01 BAB I Pendahuluan 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan yang bersifat nonpolitik,
untuk kaum muda dengan dukungan dan bimbingan anggota dewasa,
terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama,
sesuai dengan tujuan, asas-asas dan metode yang dianut Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka bersifat nonpolitik, dalam arti kata tidak terlibat dalam
perjuangan kekuasaan yang menjadi wacana pokok dalam politik dan
biasanya terpantul dalam sistem partai-partai politik. Sifat non-politik praktis
ini adalah persyaratan dalam Anggaran Dasar dan merupakan karakteristik
dasar dari Gerakan Pramuka maupun World Organization of the Scout
Movement (WOSM).
Gerakan Pramuka didefinisikan sebagai suatu gerakan pendidikan. Ini
adalah cirinya yang hakiki. Pendidikan bukan hanya proses memperoleh
pengetahuan atau keterampilan tertentu, tetapi sejalan dengan Komisi
Internasional tentang Pendidikan untuk Abad Ke-21 (The International
Commission on Education for the Twenty-first Century) menyatakan bahwa
pendidikan meliputi: (a) pengembangan kemampuan berpikir atau akal,
yaitu “belajar mengetahui”, termasuk “belajar bagaimana belajar” (b) proses
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu, yaitu “belajar
berbuat” (c) pengembangan karakter, “belajar menjadi seseorang”, dan (d)
pengembangan sikap dan tingkah laku, “belajar hidup bermasyarakat”.
Arah tujuan dalam pembinaan Pramuka adalah mendidik; bukan
menginstruksi, bukan mengajar, tetapi mendidik, yaitu untuk mengeluarkan
daya kemampuan dari anak itu, untuk mendidik dirinya sendiri, menurut
keinginannya sendiri, menuju ke hal-hal yang akan membentuk karakternya,
dengan memperhatikan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) Gerakan Pramuka, serta ketentuan-ketentuan pengembangan program
pesertadidik yang telah ditetapkan oleh Kwartir Nasional.
Ekstrakurikuler kepramukaan di Sekolah Dasar, merupakan sistem
pendidikan yang tergolong pendidikan nonformal, tidak merupakan bagian
dari sistem pendidikan formal (sekolah dan sebagainya), tetapi merupakan
pendidikan luar sekolah yang terorganisasi,sebagai kegiatan ekstra kurikuler
yang memiliki tujuan pendidikan tertentu dan jelas. Namun demikian dalam
implementasi telah disepakati antara Departemen Pendidikan Nasional
dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, bahwa Gugusdepan Gerakan
Pramuka dapat diselenggarakan atau berpangkalan di sekolah.
Kepala Sekolah Dasar selaku Ketua majelis pembimbing gugus depan
wajib memahami, mematuhi, dan melaksanakan fungsinya sebagai majelis
pembimbing Gugusdepan Gerakan Pramuka.
Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan,
bermaksud
menggalakan
menumbuhkembangkan
kepramukaan di Sekolah Dasar. Sebagai langkah awal adalah menyusun
Pedoman Pembinaan Gugus Depan berpangkalan di Sekolah Dasar, dan akan
dilanjutkan dengan Bimbingan Teknis Kepramukaan. Pedoman ini disusun
sebagai acuan dalam pelaksanaan ekstrakurikuler kepramukaan, serta
merupakan dukungan teknis dalam pelaksanaan Bimbingan Teknis
Kepramukaan bagi Tim Pemandu Tingkat Pusat, Tim Pengembang Tingkat
Provinsi, dan Tim Pelaksana di Tingkat Kabupaten/Kota.
Pedoman Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Dasar1
B. Dasar
Dasar penyusunan Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus
Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang, Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang, Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010, tentang Gerakan Pramuka;
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
5. Peraturan Pemerintah, Nomor 32 tahun 2012, tentang Standar Nasional
Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 36 Tahun 2010, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 39 Tahun 2008, tentang
Pembinaan Kesiswaan.
8. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 TAHUN
1976, Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Kecakapan Khusus;
9. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 132 TAHUN 1979,
Syarat-Syarat dan Gambar Tanda Kecakapan Khusus Gerakan Pramuka
10.Keputusan Kwartir Nasional Nomor 178 Tahun 1979, Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka.
11.Keputusan Kwartir Nasional Nomor 055 Tahun 1982, Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka;
12.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 101 Tahun 1984
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda;
13.Keputusan Kwartir Nasional Nomor 041 Tahun 1995, Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Administrasi Satuan Pramuka;
14.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 220 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi Gerakan
Pramuka;
15.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 222 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan dan Tata Kerja Kwartir Daerah Gerakan
Pramuka;
16.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 233 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan dan Tata Kerja Kwartir Cabang Gerakan
Pramuka;
17.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 224 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan dan Tata Kerja Kwartir Ranting Gerakan
Pramuka
18.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 231 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan Gerakan Pramuka;
19.Keputusan Kwartir Nasional Nomor 225 Tahun 2007, Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka;
20.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 198 Tahun 2011
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Syarat Kecakapan Umum;
21.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 199 Tahun 2011
Tentang Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum;
22.Keputusan Kwartir Nasional Nomor 203 Tahun 2011, Tentang Pedoman
Akreditasi Gugus Depan;
23.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 174 Tahun 2012
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan
Pramuka.
24.Nota Kesepahaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:
dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 17/KB/2013
Pedoman Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Dasar2
25.Permendikbud No. 81A tentang Implementasi kurikulum 2013
C. Tujuan
Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus
Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar, adalah tersedianya:
1. Pedoman Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan Gerakan Pramuka di
Sekolah Dasar;
2. Acuan dalam pelaksanaan ekstrakurikuler kepramukaan di Sekolah Dasar;
3. Dukungan teknis pelaksanaan Bimbingan Teknis Kepramukaan bagi Tim
Pemandu Tingkat Nasional, Tim Pengembang Tingkat Daerah, dan Tim
Pelaksana di Tingkat Kabupaten/Kota.
Pedoman Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Dasar3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan yang bersifat nonpolitik,
untuk kaum muda dengan dukungan dan bimbingan anggota dewasa,
terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama,
sesuai dengan tujuan, asas-asas dan metode yang dianut Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka bersifat nonpolitik, dalam arti kata tidak terlibat dalam
perjuangan kekuasaan yang menjadi wacana pokok dalam politik dan
biasanya terpantul dalam sistem partai-partai politik. Sifat non-politik praktis
ini adalah persyaratan dalam Anggaran Dasar dan merupakan karakteristik
dasar dari Gerakan Pramuka maupun World Organization of the Scout
Movement (WOSM).
Gerakan Pramuka didefinisikan sebagai suatu gerakan pendidikan. Ini
adalah cirinya yang hakiki. Pendidikan bukan hanya proses memperoleh
pengetahuan atau keterampilan tertentu, tetapi sejalan dengan Komisi
Internasional tentang Pendidikan untuk Abad Ke-21 (The International
Commission on Education for the Twenty-first Century) menyatakan bahwa
pendidikan meliputi: (a) pengembangan kemampuan berpikir atau akal,
yaitu “belajar mengetahui”, termasuk “belajar bagaimana belajar” (b) proses
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu, yaitu “belajar
berbuat” (c) pengembangan karakter, “belajar menjadi seseorang”, dan (d)
pengembangan sikap dan tingkah laku, “belajar hidup bermasyarakat”.
Arah tujuan dalam pembinaan Pramuka adalah mendidik; bukan
menginstruksi, bukan mengajar, tetapi mendidik, yaitu untuk mengeluarkan
daya kemampuan dari anak itu, untuk mendidik dirinya sendiri, menurut
keinginannya sendiri, menuju ke hal-hal yang akan membentuk karakternya,
dengan memperhatikan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) Gerakan Pramuka, serta ketentuan-ketentuan pengembangan program
pesertadidik yang telah ditetapkan oleh Kwartir Nasional.
Ekstrakurikuler kepramukaan di Sekolah Dasar, merupakan sistem
pendidikan yang tergolong pendidikan nonformal, tidak merupakan bagian
dari sistem pendidikan formal (sekolah dan sebagainya), tetapi merupakan
pendidikan luar sekolah yang terorganisasi,sebagai kegiatan ekstra kurikuler
yang memiliki tujuan pendidikan tertentu dan jelas. Namun demikian dalam
implementasi telah disepakati antara Departemen Pendidikan Nasional
dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, bahwa Gugusdepan Gerakan
Pramuka dapat diselenggarakan atau berpangkalan di sekolah.
Kepala Sekolah Dasar selaku Ketua majelis pembimbing gugus depan
wajib memahami, mematuhi, dan melaksanakan fungsinya sebagai majelis
pembimbing Gugusdepan Gerakan Pramuka.
Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan,
bermaksud
menggalakan
menumbuhkembangkan
kepramukaan di Sekolah Dasar. Sebagai langkah awal adalah menyusun
Pedoman Pembinaan Gugus Depan berpangkalan di Sekolah Dasar, dan akan
dilanjutkan dengan Bimbingan Teknis Kepramukaan. Pedoman ini disusun
sebagai acuan dalam pelaksanaan ekstrakurikuler kepramukaan, serta
merupakan dukungan teknis dalam pelaksanaan Bimbingan Teknis
Kepramukaan bagi Tim Pemandu Tingkat Pusat, Tim Pengembang Tingkat
Provinsi, dan Tim Pelaksana di Tingkat Kabupaten/Kota.
Pedoman Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Dasar1
B. Dasar
Dasar penyusunan Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus
Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang, Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang, Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010, tentang Gerakan Pramuka;
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
5. Peraturan Pemerintah, Nomor 32 tahun 2012, tentang Standar Nasional
Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 36 Tahun 2010, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 39 Tahun 2008, tentang
Pembinaan Kesiswaan.
8. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 TAHUN
1976, Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Kecakapan Khusus;
9. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 132 TAHUN 1979,
Syarat-Syarat dan Gambar Tanda Kecakapan Khusus Gerakan Pramuka
10.Keputusan Kwartir Nasional Nomor 178 Tahun 1979, Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka.
11.Keputusan Kwartir Nasional Nomor 055 Tahun 1982, Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka;
12.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 101 Tahun 1984
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda;
13.Keputusan Kwartir Nasional Nomor 041 Tahun 1995, Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Administrasi Satuan Pramuka;
14.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 220 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi Gerakan
Pramuka;
15.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 222 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan dan Tata Kerja Kwartir Daerah Gerakan
Pramuka;
16.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 233 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan dan Tata Kerja Kwartir Cabang Gerakan
Pramuka;
17.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 224 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan dan Tata Kerja Kwartir Ranting Gerakan
Pramuka
18.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 231 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan Gerakan Pramuka;
19.Keputusan Kwartir Nasional Nomor 225 Tahun 2007, Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka;
20.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 198 Tahun 2011
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Syarat Kecakapan Umum;
21.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 199 Tahun 2011
Tentang Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum;
22.Keputusan Kwartir Nasional Nomor 203 Tahun 2011, Tentang Pedoman
Akreditasi Gugus Depan;
23.Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 174 Tahun 2012
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan
Pramuka.
24.Nota Kesepahaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:
dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 17/KB/2013
Pedoman Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Dasar2
25.Permendikbud No. 81A tentang Implementasi kurikulum 2013
C. Tujuan
Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus
Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar, adalah tersedianya:
1. Pedoman Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan Gerakan Pramuka di
Sekolah Dasar;
2. Acuan dalam pelaksanaan ekstrakurikuler kepramukaan di Sekolah Dasar;
3. Dukungan teknis pelaksanaan Bimbingan Teknis Kepramukaan bagi Tim
Pemandu Tingkat Nasional, Tim Pengembang Tingkat Daerah, dan Tim
Pelaksana di Tingkat Kabupaten/Kota.
Pedoman Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Dasar3