Penerapan Sistem Pompa dan Perpipaan untuk Meningkatkan Ketersediaan Air Bersih di Banjar Piling Kecamatan Penebel Tabanan.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek), Denpasar Bali 2015

PENERAPAN SISTEM POMPA DAN PERPIPAAN UNTUK
MENINGKATKAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH
DI BANJAR PILING KECAMATAN PENEBEL TABANAN BALI
I Made Astika1), I Gusti Ketut Sukadana1) dan I Putu Lokantara1)
1)
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana
Kampus Bukit Jimbaran Bali 80362
E mail: imdastika@yahoo.com
Abstrak
Banjar Piling berada di wilayah Desa Mengesta, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan Bali.
Banjar Piling terbagi menjadi tiga banjar dinas yaitu Banjar Dinas Piling Kawan, Piling Tengah dan Piling
Kanginan. Sebagian besar penduduknya bekerja dibidang pertanian, disamping pegawai negeri, pegawai
swasta, pengusaha dan pedagang. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Banjar Piling
memanfaatkan mata air yang berada di Banjar Piling Kawan dengan metode gravitasi dan pembagian air ke
masing-masing keluarga dengan meniru sistem subak.
Berdasarkan hasil survey lapangan dan diskusi bersama masyarakat serta pengelola air bersih di
Banjar Piling berkaitan dengan air bersih yang digunakan oleh masyarakat saat ini, teridentifikasi
permasalahan - permasalahan sebagai berikut: Pertama, air bersih yang sampai ke konsumen sangat kurang
terutama pada musim kemarau. Kondisi ini desebabkan karena debit dari mata air sudah berkurang, dan

banyak terjadi kebocoran pipa distribusi (umurnya lebih dari 40 tahun) sehingga banyak air yang terbuang.
Dan yang kedua adalah ketika terjadi hujan air menjadi keruh dimana air tersebut tidak layak digunakan,
yang disebabkan oleh tercemarnya sumber mata air dan kemungkinan masuknya air hujan dan air sungai
kedalam jaringan pipa distribusi terutama dibagian hulu yang memang jalurnya berada di daerah aliran
sungai dan pesawahan.
Mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan mengambil air bersih dari sumber mata air
baru (sudah ada) yang debitnya cukup besar namun lokasinya cukup jauh yang memerlukan jaringan pipa
distribusi yang cukup panjang dan mengambil air dari mata air yang berada di dekat pemukiman penduduk
namun lokasinya lebih rendah dari pemukiman sehingga perlu pompa untuk menaikkan air agar dapat
didistribusikan kepada masyarakat.
Dengan memanfaatkan sumber air yang baru dan pipa distibusi yang baik maka diharapkan ketersediaan air
bersih dan kesehatan masyarakat meningkat.
Kata kunci: sistem pompa, pipa distribusi, air bersih, kesehatan

1. PENDAHULUAN
Wilayah Kabupaten Tabanan merupakan daerah yang sangat strategis yang terletak di Bali
bagian tengah, berbatasan dengan kabupaten Badung di sebelah timur, Kabupaten Jembrana
disebelah barat dan Kabupaten Buleleng di sebelah utara. Kabupaten Tabanan adalah daerah agraris
dimana hampir 90 % wilayahnya merupakan daerah pertanian dan peternakan. Kabupaten Tabanan
merupakan daerah yang sangat produktif terutama pada sektor pertanian dan peternakan, tercermin

dari banyaknya kolompok usaha kecil yang bergerak dibidang pertanian dan peternakan. Dengan
adanya kebijakan dari pemerintah daerah Tabanan yang menekankan pada industri kerakyatan
dengan berbasis pada pertanian dan peternakan, dan banyaknya kemudahan-kemudahan yang
diberikan kepada kolompok uasaha tani dalam mengembangkan usahanya. Hal tersebut juga
didukung oleh kondisi tanah yang sangat bagus untuk pertanian dan peternakan dan didukung
dengan promosi dari para pengusaha yang mengembangkan peternakan dan pertanian di kabupaten
Tabanan. Sehingga produksi pertanian dan peternakan daerah Tabanan semakin meningkat dan
berkualitas. Salah satu banjar yang ada di wilayah Tabanan adalah Banjar Piling.
Banjar Piling berada di Desa Mengesta Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan, terdiri
dari tiga banjar dinas yaitu banjar dinas Piling Kawan, Piling Tengah dan Piling Kanginan. Banjar
Piling dengan luas wilayah sekitar 200 Ha, berbatasan dengan Desa Kesambi di sebelah utara,
banjar Mengesta di sebelah timur, banjar Asah di sebelah selatan dan banjar Tengkudak di sebelah

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek), Denpasar Bali 2015

barat. Jumlah keluarga di ketiga banjar dinas tersebut sebanyak 300 KK, dan sebagian besar
penduduknya bekerja di bidang pertanian dengan menggunakan sistem subak yang sudah maju
dalam mengatur pengairannya. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, penduduk Banjar
Piling saat ini mengambil air dari sumber mata air yang berada di sebelah utara banjar Piling
Kawan dengan memanfaatkan gaya gravitasi saja tanpa menggunakan listrik maupun hidram.

Pembagian air ke masing-masing keluarga meniru sistem subak dimana jatah air untuk setiap
keluarga sama. Pengaturan seperti ini kurang baik karena kebutuhan akan air dari masing-masing
keluarga berbeda-beda. Namun hal tersebut saat ini tidak menjadi masalah.
Disamping itu, lokasi pemukiman penduduk tersebar di beberapa tempat, dan
memiliki/menggunakan sumber air sendiri-sendiri karena lokasinya jauh sehingga tidak bisa
dilayani/memakai air yang dikelola oleh banjar/panitia pengelola air minum banjar Piling. Pada
pengabdian ini akan ditangani permasalahan yang berkaitan dengan air minum yang dikelola oleh
banjar Piling (yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Piling)

Gambar 1. Pembagian air ke masing-masing keluarga
1. Sumber mata air lama yang masih digunakan saat ini debitnya sudah kecil dan kadang-kadang
kering pada saat musim kemarau. Disamping itu sumber mata air ini mengalami pencemaran
yang berasal dari kandang sapi yang berada di hulu sumber mata air tersebut.
2. Pipa distribusi dari sumber mata air lama sampai ke reservoir utama umurnya sudah tua (sekitar
40 tahun) yang melewati daerah persawahan dan rawan longsor
3. Pada saat hujan air menjadi keruh dimana air tersebut tidak layak dikonsumsi. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh masuknya air hujan dan air sungai kedalam jaringan pipa
distribusi yang jalurnya berada di daerah aliran sungai dan pesawahan..
4. Bronkaptering di sumber mata air baru belum permanen sehingga air mudah tercemar
khususnya dari pestisida yang kebetulan sumber air tersebut berada di daerah pesawahan yang

masih produktif.
5. Salah satu mata air yang berada dekat pemukiman dengan debit yang cukup besar belum
dimanfaatkan secara optimal karena lokasinya lebih rendah dari pemukiman sehingga
diperlukan sistem pompa untuk menaikkan air
6. Pipa distribusi dari sumber mata air baru sepanjang 1300 m belum terpasang secara permanen
sehingga sering mengalami gangguan seperti putus, bergeser, pecah dan sebagainya. Pipa
distribusi ini baru bisa menjangkau masyarakat di ujung utara banjar Piling Kawan dan disana
belum ada reservoir.
7. Diperlukan pipa sepanjang 1000 m untuk menghubungkan pipa yang sudah ada dari mata air
baru agar air bisa sampai ke reservoir utama (lama).

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek), Denpasar Bali 2015

Sumber mata air baru

Bronkaptering belum
permanen; sumber air
mudah tercemar

Mata air

baru

Pipa distribusi
sudah tersedia;
belum terpasang secara
permanen

+1300 m

Debit mata air kecil,
kadang kering di
musim kemarau dan
tercemar

Belum ada
Reservoar

Pura
Puseh Sari
Pura Simpang


Mata air
lama

Villa
Pura
Dalem
Pipa distribusi (1000 mtr)
belum ada

Pipa lama rawan
longsor, tua dan
rapuh

Villa
Reservoar
Sumber mata air;
lokasi rendah, perlu pompa

Br. Piling

Kawan

Gereja
Br. Piling
Tengah SD

Pura
Puseh &

Br. Piling
Kanginan
Lokasi pemukiman
penduduk

Gereja

Gambar2. Peta permasalahan air bersih Banjar Piling

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek), Denpasar Bali 2015


2. METODE PELAKSANAAN
Berdasarkan survey lapangan dan diskusi dengan masyarakat dan pengelola air bersih
maka langkah prioritas dan segera harus dilaksanakan adalah pemasangan pipa untuk
menghubungkan pipa yang sudah terpasang sebagian dari sumber mata air baru di ujung utara
banjar Piling Kawan sampai ke reservoar lama yang sudah ada sepanjang 1000 m. Dengan
tersambungnya pipa dari sumber mata air baru sampai ke reservoar maka diharapkan kebutuhan air
bersih bagi masyarakat akan terpenuhi baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Pada tahap pemasangan pipa distribusi air bersih akan dilaksanakan oleh seluruh anggota
masyarakat secara gotong royong. Sebelum tahap pemasangan, tim pengabdian akan memberikan
pembekalan terlebih dahulu, tentang syarat/cara pemasangan pipa yang benar. Khusus tahap
pengawasan saat pemasangan dilakukan dari tim pengabdian. Setelah semua selesai terpasang
maka dilakukan uji coba dan evaluasi, jika ada kesalahan agar segera dapat ditanggulangi kembali.
Setelah semua selesai dikerjakan maka sistem siap untuk dioperasikan.

Survey

Mengkaji sistem
distribusi air bersih yang
sudah ada dan rencana
pemasangan pompa dan


Pelatihan/pembekalan
kepada masyarakat tentang
teknik pemasangan pompa
dan pipa distribusi air bersih

Pengawasan

Pemasangan pompa
dan pipa distribusi

Uji Coba dan Evaluasi

SIAP DIOPERASIKAN
Gambar 3. Proses pelaksanaan pengabdian
3. HASIL YANG DICAPAI
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat di Piling disajikan dalam foto dibawah ini.

Gambar 4. Pertemuan dengan kepala dusun/panitia pengelola air minum banjar Piling


Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek), Denpasar Bali 2015

Gambar 5. Survey sumber mata air

Gambar 6. Survey/pengukuran jalur pipa distribusi air bersih

Gambar 7. Pertemuan dengan anggota masyarakat

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek), Denpasar Bali 2015

Gambar 8. Pipa

Gambar 9. Penggalian jalur pipa

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek), Denpasar Bali 2015

Gambar 10. Pemasangan pipa

Gambar 11. Pembuatan pondasi pompa


Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek), Denpasar Bali 2015

Gambar 12. Pemasangan pompa

Gambar 13. Penyambungan pipa ke reservoar
4. KESIMPULAN
Dari kegiatan yang sudah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan pengabdian di banjar Piling berjalan dengan lancar
2. Masyarakat banjar Piling sangat mendukung kegiatan pengabdian ini
3. Pemasangan pompa dan pipa distribusi air bersih sudah selesai dilaksanakan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Tim Pengabdian mengucapkan terima kasih kepada DP2M DIKTI yang telah mendanai
pengabdian ini melalui skim Pengabdian IbM tahun 2015 dengan Surat Perjanjian Penugasan
Dalam Rangka Pelaksanaan Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Mono Tahun, Tahun Anggaran
2015 Nomor: 312.29/UN14.2/PKM 08.00/2015, tanggal 30 Maret 2015.
DAFTAR PUSTAKA
Chu R C H, A.H, (1990) ”Centifugal Pump and Blowers”, New York: Robert E, Krieger Publising
Company
Panduan Pelaksanaan Penelitian dan PPM Edisi IX Tahun 2013
Suarda, Made, (2010), ”Sistem Perpipaan”, Diktat Kuliah Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Udayana