Aktivitas Aspek Tradisional Religius Pada Irigasi Subak Studi Kasus Pada Subak Piling, Desa Biaung, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

LAPORAN
HIBAH PENELITIAN KETEKNIKSIPILAN

AKTIVITAS ASPEK TRADISIONAL RELIGIUS
PADA IRIGASI SUBAK:
STUDI KASUS PADA SUBAK PILING, DESA
BIAUNG, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN
TABANAN

Nama Peneliti:
I Nyoman Norken
I Ketut Suputra
I Gusti Ngurah Kerta Arsana

Program Magister Teknik Sipil
Program Pascasarjana
Universitas Udayana
2015

i


ii

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena berkat rahmatNya Penelitian tentang Aktivitas Aspek Tradisional Religius pada Irigasi Subak:
Studi Kasus pada Subak Piling, Desa Biaung, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, dapat kami

selesaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Penelitian ini merupakan penelitian
untuk mengidentifikasi berbagai kegiatan ritual yang masih dilaksanakan oleh Subak Piling
hingga saat ini sebagai implenetasi aspek parahyangan dalam subak di Bali yang menganut
filosopi tri hita karana.
Penelitian ini dibiayai oleh hibah yang disediakan di Program Studi Magister Teknik Sipil,
Program Pascasarjana Universitas Udayana, untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Ketua dan Staf Program Studi

Magister Teknik Sipil Universitas

Udayana.
Tim Peneliti juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, yang
telah memberikan bantuan sehingga pelaksanaan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar

sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Semoga penelitian ini ada manfaatnya.

Denpasar, Oktober 2015
Ketua Tim Peneliti

Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU; Ph.D
NIP: 19530819 198003 1 004

iii

Abstrak

Subak di Bali sudah dikenal sangat lama sebagai lembaga

tradisional yang memiliki

aktivitas usaha tani di lahan sawah dan diyakini telah ada sebelum abad ke IX. Filosopi
subak dalam melaksanakan berbagai kegiatan sangat erat dengan filosopi desa adat yang ada
di Bali yaitu landasan filosopi Tri Hita Karana yang berarti tiga penyebab terciptanya
kebahagiaan atau keharmonisan. Tri Hita Karana meliputi keharmonisan hubungan manusia

dengan Tuhan/Pencipta disebut Parahyangan, hubungan manusia dengan alam sekitar
disebut Palemahan dan hubungan manusia dengan manusia lainnya disebut Pawongan.
Penelitian

secara deskriptif terhadap aktivitas

tradisional religius yang merupakan

implementasi aspek Parahyangan dilakukan di Subak Piling Kecamatan Penebel Kabupaten
Tabanan melalui wawancara yang mendalam kepada Ketua (Pekaseh)

dan Sekretaris

(Penyarikan) Subak. Jenis ritual yang dilakukan hingga saat ini meliputi: mapag toyo,
pengwiwit, nuasen, ngerestiti sebanyak 2 (dua kali), ngusaba/mesaba dan mantenin.
Sementara jenis ritual yang dilakukan bersama dengan subak lain adalah ritual nangluk
merana dan ritual pakelem yang disertai dengan Raja (Cokroda) Tabanan. Pembiayaan ritual
bersama diperoleh dari iuran kerama (petani) yang disesuaikan dengan luas sawah yang
dimiliki dan pungutan/sumbangan dari peternak itik (pengangon bebek) yang beternak di
area Subak Piling. Ritual yang dilakukan secara tradisi dan turun temurun perlu terus

dilestarikan sebagai ciri khas subak di Bali yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia.
Kata kata kunci: subak, tri hita karana, parahyangan, jenis ritual subak, biaya ritual.

iv

Daftar Isi

I.

II.

III.

IV.

V.

Lembar Pengesahan…………………………………………………………………… ii
Kata Pengantar………………………………………………………………………... iii
Abstrak……………………………………………………………………………….. iv

Daftar Isi……………………………………………………………………………… v
Daftar Gambar................................................................................................................. vi
Daftar Tabel..................................................................................................................... vii
Pendahuluan………………………………………………………………………. 1
1. Latar Belakang……………………………………………………………………. 1
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………… 3
3. Tujuan………………………………………………………………….................... 3
4. Manfaat penelitian………………………………………………………………… 3
5. Batasan Masalah…………………………………………………………………... 4
Tinjauan Pustaka………………………………………………………………… 5
1. Subak dan Sejarah Subak…………………………………………………………. 5
2. Organisasi Subak .....……………………………………………………………… 7
3. Jaringan Irigasi Subak ……………………………………………………………. 9
4. Distribusi dan Pengelolaan Air dalam Subak .....…………………………………. 10
5. Siklus dan Rangkaian Ritual pada Subak ……………………………………….... 14
Metodologi Penelitian…………………………………………………………… 18
1. Lokasi Penelitian………………………………………………………………….. 18
2. Jenis dan Sumber Data …………………………………………………………… 18
3. Pengumpulan Data..............………………………………………………………. 18
4. Analisis Data……………………………………………………………………… 18

Hasil dan Pembahasan…………………………………………………………... 19
1. Kondisi Daerah Studi……………………………………………………................ 19
2. Penentuan Masa Tanam dan Permulaan Acara Ritual……………………………. 21
3. Rangkaian Ritual.........................................................................................………...22
4. Pembiayaan Ritual………………………………………………………………... 30
Kesimpulan Dan Saran…………………………………………………………. 32
1. Kesimpulan……………………………………………………………………….. 32
2. Saran……………………………………………………………………………… 32
Daftar Pustaka………………………………………………………………….. 33

v

Daftar Gambar
Gambar 1. Struktur Organisasi Subak ……………………………………………………. 9
Gambar 2. Jaringan Irigasi Subak ...……………………………………………………….10
Gambar 3. Pembagian Air dengan Sistem Tektek...................................................................11
Gambar 4. Areal persawahan Subak Piling.............................................................................20
Gambar 5. Pemabagian air dengan sistem tektek di Subak Piling...........................................20
Gambar 6. Kegiatan pengolahan lahan setelah upacara mapag toya.......................................23
Gambar 7. Pura Subak (Pura Bedugul) Subak Piling..............................................................24

Gambar 8. Menanam padi (nandur) setelah upacara pengwiwit..............................................25
Gambar 9. Pura Ulun Carik (Sanggah Catu/Sanggah Pengalapan)........................................26

vi

Daftar Tabel
Tabel 1. Pengaturan Pola Tanam dengan Sistem Nyorog pada Subak Agung Yeh Ho ..13

vii

Dokumen yang terkait

Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sistem Subak (Kasus: Usahatani Padi Beras Merah Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali)

17 66 124

Peran Aspek Kelembagaan Subak Dalam Konteks Pengendalian Alihfungsi Lahan (Kasus Pada Subak Semat, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung).

0 0 22

PENERAPAN SRI DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO PADA BUDIDAYA PADI BERAS MERAH DI SUBAK SUALA, DESA PITERA, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN, BALI.

0 2 25

TEKNIK PENGELOLAAN AIR IRIGASI PADA SISTEM SUBAK DI KABUPATEN TABANAN.

0 0 11

Penerapan Tri Hita Karana untuk Keberlanjutan Sistem Subak yang Menjadi Warisan Budaya Dunia Kasus Subak Wangaya Betan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

0 1 15

Penerapan Tri Hita Karana untuk Keberlanjutan Sistem Subak yang Menjadi Warisan Budaya Dunia: Kasus Subak Wangaya Betan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

0 4 12

Aktivitas Aspek Tradisional Religus Pada Irigasi Subak (Studi Kasus Pada Subak Piling Desa Biaung Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan).

0 12 35

IbM.Subak dalam Aplikasi Teknologi Pemupukan Spesifik Lokasi di Subak Angkah, desa Angkah Kecamatan Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan.

0 1 7

Penerapan SRI dan Sistem Tanam Jajar Legowo pada Budidaya Padi Beras Merah di Subak Suala Desa Pitera, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali.

0 17 20

Penerapan Tri Hita Karana untuk Keberlanjutan Sistem Subak yang Menjadi Warisan Budaya Dunia Kasus Subak Wangaya Betan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.

0 0 14