MODERASI KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DALAM PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PEMERINTAH KABUPATEN SERANG.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian ... 10
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
2.1 Teori yang Relevan ... 11
2.1.1 Konsep Dasar Akuntansi Sektor Publik ... 11
2.1.2 Konsep Dasar Anggaran ... 12
2.1.2.1 Definisi Anggaran dan Penyusunan Anggaran ... 12
2.1.2.2 Proses Penyusunan Anggaran ... 14
2.1.2.3 Karakteristik Anggaran ... 16
2.1.2.4 Fungsi dan Manfaat Anggaran ... 17
2.1.3 Anggaran Sektor Publik ... 19
2.1.3.1 Definisi Anggaran Sektor Publik ... 19
2.1.3.2 Prinsip Anggaran Sektor Publik ... 21
2.1.3.3 Fungsi Anggaran Sektor Publik ... 22
(2)
2.1.3.5 Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik ... 25
2.1.4 Partisipasi Anggaran ... 29
2.1.4.1 Definisi Partisipasi ... 29
2.1.4.2 Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran ... 30
2.1.4.3 Manfaat dan Kelebihan Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran... 32
2.1.4.4 Keterbatasan dan Kelemahan Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran... 33
2.1.5 Senjangan Anggaran (Budgetary Slack) ... 35
2.1.5.1 Definisi Senjangan Anggaran ... 35
2.1.5.2 Pendekatan Konsep Senjangan Anggaran ... 37
2.1.5.3 Hubungan Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran (Budgetary Slack) ... 38
2.1.6 Komitmen Organisasi ... 39
2.1.6.1 Definisi Komitmen Organisasi ... 39
2.1.6.2 Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi ... 41
2.1.7 Ketidakpastian Lingkungan... 42
2.1.8 Pendekatan Kontigensi ... 44
2.1.9 Partisipasi Anggaran, Komitmen organisasi dan Senjangan Anggaran ... 45
2.1.10 Partisipasi Anggaran, Komitmen organisasi dan Senjangan Anggaran ... 47
2.1.11 Penelitian Terdahulu ... 48
2.2 Kerangka Pemikiran ... 50
2.3 Hipotesis ... 55
BAB III METODE PENELITIAN ... 56
3.1 Desain Penelitian ... 56
3.2 Operasionalisasi Variabel ... 56
3.3 Populasi dan Sampel ... 60
(3)
3.3.2 Sampel ... 62
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 65
3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 66
3.5.1 Teknik Analisis Data ... 66
3.5.1.1 Uji Instrumen Pengumpul Data ... 68
3.5.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 70
3.5.2 Pengujian Hipotesis ... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79
4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 79
4.1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis tentang Kabupaten Serang... 79
4.1.2 Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Serang ... 80
4.1.2 Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Serang ... 80
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 81
4.1.1 Gambaran Responden ... 81
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian ... 83
4.1.2.1 Gambaran Variabel Partisipasi Anggaran (X1) ... 83
4.1.2.2 Gambaran Variabel Senjangan Anggaran (Y) ... 88
4.1.2.3 Gambaran Variabel Komitmen Organisasi (X2) ... 93
4.1.2.4 Gambaran Variabel Ketidakpastian Lingkungan (X3) ... 100
4.3 Analisis Data ... 109
4.3.1 Uji Kualitas Data ... 109
4.3.2 Uji Asumsi kelasik ... 111
4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 114
4.5 Pembahasan Penelitian ... 123
4.5.1 Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ... 124
4.5.2 Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi Dapat Memperkuat Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ... 127
(4)
4.5.3 Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderasi Dapat Memperkuat Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan
Anggaran ... 129
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 132
5.1 Kesimpulan ... 132
5.2 Saran ... 132
4.1.1 Bagi Pemerintah Kabupaten Serang ... 133
4.1.2 Bagi Penelitian Selanjutnya ... 134
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Komposisi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Serang TA 2010 ... 4
Tabel 1.2 Komposisi Belanja Pemerintah Kabupaten Serang TA 2010 ... 5
Tabel 1.3 Komposisi Pembiayaan Pemerintah Kabupaten Serang TA 2010 ... 5
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 49
Tabel 3.1 Operasional Variabel... 59
Tabel 3.2 Data Demografi Populasi ... 61
Tabel 3.3 Distribusi Sampel Proporsional ... 64
Tabel 3.4 Penilaian Skala Numerik ... 65
Tabel 3.5 Kriteria Rentang Pengklasifikasian ... 67
Tabel 3.6 Durbin-Watson ... 73
Tabel 4.1 Demografi Responden... 82
Tabel 4.2 Saya ikut serta dalam proses penyusunan anggaran ... 84
Tabel 4.3 Alasan yang dibuat oleh atasan saya ketika revisi anggaran masuk akal/logis ... 84
Tabel 4.4 Dalam menyatakan permintaan, pendapat dan/atau usulan tentang anggaran kepada atasan, saya melakukannya tanpa diminta oleh atasan saya ... 85
Tabel 4.5 Saya berpengaruh dalam penetapan anggaran akhir (final) ... 86
Tabel 4.6 Saya berkontribusi dalam penyusunan anggaran ... 86
Tabel 4.7 Meminta pendapat dan/atau usulan ketika anggaran sedang disusun dilakukan oleh atasan saya ... 87
Tabel 4.8 Rekapitulasi Jawaban untuk Variabel Partisipasi Anggaran... 87
Tabel 4.9 Penentuan standar dalam anggaran menghasilkan produktivitas dalam pusat pertanggungjawaban saya ... 88 Tabel 4.10 Target anggaran pada pusat pertanggungjawaban saya dicapai dengan
(6)
Tabel 4.11 Karena adanya keterbatasan jumlah anggaran yang disediakan, saya memonitor setiap pengeluaran-pengeluaran yang menjadi wewenang
saya ... 90
Tabel 4.12 Anggaran yang menjadi tanggung jawab saya tinggi tuntutannya ... 91
Tabel 4.13 Adanya target anggaran yang harus saya capai, mendorong saya ingin memperbaiki tingkat efisiensi pada pusat pertanggungjawaban saya ... 91
Tabel 4.14 Sasaran yang dijabarkan dalam anggaran, susah untuk dicapai/direalisasikan ... 92
Tabel 4.15 Rekapitulasi Jawaban untuk Variabel Senjangan Anggaran... 92
Tabel 4.16 Saya bersedia bekerja lebih keras dari pada yang diharapkan agar organisasi/instansi ini sukses ... 94
Tabel 4.17 Saya bangga mengatakan organisasi/instansi ini sebagai tempat kerja yang menyenangkan kepada teman-teman saya ... 94
Tabel 4.18 Saya ikhlas menerima tugas apa saja agar tetap bekerja di organisasi/instansi ini ... 95
Tabel 4.19 Saya senang karena menemukan nilai saya sama dengan nilai-nilai organisasi/instansi ini ... 96
Tabel 4.20 Saya bangga mengatakan kepada orang bahwa saya merupakan bagian dari organisasi/instansi ini ... 96
Tabel 4.21 Organisasi/instansi ini memberikan inspirasi terbaik mengenai cara mencapai kinerja ... 97
Tabel 4.22 Saya senang memilih organisasi/instansi ini sebagai tempat kerja dari pada organisasi/instansi lain ... 98
Tabel 4.23 Organisasi/instansi ini menjadi tempat kerja yang terbaik bagi saya ... 98
Tabel 4.24 Saya peduli mengenai nasib organisasi/instansi ini ... 99
Tabel 4.25 Rekapitulasi Jawaban untuk Variabel Komitmen Organisasi ... 99
Tabel 4.26 Saya mengetahui cara/metode kerja yang terbaik bagi instansi ini ... 100
Tabel 4.27 Saya mempunyai berbagai informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan-keputusan di instansi ini... 101
(7)
Tabel 4.28 Saya sulit untuk menilai apakah saya membuat keputusan yang benar
ketika sedang bekerja ... 101
Tabel 4.29 Keputusan-keputusan yang saya ambil di instansi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada di luar kendali saya ... 102
Tabel 4.30 Saya mengetahui bagaimana harus berbat dan bersikap di dalam instansi ini ... 103
Tabel 4.31 Dalam mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi di instansi, saya tahu apa yang perlu saya sesuaikan ... 103
Tabel 4.32 Saya mengetahui apakah tindakan yang saya lakukan bisa menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepada saya ... 104
Tabel 4.33 Saya mengetahui bagaimana memperoleh informasi yang berhubungan dengan pekerjaan saya ... 105
Tabel 4.34 Saya mengetahui apakah sudah memenuhi harapan-harapan pihak lain yang ada di dalam instansi ini ... 105
Tabel 4.35 Saya sulit untuk mengetahui apakah cara yang saya tempuh dalam melakukan pekerjaan bisa mencapai sasaran ... 106
Tabel 4.36 Saya tahu pasti cara dalam melakukan tugas ... 107
Tabel 4.37 Saya menghadapi masalah baru dalam melaksanakan tugas ... 107
Tabel 4.38 Rekapitulasi Jawaban untuk Variabel Ketidakpastian Lingkungan ... 108
Tabel 4.39 Validitas Instrumen Penelitian ... 109
Tabel 4.40 Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 110
Tabel 4.41 Hasil Uji Normalitas Data ... 111
Tabel 4.42 Uji Multikolinearitas Data ... 112
Tabel 4.43 Hasil Uji Autokorelasi Data ... 113
Tabel 4.44 Hasil Uji Determinasi antara Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran ... 114
Tabel 4.45 Hasil Uji F Statistik antara Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ... 115
(8)
Tabel 4.47 Hasil Analisis Uji Statistik t antara Partisipasi Anggaran terhadap
Senjangan Anggaran ... 116 Tabel 4.48 Hasil Uji Determinasi antara Komitmen Organisasi dalam Memoderasi
Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ... 117 Tabel 4.49 Hasil Uji Determinasi antara Komitmen Organisasi dalam Memoderasi
Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ... 117 Tabel 4.50 Hasil Perhitungan Regresi dengan Pendekatan Nilai Selisih Mutlak
untuk Variabel Moderasi Komitmen Organisasi ... 118 Tabel 4.51 Hasil Analisis Uji Statistik t Komitmen Organisasi dalam Memoderasi
Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ... 119 Tabel 4.52 Hasil Uji Determinasi antara Ketidakpastian Lingkungan dalam
Memoderasi Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan
Anggaran ... 120 Tabel 4.53 Hasil Uji F Statistik (Uji Signifikansi Simultan) Ketidakpastian
Lingkuangan dalam Memoderasi Pengaruh Partisipasi Anggaran
terhadap Senjangan Anggaran ... 120 Tabel 4.54 Hasil Perhitungan Regresi dengan Pendekatan Nilai Selisih Mutlak
untuk Variabel Moderasi Ketidakpastian Lingkungan... 121 Tabel 4.55 Hasil Analisis Uji Statistik t Ketidakpastian Lingkungan dalam
Memoderasi Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ... 123
(9)
Gambar 2.1 Model Penelitian ... 54 Gambar 4.1 Struktur Pemerintah Kabupaten Serang ... 81 Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas Data ... 113
(10)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan Undang-undang No 34 Tahun 2000 yang sekarang diubah menjadi Undang-undang No 28 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 menyatakan Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas Daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini menyebabkan perubahan pada sistem pemerintahan yang mulanya menganut pola pertanggungjawaban terpusat beralih menjadi pola desentralisasi. Maka dari itu dengan adanya daerah otonom pengelolaan keuangan diserahkan sepenuhnya kepada pemerintahan daerah.
Dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah, dipandang perlu menekankan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, dan akuntabilitas serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah, agar pelaksanaan pembangunan di setiap daerah dapat terlaksana dengan baik. Dengan adanya otonomi daerah tersebut, mengakibatkan terjadinya pergeseran orientasi pemerintah dari command and control menjadi berorientasi pada tuntutan dan kebutuhan publik. Konsep otonomi daerah tersebut memunculkan wacana good governance yang kemudian memfokuskan pada kajian pengelolaan keuangan daerah terhadap kebijakan di bidang perencanaan dan penganggaran daerah. Sehingga dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah tersebut diperlukan adanya
(11)
reformasi dalam sektor publik yang berarti juga reformasi keuangan daerah yang akan berdampak pada terhadap reformasi anggaran (budgeting reform) yang meliputi proses penyusunan, pengesahan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran. Penyusunan anggaran sangat penting posisinya di dalam pemerintahan. Dalam sektor swasta anggaran ini merupakan hal rahasia perusahaan yang tertutup bagi publik, tetapi dalam sektor publik anggaran ini merupakan hal yang harus diberitahukan dan diinformasikan kepada publik untuk didiskusikan dan untuk mendapatkan masukan. Karena dalam hal ini anggaran merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik (Mardiasmo, 2002:61).
Anggaran ini akan memiliki karakteristik tersendiri tergantung bagaimana pengelolaan dan orang yang terkait dalam penyusunan di dalamnya. Penyusunan anggaran sektor publik ini berperan penting dalam mengestimasikan pendapatan atau realisasi jumlah belanja pemerintah daerah serta anggaran ini juga berperan dalam alokasi dana dan operasional sumber daya yang ada pada daerah itu sendiri. Sehingga dengan adanya anggaran ini pemerintah berpikir bagaimana mengakomodir alokasi dana dengan sumber dana yang terbatas tetapi tujuan anggaran itu dapat tercapai sesuai program pembangunan berjangka yang telah disusun oleh pemerintah. Hal ini diperlukan agar optimalisasi dalam pelayanan publik menjadi prioritas utama karena masih ditemui banyak keluhan masyarakat mengenai pengalokasian anggaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas masyarakat serta berbagai bentuk pengalokasian anggaran yang kurang
(12)
mencerminkan aspek ekonomis, efesiensi dan efektivitas dalam pengelolaan anggaran (Mardiasmo 2002).
Proses perencanaan dan realisasinya memerlukan partisipasi dan perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah. Sejalan dengan berlakunya Undang-Undang No 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, lahirlah peraturan yang lebih rinci misalnya PP No. 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah, PP No. 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga, PP No. 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah dan PP No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Dari peraturan itulah yang melandasi pemerintah untuk menerapkan proses perencanaan dan penganggaran partisipatif dalam upaya meningkatkan daya guna dan daya hasil bagi pemerintah dalam rangka reformasi sektor publik.
Makna anggaran partisipasi di swasta dan di sektor publik akan berbeda. Di pemerintahan daerah, makna partisipasi adalah pelibatan SKPD dalam penyusunan anggaran daerah (APBD) (Abdullah, 2008). Melalui sistem ini, semua pelaksana anggaran dilibatkan dalam penyusunan anggaran sehingga tercapai kesepakatan mengenai penganggaran.
Anggaran Pemerintah Kabupaten Serang memiliki perencanaan yang sesuai dengan yang diharapkan dan menjawab kebutuhan masyarakat. Optimalisasi pendapatan daerah melalui upaya penggalian potensi pajak dan
(13)
retribusi sedangkan prioritas kebijakan belanja tidak akan terlepas dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sesuai dengan arah pembangunan daerah Kabupaten Serang. Implementasi dari kebijakan dalam proses penyusunan dan realisasi anggaran Pemerintah Kabupaten Serang dapat tercermin melalui Laporan Realisasi Anggaran tahun 2010 di pos pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang dirilis oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Tabel 1.1
Komposisi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2010
(dalam satuan rupiah)
NO URAIAN Tahun Anggaran 2010
Anggaran Realisasi %
1. Pendapatan Asli
Daerah (PAD) 131.722.481.000,00 134.718.556.929,00 102,27 2. Pendapatan transfer 761.443.957.600,00 769.423.119.654,00 104,59 3. Lain-lain
Pendapatan Yang Sah
12.700.000.000,00 14.149.500.000,00 111,41
Jumlah 905.866.438.600,00 945.291.176.583,00 104,35
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2010
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dicermati bahwa APBD Kabupaten Serang Tahun 2010 menganggarkan jumlah pendapatan sebesar Rp 905.866.438.600 sedangkan realisasinya sebesar Rp 945.291.176.583 atau sekitar 104,35% yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), pendapatan transfer dan pendapatan yang lainnya. Jika dilihat realisasi pendapatan sudah mencapai 100% tetapi terjadi ketimpangan dalam estimasi yang cenderung selalu rendah dibandingkan realisasinya. Dengan interpretasi tersebut tergambar bahwa adanya kecenderungan sebuah senjangan dalam lingkup pengelolaan keuangan dalam hal penganggaran pendapatan.
(14)
Tabel 1.2
Komposisi Belanja Pemerintah Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2010
(dalam satuan rupiah)
NO URAIAN Tahun Anggaran 2010
Anggaran Realisasi %
1. Belanja Operasi 920.883.774.247,00 876.762.582.982,00 95,21 2. Belanja Modal 122.935.444.656,00 769.423.119.654,00 89,07 3. Belanja Tak
Terduga 5.500.000.000,00 5.499.991.000,00 100,00 Jumlah 1.049.319.218.903,00 991.762.757.790,00 94,51
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2010
Selain itu di sisi belanja pemerintah Kabupaten Serang Tahun 2010 jumlah anggaran belanja pemerintah yaitu sebesar Rp 1.049.319.218.903 sedangkan realisasinya sebesar Rp 991.762.757.790 atau sebesar 94,51% yang terdiri dari belanja operasi, belanja modal dan belanja tidak terduga. Kebalikan dari sisi pendapatan, sisi belanja realisasinya tidak mencapai 100% tetapi jika dicermati terlihat sisi anggaran belanja pemerintah dibuat lebih tinggi dibandingkan realisasinya. Kondisi ini memproyeksikan adanya partisipasi anggaran yang ke arah senjangan negatif. Selain itu dapat dilihat dari sisi pembiayaan, anggaran pengeluaran daerah dianggarkan jauh lebih tinggi dibandingkan realisasinya, Hal ini terlihat dari data komposisi pembiayaan seperti yang disajikan tabel 1.3
Tabel 1.3
Komposisi Pembiayaan Pemerintah Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2010
(dalam satuan rupiah)
NO URAIAN Tahun Anggaran 2010
Anggaran Realisasi %
1. Penerimaan Daerah 165.016.763.065,00 169.135.849.044,00 102,50 2. Pengeluaran
Daerah 21.563.982.762,00 9.500.000.000,00 44,05 Selisih 143.452.780.303,00 159.635.849.044,00 111,28
(15)
Seperti yang diungkapkan Ikhsan dan Ishak (2008:176) bahwa “munculnya budgetary salck ketika pendapatan diestimasi lebih rendah dan biaya diestimasi lebih tinggi atau menyatakan terlalu tinggi jumlah unit yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu unit output”. Walaupun anggaran Pemerintah Kabupaten Serang dari tahun ke tahun mengalami surplus tetapi pengestimasian pendapatan dan biaya cenderung terjadi slack.
Dari keterangan di atas pula menunjukkan perencanaan anggaran belum mencerminkan keberpihakan pada kepentingan umum dan kesejahteraan masyarakat yang mendambakan perubahan setelah adanya pemekaran Kota Serang. Selain itu tahun 2011, Komisi III DPRD Kota Serang, Banten memanggil sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang realisasi pendapatannya di bawah 50 persen selama periode 2011, hal ini menunjukkan adanya kinerja SKPD yang buruk dan harus dievaluasi (Fikri, 2011).
Dalam partisipasi anggaran, komitmen organisasi juga sangat penting dalam memoderasi proses partisipasi anggaran tersebut. Sehingga individu termotivasi untuk mementingkan kepentingan oganisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang akan menghindarkan dari slack. Sebaliknya jika komitmen organisasi rendah maka individu tidak bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuan organisasi sehingga terjadi slack dalam organisasi tersebut.
Selain itu variabel moderasi yang turut menguji partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran yaitu ketidakpastian lingkungan. Latar belakang dipilihnya ketidakpastian lingkungan ini yaitu untuk melihat tindak lanjut dari pengimplementasian anggaran, kemampuan partisipasi individu dalam
(16)
penyusunan anggaran dan melihat serta mengukur keadaan-keadaan dalam menciptakan penganggaran yang efektif dan efisien.
Sejauh pengetahuan peneliti, sebagian besar penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack dilakukan pada sektor swasta khususnya perusahaan manufaktur. Penelitian mengenai budgetary slack di sektor publik khususnya pada instansi pemerintah daerah masih belum banyak dilakukan. Di sektor publik perbedaan dalam perencanaan dan persiapan anggaran, serta adanya pendanaan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah cenderung menyebabkan ketergantungan keuangan yang menimbulkan terjadinya slack (Mardiasmo, 2002).
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Christina (2009) mengenai pengaruh partisipasi terhadap senjangan anggaran dengan ketidakpastian lingkuungan sebagai variabel moderating pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Barat. Sedangkan dalam penelitian Falikhatun (2007) tentang Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan Dan Kohesivitas Kelompok. Penelitian ini menghasilkan hasil yang berbeda, Cristina menyebutkan ketidakpastian lingkungan memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran, tapi pada penelitian Falikhatun menunjukkan hasil yang sebaliknya.
Dan dalam Julita Arifah dan Rini (2009) tentang Kontribusi Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi Dengan Senjangan Anggaran Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah (Studi Kasus Pada Instansi Pemerintah (Departemen), menjadikan Komitmen Organisasi sebagai variabel moderasi
(17)
dalam pengaruh partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Selain itu, Latuheru (2005:77) mengemukakan bahwa “komitmen organisasi mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran, sekaligus menunjukkan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran dipengaruhi oleh variabel moderating. Dari penelitian terdahulu tersebut, penulis tertarik untuk menjadikan komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi.
Dari fenomena yang ada, penulis mencoba menguji kembali hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran yang subjeknya terjadi dalam realisasi anggaran di Pemerintah Kabupaten Serang dengan melakukan pendekatan kontijensi yang melibatkan faktor lain yang berpengaruh. Penelitian dengan pendekatan kontijensi dalam menganalisis dan mendesain sistem pengendalian dalam perkembangan akuntansi manajemen ini menarik minat peneliti. Hal ini juga mengacu dari hasil penelitian yang sebelumnya yang dilakukan oleh Amaliah Begum (2009) tentang pengaruh penganggaran partisipatif terhadap kesenjangan anggaran dengan budaya organisasi sebagai variabel pemoderasi studi kasus pada Kabupaten Serang , penulis mencoba mengganti variabel moderasinya yaitu dengan variabel komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan, maka judul penelitian ini yaitu “Moderasi Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan dalam Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran pada Satuan Kerja Pemerintah
(18)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran.
2. Apakah komitmen organisasi sebagai variabel pemoderasi dapat memperkuat pengaruh partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
3. Apakah ketidakpastian lingkungan sebagai variabel pemoderasi dapat memperkuat pengaruh partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar partisipasi anggaran mempengaruhi senjangan anggaran yang dimoderasi oleh komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah. Tujuannya adalah :
1. Untuk menguji apakah partisipasi anggaran berpengaruh positif senjangan anggaran.
2. Untuk menguji apakah komitmen organisasi sebagai variabel pemoderasi dapat memperkuat pengaruh partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. 3. Untuk menguji apakah ketidakpastian lingkungan sebagai variabel pemoderasi dapat memperkuat pengaruh partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
(19)
1.4 Kegunaan Penelitian
Dengan dicapainya maksud dan tujuan penelitian di atas, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai guna sebagai berikut:
1. Aspek Teoritis
- Sebagai bahan masukan dan kajian serta referensi dalam penelitian yang sama
- Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu Akuntansi Sektor Publik khususnya dalam manajemen keuangan daerah terutama dalam bidang anggaran pemerintah
2. Aspek Praktis
Sebagai pertimbangan jajaran manajemen dalam pemerintahan untuk menciptakan anggaran yang efektif dan memberikan masukan dalam aktivitas perencanaan kegiatan pemerintahan khususnya pada pemerintah daerah Kabupaten Serang.
(20)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Desain Penelitian
Menurut Nazir (2005:84) “desain dari suatu penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan pelaksanaan penelitian”. Desain penelitian ini digunakan penulis dalam menjawab rumusan masalah yang ada dan turut menentuntukan tujuan penulis yang ingin dicapai, sehingga desain penelitian ini diperlukan dari tahap awal penelitian hingga akhir penelitian yaitu pelaporan penelitian.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat (Nazir, 2005:89). Tujuan penelitian deskriptif yaitu bersifat suatu paparan pada variabel-variabel yang yang diteliti, misalnya siapa, yang mana, kapan dan di mana ataupun ketergantungan variabel pada sub-sub variabelnya (Umar, 2008:6). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi, ketidakpastian lingkungan, partisipasi anggaran, dan senjangan anggaran. Untuk mendapatkan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan arsip data yang terkait dengan penelitian ini.
3.2Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2008:59) “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
(21)
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama dan dua variabel moderasi yang mempengaruhi hubungan variabel utama. Partisipasi anggaran sebagai variabel bebas (X1) dan senjangan anggaran sebagai variabel terikat (Y) dan komitmen organisasi (X2) dan ketidakpastian lingkungan (X3) sebagai variabel moderasi.
Di bawah ini pengertian dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Partisipasi anggaran didefinisikan sebagai proses dimana pembuat anggaran ikut terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besarnya anggaran. (Anthony dan Govindarajan, 2007:14). Partisipasi anggaran akan diukur dengan kuesioner yang terdiri dari enam pertanyaan dengan menggunakan Skala Numerik (numerical scale). Pilihan jawaban yang diberikan berupa angka-angka yang dimulai dari angka 1 sampai dengan 5.
2. Komitmen organisasi didefinisikan menurut Richard M. Steers (Kuntjoro, 2002) komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. Komitmen organisasi akan diukur dengan kuesioner yang terdiri dari delapan pertanyaan dengan menggunakan Skala Numerik (numerical scale). Pilihan jawaban yang diberikan berupa angka-angka yang dimulai dari angka-angka 1 sampai dengan 5.
(22)
3. Ketidakpastian lingkungan didefinisikan menurut Duncan (dalam Ikhsan dan Ane, 2007:8) sebagai ketidakmampuan individu untuk menilai propabilitas seberapa besar keputusan yang telah dibuat akan gagal atau berhasil yang disebabkan karena kesulitan untuk memprediksi kemungkinan yang akan terjadi. Ketidakpastian lingkungan akan diukur dengan kuesioner yang terdiri dari delapan pertanyaan dengan menggunakan Skala Numerik (numerical scale). Pilihan jawaban yang diberikan berupa angka-angka yang dimulai dari angka 1 sampai dengan 5.
4. Senjangan Anggaran didefinisikan menurut Young (dalam Latuheru, 2005:122) sebagai tindakan yang mengecilkan kapabilitas produktinya ketika diberi kesempatan untuk menentukan standar kerjanya. Senjangan Anggaran akan diukur dengan kuesioner yang terdiri dari enam pertanyaan dengan menggunakan Skala Numerik (numerical scale). Pilihan jawaban yang diberikan berupa angka-angka yang dimulai dari angka 1 sampai dengan Operasionalisasi variabel ini berfungsi dalam pengukuran variabel yang dapat diukur ke dalam indikator tertentu. Dalam penelitian ini ada tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu partisipasi anggaran sebagai variabel bebas (independent variable), komitmen anggaran dan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel pemoderasi (moderating variable), dan senjangan anggaran sebagai variabel terikat (dependent varable).
(23)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala Item
Partisipasi Anggaran
(X1)
Proses dimana pembuat anggaran ikut terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besarnya anggaran (Anthony dan Govindarajan, 2007:14)
- Keikutsertaan ketika proses penyusunan anggaran
- Kemasukakalan alasan dalam melakukan revisi - Frekuensi meminta
pendapat dan usulan tentang anggaran kepada atasan
- Pengaruh yang dirasakan atas anggaran final - Kontribusi terhadap
anggaran
- Frekuensi atasan meminta pendapat dan usulan ketika anggaran disusun
Interval 1
2 3 4 5 6 Komitmen Organisasi (X2) Rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap
organisasinya. (Richard M. Steers dalam Kuntjoro, 2002)
- Kesediaan bekerja keras demi kesuksesan organisasi
- Kebanggaan bekerja dalam organisasi - Keikhlasan dalam
mengemban tugas - Kesamaan nilai-nilai
pribadi dengan nilai-nilai organisasi
- Kebanggaan menjadi
bagian dalam organisasi - Organisasi memberikan
inspirasi cara mencapai kinerja
- Ketertarikan memilih organisasi ini dari pada organisasi lain
- Perasaan senang sebagai pengakuan bahwa organisasi ini sebagi tempat yang terbaik - Kepedulian terhadap
nasib organisasi
Interval 7
8 9 10 11 12 13 14 15 Ketidakpast ian lingkungan (X3) Ketidakmampuan individu untuk menilai probabilitas seberapa besar keputusan yang telah dibuat akan gagal atau berhasi yang disebabkan karena
- Mengetahui metode yang digunakan
- Informasi pengambilan keputusan
- Menilai keputusan yang diambil
Interval 16
17 18
(24)
kesulitan untuk
memprediksi kemungkinan yang akan terjadi (Duncan dalam Ikhsan dan Ane, 2007:8 )
- Pengaruh unsur luar dalam mengambil suatu keputusan
- Keyakinan dalam
mengambil suatu tindakan
- Mengetahui cara penyesuaian dalam menangani perubahan
- Keyakinan dalam
tindakan sesuai sasaran anggaran
- Informasi yang diperoleh - Mengetahui harapan dari
pihak luar demi kemajuan instansi
- Kesulitan dalam menentukan metode untuk mencapai sasaran anggaran
- Keyakinan dalam
melakukan pekerjaan - Frekuensi menghadapi
masalah baru 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Senjangan Anggaran (Y)
Senjangan anggaran adalah tindakan yang mengecilkan kapabilitas produktinya ketika diberi kesempatan untuk menentukan standar kerjanya. (Young dalam Latuheru, 2005:122)
- Motivasi produktivitas - Pencapaian target
anggaran di dalam pusat pertanggungwaban
- Memonitoring
pengeluaran
- Tuntutan khusus dalam anggaran
- Target anggaran mendorong efisiensi dalam pusat
pertanggungjawaban - Pencapaian realisasi anggaran/target umum yang dianggarkan
Interval 28
29
30 31 32
33
Sumber : Diolah, 2012 3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi
Dalam penelitian akan selalu menghadapi sebuah objek penelitian baik orang, benda, wilayah ataupun peristiwa-peristiwa. Objek penelitian merupakan
(25)
kenyataan-kenyataan dimana suatu masalah timbul, sehingga merupakan suatu sumber utama untuk memperoleh data.
Menurut Sugiyono (2008:55) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Serang. Jumlah SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah ) di Kabupaten Serang berjumlah 55 SKPD yang terdiri atas ; 27 SKPD Badikan (Badan, Dinas, Kantor) dan 28 SKPD Kecamatan. Kelompok yang menjadi responden yang akan diambil adalah pejabat setingkat kepala bidang/bagian/subbagian dengan masa jabatan minimal satu tahun. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer melalui metode survei serta distribusi langsung (direct distribution method) yaitu mendatangi responden secara langsung untuk menyerahkan dan mengumpulkan kembali kuesioner.
Tabel 3.2
Data Demografi Populasi
No Nama Institusi/SKPD Bidang/Ba
gian/sub bagian
No Nama Institusi/SKPD Bidang
/Bagia n/sub bagian
I SEKRETARIAT DAERAH 12 VII KECAMATAN
II SEKRETARIAT DPRD 3 1 Kec. Kramatwatu 3
III INSPEKTORAT 5 2 Kec. Waringin Kurung 3
IV LEMBAGA TEKNIS DAERAH 3 Kec. Bojonegara 3
1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
6 4 Kec. Pulo Ampel 3
2 Badan Kepegawaian Daerah 4 5 Kec. Gunung Sari 3
3 Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan masyarakat dan Perempuan
6 6 Kec. Mancak 3
4 Badan Lingkungan hidup 4 7 Kec. Anyar 3
5 Badan Perijinan Terpadu dan Penanaman modal
5 8 Kec. Cinangka 3
6 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(26)
7 Badan Pelaksana Penyuluhan & Ketahanan Pangan
5 10 Kec. Ciomas 3
8 Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
1 11 Kec. Pabuaran 3
9 Kantor Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa
4 12 Kec. Baros 3
Rumah Sakit Umum Daerah 6 13 Kec. Petir 3
V DINAS DAERAH 14 Kec. Cikeusal 3
1 Dinas Kesehatan 5 15 Kec. Tunjung Teja 3
2 Dinas Pendidikan & Kebudayaan 6 16 Kec. Pamarayan 3
3 Dinas Pekerjaan Umum 5 17 Kec. Bandung 3
4 Dinas Pembangunan&Perumahan 5 18 Kec. Jawilan 3
5 Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informatika
5 19 Kec. Kopo 3
6 Dinas Sosial 5 20 Kec. Cikande 3
7 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
5 21 Kec. Kibin 3
8 Dinas Koperasi, Perindustrian & Perdagangan
5 22 Kec. Carenang 3
9 Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan & Peternakan
5 23 Kec. Binuang 3
10 Dinas Pariwisata, Pemuda & Olah Raga
4 24 Kec. Tanara 3
11 Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil
5 25 Kec. Tirtayasa 3
12 Dinas Kelautan, Perikanan, Energi & Sumber Daya Mineral
7 26 Kec. Pontang 3
13 Dinas Pendapatan Daerah 5 27 Kec. Ciruas 3
VI SATUAN POLISI PAMONG
PRAJA
4 28 Kec. Kragilan 3
JUMLAH 220
Sumber : Bagian Organisasi & Pemberdayaan Aparatur Daerah (diolah kembali) 3.3.2 Sampel
Menurut sugiyono (2008:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel dangan metode proporsional sampling. Adapun pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
a. Manajer tingkat menengah dan tingkat bawah di pemerintah daerah yaitu anggota SKPD setingkat kepala bidang/bagian/subbagian dari badan, dinas
(27)
dan kecamatan Kabupaten serang yang berkaitan dengan penyusunan anggaran.
b. Manajer tingkat atas tidak termasuk dalam responden. Hal ini yaitu Walikota dan Wakil Walikota yang merupakan jabatan politis yang dipilih melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dalam kurun waktu tertentu. c. Perusahaan daerah tidak masuk dalam responden karena perusahaan
memiliki mekanisme tersendiri dalam mengelola dan merancang anggarannya.
Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin yang dikemukakan oleh Umar (2008:67), yaitu:
n =
Keterangan : n = ukuran sampel N= ukuran populasi
e = % kekeliruan (ditolerir 5%) Perhitungan sampel yang diambil adalah sebagai berikut:
n = = = 141,93 ≈ 142
Dari perhitungan tersebut diperoleh sampel minimal 142 responden yang selanjutnya merupakan besarnya sampel dalam penelitian ini. Agar representatif, setiap subjek populasi diusahakan memiliki peluang yang sama menjadi sampel. Penentuan jumlah masing-masing sampel untuk setiap dinas/badan/bagian akan dihitung secara proporsional dengan menggunakan rumus (Nazir, 2005:306)
ni =
Dimana: ni : Ukuran sampel yang harus diambil Ni : Populasi
N : Ukuran populasi ke-i n : Sampel
N 1 + Ne2
220 1 + 0,55 220
1 + 220(0,05)2
Ni x n N
(28)
Tabel 3.3
Distribusi Sampel Proporsional
No Nama Institusi/SKPD Bidang
/Bagia n/sub bagian
Sampel No Nama Institusi/SKPD Bidang
/Bagia n/sub bagian
Sampel
I SEKRETARIAT
DAERAH
12 8 VII KECAMATAN
II SEKRETARIAT DPRD 3 2 1 Kec. Kramatwatu 3 2
III INSPEKTORAT 5 3 2 Kec. Waringin Kurung 3 2
IV LEMBAGA TEKNIS
DAERAH
3 Kec. Bojonegara 3 2
1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
6 4 4 Kec. Pulo Ampel 3 2
2 Badan Kepegawaian Daerah
4 3 5 Kec. Gunung Sari 3 2
3 Badan Keluarga
Berencana, Pemberdayaan masyarakat dan
Perempuan
6 4 6 Kec. Mancak 3 2
4 Badan Lingkungan hidup 4 3 7 Kec. Anyar 3 2
5 Badan Perijinan Terpadu dan Penanaman modal
5 3 8 Kec. Cinangka 3 2
6 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
4 3 9 Kec. Padarincang 3 2
7 Badan Pelaksana
Penyuluhan & Ketahanan Pangan
5 3 10 Kec. Ciomas 3 2
8 Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
1 1 11 Kec. Pabuaran 3 2
9 Kantor Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa
4 3 12 Kec. Baros 3 2
Rumah Sakit Umum Daerah
6 4 13 Kec. Petir 3 2
V DINAS DAERAH 14 Kec. Cikeusal 3 2
1 Dinas Kesehatan 5 3 15 Kec. Tunjung Teja 3 2
2 Dinas Pendidikan & Kebudayaan
6 4 16 Kec. Pamarayan 3 2
3 Dinas Pekerjaan Umum 5 3 17 Kec. Bandung 3 2
4 Dinas Pembangunan & Perumahan
5 3 18 Kec. Jawilan 3 2
5 Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informatika
5 3 19 Kec. Kopo 3 2
6 Dinas Sosial 5 3 20 Kec. Cikande 3 2
7 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
5 3 21 Kec. Kibin 3 2
8 Dinas Koperasi, Perindustrian & Perdagangan
5 3 22 Kec. Carenang 3 2
9 Dinas Pertanian,
Kehutanan, Perkebunan & Peternakan
(29)
10 Dinas Pariwisata, Pemuda & Olah Raga
4 2 24 Kec. Tanara 3 2
11 Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil
5 3 25 Kec. Tirtayasa 3 2
12 Dinas Kelautan, Perikanan, Energi & Sumber Daya Mineral
7 4 26 Kec. Pontang 3 2
13 Dinas Pendapatan Daerah 5 3 27 Kec. Ciruas 3 2
VI SATUAN POLISI
PAMONG PRAJA
4 2 28 Kec. Kragilan 3 2
JUMLAH 220 142
Sumber : Bagian Organisasi & Pemberdayaan Aparatur Daerah (diolah kembali) 3.4Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data dan keterangan-keterangan yang lainnya dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara pengumpulan data sebagai berikut:
1. Angket (Kuesioner)
Teknik angket (Kuesioner) merupakan “suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut” (Umar, 2008:49). Untuk memperoleh data, beberapa pernyataan yang disusun dalam bentuk Skala Numerik (numerical scale).
Tabel 3.4
Penilaian Skala Numerik
No. Item Pernyataan Skor
5 4 3 2 1
Keterangan :
(30)
Angka 4 menyatakan sering.
Angka 3 menyatakan kadang-kadang. Angka 2 menyatakan pernah.
Angka 1 menyatakan tidak pernah. 2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang berupa sumber tertulis buku, direktori, dan data-data lain yang berkaitan dengan penelitian.
3.5Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis Data
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu variabel dependen yaitu partisipasi anggaran, variabel independen yaitu senjangan anggaran dan variabel moderating yaitu komitmen anggaran dan ketidakpastian lingkungan. Data di lapangan didapat dari peneliti penyediakan instrument penelitian. Instrumen penelitian ini sangat penting kedudukannya karena dengan instrument penelitian peneliti dapat dengan mudah memperoleh data dalam pengujian hipotesis.
Setelah instrument dianggap sudah siap dan akurat, langkah selanjutnya yaitu menentukan sampel. Langkah berikutnya penyebaran kuesioner kepada responden yang telah ditetapkan. Setelah data sudah terkumpul langkah berikutnya yaitu pengolahan data. Pengolahan data ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tabulasi dan tahap analisis data.
Tahap persiapan yaitu mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan kuesioner dan kebenaran cara pengisian kuesioner. Selanjutnya tahap tabulasi
(31)
yaitu memberikan nilai atau pembobotan (scoring) sesuai pedoman penilaian yang telah ditetapkan yaitu:
1. Pertama cari jumlah keseluruhan skor, dengan cara mengkalikan skor dengan frekuensi masing-masing lalu jumlahkan seluruh total skornya. 2. Langkah berikutnya adalah menentukan kritera pengklasifikasian untuk
variabel X dan Y yang mengacu pada ketentuan yang dikemukakan oleh Umar (2003:201), di mana rentang skor dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
RS = Keterangan :
RS = Rentang Skor m = Skor tertinggi item n = Skor terendah item b = Jumlah kelas
Skor tertinggi (banyaknya responden kalo skor tertinggi yaitu 5) = 5 x 142 = 710, dan skor terendah (banyaknya responden kali skor terendah yaitu 1) = 1 x 142 = 142
RS = =113,6
Rentang pengklasifikasian setiap kategori untuk variabel X dan Variabel Y dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Kriteria Rentang Pengklasifikasian
Kategori Rentang Pengklasifikasian
Sangat rendah 142 - < 255,5
Rendah 255,6 - < 369,1
Sedang 369,2 - < 482,7
Tinggi 482,8 - < 596,3
Sangat tinggi 596,4 - < 710
Sumber : Data diolah
(m-n) b
(710 – 142) 5
(32)
3. Menarik kesimpulan
Kemudian tahap analisi data dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis regresi sederhana untuk menganalisis hubungan partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran dan menggunakan analisis regresi dengan nilai selisih mutlak (pengurangan) dengan menggunakan standarized score untuk melihat pentingnya masing-masing variabel bebas secara relatif dalam mengeleminasi perbedaan dan mempertemukan kondisi (matching condition) unit ukuran bebas (Frucot and Sheron, 1991 dalam Ghozali, 2011:235).
Agar lebih mempermudah, maka dalam pengelolaan dilakukan dengan bantuan Microsoft Office Excel. Pengolahan data primer dalam penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan program computer SPSS 20 for Windows.
3.5.1.1Uji Instrumen Pengumpulan Data a) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. “Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut” (Ghozali, 2011:52). Uji validitas ini juga berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Pengujian validitas setiap item pertanyaan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson Correlations dengan syarat minimum suatu item dianggap valid adalah nilai r ≥ 0,30 (Sugiyono, 2001:116) dengan kata lain suatu instrumen dinyatakan valid apabila koefisien korelasi r hitung lebih besar dibandingkan koefisien korelasi r tabel. Uji validitas ini
(33)
dilakukan dengan analisa item antara skor satu item dengan skor total yang dilakukan dengan rumus product moment pearson, (Umar, 2008:166) sebagai berikut:
r =
di mana:
r = Nilai korelasi X = Skor tiap pertanyaan n = Jumlah responden Y = Skor total tiap responden b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menentukan tingkat kepercayaan minimal yang dapat diberikan terhadap kesungguhan jawaban yang diterima. “Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu” (Ghozali, 2011:47). Uji reliabilitas ini pengukurannya dihitung dengan koefisien Cronbach Alpha dari masing-masing instrument dalam satu variabel. Koefisien Cronbach Alpha yang lebih dari nilai r tabel disebut reliabel. Instrumen yang dikatakan reliable adalah jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2011:48) . Selain itu, cronbach`s alpha yang semakin mendekati 1 menunjukkan semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya.
Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan rumus crombach’s alpha, (Umarusein, 2008:170) sebagai berikut:
n (∑XY) –(∑X ∑Y) √ [n∑X2–(∑X)2] [n∑Y2–(∑Y)2
(34)
r11 = di mana:
r11 = reliabilitas instrument st2 = deviasi standar total
k = banyak butir pertanyaan Σsb2 = jumlah deviasi standar butir 3.5.1.2Uji Asumsi Klasik
Untuk Pengolahan data digunakan uji klasik. Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebagai berikut: a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011:160) . Uji normalitas ini dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan variansinya sama maka pengujian hipotesis menggunakan statistik parametrik. Jika data yang diperoleh tidak terdistribusi normal dan variansinya tidak sama maka pengujian hipotesis menggunakan statistik non parametrik.
Uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. “Jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya” (Umar, 2008:79). Selanjutnya pengujian normalitas dilakukan dengan uji statistik non parametric One sample Kolmogorov Smirnov (K-S) (Imam Gozhali, 2011:164). Apabila hasil One sample Kolmogorov Smirnov diatas tingkat kepercayaan 5% atau 0,05 menunjukkan pola
k ∑sb k-1 st2
(35)
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas atau sebaliknya.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi diatara variabel bebas. Biasanya korelasinya mendekati sempurna atau sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan satu). Perhitungan uji multikolinearitas dalam regresi dilakukan dengan cara membuat persamaan regresi antar variabel bebas. Menurut Ghozali (2011:105) “model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi antar variabel independen”.
Jika persamaan regresi tersebut koefisien regresinya signifikan maka model regresi yang bersangkutan mengandung multikolinearitas, maka kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen. Multikolinearitas dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya Multikolinearitas nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan VIF ≥ 10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95. (Ghozali, 2011:105-106).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. (Ghozali, 2011:139). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak mengandung heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam
(36)
penelitian ini mengggunakan cara melihat scatter plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterosledastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2007:139). Dasar analisis uji heterokedastisitas :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas
b. Jika tidak ada pola yang jelas. seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam deretan waktu atau time series) atau ruang (seperti dalam data cross section atau lintas sektoral). Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi pada model regresi dapat dilakukan dengan Uji Durbin Watson (Ghozali, 2011:111)
(37)
Tabel 3.6 Tabel Durbin-Watson
Klasifikasi nilai d Uji Durbin Watson
Nilai Keterangan
0 < d < dl Autokorelasi Positif dl ≤ d ≤ du Tidak dapat disimpulkan 4-dl < d < 4 Autokorelasi Negatif 4-du ≤ d ≤ -dl Tidak dapat disimpulkan du < d < 4-du Tidak ada autokorelasi
(Ghozali, 2011:111) 3.5.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis akan menggunakan analisis regresi. Regresi sederhana digunakan untuk menghubungkan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Selain itu, analisis regresi dengan nilai selisih mutlak digunakan untuk menguji pengaruh moderasi dari komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Hipotesis pertama
Hipotesis ini akan diuji dengan analisis regresi (Sugiyono, 2008:270), menguji apakah hubungannya positif atau hubungannya negatif, dan untuk mengetahui nilai dari variabel independen apabila terjadi peningkatan atau penurunan. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Dimana : Y = Senjangan Anggaran X = Partisipasi Anggaran a = Nilai intercept (konstan) b= Koefisien arah regresi
e = Faktor kesalahan (error) Y= a + b0X + e………. (1)
(38)
Untuk menguji hipotesis secara parsial, dapat diuji dengan menggunakan rumus uji t. Pengujian t-statistik bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh masing-masing varaibel independen (X1 dan X2) terhadap variabel dependen (Y). Dalam pengujian hipotesis melalui uji t ini, tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0.05 pada taraf signifikan 95%. Adapun hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H01 : β1 ≤ 0 Partisipasi anggaran tidak memiliki pengaruh positif terhadap senjangan anggaran
Ha1: β1 > 0 Partisipasi anggaran memiliki pengaruh positif terhadap senjangan anggaran
Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel yang merupakan nilai kritis, dengan ketentuan sebagai berikut :
H0 ditolak : thitung > ttabel H1 diterima : t hitung < ttabel
Apabila hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa H0 ditolak, maka berarti Partisipasi Anggaran memiliki pengaruh positif terhadap Kesenjangan Anggaran, tetapi bila hasil pengujian menunjukkan bahwa H0 diterima, maka sebaliknya, hal ini Partisipasi Anggaran tidak memiliki pengaruh positif terhadap Senjangan Anggaran.
2. Hipotesis Kedua: Komitmen organisasi dapat memperkuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran.
(39)
H02 : b0,1 = 0, yang berarti bahwa pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran tidak dimoderasi oleh komitmen organisasi Ha2 : Sekurang-kurangnya ada satu b1 ≠ 0, yang berarti bahwa pengaruh partisipasi
anggaran terhadap senjangan anggaran dimoderasi oleh komitmen organisasi
Hipotesis kedua ini akan diuji dengan menggunakan analisis regresi dengan pendekatan nilai selisih mutlak (pengurangan) partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi. Hipotesis kedua ini diuji dengan membandingkan pada nilai t atau ρ-value. Hipotesis alternatif diterima jika:
thitung > ttabel atau ρ-value kurang dari 0,05
Maka model analisis yang digunakan dalam penelitian ini, (Ghozali, 2011:235) adalah sebagai berikut:
Dimana:
Y = Senjangan Anggaran X1 = Partisipasi Anggaran X2 = Komitmen Organisasi a = Nilai intercept (konstan) b0,1,3 = Koefisien regresi
e = Faktor kesalahan (error)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel penjelas/bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan ditolak dan diterimanya hipotesis sebagai berikut:
1. Jika t hitung > t tabel atau nilai Sig. < 0,05 maka H02 diterima (variabel moderasi dapat menguatkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen)
(40)
2. jika t hitung < t tabel atau nilai Sig. < 0,05 maka H02 ditolak (variabel moderasi tidak dapat menguatkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen)
3. Hipotesis Ketiga: Ketidakpastian lingkungan dapat memperkuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran.
Karena itu secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:
H03 : b0,1 = 0, yang berarti bahwa pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran tidak dimoderasi oleh ketidakpastian lingkungan
Ha3 : Sekurang-kurangnya ada satu b1 ≠ 0, yang berarti bahwa pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dimoderasi oleh ketidakpastian lingkungan
Untuk hipotesis yang ketiga yaitu ketidakpastian lingkungan dapat menguatkan pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran akan menggunakan analisis regresi dengan pendekatan nilai selisih mutlak (pengurangan) partisipasi anggaran dengan ketidakpastian lingkungan. Hipotesis ketiga ini diuji dengan membandingkan pada nilai t atau ρ-value. Hipotesis alternatif diterima jika:
thitung > ttabel atau ρ-value kurang dari 0,05
Maka model analisis yang digunakan dalam penelitian ini, (Ghozali, 2011:235) adalah sebagai berikut :
Dimana:
(41)
Y = Senjangan Anggaran X1 = Partisipasi Anggaran X3 = Ketidakpastian Lingkungan a = Nilai intercept (konstan) b0,2,4 = Koefisien regresi
e = Faktor kesalahan (error)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel penjelas/bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan ditolak dan diterimanya hipotesis sebagai berikut:
1. Jika t hitung > t tabel atau nilai Sig. < 0,05 maka H03 diterima (variabel moderasi dapat menguatkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen).
2. Jika t hitung < t tabel atau nilai Sig. < 0,05 maka H03 ditolak (variabel moderasi tidak dapat menguatkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen).
Tingkat signifikan dalam analisis ini adalah 0,05 (5%) untuk mempermudah dalam menganalisis dan menguji hipotesis, maka data dikumpulkan dan diolah dengan bantuan SPSS 20 for Windows. Setelah itu tarik kesimpulan diterima atau ditolaknya hipotesis dengan membandingkan hasil yang didapat.
(42)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka penulis memberikan simpulan atas penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran, serta pengaruh komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi di lingkungan SKPD Pemerintah Kabupaten Serang, sebagai berikut:
1. Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran. Hal ini dapat diartikan bahwa partisipasi anggaran akan meningkatkan tingkat senjangan anggaran di lingkungan SKPD Kabupaten Serang.
2. Komitmen organisasi tidak memperkuat proses partisipasi dalam menciptakan senjangan anggaran. Jadi dengan kata lain pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran tidak dimoderasi oleh komitmen organisasi. 3. Ketidakpastian lingkungan tidak memperkuat proses partisipasi yang akan
menimbulkan adanya senjangan anggaran. Dengan kata lain pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran tidak dimoderasi oleh ketidakpastian lingkungan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan simpulan yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran penulis yang dapat disampaikan mengenai penelitian ini, yaitu:
(43)
5.2.1 Bagi Pemerintah Kabupaten Serang
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhdap senjangan anggaran yang berarti terjadi senjangan anggaran dalam lingkungan SKPD Kabupaten Serang disebabkan oleh adanya partisipasi anggaran, hal ini hendaklah dihindari dengan selalu mengontrol dan mengawasi setiap pejabat agar dapat melaksanakan setiap tugas pokok sesuai kinerja bukan hanya pencapaian target anggaran semata.
2. Mengenai komitmen organisasi, meskipun hasil penelitian menunjukan komitmen organisasi bukan sebagai variabel moderasi dan menunjukkan komitmen organisasi pada SKPD Kabupaten Serang tinggi, namun seharusnya komitmen ini tetap dijaga dan selalu diarahkan kepada pencapaian sasaran organisasi, dan hendaknya komitmen ini selalu dijunjung tinggi oleh setiap individu agar individu senang untuk lebih memilih organisasi/instansi ini dari pada organisasi/instansi yang lain.
3. Mengenai ketidakpastian lingkungan, hasil penelitian menunjukan bahwa ketidakpastian lingkungan ini tidak memoderasi pengaruh proses partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran, akan tetapi pemerintah Kabupaten Serang hendaknya mengevaluasi dan mengkaji lebih mendalam mengenai metode kerja, efektivitas metode, informasi, dan hasil kerja dari berbagai perubahan lingkungan yang terjadi dalam organisasi/instansi tersebut agar harapan-harapan yang diinginkan pihak di dalam organisasi dapat terpenuhi.
(44)
5.2.2 Bagi Penelitian Selanjutnya
1. Penelitian ini hasilnya kurang menunjukan pengaruh yang tidak terlalu besar dan kurang signifikan, sehingga hendaknya untuk penelitian selanjutnya lebih memperluas kajian dari aspek organisasi yang menjadi faktor penyebab adanya senjangan anggaran.
2. Objek penelitian ini hanya mencakup Kabupaten, sehingga hendaklah untuk penelitian selanjutnya memperluas objek penelitian ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Metode dan instrument masih perlu untuk dimodifikasi terkait dengan karakteristik organisasi sektor publik agar penelitian lebih akurat. Selain itu cobalah meneliti objek penelitian organisasi sektor publik yang lainnya.
(45)
DAFTAR PUSTAKA BUKU
Anthony and Govindarajan. (2007). Management Control System, Twelfth Edison. New York: Mc Graw-Hill
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA
Bangun, Wilson. (2008). Intisari Manajemen. Bandung: Refika Aditama Bastian, Indra. (2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga
Dharmanegara , Ida Bagus Agung. (2010). Penganggaran Perusahaan Teori dan Aplikasi. Denpasar: Graha Ilmu
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit-Undip
Griffin. (2004). Manajemen Edisi 7. Jakarta: Erlangga
Harapan, Sofyan Syafri. (2001). Budgeting Peranggaran Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hasibuan, Malayu S.P. (2001). Manajemen; Konsep, Pengertian, dan Masalah Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. (2008). Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat
Jae K.Shim and Joel G. Siegel. (2000). Budgeting. Jakarta: Erlangga
Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi. _________. (2004). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogayakarta:
Andi
Munandar. (2001). Budgeting; Perencanaan Kerja, Pengkoordinasi Kerja, dan Pengawasan Kerja. Yogyakarta: BPFE
Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen-Konsep, Manfaat, dam Rekayasa. Jakarta: Salemba Empat
(46)
Program Studi pendidikan Akuntansi. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). FPEB UPI. Bandung
Rudianto. (2009). Penganggaran. Jakarta: Erlangga Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi
Sudjana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: CV Alphabeta
________. (2001). Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alphabeta Sutrisno, Edi. (2010). Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Umar, Husein. (2003). Metode Riset (Perilaku Konsumen Jasa). Jakarta:Ghalia Indonesia
___________. (2008). Metode Penelitia Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Yuwono, Sony dkk. (2005). Penganggaran Sektor Publik. Malang: Bay Media Dokumen dan Perundang-undangan
APBD Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2010.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kota Serang. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah .
Undang-Undang No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah .
PP No. 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja Pemerintah
PP No. 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga .
PP No. 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(47)
Skripsi
Amaliah Begum. (2009). Pengaruh Penganggaran Partisipatif Terhadap Kesenjangan Anggaran Dengan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Serang. Skripsi. Depok: Program Studi Akuntansi UI
Christina. (2009). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara
Samma, Norin. (2009). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Variabel Pemoderasi Gaya Kepemimpinan Dan Komitmen Organisasi (Studi Pada Pemerintah Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Program Studi Akuntansi UPI
Wildan, Muhammad. (2011). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kesenjangan Anggaran Dengan Variabel Moderasi Ketidakpastian Lingkungan Di Pemerintah Bandung. Skripsi. Bandung: Program Studi Akuntansi UPI
Tesis
Yilpipa, Minanda. (2009). Pengaruh Sasaran Anggaran, Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kesenjangan Anggaran Di Pemerintahan Sumatera Utara. Tesis. Medan: Program Studi Ilmu Akuntansi USU
Jurnal Akuntansi
Kartika, Andi. (2010). Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Ketidakpastian Lingkungan Dalam Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan Senjangan Anggaran (Studi Empirik Pada Rumah Sakit Swasta Di Kota Semarang). Kajian Akuntansi. Februari 2010
Ikhsan, Arfan dan La Ane. (2007). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Budgetary Slack dengan Menggunakan Lima Variabel Pemoderasi. Simposium Akuntansi Nasional X. Makassar 26-28 Juli 2007.
Latuheru, Belianus Patria. (2005). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Kawasan Industri Maluku). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 7. No. 2, P 72-80
(48)
Falikhatun. (2007). Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan dan Kohesivitas Kelompok. Jurnal Akuntansi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Julita Arifah dan Rini. (2009). Kontribusi Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi Dengan Senjangan Anggaran Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah (Studi Kasus Pada Instansi Pemerintah (Departeme). Jurnal Akuntabilitas. Jakarta: UIN Syarih Hidayatullah Suharman, Harry. (2006). Pengaruh Budget Emphasis Terhadap Kinerja
Manajerial. Jurnal Bisnis, Manajemen & Ekonomi. Volume 7 Nomor 3 Februari 2006. Pp 841-849
Tanpaty, iwan, Wirawan ED Radianto. (2007). Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Hubungan.Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dengan Senjangan Anggaran. The 1st PPM National Conference on Management Research “ Manajemen di Era Globalisasi”. Yogyakarta: Universitas Kristen Duta Wacana
Internet
Fikri, Hilman. (2011). DPRD Serang Panggil SKPD Berpendapatan Rendah. [Online]. Tersedia: http://banten.antaranews.com/berita/17175/dprd-serang-panggil-skpd-berpendapatan-rendah. [18 Maret 2012]
Nata, Jagat. (2010). SKPD di Kabupaten Serang. [Online]. Tersedia: http://jagatnatapengetahuan.blogspot.com/2010/08/skpd-di-kabupaten-serang.html. [19 Maret 2012]
Ichsan, Ridwan. (2008). Ketidakpastian (Uncertainty). [Online]. Tersedia: http://www.belajar-asuransi.com/2008/07/arti-konsep-resiko-dan-ketidak-pastian.html. [5 September 2012]
Bagus, Sihnu. (2002). Komitmen organisasi. [Online]. Tersedia: http://all-about-theory.blogspot.com/2010/03/komitmen-organisasional.html.[5 September 2012]
Kuntjoro, Sri dan Zainudin. (2002). Komitmen Organisasi. [Online]. Tersedia: http://www.epsikologi.com/masalah/250702.htm. [28 Juli 2012]
Abdullah, Syukri. (2008). Penganggaran Partisipatif Di Pemerintahan Dan Bisnis: Perbedaan Dan Isu-Isu Penelitian. [Online]. Tersedia: http://syukriy.wordpress.com/2008/12/25/penganggaran-partisipatif-di-pemerintahan-dan-bisnis-perbedaan-dan-isu-isu-penelitian/. [18 Maret 2012]
(49)
(1)
5.2.2 Bagi Penelitian Selanjutnya
1. Penelitian ini hasilnya kurang menunjukan pengaruh yang tidak terlalu besar dan kurang signifikan, sehingga hendaknya untuk penelitian selanjutnya lebih memperluas kajian dari aspek organisasi yang menjadi faktor penyebab adanya senjangan anggaran.
2. Objek penelitian ini hanya mencakup Kabupaten, sehingga hendaklah untuk penelitian selanjutnya memperluas objek penelitian ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Metode dan instrument masih perlu untuk dimodifikasi terkait dengan karakteristik organisasi sektor publik agar penelitian lebih akurat. Selain itu cobalah meneliti objek penelitian organisasi sektor publik yang lainnya.
(2)
DAFTAR PUSTAKA BUKU
Anthony and Govindarajan. (2007). Management Control System, Twelfth Edison. New York: Mc Graw-Hill
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA
Bangun, Wilson. (2008). Intisari Manajemen. Bandung: Refika Aditama Bastian, Indra. (2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga
Dharmanegara , Ida Bagus Agung. (2010). Penganggaran Perusahaan Teori dan Aplikasi. Denpasar: Graha Ilmu
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit-Undip
Griffin. (2004). Manajemen Edisi 7. Jakarta: Erlangga
Harapan, Sofyan Syafri. (2001). Budgeting Peranggaran Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hasibuan, Malayu S.P. (2001). Manajemen; Konsep, Pengertian, dan Masalah Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. (2008). Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat
Jae K.Shim and Joel G. Siegel. (2000). Budgeting. Jakarta: Erlangga
Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi. _________. (2004). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogayakarta:
Andi
Munandar. (2001). Budgeting; Perencanaan Kerja, Pengkoordinasi Kerja, dan Pengawasan Kerja. Yogyakarta: BPFE
Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen-Konsep, Manfaat, dam Rekayasa. Jakarta: Salemba Empat
(3)
Program Studi pendidikan Akuntansi. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). FPEB UPI. Bandung
Rudianto. (2009). Penganggaran. Jakarta: Erlangga Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi
Sudjana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: CV Alphabeta
________. (2001). Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alphabeta Sutrisno, Edi. (2010). Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Umar, Husein. (2003). Metode Riset (Perilaku Konsumen Jasa). Jakarta:Ghalia Indonesia
___________. (2008). Metode Penelitia Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Yuwono, Sony dkk. (2005). Penganggaran Sektor Publik. Malang: Bay Media Dokumen dan Perundang-undangan
APBD Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2010.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kota Serang. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah .
Undang-Undang No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah .
PP No. 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja Pemerintah
PP No. 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga .
(4)
Skripsi
Amaliah Begum. (2009). Pengaruh Penganggaran Partisipatif Terhadap Kesenjangan Anggaran Dengan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Serang. Skripsi. Depok: Program Studi Akuntansi UI
Christina. (2009). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara
Samma, Norin. (2009). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Variabel Pemoderasi Gaya Kepemimpinan Dan Komitmen Organisasi (Studi Pada Pemerintah Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Program Studi Akuntansi UPI
Wildan, Muhammad. (2011). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kesenjangan Anggaran Dengan Variabel Moderasi Ketidakpastian Lingkungan Di Pemerintah Bandung. Skripsi. Bandung: Program Studi Akuntansi UPI
Tesis
Yilpipa, Minanda. (2009). Pengaruh Sasaran Anggaran, Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kesenjangan Anggaran Di Pemerintahan Sumatera Utara. Tesis. Medan: Program Studi Ilmu Akuntansi USU
Jurnal Akuntansi
Kartika, Andi. (2010). Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Ketidakpastian Lingkungan Dalam Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan Senjangan Anggaran (Studi Empirik Pada Rumah Sakit Swasta Di Kota Semarang). Kajian Akuntansi. Februari 2010
Ikhsan, Arfan dan La Ane. (2007). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Budgetary Slack dengan Menggunakan Lima Variabel Pemoderasi. Simposium Akuntansi Nasional X. Makassar 26-28 Juli 2007.
Latuheru, Belianus Patria. (2005). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Kawasan Industri Maluku). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 7. No. 2, P 72-80
(5)
Falikhatun. (2007). Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan dan Kohesivitas Kelompok. Jurnal Akuntansi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Julita Arifah dan Rini. (2009). Kontribusi Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi Dengan Senjangan Anggaran Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah (Studi Kasus Pada Instansi Pemerintah (Departeme). Jurnal Akuntabilitas. Jakarta: UIN Syarih Hidayatullah Suharman, Harry. (2006). Pengaruh Budget Emphasis Terhadap Kinerja
Manajerial. Jurnal Bisnis, Manajemen & Ekonomi. Volume 7 Nomor 3 Februari 2006. Pp 841-849
Tanpaty, iwan, Wirawan ED Radianto. (2007). Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Hubungan.Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dengan Senjangan Anggaran. The 1st PPM
National Conference on Management Research “ Manajemen di Era
Globalisasi”. Yogyakarta: Universitas Kristen Duta Wacana Internet
Fikri, Hilman. (2011). DPRD Serang Panggil SKPD Berpendapatan Rendah. [Online]. Tersedia: http://banten.antaranews.com/berita/17175/dprd-serang-panggil-skpd-berpendapatan-rendah. [18 Maret 2012]
Nata, Jagat. (2010). SKPD di Kabupaten Serang. [Online]. Tersedia: http://jagatnatapengetahuan.blogspot.com/2010/08/skpd-di-kabupaten-serang.html. [19 Maret 2012]
Ichsan, Ridwan. (2008). Ketidakpastian (Uncertainty). [Online]. Tersedia: http://www.belajar-asuransi.com/2008/07/arti-konsep-resiko-dan-ketidak-pastian.html. [5 September 2012]
Bagus, Sihnu. (2002). Komitmen organisasi. [Online]. Tersedia: http://all-about-theory.blogspot.com/2010/03/komitmen-organisasional.html.[5 September 2012]
Kuntjoro, Sri dan Zainudin. (2002). Komitmen Organisasi. [Online]. Tersedia: http://www.epsikologi.com/masalah/250702.htm. [28 Juli 2012]
Abdullah, Syukri. (2008). Penganggaran Partisipatif Di Pemerintahan Dan Bisnis: Perbedaan Dan Isu-Isu Penelitian. [Online]. Tersedia: http://syukriy.wordpress.com/2008/12/25/penganggaran-partisipatif-di-pemerintahan-dan-bisnis-perbedaan-dan-isu-isu-penelitian/. [18 Maret 2012]
(6)