Perancangan Alat Bantu Komunikasi Cerebral palsy Melalui Pemecahan DKV.

(1)

ABSTRAKSI

PERANCANGAN ALAT BANTU KOMUNIKASI CEREBRAL PALSY MELALUI PEMECAHAN DKV

Oleh

Thea Bernadette Benindra NRP 1164026

Penyandang CP bukanlah individu yang tidak ingin berkomunikasi. Namun dengan keterbatasan fisik yang ada, menyebabkan penyandang CP kesulitan berkomunikasi disebabkan oleh kelumpuhan syaraf pada otak. Banyak permasalahan yang terjadi antara penyandang dengan keluarga dan lingkungan disebabkan oleh tidak adanya komunikasi yang baik.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka perlu ditemukan media komunikasi yang dapat menjadi solusi penolong dalam hal komunikasi bagi penyandang CP dalam menyampaikan perasaan dan keinginan mereka terhadap suatu hal kepada lingkungan maupun anggota keluarga. Penulis merancang sebuah alat bantu komunikasi visual yang dioperasikan menggunakan teknologi layar sentuh. Berdasarkan penelitian, survey, wawancara terhadap terapis dan psikolog, serta ditinjau dari prinsip-prinsip DKV, pemecahan masalah ini diambil karena penyandang CP dapat berkomunikasi lebih baik menggunakan visual.


(2)

ABSTRACT

DESIGN OF COMMUNICATION AIDS TOOL FOR CEREBRAL PASY THROUGH DKV SOLUTION

Submitted by

Thea Bernadette Benindra NRP 1164026

People with CP is not somebody who doesn’t want to communicate. But they have physical limitations, causing difficulty to communicate, because CP caused paralysis on the nerves in the brain. Many problems that occur between CP with the family caused by the absence of communication.

Based on these facts, it is necessary to find a mediator of communication that can become the solutions of communication so that people with CP can convey their feelings and desires to the family members. Authoris designing a visual communication tool that operates using touch screen technology. Based on research, surveys, interviews with therapists and psychologists, and with terms of the principles of DKV, this problem can be solved because persons with CP can communicate better using visual.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN ABSTRAKSI ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB II : LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Tinjauan Penyandang Cerebral Palsy ... 5

2.2 Komunikasi ... 8

2.2.1 Teori Komunikasi ... 9

2.2.2 Teknologi Komunikasi ... 10

2.2.3 Teori Visualisasi dan Warna ... 11

2.3 Alat Komunikasi Cerebral Palsy ... 12

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 14

3.1 Data dan Fakta ... 14

3.1.1 Lembaga Terkait ... 17

A. Latar Belakang ... 17

B. VISI dan MISI ... 17

C. Kelompok Belajar ... 18

3.1.2 Data Tentang Fenomena yang Terjadi ... 20

3.1.3 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ... 25

A. Bahasa Isyarat ... 25

B. Flashcard ... 26

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Fakta dan Data ... 27


(4)

3.2.2 STP ... 28

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH ... 30

4.1 Konsep Komunikasi ... 30

4.2 Konsep Kreatif ... 31

4.2.1 Konsep Warna ... 32

4.2.2 Konsep Layout ... 33

4.2.3 Konsep Visual ... 36

4.2.4 Konsep Tipografi ... 37

4.2.5 Konsep Suara ... 39

4.2.6 Ikon Komunikasi ... 40

4.3 Konsep Media ... 41

4.3.1 Tablets ... 41

4.3.2 Biaya Anggaran ... 43

4.4 Hasil Karya ... 43

4.4.1 Alat Bantu Komunikasi ... 43

4.4.2 Perwajahan Aplikasi Alat Bantu Komunikasi ... 45

BAB V : PENUTUP ... 61

5.1 Simpulan ... 61

5.2 Saran ... 62

5.2.1 Saran dan Komentar Psikologis ... 62

5.2.2 Saran dan Komentar Dosen Penguji Ujian Sidang TA ... 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo KSLC ...16

Gambar 3.2 Proyek Bahasa Isyarat ...24

Gambar 3.3 Flashcard ...26

Gambar 4.1 Ikon aplikasi ...30

Gambar 4.2 Warna Aplikasi ...32

Gambar 4.3 Contoh tampilan menu utama aplikasi ...34

Gambar 4.4 Contoh tampilan menu konfigurasi awal aplikasi ...35

Gambar 4.5 Gaya Visual ...36

Gambar 4.6 Gaya visual keluarga ...37

Gambar 4.7 Font Futura Bold yang digunakan ...37

Gambar 4.8 Font Futura ICG yang digunakan...38

Gambar 4.9 Contoh konsep suara ...39

Gambar 4.10 Contoh tablets ...41

Gambar 4.11 Konsep teknologi komunikasi ...42

Gambar 4.12 Logo alat bantu komunikasi ...44

Gambar 4.13 Tombol home Myword...44

Gambar 4.14 Tampilan splash ...45

Gambar 4.15 Tampilan 1 ...46

Gambar 4.16 Tampilan 2 ...46

Gambar 4.17 Tampilan 3 ...47

Gambar 4.18 Tampilan 4 ...48

Gambar 4.19 Tampilan 5 ...49

Gambar 4.20 Tampilan 6 ...50

Gambar 4.21 Tampilan 7 ...51

Gambar 4.22 Tampilan 8 ...52

Gambar 4.23 Tampilan 9 ...53

Gambar 4.24 Tampilan 10 ...54

Gambar 4.25 Tampilan 11 ...55


(6)

Universitas Kristen Maranatha xi

Gambar 4.27 Tampilan 13 ...57

Gambar 4.28 Tampilan 14 ...58

Gambar 4.29 Tampilan 15 ...59


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.5 : Skema Perancangan ...4 Tabel 4.2 : Tabelikonaplikasi ...40 Tabel 4.3 : Tabel Anggaran ...43


(8)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Wawancara dengan Christine J Hartono, S.Psi,M.Pd A.2 Wawancara dengan Dewi Indra


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

CP atau tunadaksa merupakan kelumpuhan pada otak yang hingga saat ini masih belum dapat dipastikan penyebabnya dan memerlukan pemeriksaan mendalam sebelum mendiagnosa kelainan tersebut. Kelumpuhan pada otak ini tidak sama pada setiap individu. Kelumpuhan pada otak bagian paling atas menyebabkan syaraf gerakan menjadi terganggu, kelumpuhan pada otak bagian samping menyerang pikiran, kelumpuhan pada otak bagian belakang menyebabkan syaraf penglihatan terganggu. Jika ada bagian otak yang mengalami kelumpuhan, hal ini menyebabkan adanya kelainan fungsi tubuh individu dalam melaksanakan fungsi secara normal, mengakibatkan individu penyandang tidak dapat bertumbuh secara sempurna dan membutuhkan pelayanan khusus selama pembelajarannya. (Suroyo & Kneedler dalam Efendi, 2009)

Berdasarkan data pada (http://www.terapicalistung.com/fakta-tentang-cerebral-palsy), dikatakan bahwa CP tidak hanya menjangkit bayi, tetapi bisa baru diketahui setelah bertahun-tahun sejak kelahirannya, ataupun pada orang dewasa karena meningitis bakteri, ensefalitis virus, cedera kepala dalam sebuah kecelakaan, stroke, ataupun banyak faktor lainnya yang menyebabkan kerusakan sistem syaraf pada otak. Dari hal-hal inilah dapat disimpulkan bahwa CP dapat menjangkit semua orang, tanpa melihat latar belakang keluarga, status sosial keluarga, maupun jenis kelamin.

Menurut data Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2004, Jumlah kelahiran bayi yang didiagnosa sebagai penyandang CP di Indonesia mencapai 1.652.741 jiwa. WHO menyebutkan jumlah penyandang disabilitas tiap negara rata-rata mencapai 10% dari jumlah penduduk. Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun


(10)

Universitas Kristen Maranatha 2

2010, jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 mencapai 237,56 juta orang. Jika menggunakan perkiraan WHO, Indonesia memiliki 20 juta lebih penduduk penyandang CP. Pada tahun 2010, penyandang CP berjumlah 8,33% dari jumlah total penduduk Indonesia, sehingga dapat dilihat bahwa peningkatan penyandang CP dari tahun 2004 hingga 2010 berjumlah 18.347.259 jiwa. Peningkatan setiap tahunnya mencapai 3 juta jiwa. (WHO, 1980; Kartari, 1991)

Dilatarbelakangi oleh fakta-fakta tersebut, penulis mengangkat tema tugas akhir “Perancangan Alat Bantu Komunikasi Cerebral Palsy Melalui Pemecahan DKV”, karena perlunya ditemukan media komunikasi edukasi yang dapat menjadi solusi penolong dalam hal komunikasi bagi penyandang CP dalam menyampaikan perasaan dan keinginan mereka terhadap suatu hal kepada lingkungan maupun anggota keluarga mereka. Seperti yang dikemukakan oleh Power, Dell Orto, dan Gibbons (1996), bahwa keluarga merupakan salah satu sumber bantuan utama bagi penyandang CP untuk dapat berkembang mandiri, baik secara intelektual dan fisik. Komunikasi dengan anggota keluarga juga berperan dalam cara individu penyandang CP dalam memandang kecacatannya. Melalui komunikasi yang baik, keinginan emosional penyandang CP dapat terarah dan tersampaikan, menyebabkan keadaan tenang, sehingga kekejangan otot yang dialami ketika marah dapat berkurang. Demikian penyandang CP kemudian dapat menjalani terapi untuk meningkatkan kemandirian dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-harinya.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

- Bagaimana menciptakan media komunikasi visual yang bisa menjadi sarana komunikasi bagi penyandang CP dengan lingkungan dan anggota keluarganya? - Bagaimana menciptakan gaya visual yang bisa diterima oleh penyandang CP dalam lingkup usia emosional yang sudah dapat dididik?

Ruang lingkup dari perancangan alat bantu komunikasi ini menjangkau Indonesia tepatnya dikota-kota maju dengan penduduk yang sudah mengenal penggunaan teknologi. Penulis memulai tahapan awal dari penelitian ini di Kota Bandung.


(11)

1.3 Tujuan Perancangan

Perancangan media edukasi untuk membantu penyandang CP berkomunikasi menggunakan media teknologi handphone dengan sistem layar sentuh bisa menjadi sarana komunikasi bagi penyandang CP dengan lingkungan dan anggota keluarganya, karena layar sentuh pada media dapat digunakan oleh penyandang CP meskipun mengalami kendala dalam motoriknya (mengalami kekakuan jari atau tangan tertekuk). Gaya gambar (visual) yang digunakan penulis merupakan gaya yang telah di sederhanakan namun komunikatif dan mudah di pahami oleh penyandang CP untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Gaya visual sendiri terinspirasi dari piktogram yang merupakan simbol universal yang dipakai mendunia dan dapat dipahami oleh masyarakat umum. Akan tetapi, karena target penulis adalah penyandang CP yang sulit menterjemahkan bahasa visual abstrak sebagai representatif dari objek nyata, maka penulis menyederhanakan gambar-gambar piktogram menjadi lebih dekat dengan perwajahan objek nyata. Khusus pada ikon keluarga, penulis menggunakan foto asli dari anggota keluarga sendiri karena keluarga tidak bisa disimbolkan menggunakan ikon yang bersifat universal. Hal ini bertujuan untuk memudahkan penyandang CP mengenali tombol ikon sebagai representatif dari anggota keluarga.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber yang digunakan oleh penulis adalah sumber data primer, yaitu sumber data yang penulis dapatkan tanpa melalui perantara. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Kezia School and Learning Center sebagai mandatori, dengan wawancara dengan pihak pendidik, terapis dan paedagog. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif analitik, yaitu dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta mengenai komunikasi penyandang CP yang ada kemudian diklarifikasi dengan analisis melalui sumber dan wawancara. Hasil penelitian ini berisikan analisis data yang bersifat menuturkan, memaparkan, menganalisis dan menafsirkan perilaku individu penyandang CP terhadap visual media alat bantu komunikasi.


(12)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.5 Skema Perancangan

Tabel 1.5 : Skema Perancangan


(13)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Aplikasi edukasi alat bantu komunikasi Myword merupakan aplikasi yang menjadi alat bantu komunikasi penyandang CP. Aplikasi alat bantu ini merupakan aplikasi yang terbuka untuk setiap keluarga yang berkeinginan untuk berkomunikasi dengan penyandang CP. Pada penerapannya aplikasi ini dapat diunduh pada application store. Aplikasi ini dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang menggunakan media komunikasi tablet dengan minimal layar yaitu 7”.

Aplikasi edukasi alat bantu komunikasi ini berisikan tentang kegiatan-kegiatan serta kebutuhan dasar penyandang CP yang di tuangkan melalui penggambaran visual piktogram yang dikembangkan menjadi dekat dengan perwajahan objek nyata. Aplikasi ini menjadi aplikasi yang dapat menjadi perantara komunikasi antara penyandang CP dengan lingkungan. Dengan adanya alat komunikasi ini diharapkan menjadi jalan keluar bagi penyandang CP untuk dapat mengutarakan kebutuhan serta keinginan mereka kepada lingkungannya.

Aplikasi alat bantu komunikasi ini dirancang dengan gaya yang lebih modern dengan tampilan yang sederhana dan tidak meninggalkan fungsi utama sebagai alat bantu komunikasi yang komunikatif. Aplikasi alat bantu komunikasi menjadi jawaban dari kendala yang di alami oleh penyandang CP yang memiliki kesulitan dalam menyampaikan kebutuhan dan keinginan mereka. Melalui alat bantu komunikasi ini penyandang CP dapat lebih di mengerti dan hal ini dapat menjadi bukti bahwa seorang penyandang CP dapat menyampaikan keinginan mereka dan dapat berkomunikasi dengan lingkungan.


(14)

Universitas Kristen Maranatha 62

5.2 Saran

5.2.1 Saran dan Komentar Psikologis

Alat bantu komunikasi yang telah di rancang ini sangat efektif dan membantu bagi penyandang CP. Para penyandang CP memiliki hak untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan adanya realisasi dari alat bantu komunikasi, keluarga penyandang CP di Indonesia dapat menemukan jalan keluar untuk berkomunikasi dengan penyandang CP.

5.2.2 Saran dan Komentar Dosen Penguji Ujian Sidang TA

Ibu Sylvia

Disarankan riset lebih lanjut mengenai pemilihan warna sekunder (hijau) yang digunakan dalam desain visual Myword. Warna hijau merupakan warna dengan arti psikologis yang baik, tetapi sebagai penyandang CP dengan keterbelakangan mental yang menjadikan usia emosional tidak berkembang seperti usia tubuh, apakah penyandang CP tersebut dapat lebih tertarik dan menjadi lebih mudah menangkap dan mengingat benda menggunakan warna merah, kuning atau biru dibandingkan warna hijau.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Brown, J.D. & Knight, J,L (2007) The media as powerful teen sex educators. School of Journalism and Mass Communication University of North Carolina – Chapel Hill.

David B. Hershenson, Paul W. Power. 1996. Community Counseling: Contemporary Theory and Practice

David Graddol, 1997. Describing Language. London, Open University Press

Efendi, M. 2009. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

G.A.K.Wardani, dkk. 2008. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 7.4

Gunarsa, Ny. Y. Singgih D. dan SinggihMD. Gunarsa. 1981. Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Agung.

Hinchcliffe, R. 2007. Clinical Otolaryngology & Allied Sciences. First edition

Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Jin Zhang. 2008. Visualization for information retrival. Milwaukee: Springer

Kerem Gunel M. 2011. Physiotherapy For Children With Cerebral Palsy. In: Zeljka Petelin Gadze.(Ed).Epilepsy In Children-Clinical And Social Aspects. Rijeka:Intech.p213-134


(16)

Universitas Kristen Maranatha

Mumpuniarti. 2001. Penanganan Anak Tunagrahita (Kajian dari segi pendidikan Sosial Psikologi dan Tindak Lanjut Usia Dewasa).Yogyakarta: UNY.

Somantri, T. S. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. h.129, 130-131

Suyanto.m, 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Yogyakarta, Penerbit Andi, 200

Teplin, S. W., Howard, J. A., and O’Connor, M. J. (1981). Self-concept of young

children with cerebral palsy. Devel. Med. Child

Christine J Hartono, S.Psi,M.Pd. Jl. Setiabudi 257 Bandung. (Wawancara 16 Februari 2015)


(1)

1.3 Tujuan Perancangan

Perancangan media edukasi untuk membantu penyandang CP berkomunikasi menggunakan media teknologi handphone dengan sistem layar sentuh bisa menjadi sarana komunikasi bagi penyandang CP dengan lingkungan dan anggota keluarganya, karena layar sentuh pada media dapat digunakan oleh penyandang CP meskipun mengalami kendala dalam motoriknya (mengalami kekakuan jari atau tangan tertekuk). Gaya gambar (visual) yang digunakan penulis merupakan gaya yang telah di sederhanakan namun komunikatif dan mudah di pahami oleh penyandang CP untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Gaya visual sendiri terinspirasi dari piktogram yang merupakan simbol universal yang dipakai mendunia dan dapat dipahami oleh masyarakat umum. Akan tetapi, karena target penulis adalah penyandang CP yang sulit menterjemahkan bahasa visual abstrak sebagai representatif dari objek nyata, maka penulis menyederhanakan gambar-gambar piktogram menjadi lebih dekat dengan perwajahan objek nyata. Khusus pada ikon keluarga, penulis menggunakan foto asli dari anggota keluarga sendiri karena keluarga tidak bisa disimbolkan menggunakan ikon yang bersifat universal. Hal ini bertujuan untuk memudahkan penyandang CP mengenali tombol ikon sebagai representatif dari anggota keluarga.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber yang digunakan oleh penulis adalah sumber data primer, yaitu sumber data yang penulis dapatkan tanpa melalui perantara. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Kezia School and Learning Center sebagai mandatori, dengan wawancara dengan pihak pendidik, terapis dan paedagog. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif analitik, yaitu dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta mengenai komunikasi penyandang CP yang ada kemudian diklarifikasi dengan analisis melalui sumber dan wawancara. Hasil penelitian ini berisikan analisis data yang bersifat menuturkan, memaparkan, menganalisis dan menafsirkan perilaku individu penyandang CP terhadap visual media alat bantu komunikasi.


(2)

1.5 Skema Perancangan

Tabel 1.5 : Skema Perancangan


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Aplikasi edukasi alat bantu komunikasi Myword merupakan aplikasi yang menjadi alat bantu komunikasi penyandang CP. Aplikasi alat bantu ini merupakan aplikasi yang terbuka untuk setiap keluarga yang berkeinginan untuk berkomunikasi dengan penyandang CP. Pada penerapannya aplikasi ini dapat diunduh pada application

store. Aplikasi ini dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang

menggunakan media komunikasi tablet dengan minimal layar yaitu 7”.

Aplikasi edukasi alat bantu komunikasi ini berisikan tentang kegiatan-kegiatan serta kebutuhan dasar penyandang CP yang di tuangkan melalui penggambaran visual piktogram yang dikembangkan menjadi dekat dengan perwajahan objek nyata. Aplikasi ini menjadi aplikasi yang dapat menjadi perantara komunikasi antara penyandang CP dengan lingkungan. Dengan adanya alat komunikasi ini diharapkan menjadi jalan keluar bagi penyandang CP untuk dapat mengutarakan kebutuhan serta keinginan mereka kepada lingkungannya.

Aplikasi alat bantu komunikasi ini dirancang dengan gaya yang lebih modern dengan tampilan yang sederhana dan tidak meninggalkan fungsi utama sebagai alat bantu komunikasi yang komunikatif. Aplikasi alat bantu komunikasi menjadi jawaban dari kendala yang di alami oleh penyandang CP yang memiliki kesulitan dalam menyampaikan kebutuhan dan keinginan mereka. Melalui alat bantu komunikasi ini penyandang CP dapat lebih di mengerti dan hal ini dapat menjadi bukti bahwa seorang penyandang CP dapat menyampaikan keinginan mereka dan dapat berkomunikasi dengan lingkungan.


(4)

5.2 Saran

5.2.1 Saran dan Komentar Psikologis

Alat bantu komunikasi yang telah di rancang ini sangat efektif dan membantu bagi penyandang CP. Para penyandang CP memiliki hak untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan adanya realisasi dari alat bantu komunikasi, keluarga penyandang CP di Indonesia dapat menemukan jalan keluar untuk berkomunikasi dengan penyandang CP.

5.2.2 Saran dan Komentar Dosen Penguji Ujian Sidang TA

Ibu Sylvia

Disarankan riset lebih lanjut mengenai pemilihan warna sekunder (hijau) yang digunakan dalam desain visual Myword. Warna hijau merupakan warna dengan arti psikologis yang baik, tetapi sebagai penyandang CP dengan keterbelakangan mental yang menjadikan usia emosional tidak berkembang seperti usia tubuh, apakah penyandang CP tersebut dapat lebih tertarik dan menjadi lebih mudah menangkap dan mengingat benda menggunakan warna merah, kuning atau biru dibandingkan warna hijau.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Brown, J.D. & Knight, J,L (2007) The media as powerful teen sex educators. School of Journalism and Mass Communication University of North Carolina – Chapel Hill.

David B. Hershenson, Paul W. Power. 1996. Community Counseling: Contemporary

Theory and Practice

David Graddol, 1997. Describing Language. London, Open University Press

Efendi, M. 2009. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

G.A.K.Wardani, dkk. 2008. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 7.4

Gunarsa, Ny. Y. Singgih D. dan SinggihMD. Gunarsa. 1981. Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Agung.

Hinchcliffe, R. 2007. Clinical Otolaryngology & Allied Sciences. First edition

Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Alih bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Jin Zhang. 2008. Visualization for information retrival. Milwaukee: Springer

Kerem Gunel M. 2011. Physiotherapy For Children With Cerebral Palsy. In: Zeljka Petelin Gadze.(Ed).Epilepsy In Children-Clinical And Social Aspects. Rijeka:Intech.p213-134


(6)

Mumpuniarti. 2001. Penanganan Anak Tunagrahita (Kajian dari segi pendidikan Sosial Psikologi dan Tindak Lanjut Usia Dewasa).Yogyakarta: UNY.

Somantri, T. S. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. h.129, 130-131

Suyanto.m, 2003. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Yogyakarta, Penerbit Andi, 200

Teplin, S. W., Howard, J. A., and O’Connor, M. J. (1981). Self-concept of young children with cerebral palsy. Devel. Med. Child

Christine J Hartono, S.Psi,M.Pd. Jl. Setiabudi 257 Bandung. (Wawancara 16 Februari 2015)