Perdirjen Dikdasmen ttg Juklak DAK SD SDLB

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270
Telp. 5706195 Faksimili 57906195
Laman: www.kemdikbud.go.id
SALINAN
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
NOMOR 04/D/P/2016
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN
DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR/SEKOLAH DASAR LUAR BIASA
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2015
tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Bidang
Pendidikan Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa, perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
tentang Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Bidang

Pendidikan Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa.
Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang
Nomor
43
Tahun
2007
tentang
Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4774);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

4. Undang-Undang
Nomor
23
Tahun
2014
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5589);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496)
sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5670);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5531);

9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135
Tahun 2014;
10. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 4 tahun 2015;
11. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
12. Peraturan Presiden Nomor 84 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Rangka
Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat;
13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20152019;
14. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun
2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah(SMA/MA);
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun
2008 tentang Buku;

17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara Pemeliharaan dan Perawatan Gedung;
18. Standar
Nasional
Indonesia
7329:2009
tentang
Perpustakaan Sekolah;
19. Standar
Nasional
Perpustakaan

007:2011
tentang
Perpustakaan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun
2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
di Kabupaten/Kota, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 23
Tahun 2013;
21. Peraturan
Menteri
Perdagangan
Nomor
73/MDAG/PER/9/2015 tentang Kewajiban Pencantuman Label
Dalam Bahasa Indonesia.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN SEKOLAH

DASAR/SEKOLAH DASAR LUAR BIASA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1.

2.

3.

4.
5.
6.

7.

Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Sekolah Dasar/Sekolah Dasar
Luar Biasa yang selanjutnya disebut DAK SD/SDLB adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah

tertentu untuk mendanai kebutuhan sarana dan/atau prasarana
SD/SDLB yang merupakan urusan Daerah.
Sekolah Dasar yang selanjutnya disebut SD adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum
pada jenjang pendidikan dasar.
Sekolah Dasar Luar Biasa yang selanjutnya disebut SDLB adalah salah
satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan khusus pada jenjang pendidikan dasar.
Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.
Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber
belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan adalah upaya pemenuhan
sarana dan prasarana SD yang belum mencapai standar sarana dan
prasarana pendidikan untuk memenuhi standar sarana dan prasarana
pendidikan.


8.

9.

10.

11.

12.

13.
14.

15.
16.
17.

18.


19.

20.

21.
22.
23.
24.

25.

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada satuan
pendidikan formal di lingkungan SD yang merupakan bagian integral dari
kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber
belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang
bersangkutan.
Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis,
karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang
mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan.
Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat

memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah dan perguruan
tinggi.
Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan
untuk memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya secara dalam dan luas.
Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur,
deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh
para pendidik.
Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk
membantu komunikasi dalam pembelajaran.
Teknologi informasi dan komunikasi yang selanjutnya disebut TIK adalah
satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan dengan akses dan
pengelolaan informasi dan komunikasi.
Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan
untuk pembelajaran.
Perabot adalah sarana pengisi ruang.
Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau
komponen bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan,
atau akibat ulah manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang
berlebih, kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis.
Rusak sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non
struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai,
dan sejenisnya, dengan tingkat kerusakan lebih dari 30% (tiga puluh
persen) sampai dengan 45% (empat puluh lima persen).
Rusak berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan,
baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki
masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya, dengan
tingkat kerusakan lebih besar dari 45% (empat puluh lima persen) sampai
dengan 65% (enam puluh lima persen).
Ruang kelas baru adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktek
yang tidak memerlukan peralatan khusus dan baru dibangun di atas
lahan kosong.
Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh
informasi dari berbagai jenis bahan pustaka.
Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat,
dan menerima tamu.
Ruang belajar adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang
meliputi ruang kelas dan ruang belajar lainnya.
Rumah dinas guru adalah rumah negara golongan II yang mempunyai
hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu sekolah dan hanya
disediakan untuk didiami oleh guru dan apabila telah berhenti, pensiun
atau pindah tugas rumah dikembalikan kepada Negara/Daerah.
Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil.

26. Standar harga satuan regional adalah harga satuan barang dan jasa yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
27. Panitia Pelaksana di Sekolah yang selanjutnya disebut P2S adalah
pelaksana kegiatan peningkatan prasarana pendidikan yang dibiayai dari
DAK Bidang Pendidikan pada satuan pendidikan di luar Provinsi Papua
dan Provinsi Papua Barat.
28. Daerah terdepan, terluar atau tertinggal yang selanjutnya disebut daerah
3T adalah daerah khusus berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan.
29. Pemantauan adalah kegiatan pemantauan perkembangan pelaksanaan
rencana kegiatan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan
yang timbul dan atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini
mungkin.
30. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan
(input), keluaran (output) dan hasil (outcome) terhadap rencana dan
standar yang telah ditetapkan.
31. Laporan adalah penyajian data dan informasi suatu kegiatan yang telah,
sedang atau akan dilaksanakan sebagai indikator pelaksanaan kegiatan
sesuai yang direncanakan.
32. Komite sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang
tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang
peduli pendidikan.
33. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai
unsur masyarakat yang peduli pendidikan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1)
(2)

Petunjuk Pelaksanaan ini merupakan pedoman bagi Kabupaten/Kota,
SD/SDLB, dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan DAK SD/SDLB.
Petunjuk
pelaksanaan
ini
bertujuan
untuk
menjamin
pelaksanaan/pengelolaan DAK SD/SDLB sesuai dengan Petunjuk Teknis
DAK Bidang Pendidikan SD/SDLB.
BAB III
TARGET
Pasal 3

Target yang akan dicapai dalam kegiatan DAK SD/SDLB adalah tersedianya
sarana dan/atau prasarana SD/SDLB yang memenuhi standar sarana dan
prasarana pendidikan untuk mencapai standar nasional pendidikan.
BAB IV
KRITERIA SEKOLAH PENERIMA
Pasal 4
SD/SDLB penerima DAK SD/SDLB adalah SD/SDLB yang memenuhi kriteria
umum dan kriteria khusus.

Pasal 5
Kriteria umum meliputi:
a. diprioritaskan bagi SD/SDLB yang berlokasi di daerah 3T;
b. masih beroperasi dan memiliki ijin operasional;
c.
SD/SDLB berdiri di atas lahan yang tidak bermasalah/tidak dalam
sengketa dan milik sendiri (milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah
untuk SD/SDLB negeri; milik yayasan untuk SD/SDLB swasta),
dibuktikan dengan sertifikat atau bukti lain yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang;
d. belum memiliki sarana dan/atau prasarana pendidikan yang memenuhi
standar sarana dan prasarana pendidikan;
e.
mempunyai Kepala Sekolah yang dibuktikan dengan surat keputusan
dari pejabat yang berwenang atau badan penyelenggara pendidikan;
f.
memiliki Komite Sekolah, yang ditetapkan dengan surat keputusan
Kepala Sekolah;
g. memiliki rekening bank atas nama sekolah, bukan rekening bank atas
nama pribadi;
h. tidak menerima bantuan sejenis dari sumber dana lainnya (APBN/dan
atau APBD I) pada tahun anggaran berkenaan; dan
i.
mempunyai potensi berkembang dan dalam tiga tahun terakhir
mempunyai kecenderungan jumlah siswa stabil atau meningkat, kecuali
untuk SD/SDLB yang mengalami keadaan darurat dan/atau musibah
seperti terdampak akibat huru hara, kebakaran atau bencana alam.
Pasal 6
Kriteria khusus SD/SDLB penerima kegiatan peningkatan prasarana:
(1) Rehabilitasi ruang belajar:
a. rusak sedang dengan tingkat kerusakan ruang belajar lebih besar dari
30% sampai dengan 45%;
b. rusak berat dengan tingkat kerusakan ruang belajar lebih besar dari
45% sampai dengan 65%;
c. dalam hal ruang belajar mengalami kerusakan lebih dari 65%, maka
dapat dilakukan pembangunan kembali dalam bentuk ruang baru
dengan alokasi dana sebesar biaya pembangunan ruang kelas baru.
(2) Rehabilitasi ruang belajar berikut perabotnya:
a. rusak sedang dengan tingkat kerusakan ruang belajar berikut
perabotnya lebih dari 30% sampai dengan 45%;
b. rusak berat dengan tingkat kerusakan ruang belajar berikut
perabotnya lebih dari 45% sampai dengan 65%;
c. dalam hal ruang belajar mengalami kerusakan berikut perabotnya
lebih dari 65%, maka dapat dilakukan pembangunan kembali dalam
bentuk ruang baru dengan alokasi dana sebesar biaya pembangunan
ruang kelas baru.
(3) Rehabilitasi ruang guru:
a. rusak sedang dengan tingkat kerusakan ruang guru lebih dari 30%
sampai dengan 45%;
b. rusak berat dengan tingkat kerusakan ruang guru lebih dari 45%
sampai dengan 65%.
(4) Rehabilitasi ruang guru berikut perabotnya:
a. rusak sedang dengan tingkat kerusakan ruang guru berikut

perabotnya lebih dari 30% sampai dengan 45%;
c. rusak berat dengan tingkat kerusakan ruang guru berikut perabotnya
lebih dari 45% sampai dengan 65%.
(5) Rehabilitasi jamban siswa dan/atau guru:
a. rusak sedang dengan tingkat kerusakan jamban siswa dan/atau guru
lebih dari 30% sampai dengan 45%;
d. rusak berat dengan tingkat kerusakan jamban siswa dan/atau guru
lebih dari 45% sampai dengan 65%.
(6) Pembangunan ruang kelas baru (RKB) berikut perabotnya:
a. sekolah mempunyai potensi berkembang (dalam tiga tahun terakhir
mempunyai jumlah siswa stabil atau meningkat);
b. memiliki jumlah rombongan belajar melebihi jumlah ruang kelas yang
ada; dan
c. memiliki lahan yang luasnya minimal 72 m2 (ilustrasi 8m x 9m)
dengan ketentuan pemakaian lahan tersebut tidak mengurangi
lapangan upacara atau lapangan olah raga, atau bagi sekolah yang
memiliki lahan terbatas, RKB dapat dibangun di lantai 2 dengan
syarat struktur bangunan di lantai 1 dapat menumpu atau dibangun
ruang di atasnya.
(7) Pembangunan ruang perpustakaan berikut perabotnya:
a. telah terpenuhi ruang kelas yang memadai dan tidak rusak:
1) minimal 6 ruang kelas bagi daerah non 3T;
2) minimal 5 ruang kelas bagi daerah 3T;
b. belum memiliki ruang perpustakaan dengan luas minimal 56 m2; dan
c. memiliki lahan 72 m2 dengan lebar minimal 6 m, dengan ketentuan
pemakaian lahan tersebut tidak mengurangi lapangan upacara atau
lapangan olah raga, atau bagi sekolah yang memiliki lahan terbatas,
ruang perpustakaan dapat dibangun di lantai 2, dengan syarat
struktur bangunan di lantai 1 dapat menumpu atau dibangun ruang
di atasnya.
(8) Pembangunan ruang guru berikut perabotnya:
a. memiliki jumlah ruang kelas yang memadai dan tidak rusak:
1) minimal 6 ruang kelas bagi daerah non 3T;
2) minimal 5 ruang kelas bagi daerah 3T;
b. memiliki ruang perpustakaan yang tidak rusak;
c. belum memiliki ruang guru; dan
d. memiliki lahan yang cukup untuk membangun ruang guru minimal
72 m2, dengan ketentuan pemakaian lahan tersebut tidak mengurangi
lapangan upacara atau lapangan olah raga, atau bagi sekolah yang
memiliki lahan terbatas, ruang guru dapat dibangun di lantai 2,
dengan syarat struktur bangunan di lantai 1 dapat menumpu atau
dibangun ruang di atasnya.
(9) Pembangunan jamban siswa dan/atau guru:
a. belum memiliki jamban yang layak atau jumlah jamban yang ada
tidak memadai;
b. memiliki lahan minimal 3,5 m2 (ilustrasi 2 m x 1,75 m, untuk 1 unit).
(10) Pembangunan rumah dinas guru:
a. berada di daerah 3T;
b. memiliki jumlah ruang kelas yang memadai minimal 5 ruang kelas
dan tidak rusak;
c. memiliki ruang perpustakaan yang tidak rusak;
d. belum memiliki rumah dinas guru;

e. memiliki lahan minimal 60 m2 (ilustrasi 6 m x 10 m); dan
f. lahan berada di lokasi sekolah.
Pasal 7
Kriteria khusus SD/SDLB penerima kegiatan peningkatan sarana pendidikan:
(1) Koleksi perpustakaan sekolah:
a. memiliki ruang perpustakaan yang memadai; dan
b. belum memiliki koleksi perpustakaan atau jenis dan jumlah koleksi
perpustakaan yang dimiliki belum memenuhi standar sarana
perpustakaan.
(2) Media pendidikan:
a. memiliki ruang kelas yang memadai; dan
b. belum memiliki sarana media pendidikan atau jenis dan jumlah media
pendidikan yang dimiliki kurang dari kebutuhan.
(3) Peralatan pendidikan:
a. memiliki ruang kelas yang memadai; dan
b. belum memiliki sarana peralatan pendidikan yang memenuhi standar
sarana pendidikan.
BAB V
MEKANISME PENETAPAN SD/SDLB
PENERIMA ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN
Pasal 8
Mekanisme penetapan sekolah penerima alokasi DAK SD/SDLB:
1. Direktorat Pembinaan SD mengirim Petunjuk Teknis beserta Peraturan
Pelaksanaannya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menyampaikan pemberitahuan kepada
sekolah mengenai kegiatan DAK SD/SDLB.
3. Sekolah membuat dan menyampaikan proposal kegiatan peningkatan
sarana dan/atau prasarana pendidikan sesuai dengan prioritas
kebutuhannya ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan seleksi sekolah calon
penerima DAK SD/SDLB melalui pemetaan, pendataan dan verifikasi
kelayakan proposal serta kondisi sarana dan/atau prasarana pendidikan
berdasarkan kriteria umum dan kriteria khusus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 7.
5. Dinas Pendidikan menetapkan alokasi dan jenis kegiatan per sekolah
secara proporsional setelah melakukan validasi kondisi dan kebutuhan
sekolah.
6. Bupati/Walikota menetapkan sekolah penerima DAK SD/SDLB melalui SK
Penetapan berdasarkan usulan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
7. Kabupaten/Kota melakukan penandatanganan perjanjian pemberian DAK
SD/SDLB untuk peningkatan prasarana pendidikan dengan sekolah
penerima alokasi DAK SD/SDLB sebagaimana Lampiran I yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah ini, kecuali Kabupaten/Kota yang berada
di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

Pasal 9
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menyelenggarakan bimbingan teknis
pelaksanaan peningkatan prasarana pendidikan bagi sekolah penerima,
agar sekolah memahami secara teknis mekanisme dan tata kelola
pelaksanaan kegiatan peningkatan prasarana pendidikan, kecuali Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat.
BAB VI
PELAKSANAAN
Pasal 10
(1) DAK SD/SDLB ditujukan bagi SD/SDLB sebagai upaya pemenuhan
standar sarana dan prasarana pendidikan.
(2) SD/SDLB dapat memperoleh lebih dari satu kegiatan sarana dan/atau
prasarana pendidikan sebagai upaya pemenuhan standar sarana dan
prasarana pendidikan.
Pasal 11
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membentuk tim teknis, yang bertugas:
a. menentukan tingkat kerusakan ruang/bangunan dengan melibatkan
unsur teknis yang ada di daerah tersebut; dan
b. menyusun rencana kegiatan sekolah bersama P2S.
Pasal 12
(1) Pelaksanaan mengenai pembukuan keuangan dengan mekanisme
swakelola serta pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah ini.
(2) Pelaksanaan pekerjaan peningkatan sarana SD/SDLB sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah ini.
(3) Pelaksanaan pekerjaan peningkatan prasarana SD/SDLB sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah ini.
BAB VII
ALOKASI BIAYA
Pasal 13
Biaya kegiatan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan SD/SDLB
berpedoman pada standar harga satuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
298 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah junctis Pasal 39
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, Pasal 93 ayat (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007.
BAB VIII
PELAKSANAAN KEGIATAN SARANA PENDIDIKAN
Pasal 14
Pelaksanaan kegiatan peningkatan sarana pendidikan dilakukan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
BAB IX
PELAKSANAAN KEGIATAN PRASARANA PENDIDIKAN
Pasal 15
(1) Pelaksanaan peningkatan prasarana pendidikan dilakukan secara
swakelola oleh P2S sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,
kecuali untuk SD/SDLB yang berada di Provinsi Papua dan Provinsi Papua
Barat.
(2) P2S terdiri dari unsur sekolah dan masyarakat sekitar sekolah, yang
dipilih dan dibentuk secara musyawarah dalam forum rapat sekolah.
(3) Susunan P2S meliputi:
a. Penanggung Jawab yaitu kepala sekolah bersangkutan;
b. Ketua yaitu salah seorang guru tetap (bukan kepala sekolah) di sekolah
bersangkutan;
c. Sekretaris yaitu wakil wali murid sekolah bersangkutan;
d. Bendahara yaitu guru di sekolah bersangkutan; dan
e. Penanggungjawab Teknis yaitu wakil wali murid atau masyarakat
setempat.
Pasal 16
Proses pembentukan P2S:
a. kepala sekolah bersama komite sekolah melaksanakan rapat dengan
agenda:
1) penjelasan tentang DAK SD/SDLB;
2) penjelasan tentang pembentukan P2S;
3) penjelasan tentang kriteria dan mekanisme pemilihan ketua, sekretaris,
bendahara, serta penanggungjawab teknis; dan
4) penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab P2S.
b. susunan dan nama-nama P2S dipilih secara musyawarah dan mufakat;
c. apabila tidak tercapai mufakat dapat dilakukan melalui voting;
d. hasil rapat pembentukan P2S dituangkan dalam Berita Acara
Pembentukan P2S; dan
e. berdasarkan hasil rapat dan berita acara pembentukan P2S, kepala
sekolah menerbitkan Surat Keputusan tentang P2S.

Pasal 17
(1) P2S bertugas dan bertanggungjawab:
a. bersama tim teknis, menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
rehabilitasi dan/atau pembangunan yang terdiri dari (1) gambar
rencana/kerja, (2) rencana anggaran biaya, (3) rencana kerja dan
syarat-syarat (4) jadwal pelaksanaan, sesuai Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007;
b. melaksanakan kegiatan peningkatan prasarana pendidikan secara
swakelola;
c. memilih dan menetapkan pekerja sesuai dengan keahliannya;
d. membuat informasi/papan nama kegiatan;
e. membuat informasi tentang pelaksanaan di papan pengumuman;
f. melakukan dokumentasi penerimaan, pengeluaran dana dan kegiatan
terkait, dan dokumen tersebut harus berada di sekolah;
g. menyusun laporan teknis dan mempertanggungjawabkan realisasi
penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan peningkatan prasarana
pendidikan berikut realisasi penggunaan dananya kepada Kepala
Sekolah; dan
h. melakukan Serah Terima Hasil Pekerjaan peningkatan prasarana
pendidikan dengan Kepala Sekolah.
(2) Ketua:
a. Perencanaan
1) mengkoordinasikan penyusunan rencana kegiatan peningkatan
prasarana pendidikan; dan
2) mempresentasikan (sosialisasi) rencana kegiatan peningkatan
prasarana pendidikan kepada unsur-unsur sekolah (pimpinan,
guru, dan karyawan), komite sekolah dan masyarakat di sekitar
sekolah.
b. Pelaksanaan
1) menjamin
kelancaran
pelaksanakan
kegiatan
peningkatan
prasarana pendidikan; dan
2) menjamin informasi rencana dan pelaksana peningkatan prasarana
pendidikan diketahui secara terbuka ke masyarakat
c. Pelaporan
1) menjamin selesainya laporan teknis dan keuangan (bulanan dan
akhir) hasil kegiatan peningkatan prasarana pendidikan;
2) menyampaikan laporan kegiatan kepada Kepala Sekolah; dan
3) menyampaikan pertanggungjawaban kegiatan kepada Kepala
Sekolah.
(3) Sekretaris:
a. Perencanaan
1) menyiapkan bahan-bahan untuk penyusunan rencana kegiatan
peningkatan prasarana pendidikan; dan
2) menyiapkan bahan untuk presentasi (sosialisasi) rencana kegiatan
peningkatan prasarana pendidikan kepada unsur-unsur sekolah
(pimpinan, guru, karyawan), komite sekolah dan masyarakat di
sekitar sekolah.
b. Pelaksanaan
1) menyiapkan berbagai persuratan untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan kegiatan peningkatan prasarana pendidikan;

2) mengumpulkan informasi tentang kemajuan pekerjaan sebagai
bahan laporan; dan
3) mencatat berbagai permasalahan pekerjaan untuk ditindaklanjuti
oleh panitia.
c. Pelaporan
1) membuat konsep laporan (bulanan dan akhir) hasil kegiatan
peningkatan prasarana pendidikan;
2) mengarsipkan laporan (bulanan dan akhir) hasil kegiatan
peningkatan prasarana pendidikan; dan
3) menyampaikan pertanggungjawaban kegiatan kepada ketua panitia.
(4) Bendahara :
a. Perencanaan
1) menyusun rencana pembiayaan kegiatan peningkatan prasarana
pendidikan; dan
2) melakukan penyimpanan keuangan yang menjamin kelancaran
kegiatan peningkatan prasarana pendidikan.
b. Pelaksanaan
1) menerima dan memeriksa usulan pembayaran;
2) menyiapkan surat persetujuan pembayaran kepada ketua;
3) melakukan pembayaran;
4) melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran keuangan
kegiatan;
5) menyiapkan informasi kondisi keuangan panitia kepada ketua; dan
6) membayar pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
c. Pelaporan
1) melakukan pembukuan harian, mingguan, bulanan dan akhir
kegiatan;
2) membuat konsep laporan keuangan hasil kegiatan peningkatan
prasarana pendidikan;
3) mengarsipkan laporan keuangan kegiatan peningkatan prasarana
pendidikan; dan
4) menyampaikan pertanggungjawaban keuangan kepada ketua
panitia.
(5) Penanggungjawab Teknis:
a. Perencanaan
1) menyusun rencana peningkatan prasarana pendidikan dengan
dibantu tim teknis dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
2) membuat rencana kegiatan peningkatan prasarana pendidikan;
3) menyusun jadwal (rencana waktu) kegiatan peningkatan
prasarana pendidikan;
4) menyusun rencana anggaran biaya peningkatan prasarana
pendidikan; dan
5) menyusun rencana kebutuhan bahan-bahan dan alat untuk
kegiatan peningkatan prasarana pendidikan.
b. Pelaksanaan
1) menjamin kelancaran (ketersediaan bahan dan tukang) kegiatan
peningkatan prasarana pendidikan;
2) menjamin kesesuaian rencana dan pelaksanaan pekerjaan
peningkatan prasarana pendidikan; dan
3) menyusun dan menyampaikan usulan daftar pembayaran upah
pekerja kepada panitia.

c. Pelaporan
1) melakukan pencatatan kemajuan pekerjaan peningkatan prasarana
pendidikan (bulanan);
2) melakukan pencatatan kendala dan pemecahan masalah selama
pekerjaan peningkatan prasarana pendidikan (bulanan);
3) membuat
laporan
hasil
kegiatan
peningkatan
prasarana
pendidikan;
4) mengarsipkan laporan kegiatan peningkatan prasarana pendidikan;
dan
5) menyampaikan pertanggungjawaban kegiatan teknis kepada ketua
panitia.
BAB X
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 18
(1) Lingkup pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan DAK SD/SDLB
meliputi:
a. kesesuaian pelaksanaan dengan petunjuk teknis dan peraturan
pelaksanaannya; dan
b. pencapaian sasaran kegiatan yang dilaksanakan.
(2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi:
a. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya.
b. Tim pemantauan dan evaluasi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan pemantauan dan
evaluasi secara sampling untuk meningkatkan efektivitas penggunaan
DAK SD/SDLB.
BAB XI
PENILAIAN KINERJA
Pasal 19
(1) Penilaian kinerja dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pelaksanaan DAK
SD/SDLB dalam menjalankan tugas-tugasnya.
(2) Penilaian kinerja dilakukan oleh penanggung jawab DAK Kabupaten/Kota
terhadap pelaksanaan DAK SD/SDLB di wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya dengan mengisi form penilaian kinerja sebagaimana Lampiran V
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah ini.
BAB XII
PELAPORAN
Pasal 20
(1) Pelaporan dilakukan secara berjenjang, mulai dari laporan panitia tingkat
sekolah, kepala sekolah, kabupaten/kota, dan pusat, memuat:

a. kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja; dan
b. realisasi fisik dan keuangan serta masalah dan kendala pelaksanaan
anggaran.
(2) Kualitas pelaporan:
a. untuk mewujudkan transparasi dan akuntabilitas laporan disampaikan
tepat waktu dan akurat serta disusun dengan mengikuti petunjuk yang
berlaku;
b. laporan harus baik, benar, jujur dan dapat dipertanggungjawabkan;
c. ketaatan dan ketepatan waktu pengiriman laporan merupakan
indikator keseriusan dalam melaksanakan pembangunan pendidikan;
d. kualitas laporan akan dijadikan salah satu indikator reward dan
punishment bagi setiap Kabupaten/Kota; dan
e. laporan kegiatan prasarana pendidikan harus dilengkapi dengan fotofoto pelaksanaan 0%, 40%, 70%, dan 100% yang diambil dari titik
tetap/titik yang sama.
Pasal 21
(1)

(2)

P2S menyampaikan laporan disertai dengan bukti fisik, administrasi dan
keuangan kepada Kepala Sekolah, terdiri dari:
a. laporan pertanggungjawaban mingguan yang meliputi:
1) informasi volume, satuan dan bobot pekerjaan;
2) prestasi pekerjaan mingguan;
3) jumlah dana yang digunakan; dan
4) foto-foto kemajuan pelaksanaan kegiatan mencakup tampak
depan, tampak belakang, tampak samping dan tampak dalam
yang diambil dari titik tetap/titik yang sama;
dengan format laporan sebagaimana lampiran VI-A yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah ini;
b. laporan bulanan yang meliputi:
1) informasi volume, satuan dan bobot pekerjaan;
2) prestasi pekerjaan bulanan;
3) jumlah dana yang digunakan; dan
4) foto-foto kemajuan pelaksanaan kegiatan mencakup tampak
depan, tampak belakang, tampak samping dan tampak dalam
yang diambil dari titik tetap/titik yang sama;
dengan format laporan sebagaimana lampiran VI-B yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah ini; dan
c. laporan akhir yang meliputi:
1) dokumen penyelesaian fisik;
2) dokumen penggunaan dana; dan
3) foto-foto pelaksanaan kegiatan (0%, 40%, 70%, dan 100%) yang
diambil dari titik tetap/titik yang sama;
dengan format laporan sebagaimana lampiran VI-C yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah ini.
Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
Kepala Sekolah.

Pasal 22
(1) Kepala sekolah menyampaikan laporan bulanan dan laporan akhir
berdasarkan laporan P2S, meliputi:
a. laporan bulanan berupa kemajuan pekerjaan meliputi laporan fisik dan
laporan keuangan;
b. laporan akhir meliputi laporan fisik dan laporan keuangan disertai
dengan uraian masalah yang dihadapi dan solusi yang ditempuh
bilamana terdapat masalah, serta melampirkan foto kemajuan
pelaksanaan kegiatan 0%, 40%, 70%, dan 100% yang diambil dari titik
tetap/titik yang sama; dan
c. berkas (file) foto kegiatan disampaikan selain dalam bentuk cetak juga
dalam format digital.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas Kabupaten/Kota.
Pasal 23
(1) Bupati/Walikota menyusun laporan yang memuat laporan pelaksanaan
kegiatan DAK SD/SDLB dan mengirimkannya kepada Menteri Keuangan,
Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada ketentuan
yang tercantum dalam Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor
0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21
November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis
Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK).
(3) Laporan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga memuat:
a. data umum dan kondisi sekolah penerima alokasi DAK SD/SDLB;
b. rekapitulasi data alokasi dan kegiatan per sekolah;
c. data pemantauan pelaksanaan kegiatan;
d. data penilaian kinerja; dan
e. foto kegiatan prasarana pendidikan meliputi 0%, 40%, 70%, dan 100%
yang diambil dari titik tetap/titik yang sama.
(4) Laporan rekapitulasi data alokasi dan kegiatan per sekolah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b dengan format laporan sebagaimana
lampiran VII yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah ini.
(5) Laporan pelaksanaan kegiatan DAK SD/SDLB sebagaimana dimaksud ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) dikirim secara elektronik ke alamat
[email protected].
Pasal 24
(1) Direktur Pembinaan SD menyusun laporan pelaksanaan DAK SD/SDLB.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah untuk diteruskan
kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasai 25
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan
berlaku pada tanggal ditetapkan.

Dasar dan Menengah ini mulai

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Januari 2016
DIREKTUR JENDERAL,

TTD
HAMID MUHAMMAD

sesuaii dengan aslinya
ukum
smen,

tono
1994031003



  


   
   
    
 

   
  

   !" 





    

       

#



     $% 

       
   &&&&&&&&&&

 


   


 &&&&&&&&
 

    ''''''''''''''''''''''''''''''
()(! * +,-.-/ 01.23 43564-738
9:;: >?>

.. tanggal
bertandatangan di bawah ini :
1. Nama
Jabatan
Alamat Kantor

:
:
:

.. bulan.....tahun dua ribu ........ belas, yang

..............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................

Dalam hal yang diuraikan di bawah ini, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota ........................................ ;
Untuk selanjutnya disebut sebagai : PIHAK PERTAMA.
2. Nama
Jabatan
Alamat

:
:
:

..............................................................................
Kepala Sekolah ......................................................
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................

Dalam hal yang diuraikan di bawah ini, dalam kedudukannya selaku Kepala Sekolah
SD/SDLB
............. berdasarkan Surat Keputusan ................ Nomor ........
tertanggal .............., dan karenanya bertindak untuk dan atas nama serta mewakili
SD/SDLB............. ;
Untuk selanjutnya disebut sebagai : PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang untuk selanjutnya kedua-duanya secara
bersama disebut PARA PIHAK, terlebih dahulu menjelaskan dan menyadari sepenuhnya
hal-hal sebagai berikut :



DE FDGHDI JKLDKMBJKLDKM NOPOQ CR SDGTK CRRU DKVDQD WDXK PYKMDPDKDVZDK [
\] ^D_DW `` DaDV b`c[ ^YPYQXKVDG LDK dYPYQXKVDG LDYQDG HDeXF PYPFYQXZDK WDaDKDK
LDK ZYPTLDGDKI _YQVD PYKeDPXK VYQ_YWYKMMDQDKaD dYKLXLXZDK aDKM FYQPTVT FDMX
_YVXDd HDQMD KYMDQD VDKdD LX_ZQXPXKD_Xf
g] ^D_DW hi DaDV b`c[ ^YKLDKDDK dYKLXLXZDK PYKeDLX VDKMMTKM eDHDF FYQ_DPD DKVDQD
^YPYQXKVDGI dYPYQXKVDG LDYQDGI LDK PD_aDQDZDVf
j] ^D_DW hi DaDV bCc[ ^YPYQXKVDG LDK dYPYQXKVDG LDYQDG FYQVDKMMTKM eDHDF
PYKaYLXDZDK DKMMDQDK dYKLXLXZDK _YFDMDXPDKD LXDVTQ LDWDP ^D_DW U` DaDV bhc
JKLDKMBJKLDKM kD_DQ NYMDQD lYdTFWXZ AKLOKY_XD SDGTK `mhnE
FE FDGHDI ZYMXDVDK dYKXKMZDVDK dQD_DQDKD dYKLXLXZDK PYQTdDZDK _DWDG _DVT
dQXOQXVD_ dYPFDKMTKDK KD_XOKDWI _YGXKMMD ^YPYQXKVDG FYQTdDaD PYKLOQOKM
^YPYQXKVDG oDFTdDVYKpoOVD PYWDZTZDK VXKLDZDK KaDVD LDWDP PYHTeTLZDK
dYKXKMZDVDK DZ_Y_ FDMX PD_aDQDZDV VYQGDLDd dYKLXLXZDK aDKM WYFXG FYQZTDWXVD_
LYKMDK PYKMDWOZD_XZDK kDKD qWOZD_X oGT_T_ bkqoc rkprk@sf
tE FDGHDI ^YQDVTQDK uYKVYQX ^YKLXLXZDK LDK oYFTLDaDDK NOPOQ v` SDGTK CR`n VYKVDKM
^YVTKeTZ SYZKX_ kDKD qWOZD_X oGT_T_ sXLDKM ^YKLXLXZDK rkprk@s PYKYKVTZDK
FDGHD ZYMXDVDK dYKXKMZDVDK dQD_DQDKD dYKLXLXZDK LXWDZTZDK OWYG ^DKXVXD
^YWDZ_DKD LX rYZOWDG _YtDQD _HDZYWOWD aDKM LXVYVDdZDK OWYG oYdDWD rYZOWDG
dYKYQXPD DWOZD_X kqo _YFDMDX FDMXDK XKVYMQDW PDKDeYPYK FYQFD_X_ _YZOWDGE
sYQLD_DQZDK GDWBGDW VYQ_YFTV LX DVD_ _YQVD TKVTZ PYKMDVTQ WDKMZDGBWDKMZDG dYWDZ_DKDDK
LYKMDK _YFDXZBFDXZKaDI ^qlq ^Awqo _YdDZDV LDK _DWXKM PYKMXZDVZDK LXQX LDWDP
PERJANJIAN PEMBERIAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN
SD/SDLB TAHUN ANGGARAN
....... LYKMDK ZYVYKVTDK LDK _aDQDVB_aDQDV _YFDMDX

FYQXZTV[

Pasal 1
Maksud dan Tujuan

^YQeDKeXDK DKVDQD ^Awqo ^xlSquq LYKMDK ^Awqo oxkJq LXPDZ_TLZDK _YFDMDX FDMXDK
LDQX dYWDZ_DKDDK dQOMQDP kqo rkprk@s SDGTK qKMMDQDK EEEE TKVTZ PYKLDKDX ZYMXDVDK
ZGT_T_ aDKM PYQTdDZDK FDMXDK LDQX dQOMQDP aDKM PYKeDLX dQXOQXVD_ KD_XOKDWI ZGT_T_KaD
TKVTZ PYPFXDaDX ZYFTVTGDK dQD_DQDKD rkprk@s aDKM FYWTP PYKtDdDX _VDKLDQ
dQD_DQDKD dYKLXLXZDKI LYKMDK VTeTDK _YFDMDX TdDaD dYPYKTGDK _VDKLDQ dQD_DQDKD
dYKLXLXZDKE
Pasal 2
Lingkup Pekerjaan

^YQeDKeXDK XKX PYWXKMZTdX dYWDZ_DKDDK kqo rkprk@s SDGTK qKMMDQDK EEEE aDKM
LXMTKDZDK TKVTZ ZYMXDVDK [ EEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE
bdisesuaikan dengan bantuan prasarana yang diterima oleh satuan pendidikanc
Pasal 3
Jangka Waktu Pekerjaan

b`c yDKMZD HDZVT dYWDZ_DKDDK _YFDMDXPDKD LXPDZ_TL LDWDP ^D_DW C DLDWDG EEEEEE
bEEEEEEEEEEEEEEEEEEEc GDQX ZDWYKLYQ VYQGXVTKM PTWDX _DDV LXVYQXPDKaD kqo rkprk@s SDGTK
qKMMDQDK EEEE LX QYZYKXKM ^Awqo oxkJqE
bCc ^Awqo oxkJq DZDK PTWDX PYWDZ_DKDZDK dYZYQeDDK dYKMDLDDK _YFDMDXPDKD
LXPDZ_TL LDWDP ^D_DW C dDWXKM WDPFDV v bLYWDdDKc GDQX VYQGXVTKM PTWDX _DDV
LXVYQXPDKaD kqo rkprk@s SDGTK qKMMDQDK EEEE LX QYZYKXKM ^Awqo oxkJqE
bUc ^YWDZ_DKDDK ZYMXDVDK _YFDMDXPDKD LXPDZ_TL LDWDP ^D_DW C dDWXKM WDPFDV dDLD
VDKMMDWEEEkY_YPFYQ EEEE LDK _TLDG LDdDV LXMTKDZDK dDLD DZGXQ kY_YPFYQ EEEEE
@ABC

Pasal 4
Prinsip-Prinsip Pekerjaan

~€‚€ƒ|ƒ€‚€ƒ „…†…‡ ƒˆ†…‰‚……… Š‹Œ ŠŽŠz …‘’ ‹““…… ”””” ‡ˆ†€ƒ’•€–
…” ƒˆ†…‰‚……… ‚ˆ—…… ‚˜…‰ˆ†™†… ™†ˆ‘ ƒ…€•€… ƒˆ†…‰‚…… „€ ‚ˆ‰™†…‘š
›” ƒˆˆ…ƒ… …‚…‚ •…‚ƒ……‚€ „… …‰’•…›€†€•…‚š
—” ƒˆ“’•…‡…… ƒ…•€‚€ƒ…‚€ ‡…‚œ……‰…• „…†…‡ ƒˆ“ˆ†™†…… ‰ˆ“€…•… ƒˆ‡›…“’…Ž
ˆ‘…›€†€•…‚€š „…
„” ™ƒ•€‡…†€‚…‚€ ‰’…†€•…‚ ƒˆ‰ˆ…… „ˆ“… ›……“ œ…“ „€‘…‚€†‰…”

Pasal 5
Tugas dan Kewajiban Para Pihak

žŸ  ~{¡‹Œ ~¢£‹¤‹
…” ¤ˆœˆ„€…‰… …““……Ž„…… ›€…œ… ’‡’‡ ’•’‰ ‰ˆ“€…•… ƒˆˆ—………¥
‚™‚€…†€‚…‚€¥ ‚ˆ†ˆ‰‚€¥ ƒˆ„…•……¥ ƒˆ“…˜…‚… „… ›€…œ… ™ƒˆ…‚€™…† †…€œ…¥ ‚ˆ‚’…€
„ˆ“… ‰ˆ›’•’‘…š
›” ¤ˆœ…†’‰… „…… „ˆ“… ‚ˆ“ˆ… ‰ˆ ‚ˆ‰™†…‘ ƒˆˆ€‡… Š‹Œ ŠŽŠz ‡ˆ†…†’€
…•’… Œˆ… ~ˆ…“‰…• Š…ˆ…‘ žŒ~Š  „ˆ“… ‡ˆ‡ƒˆ•€‡›…“‰… …“‰… ˜…‰•’
ƒˆ†…‰‚……… ‚ˆ›…“…€‡…… „€‡…‰‚’„ „…†…‡ ~…‚…† }”
—” ˆ•…““’“ …˜…› •ˆ‘…„…ƒ ƒˆ†…‰‚……… ƒ™“…‡ Š‹Œ ŠŽŠz „€ •€“‰…•
Œ…›’ƒ…•ˆŽ Œ™•…š
„” ¤ˆ‡›ˆ€‰… ›€‡›€“… •ˆ‰€‚ œ…“ —’‰’ƒ „…†…‡ ƒˆ“ˆ†™†…… ‰ˆ’…“… Š‹Œ
ŠŽŠz „€ ‚ˆ‰™†…‘š
ˆ” ¤ˆ‚™‚€…†€‚…‚€‰… ƒˆ†…‰‚……… ƒ™“…‡ Š‹Œ ŠŽŠz …‘’ ‹““…… ”””””
‰ˆƒ…„… Œˆƒ…†… ˆ‰™†…‘ „… Œ™‡€•ˆ ˆ‰™†…‘ ƒˆˆ€‡…š „…
¦” ¤ˆ†…‰‚……‰… ‡™€•™€“ „… ˆ§…†’…‚€ ‚ˆ•… ‡ˆœ’‚’ ƒˆ†…ƒ™… ‰ˆ“€…•… Š‹Œ
ŠŽŠz „ˆ“… ‡ˆ“…—’ ƒ…„… ’…• ¢„…… ˆ‚…‡… ¤ˆ•ˆ€ ¨ˆ“……
~ˆˆ—……… ~ˆ‡›…“’… ¨…‚€™…†ŽŒˆƒ…†… …„… ~ˆˆ—……… ~ˆ‡›…“’…
¨…‚€™…†¥ ¤ˆ•ˆ€ Œˆ’…“…¥ „… ¤ˆ•ˆ€ Š…†…‡ ¨ˆ“ˆ€ ¨™‡™
©ª}«Ž¤”~~¨ŽŸŸŽª©©¬¥ ¢ Ÿ­ªªŽ¤Œ ©­Žª©©¬¥ «©©Ž}®®¯Ž° …““…† ªŸ
¨™§ˆ‡›ˆ ª©©¬ ƒˆ€‘…† ~ˆ•’’‰ ~ˆ†…‰‚……… ~ˆ‡…•…’… ˆ‰€‚ ~ˆ†…‰‚………
„… ¢§…†’…‚€ ~ˆ‡…¦……•… Š…… ‹†™‰…‚€ Œ‘’‚’‚ žŠ‹Œ š
žª  ~{¡‹Œ Œ¢Š±‹
…” ˆ•…““’“ …˜…› •ˆ‘…„…ƒ ƒˆ†…‰‚……… ƒ™“…‡ Š‹Œ ŠŽŠz „€ •€“‰…•
‚ˆ‰™†…‘š
›” ¤ˆ‡›ˆ•’‰ ƒ…€•€… ƒˆ†…‰‚…… ƒ™“…‡ Š‹Œ ŠŽŠz „€ •€“‰…• ‚ˆ‰™†…‘ ž~…€•€…
~ˆ†…‰‚…… „€ ˆ‰™†…‘ ¥ •ˆ„€€ „…€ ’‚’ ‚ˆ‰™†…‘¥ ‰™‡€•ˆ ‚ˆ‰™†…‘ „… ‡…‚œ……‰…•š
—” ¤ˆ†…ƒ™‰… ‰ˆ…„…… ‰ˆ’…“… „… ƒˆ““’……œ… ‚ˆ—…… ƒˆ€™„€‰ ‰ˆƒ…„…
~{¡‹Œ ~¢£‹¤‹š „…
„” ¤ˆ—…•…• „… ‡ˆ†…ƒ™‰… …‚ˆ• œ…“ „€ƒˆ™†ˆ‘ „…€ Š‹Œ ŠŽŠz ‰ˆƒ…„… ~{¡‹Œ
~¢£‹¤‹”

z{|}

Pasal 6
Pelaksanaan Pekerjaan

¶·¸¹º»¹¼¹¹¼ ½·º·¾¿¹¹¼ »·À¹Á¹Âù¼¹ ÄÂùº»ÅÄ Ä¹¸¹Ã ¶¹»¹¸ Æ Ã·Ã½·¾Ç¹Èº¹¼ ǹ¸´Ç¹¸
»·À¹Á¹Â À·¾ÂºÅÈÉ
¹Ê ¶³ËÌÍ ÍÎÏÐÌ Ä¹¸¹Ã ÷¸¹º»¹¼¹º¹¼ º·Á¹ȹ¼ ǹ¾Å» ÷¸ÂÀ¹Èº¹¼ м»Å¾ Ñ·ºÒ¸¹Ç Ĺ¼
ÍÒÃÂÈ· Ñ·ºÒ¸¹Ç ߹ ½·¾·¼Ó¹¼¹¹¼ ǼÁÁ¹ ½·¼Ô·¸·»¹Â¹¼ ½·º·¾¿¹¹¼ »·¾È¹ ÷¸ÂÀ¹Èº¹¼
ù»Ô¹¾¹º¹È »·À¹Á¹Â À¹Á¹¼ ¼ȷÁ¾¹¸ Õ¹¼¹¿·Ã·¼ Ö·¾À¹»Â» Ñ·ºÒ¸¹Ç×
ÀÊ ¶³ËÌÍ ÍÎÏÐÌ Ä¹¸¹Ã ÷¼Á·¸Ò¸¹ ÏÌÍ ÑÏØÑÏ²Ö Ù¹Çż ̼ÁÁ¹¾¹¼ ÊÊÊÊ Â¼Â Ç¹¾Å» »·»Å¹Â
Ä·¼Á¹¼ ¶·Èż¿Åº Ù·º¼Â» ÏÌÍ ÖÂĹ¼Á ¶·¼ÄÂĺ¹¼ ÑÏØÑÏ²Ö Ä¹¼ ½·¾¹Èž¹¼
½·¸¹º»¹¼¹¹¼¼Ô¹Ú »·¾È¹ ½·¾¹Èž¹¼ ½·¾Å¼Ä¹¼Á´Å¼Ä¹¼Á¹¼ Ô¹¼Á È·¾º¹ÂÈ×
ÓÊ ¶³ËÌÍ ÍÎÏÐÌ Ä¹¸¹Ã ÷¸¹º»¹¼¹º¹¼ º·Á¹ȹ¼ »·À¹Á¹Âù¼¹ ÄÂùº»ÅÄ Ä¹¸¹Ã ¶¹»¹¸ ÆÚ
ÄÂÛ¹¿ÂÀº¹¼ ÷¼ÔŻż ¾·¼Ó¹¼¹ º·Á¹ȹ¼ Ĺ¼ ÷ÃÀÅ¹È Ä¹Üȹ¾ º·ÀÅÈÅǹ¼ Ô¹¼Á
Ľ·¾¸Åº¹¼ À·»·¾È¹ »½·»Âܺ¹»Â¼Ô¹Ú ¿Åø¹Ç Ĺ¼ ½·¾ºÂ¾¹¹¼ ǹ¾Á¹ Ô¹¼Á ÷¼¿¹ÄÂ
À¹Á¹¼Ø¸¹Ã½Â¾¹¼ Ô¹¼Á ÈÂĹº È·¾½Â»¹Çº¹¼ Ĺ¾Â ½·¾¿¹¼¿Â¹¼ ¼ ķ¼Á¹¼ ÷¼Á¹ÓÅ º·½¹Ä¹
¶·Èż¿Åº Ù·º¼Â» ¶·¼ÁÁż¹¹¼ ÏÌÍ ÑÏØÑÏ²Ö Ä¹¼ ½·¾¹Èž¹¼ ½·¸¹º»¹¼¹¹¼¼Ô¹ »·À¹Á¹Â
¹Óʼ üÂù¸×
ÄÊ ¶³ËÌÍ ÍÎÏÐÌ Û¹¿ÂÀ ÷¸¹ºÅº¹¼ ½·¼Ó¹È¹È¹¼ ½·¼·¾Âù¹¼ Ĺ¼ ½·¼Á·¸Å¹¾¹¼ Ÿ¹Ã
ÖźŠ͹» »·¾È¹ ½·¸¹½Ò¾¹¼ º·Å¹¼Á¹¼ Ĺ¼ ǹ»Â¸ º·¾¿¹ »·»Å¹Â Ä·¼Á¹¼ ½·ÄÒù¼
½·¸¹º»¹¼¹¹¼Ú À¹Âº º·Ã¹¿Å¹¼ ùŽż ǹÃÀ¹È¹¼ Ÿ¹Ã ½·¸¹º»¹¼¹¹¼ ÈÅÁ¹»¼Ô¹ Ĺ¼
Ä»¹Ã½¹Âº¹¼ º·½¹Ä¹ ϼ¹» ¶·¼ÄÂĺ¹¼ ͹ÀŽ¹È·¼ØÍÒȹ×
·Ê ¶³ËÌÍ ÍÎÏÐÌ Û¹¿ÂÀ ÷¼ÔÂý¹¼ Ĺ¼ ÷÷¸Âǹ¾¹ »·¸Å¾ÅÇ ÄÒºÅ÷¼ ½·¸¹º»¹¼¹¹¼
½·¼ÁÁż¹¹¼ ÏÌÍ ÖÂĹ¼Á ¶·¼ÄÂĺ¹¼ Ù¹Çż ̼ÁÁ¹¾¹¼ ÊÊÊÊ×
ÜÊ ¶³ËÌÍ ÍÎÏÐÌ À·¾º·Û¹¿ÂÀ¹¼ ÷ÃżÁÅÈ Ä¹¼ »·º¹¸ÂÁÅ» ÷¼Ô·ÈÒ¾º¹¼ ½¹¿¹º´½¹¿¹º Ô¹¼Á
È·¾º¹ÂÈ »·¾È¹ ÷¼ÔÂý¹¼ ÀźÈ´ÀźÈ »·ÈÒ¾¹¼ Ĺ¼ ܹºÈž ½¹¿¹º »·»Å¹Â Ä·¼Á¹¼
½·¾¹Èž¹¼ ½·¾Å¼Ä¹¼Á´Å¼Ä¹¼Á¹¼×
ÁÊ ¶³ËÌÍ ÍÎÏÐÌ À·¾º·Û¹¿ÂÀ¹¼ ÷¸¹º»¹¼¹º¹¼ »·¾¹Ç È·¾Âù ǹ»Â¸ ½·º·¾¿¹¹¼Ø½·¼Á¹Ä¹¹¼
½¾¹»¹¾¹¼¹ º·½¹Ä¹ ÖŽ¹ÈÂØÝ¹¸ÂºÒȹ ÷¸¹¸Å Ï¼¹» ¶·¼ÄÂĺ¹¼ ͹ÀŽ¹È·¼ØÍÒȹ Ô¹¼Á
ÄÂÈŹ¼Áº¹¼ Ÿ¹Ã Ö·¾Âȹ ÌÓ¹¾¹ Ñ·¾¹Ç Ù·¾Âù Ô¹¼Á ĸ¹Ã½Â¾Â Ä·¼Á¹¼ ϹÜȹ¾ ˹»Â¸
¶·º·¾¿¹¹¼ ÏÌÍ ÑÏØÑÏ²Ö Ù¹Çż ̼ÁÁ¹¾¹¼ ÊÊÊÊ×
ÇÊ ¶³ËÌÍ ÍÎÏÐÌ À·¾È¹¼ÁÁżÁ ¿¹Û¹À ½·¼ÅÇ È·¾Ç¹Ä¹½ ½·¼Á·¸Ò¸¹¹¼ »·¸Å¾ÅÇ ÏÌÍ
ÑÏØÑÏ²Ö Ù¹Çż ̼ÁÁ¹¾¹¼ ÊÊÊÊ Ô¹¼Á ÄÂÈ·¾Âù¼Ô¹ Ĺ¾Â ¶³ËÌÍ ¶ÎÞÙÌÕÌ× Ä¹¼
Pasal 7
Pemeriksaan Pekerjaan

¶³ËÌÍ ¶ÎÞÙÌÕÌ ¹È¹Å ÙÂà Թ¼Á ÄÂÈż¿Åº¼Ô¹ Ĺ¼ ¹½¹¾¹È Ô¹¼Á È·¾º¹ÂÈ Ä·¼Á¹¼ ½¾ÒÁ¾¹Ã
ÏÌÍ ÑÏØÑÏ²Ö Ù¹Çż ̼ÁÁ¹¾¹¼ ÊÊÊÊ À·¾Ç¹º ÷¸¹ºÅº¹¼ ½·Ã·¾Âº»¹¹¼ Ĺ¼ ÷¼Ò¸¹º »·È¹½
ǹ»Â¸ ½·º·¾¿¹¹¼ Ô¹¼Á ÈÂĹº »·»Å¹Â Ä·¼Á¹¼ º·È·¼Èʼ Ÿ¹Ã ½·¾¿¹¼¿Â¹¼ Ĺ¼ ¶·Èż¿Åº
Ù·º¼Â» ÏÌÍ ÑÏØÑÏ²Ö »·¾È¹ ½·¾¹Èž¹¼ ½·¸¹º»¹¼¹¹¼¼Ô¹Ú À¹Âº ÷¼Á·¼¹Â º·È·¼Èʼ
¹Äü»Ⱦ¹»Âغ·Å¹¼Á¹¼ ùŽż º·È·¼Èʼ È·º¼Â»Ê
Pasal 8
Jumlah Dana Bantuan

ßàá ÏÌÍ ÑÏØÑÏ²Ö Ù¹Çż ̼ÁÁ¹¾¹¼ ÊÊÊÊ Ô¹¼Á ÄÂÀ·¾Âº¹¼ ¶³ËÌÍ ¶ÎÞÙÌÕÌ º·½¹Ä¹ ¶³ËÌÍ
ÍÎÏÐÌ »·À·»¹¾ Þ½ ÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊ ßÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊÊ ¾Å½Â¹Çá Ô¹¼Á À·¾»ÅÃÀ·¾ Ĺ¾Â ÏÌÍ
ÑÏØÑÏ²Ö Ù¹Çż ̼ÁÁ¹¾¹¼ ÊÊÊÊÊ
ßâá Ϲ¼¹ »·À¹Á¹Âù¼¹ ÄÂùº»ÅÄ ½¹Ä¹ ¹Ô¹È ßàá ÄÂÁż¹º¹¼ żÈź º·Á¹ȹ¼ »·À¹Á¹Âù¼¹
ÄÂùº»ÅÄ Ä¹¸¹Ã ¶¹»¹¸ âÊ
Pasal 9
Penyaluran Dana DAK SD/SDLB

¶·¼Á¹Èž¹¼ ½·¼Ô¹¸Å¾¹¼ ÏÌÍ ÑÏØÑÏ²Ö Ù¹Çż ̼ÁÁ¹¾¹¼ ÊÊÊÊ »·À¹Á¹Âù¼¹ ÄÂùº»ÅÄ
Ÿ¹Ã ¶¹»¹¸ ã ¹Ô¹È ßàá »·À¹Á¹Â À·¾ÂºÅÈ É
²³´µ

èéê ëìíîïðñòïí óôðïõñõïí óìíöïí ÷òïíøùìò õì òìõìíôíö ëåúûü üýþÿû ìíñ ïí ï
íöïí ï ï ñí
ï ïï ìòïï øììøïò   èê
 ïï õìóñï øììøïò   èê óïí

 ïï õìôöï øììøïò   èê
è ê ëìíîïðñòïí ïï
ìòïï øììøïò øìïöïôïíï óôïõøñó ïóï ïîï èéê ñòñù ï
óôðïõñõïí øììðï ëìò ïí ôïí ôíô óôïíóïïíöïíô õìóñï ìðï ôïõ ìøìòï
õìðìíöõï ïí óõñìí ðïôííîï óôìòôï óïí óôøìñ ñô ëåúûü ëý÷û
û óìíöïí
ì ìòôïíöõïí ïíöõï ïõñ ìðïõøïíïïí ìõìò ïïí øìïöïôïíï óôïõøñó
ïóï ëïøïð 
èê ëìíîïðñòïí ïï õìóñï øììøïò øìïöïôïíï óôïõøñó ïóï ïîï èéê ñòñù 
óôðïõñõïí øììðï 
èê ëìíîïðñòïí ïï õìôöï øììøïò øìïöïôïíï óôïõøñó ïóï ïîï èéê ñòñù

óôðïõñõïí øììðï 
èçê üìï ôïí ï ïõ ïïø ìíööñíïïí þûü þþä óôøìðìøïôõïí ðì ëåúûü üýþÿû
øìøñïô õììíñïí ìòïñòïí ìòñíóïíöæñíóïíöïí
Pasal 10
Keadaan Memaksa

èéê û ïôðï ìò ïóô õìïóïïí ìïõøïõïïò èForce Majeureê îïíö øì
ïòï ðïíöøñíö
ì ìíöïòñô ìðïõøïíïïí ìò ïí ôïí ôíô ïõï ëåúûü üýþÿû ïòñø ìðï ò õì ïóï
ëåúûü ëý÷û
û ïðôíö ðïï óïðï ïíöõï ïõñ