ASPE Aspek Etos Kerja Pada Tokoh Utama Dalam Film Tampan Tailor Karya Guntur Soeharjanto: Kajian Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

ASPEK ETOS KE
ERJA PAD
DA TOKOH
H UTAMA DALAM
D
FIL
LM TAMPA
AN TAILOR
R
KARYA GUNTUR
G
SO
OEHARJAN
NTO: KAJIIAN PSIKO
OLOGI SAS
STRA
DAN
D
IMPLE
EMENTASIINYA SEBA
AGAI BAH

HAN AJAR SASTRA DI
D SMA

Usulann Penelitian Diajukan unntuk Mempeeroleh Gelar Sarjana Penndidikan
pada Prograam Studi Penndidikan Bah
hasa dan Sasstra Indonesiia

D
Diajukan
Oleeh:
ROVIANA
A
A
A310110085
5

Kepada:
PENDIDIIKAN BAHA
ASA DAN SASTRA
S

IN
NDONESIA
A
FAKULT
TAS KEGUR
RUAN DAN
N ILMU PEN
NDIDIKAN
UNIVER
RSITAS MU
UHAMMAD
DIYAH SUR
RAKARTA
AG
GUSTUS, 2015
2

UNIVERSITAS MUIIAMMADIYAH SURAI'{RT.{,

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDII({\

.Jl.

r\. YaniTrorrol Pos

I-

l'abclan, Kafiasura iclp. (0271) 717.117 Fan : t151-r-ls Surlkrfu

j- :

Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang berlanda tangan ini pernbimbing skripsi/tugas akhir:

Nama
NIP
Nama
NIK

: Prof. Dr.


:

AIi lmron Al Ma'ruf, M.Hum.

19570830 198603 1001

: Drs. Joko Santoso, M.Ag,

:

159

Telah membaca dan mencemati naskah afiikel publikasi ilmiah, yang mentpakan
ringkasan skripsi/nrgas akhrr dari mahasiswa:
Nama

: Roviana

NIM


: A310110085

Program Studi: Pendidikan Bahasa dan Sastra lndonesia

Judul Skripsi : ASPEK ETOS KERJA PADA TOKOH UTAMA DALANI FILII
TAMPAN TAILOR K1'P'YA GUNTUR SOEHARJANTO: KA]I-.\N
PSIKOLOG] SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI
B,\II.\N ,\],,\R SASTR,\ DI S\{A
Nasliah ar-1ikcl tcrsebut lavak drn ilapat clisetuiui urrtui< d iplrblikasrkan.
Derrikian pclsctujuan terscbut (libuat. semuul tlapitt tlil.rergunakan sepetlltttra.

rliar t.1- tr

-

Pembimbing

ll


Su!

Peurbinrb ing I

NIP. I957{)330 1 98603 l00l

t1-10

I

r

 
 

ASPEK ETOS KERJA PADA TOKOH UTAMA DALAM FILM TAMPAN TAILOR
KARYA GUNTUR SOEHARJANTO: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA
DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAIBAHAN AJAR SASTRA DI SMA
Roviana, Ali Imron Al-Ma’ruf, dan Joko Santoso
Universitas Muhammadiyah Surakarta

[email protected]
Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) latar sosio-historis Guntur
Soeharjanto beserta karya-karyanya, (2) struktur pembangun film Tampan Tailor, (3) aspek
etos kerja pada tokoh utama film Tampan Tailor dikaji dengan psikologi sastra, dan (4)
mengimplementasikan aspek etos kerja dalam pembelajaran sastra di SMA. Jenis penelitian
menggunakan kualitatif deskriptif dengan strategi penelitian studi kasus terpancang.
Adapun objek yang diteliti adalah aspek etos kerja tokoh utama dalam film Tampan Tailor
karya Guntur Soeharjanto dengan tinjauan psikologi sastra. Data yang digunakan berupa
percakapan yang mengandung makna aspek etos kerja dalam film Tampan Tailor. Sumber
data primer berupa DVD film Tampan Tailor karya Guntur Soeharjanto dan sumber data
sekunder menggunakan buku-buku yang relevan, misalnya penelitian yang terkait dengan
etos kerja. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, simak, dan catat.
Teknik analisis data menggunakan pembacaan model semiotik yang terdiri atas pembacaan
heuristik dan hermeneutik. Hasil dari penelitian ini ada empat yakni, (1) analisis latar sosiohistoris Guntur Soeharjanto yang berasal dari Temanggung, Jawa Tengah yang telah
menghasilkan beberapa film, (2) hasil analisis struktural yang ada dalam film Tampan
Tailor yakni, tema dalam film Tampan Tailor digambarkan perjuangan seorang ayah yang
berprofesi sebagai tukang jahit miskin hanya untuk membahagiakan anak semata
wayangnya. Ada beberapa tokoh yang ada dalam Film Tampan Tailor yakni, Topan,
Bintang, Prita, Darman, Atun, Supri, dan Pak Kris. Alur yang digunakan adalah alur maju.

Latar pada film dibagi menjadi tiga bagian yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial,
(3) hasil analisis ditemukan adanya apek etos kerja pada tokoh utama dalam film Tampan
Tailor. Aspek etos kerja terdiri dari tiga yaitu aspek keahlian interpersonal, aspek inisiatif,
dan dapat diandalkan, (4) aspek etos kerja dalam film tersebut dapat diimplementasikan
sebagai pembelajaran sastra di SMA.

Kata kunci: aspek etos kerja, film Tampan Tailor, psikologi sastra, pembelajaran sastra
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 

 

 
 

A. PENDAHULUAN
Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan
imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena
adanya proses kreativitas dari pengarang yang menuangkan gagasannya melalui
berbagai proses, bisa lewat tulisan maupun ungkapan. Imajinatif pengarang bisa digali
dari realitas kehidupan yang dihadapi pengarang. Pengarang dalam melahirkan karya
sastra biasanya mencerminkan watak atau karakter dari pengarang itu sendiri yang
berpedoman dengan etos kerja karena etos kerja sendiri bisa dikatakan sifat-sifat yang
dimiliki mengenai cara kerja seseorang.
Aspek etos kerja bisa dikatakan manusia yang memiliki cita-cita dan harapan
untuk mencapai keberhasilan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut manusia harus
berperilaku disiplin, tanggung jawab, kerja keras, dan berkomitmen dalam pekerjaan
tertentu, sehingga dalam proses mencapai keberhasilan manusia bisa kerja dengan

positif.
Adapun alasan diangkatnya aspek etos kerja dalam film Tampan Tailor
sebagai bahan kajian karena cerita yang ada dalam film ini dikisahkan masalah
kemiskinan yang dialami seorang ayah yang menjadi profesi sebagai tukang jahit
untuk mencapai kesuksesan dengan berperpedoman pada etos kerja. Etos kerja di film
ini berbeda dengan film lain. Jarang sekali ada film yang mengisahkan tokoh utama
yang berprofesi sebagai tukang jahit yang berkualitas tinggi sehingga mencapai
kesuksesan dengan kerja yang positif.
Penulis melakukan penelitian terhadap tokoh utama karena dalam film ini
menggambarkan tokoh utama yang menonjol atau berdominan dalam cerita dan
mempunyai kualitas kerja yang baik. Di film ini tokoh utama dalam mengalami etos
kerja selalu berkaitan erat dengan kejiwaan, yakni kemiskinan yang dialami membuat
tekanan batin tokoh utama meningkat karena kegagalan dalam membahagiakan
anaknya, sehingga psikologi tokoh utama sangat terlihat.
Penulis memilih psikologi sastra sebagai pendekatan dalam penelitian ini
dikarenakan etos kerja dalam film Tampan Tailor sangat berhubungan erat dengan
kejiwaan sebagaimana karakter atau kebiasaan tokoh utama dalam film Tampan
Tailor terpancar dari sikap hidupnya yang mendasar terhadap pekerjaan. Hal ini
terlihat dalam film Tampan Tailor karya Guntur Soeharjanto yang menceritakan
realita kehidupan tokoh utama menjadi tukang jahit miskin dengan melakukan

pekerjaan yang sangat berkualitas, sehingga tercapailah kesuksesan. Jadi, hubungan

 

 
 

aspek etos kerja dengan psikologi sastra yakni perilaku yang muncul dari diri
seseorang dan ditanamkan pada kegiatan yang dilakukan atau kebiasaan keseharian
dalam bekerja.
Banyak film Guntur Soeharjanto yang menarik, tetapi peneliti memilih film
Tampan Tailor untuk dikaji karena film ini diangkat dari realita kehidupan sang
sutradara, yakni kedekatan Guntur Soeharjanto dengan ayahnya. Beberapa adegan
yang ada dalam film ini juga salah satu inspirasi dari kenangan Guntur bersama
ayahnya. Sebagaimana dikisahkan kedekatan seorang anak dengan ayahnya
merupakan hubungan yang sangat menarik dan jarang diangkat di perfilman, sehingga
peneliti tertarik untuk meneliti film Tampan Tailor karya Guntur Soeharjanto.
Guntur Soeharjanto merupakan sutradara kreatif terbukti pernah mendapatkan
piala vidia di vestival perfilman Indonesia dan setiap karyanya selalu diselipi dengan
bahasa Jawa, yakni asal Guntur dilahirkan. Karya Guntur juga berdominan dengan
kisah kehidupannya sendiri bukan hanya mengarang cerita saja. Meskipun nama
Guntur Soeharjanto belum banyak dikenal masyarakat, tetapi Guntur bisa mengikat
hati penonton sehingga bisa mengenal karya yang telah dilahirkannya.
Penulis tertarik untuk mengkaji karya Guntur Soeharjanto, karena sutradara
yang satu ini dalam melahirkan film selalu diambil dari realita kehidupan dan
ceritanya sangat menyentuh. Bisa terbukti film Tampan Tailor ini dibuat dengan hati
karena film ini dipersembahkan buat ayah Guntur tercinta. Dalam penulisan
naskahpun penulis tanpa campur tangan untuk menambahkan karangan cerita.
Fllm Tampan Tailor digunakan sebagai bahan ajar karena film tersebut banyak
memberikan cerita yang positif. Di dalam film Tampan Tailor terdapat kata-kata
motivasi mengenai etos kerja yang mendorong peserta didik untuk termotivasi dalam
cerita tersebut. Satra merupakan bidang keilmuan di bidang akademi. Pembelajaran
sastra di sekolah masih menghadapi berbagai masalah. Hal tersebut dapat dilihat dari
minimnya implementasi sastra dalam pembelajaran. Pendidik pada umumnya masih
menekankan pada aspek kebahasaan saja
Pada umunya pengajaran sastra di sekolah masih menitikberatkan aspek
kognitifnya saja, sehingga siswa sekadar tahu judul-judul film dan pengarangnya saja.
Nilai-nilai yang terkandung dalam film sebagai bagian esensial dalam karya sastra
justru tidak tersentuh dalam pembelajaran sastra. Pengajaran sastra di sekolah juga
masih kurang maksimal karena biasanya pendidik hanya menjelaskan film dan unsur
intrinsiknya saja tanpa meminta siswa untuk menonton dan memahami film yang

 

 
 

dikaji. Peneliti memilih bahan ajar sastra untuk SMA karena peserta didik di SMA
sudah memliki bekal dari SMP tentang unsur-unsur intrinsik, sehinga dalam mencari
makna etos kerja dalam sebuah film peserta didik SMA sudah mampu mencari
maknanya tanpa ada kendala.
Melalui pendekatan psikologi sastra, penelitian ini diharapkan mampu
menangkap makna yang terkandung dalam etos kerja tokoh utama film Tampan
Tailor yaitu tokoh Topan. Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil judul Aspek
Etos Kerja pada Tokoh Utama dalam Film Tampan Tailor Karya Guntur Soeharjo:
Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA.
Rumusan masalah ada 4 yang akan dikaji dalam penelitian ini (1)
bagaimanakah latar sosiohistoris Guntur Soeharhjanto, (2) bagaimanakah struktur
film Tampan Tailor karya Guntur Soeharjanto, (3) bagaimanakah aspek etos kerja
pada tokoh utama dalam film Tampan Tailor karya Gutur Soeharjanto: kajian
psikologi sastra, (4) bagaimanakah implementasi aspek etos kerja dalam menerapkan
film Tampan Tailor karya Guntur Soeharjanto: kajian psikologi sastra sebagai bahan
ajar sastra di SMA. Rumusan masalah bertujuan untuk mendeskripsikan latar
sosiohistoris pengarang, struktur yang membangun film, aspek etos kerja pada tokoh
utama ditinjau dari psikologi sastra dan implementasi sebagai bahan ajar sastra di
SMA.
Rumusan masalah penelitian ini menggunakan teori-teori yaitu, film,
strukturalisme, psikologi sastra, etos kerja, pembelajaran sastra. Film termasuk ke
dalam karya fiksi karena ceritanya yang bersifat fiktif (rekaan). Berkaitan dengan hal
tersebut, Stanton (2007:22-46) membagi unsur-unsur pembangun fiksi menjadi tiga
yakni, fakta cerita, tema, dan sarana sastra.
Menurut Piaget (dalam Al-Ma’ruf 2010:20), strukturalisme adalah semua
doktrin atau metode yang dengan suatu tahap tertentu yang menganggap studinya
bukan hanya sekedar sekumpulan unsur yang terpisah-pisah, melainkan suatu
gabungan unsur-unsur yang berhubungan satu sama lain, sehingga yang satu
tergabung pada yang lain dan hanya dapat didefinisikan dalam dan oleh hubungan
perpadanan dan pertentangan dengan unsur-unsur lainnya dalam suatu keseluruhan.
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis struktural. Berikut ini adalah
analisis langkah-langkah struktural suatu karya sastra. Mengidentifikasi unsur-unsur
intrinsik suatu karya fiksi yang meliputi keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan
penokohan, sudut pandang, dan lain-lain. Selanjutnya mengkaji dan mendeskripsikan

 

 
 

fungsi masing-masing unsur itu sehingga diletahui tema, alur, penokohan, gaya
bahasa, dan sudut pandang. Langkah terakhir menghubungkan unsur-unsur tersebut
dalam menunjang makna secara keseluruhan (Nurgiyantoro, 2007:37).
Tujuan analisis struktural adalah membongkar dan memaparkan secermat
mungkin keterkaitan dan keterjalinan berbagai unsur yang secara bersama-sama
membentuk makna yang penting bagaimana berbagai gejala itu memberikan
sumbangan dalam keseluruhan makna dalam keterkaitan dan keterjalinannya, serta
antara berbagai tataran yaitu fonik, morfologis, sintaksis dan semantik. Keseluruhan
makna yang terkandung dalam teks akan terwujud hanya dalam keterpaduan struktur
yang bulat Teew (dalam Al-Ma’ruf, 2010:21).
Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas
kejiwaan (Endraswara, 2008:96). Psikologi sastra mengenal karya sastra sebagai
pantulan kejiwaan, pengarang akan menangkap gejala kejiwaan itu kemudian diolah
ke dalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya. Proyeksi pengalaman sendiri dan
pengalaman hidup di sekitar pengarang akan terproyeksi secara imajiner ke dalam
teks sastra.
Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses
dan aktivitas kejiwaan (Minderop, 2010:54). Dalam menelaah suatu karya psikologis,
hal penting yang perlu dipahami adalah sejauh mana keterlibatan psikologi pengarang
dan kemampuan pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dengan
masalah kejiwaan.
Menurut Buchori (dalam Asifudin, 2004:27) etos kerja merupakan sikap dan
pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja. Ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara
kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa. Ia juga
menjelaskan bahwa etos kerja merupakan bagian dari tata nilai (value system). Etos
kerja seseorang adalah bagian dari tata nilai individualnya. Demikian etos kerja suatu
kelompok masyarakat atau bangsa, ia merupakan bagian dari tata nilai yang ada pada
masyarakat atau bangsa itu.
Hill dan Petty (1995:65-68) menyatakan etos kerja sebagai karakteristik yang
harus dimiliki pekerja untuk menghasilkan pekerjaan yang maksimal. Etos kerja
memiliki tiga aspek atau karakteristik, yaitu keahlian interpersonal, inisiatif, dan dapat
diandalkan.


 

 
 

a. Keahlian interpersonal
Keahlian interpersonal aspek yang berkaitan dengan hubungan kerja
dengan orang lain atau bagaimana pekerja berhubungan dengan pekerja lain di
lingkungan kerjanya. Indikator yang digunakan untuk mengetahui keahlian
interpersonal seorang pekerja adalah meliputi karakteristik pribadi yang dapat
memfasilitasi terbentuknya hubungan interpersonal yang baik dan dapat
memberikan kontribusi dalam performasi kerja seseorang, dimana kerjasama
merupakan suatu hal yang sangat penting. Hill dan Petty (1995:67) menyatakan
terdapat 17 sifat yang dapat memggambarkan keahlian interpersonal seorang
pekerja yaitu sopan, bersahabat, gembira, perhatian, menyenangkan, kerjasama,
menolong, disenangi, tekun, loyal, rapi, sabar, apresiatif, kerja keras, rendah hati,
emosi yang stabil, dan keras kemauan.
b. Inisiatif  

Inisiatif merupakan karakteristik yang dapat memfasilitasi seseorang agar
terdorong untuk lebih meningkatkan kinerjanya dan tidak merasa puas dengan
kinerja yang biasa. Hill dan Petty (1995:67) menyatakan terdapat 16 sifat yang
dapat menggambarkan inisiatif seorang pekerja yaitu cerdik, produktif, banyak
ide, berinisiatif, ambisius, efesien, efektif, antusias, dedikasi, daya tahan kerja,
akurat, teliti, mandiri, mampu beradaptasi, gigih, dan teratur.
c. Dapat diandalkan
Dapat diandalkan adalah aspek yang berhubungan dengan adanya harapan
terhadap hasil kerja seseorang pekerja dan merupakan suatu perjanjian implisit
pekerja untuk melakukan beberapa fungsi dalam kerja. Hill dan Petty (1995:68)
menyatakan terdapat tujuh sifat yang dapat menggambarkan seorang pekerja yang
dapat diandalkan yaitu mengikuti petunjuk, mematuhi peraturan, dapat
diandalkan, dapat dipercaya, berhati-hati, jujur san tepat waktu.
Berhubungan dengan aspek etos kerja penelitian pernah dilakukan oleh
Ratnasari (2013) dan Pujiyati (2012). Berdasarkan dua penelitian terdahulu masingmasing terdapat etos kerja. Ratnasari menemukan adanya peningkatan etos kerja
siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi Course Review Horay, dilihat
dari kemampuan memanfaatkan waktu dan menyelesaikan tugas dan tanggung jawab.
Pujiyati menemukan etos kerja dipengaruhi oleh sikap mandiri dan kesejahteraan
yang dirasakan karyawan.


 

 
 

Rahmanto (2004:15) mengungkapkan sastra itu mempunyai relevansi dengan
masalah-masalah dunia nyata, maka pengajaran sastra harus kita pandang sebagai
seesuatu yang penting yang patut menduduki tempat yang selayaknya. Jika
pengajaran sastra dilakukan dengan cara yang tepat, maka pengajaran sastra dapat
juga memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata
yang cukup sulit untuk dipecahkan di dalam masyarakat. Rahmanto (2004:16-25)
Menyebutkan bahwa pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh
apabila cakupannya meliputi empat manfaat.
a.

Membantu keterampilan berbahasa. Mengikutsertakan pengajaran sastra dalam
kurikulum berarti akan membantu siswa berlatih keterampilan membaca, dan
mungkin ditambah sedikit keterampilan menyimak, wicara, dan menulis yang
masing-masing erat hubungannya.

b.

Meningkatkan pengetahuan budaya. Sastra berkaitan erat dengan semua aspek
manusia dan alam dengan keseluruhannnya. Setiap karya sastra selalu
menghadirkan ‘sesuatu’ dan kerap menyajikan banyak hal yang apabila
dihayati benar-benar akan semakin menambah pengetahuan orang yang
menghayati.

c.

Mengembangkan cipta dan rasa. Pengajaran sastra, kecakapan yang perlu
dikembangkan adalah kecakapan yang bersifat indra; yang bersifat penalaran;
yang bersifat afektif; dan yang bersifat sosial; serta dapat ditambahkan lagi
yang bersifat religius.

d.

Menunjang pembentukan watak. Nilai pengajaran sastra ada dua. Pertama,
pengajaran sastra hendaknya mampu membina perasaan yang lebih tajam.
Kedua, pengajaran sastra hendaknya dapat memberikan bantuan dalam usaha
mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa yang antara lain
meliputi: ketekunan, kepandaian, pengimajinasian, dan penciptaan.
Fungsi pembelajaran sastra menurut Lazar (dalam Ali Imron, 2011) adalah (1)

memotivasi siswa dalam menyerap ekspresi bahasa; (2) alat simulatif dalam language
acquisition; (3) media dalam memahami budaya masyarakat; (4) alat pengembangan
kemampuan interpretatif; dan (5) sarana untuk mendidik manusia seutuhnya
(educating the whole person).


 

 
 

B. METODE PENELITIAN
Penelitian penelitian yang digunakan untuk mengkaji film Tampan Tailor
karya Guntur Soeharjanto adalah penelitian deskriptif kualitatif. Strategi penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi penelitian studi kasus terpancang.
Studi kasus difokuskan pada aspek etos kerja tokoh utama pada film Tampan Tailor
karya Guntur Soeharjanto. Subjek penelitian ini adalah film Tampan Tailor karya
Guntur Soeharjanto, sedangkan objek penelitian ini adalah aspek etos kerja pada
tokoh utama pada film Tampan Tailor Karya Guntur Soeharjanto.
Data penelitian ini berupa data yang berwujud ungkapan. Sumber data
penelitian ini adalah DVD film Tampan Tailor karya Guntur Soeharjanto yang dirilis
pada tanggal 28 Maret 2013. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah
penelitian-penelitian terdahulu yang relevan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik
validitas data dalam penelitian ini menggunakan tringulasi teoretis. Teknik Analisis
data yang digunakan pada film Tampan Tailor menggunakan metode pembacaan
semiotik yakni pembacaan heuristik dan hermeneutik.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Melalui penelitian ini, penulis mendeskripsikan aspek etos kerja dalam film
Tampan Tailor karya Guntur Soeharjanto. Aspek etos kerja tokoh utama dalam film
Tampan Tailor sebagai berikut.
1. Aspek keahlian interpersonal
Hill dan Petty (1995:65) menyatakan keahlian interpersonal adalah aspek
yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan orang lain atau bagaimana
pekerja berhubungan dengan pekerja lain di lingkungan kerjanya.
a. Sabar
Menurut KBBI (2013:1196) Sabar adalah tahan menghadapi cobaan
(tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati). Digambarkan
saat Topan juga bekerja menjadi calo. Hal tersebut bisa dibuktikan pada
kutipan berikut.
Darman
Topan

: “Apa sudah nggak ada lowongan menjahit buat elo Pan?
: “Tempat tailor, konveksi udah tutup Man udah nggak ada
yang buka, sekalinya ada disuruh nunggu. Nggak tahu sampai
kapan, maklumlah penjahit nganggur bukan cuma aku banyak
saingannya harus sabar”


 

 
 

DVD 1 09:57
Kalimat yang bercetak miring di atas menunjukkan data dalam
penelitian ini. Kutipan di atas menunjukkan aspek etos kerja termasuk dalam
keahlian interpersonal. Aspek keahlian interpersonal digambarkan saat Topan
mencari kerja kesana-kemari tidak ada lowongan kerja satupun yang
ditemuinya karena masyarakat yangmenganggur sangat banyak dan harus
sabar dalam mencari kerja.
Dilihat dari kejiwaan yang tergambar pada tokoh utama terlihat sabar
dalam mencari pekerjaan. Topan juga menyadari karena banyak pengangguran
yang antri mendapatkan lowongan pekerjaan. Dari kejiwaan yang tergambar
pada tokoh utama inilah Topan mempunyai karakteristik sabar.
b. Kerja Keras
Tasmara (2002:8) bekerja adalah segala aktivitas dinamis dan
mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani).
Kerja keras di sini aktivitas yang mempunyai tujuan untuk memenuhi
kebutuhan serta dilakukan secara maksimal. Digambarkan Topan tidak putus
asa dalam memperjuangkan mimpi anaknya. Hal ini terlihat pada kutipan
berikut.
Bu Nita
Topan

: “Ma’af sebelumnya Pak saya harus serahkan surat ini
dari Sekolah”
: “Tolong saya Buk, saya juga masih berusaha keras
mencari biaya Buk untuk melunasi tunggakannya
Bintang”

DVD 1 12:10
Kalimat yang bercetak miring di atas merupakan data dari penelitian
ini. Apek etos kerja keahlian interpersonal terlihat pada kutipan di atas. Aspek
inisiatif digambarkan Topan meyakinkan guru Bintang agar Bintang tidak
dikeluarkan dari sekolah. Topan juga akan mencari biaya untuk segera
melunasi tunggakan Bintang karena Bintang ingin sekali sekolah di SD itu.
Dilihat dari kejiwaan yang tergambar pada tokoh utama Topan
mengalami sebuah kesedihan karena tunggakan Bintang yang belum terlunasi.
Di film ini Topan menjelaskan pada Bi Nita akan beusaha keras untuk mencari
biaya sekolah Bintang. Dari sinilah Topan dikatakan memiliki karakteristik
sebagai pekerja keras.


 

 
 

2. Aspek inisiatif
Inisiatif merupakan karakteristik yang dapat memfasilitasi seseorang agar
terdorong untuk lebih meningkatkan kinerjanya dan tidak merasa puas dengan
kinerja yang biasa (Hill dan Petty, 1995:65).
a. Ambisius
Menurut KBBI (2013:50) ambisius adalah berkeinginan keras untuk
mencapai sesuatu (harapan dan cita-cita). Digambarkan Topan berkeinginan
keras agar anaknya sukses. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.
Topan
Darman
Topan
Darman
DVD 2 41:17

: “Dia harus jadi orang hebat Man jangan biarin dia
seperti aku”
: “ Elo ngomongnya berat amat, udah jangan mikir
macem-macem. Bintang tu bangga ama elo. Nih pake”
: “Janji Man”
: “Janji Pan, udah tenang lo”

Kalimat yang bercetak miring di atas merupakan data dari penelitian
ini. Aspek inisiatif digambarkan sebelum shooting dimulai Topan mengatakan
pada Darman jika terjadi apa-apa dengan diri Topan, Darman harus menjaga
Bintang dan membuat Bintang menjadi orang hebat agar tidak seperti dirinya.
Tekat Topan untuk menjadikan masa depan anaknya menjadi lebih baik dan
menjadi orang hebat.
Dilihat dari kejiwaan yang tergambar pada tokoh utama Topan merasa
takut ketika akan meninggalkan anaknya, Topan menjajikan pada Darman
saudaranya agar Bintang kelak menjadi orang yang hebat. Dari sinilah dapat
dikatakan Topan mempunyai karakteristik sebagai seseorang yang ambisius.
b. Efesien
Tasmara (2002: 105) menyatakan efisien berarti melakukan segala
sesuatu secara benar, tepat, dan akurat. Digambarkan saat Topan mengajari
karyawan lain untuk menjahit yang benar. Hal tersebut bias dibuktikan pada
kutipan berikut.
Karyawan: “Pan gimana sih cara memasang jahitan yang bagus kayak
punya loe, punya gue jelek mengkerut”
Topan : “Coba sekarang kamu bandingin sama punya saya ya, ini
punya saya. Punya kamu kurang rapet mas”
DVD 2 16:06

10 
 

 
 

Kalimat yang bercetak miring di atas merupakan data dari penelitian
ini. Aspek inisiatif digambarkan karyawan lain kagum atas jahitan Topan
sehingga meminta Topan untuk mengajari cara menjahit yang benar.
Dilihat dari kejiwaan yang tergambar pada tokoh utama Topan berpikir
untuk membantu temanya agar bias menjahit secara benar. Dari sinilah Topan
tergambarkan memiliki karakteristik efisien.
3. Aspek dapat diandalkan
Dapat diandalkan adalah aspek yang berhubungan dengan adanya
harapan terhadap hasil kerja seseorang pekerja dan merupakan suatu perjanjian
implisit pekerja untuk melakukan beberapa fungsi dalam kerja (Hiil dan Petty,
1995:65). Pendapat Hill dan Petty digunakan untuk mengidentifikasi
karakteristik-karakteristik aspek dapat diandalkan yang tergambar pada tokoh
utama film Tampan Tailor, melalui pembacaan secara mendalam sehingga dapat
diinterpretasikan dengan psikologi sastra sebagai berikut.
a. Tepat Waktu
Menurut KBBI (2013:1554) waktu adalah seluruh rangkaian saat
ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Digambarkan
waktu pukul satu Topan harus sudah menjemput anaknya. Hal tersebut bias
dibuktikan pada kutipan berikut.
Topan : “Makasih ya Man, udah jam satu mesti jemput Bintang dulu
nih”
Darman : “Sekarang?”
Topan : “Iya kalau telat suka ngambek”
DVD 1 15:41
Kalimat yang bercetak miring di atas menunjukkan data dalam
penelitian ini. Apek etos kerja dapat diandalkan terlihat pada kutipan di
atas. Aspek dapat diandalkan digambarkan Topan terburu-buru untuk
menjemput anaknya karena harus tepat pada waktunya, jika telat Bintang
marah Pada Topan.
Dilihat dari kejiwaan yang tergambar pada tokoh utama Topan
sebagai pribadi yang yang disiplin dengan menjemput anaknya harus tepat
waktu. Dari sinilah Topan tergambarkan memiliki karakteristik sebagai
seseorang yang tapat waktu dalam bekerja.

11 
 

 
 

D. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai aspek etos kerja pada film Tampan
Tailor karya Guntur Soeharjanto dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Latar sosiohistoris Guntur Soeharjanto
Guntur Soeharjanto lahir di Temanggung Jawa Jengah, 18 Maret 1976
yang akrab dipanggil Toersky. Ia berasal dari keluarga sederhana yang
ayahnya hanya seorang guru badminton. Guntur Soeharjanto mempunyai istri
bernama Dewi Rahmawati dan dikaruniai dua orang anak. Guntur Soeharjanto
menyelesaikan masa pendidikan SD sampai SMA di Temanggung pada tahun
1979 sampai tahun 1990 kemudian melanjutkan kuliah di Yogyakarta, yakni
di Universitas Gajah Mada. Guntur mengawali di dunia perfilman menjadi
asisten sutradara dengan film Biarkan Bintang Menari pada tahun 2003. Ia
pertamakali menyutradarai film Otomatis Romantis pada tahun 2008.
2. Analisis struktur film Tampan Tailor
Film Tampan Tailor bertemakan perjuangan seorang ayah yang
berprofesi sebagai tukang jahit miskin hanya untuk membahagiakan anak semata
wayangnya. Tokoh-tokoh yang dianalisis adalah Topan, Bintang, Prita, Darman,
Atun, Supri, dan Pak Kris. Alur yang digunakan adalah alur maju. Latar pada
film ada tiga yaitu latar tempat, waktu, sosial.
3. Analisis Aspek etos kerja tokoh utama film Tampan Tailor menggunakan kajian
psikologi sastra.
Aspek etos kerja pada tokoh utama film Tampan Tailor karya Guntur
Soeharjanto adalah sebagai berikut. (a) Aspek keahlian interpersonal, (b) Aspek
inisiatif, (c) Aspek dapat diandalkan.
4. Implementasi aspek etos kerja dalam film Tampan Tailor karya Guntur
Soeharjanto dalam pembelajaran sastra di SMA.
Film Tampan Tailor terdapat unsur-unsur yang dapat dianalisis oleh para
peserta didik, sehingga film Tampan Tailor dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran sastra di SMA pada kelas XI semester II dengan Kompetensi Inti:
3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin taunya tentang ilmu
pengetahuan,

teknologi,

seni

kemanusiaan,

kebangsaan,

budaya,

dan

humanioradengan

wawasan

kenegaraan,

dan

peradabanterkait

penyebab

12 
 

 
 

fenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah. Kompetensi Dasar

: 3.3 Menganalisis ulasan/reviu film/drama baik

melaui lisan maupun tulisan. Hasil penelitian ini berupa struktur analisis film
yaitu unsur intrinsik (tema, penokohan, alur, dan latar) dan unsur ekstrinsik
(aspek etos kerja).
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut.
1. Masyarakat pembaca dan penikmat sastra, film Tampan Tailor karya Guntur
Soeharjanto ini sangat menarik untuk dikaji kandungan isinya. Di dalamnya
banyak terkandung renungan tentang perjuangan hidup. Film ini sangat kaya
akan nilai-nilai moral. Pembaca dapat mengambil nilai-nilai yang ada dalam film
tersebut. Pembaca juga dapat memahami aspek etos kerja yang ada dalam film
tersebut.
2. Peneliti Lain, penelitian tentang film yang menggunakan kajian psikologi sastra
masih sedikit. Penelitian tidak tertutup kemungkinan bagi peneliti lain untuk
mengkaji karya sastra dengan menggunakan kajian psikologi sastra.
3.

Bagi perpustakaan, kelengkapan buku perpustakaan sangat mendukung dalam
suatu penelitian. Khususntya penelitian yang menggunakan model kapustakaan.
Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan pengadaan buku tentang sastra dan
berbagai referensi untuk membantu kelancaran penulis.

E. DAFTAR PUSTAKA
Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2010. Dimensi Sosial Keagamaan dalam Fiksi Indonesia
Modern dalam Fenomena Perkawinan Lintas Agama dalam Novel
Keluarga Permana Karya Ramadhan K. H. Kajian Semiotik. Solo:
Smartmedia.
Asifudin, Ahmad Janan. 2004. Etos Kerja Islam. Surakarta: University
Muhammadiyah Press.
Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Kamus Besar Basa Indonesia Pusat Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra. Yogyakarta: Media
Presindo.
Hill, Roger B dan Gregory C. Petty. 1995. “A New Look at Selected Employability
Skill: A Factor Analysis of the Occupational Work Ethic”. Journal of
Vocatoinal Education Research. Vol. 20, No. 4, 1995.
Liputan.
2013.
“Persembahan
Film
Tampan
Tailor”
http://www.21cineplex.com/slowmotion/garap-tampan-tailor-guntur13 
 

 
 

soeharjanto-ingat-sosok-ayah,3696.htm diakses pada hari rabu, tanggal 2
mei 2015, pukul 10:09 WIB
Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra Karya Sastra, Metode, Teori dan Contoh
Kasus. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Cetakan Keenam. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Pujiyati, Ratna. 2012. “Pengaruh Sikap Mandiri dan Kesejahteraan terhadap Etos
Kerja Karyawan PT. Nohhi Indonesia Grogol Sukoharjo”. Skripsi:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rahmanto, B. 2004. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Ratnasari, Erlina Dewi. 2013. “Penggunaan Strategi Course Review Horay untuk
meningkatkan Etos Kerja Siswa SMA Kelas XI dalam Pembelajaran
Matematika”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani Press
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

14 
 

Dokumen yang terkait

ASPEK ETOS KERJA PADA TOKOH UTAMA NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA Aspek Etos Kerja Pada Tokoh Utama Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya Guntur Alam: Kajian Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Aj

0 3 15

ASPEK ETOS KERJA PADA TOKOH UTAMA NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA Aspek Etos Kerja Pada Tokoh Utama Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya Guntur Alam: Kajian Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Aj

0 3 12

PENDAHULUAN Aspek Etos Kerja Pada Tokoh Utama Novel Di Bawah Langit Jakarta Karya Guntur Alam: Kajian Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma.

0 2 5

ASSPEK ETO Aspek Etos Kerja Pada Tokoh Utama Dalam Film Tampan Tailor Karya Guntur Soeharjanto: Kajian Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 11

PENDAHULUAN Aspek Etos Kerja Pada Tokoh Utama Dalam Film Tampan Tailor Karya Guntur Soeharjanto: Kajian Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 6

DAFTAR PUSTAKA Aspek Etos Kerja Pada Tokoh Utama Dalam Film Tampan Tailor Karya Guntur Soeharjanto: Kajian Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 4

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AISHWORO ANG: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA Aspek Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Mars Karya Aishworo Ang: Kajian Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di Sma.

0 5 12

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL AISHWORO ANG: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA Aspek Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Mars Karya Aishworo Ang: Kajian Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di Sma.

0 2 19

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL Aspek Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Cinta Di Dalam Gelas Karya Andreahirata: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 12

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL Aspek Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Cinta Di Dalam Gelas Karya Andreahirata: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 20