PROFIL KUALITAS PRIBADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI (SMPN) SE-KOTA BANDUNG: Studi Terhadap Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013.

Nomor: 084/S/PPB/2013

PROFIL KUALITAS PRIBADI GURU BIMBINGAN
DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA SE-KOTA BANDUNG
Studi Terhadap Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama
Negeri se-Kota Bandung pada Tahun Pelajaran 2012/2013

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh
MEILANI SILALAHI
0806012

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013


Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROFIL KUALITAS PRIBADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-KOTA BANDUNG

Oleh
Meilani Silalahi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© MeilaniSilalahi2013
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nomor: 084/S/PPB/2013

MEILANI SILALAHI
0806012

PROFIL KUALITAS PRIBADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-KOTA BANDUNG
(Studi Terhadap Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama
Negeri se-Kota Bandung pada Tahun Pelajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING I

Prof. Dr. Ahman, M.Pd

NIP. 195901041985031002

PEMBIMBING II

Drs. Sudaryat Nurdin Ahmad
NIP. 1963060301995121001

Diketahui oleh
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Dr. Nandang Rusmana, M.Pd
NIP. 196005011986031004

Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PROFIL KUALITAS PRIBADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI (SMPN) SE-KOTA BANDUNG
(Studi Terhadap Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah

Pertama Negeri se-Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)
Oleh:
Meilani Silalahi (meilani_766hi@yahoo.co.id)
Prof. Dr. Ahman, M.Pd (ahman@upi.edu)
Drs. Sudaryat N.A (sunurakhmad@gmail.com)

ABSTRAK. Penelitian ini didasari dengan adanya fenomena guru bimbingan dan
konseling yang menjadi “polisi sekolah” sehingga terjadi kesenjangan antara guru
bimbingan dan konseling dan siswa-siswi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran umum kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah
Pertama Negeri (SMPN) se-Kota Bandung, berdasarkan latar belakang pendidikan, jenis
kelamin, dan berdasarkan pengalaman sebagai guru bimbingan dan konseling. Populasi
dalam penelitian ini yaitu guru bimbingan dan konseling, koordinator guru bimbingan
dan konseling serta siswa-siswi. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan
metode penelitian deskriptif dan alat pengungkap data menggunakan kuesioner berbentuk
skala. Hasil penelitian menggambarkan persentase ketercapaian skor gambaran umum
profil kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling oleh koordinator guru bimbingan
dan konseling pada kategori sesuai, siswa-siswi pada kategori sangat sesuai, dan guru
bimbingan dan konseling pada kategori sesuai. Rekomendasi ditujukan kepada peneliti
selanjutnya agar melakukan kajian observasi dan penilaian eksternal berdasarkan uji

kompetensi terlebih dahulu dalam mengungkap kualitas pribadi guru bimbingan dan
konseling, serta menghubungkan perbandingan kualitas pribadi guru bimbingan dan
konseling dilihat dari latar belakang lulusan pendidikan, jenis kelamin, serta pengalaman
bekerja sebagai guru bimbingan dan konseling.
Kata kunci: kompetensi konselor, kualitas pribadi, kualitas pribadi konselor.
Personal Quality Profile of The Counselor in Every Junior High School in Bandung
Regency (Research of The Counselor’s personal Quality in Every Junior high
School in Bandung Regency Academic Year 2012-2013)
by:
Meilani Silalahi (meilani_766hi@yahoo.co.id)
Prof. Dr. Ahman, M.Pd (ahman@upi.edu)
Drs. Sudaryat N.A (sunurakhmad@gmail.com)

This research is based on a phenomenon where counselor become “police of school”,
where there is a discrepancy between the counselor and the students. The purpose of this
research is to find out the personal quality of the counselor in every Junior High School
as the city of Bandung, based on the graduate education background, gender, and the
experiences as a counselor in school. Population of the research are the counselors,
coordinators of the counselors and the students. This research used quantitative approach
with descriptive research method and used quesioner in scale formed. The result of this

research show the achievement score persentage of the profile personal quality of the
counselor according to the appropriate category. recomendations addressed to the next
researcher to conduct a study based on observation and internal assessment based on test
in revealing personal quality of counselor, and also linking the comparison of counselor's
personal quality based on graduate education background, gender, and experience as a
teacher guidance and counseling
Keywords: counselor competence, personal quality, personal quality of the counselor.

Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK
Penelitian ini didasari dengan adanya fenomena kesenjangan antara guru
bimbingan dan konseling dan siswa/i. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran umum kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling di Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) se-Kota Bandung, berdasarkan latar belakang
pendidikan, jenis kelamin, dan berdasarkan pengalaman sebagai guru bimbingan
dan konseling. Populasi dalam penelitian ini yaitu guru bimbingan dan konseling,
koordinator guru bimbingan dan konseling serta siswa-siswi. Pendekatan yang

digunakan adalah kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif dan alat
pengungkap data menggunakan kuesioner berbentuk skala. Hasil penelitian
menggambarkan persentase ketercapaian skor gambaran umum profil kualitas
pribadi guru bimbingan dan konseling oleh koordinator guru bimbingan dan
konseling pada kategori sesuai, siswa-siswi pada kategori sangat sesuai, dan guru
bimbingan dan konseling pada kategori sesuai. Rekomendasi ditujukan kepada
peneliti selanjutnya agar melakukan kajian observasi dan penilaian eksternal
berdasarkan uji kompetensi terlebih dahulu dalam mengungkap kualitas pribadi
guru bimbingan dan konseling, serta menghubungkan perbandingan kualitas
pribadi guru bimbingan dan konseling dilihat dari latar belakang lulusan
pendidikan, jenis kelamin, serta pengalaman bekerja sebagai guru bimbingan dan
konseling.
Kata kunci: kompetensi konselor, kualitas pribadi, kualitas pribadi konselor.

i
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasih karunia serta kesetiaan-Nya yang tidak pernah habis, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kualitas Pribadi Guru
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) se-Kota
Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu
syarat mengikuti ujian sidang sarjana pendidikan jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan di Universitas Pendidikan Indonesia.
Penelitian ini dilakukan terhadap guru-guru bimbingan dan konseling serta
siswa-siswi yang tersebar di SMPN se-Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
Adapun hasil penelitian disajikan dalam lima bab. Bab I mengungkapkan latar
belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian,
metode penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II
merupakan sajian kompetensi-kompetensi pribadi konselor di sekolah, syarat
kompetensi konselor, peran konselor dalam layanan sekolah serta pentingnya
kualitas pribadi guru bimbingan dan konseling di sekolah. Pada Bab III
menampilkan lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional
variabel, instrumen penelitian, pengembangan instrumen, teknik pengumpulan
data serta analisis data. Selanjutnya Bab IV mengungkapkan deskripsi hasil
penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian, dan Bab V ditutup dengan
kesimpulan dan rekomendasi.

Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan penyusunan karya
ilmiah ini. Maka dengan segala kerendahan hati penyusun merasa saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk pengembangan
manfaat dan tujuan skripsi ini. Besar harapan agar skripsi ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandung,
ii
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

April 2013

Penyusun
UCAPAN TERIMA KASIH
Karena kasih dan anugerah-Nya, Puji Tuhan skripsi ini telah selesai
dengan baik juga berkat banyaknya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahman, Mpd., selaku dosen pembimbing I yang senantiasa

penuh dengan kesabaran serta tulus dalam membimbing penulis dan
Drs. Sudaryat Nurdin Akhmad selaku dosen pembimbing II yang telah
membantu dalam pengolahan data serta dukungan dan motivasi yang
diberikan kepada penulis.
2. Dr. Nandang Rusmana, M.Pd., selaku Ketua Jurusan PPB FIP UPI dan
Dr. Ipah Saripah, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan yang telah
memberikan ijin kepada penyusun dalam melakukan penelitian ini
3. Prof. Dr. Juntika, M.Pd., Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN, M.Pd., Eka
Sakti Yuda, M.Pd yang menjadi penimbang instrumen.
4. Seluruh dosen di Jurusan PPB yang telah membagikan ilmu, wawasan
dan pengalaman selama perkuliahan kepada penulis.
5. Jajaran Mendikbud dan Pemkot, serta pihak-pihak SMPN se-Kota
Bandung yang telah memudahkan perijinan sampai penelitian.
6. Teman-teman PPB Angkatan 2008, untuk teman kelasku Mahrunisa
dan Rizkita yang mau berbagi suka dan duka selama perjuangan
perkuliahan. Awali dengan doa, gerakan kaki untuk melangkah, sukses
menanti kita di depan mata, semangat kawan! :’)
7. Egga, Eka, Hanna, Lusi, Ervan, Bintang, Jimy, Dodi, Douglas, Kris,
Nehemia. Kalian sahabat-sahabat luar biasa ! pengalaman bersama
kalian, canda tawa takkan terlupa. Amsal 17:17 ^^,

8. PMK UPI, yang telah memberikan warna-warni bagi penulis. Serta
Keluarga Oikumene UPI yang menjadi keluarga kedua bagi penulis,

iii
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terima kasih untuk dukungan doa dan semangatnya. Mari tetap berikan
yang terbaik untuk Tuhan ! Gbu
9. Terkhusus untuk orangtua penulis yang selalu sabar dalam penantian
penyelesaian tugas akhir ini dan selalu memberikan dukungan doa,
moril serta materi. Saat ini, hanya ini kado buat mama dan bapak.
Untuk bang Erik, terima kasih untuk dukungan moril dan doanya,
semoga cita-cita kita untuk membuat mama dan bapak bahagia bisa
tercapai. Amin. Untuk adik kecilku, Abet terima kasih buat canda tawa
nya. Semangat buat sekolahnya ya, ora et la bora. Tuhan memberkati
keluarga kita.
10. Jefri Oktavianus P, S.S., Kata terima kasih sebenarnya belum cukup
atas kebaikan dan kesetiaan serta dukungan selama ini yang sudah
abang berikan tetapi yang pasti aku mengasihimu. Filipi 1:3&9 Gbu.
Ucapan terima kasih ini juga tidak terlepas dari dukungan rekan-rekan lain
yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Banyaknya perhatian serta dukungan dan
motivasi dari rekan-rekan semuanya, biarlah akan terbalas oleh Tuhan yang selalu
menyertai kita sekalian. Amin

iv
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI
halaman

ABSTRAK.............................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
UCAPAN TERIMAKASIH...................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
DAFTAR TABEL..................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................
DAFTAR GRAFIK................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................

i
ii
iii
v
vii
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian..........................................................................
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah............................................................
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian................................................................

1
7
8
9

E. Struktur Organisasi Skripsi........................................................................

10

BAB II KOMPETENSI PRIBADI KONSELOR
A. Peran Konselor dalam Layanan BK...........................................................
B. Kompetensi Pribadi Konselor....................................................................
C. Syarat-syarat Kompetensi Konselor...........................................................
D. Pentingnya Kualitas Pribadi Konselor dalam Bimbingan dan Konseling
di Sekolah...................................................................................................
E. Penelitian-Penelitian Terdahulu.................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian.................................
B. Metode Penelitian....................... ..............................................................
C. Definisi Operasional Variabel...................................................................
D. Instrumen Penelitian..................................................................................
E. Proses Pengembangan Instrumen...............................................................
1. Karakteristik dan Kisi-Kisi Instrumen...................................................
2. Uji Kelayakan Instrumen....................... ...............................................
3. Uji Keterbacaan.....................................................................................
4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas......................................................
F. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................
v
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

12
13
22
23
29
32
35
36
39
39
39
43
44
44
47

G. Teknik Analisis Data.................................................................................
1. Penyeleksian Data.................................................................................
2. Penyekoran............................................................................................
H. Prosedur Penelitian....................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskrispsi Hasil Penelitian........................................................................
1. Gambaran Umum Profil Kualitas Pribadi Guru BK di SMPN se-Kota
Bandung.................................................................................................
2. Profil Kualitas Pribadi Guru BK Berdasarkan Latar Belakangnya.......
a. Kualitas Pribadi Guru BK Berdasarkan Latar Belakang Lulusan
Pendidikan........................................................................................
b. Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling Berdasarkan
Latar Belakang Jenis Kelamin..........................................................
c. Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling Berdasarkan
Latar Belakang Pengalaman.............................................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian.....................................................................
1. Gambaran Umum Profil Kualitas Pribadi Guru BK..............................
2. Profil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan Konseling Berdasarkan
Latar Belakangnya.................................................................................
a. Kualitas Pribadi Guru BK Berdasarkan Latar Belakang Lulusan
Pendidikan........................................................................................
b. Kualitas Pribadi Guru BK Berdasarkan Latar Belakang Jenis
Kelamin...........................................................................................
c. Kualitas Pribadi Guru BK Berdasarkan Latar Belakang
Pengalaman.......................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Rekomendasi..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN

vi
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

47
47
47
51

53
53
59
59
60
61
63
63
75
75
77
78
80
81
82

DAFTAR TABEL
halaman

3.1

Sebaran Populasi Guru BK di SMP Negeri se-Kota Bandung.....................

3.2

Jumlah Perkiraan Sampel Guru BK SMPN se-Kota Bandung Tahun
Ajaran 2012/2013.........................................................................................

3.3

Jumlah Sampel Guru BK SMPN se-Kota Bandung Tahun Ajaran
2012/2013.....................................................................................................

3.4

Kisi-Kisi Instrumen Kualitas Pribadi Guru BK di Beberapa SMP Negeri
se-Kota Bandung (Setelah Uji Coba)...........................................................

3.5

Hasil Judgement Instrumen..........................................................................

3.6

Contoh Hasil Uji Validitas Skala Kualitas Pribadi Guru BK Negeri seKota Bandung yang Valid............................................................................

33
35

36

45
49
50

3.7

Interpretasi Nilai Keeratan Hubungan (Korelasi)........................................

51

3.8

Hasil Uji Reliabilitas dari SPSS For Windows Versi 16.............................

51

3.9

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban..............................................

53

3.10 Interval Skor Profil Kualitas Pribadi Guru BK............................................

54

3.11 Interpretasi Skor Kategori Kualitas Pribadi Guru BK..................................

55

4.1

Rekapitulasi Kategori per Aspek menurut Koordinator Guru BK................

55

4.2

Rekapitulasi Kategori per Aspek menurut Siswa-siswi................................

56

4.3

Rekapitulasi Kategori per Aspek menurut Guru BK....................................

57

4.4

Kategori Aspek-aspek Kualitas Pribadi Guru BK Menurut Tiga Sumber.....

58

vii
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR
halaman

2.1 Sosok Utuh Kompetensi Konselor................................................................. 16

viii
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

halaman

4.1 Gambaran Umum Profil Kualitas Pribadi Guru BK.......................................
4.2 Kualitas Pribadi Guru Bimbimngan dan Konseling Berdasarkan Latar
Belakang Lulusan Pendidikan.........................................................................
4.3 Gambaran Kualitas Pribadi Guru BK Berdasarkan Latar Belakang Jenis
Kelamin...........................................................................................................
4.4 Kualitas Pribadi Guru BK Berdasarkan Latar Belakang Pengalaman
Bekerja............................................................................................................

ix
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

59
67

68

70

DAFTAR LAMPIRAN

A. Administrasi Penelitian
B. Kisi-kisi Instrumen
C. Instrumen penelitian untuk Koordinator Guru BK
D. Instrumen penelitian untuk Siswa-siswi
E. Instrumen penelitian untuk Guru BK
F. Validitas dan Reliabilitas
G. Pengolahan Data

x
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sejalan dengan paradigma baru praktik pendidikan secara legal berada
didalam Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan pula dalam UU No. 23/2003 Pasal
1 (6) bahwa: “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
pendidikan.” Jelas bahwa salah satu kualifikasi pendidik adalah konselor atau guru
bimbingan dan konseling. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya BAB VII mengenai Rincian Kegiatan dan
Unsur yang Dinilai Pasal 13 (3) rincian kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling
yaitu: (1) menyusun kurikulum bimbingan dan konseling; (2) menyusun silabus
bimbingan dan konseling; (3) menyusun satuan layanan bimbingan dan konseling;
(4) melaksanakan bimbingan dan konseling per semester; (5) menyusun alat
ukur/lembar kerja program bimbingan dan konseling; (6) mengevaluasi proses dan
hasil bimbingan dan konseling; (7) menganalisis hasil bimbingan dan konseling; (8)
melaksanakan pembelajaran/perbaikan tindak lanjut bimbingan dan konseling
dengan memanfaatkan hasil evaluasi; (9) menjadi pengawas penilaian dan evaluasi
terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional; (10) membimbing
guru pemula dalam program induksi; (11) membimbing siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler proses pembelajaran; (12) melaksanakan pengembangan diri; (13)
melaksanakan publikasi ilmiah; dan (14) membuat karya inovatif. (Sudrajat, 2010)
Bila ditata ke dalam empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang
dalam PP 19/2005, maka rumusan kompetensi akademik dan profesional konselor
dapat dipetakan dan dirumuskan kedalam kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, profesional sebagai berikut: (1) Kompetensi Pedagogik, (a) menguasai teori
dan praksis pendidikan; (b) mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan
psikologis serta perilaku konseli; (c) menguasai esensi pelayanan bimbingan dan
1
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

konseling dalam jalur, jenis,dan jenjang satuan pendidikan; (2) Kompetensi
Kepribadian, (d) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (e)
menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan
kebebasan memilih; (f) menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang
kuat; (g) menampilkan kinerja berkualitas tinggi; (3) Kompetensi Sosial, (h)
mengimplementasikan kolaborasi intern ditempat bekerja; (i) berperan dalam
organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling; (j) mengimplementasikan
kolaborasi antarprofesi; (4) Kompetensi Profesional, (k) menguasai konsep dan
praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli; (l)
menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling; (m) merancang
program bimbingan dan konseling; (n) mengimplementasikan program bimbingan
dan konseling yang komprehensif; (o) menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan
dan konseling; (p) memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional;
(q) menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling.
(Sudrajat, 2010)
Kartadinata (2011: 27) mengungkapkan pengembangan teori dan keilmuan
bimbingan dan konseling khususnya yang bersumber dari filsafat dan budaya
Indonesia, perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh dan tidak cukup bertopang
pada teknik-teknik psikologis belaka. Bertolak dari pandangan filosofis yang
diungkapkan, maka proses bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk
membantu konseli mencapai kemandirian dan menerima tanggung jawab bukan
semata-mata proses pemecahan masalah, pembongkaran alam tak sadar, maupun
penyelesaian masalah kekinian, walaupun semua segi itu cukup berarti bagi
perkembangan konseli, melainkan terkait dengan persoalan nilai baik dan benar dan
esensi tujuan hidup manusia.
Konselor merupakan pendidik di sekolah, karena itu konselor harus
berkompeten dalam bidangnya. Landasan serta wawasan kependidikan menjadi
salah satu kompetensi dasar bagi seorang konselor. Konselor adalah seseorang yang
memiliki kualitas dan ciri-ciri pribadi. Salah satu ciri-ciri penting tersebut
dikemukakan oleh Corey (Supriatna, 2011: 23-26) sebagai berikut: (1) memiliki
cara-cara sendiri; (2) memiliki kehormatan diri dan apresiasi diri; (3) mempunyai
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

kekuatan yang utuh, mengenal dan menerima kemampuan sendiri; (4) terbuka
terhadap perubahan dan mau mengambil resiko yang lebih besar; (5) terlibat dalam
proses-proses pengembangan kesadaran tentang diri dan orang lain; (6) mau dan
mampu menerima dan memberikan toleransi terhadap ketidakmenentuan; (7)
memiliki identitas diri; (8) mempunyai rasa empati yang tidak posesif; (9) hidup,
artinya pilihan mereka berorientasi pada kehidupan; (10) otentik, nyata, sejalan
(congruent), jujur dan bijak; (11) memberi dan menerima kasih sayang; (12) hidup
pada masa kini; (13) dapat berbuat salah dan mengakui kesalahan; (14) dapat
terlibat secara mendalam dengan pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan kreatif,
menyerap makna yang kaya dalam hidup melalui kegiatan-kegiatan.
Yustiana (2011: 247-248) mengemukakan bahwa kinerja konselor
memerlukan dukungan dasar integritas dan stabilitas kepribadian serta kontrol diri
yang baik. Dengan kata lain konselor harus mampu mengelola diri secara efektif.
Jika konselor mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang efektif, yang
ditampilkan dalam perilaku kepemimpinan yang baik, maka tidak ada cerita bahwa
konselor (guru bimbingan dan konseling) adalah guru yang tidak punya kegiatan,
polisi sekolah, ataupun guru bermasalah. Pelayanan bimbingan dan konseling
bukan pelayanan bantuan untuk semua hal yang dianggap menjadi masalah peserta
didik. Layanan bimbingan dan konseling adalah layanan profesional dengan teknikteknik khusus dalam hubungan yang membantu. Bantuan yang diberikan terhadap
peserta didik bersifat individual dan proporsional. Konselor atau guru bimbingan
dan konseling memberikan bantuan dasar analisis data/informasi baik dari peserta
didik, guru, pimpinan sekolah, orangtua, personel lain sebagai sumber informasi
maupun menggunakan alat bantu atau instrumensasi, sehingga diperoleh gambaran
yang komprehensif berkenaan dengan kebutuhan, potensi, hambatan, dan peluang
penyelenggaraan program bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang
didukung oleh semua personel sekolah. Melaksanakan program bimbingan dan
konseling membutuhkan upaya koordinasi dengan semua personel di sekolah
sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau terganggu serta dapat
memperoleh dukungan.

Kemampuan manajerial

yaitu kemampuan

untuk

mengordinasikan dan mengelola aktifitas maupun personel yang terlibat dalam
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

aktifitas

adalah

kompetensi

dari

seseorang

yang

memiliki

kemampuan

kepemimpinan.
Pada pertengahan tahun lalu, tepatnya tanggal 30-31 Juli 2012 Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggelar Uji Kompetensi Guru (UKG)
di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Seperti yang diberitakan, pemerintah
berinisiatif menggelar UKG atas dasar ingin memetakan kompetensi guru sekaligus
menilai korelasi peningkatan mutu guru tersertifikasi setelah diberikan tunjangan
profesi. Namun banyak diantara para guru yang meragukan akan hal tersebut
sehingga membuat mereka menjadi resah dan gundah dalam pelaksanaan UKG
tersebut. Terlebih lagi adanya selentingan berita yang didengar para guru bahwa
ketika tidak dapat lulus dari uji kompetensi maka tunjangan profesi yang mereka
terima akan terancam untuk kedepannya. Berikut ini merupakan kutipan dari artikel
yang dibuat oleh Roslinda:
Menjelang pelaksanaan ujian ini guru sangat resah dan gelisah sambil
terus berjuang untuk belajar dan membaca-baca materi apa yang akan
dikeluarkan saat ujian keesokan harinya. Seperti halnya seorang siswa
yang akan menghadapi Ujian Sekolah atau Ujian Nasional, guru belajar
lagi, terlihat ada yang membaca buku diwaktu luangnya, ada juga guru
sampai bolos mengajar karena ingin belajar dan mempersiapkan diri
menghadapi UKG keesokan harinya. ada juga yang tetap mengajar tapi
metode berubah dari metode ceramah menjadi metode penugasan mandiri
agar guru bisa membaca-baca dan menganalisis kisi-kisi soal yang akan
keluar dalam UKG nanti.
Berikut ini juga merupakan artikel yang ada di media online yang ditulis
oleh Sabri pada tanggal 06 Agustus 2012 yang menyatakan bahwa UKG menjadi
satu terobosan yang mencemaskan.
“Alhasil saya belum lolos UKG, konon nanti akan diberi pelatihan dulu
sebelum ikut ujian lagi,” kata Dara yang gagap tekgnologi (gaptek) dalam
menjalankan perannya sebagai seorang guru BP.
Terlepas dari permasalahan di atas, UKG sudah berjalan dengan baik,
walaupun hasil belum tahu kapan akan diumumkan dan akan terjadi pemetaan
model apa, semua guru sempat resah dan gelisah dengan apa yang akan terjadi pada
dirinya di masa yang akan datang. Nilai yang baik akan mendapatkan apa, nilai
yang masih kurang akan mendapatkan sangsi apa, guru masih bertanya-tanya yang
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

pasti bukan untuk mencabut kembali sertifikasi yang pernah dinikmati atau
menghentikan sertifikasinya.
Kartadinata (2011: 29) mengungkapkan bahwa bimbingan dan konseling
bukanlah profesi yang baru di Indonesia, namun keberadaannya masih saja
diragukan oleh beberapa pihak baik dari dalam lingkungan sekolah maupun luar
lingkungan sekolah. Seorang konselor harus berpegang pada filosofi yang jelas,
namun tetap harus menghindarkan diri dari faham “completism” (suatu perasaan
yang memandang diri “saya adalah seorang konselor, bersertifikat, dan terdidik,
sekali jadi, untuk segalanya”). Isu filosofis dalam bimbingan dan konseling perlu
didiskusikan sebagai sebuah kenyataan karena pemahaman atau cara pandang
terhadap isu ini akan menentukan bagaimana sosok konselor dikembangkan dan
bagaimana konselor membantu konseli.
Pada kenyataannya, kinerja guru bimbingan dan konseling tidak sesuai
dengan tugas dan peran guru bimbingan dan konseling di sekolah. Gysber C
Norman dan Henderson Patricia (1998: 38) dalam 3 tahun penelitian yang
dilaporkan di Arizona oleh Vandegrift di tahun 1999, pertanyaan yang muncul
adalah “apakah sekolah sekolah di Arizona menggunakan konselor konselor yang
terbaik? Penelitian ini menyatakan bahwa para konselor sekolah di Arizona
menggunakan 15 persen dari waktu mereka untuk melaksanakan aktivitas “non
guidence”. Hal yang sama yang ditemukan di Texas oleh Rylander pada tahun 2002
penelitiannya menemukan para konselor sekolah hanya menggunakan 60 persen
dari waktu mereka untuk konseling. Sedangkan porsi waktu mereka yang lain
digunakan untuk tugas administrasi yang lain. Para konselor harusnya menyadari
bahwa mereka tidak harus menggunakan waktu mereka dalam tugas administrasi
karena setiap sekolah memiliki staf administrasi untuk melakukan tugas tersebut.
tugas mereka ini menghambat tanggung jawab mereka terhadap para siswa. Area
yang patut diperhatikan oleh para konselor adalah posisi mereka dalam bidang
administrasi. Sementara para konselor percaya bahwa mereka memiliki peran
dalam penilaian, mereka mengatakan peraturan dari kordinator TAAS (Texas
Assessment of Academic Skills) telah terlalu banyak menyita waktu mereka dari
konseling.
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

Adapun beberapa penelitian terkait dengan penampilan konselor di sekolah
menunjukkan perilaku konselor yang kurang profesional. Penelitian oleh Arsori
(1990: 99-100) menunjukkan bahwa kinerja petugas bimbingan 40,63% yang
termasuk kategori “tinggi” dan 59,37% termasuk kategori “sedang”. Konselor
dianggap oleh siswa masih belum memiliki kemampuan seperti yang diharapkan
dalam aspek keterampilan konseling individual. Nurhisan (Hajati, 2010: 60) dalam
penelitiannya menemukan pelaksanaan konseling oleh guru bimbingan dan
konseling belum sesuai dengan yang diharapkan, yakni masih kurangnya
kemampuan dalam menangani dan menggali masalah yang dihadapi siswa.
Penelitian Marjohan (Hajati, 2010: 60), menunjukkan bahwa baru 39,47% guru
bimbingan dan konseling yang dapat menerapkan kemampuan profesional
konseling dalam kategori “tinggi”, adapun 60,53% baru mampu menerapkan
kemampuan tersebut pada kategori “sedang”.
Berdasarkan studi pendahulan melalui observasi yang dilakukan oleh
peneliti di salah satu sekolah tingkat pertama di kota Bandung melihat bahwa masih
ada beberapa kesenjangan antara guru bimbingan dan konseling dengan muridmurid di sekolah, terutama kepada murid kelas VII dan kelas VIII. Bagi mereka,
ruang bimbingan dan konseling hanyalah tempat untuk siswa-siswi yang
bermasalah dan konselor sebagai guru yang hanya memberi hukuman kepada
siswa-siswi yang bermasalah tersebut. Sehingga guru bimbingan dan konseling
masih identik dengan profesinya sebagai “polisi sekolah”. Berbeda dengan siswasiswi kelas IX yang mulai beranggap ruang bimbingan dan konseling lebih
bermanfaat bagi mereka yang hendak mencari informasi mengenai karir mereka
kedepannya. Terlihat bahwa, 80% siswa-siswi kelas IX menghampiri ruang
bimbingan dan konseling di akhir semester sekolah di waktu luangnya untuk
berkonsultasi dan mencari informasi mengenai sekolah-sekolah lanjutan menengah
atas maupun kejuruan yang menjadi bakat dan minat mereka sendiri. Dapat
disimpulkan bahwa hal yang perlu ditegaskan disini sebenarnya adalah tugas dari
konselor itu sendiri yang kurang mengoptimalkan tanggung jawabnya selaku guru
bimbingan dan konseling secara utuh.
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

Beranjak dari permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan diatas,
peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai kualitas pribadi
konselor atau guru bimbingan dan konseling. Dalam pelaksanaanya, peneliti akan
mengungkap kualitas pribadi konselor berdasarkan pengalamannya dalam
melakukan layanan bimbingan dan konseling. Dengan demikian peneliti akan
melakukan penelitian yang berjudul “Profil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan dan
Konseling” dengan studi terhadap guru bimbingan dan konseling di Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) se-Kota Bandung. Dengan harapan penelitian
yang dilaksanakan akan meningkatkan kompetensi konselor baik dalam kualitas
pribadi secara utuh maupun profesionalitas dalam tuntutan sebagai guru bimbingan
dan konseling.
B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah
Beranjak dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor menyatakan
bahwa ekspektasi kinerja konselor dalam menyelenggarakan pelayanan ahli
bimbingan dan konseling senantiasa digerakkan oleh motif altruistik, sikap
empatik, menghormati keragaman, serta mengutamakan kepentingan konseli,
dengan selalu mencermati dampak jangka panjang dari pelayanan yang diberikan.
Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan
profesional sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan landasan
ilmiah dari kiat pelaksanaan pelayanan profesional bimbingan dan konseling baik
yang berkembang dari hasil-hasil penelitian serta pendapat para pakar maupun dari
pencermatan terhadap praksis di bidang bimbingan dan konseling di Indonesia,
yang memiliki karakteristik yang tidak persis sama dengan praksis bimbingan dan
konseling di negara lain, karena berbeda dari negara lain, calon konselor di
Indonesia dididik pada jenjang S-1 sehingga tidak memiliki pengalaman sebagai
guru. Kompetensi akademik merupakan landasan bagi pengembangan kompetensi
profesional, yang meliputi: (1) memahami secara mendalam konseli yang dilayani;
(2) menguasai landasan dan kerangka teoretik bimbingan dan konseling; (3)
menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan; dan
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

(4) mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara berkelanjutan.
Unjuk kerja konselor sangat dipengaruhi oleh kualitas penguasaan keempat
kompetensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi
yang mendukung. Kompetensi profesional konselor yang mencerinkan penguasaan
kiat penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan,
yang ditumbuhkan serta diasah melalui latihan secara sistematis dan sungguhsungguh (rigorius) dalam menerapkan perangkat kompetensi yang diperoleh
melalui pendidikan akademik yang telah diperoleh itu, dalam konteks otentik
melalui Pendidikan Profesi Konselor (PPK) yang berupa Program Pengalaman
Lapangan (PPL). Kompetensi akademik dan profesional konselor secara
terintegrasi membangun keutuhan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional.
Setelah menelusuri tugas dan tanggung jawab seorang konselor berdasarkan
peraturan dari pemerintah dan penelitian-penelitian yang telah diuraikan diatas,
peneliti hendak mengetahui juga bagaimana profil pribadi yang ada yang dimiliki
oleh seorang pembimbing yang kita sebut sebagai konselor atau guru bimbingan
dan konseling yang berkompeten dan profesional di SMPN se-Kota Bandung.
Dengan perumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana gambaran umum kualitas pribadi guru bimbingan dan
konseling di SMPN se-Kota Bandung?
2) Bagaimana gambaran umum kualitas pribadi guru bimbingan dan
konseling di SMPN se-Kota Bandung berdasarkan perbedaan latar
belakang lulusan pendidikan?
3) Bagaimana gambaran umum kualitas pribadi guru bimbingan dan
konseling di SMPN se-Kota Bandung berdasarkan perbedaan jenis
kelamin di sekolah sebagai guru bimbingan dan konseling?
4) Bagaimana gambaran umum kualitas pribadi guru bimbingan dan
konseling di SMPN se-Kota Bandung berdasarkan latar belakang
pengalaman bekerja sebagai guru bimbingan dan konseling?
C. Tujuan Penelitian
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah guna memperoleh gambarangambaran sebagai berikut:
1) Memperoleh gambaran umum tentang kualitas pribadi guru bimbingan
dan konseling di SMPN se-Kota Bandung.
2) Memperoleh gambaran umum tentang kualitas pribadi guru bimbingan
dan konseling di SMPN se-Kota Bandung berdasarkan perbedaan latar
belakang lulusan pendidikan.
3) Memperoleh gambaran umum tentang kualitas pribadi guru bimbingan
dan konseling di SMPN se-Kota Bandung berdasarkan kualitas pribadi
guru bimbingan dan konseling se-Kota Bandung berdasarkan perbedaan
jenis kelamin di sekolah sebagai guru bimbingan dan konseling.
4) Memperoleh gambaran umum tentang kualitas pribadi guru bimbingan
dan konseling di SMPN se-Kota Bandung berdasarkan latar belakang
pengalaman bekerja sebagai guru bimbingan dan konseling.
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini ditinjau dari beberapa aspek berikut :
1) Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan serta
mengidentifikasikan mengenai profil guru bimbingan dan konseling di sekolah
menengah pertama se-Kota Bandung secara umum. Melalui penelitian ini, peneliti
berharap dapat meminimalisir kekurangan yang dimiliki oleh guru bimbingan dan
konseling secara umum serta mengoptimalkan guru bimbingan dan konseling
dalam profesionalitasnya sebagai konselor sekolah.
2) Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini, diantaranya :
a) Bagi

peneliti

dan

konselor

pemula,

dapat

menjadi

landasan

pembelajaran ketika mengetahui gambaran umum dari profil guru bimbingan
dan konseling agar dapat mengupayakan kinerja yang lebih baik dalam
tuntuntan sebagai guru bimbingan dan konseling profesional. Serta dengan
harapan dapat membantu dalam memberikan kontribusi bagi para pengemban
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

10

ilmu pengetahuan khususnya dalam bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan kompetensi yang dimiliki.
b) Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah dapat menjadi evaluasi
diri dan mengembangkan kinerja sebagai konselor sekolah menjadi lebih
optimal.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam penelitian ini berisi kata abstrak yang merupakan uraian singkat dan
lengkap yang memuat: judul; hakikat penelitian menyangkut apa, dimana, dengan
siapa; tujuan dilakukannya penelitian; metode penelitian yang dipakai dan teknik
pengumpulan data; dan hasil temuan dan rekomendasi. Kemudian Bab I
Pendahuluan yang merupakan bagian awal dari skripsi yang berisi latar belakang
penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, dan manfaat atau signifikansi
penelitian. Selanjutnya Bab II Kajian Pustaka yang membahas mengenai teori dari
landasan penelitian yang akan dilaksanakan. Melalui bab ini ditunjukkan “the state
of the art” dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam
bidang ilmu yang diteliti. Bab III Metode Penelitian berisi penjabaran yang rinci
mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut: lokasi dan
subjek populasi/sampel penelitian; metode penelitian; definisi operasional;
instrumen penelitian; proses pengembangan instrumen; teknik pengumpulan data;
dan analisis data. Selanjutnya Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan tentunya
membahas mengenai dua hal utama, yakni pengolahan data atau analisis data untuk
menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian,
hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan analisis temuan. Bagian akhir, Bab V
Kesimpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap
hasil analisis temuan penelitian.

Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-Kota Bandung pada tahun
pelajaran 2012/2013. Subjek populasi atau sampel penelitian ini ditujukan kepada
guru bimbingan dan konseling (konselor), koordinator guru bimbingan dan
konseling, serta beberapa siswa di SMP Negeri se-Kota Bandung. Penentuan
sampel dilakukan melalui teknik random sampling dimana setiap unsur dari
keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih.
Mengetahui keterbatasan waktu dan tenaga maka sampel dilakukan dengan
klaster. Pengambilan sampel digunakan melalui pengambilan sampel acak. Untuk
populasi target tertentu yang tidak memiliki strata dapat dilakukan pengambilan
sampel acak dalam klaster atau “cluster random sampling”.
Berikut ini merupakan sebaran populasi guru bimbingan dan konseling di
SMP Negeri se-Kota Bandung berdasarkan kelompok klaster sekolah.
Tabel 3.1
Sebaran Populasi Guru BK di SMP Negeri Se-Kota Bandung
CLUSTER
NO
NAMA SEKOLAH
JUMLAH
SEKOLAH
1.
SMP Negeri 1 Bandung
1 orang
2.
SMP Negeri 2 Bandung
2 orang
3.
SMP Negeri 3 Bandung
2 orang
4.
SMP Negeri 4 Bandung
4 orang
5.
SMP Negeri 5 Bandung
5 orang
6.
SMP Negeri 7 Bandung
2 orang
I
7.
SMP Negeri 8 Bandung
8.
SMP Negeri 12 Bandung
9.
SMP Negeri 13 Bandung
4 orang
10. SMP Negeri 14 Bandung
3 orang
11. SMP Negeri 28 Bandung
2 orang
12. SMP Negeri 30 Bandung
1 orang
13. SMP Negeri 34 Bandung
6 orang
14. SMP Negeri 9 Bandung
4 orang
15. SMP Negeri 10 Bandung
3 orang
II
16. SMP Negeri 11 Bandung
2 orang
17. SMP Negeri 15 Bandung
4 orang
32
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

33

III

18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.

SMP Negeri 16 Bandung
SMP Negeri 17 Bandung
SMP Negeri 18 Bandung
SMP Negeri 24 Bandung
SMP Negeri 26 Bandung
SMP Negeri 27 Bandung
SMP Negeri 33 Bandung
SMP Negeri 36 Bandung
SMP Negeri 41 Bandung
SMP Negeri 43 Bandung
SMP Negeri 44 Bandung
SMP Negeri 6 Bandung
SMP Negeri 19 Bandung
SMP Negeri 20 Bandung
SMP Negeri 21 Bandung
SMP Negeri 22 Bandung
SMP Negeri 23 Bandung
SMP Negeri 25 Bandung
SMP Negeri 29 Bandung
SMP Negeri 31 Bandung
SMP Negeri 32 Bandung
SMP Negeri 35 Bandung
SMP Negeri 37 Bandung
SMP Negeri 38 Bandung
SMP Negeri 39 Bandung
SMP Negeri 40 Bandung
SMP Negeri 42 Bandung
SMP Negeri 45 Bandung
SMP Negeri 46 Bandung
SMP Negeri 47 Bandung
SMP Negeri 48 Bandung
SMP Negeri 49 Bandung
SMP Negeri 50 Bandung
SMP Negeri 51 Bandung
SMP Negeri 52 Bandung
SMP Negeri 53 Bandung
JUMLAH

4 orang
2 orang
5 orang
1 orang
4 orang
5 orang
1 orang
2 orang
3 orang
4 orang
3 orang
1 orang
2 orang
3 orang
3 orang
2 orang
1 orang
2 orang
2 orang
2 orang
1 orang
1 orang
2 orang
3 orang
6 orang
1 orang
2 orang
7 orang
4 orang
3 orang
4 orang
131 orang

Sumber: KEMDIKBUD 2012

Pengambilan

sampel

dengan

menggunakan

pendapat

Surakhmad

(Riduwan, 2006: 65) menyatakan apabila populasi kurang dari 100, maka
pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila
ukuran populasi 100 sampai dengan 1000, maka dipergunakan sampel sebesar
Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

34

15%-50%. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Riduwan (2006: 65), yaitu sebagai berikut:
S = 15% + 1000 – n (50% - 15%)
1000 – 100
S = 15% + 1000 – 131 (35%)
1000 – 100

Keterangan :
S = jumlah sampel yang diambil
n = jumlah anggota populasi

= 15% + 859 (35%)
900
= 15% + (0.95) (35%)
= 15% + 33.2%
= 48.25%
P = 48.25% x 131
= 63 responden
Dari perhitungan di atas, maka peneliti mengambil jumlah perkiraan
sampel yang akan menjadi responden dalam penelitian, seperti pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Jumlah Perkiraan Sampel Guru BK SMPN se-Kota Bandung
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Lokasi Sekolah
SMP Negeri 2
SMP Negeri 5
SMP Negeri 14
SMP Negeri 7
SMP Negeri 13
SMP Negeri 9
SMP Negeri 10
SMP Negeri 15
SMP Negeri 17
SMP Negeri 18
SMP Negeri 36
SMP Negeri 44
SMP Negeri 29
SMP Negeri 40
SMP Negeri 45
SMP Negeri 48
SMP Negeri 49
SMP Negeri 31
SMP Negeri 35
Jumlah

Jumlah
5 orang
6 orang
4 orang
4 orang
4 orang
5 orang
5 orang
4 orang
5 orang
6 orang
2 orang
3 orang
2 orang
3 orang
6 orang
7 orang
4 orang
2 orang
1 orang
63 orang

Meilani Silalahi, 2013
Prifil Kualitas Pribadi Guru Bimbingan Dan Konseling Di SMP Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

35

Tabel 3.3
Jumlah Sampel Guru BK SMPN se-Kota Bandung
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Lokasi Sekolah
SMP Negeri 2
SMP Negeri 3
SMP Negeri 7
SMP Negeri 9
SMP Negeri 10
SMP Negeri 13
SMP Negeri 14
SMP Negeri 15
SMP Negeri 16
SMP Negeri 18
SMP Negeri 22
SMP Negeri 27
SMP Negeri 30
SMP Negeri 31
SMP Negeri 43
SMP Negeri 45
SMP Negeri 48
SMP Negeri 49
Jumlah

Jumlah
4 orang
3 orang
3 orang
4 orang
3 orang
3 orang
3 orang
2 orang
3 orang
4 orang
3 orang
6 orang
5 orang
3 orang
3 orang
4 orang
4 orang
3 orang
63 orang

Sementara itu, peneliti juga mengadakan pengecekan terhadap jawaban
responden, sehingga menggunakan data responden silang. Jadi, dalam hal ini
peneliti tidak hanya menyebarkan instrumen kualitas pribadi guru bimbingan dan
konseling kepada guru bimbingan dan konseling di sekolah saja melainkan juga
dengan koordinator guru bimbingan dan konseling serta siswa-siswi yang tersebar
di SMPN se-Kota Bandung. Hal ini dilakukan peneliti karena mungkin ada
kecenderungan dalam diri guru bimbingan dan konseling untuk mengisi instrumen
kualitas pribadi guru bimbingan dan

Dokumen yang terkait

Sistem Informasi Penilaian Kinerja Guru Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri 27 Bandung

1 7 165

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI SE KOTA CILACAP TAHUN PELAJARAN 2012 2013

2 44 169

PROFIL KUALITAS PRIBADI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN MODEL CAVANAGH : Studi Deskriptif Terhadap Guru Bimbingan dan Konseling Tingkat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 5

PROFIL KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI : Studi Deskriptif Terhadap Guru Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 43

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR YANG DIALAMI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA.

0 1 126

TINGKAT PEMAHAMAN TERHADAP KONSEP DAN PRAKSIS ASESMEN PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN BREBES.

37 223 245

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KOMISARIAT 1 KABUPATEN CIAMIS.

0 0 240

TINGKAT PEMAHAMAN KODE ETIK PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING PADA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KELOMPOK KERJA KABUPATEN BANTUL.

2 22 350

KOMPETENSI SOSIAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN.

0 2 194

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN.

0 0 200