PENGARUH GULA PASIR PADA PEMBUATAN SOYGHURT TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT, DAYA TERIMA, DAN SIFAT ORGANOLEPTIK.

PENGARUH
H GULA
G
PASIR PADA PEMBUATAN SOY
YGHURT
TERHADA
DAP KADAR ASAM LAKTAT, DAYA TER
ERIMA,
DAN SIFAT ORGANOLEPTIK

SKRIPSI
U
Untuk
memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Pendidikan Biologi

Diajukan Oleh :
TANTI PURWITASARI
A 420 050 122


FAKULT
LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK
IKAN
UNIVER
ERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKART
RTA
2009

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kedelai atau “soybean” merupakan salah satu komoditas pertanian yang
sangat dibutuhkan baik sebagai bahan pangan manusia, pakan ternak dan sebagai
bahan baku industri. Bagian yang paling penting dari tanaman kedelai adalah
bijinya. Biji kedelai inilah yang merupakan bahan baku utama industri pengolahan
pangan seperti tahu, tempe, tauco, kecap, mentega, minyak goreng, dan susu sari
kedelai (Anonim, 2003).
Susu kedelai akhir-akhir ini lebih banyak dikenal sebagai susu alternatif
pengganti susu sapi bagi yang tidak menyukai susu sapi dan alergi terhadap

laktosa susu sapi. Dibandingkan dengan susu sapi komposisi asam amino dalam
protein susu kedelai lebih rendah. Protein susu kedelai kekurangan jumlah asam
amino metionin dan sistein, namun kandungan asam amino lisin cukup tinggi
(Koswara, 2008). Selain itu, harga susu kedelai juga relatif lebih murah jika
dibandingkan dengan sumber protein lainnya yaitu dengan Rp.1000,- kita bisa
menikmati satu gelas susu kedelai.
Seiring dengan berkembangnya teknologi terutama dibidang pangan,
susu kedelai dapat dibuat yoghurt yang dikenal dengan sebutan soyghurt (yoghurt
kedelai). Yoghurt merupakan susu yang diasamkan melalui proses fermentasi
asam. Pada proses ini terjadi perubahan laktosa (gula susu) menjadi asam laktat
yang menyebabkan penurunan pH susu. Menurut Apriadji (2001), yoghurt lebih

1

2

disukai daripada susu segar (susu kedelai) karena flavor dan teksturnya lebih baik.
Yoghurt juga lebih diterima konsumen karena biasanya digunakan sebagai
minuman bagi orang-orang yang ingin melangsingkan tubuh. Proses fermentasi
telah meningkatkan kandungan gizi yoghurt dengan menguraikan sebagian besar

gula susu (laktosa) menjadi komponen sederhana. Komponen-komponen yang
sederhana ini lebih mudah diserap tubuh dan tidak mengakibatkan diare.
Proses

fermentasi

menggunakan

beberapa

jenis

mikroorganisme

diantaranya bakteri (Acetobacter aceti pada fermentasi asam asetat), khamir
(Saccharomyces sp pada fermentasi alkohol), dan kapang (Eremothecium ashbyii
dan

Ashbya gossypii pada fermentasi vitamin). Mikroorganisme yang


memfermentasikan bahan pangan khususnya dalam pembuatan yoghurt adalah
bakteri pembentuk asam laktat (bakteri asam laktat). Bakteri ini menghasilkan
sejumlah besar asam laktat sebagai hasil dari metabolisme gula (karbohidrat).
Asam laktat yang dihasilkan dengan cara tersebut akan menurunkan nilai pH dari
lingkungan pertumbuhannya dan menimbulkan rasa asam. Jumlah asam laktat
dalam yoghurt juga dipengaruhi oleh jumlah penambahan sukrosa (Buckle, 1987).
Pada proses pembuatan soyghurt, kultur starter yang digunakan pada
dasarnya sama seperti pada pembuatan yoghurt yaitu Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophilus tetapi proses fermentasi pada pembuatan
soyghurt mempunyai kesulitan karena jenis karbohidrat yang terdapat pada susu
kedelai berbeda dengan karbohidrat susu sapi. Karbohidrat susu kedelai terdiri
atas golongan oligosakarida yang tidak dapat digunakan sebagai sumber energi
maupun sumber karbon oleh kultur starter. Oleh karena itu, supaya fermentasi

3

berhasil, susu kedelai terlebih dahulu ditambahkan diantaranya sukrosa (gula
pasir), glukosa, laktosa, atau fruktosa. Namun sumber gula yang umum digunakan
adalah sukrosa (Koswara, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian dari Agustin Ekawati (2006) dengan variasi

penambahan gula pasir sebanyak 3%, 6%, dan 9% menunjukkan bahwa tidak ada
pengaruh variasi penambahan gula pasir pada soyghurt terhadap kadar asam
laktat. Pada uji Friedman hanya menentukan pengaruh variasi penambahan gula
pasir terhadap daya terima pada rasa soyghurt dan sifat organoleptik hanya pada
warna soyghurt. Melihat kenyataan tersebut, peneliti mencoba menggunakan
variasi penambahan gula pasir lebih tinggi yaitu 5%, 10%, 15% dan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh penambahan gula pasir terhadap kadar asam
laktat, daya terima dan sifat organoleptik pada soyghurt tersebut maka diadakan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Gula pasir Pada Pembuatan Soyghurt
Terhadap Kadar Asam Laktat, Daya Terima dan Sifat Organoleptik”.

B. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya suatu permasalahan penelitian, maka
perlu ada pembatasan masalah. Adapun batasan masalah tersebut adalah :
1. Subjek penelitian : variasi penambahan gula pasir pada pembuatan soyghurt.
2. Objek penelitian : kadar asam laktat, daya terima dan sifat organoleptik
dengan variasi penambahan gula pasir.
3. Parameter penelitian : pengukuran kadar asam laktat dengan metode mann’s
acid test, daya terima dengan respon senang tidaknya sifat bahan yang diuji


4

(penilaian sensorik) dan sifat organoleptik meliputi warna, tekstur, aroma
dan rasa yang diamati secara visual dengan metode scoring test.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan
yaitu : “Bagaimana pengaruh penambahan gula pasir pada pembuatan soyghurt
terhadap kadar asam laktat, daya terima dan sifat organoleptik?”.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
“pengaruh penambahan gula pasir pada pembuatan soyghurt terhadap kadar asam
laktat, daya terima, dan sifat organoleptik”.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Memberi informasi kepada masyarakat bahwa susu kedelai dapat dibuat
menjadi minuman yang mempunyai nilai gizi tinggi yaitu dengan dibuat
menjadi soyghurt,

2. Memberi informasi cara pembuatan soyghurt yang nantinya dapat
diterapkan sendiri oleh masyarakat,
3. Memberi informasi tentang takaran gula pasir sehingga soyghurt dapat lebih
nikmat untuk dikonsumsi,

5

4. Dapat meningkatkan nilai gizi masayarakat karena dengan mengkonsumsi
dapat menjaga kesehatan tubuh, terhindar dari berbagai penyakit misalnya,
menurunkan kolesterol, diabetes, jantung koroner dan sebagainya,
5. Dapat menarik hasrat para peneliti untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi Gula Pasir Dan Tepung Ketan Terhadap Sifat Kimia, Organoleptik Serta Daya Simpan Dodol Ubi Jalar Ungu

3 61 69

PENGARUH PENAMBAHAN BEKATUL TERHADAP KADAR SERAT KASAR, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA PADA PEMBUATAN TEMPE KEDELAI ( Glycine max (L) Meriil)

0 5 10

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU KEDELAI ( SOYGHURT) DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN Kadar Protein Dan Organoleptik Yoghurt Susu Kedelai ( Soyghurt) Dengan Penambahan Gula Dan Sari Buah Nanas ( Ananas Comosus).

0 1 14

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU KEDELAI( SOYGHURT) DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN Kadar Protein Dan Organoleptik Yoghurt Susu Kedelai ( Soyghurt) Dengan Penambahan Gula Dan Sari Buah Nanas ( Ananas Comosus).

0 1 14

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-KAROTEN, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA.

1 1 7

PENGARUH PERBANDINGAN SUSU CAIR DAN SUSU TEMPE TERHADAP KADAR PROTEIN, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA ES KRIM.

0 1 4

PENGARUH GULA KELAPA (gula jawa) PADA PEMBUATAN SOYGHURT TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT, DAYA TERIMA, DAN SIFAT ORGANOLEPTIK.

0 1 5

PENGARUH PERBEDAAN JENIS KEDELAI DAN BAHAN PENGGUMPAL ERHADAP KADAR PROTEIN, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA PADA PEMBUATAN TAHU.

0 0 5

VARIASI PENAMBAHAN TEPUNG BEKATUL PADA ES KRIM DILIHAT DARI KADAR SERAT, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA.

0 0 4

PENGARUH VARIASI BUAH SALAK PADA PEMBUATAN SELAI PANCAKE TERHADAP SIFAT FISIK, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN KADAR SERAT

0 0 15