IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO. Identifikasi Kesiapsiagaan Bencana Banjir Pada Siswa SMP N 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2
KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Diajukan Oleh :
AGUNG TRIYONO
A 610090007
Kepada :
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2014
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
1
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
2
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN
SUKOHARJO
Agung Triyono, A610090007, Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana
banjir dan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap bencana bajir di SMP N 2
Kartasura. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, dengan
menggunakan siswa sebagai populasinya. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi
dan wawancara dan kuisioner. Pengujian data mnggunakan uji validitas, uji reabilitas dan uji
normalitas. Uji validitas menggunakan metode uji butir soal, uji reabilitas menggunakan metode
tes awal-akhir, serta uji normalitas dengan menggunakan metode kolmogrov smirnov. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana bajir di
SMP N 2 kartasura termauk dalam kategori siap bencana. Hal ini ditunjukkan dengan
prosentase siswa terhadap pengetahuan bencana banjir mencapai 48%.. 2) Kesiapsiagaan siswa
terhadap banjir di SMP N 2 Kartasura juga dapat dikatakan sangat siap, hal ini ditunjukkan
dengan adanya prosentase mencapai 42%. 3) Kebijakan dan panduan sekolah terhadap bencana
banjir di SMP N 2 Kartasura adalah kurang siaga bencana.
Kata kunci: Bencana, Pengetahuan Bencana Banjir, Kesiapsiagaan Bencana banjir
PENDAHULUAN
Negara kesatuan republik indonesia
terjadi di indonesia, hal ini terjadi karena
bertanggung jawab melindungi segenap
letak indonesia berada pada pertemuan tiga
bangsa indonesia dengan tujuan untuk
lempeng besar diantaranya adalah eurasia,
memberikan
terhadap
pasifik, dan indo australia. Selain ancaman
termasuk
bencana
kehidupan
perlindungan
dan
penghidupan
yang
ditimbulkan
dari
letak
perlindungan terhadap bencana. Hal ini
geografis, indonesia juga berpotensi bencana
terungkap
indonesia
mengingat
adalah
bahwa
negara
yang dapat merusak struktur dan infra
satu
negara
struktur serta sumber daya manusia yang ada
salah
kepulauan yang berada pada letak geografis,
di
geologis,
demografis
Indonesia dari segi demografi dan ekonomi
bencana. Banyak ancaman bencana yang
juga berpengaruh besar terhadap terjadinya
hidrologis,
dan
indonesia.
Kompleksitas
masyarakat
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
1
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
indonesia.
hujan. Aliran drainase yang tidak efektif
Penggundulan hutan, pengkikisan daerah
juga sangat mempengaruhi terjadinya banjir
perbukitan, pembakaran hutan, pengrusakan
kota. Pada umumnya lahan kosong yang ada
lingkungan, pembuangan sampah secara
diperkotaan
tidak teratur merupakan berbagai penyebab
gedung, perumahan, jalan, tempat parkir dan
bencana diantaranya adalah bencana banjir.
lain sebagainya sehingga daerah resapan air
bencana
yang
ada
di
Menurut Krishna S. Pribadi,2008
atau
aliran
berubah
menjadi
drainase
sangat
rumah,
terganggu
banjir adalah suatu kejadian saat air
sehingga terjadilah banjir. Khususnya di
menggenangi daerah yang biasanya tidak
lokasi sekitar SMP N 2 Kartasura aliran
digenangi air dalam selang waktu tertentu.
drainase yang seharusnya menuju kesungai
Selain itu banjir menurut Preparadnes
kini menuju ke aliran drainase sebelah
assessment tools for indnesia menyatakan
selatan yang kapasitas aliran airnya lebih
bahwa banjir terjadi karena adanya faktr
kecil dari pada kapasitas yang ada di sungai
hujan, faktor hancurnya retensi daerah aliran
sebelah utara SMP N 2 Kartasura.
sungai,
faktor
pembangunan
kesalahan
alur
Banyaknya kerugian yang terjadi
perencanaan
sungai,
faktor
pada
saat
terjadinya
banjir
sangat
pendangkalan sungai, dan faktor kesalahan
mempengaruhi pada semua aspek kehidupan
tata wilayah serta pembangunan sarana
baik
prasarana. Banjir biasanya terjadi saat aliran
termasuk mengganggu aktifitas kegiatan
air
dapat
belajar mengajar. Bencana merupakan gejala
ditampung dalam sungai, danau, drainase,
alam yang tidak dapat dicegah namun dapat
rawa dan lain sebagainya. Banjir disebut
diperkecil tingkat resiko bencananya. Hal ini
pula
dapat
melebihi
sebagai
volume
suatu
air
yang
keadaan
aliran
ekonomi,
sosial
dilakukan
atau
dengan
yang
lain
menggunakan
permukaan yang relatif tinggi dan tidak
pengetahuan pendidikan tentang pentingnya
tertampung lagi oleh alur sungai atau saluran
penanganan
drainase.
bencana banjir. Kapasitas masyarakat yang
resiko
bencana
khususnya
Menurut Krishna S. Pribadi, 2008
mempunyai tingkat pengetahuan pendidikan
banjir kota adalah banjir yang terjadi di
penanganan resiko bencana yang tinggi
wilayah perkotaan. Banjir perkotaan terjadi
maka dapat di simpulkan bahwa tingkat
karena berkurangnya lahan kosong yang
resiko
dapat berfungsi sebagai daerah penyerap air
berkurang.
bencana
yang
Banyak
terjadi
masyarakat
semakin
yang
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
2
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
belummengetahui pentinggnya penanganan
secara pengetahuan ataupun secara sikap.
tentang resiko bencana baik yang ada di
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
dunia pendidikan atau dunia non pendidikan.
penyuluhan atau pembelajaran kepada siswa
Sekolah yang mempunyai tingkat resiko
tentang penanggulangan bencana banjir.
bencana sebaiknya warga sekolah yang ada
Cara yang dilakukan untuk mengetahui
mempunyai
penanganan
tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana
terhadap bencana yang tinggi. Selain itu
banjir dapat dilakukan dengan melakukan
fasilitas sekolah juga diharapkan mampu
identifikasi tentang bencana banjir. Dalam
menangani kejadian banjir jika suatu saat
identifikasi itu nantinya siswa diharapkan
terjadi. Kondisi sekolah atau tata sekolah
memberikan
diharapkan mampu memberi
tentang siaga bencana baik dalam wujud
Dampak positif bagi warga sekolah agar
kuisioner ataupun angket yang telah di
sadar terhadap bencana banjir.
sediakan
pengetahuan
Pengetahuan
tentang
penanggulangan bencana banjir sebaiknya
informasi
untuk
kepada
peneliti
mengetahui
tingkat
kesiapsiagaan bencana banjir yang ada di
sekolah.
diketahui oleh siswa secara menyeluruh baik
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data pada peneliti ini adalah penyebaran
angket
atau
kuisioner,
observasi
maupun tulisan lain yang diterbitkan
dan
secara umum yang berkenan dengan
dokumentasi. Apabila dilakukan interaksi
topic
dengan
wawancara
geografi, teknik ini digunakan untuk
mendalam dan observasi pada latar, dimana
pengambilandata sekunder. Data yang
fenomena
tersebut
disamping
itu
subyek
melalui
untuk
penelitian
pendidikan
melek
berlangsung
dan
didapat adalah teori-teori maupun yang
melengkapi
data
digunakan
diperlukan dokumentasi (tentang bahanbahan yang ditulis oleh atau tentang
sebagai
acuan
kerangka
pemikiran penelitian.
b. Kuisioner (angket)
subyek).
Metode ini digunakan untuk mengukur
a. Studi Pustaka
terhadap
melek
geografi
terhadap
Studi perpustakaan dilakukan untuk
karakteristik bencana banjir serta media
membacadalam bentuk buku, majalah
yang didapat selain di sekolah dan
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
3
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
pengetahuan
mengenai
lingkungan
sehingga dengan melihat pemahaman
masing
masing
individu
1. Pengetahuan siswa dalam
menghadapi bencana banjir
dengan
Berdasarkan hasil
tabulasi
menggunakan kuisioner dapat dilihat
yang dilakukan maka diperoleh skor
realistis
tertinggi 100 dan skor terendah 0.
dalam
kemampuan
melek
geografi
Dan nilai standart deviasi (SD)
c. Dokumentasi
Dokumentasi
adalah
pengambilan
gambar
dengan
hasil
interval
pengelompokan
yang
dilakukan
maupun data yang digunakan untuk
terhadap data pengetahuan siswa
memperkuat hasil dari observasi atau
terhadap bencana dipaparkan pada
kuisioner. Dokumentasi digunakan juga
histogram
sebagai
siswa terhadap bencana banjir maka
pembukti
kebenaran
yang
diambil daerah penelitian.
dapat
d. Wawancara
gambar
Pengetahuan
disimpulkan
bahwa
pengetahuan siswa atau frekuensi
Pengambilan data dengan wawancara
yang tertinggi terletak pada interval
berguna untuk mengetahui hal-hal apa
65 – 79
saja
yang
sudah
dilakukan
untuk
mengetahui faktor strategis yang lain
Gambar 3. Histogram Pengetahuan
Siswa Terhadap Bencana Banjir.
yang tidak tertulis atau hal-hal yang
ditunjukkan
pihak
sekolah
dalam
Frekuensi
mendukung melek geografi
C. HASIL
Data
tersebut
diperoleh
dengan
PENGETAHUAN SISWA
TERHADAP…
60
40
20
0
0 - 39 40 - 54 55 - 64 65 - 79 80 100
menggunakan kuisioner yang diisi oleh
Interval
responden yaitu para siswa SMP N 2
Kartasura. Data yang digunakan kualitatif
dankuantitatif.
Sumber: Olah data primer
Jadi dengan demikian jika dilihat dari
tingkatan kesiapsiagaan yang terdapat
dilipiunesco
siswa
tingkat
terhadap
pengetahuan
bencaa
banjir
digolongkan dalam kriteria siap dalam
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
4
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
menghadapi
berdasarkan
bencana
pengetahuan
banjir
terhadap
bencana banjir.
100. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sikap siswa dalam menghadapi
bahwa sikap siswa dalam menghadapi
2. Sikap siswa dalam menghadapi bencana
banjir
bencana banjir di SMP negeri 2 Kartasura
adalah sangat siap. Dari tabulasi atau
Berdasarkan hasil tabulasi yang
histogram gambar 4diatas dapat dilihat
dilakukan maka diperoleh skor tertinggi
frekuensi yang paling rendah terdapat
100 dan skor terendah 55. Dan nilai
pada
standart
sedangkan
deviasi
(SD)
adalah.Hasil
interval
pertama
frekuensi
dan
yang
kedua
tertinggi
pengelompokan dengan interval yang
terdapat pada interval 80 – 100. Dengan
dilakukan terhadap data pengetahuan
demikian dapat disimpulkan bahwa sikap
siswa terhadap bencana dipaparkan
siswa dalam menghadapi bencana banjir
pada table 2.
di SMP negeri 2 Kartasura adalah sangat
Untuk lebih jelasnya tabel 4 maka penulis
siap.
sajikan dalam bentuk histogram sebagai
berikut
D. KESIMPULAN
frekuensi
SIKAP SISWA DALAM
MENGHADAPI
BENCANA
Pembahasan analisis data yang
dibahas pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa:
50
1. Pengetahuan siswa terhadap bencana
banjir
Setelah melakukan analisis
0
0 - 39 40 - 54 55 - 64 65 - 79 80 100
interval
Sumber: Olah data primer
Dari tabulasi atau histogram gambar
4diatas dapat dilihat frekuensi yang
paling rendah terdapat pada interval
pertama dan kedua sedangkan frekuensi
yang tertinggi terdapat pada interval 80 –
data serta melewati beberapa proses
maka
hasil
pengetahuan
siswa
terhadap bencana banjir di SMP N 2
Kartasura adalah sebagai berikut.
Pada interval 0 – 39 atau dalam
kategori belum siap ada 10% siswa,
interval 40 – 54 atau dalam kategori
kurang siap ada 14% siswa, interval
55 – 64 atau dalam kategori hampir
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
5
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
siap ada 23% siswa, interval 65 – 79
dalam
atau dalam kategori siap ada 48%
bencana.Hal
siswa, interval 80 – 100 atau dalam
dengan temuan dilapangan yang
kategori sangat siap ada 5% siswa.
menyebutkan bahwa sikap siswa
Dengan
dapat
dalam menghadapi bencana sudah
tingkat
mengerti, salah satu contoh siswa
pengetahuan siswa terhadap bencana
membuang sampah pada tempatnya
banjir di SMP N 2 Kartasura adalah
dan lain sebagainya.
demikian
disimpulkan
termasuk
maka
bahwa
kategori
ini
sangat
juga
Setelah
kategorisiapbencana.Hal
siap
didukung
melakukan
ini didukung dengan adanya temuan
pengelompokan serta analisis data
dilapangan yang mendukung tentang
dari masing-masing variabel maka
pengetahuan siswa tentang bencana
dari variabel pertama yang dibahas
banjir
dalam
yaitu
siswa
mengetahui
tentang pengetahuan banjir.
2. Sikap siswa terhadap bencana banjir
penelitian
Pengetahuan
dan
ini
yaitu
sikap
siswa
terhadap resiko bencana banjir di
Setelah melakukan analisis
SMP N 2 Kartasura, maka dapat
data serta beberapa proses maka hasil
disimpulkan bahwa para siswa siap
sikap siswa terhadap bencana banjir
bencana dengan perolehan frekuensi
adalah sebagai berikut. Pada interval
sebanyak
54%.
0 – 39 atau dalam kategori belum
didukung
dengan
siap ada 0% siswa, interval 40 – 54
berikut. Interval 0 – 39 ada 0%
atau dalam kategori kurang siap ada
siswa, interval 40 – 54 ada 9% siswa,
0% siswa, interval 55 – 64 atau
interval 55 – 64 ada 17% siswa,
dalam kategori hampir siap ada 20%
interval 65 -79 ada 54% siswa,
siswa, interval 65 – 79 atau dalam
interval 80 – 100 ada 20% siswa.
kategori siap ada 38% siswa, interval
Dengan demikian frekuensi 54%
80 – 100 atau dalam kategori siap
menjadi nilai tertinggi dari yang
ada 42% siswa. Dengan demikian
lainnya sehingga menjadi hasil dari
maka dapat disimpulkan bahwa sikap
variabel ini. Variabel ini didapat dari
siswa terhadap bencana banjir di
penggabungan antara pengetahuan
Hal
ini
juga
adanya
data
SMP N 2 Kartasura adalah termasuk
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
6
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
dan sikap siswa terhadap bencana
banjir. Dengan adanya nilai tersebut
banjir.
maka
3. Kebijakan dan Panduan sekolah
diimplikasikan
klasifikasi
kedalam
kesiapsiagaan
maka
termasuk dalam kategori kurang
terhadap bencana banjir
Kebijakan dan peraturan yang
siagabencana.Hal ini juga dilihat
telah diteliti di SMP N 2 Kartasura
dari data yang diperoleh dilapangan
dengan
yang
menggunakan
beberapa
menunjukkan
kurangnya
teknik pengambilan data serta proses
antisipasi bencana yang diwujudkan
analisis data maka dapat disimpulkan
dalam bentuk tulisan atau yang
bahwa SMP N 2 Kartasura memiliki
lainnya. Kebijakan dan panduan
nilai 50% tentang kebijakan serta
sekolah terhadap bencana hanya
panduan sekolah terhadap bencana
sekedar wacana yang tak terealisasi.
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
7
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
DAFTAR PUSTAKA
Herdiansyah, haris. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Salemba Humanika.
Ibal Hasan. 2002. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta. Ghalia
Indonesia.
Irawan , Soehartono. 2008. Metode Penelitian sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya
JC Gaillard, Ben Wisner. 2012. The Routledge Hardbook of Hazard and Disaster Risk reduction.
Routledge
Krishna, S Pribadi, Engkon K. Kertapati, Diah Kusumastuti, Hamzah Latief,Hendra Grandis,
Eng Imam A. Sadisun, Soebagiyo Soekarnen, Harman Ajiwibowo, Retno Dwi S, Ayu
Krishna Juliawati, Farah Mulyasari, Novya Ekawati, Bayu Novianto. 2008. Pendidikan
Siaga Bencana. Bandung:Institut Teknologi Bandung.
Muh Pabundu Tika. 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Mustofa, bisri. 2010. Kamus Lengkap Geografi. Yogyakarta: Panji Pustaka
Nick Carter. 1991. Lipi Unesco. 2006
Sugeng Tri Utomo, Deputi Kesiapsiagaan dan Pengurangan Resiko Bencana Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarwoto, otto. 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Suyono, Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Undang-undang republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007.2007. Penanggulangan Bencana.
Jakarta
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
8
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2
KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Diajukan Oleh :
AGUNG TRIYONO
A 610090007
Kepada :
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2014
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
1
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
2
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN
SUKOHARJO
Agung Triyono, A610090007, Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana
banjir dan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap bencana bajir di SMP N 2
Kartasura. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, dengan
menggunakan siswa sebagai populasinya. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi
dan wawancara dan kuisioner. Pengujian data mnggunakan uji validitas, uji reabilitas dan uji
normalitas. Uji validitas menggunakan metode uji butir soal, uji reabilitas menggunakan metode
tes awal-akhir, serta uji normalitas dengan menggunakan metode kolmogrov smirnov. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana bajir di
SMP N 2 kartasura termauk dalam kategori siap bencana. Hal ini ditunjukkan dengan
prosentase siswa terhadap pengetahuan bencana banjir mencapai 48%.. 2) Kesiapsiagaan siswa
terhadap banjir di SMP N 2 Kartasura juga dapat dikatakan sangat siap, hal ini ditunjukkan
dengan adanya prosentase mencapai 42%. 3) Kebijakan dan panduan sekolah terhadap bencana
banjir di SMP N 2 Kartasura adalah kurang siaga bencana.
Kata kunci: Bencana, Pengetahuan Bencana Banjir, Kesiapsiagaan Bencana banjir
PENDAHULUAN
Negara kesatuan republik indonesia
terjadi di indonesia, hal ini terjadi karena
bertanggung jawab melindungi segenap
letak indonesia berada pada pertemuan tiga
bangsa indonesia dengan tujuan untuk
lempeng besar diantaranya adalah eurasia,
memberikan
terhadap
pasifik, dan indo australia. Selain ancaman
termasuk
bencana
kehidupan
perlindungan
dan
penghidupan
yang
ditimbulkan
dari
letak
perlindungan terhadap bencana. Hal ini
geografis, indonesia juga berpotensi bencana
terungkap
indonesia
mengingat
adalah
bahwa
negara
yang dapat merusak struktur dan infra
satu
negara
struktur serta sumber daya manusia yang ada
salah
kepulauan yang berada pada letak geografis,
di
geologis,
demografis
Indonesia dari segi demografi dan ekonomi
bencana. Banyak ancaman bencana yang
juga berpengaruh besar terhadap terjadinya
hidrologis,
dan
indonesia.
Kompleksitas
masyarakat
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
1
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
indonesia.
hujan. Aliran drainase yang tidak efektif
Penggundulan hutan, pengkikisan daerah
juga sangat mempengaruhi terjadinya banjir
perbukitan, pembakaran hutan, pengrusakan
kota. Pada umumnya lahan kosong yang ada
lingkungan, pembuangan sampah secara
diperkotaan
tidak teratur merupakan berbagai penyebab
gedung, perumahan, jalan, tempat parkir dan
bencana diantaranya adalah bencana banjir.
lain sebagainya sehingga daerah resapan air
bencana
yang
ada
di
Menurut Krishna S. Pribadi,2008
atau
aliran
berubah
menjadi
drainase
sangat
rumah,
terganggu
banjir adalah suatu kejadian saat air
sehingga terjadilah banjir. Khususnya di
menggenangi daerah yang biasanya tidak
lokasi sekitar SMP N 2 Kartasura aliran
digenangi air dalam selang waktu tertentu.
drainase yang seharusnya menuju kesungai
Selain itu banjir menurut Preparadnes
kini menuju ke aliran drainase sebelah
assessment tools for indnesia menyatakan
selatan yang kapasitas aliran airnya lebih
bahwa banjir terjadi karena adanya faktr
kecil dari pada kapasitas yang ada di sungai
hujan, faktor hancurnya retensi daerah aliran
sebelah utara SMP N 2 Kartasura.
sungai,
faktor
pembangunan
kesalahan
alur
Banyaknya kerugian yang terjadi
perencanaan
sungai,
faktor
pada
saat
terjadinya
banjir
sangat
pendangkalan sungai, dan faktor kesalahan
mempengaruhi pada semua aspek kehidupan
tata wilayah serta pembangunan sarana
baik
prasarana. Banjir biasanya terjadi saat aliran
termasuk mengganggu aktifitas kegiatan
air
dapat
belajar mengajar. Bencana merupakan gejala
ditampung dalam sungai, danau, drainase,
alam yang tidak dapat dicegah namun dapat
rawa dan lain sebagainya. Banjir disebut
diperkecil tingkat resiko bencananya. Hal ini
pula
dapat
melebihi
sebagai
volume
suatu
air
yang
keadaan
aliran
ekonomi,
sosial
dilakukan
atau
dengan
yang
lain
menggunakan
permukaan yang relatif tinggi dan tidak
pengetahuan pendidikan tentang pentingnya
tertampung lagi oleh alur sungai atau saluran
penanganan
drainase.
bencana banjir. Kapasitas masyarakat yang
resiko
bencana
khususnya
Menurut Krishna S. Pribadi, 2008
mempunyai tingkat pengetahuan pendidikan
banjir kota adalah banjir yang terjadi di
penanganan resiko bencana yang tinggi
wilayah perkotaan. Banjir perkotaan terjadi
maka dapat di simpulkan bahwa tingkat
karena berkurangnya lahan kosong yang
resiko
dapat berfungsi sebagai daerah penyerap air
berkurang.
bencana
yang
Banyak
terjadi
masyarakat
semakin
yang
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
2
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
belummengetahui pentinggnya penanganan
secara pengetahuan ataupun secara sikap.
tentang resiko bencana baik yang ada di
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
dunia pendidikan atau dunia non pendidikan.
penyuluhan atau pembelajaran kepada siswa
Sekolah yang mempunyai tingkat resiko
tentang penanggulangan bencana banjir.
bencana sebaiknya warga sekolah yang ada
Cara yang dilakukan untuk mengetahui
mempunyai
penanganan
tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana
terhadap bencana yang tinggi. Selain itu
banjir dapat dilakukan dengan melakukan
fasilitas sekolah juga diharapkan mampu
identifikasi tentang bencana banjir. Dalam
menangani kejadian banjir jika suatu saat
identifikasi itu nantinya siswa diharapkan
terjadi. Kondisi sekolah atau tata sekolah
memberikan
diharapkan mampu memberi
tentang siaga bencana baik dalam wujud
Dampak positif bagi warga sekolah agar
kuisioner ataupun angket yang telah di
sadar terhadap bencana banjir.
sediakan
pengetahuan
Pengetahuan
tentang
penanggulangan bencana banjir sebaiknya
informasi
untuk
kepada
peneliti
mengetahui
tingkat
kesiapsiagaan bencana banjir yang ada di
sekolah.
diketahui oleh siswa secara menyeluruh baik
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data pada peneliti ini adalah penyebaran
angket
atau
kuisioner,
observasi
maupun tulisan lain yang diterbitkan
dan
secara umum yang berkenan dengan
dokumentasi. Apabila dilakukan interaksi
topic
dengan
wawancara
geografi, teknik ini digunakan untuk
mendalam dan observasi pada latar, dimana
pengambilandata sekunder. Data yang
fenomena
tersebut
disamping
itu
subyek
melalui
untuk
penelitian
pendidikan
melek
berlangsung
dan
didapat adalah teori-teori maupun yang
melengkapi
data
digunakan
diperlukan dokumentasi (tentang bahanbahan yang ditulis oleh atau tentang
sebagai
acuan
kerangka
pemikiran penelitian.
b. Kuisioner (angket)
subyek).
Metode ini digunakan untuk mengukur
a. Studi Pustaka
terhadap
melek
geografi
terhadap
Studi perpustakaan dilakukan untuk
karakteristik bencana banjir serta media
membacadalam bentuk buku, majalah
yang didapat selain di sekolah dan
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
3
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
pengetahuan
mengenai
lingkungan
sehingga dengan melihat pemahaman
masing
masing
individu
1. Pengetahuan siswa dalam
menghadapi bencana banjir
dengan
Berdasarkan hasil
tabulasi
menggunakan kuisioner dapat dilihat
yang dilakukan maka diperoleh skor
realistis
tertinggi 100 dan skor terendah 0.
dalam
kemampuan
melek
geografi
Dan nilai standart deviasi (SD)
c. Dokumentasi
Dokumentasi
adalah
pengambilan
gambar
dengan
hasil
interval
pengelompokan
yang
dilakukan
maupun data yang digunakan untuk
terhadap data pengetahuan siswa
memperkuat hasil dari observasi atau
terhadap bencana dipaparkan pada
kuisioner. Dokumentasi digunakan juga
histogram
sebagai
siswa terhadap bencana banjir maka
pembukti
kebenaran
yang
diambil daerah penelitian.
dapat
d. Wawancara
gambar
Pengetahuan
disimpulkan
bahwa
pengetahuan siswa atau frekuensi
Pengambilan data dengan wawancara
yang tertinggi terletak pada interval
berguna untuk mengetahui hal-hal apa
65 – 79
saja
yang
sudah
dilakukan
untuk
mengetahui faktor strategis yang lain
Gambar 3. Histogram Pengetahuan
Siswa Terhadap Bencana Banjir.
yang tidak tertulis atau hal-hal yang
ditunjukkan
pihak
sekolah
dalam
Frekuensi
mendukung melek geografi
C. HASIL
Data
tersebut
diperoleh
dengan
PENGETAHUAN SISWA
TERHADAP…
60
40
20
0
0 - 39 40 - 54 55 - 64 65 - 79 80 100
menggunakan kuisioner yang diisi oleh
Interval
responden yaitu para siswa SMP N 2
Kartasura. Data yang digunakan kualitatif
dankuantitatif.
Sumber: Olah data primer
Jadi dengan demikian jika dilihat dari
tingkatan kesiapsiagaan yang terdapat
dilipiunesco
siswa
tingkat
terhadap
pengetahuan
bencaa
banjir
digolongkan dalam kriteria siap dalam
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
4
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
menghadapi
berdasarkan
bencana
pengetahuan
banjir
terhadap
bencana banjir.
100. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sikap siswa dalam menghadapi
bahwa sikap siswa dalam menghadapi
2. Sikap siswa dalam menghadapi bencana
banjir
bencana banjir di SMP negeri 2 Kartasura
adalah sangat siap. Dari tabulasi atau
Berdasarkan hasil tabulasi yang
histogram gambar 4diatas dapat dilihat
dilakukan maka diperoleh skor tertinggi
frekuensi yang paling rendah terdapat
100 dan skor terendah 55. Dan nilai
pada
standart
sedangkan
deviasi
(SD)
adalah.Hasil
interval
pertama
frekuensi
dan
yang
kedua
tertinggi
pengelompokan dengan interval yang
terdapat pada interval 80 – 100. Dengan
dilakukan terhadap data pengetahuan
demikian dapat disimpulkan bahwa sikap
siswa terhadap bencana dipaparkan
siswa dalam menghadapi bencana banjir
pada table 2.
di SMP negeri 2 Kartasura adalah sangat
Untuk lebih jelasnya tabel 4 maka penulis
siap.
sajikan dalam bentuk histogram sebagai
berikut
D. KESIMPULAN
frekuensi
SIKAP SISWA DALAM
MENGHADAPI
BENCANA
Pembahasan analisis data yang
dibahas pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa:
50
1. Pengetahuan siswa terhadap bencana
banjir
Setelah melakukan analisis
0
0 - 39 40 - 54 55 - 64 65 - 79 80 100
interval
Sumber: Olah data primer
Dari tabulasi atau histogram gambar
4diatas dapat dilihat frekuensi yang
paling rendah terdapat pada interval
pertama dan kedua sedangkan frekuensi
yang tertinggi terdapat pada interval 80 –
data serta melewati beberapa proses
maka
hasil
pengetahuan
siswa
terhadap bencana banjir di SMP N 2
Kartasura adalah sebagai berikut.
Pada interval 0 – 39 atau dalam
kategori belum siap ada 10% siswa,
interval 40 – 54 atau dalam kategori
kurang siap ada 14% siswa, interval
55 – 64 atau dalam kategori hampir
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
5
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
siap ada 23% siswa, interval 65 – 79
dalam
atau dalam kategori siap ada 48%
bencana.Hal
siswa, interval 80 – 100 atau dalam
dengan temuan dilapangan yang
kategori sangat siap ada 5% siswa.
menyebutkan bahwa sikap siswa
Dengan
dapat
dalam menghadapi bencana sudah
tingkat
mengerti, salah satu contoh siswa
pengetahuan siswa terhadap bencana
membuang sampah pada tempatnya
banjir di SMP N 2 Kartasura adalah
dan lain sebagainya.
demikian
disimpulkan
termasuk
maka
bahwa
kategori
ini
sangat
juga
Setelah
kategorisiapbencana.Hal
siap
didukung
melakukan
ini didukung dengan adanya temuan
pengelompokan serta analisis data
dilapangan yang mendukung tentang
dari masing-masing variabel maka
pengetahuan siswa tentang bencana
dari variabel pertama yang dibahas
banjir
dalam
yaitu
siswa
mengetahui
tentang pengetahuan banjir.
2. Sikap siswa terhadap bencana banjir
penelitian
Pengetahuan
dan
ini
yaitu
sikap
siswa
terhadap resiko bencana banjir di
Setelah melakukan analisis
SMP N 2 Kartasura, maka dapat
data serta beberapa proses maka hasil
disimpulkan bahwa para siswa siap
sikap siswa terhadap bencana banjir
bencana dengan perolehan frekuensi
adalah sebagai berikut. Pada interval
sebanyak
54%.
0 – 39 atau dalam kategori belum
didukung
dengan
siap ada 0% siswa, interval 40 – 54
berikut. Interval 0 – 39 ada 0%
atau dalam kategori kurang siap ada
siswa, interval 40 – 54 ada 9% siswa,
0% siswa, interval 55 – 64 atau
interval 55 – 64 ada 17% siswa,
dalam kategori hampir siap ada 20%
interval 65 -79 ada 54% siswa,
siswa, interval 65 – 79 atau dalam
interval 80 – 100 ada 20% siswa.
kategori siap ada 38% siswa, interval
Dengan demikian frekuensi 54%
80 – 100 atau dalam kategori siap
menjadi nilai tertinggi dari yang
ada 42% siswa. Dengan demikian
lainnya sehingga menjadi hasil dari
maka dapat disimpulkan bahwa sikap
variabel ini. Variabel ini didapat dari
siswa terhadap bencana banjir di
penggabungan antara pengetahuan
Hal
ini
juga
adanya
data
SMP N 2 Kartasura adalah termasuk
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
6
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
dan sikap siswa terhadap bencana
banjir. Dengan adanya nilai tersebut
banjir.
maka
3. Kebijakan dan Panduan sekolah
diimplikasikan
klasifikasi
kedalam
kesiapsiagaan
maka
termasuk dalam kategori kurang
terhadap bencana banjir
Kebijakan dan peraturan yang
siagabencana.Hal ini juga dilihat
telah diteliti di SMP N 2 Kartasura
dari data yang diperoleh dilapangan
dengan
yang
menggunakan
beberapa
menunjukkan
kurangnya
teknik pengambilan data serta proses
antisipasi bencana yang diwujudkan
analisis data maka dapat disimpulkan
dalam bentuk tulisan atau yang
bahwa SMP N 2 Kartasura memiliki
lainnya. Kebijakan dan panduan
nilai 50% tentang kebijakan serta
sekolah terhadap bencana hanya
panduan sekolah terhadap bencana
sekedar wacana yang tak terealisasi.
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
7
IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA
SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
DAFTAR PUSTAKA
Herdiansyah, haris. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Salemba Humanika.
Ibal Hasan. 2002. Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta. Ghalia
Indonesia.
Irawan , Soehartono. 2008. Metode Penelitian sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya
JC Gaillard, Ben Wisner. 2012. The Routledge Hardbook of Hazard and Disaster Risk reduction.
Routledge
Krishna, S Pribadi, Engkon K. Kertapati, Diah Kusumastuti, Hamzah Latief,Hendra Grandis,
Eng Imam A. Sadisun, Soebagiyo Soekarnen, Harman Ajiwibowo, Retno Dwi S, Ayu
Krishna Juliawati, Farah Mulyasari, Novya Ekawati, Bayu Novianto. 2008. Pendidikan
Siaga Bencana. Bandung:Institut Teknologi Bandung.
Muh Pabundu Tika. 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Mustofa, bisri. 2010. Kamus Lengkap Geografi. Yogyakarta: Panji Pustaka
Nick Carter. 1991. Lipi Unesco. 2006
Sugeng Tri Utomo, Deputi Kesiapsiagaan dan Pengurangan Resiko Bencana Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarwoto, otto. 2009. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Suyono, Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Undang-undang republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007.2007. Penanggulangan Bencana.
Jakarta
Agung Triyono, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS
8