Gizi.

(1)

OLEH

KELOMPOK IV


(2)

1.

Rasio

merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari

perbandingan dua nilai kuantitatif yang

pembilangnya tidak merupakan bagian dari

penyebut

Contoh:

Keracunan makanan terdapat 32 orang

penderita dan 12 diantaranya anak-anak maka

rasio anak terhadap orang dewasa adalah

12/20=0,6


(3)

2. Proporsi

Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang

pembilangnya merupakan bagian dari

penyebut

Contoh:

Proporsi

12/(12+20)= 0,375


(4)

Cara mengukur frekuensi masalah

kesehatan sangat beragam, tergantung dari

macam masalah kesehatan yang ingin

diukur atau diteliti.

Secara Umum Ukuran

ukuran dalam

Epidemiologi dapat dibedakan untuk :

A. mengukur masalah penyakit (angka

kesakitan/morbiditas)

B. mengukur masalah kematian (angka

kematian/mortalitas)


(5)

MORBIDITAS = Kesakitan : Merupakan derajat sakit,

cedera atau gangguan pada suatu populasi.

MORBIDITAS : Juga merupakan suatu penyimpangan

dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan

suatu kondisi sakit.

MORBIDITAS : Juga mengacu pada angka kesakitan

yaitu ; jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan

populasi

tertentu

yang

sering

kali

merupakan

kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko.

Di dalam

Epidemiologi, Ukuran Utama Morbiditas

adalah : Angka Insidensi & Prevalensi dan berbagai

Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut


(6)

Gambaran tentang frekuensi penderita baru

suatu penyakit yang ditemukan pada suatu

waktu tertentu di satu kelompok masyarakat

Hal

yang

harus

diketahui

sebelum

menghitung insidensi :

> Data jumlah penderita baru

> jumlah penduduk yang mungkin terkena

penyakit baru (

Population at Risk

)


(7)

1. Incidence Rate

(

incidence density/

kepadatan insiden)

2. Attack Rate


(8)

Jumlah penderita baru suatu penyakit yang

ditemukan

pada

jangka

waktu

tertentu

(umumnya

1

tahun),

dibanding

dengan

jumlah penduduk yang mungkin terkena

penyakit baru tersebut pada pertengahan

jangka waktu yang dibersangkutan


(9)

Rumus :

Jumlah penderita baru

x K Jumlah penduduk awal tahun yg beresiko


(10)

MANFAAT :

1.Mengetahui

masalah

kesehatan

yang

dihadapi

2.Mengetahui Resiko untuk terkena masalah

kesehatan yang dihadapi

3.Mengetahui

beban

tugas

yang

harus

diselenggarakan

oleh

suatu

fasilitas

pelayanan kesehatan.


(11)

Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang

ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan

jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama.

Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat

Attack Rate = --- X K

Jml. Penduduk yg. Mungkin terkena Penyakit

tersebut pd. Saat yg. Sama.


(12)

MANFAAT :

1.

Memperkirakan

derajat

serangan

atau

penularan suatu penyakit.

2.

Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula

kemampuan penularan penyakit tersebut.


(13)

Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit

pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah

penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah

terkena penyakit pada serangan pertama.

Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan

dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam

Satu Keluarga ).

Rumus :

Jml. Penderita Baru pd. Serangan Kedua

SAR = --- x K

(Jml. Penddk

Penddk. Yg. Terkena Serangan


(14)

Adalah :

gambaran tentang frekuensi penderita

lama dan baru yang ditemukan pada suatu

jangka

waktu

tertentu

di

sekelompok

masyarakat tertentu.

Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan

jumlah

seluruh

penduduk

tanpa

memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal

atau Penduduk dengan Resiko (

Population at

Risk

).


(15)

Yaitu : Jumlah penderita lama dan baru suatu

penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu

tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada

pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.

Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk

penyakit

yang

sulit

diketahui

saat

munculnya,

misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.

Jumlah penderita lama & baru

PPR

: ---

X K

Jumlah penduduk pertengahan


(16)

Jumlah

penderita

lama

dan

baru

suatu

penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah

penduduk pada saat itu.

Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

Rumus :

Jml. Penderita lama & baru Saat itu

PPR = --- x K

Jml. Penduduk Saat itu


(17)

Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya

Insidensi dan Lamanya Sakit/Durasi Penyakit.

Lamanya Sakit/Durasi Penyakit adalah Periode

mulai

didiagnosanya

penyakit

sampai

berakhirnya penyakit tersebut yaitu : sembuh,

mati ataupun kronis.

Hubungan ketiga hal tersebut dapat dinyatakan

dengan rumus

P = I X D

P : Prevalensi

I : Insidensi


(18)

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi

dan data statistik vital untuk Kematian.

Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum

yang menyebabkan kematian, yaitu :

a) Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,

b) Status penyakit,

c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat

(Bunuh diri, Kecelakaan, Pembunuhan,


(19)

Jenis angka kematian dalam epidemiologi antara lain

1.

Angka Kematian Kasar (

Crude Death Rate)

2.

Angka

Kematian

Perinatal

(

Perinatal

Mortality

Rate

)

3.

Angka Kematian Bayi Baru Lahir (

Neonatal Mortality

Rate)

4.

Angka Kematian Bayi (

Infant Mortality Rate)

5.

Angka Kematian Balita

(Under Five Mortality Rate)

6.

Angka

Kematian

Janin

/

Angka

Lahir

Mati

(Postneonatal Mortality Rate)

7.

Angka Kematian Ibu

(Maternal Mortality Rate)

8.

Angka

Kematian

Spesifik

Menurut

Umur

(Age

Spesific Death Rate)

9.

Cause Spesific Mortality Rate (CSMR)

10.

Case Fatality Rate (CFR)


(20)

Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan

pada satu jangka waktu ( umumnya 1 tahun )

dibandingkan dengan jumlah penduduk pada

pertengahan waktu yang bersangkutan.

Rumus :

Jumlah Seluruh Kematian

CDR = --- X K

Jumlah Penduduk Pertengahan


(21)

PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang

dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau

lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi

yang berumur kurang dari 7 hariyang dicatat

selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada

tahun yang sama.

Rumus :

Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih + dengan jumlah kematian bayi

yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun

PMR : ---X K


(22)

Adalah : jumlah kematian bayi berumur kurang

dari 28 hari yang dicatat selama 1 tahun per

1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari

NMR=---X K


(23)

Adalah : jumlah seluruh kematian bayi berumur

kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun

per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Rumus :

Jml. Kematian bayi umur 0 – 1 tahun dalam 1 tahun

IMR : ---X K


(24)

Adalah : Jumlah kematian balita yang dicatat

selama 1 tahun per 1000 penduduk balita pada

tahun yang sama.

Rumus :

Jml. Kematian Balita yg dicatat dlm 1 tahun

UFMR=---X K


(25)

Istilah

kematian

janin

penggunaannya

sama

dengan istilah lahir mati.

Kematian janin adalah kematian yang terjadi

akibat keluar atau dikeluarkannya janin dari

rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika

bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan

tanda

tanda

kehidupan

saat

lahir,

bayi

dinyatakan meninggal.

Tanda

tanda kehidupan biasanya ditentukan

dari Pernapasan, Detak Jantung, Detak Tali Pusat

atau Gerakan Otot Volunter.


(26)

Angka Kematian Janin adalah Proporsi jumlah

kematian janin yang dikaitkan dengan jumlah

kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya

1 tahun.

Jml. Kematian Janin dalam periode tertentu ( 1

tahun )

AKJ : --- X K

Total Kematian Janin + Janin Lahir Hidup periode yg sama


(27)

Adalah : jumlah kematian ibu sebagai akibat dari

komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas

dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada

tahun yang sama.

Jml. Kematian Ibu Hamil, Persalinan & Nifas dlm 1 tahun

MMR=--- X K


(28)

Manfaat ASMR/ASDR adalah :

a)

Untuk

mengetahui

dan

menggambarkan

derajat kesehatan masyarakat dengan melihat

kematian tertinggi pada golongan umur.

b)

Untuk

membandingkan

taraf

kesehatan

masyarakat di berbagai wilayah.


(29)

ASMR/ASDR :

dx

X 1000

px

Keterangan :

dx : Jml. Kematian yang dicatat dalam 1 tahun pd

penduduk golongan umur tertentu (x)

px: Jml penduduk pertengahan tahun pada gol

umur tersebut (x)


(30)

Yaitu : Jumlah seluruh kematian karena satu

sebab

penyakit

dalam

satu

jangka

waktu

tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah

penduduk

yang

mungkin

terkena

penyakit

tersebut.

Rumus :

Jml. Seluruh kematian krn. Sebab penyakit tertentu

CSMR= --- x K

Jml. Penduduk yg mungkin terkena penyakit (x) pd pertengahan tahun.


(31)

Ialah : perbandingan antara jumlah seluruh

kematian

karena

satu

penyebab

penyakit

tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita

penyakit tersebut pada tahun yang sama.

Digunakan untuk mengetahui penyakit

penyakit

dengan tingkat kematian yang tinggi.

Jml. Kematian krn. Penyakit tertentu (x)

CFR=--- X K


(32)

(33)

MUTASI KROMOSOMAL

(PENYIMPANGAN KROMOSOMAL)

1. PERUBAHAN JUMLAH KROMOSOM

2. PERUBAHAN STRUKTUR KROMOSOM


(34)

1. PERUBAHAN JUMLAH KROMOSOM

A. Poliploidi

Sel mempunyai satu atau lebih set kromosom

melebihi jumlah set normalnya.

Contoh : Triploid (3n)


(35)

B. Aneuploidi

Perubahan jumlah individual pada

kromosom-kromosom homolog dalam satu set kromosom-kromosom

Akibat adanya nondisjunction (kegagalan

berpisah) selama meiosis.

Contoh : Trisomi (2n+1)

Langdon-Down (1866)

Idiot mongoloid Sindroma Down

Khas : Sidik dermatoglifik , garis-garis pada


(36)

PENYIMPANGAN KROMOSOM SEKS

Fenotipe Seks Kromosom Seks

Pria normal Pria XY

Wanita normal Wanita XX

Sindroma Turner Wanita XO

Sindroma Klinefelter Pria XXY

Sindroma XYY Pria XYY


(37)

2. PERUBAHAN STRUKTUR KROMOSOM

A. Delesi

Hilangnya satu atau lebih segmen gen atau

kromosom.

B. Duplikasi

Terdapat satu atau lebih salinan segmen

kromosom pada kromosom itu sendiri atau

kromosom lain.

Terjadi pada 2 untai DNA homolog saling


(38)

C. Inversi

Terjadi perpatahan dalam sebuah kromosom

dan segmen tersebut berputar 180 sebelum

akhirnya bergabung kembali.

D. Translokasi

Terjadi ketika kromosom-kromosom

nonhomolog patah dan saling bertukar

segmen.


(39)

(40)

(41)

Lingkup Penyakit Genetik

Penyakit dalam lingkup genetik diklasifikasikan

menjadi 4 yaitu :

kromosomal,

single-gene,

multifaktorial,


(42)

Sindrom Down adalah contoh kelainan

kromosomal. Kromosom yang terlibat adalah

kromosom 21 yang jumlahnya sebanyak tiga

(trisomi). Sekitar 50% janin sindrom Down

akan mengalami aborsi spontan.


(43)

Kelainan single-gene atau monogenetic

disorders adalah terjadinya mutasi pada satu

gen

saja namun sudah menimbulkan penyakit.

Contohnya adalah cystic fibrosis dan

Huntington disease. Kelainan ini lebih jarang

ditemui.


(44)

Kelainan multifaktorial (kompleks)

paling sering dijumpai di populasi.

Multifaktorial karena tidak hanya melibatkan

beberapa

gen

tetapi juga lingkungan, dan

bagaimana interaksi antara

gen

dan

lingkungan tersebut.

Seringkali peranan

gen

yang terlibat hanya kecil

dampaknya tetapi ketika ada interaksi dengan

lingkungan, manifestasi itu berdampak besar (

kasus kardiovaskular, diabetes, asma, obesitas,

demensia, osteoporosis, dl)


(45)

Kelainan mitokondria terjadi karena ada mutasi

pada kromosom sitoplasma mitokondria.

Uniknya, kelainan mitokondria hanya diturunkan

secara maternal karena saat pembuahan

mitokondria sperma tidak ikut melebur ke

dalam ovum.

Contoh kasusnya adalah Leber Hereditary Optic

Neuropathy (LHON).


(46)

IMUNOLOGI TUMOR


(47)

- Populasi sel dg sifat pertumbuhan yg

tdk terkendali

ciri dari sel kanker

disebabkan oleh:

1. Amplifikasi onkogen

2. Inaktivasi gen supresor


(48)

DISREGULASI GENETIK

Menyebabkan:

1. Perubahan ekspresi berbagai molekul

permukaan

2. Gangguan transkripsi dan translasi

protein intraseluler maupun berbagai

substansi yg disekresikan

sel /

ja-ringan tumor

berasal dr jaringan

sendiri

imunogenik


(49)

FUNGSI SISTEM IMUN

Adalah protektif:

1. Mengenal dan menghancurkan sel

abnormal sebelum berkembang

me-njadi tumor

2. Membunuh kalau tumor itu sudah

tumbuh

Peran sistem imun ini disebut:


(50)

IMMUNE SURVEILLANCE

Konsep :

- Mencegah dan membatasi

pertumbuhan tumor

Sel efektor hrs mampu mengenal dan

mem-perantarai/menyebabkan kematian sel tumor

Teori yg mendukung:

1.Indifidu dg imunodefisiensi lebih peka thd

pertumbuhan tumor

2. Ada infiltrasi limfosit

3. Tumor dpt membangkitkan respon imun

seluler


(51)

TELAH TERBUKTI BAHWA

1.Tumor dpt membangkitkan respon

seluler spesifik

2. Antigen tumor dpt dikenal sel Tc

melalui MHC kelas I ygdiekspresikan

secara abnormal / protein mutant

Mendukung bhw fungsi sel Tc:

1. Surveillance

2. Menghancurkan sel yg mengandung

gen mutan (tumor ganas)


(52)

HIPOTESIS

1. Sel tumor memp strukturpermukaan

dpt dikenal oleh satu/lebih efektor

sistem imun

2. Sel tumor peka thd lisis atau

hamba-tan pertumbuhan oleh satu/lebih

me-kanisme efektor

3. Satu/lebih efektor hrs mampu msk ke

tempat tumor tumbuh


(53)

4.Peningkatan kemampuan mekanisme

efektor akan menurunkn insidens atau

metastasis

5.Penekanan mekanisme efektor oleh

karsinogen atau tindakan imunosupresi

meningkatkan insidens / metastasis

6.Perbaikan aktivitas efektor yg tertekan

mengurangi insidens / metastasis

tumor


(54)

Imunogenisitas tumor

Komponen Sistem imun

Mekanisme efektor Sistem imun

Pertumbuhan/ Proteksi/

Penolakan tumor?

INTERAKSI ANTARA KOMPONEN SISTEM IMUN, MEKANISME EFEKTOR DAN IMUNOGENISITAS TUMOR


(55)

ANTIGEN

DAN

IMUNOGENISITAS TUMOR

Antigen tumor disebabkan:

1. Mutasi dan disregulasi gen

protein baru

(neoantigen)

2. Virus onkogenik

diekspresikan protein

virus

produk gen tsb dikenal oleh sel Tdan B

sbg asing

Molekul protein (produk gen) meransang

respon imun spesifik dan nonspesifik


(56)

IMUNOGENISITAS TUMOR SANGAT

TERGAN-TUNG PD:

- Bagaimana tumor tsb terbentuk

- Akibat karsinogen

umumnya imunogenik

SPESIFISITAS DAN SIFAT IMUNOGENISITAS

BERGANTUNG PD:

-

Potensi karsinogen penyebab transformasi

- Interaksi karsinogen dg sel sasarannya

- Tidak bergantung pd sel dari mana tumor itu

berasal


(57)

-

Karsinogen yg sama

2 jenis tumor primer

yg berbeda pd hewan percobaan yg sama

antigen permukaan tumor spesifitas tdk

sama dan tidak bereaksi silang

-

Virus

- Antigen permukaan sama

bereak-si bereak-silang , apapun asal selnya

- Virus berbeda

Imunogenisitas tumor

ja-ringan yg sama akan

ber-beda


(58)

Antigen tumor yg dpt dideteksi

oleh limfosit T


(59)

(60)

(61)

-

DNA maupun RNA virus

terlibat

perkembangan tumor

-

Tumor yg diinduksi virus onkogenik

biasanya mengandung genom provirus

terintegrasi dlm genom sel tumor

- Sering mengekspresikan protein yg

disandi genom virus bersangkutan


(62)

Contoh virus onkogenik

1.Human papilloma virus(HPV)

HPV E6 dan E7

kanker serviks

2.Virus Epstein Barr (EBV)

Limfoma

sel B dan kanker nasofaring


(63)

ANTIGEN TUMOR YG DIKENAL

OLEH Ab

-

Beberapa jenis molekul pd permukaan sel tumor

membangkitkan respon Ab

-

Ab dpt mengikat antigen tumor

tdk mempunyai

potensi protektif

-

Antigen onkofetal:

1. Carcino embryonic antigen (CEA)

- Diekspresikan pd sal cerna, pankreas, hepar, kolon

dan payu dara

2. Alphfetoprotein (AFP)

Kadar AFP meningkat pd: Ca hepatoseluler, Germ

cell tumor dan kadag - kadang kanker lambung dan

pankreas


(64)

Ca 125 dan Ca19.9:

- Diekspresikan kanker ovarium

MUC-1:


(65)

(66)

Makna klinik tissue specific

differentiation antigen

1. Menentukan diagnosis


(67)

(68)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rahmatina B. Herman

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


(69)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

PENELITIAN KUANTITATIF

Experimental


(70)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Nama lain:

- Rancangan percobaan

- Rancangan sebab-akibat

Tujuan:

- Untuk mempelajari fenomena dalam kerangka

korelasi

sebab-akibat

dengan cara memberikan

perlakuan /

manipulasi

pada subjek penelitian

- Untuk

menguji kedalaman korelasi

sebab-akibat

secara

empirik


(71)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Cara pengujian korelasi:

- Membandingkan kelompok eksperimen / perlakuan

dengan kelompok kontrol

Ciri esensial:

- manipulasi suatu variabel

- memonitor perubahan / efek pada variabel lainnya

- mengendalikan pengaruh variabel yang tidak


(72)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Manipulasi

variabel eksperimental

Memonitor efek pada

variabel tercoba

Pengendalian


(73)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Pembagian variabel:

1. Variabel tercoba

= v.dependen, v. terpengaruh, criterion v., post test

2. Variabel eksperimental

= v.perlakuan

3. Variabel non-eksperimental

= v. luar, v. pengacau

- variabel terkendali


(74)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Pengendalian variabel non-eksperimental:

1. Dengan rancangan penelitian

- Pembatasan subjek dengan persyaratan

- Randomisasi subjek  variabelitas berimbang - Matching bila randomisasi murni tidak mungkin - Rancangan sama subjek

2. Dengan analisis / pengujian statistik

- Diperlakukan sebagai v. para-eksperimental

diperhitungkan pengaruhnya

- Model analisis statistik, mis: analisis kovarians, korelasi parsial, dsb


(75)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Model manipulasi subjek:

- Manipulasi subjek dilakukan terhadap v. eksperimental

- Tidak semua v. bebas dapat dimanipulasi (dijadikan sebagai

v. eksperimental)

- Dua macam v. bebas

1. V. tetap (atribut)

:

yang tidak dapat dimanipulasi

usia, jenis kelamin, status ekonomi, status pendidikan, ras, dll


(76)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Model manipulasi subjek (lanj.):

V. tetap (atribut)

:

- tetap dapat dipelajari pengaruhnya

- memperlakukan sebagai v. para-eksperimental

- pengaruhnya tidak dapat dibuktikan secara


(77)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Model manipulasi subjek (lanj.):

1. Perlakuan eksperimental >< tanpa perlakuan

Klp. Perlakuan : (X)  Efek

Klp. Kontrol : (-)  Efek

2. Perlakuan eksp. lebih banyak >< lebih sedikit

Klp. Perlakuan : (XXX)  Efek

Klp. Kontrol : (X)  Efek

3. Perlakuan eksperimental >< perlakuan lain

Klp. Perlakuan : (X)  Efek


(78)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Validitas

- validitas dalam

sejauh mana perubahan yang terjadi benar-benar

hanya akibat variabel perlakuan

- validitas luar

sejauh mana hasil penelitian dapat digeneralisasikan

pada populasi induk


(79)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Validitas (lanj.)

Sumber invaliditas dalam

1. Faktor sejarah : kejadian yang muncul selama penelitian

2. Faktor maturasi : perubahan pada subjek selama penelitian (fisik, kejiwaan)

3. Faktor pengujian:pada rancangan ulang (pre dan post-test)

4. Faktor instrumentasi: sering pada kuesioner, wawancara

5. Faktor regresi statistik: hasil sering mengarah ke sentral (mean)

6. Faktor seleksi diferensial: bila sejak awal nilai v.tercoba berbeda


(80)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Validitas (lanj.)

Sumber invaliditas luar

1. Interaksi uji awal dengan perlakuan: pada rancangan ulang: Kenaikan kepekaan atau kesiapan subjek pada uji ulang

2. Interaksi seleksi dengan perlakuan:

Bila terjadi bias dalam pemilihan subjek penelitian

3. Keadaan atau pengaturan yang terlalu spesifik:

Bila menggunakan alat pengukuran atau perlakuan khusus

4. Faktor perlakuan ganda:


(81)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Validitas (lanj.)

Macam-macam variabel pengacau

1.Variabel subjek:

- yaitu variabel non-eksperimental yang berasal atau berada di dalam diri subjek (faktor genetik, pendidikan, pengalaman, dll)

- Upaya pengendalian:

- randomisasi

- teknik matching (tidak dapat dilakukan pada variabel yang tak dapat diukur (faktor genetik, dll)

- menggunakan rancangan ulang

- memperlakukannya sebagai v. para eksperimental agar bisa dikendalikan pengaruhnya dengan statistik


(82)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Validitas (lanj.)

Macam-macam variabel pengacau

2.Variabel lingkungan:

- yaitu keadaan lingkungan yang mempengaruhi subjek: fisik, biologik, psikososial (cuaca, kesibukan, suasana sosial, dll)

- Upaya pengendalian:

- Membuat lingkungan tetap konstan selama penelitian - randomisasi subjek

- memperlakukannya sebagai v. para eksperimental dan kendalikan pengaruhnya dengan statistik


(83)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Validitas (lanj.)

Macam-macam variabel pengacau

3.Variabel pengukuran:

- pada keadaan invaliditas instrumen

- Upaya pengendalian:

- Meningkatkan validitas dan reliabelitas pengukuran

(uji coba alat, terutama alat ukur fenomena psiko-sosial) - Melakukan counter-balance


(84)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Validitas (lanj.)

Macam-macam variabel pengacau

4.Variabel peneliti:

- yaitu keadaan atau kondisi peneliti yang bisa mempengaruhi pengukuran (faktor subjektivitas, dll)

- Upaya pengendalian:

- Blind experiment

- Pengukuran oleh lebih dari seorang pengukur, kalau mungkin secara berulang


(85)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Bentuk Rancangan Penelitian Eksperimental

R.P. Eksperimental Palsu (Praeksperimental)

Rancangan “perlakuan” tunggal:

- One shot case study: (X)  0bs - tidak ada variabel noneksperimental yang dikendalikan

Rancangan “perlakuan” ulang:

- one group pre and post-test design: 0bs  (x)  0bs - sedikit saja sumber invaliditas dapat dikendalikan

Rancangan “perlakuan” statik:

- static group comparison: (X)  0bs (-)  0bs - pembagian kelompok tidak secara random


(86)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

Bentuk Rancangan Penelitian Eksperimental (lanj.)

I. Rancangan dengan variabel eksperimental tunggal

(single variable design)

1. Rancangan eksperimental murni (true experimental design): Peneliti mengendalikan semua variabel luar

2. Rancangan eksperimental kuasi (quasi experimental design): peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luar

II. Rancangan dengan variabel eksperimental ganda /

rancangan faktorial (factorial design)


(87)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

I. Single variable design

1. Rancangan eksperimental murni

Paling ideal untuk mempelajari korelasi sebab-akibat,

karena hampir semua sumber invaliditas dapat

terkontrol

Ciri khas: pengelompokkan subjek secara

random

,

sehingga semua variabel luar terdistribusi secara merata

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol


(88)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

1. Rancangan eksperimental murni (lanj.)

a. Rancangan eksperimental sederhana (post-test

only control group design)

 (X)  0bs-1

(-) / (x) / (Y)  0bs-2

 Model aplikasi statistik:

- t-test atau analisis varians

- bila peneliti memunculkan variabel para-eksperimental:

analisis varians ganda (2 jalan atau lebih) atau analisis kovarians


(89)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

1. Rancangan eksperimental murni (lanj.)

b. Rancangan eksperimental ulang (pretest

post-test only control group design)

 0bs-1  (X)  0bs-2 0bs-3  (-)  0bs-4

 Dianjurkan untuk penelitian

- yang butuh tingkat validitas tinggi

- variabel subjek yang amat besar pengaruhnya pada v. tercoba

 Model aplikasi statistik

- analisis kovarians: antara Obs-2 dengan Obs-4,


(90)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

1. Rancangan eksperimental murni (lanj.)

c. Rancangan eksperimental Solomon (Solomon

fourgroup design)

 0bs-1  (X)  0bs-2 0bs-3  (-)  0bs-4

(X)  0bs-5 (-)  0bs-6

 Aplikasi statistik: belum ada yang dapat menguji sekaligus  1. Mengabaikan efek uji awal dan interaksi uji awal dg perlakuan

- analisis kovarians: antara Obs-2 dengan Obs-4,

dengan menggunakan Obs-1 dan Obs-3 sebagai kovariabel - analisis varians / t-test untuk menilai beda Obs-5 dg Obs-6


(91)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

1. Rancangan eksperimental murni (lanj.)

c. Rancangan eksperimental Solomon (Solomon

fourgroup design)

 Aplikasi statistik: belum ada yang dapat menguji sekaligus  2. Mengabaikan hasil uji awal (Obs-1 & Obs-3), hanya hasil uji

akhir yang diperhitungkan

Uji awal Perlakuan

(+) (-)

(+) Obs-2 Obs-4 (-) Obs-5 Obs-6

0bs-1  (X)  0bs-2 0bs-3  (-)  0bs-4

(X)  0bs-5 (-)  0bs-6


(92)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

I. Single variable design

2. Rancangan eksperimental kuasi

Sering pada penelitian dok-kes

Sulit untuk randomisasi subjek


(93)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

2. Rancangan eksperimental kuasi (lanj.)

a. Rancangan eksperimental ulang non-random

(non-randomized pretest post-test control group

design)

 0bs  (X)  0bs 0bs  (-)  0bs

 Model aplikasi statistik = rancangan eksperimental ulang - analisis kovarians: antara hasil uji akhir, dengan


(94)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

2. Rancangan eksperimental kuasi (lanj.)

b. Rancangan eksperimental seri (time series design)

 0bs  Obs  Obs  Obs  (X)  Obs  Obs  0bs  Obs

 Subjek perlakukan berlaku sekaligus sebagai subjek kontrol

 Sering untuk menguji efek obat atau prosedur pengobatan

 Interpretasi efek perlakuan diketahui dengan melihat fluktuasi

 Menguntungkan untuk jumlah subjek yang sedikit, karena tidak perlu pengelompokan


(95)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

2. Rancangan eksperimental kuasi (lanj.)

c. Rancangan eksperimental seri-ganda (multiple time

series design)

 0bs  Obs  Obs  Obs  (X)  Obs  Obs  0bs  Obs 0bs  Obs  Obs  Obs  (-)  Obs  Obs  0bs  Obs

 Lebih adekuat mengendalikan sumber invaliditas

 Interpretasi efek perlakuan diketahui dengan melihat perbedaan fluktuasi hasil observasi kedua kelompok


(96)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

2. Rancangan eksperimental kuasi (lanj.)

d. Rancangan eksperimental sampel-seri (equivalent

time samples design)

 (Xp  0bs)  (Xo  0bs)  (Xp  0bs)  (Xo  0bs)

 Cukup adekuat mengendalikan sumber invaliditas

 Dapat digunakan pada trial klinik membandingkan efek obat baru dengan obat lama

 Interpretasi efek perlakuan diketahui dengan melihat perbedaan fluktuasi hasil observasi


(97)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

II. Factorial design

Variabel eksperimental lebih dari satu

Tergantung banyak variabel, dapat tingkat 2 atau lebih

Pengelompokan subjek:

subjek

(A-1)

(A-2, dst)

(A-1, B-1)

(A-1, B-2, dst) (A-2, dst, B-1)


(98)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

II. Factorial design (lanj.)

Rancangan perlakuan:

subjek (A-1), B-1) (Xa-1, X-b2) (Xa-1, Xb-1) (A-1, B-2) (A-2, B-1) (A-2, B-2) Randomisasi

subjek Perlakuan Observasi

Obs Obs Obs Obs (Xa-2, X-b1) (Xa-2, X-b2)


(99)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

II. Factorial design (lanj.)

Rancangan perlakuan

:

Misal

:

pada atrofi otot

- A: pemberian obat ( A-1: roboransia; A-2: tonika) - B: fisioterapi (B-1: elektroterapi; B-2: hidroterapi)

Perlakuan

:

- Kelompok 1: diberi roboransia dan elektroterapi

- Kelompok 2: diberi roboransia dan hidroterapi

- Kelompok 3: diberi tonika dan elektroterapi


(100)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Rancangan Penelitian Eksperimental

II. Factorial design (lanj.)

Dapat dipelajari

:

a. Apakah ada perbedaan khasiat roboransia dan tonika

b. Apakah ada perbedaan kecepatan penyembuhan dengan cara elektroterapi dan hidroterapi

c. Apakah ada pengaruh interaksi gabungan pengobatan medikamentosa dengan fisioterapi


(1)

 Kelemahan lain: ukuran tebal lemak

kurang reproducible dibanding ukuran BB, TB

• Inter observer variation

• Cara mengukur: bgm tebal lemak diambil, seberapa jauh kedalaman calliper


(2)

 Validitas ukuran tebal lemak kulit

dibanding dengan CT scan

 Hasil: CT scan tidak lebih baik

dibanding tebal lemak kulit pada yang langsing

 Pada yang gemuk: hasil CT scan


(3)

Validitas berbagai ukuran

antropometri

 Validasi untuk ukuran relative

weight, IMT dan tebal lemak kulit dengan memakai densitometry sebagai standar

 Walaupun tidak sempurna: telah

dipakai selama bbrp dekade

 Jika korelasi mencapai 0,95: dapat

dipastikan telah didapat cara ukur yang paling persis


(4)

 Memakai beberapa cara ukur:

metode yang benar

  menghubungkan IMT dan relative

weight dengan kolesterol total, trigliserida, tekanan darah, gula darah puasa  menggambarkan hubungan erat antara keadaan biologis dengan obesitas


(5)

Kesimpulan

 Ukuran BB dan TB paling sering dipakai  Mudah dan murah

 Cukup akurat bahkan yang self reported  Cara ukur paling penting dalam studi

epidemiologi

 Tb dan ukuran dimensi tubuh lain dapat

dipakai untukm mengukur status gizi waktu lampau


(6)

Kesimpulan

 BMI banyak dipakai tapi tidak akurat  Oleh karena FFM bervariasi pada

orang dengan TB yang sama

 BMI pada lansia: kehilangan FFM

 Perlu di kombinasi dengan indikator

fisiologis untuk menggambarkan hubungan BMI dengan kegemukan