REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA.

(1)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra

oleh

Angga Hidayat

0906235

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Representasi Kritik Sosial dalam Antologi Cerpen Senyum Karyamin Karya

Ahmad Tohari: Kajian Sosiologi Sastra

Oleh Angga Hidayat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Angga Hidayat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Oleh

Angga Hidayat

0906235

Disetujui dan disahkan

Oleh

Pembimbing I,

Dr. Sumiyadi, M.Hum.

NIP 197507132005012002

Pembimbing II,

Dra. Nenden Lilis Aisyah, M.Pd.

NIP 197109262003122001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia,

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si.


(4)


(5)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Angga Hidayat 0906235 ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Representasi Kritik Sosial dalam Antologi Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari: Kajian Sosiologi Sastra”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh karya sastra sebagai cermin dari kenyataan. Cerpen dalam antologi Senyum Karyamin khususnya tiga cerpen yang dipilih merupakan cerpen yang mengandung kritik sosial. Akan tetapi, apakah kritik sosial tersebut merepresentasikan kenyataan. Itulah yang ingin dijawab dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah 1) bagaimana struktur ketiga cerpen dalam antologi Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari?, 2) bagaimana representasi kritik sosial ketiga cerpen dalam antologi Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari?, 3) bagaimana model representasi ketiga cerpen dalam antologi Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari?

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Adapun landasan teoretis yang dipakai dalam penelitian ini yaitu sosiologi sastra untuk merepresentasikan kritik sosial ketiga cerpen dalam antologi Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari.

Hasil dari penelitian ini berupa analisis struktur ketiga cerpen meliputi alur dan pengaluran, tokoh, latar dan penceritaan. Dari ketiga cerpen, pengaluran yang didapat berlangsung linier. Sedangkan alur, kesemuanya memiliki hubungan kausalitas, antarperistiwa memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi. Latar tempat berupa perbukitan di daerah jawa tengah dan rumah mertua Kasdu. latar rumah Sanwirya. latar kampung. Latar waktu yang dominan pada siang hari. Adapun sudut pandang penceritaan menggunakan penceritaan intern dan ekstern.

Berdasarkan analisis struktur didapat kritik sosial dalam ketiga cerpen yang merepresentasikan kenyataan meliputi ketertindasan penderes oleh tengkulak, pola pikir masyarakat tradisional, pernikahan di bawah umur dan diskriminasi masyarakat menyikapi masyarakat miskin. Permasalahan tersebut memiliki kesejajaran dengan permasalahan yang terjadi dalam kenyataan. Ditunjukan dengan adanya beberapa kasus serupa dalam kenyataan yang dilaporkan dalam artikel. Semua gagasan dalam cerpen tersebut merupakan bentuk sebuah kritik, gugatan pengarang terhadap kenyataan. Dengan demikian model representasi yang digunakan merupakan model aktif.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... SURAT PERNYATAAN ... UCAPAN TERIMA KASIH ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR BAGAN ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1.1.1 Tentang Ahmad Tohari ... 1.2 Masalah Penelitian ... 1.3 Tujuan Penelitian ... 1.4 Manfaat Penelitian ... 1.5 Definisi Operasional ...

BAB II LANDASAN TEORETIS TENTANG CERPEN, SOSIOLOGI SASTRA DAN KRITIK SOSIAL

2.1 Pengertian Cerpen ... 2.2 Unsur Cerita ... 2.3 Pendekatan Sosiologi Sastra dalam Mengkaji Cerpen ... 2.3.1 Analisis Struktur ... 2.3.1.1 Aspek Sintaksis ... 2.3.1.2 Aspek Semantik ... 2.3.1.2.1 Tokoh dan Penokohan ... 2.3.2.2.2 Latar ... 2.3.2.2.3 Pencerita ...

i ii iii iv v vi xi xii 1 5 7 7 8 8 10 11 12 14 14 17 17 18 18


(7)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD 2.3.2 Analisis Sosiologi Sastra ...

2.3.2.1 Representasi ... 2.3.2.2 Kritik Sosial ...

BAB III METODOLOGI DAN TEKNIK PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ... 3.2 Sumber Data dan Objek Kajian ... 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 3.4 Teknik Pengolahan Data ...

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Cerpen “Jasa-Jasa buat Sanwirya” ... 4.1.1 Sinopsis ... 4.1.2 Analisis Struktur ...

4.1.2.1 Analisis Sintaksis Cerpen “Jasa-Jasa buat Sanwirya” .. 4.1.2.1.1 Pengaluran ... 4.1.2.1.2 Alur ...

4.1.2.2 Analisis Tokoh dan Latar Cerpen “Jasa-Jasa buat Sanwirya ... 4.1.2.2.1 Analisis Tokoh dan Penokohan ... 4.1.2.2.1.1 Sanwirya ... 4.1.2.2.1.2 Sampir ... 4.1.2.2.1.3 Waras ... 4.1.2.2.1.4 Ranti ... 4.1.2.2.1.5 Tokoh Aku ... 4.1.2.2.1.6 Nyai Sanwirya ... 4.1.2.2.2 Latar Waktu dan Tempat ... 4.1.2.2.2.1 Latar Waktu ... 4.1.2.2.2.2 Latar Tempat ...

4.1.2.2.2.2.1 Rumah Sanwirya ... 4.1.2.2.2.3 Latar Sosial ...

19 19 21 24 26 27 27 30 30 30 31 31 36 40 40 40 41 42 42 43 43 45 45 45 45 46


(8)

4.1.2.3 Penceritaan ... 4.1.2.3.1 Penceritaan Intern ... 4.1.2.3.1.1 Wicara yang dilaporkan ... 4.1.2.3.1.2 Wicara yang dinarasikan ... 4.1.3 Representasi Kritik Sosial ... 4.1.3.1 Ketertindasan Penderes oleh Tengkulak ... 4.1.3.2 Kurangnya Kesadaran Masyarakat Pedesaan akan

Dunia Medis ... 4.1.3.3 Model Representasi Kritik Sosial ... 4.2 Analisis Struktur Cerpen “Si Minem Beranak Bayi” ... 4.2.1 Sinopsis ... 4.2.2 Analisis Aspek Sintaksis Cerpen “Si Minem Beranak

Bayi” ... 4.2.2.1 Pengaluran Cerpen “Si Minem Beranak Bayi” ... 4.2.2.2 Alur ... 4.2.2.3Analisis Tokoh dan Latar Cerpen “Si Minem Beranak

Bayi” ...

4.2.2.3.1 Analisis Tokoh ... 4.2.2.3.1.1 Kasdu ... 4.2.2.3.1.2 Minem ... 4.2.2.3.1.3 Mertua Kasdu ... 4.2.2.3.2 Latar Waktu dan Tempat ... 4.2.2.3.2.1 Latar Waktu ... 4.2.2.3.2.2 Latar Tempat ... 4.2.2.3.2.3 Latar Sosial ... 4.2.2.4 Penceritaan ... 4.2.2.4.1 Penceritaan Ekstern ... 4.2.2.4.1.1 Wicara yang dinarasikan ... 4.2.2.4.1.2 Wicara Alihan ... 4.2.2.4.1.3 Wicara yang dilaporkan ... 4.2.3 Representasi Kritik Sosial ...

46 46 47 48 49 49 54 57 59 59 59 59 62 64 64 64 65 66 66 66 67 68 69 69 69 70 71 72


(9)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD 4.2.3.1 Pernikahan di Bawah Umur ... 4.2.3.2 Model Representasi Kritik Sosial ... 4.3 Analisis Struktur Cerpen “Blokeng” ...

4.3.1 Sinopsis ... 4.3.2 Analisis Sintaksis Cerpen “Blokeng” ... 4.3.2.1 Pengaluran ... 4.3.2.2Alur ... 4.3.2.3 Analisis Tokoh dan Latar ...

4.3.2.3.1 Analisis Tokoh dan Penokohan ... 4.3.2.3.1.1Blokeng ... 4.3.2.3.1.2Warga Kampung ... 4.3.2.3.1.3Lurah Hadining ... 4.3.2.3.1.4Hansip ... 4.3.2.3.2 Latar Waktu dan Tempat ... 4.3.2.3.2.1Latar Waktu ... 4.3.2.3.2.2Latar Tempat ... 4.3.2.3.2.2.1 Kampung ... 4.3.2.3.2.2.2 Rumah Blokeng ... 4.3.2.3.3 Latar Sosial ... 4.3.2.4Penceritaan ... 4.3.2.4.1 Pencerita Intern ... 4.3.2.4.1.2Wicara yang dinarasikan ... 4.3.2.4.1.3Wicara yang dilaporkan ... 4.3.3 Represekntasi Kritik Sosial ... 4.3.3.1Diskriminasi Masyarakat Menyikapi Masyarakat

Miskin ... 4.3.4 Model Representasi Kritik Sosial ...

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ... 5.2 Saran ...

72 77 79 79 79 79 86 89 89 89 90 91 91 92 92 93 93 94 94 94 94 95 96 97 97 103 105 108


(10)

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN


(11)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD

DAFTAR BAGAN

3.1 Bagan Alur Penelitian ... 4.1 Bagan Pengaluran Cerpen “Jasa-Jasa buat Sanwirya” ... 4.2 Bagan Fungsi Utama Cerpen “Jasa-Jasa buat Sanwirya” ... 4.3 Bagan Pengaluran Cerpen “Si Minem Beranak Bayi” ... 4.4 Bagan Fungsi Utama Cerpen “Si Minem Beranak Bayi” ... 4.5 Bagan Pengaluran Cerpen “Blokeng” ... 4.6 Bagan Fungsi Utama Cerpen “Blokeng” ...

29 36 39 62 64 85 88


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Urutan satuan teks cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya” 2. Urutan satuan teks cerpen “Si Minem Beranak Bayi” 3. Urutan satuan teks cerpen “Blokeng”


(13)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Karya sastra adalah sebuah hasil ciptaan manusia. Sastra tumbuh dan berkembang karena peranan manusia. Pengarang sebagai pencipta tentu saja memiliki latar belakang untuk dijadikan materi agar tercipta sebuah karya sastra, salah satunya berasal dari pembacaan mengenai kehidupan sosial masyarakat.

Sebuah karya sastra pada dasarnya berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan; dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial (Damono, 1978: 1). Sastra sebuah media subjektif yang mencoba mengangkat persoalan-persoalan realitas yang ada di masyarakat. oleh karena itu, karya sastra dan masyarakat terjadi hubungan yang saling mempengaruhi. Sastra “menyajikan kehidupan,” dan

“kehidupan” sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra

juga “meniru” alam dan subjektif manusia. Hal ini disebabkan oleh adanya filtrasi

dan imajinasi pengarang.

Pendekatan terhadap karya sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan ini oleh beberapa penulis disebut sosiologi sastra. Melihat lebih spesifik Damono (1978 : 2) menyimpulkan bahwa ada dua kecenderungan utama dalam telaah sosiologis terhadap sastra. Pertama, pendekatan yang berdasarkan pada anggapan bahwa sastra merupakan cermin proses sosial-ekonomi belaka. Pendekatan ini bergerak dari faktor-faktor diluar sastra untuk membicarakan sastra. Kedua, pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan. Metode yang digunakan adalah analisis teks untuk mengetahui struktur kemudian memahami lebih dalam gejala sosial di luar sastra.


(14)

2

Wellek dan Warren dalam (Damono, 1978: 3) mengklasifikasikan masalah yang dapat diteliti dalam sosiologi sastra adalah sebagai berikut:

1. Sosiologi pengarang yang memasalahkan status sosial, ideologi sosial, dan lain-lain yang menyangkut pengarang sebagai penghasil karya sastra.

2. Sosiologi karya sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri; yang menjadi pokok penelaahan adalah apa kandungan dalam karya sastra dan apa yang menjadi tujuannya.

3. Sosiologi sastra yang memasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya sastra.

Peneliti akan membahas karya sastra sebagai masalah pokok penelaahan, dalam klasifikasi disebut sosiologi karya. Pokok penelaahan adalah teks karya sastra, apa yang terkandung dan yang menjadi tujuan karya tersebut.

Karya sastra tentu, adalah suatu yang mewakili sebuah pikiran, gagasan dan pemahaman penciptanya. Setiap guratan katanya yang imajinatif dapat mengandung sebuah permasalahan yang dituju atau menjadi sasaran penciptanya. Ian Watt dalam Damono (1978: 3) mengemukakan bahwa pandangan sosial pengarang harus diperhitungkan apabila kita menilai karya sastra sebagai cermin masyarakat. Maka dari itulah, lewat filtrasi, imajinasi, dan pandangan sosial inilah pengarang mengemukakan pandangan, penilaian, dan gagasan sebagai bentuk kritik terhadap suatu permasalahan.

Karya sastra yang tentu menghadirkan konflik adalah cerpen (cerita pendek). Cerpen biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, latar yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat. Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis, yaitu eksposisi (pengantar latar, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama), aksi yang meningkat, krisis (saat yang


(15)

3

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah), klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting), penyelesapan (bagian cerita di mana konflik dipecahkan).

Cerpen dapat memuat berbagai persoalan hidup. Pengarang seringkali menjadikan cerpen sebagai media kritik. Kritik dalam sebuah karya sastra adalah bentuk kepedulian pengarang terhadap situasi kehidupan sosial atau masyarakat yang tidak sesuai dengan norma yang seharusnya, yang oleh pengarang dianggap kebenaran. Kritik sosial dalam karya sastra adalah kritik yang mengangkat segala macam problem sosial yang ada misalnya menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, kelompok sosial, pengusaha, penguasa, dan intuisi-intuisi terhadap ketidakadilan dan kewenang-wenangan Damono (1983:22).

Pengarang yang cerpennya banyak mengangkat persoalan kehidupan yang dirasa adalah sebuah kritik untuk masyarakat, salah satunya adalah Ahmad Tohari. Dikutip dari penelitian sebelumnya oleh Hartana Adi Permana tentang

ketimpangan sosial pada cerpen Senyum Karyamin. “Ahmad Tohari dalam Senyum Karyamin menyodorkan kenyataan sosial yang terjadi di lingkungan kita. Hal ini terjadi karena Tohari termasuk golongan yang peka terhadap permasalahan sosial yang berkembang di lingkungannya. Kenyataan tersebut disodorkan agar

golongan atasnya mengadakan perubahan. Cerpen “Senyum Karyamin”

menggambarkan potret kehidupan orang desa yang sengsara, menderita, dan

selalu tabah. Untuk menyambung hidup, mereka selalu “gali lobang tutup lobang” tanpa mempetimbangkan akibat sikapnya itu. Yang penting, hari ini dapat hidup”.

Selain itu N. Fredy Franmoko juga meneliti tentang kritik sosial pada kumpulan cerpen Senyum Karyamin, penelitian kritik sosial tersebut mengkaji keseluruhan cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin, hasil pengkajiannya tertuju pada pelatihan memahami makna cerpen.

Adapun penelitian lain yang telah mengkaji cerpen Senyum Karyamin karya


(16)

4

Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin” yang ditulis oleh Kholik Aji Nugroho yang

dapat dibaca dalam situs internet. Selanjutnya penelitian tentang gaya bahasa metafora dalam cerpen Senyum Karyamin yang ditulis oleh Wahyu Mulyani, lalu Penelitian Tentang Orientasi Ekpresif Pengarang dalam cerpen-cerpen karya Ahmad Tohari oleh Murtini.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut maka penulis jadikan referensi. Cerpen yang akan diambil sebagai bahan penelitian lebih dikhususkan pada tiga cerpen dengan tujuan pengkajian akan lebih mendalam, tiga cerpen tersebut berjudul “Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,” dan “Blokeng” dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin. Pendekatannya menggunakan pisau analisis sosiologi sastra. Pembeda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada objek bahasan yang akan dikaji di khususkan pada tiga cerpen, dengan representasi akan dimunculkan sebagai syarat penelitian sosiologi sastra yang memposisikan karya sastra sebagai cerminan kenyataan, bagaimana nilai-nilai sosial yang ada dalam cerpen, berkaitan menyamai dengan nilai-nilai sosial yang ada dalam kenyataan, yang pada penelitian sebelumnya tidak menjadi bahasan.

Senyum Karyamin adalah kumpulan cerpen karya Ahmad Tohari yang diterbitkan oleh PT Gramedia tahun 1989. Kumpulan ini terdiri atas tiga belas cerita pendek, antara lain: "Senyum Karyamin", "Jasa-jasa buat Sanwirya", "Si Minem Beranak Bayi", "Surabanglus", "Tinggal Matanya Berkedip-Kedip", "Ah Jakarta", "Blokeng", "Syukuran Sutabawor", "Rumah yang Terang", "Kenthus", "Orang-orang Seberang Kali", "Wangon Jatilawang", serta "Pengemis dan Sholawat Badar".

Dari segi isi secara umum cerpen-cerpen dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari banyak mengangkat tema kehidupan masyarakat pedesaan, persoalan sosial, kemunafikan, kerinduan akan perlindungan-Nya,serta cinta dan kasih sayang manusia terhadap sesamanya. Dalam kumpulan cerpen ini banyak diceritakan kehidupan pedesaan yang masih lugu, kumuh, telanjang, bodoh, dan alami. Di tengah kehidupan yang terbelakang kehidupan pedesaan


(17)

5

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masih menjanjikan kedamaian yang tulus tanpa pamrih. Dunia pedesaan adalah dunia yang jujur dan senantiasa mengutamakan keharmonisan serta keselarasan hubungan makhluk dengan dunia sekitarnya. Masalah lingkungan hidup yang jarang dijadikan latar oleh pengarang Indonesia merupakan daya pikat dan nilai tambah cerpen karya Ahmad Tohari di tengah-tengah kebudayaan populer yang berorientasi pada kemewahan.

Namun dari ketiga belas cerpen tersebut, meskipun memiliki tema yang kurang lebih sama yakni, kemiskinan. Ketiga cerpen yang dipilih “Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,” dan “Blokeng” adalah cerpen yang paling tepat dan memiliki kesamaan dengan tema yang diusung.

Ketiga cerpen yang dipilih tersebut memiliki kesamaan dalam beberapa unsur cerita. Selain berlatar belakang orang-orang miskin yang kuat, bagaimana para tokoh menghadapi persoalan-persoalan (proses yang terjadi di masyarakat) yang terjadi dalam cerita memiliki kesamaan, tentang perilaku orang miskin mengatasi masalah, menyikapi kemiskinan, moral, dan kritik atas gagasan yang mencerminkan kenyataan tergambar di dalamnya. Dalam ketiga cerpen tersebut masing-masing memiliki tokoh yang kuat dalam perwatakan, posisi tokoh sangat dominan untuk menggambarkan gagasan pengarang, baik secara langsung maupun tidak.

1.1.1 Tentang Ahmad Tohari

Ahmad Tohari lahir pada tanggal 13 Juni 1948 di Tinggarjaya, Jatilawang kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pendidikan formalnya ditempuh di SMA Negeri Purwokerto, sempat terdaftar sebagai mahasiswa didik Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman, Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman (1975-1976) akan tetapi semua putus di tengah jalan.


(18)

6

Kehadiran Ahmad Tohari sebagai pengarang memang sangat mengejutkan kalangan pengamat sastra. Novel pertama Ahmad Tohari berjudul di Kaki Bukit Cibalak ditulisnya pada tahun 1977, Kemudian Kubah terbit 1980 oleh PT Dunia Pustaka Jaya dinyatakan sebagai karya fiksi terbaik di tahun 1980 oleh Yayasan Buku Utama. Selanjutnya novel ketiganya diterbitkan oleh Gramedia yang berjudul Ronggeng Dukuh Paruk (1983). Novel tersebut mendapat tanggapan dan apresiasi yang tinggi dari para pecinta sastra nasional maupun internasional. Ini dibuktikan dengan diterjemahkannya novel Ronggeng Dukuh Paruk dalam bahasa Jepang (1985), bahasa Jerman (1987) dan bahasa Belanda (1987). Beberapa prestasi yang telah diraih antara lain memperoleh penghargaan Fellow Writer in University of Lowa (1990), penghargaan Bhakti Uppradana dari pemerintah propinsi Jawa Tengah untuk mengembangkan seni (1995), dan South East Asia Writer, di Bangkok (1995).

Sesuai dengan alasan yang diutarakan sebelumnya, ketiga cerpen yang di pilih “Jasa-jasa buat Sanwirya” “Si Minem Beranak Bayi” dan “Blokeng” dirasa menarik untuk diteliti. Kemiskinan yang sangat problematis, bila dihubungkan dengan kehidupan masyarakat sekarang, kian meningkatnya angka kemiskinan adalah materi yang matang bila digali lebih dalam. Kritik Sosial pengarang yang di sisipkan terhadap warga miskin sekaligus tokoh dalam cerpen membuatnya kian menarik. Dengan adanya masalah-masalah itulah yang menjadi fokus peneliti dan akan dikaji dengan tinjauan sosiologi sastra. Dengan demikian judul yang

diangkat peneliti adalah “Representasi Kritik Sosial dalam Antologi Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari: Kajian Sosiologi Sastra”.

1.2 Rumusan Masalah

Berkaitan dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut.


(19)

7

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Bagaimana struktur cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya,”“Si Minem Beranak Bayi,” dan “Blokeng” karya Ahmad Tohari?

2) Bagaimana representasi kritik sosial dalam cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,” dan “Blokeng” karya Ahmad Tohari?

3) Bagaimana model representasi kritik sosial yang terdapat dalam cerpen

“Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,” dan “Blokeng” karya Ahmad Tohari?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk

1) Memperoleh gambaran mengenai struktur cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,”dan “Blokeng” karya Ahmad Tohari.

2) Mengetahui representasi kritik sosial yang terdapat dalam cerpen “Jasa -jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,”dan “Blokeng” karya Ahmad Tohari.

3) Memperoleh model representasi kritik sosial yang terdapat dalam cerpen

“Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,” dan “Blokeng” karya Ahmad Tohari?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

Manfaat yang diperoleh pembaca dari hasil penelitian ini adalah mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang representasi kritik sosial dalam tiga cerpen karya Ahmad Tohari. Adapun manfaat lain dari hasil penelitian ini adalah pembaca mendapat pemahaman bahwa karya sastra dapat diteliti secara ilmiah


(20)

8

dari segi sosiologi dan dapat dimanfaatkan sebagai rujukan atau bahan perbandingan untuk penelitian sejenis yang dilakukan terhadap karya-karya sastra yang lain.

1.6 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini penulisan menggunakan beberapa istilah, untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini penulis menguraikan definisi-definisi mengenai definisi-definisi yang dipakai dalam penelitian ini. Istilah yang dipakai adalah sebagai berikut:

1. Antologi Cerpen adalah kumpulan karangan yang terbaik atau macam-karangan yang dikumpulkan dalam satu buku. Carpen ialah karya sastra yang memuat penceritaan secara memusatkan kepada satu peristiwa pokok saja. Memiliki latar belakang dan tokoh. Peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerpen, hanyalah ditujukan untuk mendukung peristiwa pokok.

2. Kajian Sosiologi sastra adalah pendekatan yang digunakan untuk memetakan gagasan tentang masalah sosial dalam karya sastra kemudian dikaitkan dengan kenyataan.

3. Kritik sosial adalah sikap prihatin, menyanggah, berontak, mengutuk, serta tidak membatasi sasaran kritik hanya pada hubungan perorangan atau kelompok, melainkan juga terhadap hubungan sosial antar masyarakat. Kritik sosial dalam karya sastra merupakan bentuk penilaian, interpretasi, ataupun gugatan terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. terutama ketika terjadi


(21)

9

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuatu yang dianggap kurang sesuai dalam masyarakat dilihat dari nilai sosial, individual, norma ataupun moral.


(22)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan alat untuk membantu agar tercapainya sebuah penelitian yang memadai. Metode berasal dari kata methodos, yang berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, dan hodos yang berarti jalan, cara, arah. Ratna (2004: 34) metode adalah cara-cara strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya.

Penelitian merupakan usaha memahami fakta secara rasional empiris yang ditempuh melalui prosedur kegiatan tertentu sesuai dengan cara yang ditentukan peneliti. Penggunaan prosedur tersebut harus diorientasikan pada metodologi atau ilmu tentang metode yang secara umum dibedakan antara metodologi kuantitatif dan metodologi kualitatif (Sumiyadi, 2008: 18).

Adapun penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Objek dalam penelitian ini adalah cerpen “Si Minem Beranak Bayi”, “Blokeng” dan “Jasa-jasa buat

Sanwirya” dalam kumpulan cerpen Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari. Penelitian yang menggunakan metode deskriptif analisis. Artinya analisis yang dilakukan adalah mendeskripsikan data-data yang terkumpul untuk kemudian disusun dengan menganalisis ketiga cerpen tersebut dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Teknik yang dilakukan adalah penelitian studi pustaka.

Sosiologi sastra adalah pendekatan yang menekankan kepada analisis hubungan antara sastra dengan masyarakat, pun pengarang merupakan bagian dari masyarakat. dalam hal ini yang akan dikaji adalah teks karya sastra, dalam klasifikasi disebut sosiologi karya. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan


(23)

24

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cara mengidentifikasi dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur secara struktural. Langkahnya adalah berikut: pertama, mendeskripsikan unsur-unsur yang membangun cerpen sebagai karya sastra, peristiwa, tokoh, latar, sudut pandang dan lain sebagainya. Lalu langkah berikutnya adalah mencari gagasan apa yang terkandung dalam teks sastra.

Lebih spesifik lagi, langkah penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1) Membaca referensi yang berkaitan dengan kritik sosial dalam karya sastra.

2) Menganalisis struktur cerpen “Si Minem Beranak Bayi,” “Blokeng,”

dan “Jasa-jasa buat Sanwirya.” analisis mencakup alur, tokoh, latar, tema dan penceritaan.

3) Berdasarkan analisis struktur peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerpen maka dicari gagasan representasi kritik sosial apa yang terkandung di dalamnya.

4) Membuat simpulan dari analisis.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengkaji unsur intrinsik

a. Pengaluran, yaitu menentukan satuan urutan teks.

b. Alur, yaitu menggaris besari peristiwa pokok yang paling mendominasi (yang disebut dengan fungsi utama) dan memaparkan hubungan kausalitasnya.

c. Latar, yaitu gambaran ruang dan waktu yang menjadi tempat terjadinya peristiwa dalam cerita.

d. Tokoh dan penokohan, yaitu mengkaji tokoh pembangun dalam cerita dan mengkaji bagaimana watak tokoh terbentuk. e. Penceritaan, yaitu mengkaji bagaimana kehadiran pencerita


(24)

25

2) Mengkaji teks cerpen “ Jasa-jasa Buat Sanwirya” “Blokeng” dan

“Si Minem Beranak Bayi”.

3) Menyimpulkan struktur ketiga cerpen.

4) Mengkaji representasi kritik sosial yang terdapat di dalam ketiga cerpen tersebut.

3.2. Sumber Data dan Objek Kajian 3.2.1 Sumber Data

Sumber data penelitian ini berasal dari buku kumpulan cerpen antologi Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari. Kumpulan cerpen tersebut terdiri dari 13 cerpen, 88 halaman dengan ketebalan 21cm. Cetakan pertama diterbitkan PT Gramedia, Jakarta: juni 1989. Kemudian dipilih tiga buah cerpen, yakni

“Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,” dan “Blokeng. Pemilihan ketiga cerpen tersebut dirasa memiliki kesamaan dalam beberapa unsur cerita. Selain berlatar belakang orang-orang miskin yang kuat, bagaimana para tokoh menghadapi persoalan-persoalan (proses yang terjadi di masyarakat) yang terjadi dalam cerita memiliki kesamaan, tentang perilaku orang miskin mengatasi masalah, menyikapi kemiskinan, moral, dan kritik atas gagasan yang mencerminkan kenyataan tergambar di dalamnya. Dalam ketiga cerpen tersebut masing-masing memiliki tokoh yang kuat dalam perwatakan, posisi tokoh sangat dominan untuk menggambarkan gagasan pengarang, baik secara langsung maupun tidak.

3.2.2 Objek Kajian

Objek kajian dalam penelitian ini adalah unsur yang mengandung

representasi kritik sosial dalam teks cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si


(25)

26

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

representasi dalam teks cerpen di deskripsikan kemudian di hubungkan dengan peristiwa yang terjadi dengan peristiwa dalam kenyataan dengan teori bahwa karya sastra merupakan cerminan dari kenyataan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

1) Telaah Pustaka

Untuk memperoleh data, dilakukan telaah pustaka untuk mendapat teori-teori yang mendukung dan berkaitan dengan penelitian ini, berupa teori-teori-teori-teori tentang representasi dan kritik sosial dari beberapa ahli, dan teori tentang interpretasi kritik sosial itu sendiri di dalam karya sastra khususnya cerpen.

3.4 Teknik Pengolahan Data

Data penelitian berupa representasi kritik sosial yang terdapat di dalam

cerpen “Si Minem Beranak Bayi,” “Jasa-jasa buat Sanwirya,” dan “Blokeng”. kemudian data diolah agar mendapat sebuah penelitian yang utuh. Teknik yang digunakan adalah kajian sosiologi sastra.

Sumber data berupa tiga buah cerpen yakni, “Jasa-jasa buat Sanwirya”

“Si Minem Beranak Bayi” dan cerpen “Blokeng” yang mengandung representasi kritik sosial yang kemudian akan di analisis, dan di deskripsikan.

Berikut langkah yang digunakan untuk teknik pengolahan data:

1) Menelaah struktur teks yang mencakup alur dan pengaluran.

2) Mendesktipsikan representasi kritik sosial yang terdapat pada ketiga cerpen tersebut.

3) Mendeskripsikan model representasi kritik sosial yang terdapat pada ketiga cerpen tersebut.


(26)

27

1.5Bagan alur penelitian Representasi Kritik Sosial dalam Cerpen Ahmad Tohari (Antologi Senyum Karyamin)

Cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak

Bayi,” dan “Blokeng.” dalam antologi Senyum

Karyamin karya Ahmad Tohari

Rumusan masalah

1) Bagaimana struktur cerpen “Jasa-jasa buat

Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,”

dan “Blokeng” karya Ahmad Tohari?

2) Bagaimana Representasi kritik sosial

dalam cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya,”

“Si Minem Beranak Bayi,” dan

“Blokeng” karya Ahmad Tohari?

3) Bagaimana model representasi kritik sosial

yang terdapat dalam cerpen “Jasa-jasa

buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak

Bayi,” dan “Blokeng” karya Ahmad

Tohari?

Landasan Teoretis

1. Cerpen

a. Unsur cerpen

a. Intrinsik

b. Ektrinsik

2. Pendekatan sosiologi sastra

a. Analisis struktur

a. Aspek sintaksis

b. Aspek semantik

c. Verbal

b. Sosiologi sastra

a. Representasi

a. Kritik Sosial

b. Model representasi

Metodologi Penelitian

1. Metodologi kualitatif

a. Metode deskriptif analisis

a. Telaah pustaka

b. Teknik pengolahan data

a. Menganalisis struktur

b. Mendeskripsikan

representasi kemudian di kaitkan dengan kenyataan.

c. Penyimpulan model

representasi.

kesimpulan

Analisis Pembahasan

- Struktur

- Representasi


(27)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisis struktur, didapat unsur intrinsik dari cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,” dan “Blokeng” meliputi alur dan pengaluran, tokoh, latar, dan penceritaan tergambar dengan jelas. Semuanya membentuk satu kesatuan yang utuh. Alur dan pengaluran cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya” terdiri atas 15 fungsi utama dan 34 sekuen. Pengaluran tersebut berupa sekuen yang berjalan maju (linier), artinya sekuen berjalan secara realitas.

Alur dan pengaluran cerpen “Si Minem Beranak Bayi” terdiri atas 7 fungsi utama dan 17 sekuen. Pengaluran yang terdiri atas 17 sekuen tersebut, terdiri atas sekuen ingatan dan sekuen bayangan. Sekuen 4 dan 7 berupa sekuen ingatan, kemudian sekuen 10 berupa sekuen bayangan.

Adapun alur dan pengaluran cerpen “Blokeng” terdiri atas 14 fungsi utama dan 34 sekuen. Pengaluran terdiri atas 34 sekuen berupa 2 sekuen ingatan, yakni sekuen 9 dan 32. Dan sekuen lainnya menunjukan sekuen tindakan, peristiwa dan sekuen pikiran.

Penokohan cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,” dan Blokeng” meliputi tokoh utama, tokoh sekunder, tokoh perangkap dan tokoh kolektif. Semuanya mempunyai perwatakan berbeda, namun memiliki kehidupan sosial sama, yakni sebagai orang miskin. Semua tokoh utama dalam cerpen adalah sosok yang memantik munculnya permasalahan-permasalahan yang mencerminkan permasalahan sosial dalam kenyataan. Adapun analisis setting, ketiga cerpen meliputi latar tempat, latar waktu dan latar sosial. Dalam analisis penceritaan, ketiga cerpen ini terdiri atas pencerita intern dan ekstern. Pencerita intern terdapat pada cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya,” dan “Blokeng,” sedangkan pencerita ekstern terdapat pada cerpen “Si Minem Beranak Bayi.”


(28)

106

Analisis struktur ketiga cerpen terdiri atas analisis penokohan dan setting. Dalam analisis tersebut ditemukan kondisi masyarakat sosial dalam cerpen yang menyalahi standardisasi kebenaran atau norma sosial yang berlaku dalam kehidupan nyata. Gagasan tersebut mengungkap ketidakadilan, diskriminasi dan kebobrokan moral yang memiliki dampak negatif. Dari permasalahan sosial tersebut, kemudian ditemukan kritik sosial dalam cerpen yang merepresentasikan kenyataan masyarakat Indonesia.

Cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya” memunculkan kehidupan penderes nira kelapa yang tidak berdaya mendapat ketidakadilan. Bentuk ketidak-adilan tersebut tidak secara peristiwa dimunculkan dalam cerpen, melainkan dalam dialog rencana jasa oleh tokoh sekunder. Cerpen “Si Minem Beranak Bayi” memunculkan bagaimana kehidupan seorang tokoh. Tokoh utama dan sekunder yang menikah di usia muda, pernikahan tersebut kemudian berdampak negatif. Tokoh Minem melahirkan secara prematur. Kemudian cerpen “Blokeng” memunculkan diskriminasi masyarakat sosial dalam cerpen terhadap tokoh Blokeng. Diskriminasi tersebut tidak secara langsung, namun dengan sikap dalam bentuk berusaha keras untuk tidak menjadi tertuduh sebagai orang yang menghamili tokoh Blokeng. Usaha keras menghindari tuduhan tersebut didasari oleh stigma negatif terhadap Blokeng.

Cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya” merepresentasikan kritik sosial masyarakat Indonesia. Ketidakadilan yang tergagas dalam cerpen merepresentasikan para petani gula nira kelapa di daerah Banyumas jawa tengah, seperti dalam blog slamet-nusakambangan.blogspot.com (4 mei 2011). Artikel tersebut menceritakan tentang kehidupan penderes yang hidup dalam kemiskinan, memiliki utang kepada tengkulak yang mengikat mereka. Sehingga tidak berdaya mendapat ketidakadilannya dalam bentuk penentuan harga gula secara sepihak. Kemudian masalah sosial pola pikir tentang kepercayaan masyarakat yang lebih memilih dukun sebagai orang yang dapat menyembuhkan penyakit. Masalah tersebut merepresentasikan kenyataan yang ditemukan dalam artikel vivanews.com (1 januari 2010). Artikel tersebut menceritakan bagaimana ribuan


(29)

107

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang sakit rela berdesakan demi untuk mendapat pengobatan dari dukun cilik Ponari yang memiliki batu petir mistis.

Cerpen “Si Minem Beranak Bayi” merepresentasikan kritik sosial

masyarakat Indonesia mengenai pola pikir orangtua yang seringkali menjodohkan dan menikahkan anaknya di usia sangat muda. Gagasan yang tergambar dalam cerpen tersebut memiliki kesamaan dengan beberapa kasus dalam artikel. Salah satunya dalam okezone.com (5 februari 2013). Artikel tersebut menceritakan tentang anak perempuan yang menikah di usia 13 tahun, hamil kemudian keguguran dan bayinya meninggal. Pernikahan tersebut merupakan paksaan dan dilaksanakan secara adat pada tanggal 23 januari 2013.

Cerpen “Blokeng” merepresentasikan kritik sosial masyarakat Indonesia mengenai diskriminasi terhadap orang-orang kecil. Salah satu diskriminasi yang ada, tergambar dalam artikel psikologizone.com (18 juni 2011). Artikel tersebut melaporkan tentang 18 anak pemulung yang ditolak masuk sekolah karena alasan administratif. Bentuk diskriminasi tersebut merupakan salah satu yang menjadi gagasan dalam cerpen Blokeng.

Kemudian dari hasil analisis yang dihubungkan dengan kenyataan sosial. Cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,” dan “Blokeng” ditemukan bahwa ketiga cerpen tersebut merupakan model representasi aktif, indikasinya terlihat karena representasi sosial dalam teks cerpen tidak serta merta merepresentasikan kenyataan, melainkan adanya pemaknaan dan tanggapan yang membentuk peristiwa dan tokoh kemudian memunculkan representasi kritik sosial. Pembentukan tersebut dimunculkan melalui perwatakan, tokoh, dan latar oleh pengarang.

5.2 Saran

Hal lain yang menarik dalam kumpulan cerpen antologi Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari adalah fakta sosial atau fakta kemanusiaan yang terjadi di masyarakat Indonesia. Penggambaran masalah sosial dengan latar masyarakat kecil merupakan masalah yang masih dijumpai di Indonesia. Oleh sebab itu


(30)

108

peneliti menyarankan adanya penelitian lanjutan mengenai fakta sosial atau fakta kemanusiaan dalam kumpulan cerpen antologi Senyum Karyamin, dengan harapan dapat mengkaji lebih mendalam mengenai bagaimana hubungan karya sastra dengan kenyataan.


(31)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nenden Lilis. 1997. Representasi Ideologi Gender dalam Cerpen-Cerpen Karya Wanita pada Cerpen-Cerpen Pilihan Kompas 1992-1996. Bandung: UPI

Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkah. Jakarta: Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Budaya.

Damono, Sapardi Djoko. 1983. Kesusastraan Indonesia Modern. Jakarta: Gramedia.

Damono, Sapardi Djoko. 2002. Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa

Durachman, Memen. 1996. Khotbah di Atas Bukit, Novel Gagasan Karya Kuntowijoyo.

Endaswara, Suwardi. 2008. Kritik Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia

KBBI. Edisi keempat. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa.

Kridalaksanan, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: P.T Gramedia.

Luxenburg, Dkk. 1989. Tentang Sastra. (Terjemahan Akhadiati Ikram). Jakarta: Intermassa.

Nugroho, Aji Kholik. 2008. Nilai Edukatif Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari: Analisis Semiotik Dan Implikasinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra Indonesia Di SMA. Surakarta: UM

Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Martini. 2010. Cerpen-cerpen Ahmad Tohari: Orientasi Ekpresif Pengarang. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Mulyani, Wahyu. 2010. Membidik Kehidupan Rakyat Kecil Di Balik Gaya Bahasa Metafora Dalam Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. Tuban: UNIROW


(32)

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Penelitian Sastra: Teori, Metode, dan Teknik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saini, K.M. 1994. Protes Sosial dalam Sastra. Bandung: Angkasa.

Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Sumardjo, Jakob. 1984. Memahami Kesusastraan. Bandung: Alumni.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB

Sumiyadi. 2008. Metode Penelitian Sastra. Bandung: UPI

Tarigan, Henry Guntur. 1983. Prinsip-Prinsip Dasar Fiksi. Bandung: Angkasa

Tohari, Ahmad. 2005. Senyum Karyamin. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Todorov, Tzevtan. 1985. Tata Sastra. Jakarta: Djambatan.

Wallek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. (Terjemahan Melani Budianta). Jakarta: Gramedia

Zaidan, Abdul Rozak, dkk. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.

Zaimar, Okke.K.S. 2008. Semiotik dan Penerapannya dalam Karya Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa.

Sumber dari Internet

Adhi, Permana Hartana. 2011. Ketimpangan Sosial pada Cerpen Senyum Karyamin.Tersedia:http://sayacintasastraindonesia.blogspot.com/20 11/09/analisis-cerpen-senyum-karyamin-karya.html?m=1. Diakses pada kamis 18 Juli 2013 00.20.

Amieruddien, Siti Rohmi. 2013. Pengarus Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Kesehatan.Tersedia:http://sitirohmie.blogspot.com/2013/04/makalah


(33)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

-pengaruh-sosial-budaya.html?m=1. Diakses pada selasa 30 Juli 2013 14.12.

Amri, Arfi Bambani, Dkk. 2010. Ponari dan Batu Ajaibnya. Tersedia: http://m.news.viva.co.id/news/read/117861si_batu_petir_dari_jomb ang. Diakses pada kamis, 18 juli 2013 00.17.

Febrida, Meli. Pekerja Wanita Dipecat Karena Hamil di Luar Nikah. Tersedia: http://m.liputan6.com/read/527661/pekerja-wanita-dipecat-karena-hamil-di-luar-nikah. Diakses pada selasa 30 Juli 2013 14.30.

Feriawan. 2010. Apakah Semua Pemulung Adalah Pencuri. Tersedia:

http://feriawan.wordpress.com/2008/11/14/apakah-semua-pemulung-adalah-pencuri/. Diakses pada Rabu, 17 Juli 2013 jam 08.15.

Franmoko, N Fredy. 2010. Kritik Sosial dalam Senyum Karyamin. Tersedia: http://frestauta.wordpress.com/2010/12/10/kritik-sosial-dalam-senyum-karyamin/. Diakses pada Rabu, 17 Juli 2013 jam 08.08. Hendra, Andi. 2011. Jangan Mendiskriminasikan Pemulung. Tersedia:

http://andihendra.com/2011/03/23/jangan-mendiskriminasikan-pemulung/. Diakses pada Rabu, 17 Juli 2013 jam 08.10.

Ihsan, M. 2011. Anak Pemulung Ditolak Masuk Sekolah. Tersedia: http://www.psikologizone.com/anak-pemulung-ditolak-masuk-sekolah/065112259. Diakses pada 18 Juli 2013 00.30.

Sasono, Hery. 2011. Saatnya Peduli Pada yang Lemah. Tersedia: http://heri-


(1)

106

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis struktur ketiga cerpen terdiri atas analisis penokohan dan setting. Dalam analisis tersebut ditemukan kondisi masyarakat sosial dalam cerpen yang menyalahi standardisasi kebenaran atau norma sosial yang berlaku dalam kehidupan nyata. Gagasan tersebut mengungkap ketidakadilan, diskriminasi dan kebobrokan moral yang memiliki dampak negatif. Dari permasalahan sosial tersebut, kemudian ditemukan kritik sosial dalam cerpen yang merepresentasikan kenyataan masyarakat Indonesia.

Cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya” memunculkan kehidupan penderes nira kelapa yang tidak berdaya mendapat ketidakadilan. Bentuk ketidak-adilan tersebut tidak secara peristiwa dimunculkan dalam cerpen, melainkan dalam dialog

rencana jasa oleh tokoh sekunder. Cerpen “Si Minem Beranak Bayi”

memunculkan bagaimana kehidupan seorang tokoh. Tokoh utama dan sekunder yang menikah di usia muda, pernikahan tersebut kemudian berdampak negatif. Tokoh Minem melahirkan secara prematur. Kemudian cerpen “Blokeng” memunculkan diskriminasi masyarakat sosial dalam cerpen terhadap tokoh Blokeng. Diskriminasi tersebut tidak secara langsung, namun dengan sikap dalam bentuk berusaha keras untuk tidak menjadi tertuduh sebagai orang yang menghamili tokoh Blokeng. Usaha keras menghindari tuduhan tersebut didasari oleh stigma negatif terhadap Blokeng.

Cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya” merepresentasikan kritik sosial masyarakat Indonesia. Ketidakadilan yang tergagas dalam cerpen merepresentasikan para petani gula nira kelapa di daerah Banyumas jawa tengah, seperti dalam blog slamet-nusakambangan.blogspot.com (4 mei 2011). Artikel tersebut menceritakan tentang kehidupan penderes yang hidup dalam kemiskinan, memiliki utang kepada tengkulak yang mengikat mereka. Sehingga tidak berdaya mendapat ketidakadilannya dalam bentuk penentuan harga gula secara sepihak. Kemudian masalah sosial pola pikir tentang kepercayaan masyarakat yang lebih memilih dukun sebagai orang yang dapat menyembuhkan penyakit. Masalah tersebut merepresentasikan kenyataan yang ditemukan dalam artikel vivanews.com (1 januari 2010). Artikel tersebut menceritakan bagaimana ribuan


(2)

107

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang sakit rela berdesakan demi untuk mendapat pengobatan dari dukun cilik Ponari yang memiliki batu petir mistis.

Cerpen “Si Minem Beranak Bayi” merepresentasikan kritik sosial masyarakat Indonesia mengenai pola pikir orangtua yang seringkali menjodohkan dan menikahkan anaknya di usia sangat muda. Gagasan yang tergambar dalam cerpen tersebut memiliki kesamaan dengan beberapa kasus dalam artikel. Salah satunya dalam okezone.com (5 februari 2013). Artikel tersebut menceritakan tentang anak perempuan yang menikah di usia 13 tahun, hamil kemudian keguguran dan bayinya meninggal. Pernikahan tersebut merupakan paksaan dan dilaksanakan secara adat pada tanggal 23 januari 2013.

Cerpen “Blokeng” merepresentasikan kritik sosial masyarakat Indonesia mengenai diskriminasi terhadap orang-orang kecil. Salah satu diskriminasi yang ada, tergambar dalam artikel psikologizone.com (18 juni 2011). Artikel tersebut melaporkan tentang 18 anak pemulung yang ditolak masuk sekolah karena alasan administratif. Bentuk diskriminasi tersebut merupakan salah satu yang menjadi gagasan dalam cerpen Blokeng.

Kemudian dari hasil analisis yang dihubungkan dengan kenyataan sosial.

Cerpen “Jasa-jasa buat Sanwirya,” “Si Minem Beranak Bayi,” dan “Blokeng” ditemukan bahwa ketiga cerpen tersebut merupakan model representasi aktif, indikasinya terlihat karena representasi sosial dalam teks cerpen tidak serta merta merepresentasikan kenyataan, melainkan adanya pemaknaan dan tanggapan yang membentuk peristiwa dan tokoh kemudian memunculkan representasi kritik sosial. Pembentukan tersebut dimunculkan melalui perwatakan, tokoh, dan latar oleh pengarang.

5.2 Saran

Hal lain yang menarik dalam kumpulan cerpen antologi Senyum Karyamin karya Ahmad Tohari adalah fakta sosial atau fakta kemanusiaan yang terjadi di masyarakat Indonesia. Penggambaran masalah sosial dengan latar masyarakat kecil merupakan masalah yang masih dijumpai di Indonesia. Oleh sebab itu


(3)

108

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti menyarankan adanya penelitian lanjutan mengenai fakta sosial atau fakta kemanusiaan dalam kumpulan cerpen antologi Senyum Karyamin, dengan harapan dapat mengkaji lebih mendalam mengenai bagaimana hubungan karya sastra dengan kenyataan.


(4)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nenden Lilis. 1997. Representasi Ideologi Gender dalam Cerpen-Cerpen Karya Wanita pada Cerpen-Cerpen Pilihan Kompas 1992-1996. Bandung: UPI

Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkah. Jakarta: Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Budaya.

Damono, Sapardi Djoko. 1983. Kesusastraan Indonesia Modern. Jakarta: Gramedia.

Damono, Sapardi Djoko. 2002. Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa

Durachman, Memen. 1996. Khotbah di Atas Bukit, Novel Gagasan Karya Kuntowijoyo.

Endaswara, Suwardi. 2008. Kritik Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia

KBBI. Edisi keempat. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa.

Kridalaksanan, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: P.T Gramedia. Luxenburg, Dkk. 1989. Tentang Sastra. (Terjemahan Akhadiati Ikram).

Jakarta: Intermassa.

Nugroho, Aji Kholik. 2008. Nilai Edukatif Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari: Analisis Semiotik Dan Implikasinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra Indonesia Di SMA. Surakarta: UM

Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Martini. 2010. Cerpen-cerpen Ahmad Tohari: Orientasi Ekpresif Pengarang. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Mulyani, Wahyu. 2010. Membidik Kehidupan Rakyat Kecil Di Balik Gaya Bahasa Metafora Dalam Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari. Tuban: UNIROW


(5)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Penelitian Sastra: Teori, Metode, dan Teknik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saini, K.M. 1994. Protes Sosial dalam Sastra. Bandung: Angkasa.

Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Sumardjo, Jakob. 1984. Memahami Kesusastraan. Bandung: Alumni. Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB

Sumiyadi. 2008. Metode Penelitian Sastra. Bandung: UPI

Tarigan, Henry Guntur. 1983. Prinsip-Prinsip Dasar Fiksi. Bandung: Angkasa

Tohari, Ahmad. 2005. Senyum Karyamin. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Todorov, Tzevtan. 1985. Tata Sastra. Jakarta: Djambatan.

Wallek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. (Terjemahan Melani Budianta). Jakarta: Gramedia

Zaidan, Abdul Rozak, dkk. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.

Zaimar, Okke.K.S. 2008. Semiotik dan Penerapannya dalam Karya Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa.

Sumber dari Internet

Adhi, Permana Hartana. 2011. Ketimpangan Sosial pada Cerpen Senyum Karyamin.Tersedia:http://sayacintasastraindonesia.blogspot.com/20 11/09/analisis-cerpen-senyum-karyamin-karya.html?m=1. Diakses pada kamis 18 Juli 2013 00.20.

Amieruddien, Siti Rohmi. 2013. Pengarus Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Kesehatan.Tersedia:http://sitirohmie.blogspot.com/2013/04/makalah


(6)

Angga Hidayat, 2013

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

-pengaruh-sosial-budaya.html?m=1. Diakses pada selasa 30 Juli 2013 14.12.

Amri, Arfi Bambani, Dkk. 2010. Ponari dan Batu Ajaibnya. Tersedia: http://m.news.viva.co.id/news/read/117861si_batu_petir_dari_jomb ang. Diakses pada kamis, 18 juli 2013 00.17.

Febrida, Meli. Pekerja Wanita Dipecat Karena Hamil di Luar Nikah. Tersedia: http://m.liputan6.com/read/527661/pekerja-wanita-dipecat-karena-hamil-di-luar-nikah. Diakses pada selasa 30 Juli 2013 14.30.

Feriawan. 2010. Apakah Semua Pemulung Adalah Pencuri. Tersedia:

http://feriawan.wordpress.com/2008/11/14/apakah-semua-pemulung-adalah-pencuri/. Diakses pada Rabu, 17 Juli 2013 jam 08.15.

Franmoko, N Fredy. 2010. Kritik Sosial dalam Senyum Karyamin. Tersedia: http://frestauta.wordpress.com/2010/12/10/kritik-sosial-dalam-senyum-karyamin/. Diakses pada Rabu, 17 Juli 2013 jam 08.08. Hendra, Andi. 2011. Jangan Mendiskriminasikan Pemulung. Tersedia:

http://andihendra.com/2011/03/23/jangan-mendiskriminasikan-pemulung/. Diakses pada Rabu, 17 Juli 2013 jam 08.10.

Ihsan, M. 2011. Anak Pemulung Ditolak Masuk Sekolah. Tersedia: http://www.psikologizone.com/anak-pemulung-ditolak-masuk-sekolah/065112259. Diakses pada 18 Juli 2013 00.30.

Sasono, Hery. 2011. Saatnya Peduli Pada yang Lemah. Tersedia: http://heri-