NASKAH PUBLIKASI Keefektifan Daya Bunuh Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cannangium odoratum) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti Instar III.

NASKAH PUBLIKASI

KEEFEKTIFAN DAYA BUNUH MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA
(Cannangium odoratum) TERHADAP KEMATIAN LARVA
NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat
untuk Melakukan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :
DESTI NURDIANTI
J 410 090 035

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

berdarah dengue tidak menular

A. PENDAHULUAN


melalui kontak manusia secara
DBD merupakan salah satu
langsung,
dari

penyakit

menular

tetapi

ditularkan

yang
melalui nyamuk. Nyamuk Aedes

menjadi

masalah


kesehatan
aegypti betina menyimpan virus

dunia

terutama

di

negara
dengue

pada

telurnya,

selanjutnya

akan


menularkan

berkembang. DBD di Indonesia
masih

merupakan

masalah
virus

tersebut

ke

manusia

kesehatan karena kejadiannya
melalui


gigitan.

Setelah

hampir dapat dipastikan setiap
mengigit seseorang, nyamuk ini
tahun, khususnya pada awal
akan berulang kali mengigit
musim hujan. Di Indonesia DBD
orang lain
pertama

kali

dicurigai

Surabaya

pada


tahun

sehingga

dengan

di
mudah darah seseorang yang

1968,
mengandung virus dengue dapat

tetapi konfirmasi virologis baru
cepat berpindah ke orang lain,
diperoleh

pada

tahun


1970
yang paling dekat tentulah orang

(Soedarmo, 2002).
yang tinggal dalam satu rumah
Penyebab

penyakit

ini

adalah virus dengue, sejenis
virus

yang

tergolong

genus


(Hastuti, 2008).
Hasil penelitian Wijiawati
(2010)

menunjukkan

bahwa

flavivirus dari family flaviviridae

dosis minyak Bunga Kenanga

yang masuk ke dalam tubuh

(Cannagium

manusia melalui gigitan nyamuk

mempunyai pengaruh terhadap


Aedes aegypti betina. Demam

oddoratum)

daya bunuh larva nyamuk Culex

b. Menjelaskan

quinquefasciatus dosis 0,125 ml

minyak

merupakan

Kenanga

dengan

perlakuan
rata-rata


terbaik
kematian

sebesar 96,125%.

Bunga

atsiri

Bunga
terhadap

kematian larva nyamuk
Aedes aegypti
c. Mendeskripsikan

B. RUMUSAN MASALAH
Apakah


pengaruh

minyak

Kenanga

atsiri

(Cannagium

kematian larva
d. Menjelaskan

oddoratum) efektivitas sebagai

minyak

larvasida

Kenanga


dalam

membunuh

larva Aedes aegypti.

efektifitas

atsiri

Bunga
dalam

membunuh larva Aedes
aegypti

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum

3. Manfaat

Menganalisis

bagi

penelitian

lain

efektivitas larvasida minyak

Sebagai bahan acuan untuk

atsiri

melakukan

Bunga

(Cannagium
dalam

Kenanga
oddoratum)

membunuh

larva

Aedes aegypti.

selanjutnya.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Demam berdarah dengue
(DBD) adalah penyakit yang

2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan

penelitian

suhu

larutan, pH, kelembaban

ditandai

dengan

berbagai

gejala

seperti

demam

mendadak, tanpa sebab yang

jelas,

berlangsung

terus

kompleks

virus

antibodi

menerus selama 2-7 hari,

dengan virus yang berfungsi

manifestasi

sebagai antigenya. Akibatnya

perdarahan,

trombositopeni

(jumlah

trombosit

100.000/l),

hemokonsentrasi
(peningkatan

tubuh

akan

perdarahan
sampai

hematrokit

mengalami

mulai

bercak

perdarahan

hebat

pada kulit (Widoyono, 2011).

20%), dan disertai dengan

Tanaman

kenanga

atau tanpa pembesaran hati

merupakan salah satu jenis

(hepatomegali)

tanaman penghasil minyak

(Abdullah,

2013).

atsiri,

Nyamuk Aedes aegepty

Bunga

Kenanga

(Cananga

odorata)

berukuran lebih kecil dari

merupakan

pada nyamuk Culex guinguef

berasal dari beberapa negara

asciatus.

di Asia Tenggara khususnya

Infeksi

virus

nyamuk aedes terjadi melalui

Filipina,

gigitan

Thailand

yang

dan

nyamuk,

virus

Indonesia. Bunga Kenanga

aliran

darah

yang berasal dari Indonesia

kemudian

khususnya Jawa yaitu 277

memasuki
manusia

bunga

untuk

berreplikasi.
perlawanan,
membentuk

Sebagai
tubuh

akan

antibodi,

selanjutnya akan terbentuk

spesies
forma

Cananga
macrophylla

odorata
yang

dapat menghasilkan minyak
kenanga.

Minyak

atsiri

yang

sudah terbukti, baik secara

dikenal dengan nama minyak

empiris

terbang (volatile oil) atau

Komponen

minyak etiris (essential oil)

terdapat pada minyak atsiri

adalah

memiliki

minyak

yang

maupun
aktif

kemampuan

mempunyai

antiinflamasi,

mudah

yang

berbagai

dihasilkan dari tanaman dan
sifat

ilmiah.

seperti

menguap pada suhu kamar

antiseptik/antibakteri,

tanpa

perangsang selera makan,

mengalami

dekomposisi.

deodoran,

Minyak Bunga Kenanga
adalah minyak atsiri yang
memiliki bau menyengat dan
diperoleh dari penyulingan

ekspektoran,

insektisida,

dan

sedatife

(Sulyani dan Satuhu, 2012).
E. METODE PENELITIAN
Jenis

penelitian

ini

bunga tanaman Cannagium

adalah

Oddoratum

mengetahui efektivitas daya

(Gunawan dan

Mulyani, 2004).

digunakan

berbagai
Pemanfaatan

untuk

bunuh minyak atsiri Bunga

Minyak atsiri telah
banyak

eksperimetal

Kenanga

untuk

oddoratum)

pengobatan.

membunuh

(Cannagium
dalam
larva

minyaknya

Aedes aegypti.

untuk

berbagai

Analisis

penyembuhan

penyakit

digunakan

data

adalah

nyamuk

yang
analisis

data univariat dan analisis

jika p > > α (0,01) maka Ho

bivariat. Analisis univariat

diterima.

adalah Jenis penelitian ini
adalah

eksperimetal

untuk

F. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi

analisis

mengetahui efektivitas daya

univariat suhu larutan,

bunuh minyak atsiri Bunga

pH

Kenanga

kelembaban ruangan.

(Cannagium

Aedes

larva

aegypti.

analisis

dan

dalam

Dketahui bahwa suhu

nyamuk

larutan pada kelompok

oddoratum)
membunuh

larutan

Sedangkan

bivariat

adalah

kontrol

dan

perlakuan

adalah 24oC awal dan

Analisis bivariat digunakan

25°C

untuk

kelompok kontrol sebesar

mengetahui

keefektivan

Minyak

atsiri

7

akhir.

baik

pH

pada

pada

kontrol

Bunga Kenanga (Cannagium

maupun semua perlakuan.

oddoratum) dalam membun

Kelembaban

uh

Aedes

tempat penelitian sama

aegepty. Analisis dilakukan

pada kelompok kontrol

dengan

dan

larva

nyamuk

menggunakan

Anova

satu

jalur

tingkat

kepercayaan

Uji

dengan
99%.

Dengan signifikasi jika Pc ≤ α
(0,01) maka Ho ditolak dan

semua

ruangan

perlakuan

yaitu sebesar 85%.
2. Pengaruh

keefektifan

minyak atsiri terhadap

kematian larva Aedes

nyamuk

aegypti

instar III.

Hasil Uji Anova
Efektivitas Minyak Atsiri
Bunga
Kenanga
(Cannagium oddoratum)
pada
Berbagai
Konsentrasi
dalam
Membunuh Larva Aedes
aegypti setelah 24 Jam
Perlakuan.
Diketahui bahwa ada
perbedaan

yang

sangat

signifikan

antara

Aedes

3. Deskripsi

aegypti

prosentasi

kematian larva Aedes
aegypti setelah 24 jam
perlakuan.
Jumlah
Kematian
Larva Aedes aegypti pada
Berbagai
Konsentrasi
Minyak Atsiri Bunga
Kenanga
(Cannagium
oddoratum) setelah 24
Jam Perlakuan.

konsentrasi minyak atsiri
Diketahui
Bunga

bahwa

Kenanga
pada

(Cannagium

kelompok kontrol

oddoratum)
tidak ditemukan adanya

dengan rata-rata kematian
kematian

larva

pada

larva Aedes aegypti. Hal ini
semua perlakuan. Pada
dapat dilihat dari nilai p =
0,000 (p ≤ 0,01). Sehingga

kelompok perlakuan ratarata

kematian

larva

dapat disimpulkan bahwa
tertinggi
terdapat

pengaruh

terdapat

pada

yang
konsentrasi 0,075 % dan

signifikan

dengan

penambahanan

minyak

0,085%

sebanyak

25

larva (100%).
atsiri

Bunga

Kenanga
4. Efektivitas Ekstrak Minyak

(Cannangium oddoratum)
Atsiri
terhadap

kematian

larva

Bunga

Kenanga

(Cannagium

oddoratum)

pada Berbagai Konsentrasi
dalam Membunuh Larva

G. PEMBAHASAN
1. Suhu
Suhu
perlakuan

Aedes aegypti.

pada

awal

24oC

akhir

bahwa

perlakuan 25oC hal ini

semakin tinggi konsentrasi

menunjukan bahwa ada

menyebabkan

penambahan suhu larutan

Diketahui

persentase
Aedes

tingginya

kematian

aegypti.

larva

0,085%,
100%.

Kematian

larutan merupakan salah

pada

satu faktor yang dapat

0,75%
yaitu

Jadi

Minyak

dan

mempengaruhi

mencapai

perkembangan

kehidupan larva Aedes

Bunga

aegypti, suhu air yang

(Cannagium

oddoratum)

yang

membunuh
aegypti

konsentrasi

dan

konsentrasi

Atsiri

Kenanga

Aedes

selama perlakuan. Suhu

rata-rata

konsentrasi

dalam

larva

0,75%

efektif

sesuai

untuk

perkembangan

larva

larva

Aedes aegypti antara 25-

adalah

30°C (Katyal et al, 2001).

karena

Hasil

penelitian

merupakan konsentrasi yang

Nopianti

lebih

dapat

menyimpulkan bahwa suhu

Aedes

larutan

pada

dengan

buah

rendah

membunuh

yang
larva

negypti sebesar 100%.

(2008)

percobaan
blimbing

wuluh Averrhoa bilimbi L.)

penelitin Hidayat et al,

diperoleh

suhu

larutan

(1997) larva dapat hidup

sebesar

26oC

pada

pada air dengan pH antara

dan

5,8-8,6. Jadi, pH larutan

perlakuan. Besar kecilnya

pada penelitian ini masih

dosis

digunakan

memenuhi kisaran normal

dalam air perasan buah

unuk pertumbuhan larva

belimbing wuluh (Averrhoa

yaitu 7.

kelompok

kontrol

yang

bilimbi

L.)

mempengaruhi

tidak

3. Kelembapan

suhunya.

Kelembaban

udara

Sedangkan dari penelitian

tempat

yang

Aedes aegypti yang sesuai

telah

berdasarkan

dilakukan
suhu

berpengaruh
kematian

tidak

terhadap
larva

karena

masih pada suhu 25’C.

perindukan

larva

untuk perkembangan larva
berkisar

antara

80-90,5%

merupakan
lingkungan

kondisi
yang

sangat

optimal untuk pertumbuhan

2. PH
Dengan pH larutan
pada penelitian ini berada

larva Aedes aegytp (Sintorini,
2007).

pada kisaran optimal yang

4. Analisis Bivariat Pengaruh

mendukung pertumbuhan

Efektivitas Minyak Atsiri

larva

Bunga

Aedes

Sedangkan

aegypti.

berdasarkan

(Cannagium

Kenanga
oddoratum)

dalam Membunuh Larva

bahwa nilai signifikan p =

Aedes aegypti

0,000

Diketahui
konsentrasi

bahwa

minyak

atsiri

(p≤0,01).

menunjukkan

atsiri

oddoratum)

(Cannagium

dapat

bahwa

ini
ada

pengaruh pemberian minyak

Bunga Kenanga (Cannagium
yang

Hal

Bunga

Kenanga
oddoratum)

mematikan 100% larva Aedes

terhadap

kematian

aegypti adalah konsentrasi

Aedes aegypti.

larva

0,075% dan 0,085%. Hal ini

5. Prosentasi kematian larva

berarti pada penelitian ini

Aedes aegypti setelah 24 jam

konsentrasi

perlakuan.

minyak

atsiri

Bunga Kenanga (Cannagium
oddoratum)
dalam

yang efektif

membunuh

larva

Diketahui bahwa pada
kelompok

kontrol

tidak

terdapat kematian larva uji,

nyamuk Aedes aegypti adalah

rata-rata

konsentrasi

yang

setelah 24 jam perlakuan,

merupakan konsentrasi yang

konsentrasi 0,075% sebesar

lebih

dapat

25

Aedes

konsentrasi 0,085% sebesar

100%.

25 larva (100%). Peningkatan

Anova

rata-rata

0,075%

kecil

membunuh
aegypti

yang
larva

sebesar

Berdasarkan

uji

larva

kematian

(100%),

kematian

larva

dan

larva

dengan tingkat kepercayaan

Aedes aegypti terjadi seiring

99% (α = 0,01) diketahui

dengan

peningkatan

konsentrasi

minyak

atsiri

Flavonoid

merupakan

Bunga Kenanga (Canangium

golongan fenol yang dapat

odoratum)

semakin

menyebabkan penggumpalan

maka

protein. (Syahputra, 2006).

tinggi

yaitu

konsentrasi

semakin tinggi pula rata-rata

Menurut

kematian larva Aedes aegypti

flavonoid merupakan salah

kecuali

konsentrasi

satu senyawa yang bersifat

0,075 dan 0,085 dengan rata-

racun. Flavonoid mempunyai

rata jumlah kematian larva

sifat yang khas yaitu bau

yang

dan

yang sangat tajam, dapat larut

paling

dalam air dan pelarut organik

pada

sama

100%

konsentrasi

yang

efektif adalah 0,075.

Bunga

Kenanga

(Cannagium

(2006)

serta mudah terurai dalam

6. Efektivitas Ekstrak Minyak
Atsiri

Dinata

oddoratum)

temperatur tinggi. Flavonoid
digunakan
aktif

sebagai

dalam

bahan

pembuatan

pada Berbagai Konsentrasi

insektisida

nabati.

dalam Membunuh Larva

flavonoid

pada

Aedes aegypti.

dapat menimbulkan kelayuan

Kandungan

senyawa

kimia minyak atsiri Bunga
Kenanga
oddoratum)
flavonoida

(Cannagium
terdiri
dan

dari

saponin.

Fungsi
serangga

pada saraf.
H. SIMPULAN
1. Ada

pengaruh

penambahan
atsiri

Bunga

minyak
Kenanga

(Cannagium oddoratum)

konsentrasi terkecil yang

terhadap kematian larva

sudah dapat membunuh

nyamuk Aedes aegypti (p

larva sebesar 100%.

= 0,000).

5. Efektivitas minyak atsiri

2. Suhu pada awal 240C dan

Bunga

Kenanga

akhir 250C, pengukuran

(Cannagium oddoratum)

pH 7, dan kelembaban

dalam membunuh larva

850C tidak berpengaruh

nyamuk

terhadap kematian larva.

pada konsentrasi 0,055%

3. Rata-rata kematian larva

Aedes aegypti

membunuh

18

larva

setelah 24 jam perlakuan,

(72%),

konsentrasi

konsentrasi

0,075%

0,065% membunuh larva

sebesar 25 larva (100%),

sebesar 22,3 larva (89%),

dan konsentrasi 0,085%

konsentrasi

sebesar 25 larva (100%)

membunuh larva 5 larva,

4. Konsentrasi

ekstrak

konsentrasi

minyak

Bunga

(100%),

Kenanga

atsiri

(Cannagium

oddoratum) yang efektif
dalam membunuh larva
nyamuk
adalah

Aedes aegypti
konsentrasi

0,075% yang merupakan

0,065%

0,075%
konsentrasi

0,085% membunuh 25
larva (100%).
I. SARAN
1. Bagi masyarakat, minyak
atsiri

Bunga

Kenanga

(Cannagium oddoratum)

dapat digunakan sebagai

memberikan

alternatif larvasida yang

dan

ramah lingkungan, untuk

keefektifan

mencegah

Kenanga

penyebaran

penjelasan

promosi

tentang
Bunga
dan

DBD,

dengan

cara

membudidayakan Bunga

sebagai

larvasida

pada

Kenanga disetiap daerah

bak

mandi

contohnya

memberikan
minyak

2

tetes

atsiri

yang endemis DBD.
3. Bagi

peneliti

lain,

Bunga

diharapkan

untuk

Kenanga ke dalam 100 ml

melakukan

penelitian

air atau 20 tetes minyak

lebih

mengenai

atsiri

penggunaan minyak atsiri

Bunga

Kenanga

dalam 1000 ml air.

Bunga

2. Bagi pemerintah, minyak
atsiri

Bunga

lanjut

Kenanga

Kenanga

(Cannagium oddoratum)
untuk

memberantas

(Cannagium oddoratum)

nyamuk

dapat digunakan sebagai

aegypti atau menjadikan

pengganti

minyak

sintetis

larvasida
untuk

mengendalikan

nyamuk

Aedes aegypti, agar kasus
DBD
caranya

bisa

menurun,
dengan

selain

atsiri

Aedes

sebagai

repelant.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2013. Demam Berdarah
Dengue. Pedoman Pengobatan
di Puskesmas: Depkes RI.
Aminah
N.S,S.
Sigit,
S.
Partosoedjono, Chairul. 2005.

S.Lerak, D. Metel dan E.
Prostata sebagai Larvasida
Aedes aegypti. Cermin Dunia
Kedokteran No. 131
Astuti D. (2008). Upaya pemantauan
nyamuk aedes aegypti dengan
pemasangan ovitrap di desa
Gonilan Kartasura Sukoharjo,
Warta, Vol 2 Maret 2008 : 9098.
Borror DJ 1992. Pengendalian
pelajaran Serangga Edisi VI.
Diterjemahkan
oleh
Partoseedijono.
Yogyakarta:
Gajah Mada University Press
Burdock, G. A., and Carabin, I. G.
2001. Safety Assessment of
Ylang-ylang (Cananga spp.) as
a Food Ingredient. Vero Beach
FL 32960. USA.
Cahyati WH, Suharyo. 2006. Dinamika
Aedes aegypti sebagai Vektor
Penyakit. Kemas.
Chahaya, I., 2003. Pemberantasan
Vektor Demam Berdarah di
Indonesia.
USU
Digital
Library.
Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan
Obat Indonesia Jilid 1. Trubus
Agriwidya. Jakarta.
Depkes. RI. 2013. Buku Saku Dokter.
Demam Berdarah Dengue.
Diunduh : 24 Agustus 2013.
http://bukusaku
dokter.org/2013/04/12.
Dinas Kesehatan Dan Sosial Kota
Surakarta . 2012. Buku Saku
Pemberantasan
Sarang
Nyamuk Demam Berdarah

Dengue
Husada.

(PSN-DBD):

Bakti

Dinata, Arda. 2006. Basmi Lalat dengan
Jeruk
Manis.
(Online),(http://arda.students.undip.ac.id,
Djakaria, 2000. Vektor Penyakit Virus,
Riketsia,
Spiroketa
dan
Bakteri. Dalam: Srisasi G,
Herry DI, Wita P, Penyunting.
Parasitologi Kedokteran. Edisi
Ketiga. Balai Penerbit FKUI,
Jakarata: 235-237.
Gunawan dan Mulyani. 2004. Minyak
Atsiri Bunga Kenanga (online).
Diunduh : 24 Desember 2012.
http//repository.usu,ac.id/bitstr
cam/123456789/16902/4/Chapt
er%2011.pdf.
Hanifah, K.A. 2004. Rancangan
Percobaan Teori dan Aplikasi.
PT. Raja Grafindo Rersada.
Jakarta.Hastuti. 2008. Demam
Berdarah Dengue. Penyakit
dan Pencegahanya. Kanisius:
Yogyakarta.
Ishak H. 2006. Pemetaan Distribusi
Densitas Larva Aedes Aegypti
Dan Pelaksanaan 3m Dengan
Kejadian DBD Di Kelurahan
Kalukuang Kecamatan Tallo
Kota
Makassar.
Bagian
kesehatan Lingkungan Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Istimuyasaroh, 2009. Mortalitas dan
Pertumbuhan Larva Nyamuk
Anopheles
aconitus
kerenaPemberian
Ekstrak
Daun
Selasih
Oscimum
basilicum. IOMA, Desember

2009 ISSN: 1410-8801Vol. 11,
No. 2, Hal. 59-63 Lab. Ekologi
dan Biosistematik Jurusan
Biologi FMIPA Undip
Katyal, R., et al. 2001. Susceptibility
Status of Immature and Adult
Stages of Aedes aegypti
Against
Conventional
Insecticides in Delhi, India.
Diakses
20
Mei
2008.
http://www.searo.who.int/Link
Files/Dengue_Bulletin_Volum
e_25_ch15.pdf
Kemenkes.2013. Indonesia Masih
Endemis DBD. Diunduh : 7
Oktober
2013.
www.tempo.co/read/news/201
3/07/26/173500085.
Mutiarawati, D.T,. 2010. Pengaruh
Kadar Zat-zat Terlarut di
dalam Air Bersih terhadap
Perkembangbiakan
Nyamuk
Aedes aegypti Pra Dewasa.
Jurnal LIPI Vol. 1 No. 2.
Natalia Lely.2008. Larvasida Ekstrak
Etanol Hasil Remaserasi Herba
Ageratum
conyzoides L.
Pengeringan Matahari Tidak
Langsung Terhadap Larva
Nyamuk Aedes aegypti L. dan
Skrining
Kandungan
Kimia.Surabaya:Penerbit
Fakultas UBAYA
Nopianti Surya. 2008. Efektivitas Buah
Belimbing Wuluh (Averrhoa
Bilimbi l.) untuk Membunuh
Larva Nyamuk Anopheles
Aconitus Instar III Jurnal
Kesehatan, ISSN 1979-7621,
vol. I, No. 2, Desember 104
2008

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta. Jakarta
Nurhasanah, S. 2001. Efek Mematikan
Ekstrak Biji Sirsak (Annona
muricata) terhadap Larva
Aedes aegypti. FK Universitas
Sebelas Maret.
Parktiknya, AW. 2007. Dasar-dasr
Metodologi
Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan.
Raja Grafidoo Persada. Jakarta.
Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
Kota Surakarta, 2012).
Demografi kesehartan
masyarakat Surakarta.
Puspita, I. 2008. Efikasi Beberapa
Jenis Ekstrak
Tumbuhan
Dalam Pengendalian
Larva
Aedes
aegypti
Linnaeus
(Famili Culicidae) Jurnal
pengelolaan Lingkungan dan
SDA,(7) 1, Maret 2008.
Satari, Hindra I dan Milla Meilasari.
2004.
Demam
Berdarah
Perawatan di Rumah dan
Rumah Sakit. Puspasuara:
Jakarta.
Sayono ,. 2011. Pengaruh Modifikasi
Ovitrap
terhadap
Junlah
Nyamuk
Aedes
yang
Tertangkap. Tesis: UNDIP
Semarang.
Sembel. DT. 2009. Entomologi
Kedokteran. Penerbit ANDI
Yogyakarta.

Sintorini. 2007. KESMAS :
Pengaruh Iklim terhadap
Kasus Demam Berdarah
Dengue. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional 2(1): 20.
Soedarmo, SP. 2002. Masalah
Demam Berdarah Dengue di
Indonesia. Dalam Hadinegoro
Sri Rezeki H dan Satari HI.
(ed.).
Demam
Berdarah
Dengue. Fakultas Kedokteran
UI: Jakarta

FKIP Biologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Wiyono.

H Yohanes Sudini dan
IondineCh.P, 2008. Partisipasi
Masyarakat
dalam
Membiakkan
Bioinsektisida
Bacillus
thuringiensisH-14
Galur Lokal dalam Buah
Kelapa untuk mengendalikan
Jentik
Vektor
Malaria
Anopheles
sundaicusdi
kampung Laut, Kabupaten
Cilacap. Jurnal Kedokteran
YARSI.13 (2), 184 – 190.

Suhendro, N L., Chen K., dan Pohan,
H.T., 2006. Demam Berdarah
Dengue. Dalam: Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi IV, Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI, Jakarta:
1731-1732.

Wiyono. Safitri, Amalia, Astikawati.
2008.
Penyakit
Tropis:
Epidemologi,
Penularan,
Pencegaha
dan
Pemberantasannya. Surabaya:
Erlangga.

Syahputra, E., Prijono, D. 2006. Respon
Fisiologi
Crocidolomia
pavonana Terhadap Fraksi
Aktif Calophyllum soulattri.
Jurnal Hayati, Vol. 13, No. 1,
Maret 2006. Hal. 7-12.

World Health Organization, 1999.
Regional Office for South-East
Asia, New Delhi. Guidelines
for Treatment of Dengue
Fever/Dengue Hemmorhagic
Fever in Small Hospitals.

Widiastuti. 2012. Sukses Agribisnis
Minyak Atsiri. Pustaka Baru
Pers, Yogyakarta.

Yohana, A, Andriani Y. 2005.
Khasiat
Tanaman
Obat.
Jakarta; Pustaka Buku Murah.

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis
Epidemiologi,
Penularan,
Pencegahan
dan
Pemberantasanya (Edisi Ke-2),
Penerbit Erlangga, Jakarta.

Yuliani dan Satuhu. 2012. Panduan
Lengkap Minyak Asiri. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Wijiati, D. 2010. Uji Efektivitas Minyak
Atsiri
Bunga
Kenanga
Terhadap Daya Bunuh larva
nyamuk
Culex
Quinquefasciatus.
Skripsi,
tidak diterbitkan. Fakultas

Yuliawati, S. 2006. Uji
Larvasida Famili
Terhadap
Jentik
Demam Berdarah
(DBD).
Penelitian.Univenitas
Diponego.

Bioassay
Rutaceae
Nyamuk
Dengue
Lembaga

Dokumen yang terkait

Pengukuran Kepadatan Nyamuk Aedes aegypti Berdasarkan Indeks Ovitrap Di Pelabuhan Biang Lancang Lhokseumawe Tahun 2004

2 40 69

Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti (L.)

1 77 96

PENDAHULUAN Keefektivan Daya Bunuh Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti Instar III.

0 1 7

DAFTAR PUSTAKA Keefektivan Daya Bunuh Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti Instar III.

0 1 4

SKRIPSI Keefektifan Daya Bunuh Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cannangium odoratum) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti Instar III.

1 2 16

BAB l PENDAHULUAN Keefektifan Daya Bunuh Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cannangium odoratum) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti Instar III.

0 1 6

DAFTAR PUSTAKA Abdullah. 2013. Demam Berdarah Dengue. Pedoman Pengobatan di Puskesmas: Keefektifan Daya Bunuh Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cannangium odoratum) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti Instar III.

0 2 4

UJI EFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA (Canangium odoratum Baill) TERHADAP DAYA BUNUH LARVA NYAMUK Culex quinquefasciatus.

0 0 5

UJI AKTIVITAS LARVASIDA MINYAK ATSIRI BUNGA MELATI (Jasminum sambac (L.)ait) TERHADAP DAYA BUNUH LARVA NYAMUK UJI AKTIVITAS LARVASIDA MINYAK ATSIRI BUNGA MELATI (Jasminum sambac (L.)ait) TERHADAP DAYA BUNUH LARVA NYAMUK Aedes aegipty INSTAR III.

1 1 15

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS LARVASIDA MINYAK ATSIRI BUNGA MELATI (Jasminum sambac (L.)ait) TERHADAP DAYA BUNUH LARVA NYAMUK Aedes aegipty INSTAR III.

11 51 7