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Analisis Rubrik Maung Bandung di Harian Umum Bandung Ekspres ditinjau dari Kualitas Berita, yang di muat dari tanggal 1-8 April 2011, dan untuk penarikan sampelnya menggunakan tehnik purposive sampling, dimana sampel tidak diambil semuanya melainkan sampel diambil dengan pertimbangan tertentu. (Sugiono, 2007 : 70)

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling karena ingin mengetahui apakah penelitian pada Isi Rubrik Maung Bandung di Harian umum Bandung Ekspres telah sesuai pada kualitas berita, yang menjadi tolak ukur layak tidaknya sebuah berita untuk di terbitkan.

Dan peneliti menggunakan uji realibilitas koding yang bertujuan agar penelitian ini menjadi objektif dan sistematis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penghitungan dengan koefisien korelasi kontingensi, yang digunakan untuk mengkategorikan data nominal. Koefisien korelasi kontingensi ini disimbolkan C . dengan rumus sebagai beikut:


(32)

25

Koefisien korelasi pearson s (C) yang digunakan untuk mengukur tingkat kesepakatan koding atau realibilitas koding

Pearson s C = ² n + ²

Keterangan :

² = Nilai Chi Kuadrat menghitung setiap variabel n = ukuran sampel dalam tabel

(1-C) x 100% = menghitung tingkat kesepakatan koding Untuk Chi-kuadrat ( ²) dihitung dengan rumus :

²= ( - h) h

Rumus chi kuadrat digunakan untuk menghitung adannya hubungan.

(Sanapiah faisal, 2007:241).

Untuk mengetahui tinggi rendahnya kesepakatan yang terjadi diantara pengkodingan, maka peneliti menggunakan penafsiran koefesien yaitu:

0% - 20% = korelasi yang rendah sekali 20% - 40% = korelasi yang rendah tapi ada 40% - 70% = korelasi yang sedang

70% - 90% = korelasi yang tinggi


(33)

26

1.9 Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan beberapa teknik-teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Studi pustaka

Tehknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara mempelajari buku-buku atau teori-teori yang relevan dengan masalah diteliti dalam penelitian.

2. Wawancara

Wawancara adalah untuk memperoleh keterangan, mencari informasi yang lebih lengkap dengan teknik wawancara. Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik.

3. Lembar Koding

Cara untuk mengumpulkan data, informasi, dan teknik analisis isi. Analisis isi pada dasarnya merupakan suatu tata cara menyandi (koding) pernyataan atu tulisan agar diperoleh cirri-ciri/sifat-sifat tertentu melalui penyusunan konstuksi kategori untuk kemudian menelaah dan memaparkannya.

4. Dokumentasi

Dokumentasu merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.


(34)

27

5. Internet searching

Tehknik yang dilakaukan untuk mendapakan informasi dengan melalui media internet. Dimana didalamnya terdapat berbagi reverensi yang mendukung penelitian ini.

1.10 Teknnik Analisis Data

Ada 4 tahapan metodologi yang digunakan dalam tehnik analisis isi

1. Pemilihan satuan analisis yaitu satuan penelitian yang dapat berupa kata, pernyataan, kalimat, paragraph atau seluruh artikel.

2. Konstruksi kategori, yaitu mendefinisikan lambang-lambang yang relevan dengan memperhatikan:

a) Katagori khusus berkaitan dengan tujuan penelitian b) Katagori harus bersifat fungsional

c) Sistem katagori harus dipakai

3. Penarikan sampel adalah memastikan bahwa sampel memiliki populasi yang dimaksudkan.

4. Mengkode data berarti memberikan kode-kode tertentu kepada masing-masing kategori atau nilai dari setiap variabel yang dikumpulkan datanya. Setelah pengolahan data, berikutnya tinggal menganalisis dan menginterpretasikan data. Setelah semua data dikodekan, dan dapat dibedakan mana data-data yang sama dan data-data yang berbeda yang nantinya data-data tersebut akan dianalisis.


(35)

28

Pengkoding berjumlah empat orang yang terdiri dari Handri merupakan wartawan harian Umum Bandung Ekspres, Aqwam merupakan wartawan Harian Umum Bandung Ekspres, Iwan Setiawan merupakan wartawan Tribun Jabar, dan Rino Ahmad Muflih selaku peneliti dengan pertimbangan peneliti lebih mengetahui tentang apa yang akan diteliti, sehingga hasil yang telah dicapai oleh kedua pelaku koding dapat diperkuat oleh hasil dari peneliti sendiri. Pengkodingan dilakukan untuk memperoleh kesepakatan terhadap alat ukur yang telah diterapkan dalam konstruksi kategori.

Analisis isi pada dasarnya merupakan suatu cara koding pernyataan atau tulisan agar diperoleh cirri-ciri atau sifat-sifat tertentu melalui oprasional variable. Dalam menyajikan berita seorang wartwan harus memahami sebuah peristiwa yang akan ditulis nya agar dapat dipahami dan dapat dimengerti oleh pembacanya.

1.11 Lokasi dan Waktu penelitian 1.11.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Harian Umum Bandung Ekspres yang berlokasi di :

Alamat : JL.Soekarno-Hatta No. 627 Telepon : (022)7302838

Email : bdgekpres@gmail.com Website : www.bandungekpres.com


(36)

29

1.11.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang akan laksanakan dimulai pada bulan Maret 2011 hingga Juli 2011. Mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga ke penyelesaian dengan perincian waktu sebagi berikut.

Tabel 1.4 Jadwal Penelitian

Sumber: Peneliti 2011

Kegiatan Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan Judul

Penulisan Bab 1

Bimbingan

Seminar UP

Penulisan Bab II

Bimbingan

Penulisan Bab III

Bimbingan

PengumpulanData Perusahaan

Wawancara

Bimbingan

Pengalolahan Data

Penulisan Bab IV

Bimbingan

Penulisan Bab V

Bimbingan

Penyusunan Skripsi

Sidang Kelulusan


(37)

30

1.12 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi atas lima bab dan disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian (meliputi; maksud penelitian, tujuan penelitian), kegunaan penelitian (meliputi; kegunaan teoritis, kegunaan praktis), kerangka pemikiran (meliputi: kerangka teoritis, kerangka konseptual), konstruksi kategori, Metode Penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, lokasi dan waktu penelitian (meliputi: lokasi penelitian, waktu penelitian), sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mencakup tentang tinjauan mengenai komunikasi (meliputi: definisi komunikasi, unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi dan tujuan komunikasi), tinjauan mengenai komunikasi massa (meliputi: definisi komunikasi massa, karakteristik komunikasi massa), tinjauan mengenai media massa, tinjauan mengenai surat kabar (meliputi: sejarah surat kabar, definisi surat kabar, ciri-ciri surat kabar, fungsi surat kabar), tinjauan mengenai berita (meliputi: definisi, jenis-jenis berita, dan isi berita), tinjauan mengenai Kualitas berita dan tinjauan mengenai teori-teori Model Agenda Setting.


(38)

31

BAB III OBJEK PENELITIAN

Mencakup tentang sejarah Harian Umum Bandung Ekspres, Sejarah Bagian Redaksi HU Bandung Ekspres, profil perusahaan, keterangan teknis, Struktur Organisasi redaksi Harian Bandung Ekspres, job description redaksi Harian Umum Bandung Ekspres, sarana dan prasarana Bagian Redaksi Harian Umum Bandung Ekspres.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian dari hasil penelitian berdasarkan data lapangan yang terkumpul, mencakup tentang analisis deskripsi, analisis deskriptif hasil penelitian (meliputi: tabel distribusi frekuensi), pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Mencakup tentang kesimpulan dari hasil pembahasan yang ada pada identifikasi masalah, saran untuk instansi tempat dilakukannya penelitian, dan saran bagi para peneliti selanjutnya.


(39)

32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan makhluk lainnya. Rasa ingin tahu, maka suka atau tidak memaksa manusia perlu untuk saling berkomunikasi.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikpercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.

(Effendy, 2006:9).

Menurut Andi Abdul Muis A. M, komunikasi berasal dari bahasa


(40)

33

pengetahuan, berita atau pendapat kepada orang lain yang mengharapkan

jawaban (umpan balik) (Muis, 1999: 37).

Menurut Gunadi dalam Himpunan Istilah Komunikasi bahwa

komunikasi adalah proses kegiatan manusia yang diungkapkan melalui

bahasa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat, bunyi-bunyian dan bentuk

kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh orang lain

(Gunadi,1998:69).

Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, Roger bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang mengatakan bahwa, Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam . (Cangara, 2004:19)

Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), dimana ia menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.

Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya komunikasi antar manusia menyebutkan bahwa:

Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. (Devito, 1997:23)


(41)

34

2.1.2 Lingkup Komunikasi

Lingkup komunikasi disini merupakan penjenisan kegiatan komunikasi yang dilakukan manusia, dan hal tersebut dapat dijelaskan berdasarkan konteksnya. Jika ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar.

Maka komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Komunikasi Pribadi (Personal communication)

Komunikasi intrapribadi (Intrapersonal communication)

Komunikasi antarpribadi (Interpersonal communication)

b. Komunikasi Kelompok (Group communication) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

Komunikasi kelompok besar (Large group communication / public speaking) c. Komunikasi Massa (mass communication)

Komunikasi media massa cetak/pers (printed mass media communication)

Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media communication)

d. Komunikasi Media (media communication). (Effendy, 2003:53)

Dalam penelitian ini penulis cenderung menyoroti dari sudut komunikasi intrapersonal. Karena yang dilihat adalah seperti apa cara wartawan dalam memahami kode etik kewartawanan, dan apakah terdapat pengaruh atau efek terhadap kinerja wartawan tersebut.

Berbicara mengenai pengaruh atau efek, Menurut Onong Uchjana Effendy tujuan dari komunikasi adalah:

1. Perubahan sikap (attitude change) 2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behavior change)


(42)

35

4. Perubahan sosial (social change)

Sedangkan fungsi dari komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Menyampaikan informasi (to inform)

2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2003: 55)

Menurut Wilbur Schramm kondisi yang harus terpenuhi agar pesan tersebut dapat mempengaruhi sesuai dengan harapan yaitu:

Pertama, pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan.

Kedua, pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan.

Ketiga, pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

Keempat, pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberi tanggapan yang dikehendaki (Effendy, 2003:41).

2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi

Unsur-unsur dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Sender: komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

2. Encoding: Penyadian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

3. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.


(43)

36

4. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikatorkepada komunikan.

5. Decoding: Pengawasandian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

6. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

7. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterima pesan.

8. Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

9. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses kounikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya

2.1.4 Proses Komunikasi

Proses komunikasi, terdiri dari atas dua tahap meliputi proses komunikasi primer dan sekunder. (Effendy dalam Mondry, 2008:).

1. Proses komunikasi secara primer, merupakan proses penyampaian pikiran dan atau persamaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi meliputi bahasa, kial (gesture), gamabar, warna, dan sebaginya. Syaratnya secara


(44)

37

langsung dapat menterjemahkan pikiran atu perasaan komunikator kepada komunikan.

Bahasa merupakan sarana yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena dengan bahasa (lisan atau tulisan) kita mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, baik yang terbentuk ide, informasi atau opini bisa dalam kongkrit ataupun abstrak. Hal ini bukan hanya suatu hal atau peristiwa yang sedang terjadi sekarang, tetapi juga pada masa lalu atau waktu yang akan datang.

Kial (gesture) memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresi secara fisik, tetapi menggapaikan tangan atau memainkan jemari, mengedipkan mata atau menggerakan anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja. Demikian pula dengan isyarat yang menggunakan alat, seperti kentongan, sirine, dan lain-lainya, juga warna yang memiliki makna tertentu. Kedua lambang tersebut sangat terbatas kemampuannya dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.

2. Proses komunikasi sekunder, merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai sebagai media kedua setelah menggunakan lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua dalam berkomunikasi karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau dalam jumlah yang banyak. Sarana yang sering dikemukakan untuk komunikasi


(45)

38

sekunder sebagai media kedua tersebut, antara lain surat, telepon, faksimili, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, internet, dan lain-lain.

2.1.5 Tujuan Komunikasi

Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan berbicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek mengatakan ada pun beberapa tujuan berkomunikasi:

a. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasive bukan memaksakan kehendak.

b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah ke barat tapi kita memberi jalur ke timur.

c. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya.


(46)

39

d. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan.

(Effendy, 1993 : 18)

Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Serta tujuan yang utama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti dan diterima oleh komunikan.

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication), ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu melipatgadakan pesan-pesan komunikasi.

Untuk membatasi tentang komunikasi massa dan setiap bentuk komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Istilah komunikasi massa sudah tidak asing lagi di dengar oleh masyarakat dan kebanyakan orang berpendapat bahwa komunikasi massa adalah sesuatu yang berhubungan dengan surat kabar, radio, televisi atau film.

Dari beberapa pendapat Jalaludin Rahkmat dalam bukunya psikologi

komunikasi menjabarkan sebagai berikut :

Mengartikan komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim, melalui media cetak atau elektronik


(47)

40

sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. (Rakhmat, 2005: 189).

Definisi komunikasi yang paling sederhana dirumuskan Bintter

dalam buku Psikologi Komunikasi yang ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat

Mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people. (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.

(Rakhmat, 2005:188).

2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Karakteristik memiliki lima hal, seperti yang dijelaskan oleh Romli dalam buku Jurnalistik Terapan, menjelaskan karakteristik komunikasi massa meliputi lima hal berikut:

1. Komunikator melembaga (Institution Communicator) atau Collective Comunicator. Komunikator berbicara mewakili lembaga (media massa), bukan atas nama dirinya sendiri.

2. Pesan bersifat umum. Hal itu karena dikonsumsi untuk orang banyak yang heterogen.

3. Menimbulkan keserempakan (simultaneous) dan serentak (instantaneos) penerima oleh massa. Media yang menjadi saluran komunikasi diterima pada saat yang sama oleh publik.

4. Komunikan bersifat heterogen. Massa pembaca, pendengar, atau pemirsa tidak heterogen. Mereka terdiri atas macam-macam karakter, suku, ras, agama, dan kepentingan.


(48)

41

5. Berlangsung satu arah (one way traffic communication), yaitu komunikator kepada komunikan. Tanggapan atau reaksi muncul belakangan. (Romli, 2005:5)

Berdasarkan uraian di atas maka jelaslah bahwa karakteristik komunikasi massa adalah alur pesan satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, menimbulkan keserempakan, dan komunikasi yang heterogen.

2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Dalam buku Psikologi Komunikasi, Djalaludin Rakhmat menjelaskan tentang fungsi komunikasi massa yaitu :

1. Bersifat tidak langsung, dengan arti komunikasi massa harus melalui media perantara.

2. Bersifat satu arah, dengan arti ada feedback secara langsung dari komunikan kepada komunikator, dari pesan yang disampaikan. 3. Bersifat terbuka, artinya ditunjukan untuk khalayak luas yang tidak

terbatas dan bersifat anonym.

4. Mempunyai massa atau komunikan yang secara geografis tersebar atau dalam jarak yang berjahuan.

(Rakhmat, 1992 : 189).

2.3 Tinjauan Tentang Media Massa

Media massa (mass media) singkatan dari media komunikasi massa dan merupakan channel of mass yaitu saluran, alat atau sarana yang


(49)

42

dipergunakan dalam proses komunikasi massa, karakteristik media massa itu meliputi :

1. Publisitas, disebarluaskan kepada khalayak. 2. Universalitas, kesannya bersifat umum. 3. Perioditas, tetap atau berkala.

4. Kontinuitas, berkesinambungan. 5. Aktualitas, berisi hal-hal baru.

(Romly, 2002 : 5).

Isi media massa secara garis besar terbagai atas tiga kategori : berita, opini, feature. Karena pengaruhnya terhadap massa (dapat membentuk opini publik), media massa disebut kekuatan keempat (The Four Estate) setelah lembaga eksekutif, legistatif, yudikatif. Bahkan karena idealisme dengan fungsi sosial controlnya media massa disebut-sebut musuh alami penguasa. (Romly, 2002: 5)

Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan The Big Five Of Mass Media (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua macam, media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film (movie), termasuk CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi menjadi enam yaitu :

1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau ½ plano) 2. Tabloid (½ broadsheet)

3. Majalah (½ tabloid atau kertas ukuran polio atau kuarto) 4. Buku (½ majalah)


(50)

43

5. Newsletter (polio atau kuarto, jumlah halaman lazimnya 4 8 halaman)

6. Buletin (½ majalah jumlah halaman lazimnya 4 8) (Romly, 2002 : 5)

2.4 Tinjauan Tentang Pers

Pers adalah lembaga sosial (social institution) atau lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem pemerintahan di negara dimana ia beroperasi, bersama-sama dengan subsistem lainnya.

Ditinjau dari teori sistem, pers merupakan sistem terbuka yang probabilistik. Terbuka artinya bahwa pers tidak bebas dari pengaruh lingkungan tetapi dilain pihak pers juga mempengaruhi lingkungan probabilistik. Mati hidupnya pers atau lancar tidaknya kehidupan pers disuatu negara dipengaruhi bahkan ditentukan oleh sistem politik pemerintahan di negara dimana pers itu beroperasi.

2.4.1 Pengertian Pers

Pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pers dalam arti yang sempit adalah media massa cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya. Sedangkan pers dalam arti luas adalah meliputi media massa elektronik antara lain televisi, radio, sebagai media yang menyiarkan karya Jurnalistik. Sedangkan Jurnalistik adalah istilah yang berasal dari bahasa Belanda Journalistiek atau bahasa Inggrisnya Journalism , yang bersumber pada perkataan Journal sebagai terjemahan dari bahasa Latin diurnal yang berarti harian atau setiap hari . Secara sederhana Jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik


(51)

44

mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak.

Jadi tegasnya, Pers adalah lembaga atau badan atau organisasi yang menyebarkan berita sebagai karya Jurnalistik kepada khalayak. Pers dan Jurnalistik dapat diibaratkan sebagai raga dan jiwa. Pers adalah aspek raga, karena ia berwujud, konkret, nyata. Dengan demikian pers dan jurnalistik merupakan dwitunggal, Pers tidak mungkin beroperasi tanpa Jurnalistik, sebaliknya Jurnalistik tidak akan mungkin mewujudkan suatu karya berita tanpa pers.

Pada zaman modern sekarang ini, Jurnalistik tidak hanya mengelola berita tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu fungsinya bukan lagi menyiarkan informasi tetapi juga mendidik, menghibur, dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu. 2.4.2 Fungsi Pers

Banyak ahli menyebutkan bahwa pers mempunyai tiga fungsi utama, yakni:

1. Memberikan informasi, 2. Memberikan hiburan,

3. Melaksanakan kontrol sosial,

Sebenarnya dari ketiga fungsi ini, fungsi yang terakhir yang terpenting karena pers pada hakekatnya juga dianggapa sebagai kekuatan keempat (the fourth estate) yakni menjalankan fungsi kontrol masyarakat.


(52)

45

2.5 Tinjauan Tentang Surat Kabar

2.5.1 Surat kabar sebagai salah satu jenis media massa

Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan isinya.

Kebanyakan surat kabar mengandalkan hidupnya dari iklan, bahkan kenaikan harga kertas Koran sebagai bahan baku utama surat kabar sering kali tidak mengakibatkan kenaikan harga jual surat kabar per eksemplar secara proporsional. Kehadiran iklan dalam media cetak dengan kata lain telah mampu mensubsidi harga eceran surat kabar.

Selama tahun 1970-1985 diketahui ternyata lebih banyak surat kabar dan majalah gulung tikar karena tidak mendapatkan iklan, sekalipun di Indonesia budaya membaca belum terlalu memasyarakat. Surat kabar merupakan media utama yang banyak digunakan dalam periklanan di Indonesia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti :

1. Jangkauan distribusi surat kabar tidak dibatasi. 2. Jangkauan media lainnya, radio dan televisi dibatasi. 3. Harga satuan surat kabar murah dan dapat dibeli eceran. (Kasali, 1995 : 100)

2.5.2 Ciri dan Sifat Surat Kabar

Adapun ciri-ciri surat kabar yang ditulis oleh Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi adalah mengandung unsur sebagai berikut :


(53)

46

1. Publisitas

Publisitas adalah penyebaran kepada publik atau khalayak, karena diperuntukkan khalayak, maka sifat surat kabar adalah umum.

2. Perioditas (Kontinuitas)

Adalah keteraturan terbitnya surat kabar, bisa satu kali sehari, bisa dua kali sehari bisa pula satu kali atau dua kali seminggu 3. Universalitas

Universalitas sebagai ciri lain dari surat kabar menunjukkan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia.

4. Aktualitas

Aktualitas adalah kecepatan laporan tanpa mengesampingkan kebenaran berita. (Effendy, 2003: 120).

Apabila surat kabar tidak memenuhi keempat karakteristik diatas, maka surat kabar tersebut tidak dapat disebut sebagai surat kabar. Surat kabar harus bersifat umum atau beraneka ragam baik isi maupun pembacanya dan juga keteraturan serta aktualitas isinya.

Jika, dibandingkan dengan media elektronik yang menyiarkan pemberitaan seperti radio dan televisi, ditinjau dari ilmu komunikasi sifat surat kabar adalah sebagai berikut:

a) Terekam

Ini berarti bahwa berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat, dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf, yang dicetak pada kertas. Dengan demikian, setiap peristiwa atau hal yang diberitakan terekam sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan dapat dikaji ulang, dapat


(54)

47

didokumentasikan dan dapat dipakai sebagai bukti untuk keperluan tertentu.

b)Menimbulkan perangkat mental

Karena berita surat kabar yang dikomunikasikan kepada khalayak menggunakan bahasa dengan huruf yang tercetak mati di atas kertas, maka untuk dapat mengerti maknanya pembaca harus menggunakan perangkat mentalnya secara aktif. c) Pesan menyangkut kebutuhan komunikan

Dalam proses komunikasi, pesan yang akan disampaikan kepada komunikan menyangkut teknik transmisinya agar mengenai sasarannya dan memcapai tujuannya.

d)Efek sesuai dengan tujuan

Efek yang diharapkan dari pembaca surat kabar bergantung pada tujuan si wartawan sebagai komunikator.

e) Yang harus dilakukan wartawan sebagai komunikator Meskipun komponen komunikasi melalui surat kabar, yaitu wartawan dibahasnya paling akhir, ini merupakan hal yang paling penting karena berhasil tidaknya misi surat kabar bergantung pada kemampuan dan keterampilan wartawannya.

2.5.3 Kelemahan dan Kelebihan Surat Kabar

Sebagai media komunikasi surat kabar memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh


(55)

48

khalayak, sehingga saling melengkapi atau mengisi dengan media lainnya. Kelebihan surat kabar ialah bahwa berita yang disiarkannya dapat dibaca kapan saja dan secara berulang-ulang, surat kabat mudah dibawa, selain dapat dijadikan bukti otentik (dokumentasi) juga isi beritanya yang lebih mendalam dan mendetail akan data-datanya. Berbeda dengan media lainnya seperti radio dan televisi, yang untuk menikmati berita yang disiarkannya, khalayak harus memiliki waktu dan tempat tertentu untuk berada disepan televisi.

Selain itu surat kabar memiliki kelemahan seperti juga media lainnya. Yang pertama kelemahan dari surat kabar yaitu surat kabar dibaca dalam waktu yang singkat sekali pada umumnya hanya membaca headline saja dengan waktu tidak lebih 15 menit, kurang dari 24 jam (short life span). Yang kedua, kelemahan surat kabar itu khalayak harus memiliki tingkat kemampuan membaca. Sedangkan tingkat melek huruf masyarakat sendiri masih rendah, apalagi uintuk meningkatkan budaya baca.

2.6 Tinjauan Tentang Rubrik

Istilah rubrik biasanya digunakan dalam surat kabar atau majalah. Rubrik menurut pengertian secara umum diartikan sebagai suatu halaman atau ruangan di surat kabar atau majalah yang disajikan secara khusus dan didasarkan pada materi tertentu.

Onong Uchjana Effendy dalam Kamus Komunikasi mengatakan bahwa: Istilah Rubrik dalam bahasa Belanda berarti ruangan pada halaman surat kabar,


(56)

49

majalah, atau media cetak lainnya, mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat. (Effendy, 1989:316)

Rubrik adalah alokasi halaman untuk memuat tulisan-tulisan tertentu yang setema. Nama halaman sebagai identitas bahwa halaman tersebut berisikan tulisan-tulisan bertema khusus. (Romli, 2005:113)

Rubrik merupakan karya jurnalistik baik dalam surat kabar maupun media cetak lainnya yang mempunyai ciri khas dari segi penyajian kepada pembaca berdasarkan kepentingan yang ada atau terbentuknya spesialis kepada pembaca mengenai isi pesan yang disampaikan.

2.7 Tinjauan Tentang Analisis Isi

Menurut Berelson dan Kerlinger, analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematika, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Sedangkan menurut Budd (1967), analisis adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobsevasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. (Kriyantono, 2007:228)

Analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti surat kabar, buku, puisi, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya. (Rakhmat, 2005:89)


(57)

50

Analisis isi ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan penelitian survei dan eksperimen, karena subjek penelitiannya adalah benda matiyang tidak bereaksi dan penelitian ini dapat membandingkan dengan lebih mudah antara satu subjek dengan subjek lainnya. (Prasetyo & Jannah, 2005:167).

Penelitian yang menggunakan analisis isi umumnya melalui tahap-tahap seperti:

1. Perumusan Masalah. Masalah harus dapat dirumuskan dalam pertanyaan yang dapat di ukur.

2. Perumusan Hipotesis. Hipotesis dapat dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol, hipotesis penelitian, atau hipotesis statistik.

3. Penarikan Sampel. Penarikan sampel dimulai setelah kita menentukan satuan analisis (units of analysis).

4. Pembuatan Alat Ukur. Bila masalah sudah dirumuskan secara operasional, pengembangan alat ukur tidak terlalu sulit.

5. Pengumpulan Data. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar koding (cooding sheet) yang dibuat berdasarkan kategori yang ditetapkan pada tahap pembuatan alat ukur.

6. Analisis Data. Data dapat di analisis dengan menggunakan tabulasi silang atau tabel biasa.

Menurut McQuail analisis isi dalam bukunya Teori Komunikasi Massa mengatakan:

Bahwa tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi adalah mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi pesan, membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial, isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan


(58)

51

budaya serta sistem kepercayaan masyarakat, mengetahui fungsi dan efek media, mengevaluai media performance, serta mengetahui apakah ada bias media. (McQuail, 2000:305)

2.8 Tinjauan Tentang Kualitas

Konsep atau definisi kualitas menurut Triguno adalah standar yang harus dicapai seseorang/kelompok atau lembaga organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja, profesi dan ahsil kerja.

Berbicara mengenai kualitas tentunya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang berusaha memenuhi standarisasi profesinya sebagai seseorang yang profesioanal. Hal ini penting bagi kemajuan penerbitan pers karena wartawan merupakan ujung tombak media massa.

Setidaknya ada enam standar profesi wartawan sejati (real journalist) : 1. Well Selected (terseleksi dengan baik)

2. Well Educated (terdidik dengan baik) 3. Well Trained (terlatih dengan baik)

4. Well Equipped (dilengkapi peralatan memadai) 5. Well Paid (digaji secara layak)

6. Well Motivated (memiliki motivasi yang baik). (Romli, 2005 : 10) Well Selected maksudnya adalah wartawan harus terseleksi dengan baik, Menjadi wartawan semestinya tidak mudah karena harus memenuhui criteria profesionalisme antra lain keahlian atau keterampilan jurnalistik serta mentaati kode etik jurnalistik. Well Educated, artinya terdidik dengan baik, wartawan seyogianya melalui tahap pendidikan kewartawanan, setidaknya melalui pelatihan jurnalistik yang terpola dan terarah secara baik.


(59)

52

Well Trained artinya terlatih dengan baik, akibat kurang terlatihnya wartawan kita, banyak berita muncul di media yang bukan cermat, tidak enak dibaca, dan bahkan menyesatkan. Well equipped, maksudnya dilengkapi dengan peralatan yang memadai, pekerjaan wartawan butuh fasilitas seperti alat tulis, alat rekam, kamera, alat komunikasi, alat transportasi, dan sebagainya, wartawan tidak akan dapat bekerja optimal tanpa dukungan fasilitas yang memadai.

Well paid yakni gaji secara layak, jika tidak, jangan harap budaya amplop bisa diberantas. Kasus pemerasan dan penyalah gunaan profesi wartawan akan terus muncul akibat tuntutan peran . Well motivated, artinya memiliki motivasi yang baik ketika menerjuni dunia kewartawannan. Motivasi disini lebih kepada idealisme bukan materi. Jika motivasinya berlatar uang, maka tidak bisa diharapkan menjadi wartawan profesional atau wartwan sejati.

2.9 Tinjauan Tentang Model Komunikasi Agenda Setting

Berkaitan dengan pembahasan di atas, penulis menganggap cukup relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan apabila teori Agenda setting, seperti yang dirumuskan oleh Backer yang ditulis oleh Jalaludin dalam buku Metode Penelitian Komunikasi mengatakan Model Agenda Setting merupakan salah satu model teori komunikasi yang merupakan penggembangan dari model Jarum Hipodermi, asumsi dasar model ini membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. (Jalaluddin, 2005:68)


(60)

53

Sehingga, Jalaluddin pun mengungkapkan bahwa Karena model ini mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang di berikan oleh media pada suatu persoalan. Singkatnya apa yang dianggap penting olah media, akan dianggap penting juga bagi masyarakat. (Rakhmat, 2005 : 68-69)

Gambar 2.1 Model Agenda Seting Variable

Media Massa

Variable Antara Variable Efek Variable Efek Lanjutan -Panjang -Sifat stimulus -Pengenalan -persepsi -Penonjolan -Sifat Khalayak -Saliance -Aksi

-Konflik -Prioritas

Dalam buku Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi karya Onong Uchjana Effendy mengatakan: Agenda seting model untuk pertama kali ditampilkan oleh M.E Mc. Combs dan D.L. Shaw dalam Public Opinion Quarterly terbitan tahun 1972, berjudul The Agenda-Setting Function of Mass Media, mengatakan bahwa jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting . (Effendy,2003:287).

Sementara itu Manhein dalam pemikiran tentang konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting menyatakan bahwa agenda setting meliputi tiga agenda, yaitu agenda media. Agenda khalayak, agenda kebijaksanaan, masing-masing agenda itu mencakup dimensi-dimensi sebagai berikut:

1. Untuk agenda media dimensi-dimensi:

a. Visibility (visibilitas) jumlah dan tingkat menonjolnya berita. b. Audience salience, tingkat menonjol bagi khalayak

relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.

c. Valance (valensi) menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.


(61)

54

2. Untuk agenda khalayak, dimensi-dimensi:

a. Familiarty, keakraban (derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu).

b. Personal salience, penonjolan pribadi (relevansi kepentingan dengan ciri pribadi).

c. Favorability, kesenangan (pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita).

3. Untuk agenda kebijaksanaan, dimensi-dimensi:

a. Support (dukungan) kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.

b. Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan.

c. Fredom of action (kebebasan bertindak) nilai kegiatan yang mungkin dilakukan oleh pemerintah.

Konseptual Manheim tersebut mendukung perkembanngan teori Agenda Setting secara menyeluruh. (Effendy, 2003:288-289)


(62)

55

BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1. Sejarah Harian Umum Bandung Ekspres

Harian Umum Bandung Ekspres merupakan salah satu media yang berada dalam jejaring usaha Jawa Pos Group yang berpusat di Surabaya. Sebagai sebuah grup besar, Jawa Pos memiliki sejarah yang cukup panjang. Awalnya Jawa Pos lahir dengan mengusung nama Java Pos, kemudian berubah menjadi Djawa Pos, yang akhirnya berubah kembali menjadi Jawa Pos.

Didirikan oleh The Chung Sen seorang warga Indonesia kelahiran Bangka. Saat itu Jawa pos dikenal sebagai Harian Melayu Tionghoa. Karena pada tahun 1950-an Jawa Pos telah memiliki tiga surat kabar yang berbahasa Indonesia, Tionghoa, dan Belanda. Dan sebutan lainnya hingga saat ini adalah 'Raja' surat kabar di Surabaya.

Karena kemerosotan jumlah oplah hingga 7700 eksemplar, pengelolaan Jawa Pos diserahkan kepada Tempo pada tanggal 1 April 1982. Hal tersebut terjadi ketika Dahlan Iskan masih menjadi kepala biro Di Tempo Surabaya.

Namun selepas itu, Jawa Pos kembali bersinar. Grup ini terus melakukan ekspansi bisnisnya di nusantara. Sampai kini, Jawa Pos memiliki lebih dari seratus usaha penerbitan dan percetakan yang tersebar


(63)

56

di seluruh pelosok Indonesia. Menurut Penanggung Jawab Redaksi Bandung Ekspres Cevi M Taupik, setiap usaha penerbitan yang ada di dalam jaringan usaha Jawa Pos Group, dikelola oleh sebuah holding company.

Harian Bandung Ekspres sendiri 'lahir' di Bandung pada 7 Februari 2009. Harian ini dikelola oleh PT Wahana Semesta Merdeka, yang merupakan salah satu cabang usaha Jawa Pos Group. Di Jawa Barat, PT Wahana Semesta Merdeka membawahi enam media cetak, antara lain Radar Tasikmalaya, Pasundan Ekspres, Radar Cirebon, Radar Banten, Baraya Post dan Bandung Ekspres itu sendiri.

Sebetulnya sejak 6 tahun lalu di wilayah Bandung Raya sudah ada Radar Bandung, yang juga merupakan usaha penerbitan di bawah naungan Jawa Pos Group. Selain dikelola oleh holding company yang berbeda, hal lain yang membedakan antara Radar Bandung dengan Bandung Ekspres adalah segmentasi pembacanya.

Kalau segmentasi Bandung Ekspres lebih menyasar kalangan bisnis dan tingkat ekonomi menengah ke atas. Jadi kami berbeda dengan Radar Bandung. Persaingan di antara kedua media pun berjalan sehat, ujar Cevi.

Dalam masalah pemberitaan Bandung Ekspres mencoba menyajikan berita-berita secara tersaji cepat, akurat, dan faktual, oleh karena itu Harian Umum Bandung Ekspres mencoba untuk menjadi koran yang ekslusif, dengan menghadirkan atau menyajikan Rubrik Olahraga,


(64)

57

yaitu SPORTIVO, dimana rubrik olahraga ini menjadi rubrik unggulan di harian Bandung Ekspres dengan total halaman 8 halaman yang menjadikan Harian Umum Bandung Ekspres sebagai Harian Pagi yang paling unggul dalam rubrik olahraga dibandingkan dengan Harian Pagi lain, selain rubrik olahraga, ada pula rubrik seputar tentang keremajaan atau ABG, yaitu rubrik EKSPRESI.

3.2 Visi dan Misi Bandung Ekspres 3.2.1.Visi

Visi Bandung Ekspres adalah menjadi surat kabar yang bisa diterima oleh masyarakat khususnya masyarakat Bandung.

3.2.2.Misi

1. Menjadi bacaan alternatif masyarakat Bandung dan sekitarnya. 2. Membuat angle berita yang kritis dan menarik,

3. Menjadi bacaan Community Newspaper 4. Membuat lahan bisnis.

3.3 Profil perusahaan Data Teknis

Nama Perusahaan : PT. Bandung Ekspres

Alamat Redaksi dan pemasaran : Jl Soekarno Hatta No 627 Bandung


(1)

106

5.2.2 Bagi Akademik

1. Penelitian ini diharapkan menambah dan menimbulkan ketertarikan bagi mahasiswa ataupun siapapun untuk lebih memahami kualitas berita yang akan berpengaruh terhadap kualitas isi dari sebuah berita, khususnya bagi mahasiswa yang akan melakukan pengembangan penelitian serupa.

2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menelaah lebih dalam mengenai topik ini, khususnya bagi peneliti dalam bidang studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Jurnalistik.


(2)

107

Daftar Puataka

Adrianto, Elvinaro dan Komala Erdinaya, Lukiati. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Edisi revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Perdasa. Devito, Joseph A.1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Profesional books.

Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju

____________________. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

____________________. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

____________________.2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gunadi. 1998. Himpunan Istilah Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. McQuail, Denis. 2000. Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Muis. 1999. Jurnalitik, Hukum, Kommunikasi Massa: Menjangkau Era Cyber

Communication Milenium Ketiga. Jakarta: PT. Dharu Anuttama.

Prasetyo, Bambang & Jannah, Lina Miftahul. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers


(3)

108

Hasan, M.Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metedelogi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rakhmat, Jalaludin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya.

________________. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Romli, Asep Syamsul M. 2005. JurnalistikTerapan: Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan. Bandung: Batic Press.

Suprapto, Tommy. 2006. Penagntar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media Presindo.

Surakhmad, Winarno. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Sumber Lain:

Harian Umum Bandung Ekpres Edisi 1-8 April 2011

Pratama, Dimas. 2008. Skripsi: Tanggapan Redaktur Pikiran Rakyat dan Galamedia Terhadap Aktualitas Berita Politik LKBN Antara Ditinjau Dari Aspek Kualitas Berita. Bandung: Unikom.


(4)

133

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama lengkap : Rino Ahmad Muflih Tempat/ Tgl lahir : Garut, 20 Juni 1987 Status : Belum menikah

Alamat : Jln. Saluyu b4 No3 komplek Riung Bandung Agama : Islam

Telepon/HP : 085624163252 Nama Ayah : H. Ari Soepriadi Pekerjaan : Swasta

Nama Ibu : Hj. Otih Rohayati. S.Pd Pekerjaan : P.N.S


(5)

134

B. PENDIDIKAN FORMAL

2006 - 2011 : Program Studi Ilmu Komunikasi Spesialisasi Jurnalistik (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIKOM

2003 2006 : SMU Plus Al-ghifari Bandung

2000 2003 : SLTP Cipasung Tasikmalaya

1995 2000 : SD Muhammadiyah 1 Garut

C. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota 17 Agustusan 2007-2008

2. Ketua Koordinator Olahraga Agustusan 2007-2008 3. Anggota OSIS SMU Al-Ghifari Tahun 2004-2005

D. PENGALAMAN KERJA

1. PKL di Radio Mega Swara (SMS FM) Sukabumi 2010

2. Motekart Producation House 2011-Sekarang

E. PENDIDIKAN NON FORMAL

19 Juni 2007 : Peserta Seminar TABLE MANNER COURSE . Unikom Bandung.


(6)

135

22 Mei 2007 : Peserta Seminar dan Workshop Brain Management

UNIKOM Bandung.

23 Mei 2007 : Peserta Seminar Pelatihan Pembawa Acara UNIKOM Bandung.

22 Maret 2008 : Pada Acara Pendidikan Jurnalistik Dasar IV Unit Kegiatan Pers Mahasiswa BIRAMA UNIKOM

27 Mei 2008 : Kunjungan ke Media Massa dan Public Relations

25 Maret 2009 : Peserta Seminar Jurnalistik yang diadakan Metro TV bekerja sama dengan DIESEMAS ITB.

29 May 2010 : Peserta Seminar Smart & Fun With Microsoft UNIKOM BANDUNG