Kendali Motor Tiga Fasa Berbasis Mikrokontroller

1. Pendahuluan

  Dari hasil penelitian awal lanjutan, diperoleh hasil praktikum peserta didik kelas XI berupa minimum system ATmega16 yang tidak digunakan. Kemudian dilakukan pembahasan lebih lanjut kepada pihak Jurusan tentang pengembangan media pembelajaran sistem otomasi motor tiga fasa menggunakan mikrokontroller ATmega16. Sehingga ditemukan alternatif pemecahan masalah dengan melakukan pengembangan media pembelajaran berupa

  a) Teknik Elektro Universitas Negeri Malang, Malang

  Korespondensi

  B. Perencanaan Langkah perencanaan merupakan langkah lanjutan setelah menyelesaikan langkah penelitian dan pengumpulan informasi. Hasil analisa dan data berupa informasi yang telah didapat pada langkah sebelumnya digunakan sebagai

  Penelitian skala kecil digunakan sebagai upaya penunjang hasil pengukuran kebutuhan dan studi literatur untuk memberikan dasar kongkrit sebagai pengembangan media pembelajaran.

  A. Penelitian dan Pengumpulan Informasi Pengumpulan informasi terkait lingkup penelitian bertujuan untuk menemukan landasan yang digunakan untuk menentukan solusi terhadap permasalahan media pembelajaran pada Jurusan Teknik Elektronika Industri di SMK Negeri 1 Kepanjen. Penelitian awal juga diperlukan sebagai penguat informasi-informasi yang telah dikumpulkan. Langkah penelitian dan pengumpulan informasi ini terdiri dari tiga tahap, yaitu (a) pengukuran kebutuhan, (b) studi literatur, dan (c) penelitian skala kecil. Pengukuran kebutuhan merupakan tahap menganalisis jenis media pembelajaran yang efektif untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul pada Jurusan Teknik Elektronika Industri di SMK Negeri 1 Kepanjen. Studi literatur merupakan tahap pengkajian teori yang berhubungan dengan proses penelitian dan pengembangan yang dilakukan. Pengkajian ini bertujuan untuk menemukan konsep-konsep maupun landasan-landasan secara teoristis tentang pengembangan media pembelajaran. Penelitian skala kecil merupakan penelitian awal (pra-pengembangan) yang digunakan dalam pengumpulan informasi awal.

  2. Metode

  Penelitian ini mempunyai batasan lingkup permasalahan agar cakupan pembahasan tidak terlampau luas. Batasan penelitian ini antara lain (a) pencapaian hasil belajar difokuskan pada aspek keterampilan untuk pengendalian motor tiga fasa, (b) pengembangan media pembelajaran berupa trainer yang dilengkapi dengan buku tugas, (c) peningkatan pencapaian hasil belajar dibatasi sampai dengan tahap menalar (menggunakan gradasi Kurikulum 2013), dan (d) implementasi dan uji coba dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kepanjen.

  Tujuan utama dari pengembangan media pembelajaran ini adalah meningkatkan pencapaian hasil belajar praktikum peserta didik kelas XII TEI. Pihak sekolah mendapat keuntungan dengan bertambahnya sarana pembelajaran di sekolah, sehingga dapat membantu guru dalam kegiatan praktikum di kelas. Tujuan lain dilakukan penelitian ini adalah memberikan referensi media pembelajaran untuk penelitian lain oleh peneliti lain.

  trainer untuk kegiatan praktikum di kelas.

  

163

  Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049

  Programmable Logic Control menggunakan console yang belum dikuasai oleh peserta didik kelas XII TEI.

  Berdasarkan hasil penelitian awal yang telah dilakukan di sekolah, ditemukan pencapaian hasil belajar praktikum pada mata pelajaran Kendali Sistem Otomasi masih dibawah nilai rata-rata KKM yang ditentukan. Hasil belajar yang kurang memuaskan disebabkan oleh pemrograman

  Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan dapat ditempuh dengan pendidikan formal maupun pendidikan informal. Pendidikan formal yang diterapkan di negara Indonesia berlangsung dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Lanjutan Tingkat Atas. Tolak ukur dari pencapaian hasil belajar pada pendidikan formal berupa prestasi akademik peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.

  Kata-kata kunci : mikrokontroller, ATmega16, motor tiga fasa, metode penelitian Borg & Gall

  Elektronika Industri. Dengan dilakukan pengembangan dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan yang lebih luas kepada peserta didik tentang penggunaan mikrokontroller. Pengendali motor tiga fasa yang sebelumnya menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) diubah dengan memanfaatkan hasil praktikum peserta didik berupa minimum system ATmega16. Metode penelitian yang digunakan mengadaptasi dari metode Borg & Gall. Dengan dilakukan pengujian sampai tiga kali, diharapkan dapat menghasilkan media pembelajaran yang mempunyai tingkat keefektifitas tinggi, sehingga dapat diimplementasikan di sekolah dengan baik. Sehingga dengan memanfaatkan mikrokontroller yang memiliki harga jauh lebih murah dibandingkan Programmable Logic Control, peserta didik dapat melakukan praktikum secara mandiri tanpa perlu menunggu giliran praktikum.

  b)

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran untuk peserta didik Jurusan Teknik

  a) , Dyah Lestari 3

  a) , Anik Nur Handayani 2

  *

  

Kendali Motor Tiga Fasa Berbasis Mikrokontroller

Nanda Bagus Haditama

  Pendalaman penelitian awal dilakukan untuk menemukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. landasan untuk menyusun perancangan trainer dan buku tugas. Sukmadinata (2013:173) [1] menguraikan bahwa terdapat empat acuan yang digunakan dalam langkah perencanaan, yaitu (a) tujuan penggunaan produk, (b) subjek pengguna produk, (c) waktu dan lokasi uji coba produk, serta (d) deskripsi dari komponen yang digunakan sebagai pembangun produk. (a)

  Tujuan penggunaan produk Tujuan penggunaan produk adalah sebagai media untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada Jurusan

  Rangkaian pengkondisi sinyal untuk push button menggunakan resistor pull down yang berfungsi untuk memastikan ATmega16 menerima logika low pada saat tidak ditekan, dan memastikan ATmega16 menerima logika

  Komponen penyusun produk merupakan semua bahan habis pakai yang digunakan untuk menyusun trainer, buku tugas, dan buku pegangan. Komponen ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian produk benda nyata (trainer) dan bagian produk cetak (buku tugas dan buku pegangan). Uraian komponen penyusun produk diuraikan sebagai berikut, (1)

  Komponen utama trainer Komponen utama yang digunakan dalam trainer ini menggunakan komponen yang digunakan pada trainer di sekolah, yaitu mikrokontroler ATmega16, relai Omron MY4N, kontaktor magnet Mitsubishi S-N21, dan motor tiga fasa dengan daya 2,7 kW.

  (2) Analisis komponen pendukung trainer

  Komponen pelengkap trainer merupakan komponen yang digunakan sebagai pendukung komponen utama. Komponen yang terletak pada input digunakan sebagai pengkondisi sinyal masukan oleh push button, sensor LDR, maupun sensor photodioda. Komponen yang terletak pada output digunakan sebagai rangkaian driver penguat arus untuk penyalaan LED dan pengendali relai Omron MY4N. Tata letak komponen pelengkap trainer dapat diilustrasikan menggunakan blok diagram pada Gambar 1.

  Gambar 1. Blok Diagram Trainer

  Rangkaian pengkondisi sinyal masukan

  high pada saat ditekan. Rangkaian pengkondisi sinyal untuk

  Waktu dan lokasi uji coba produk Waktu pelaksanaan uji coba produk dilaksanakan saat semester gasal pada tahun ajaran 2017/2018. Lokasi uji coba produk di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kepanjen yang beralamat di Jalan Raya Kedung Pedaringan kota Kepanjen kabupaten Malang.

  sensor mengadaptasi rangkaian pembagi tegangan dengan menggunakan persamaan (1) dan gambar rangkaian pengkondisi sinyal masukan dapat dilihat pada Gambar 2. =

  2 1+ 2

  ................................................................................................ Persamaan (1) Gambar 2. Rangkaian Pengkondisi Sinyal Masukan

  Rangkaian driver LED

  Rangkaian driver LED menggunakan transistor NPN sebagai saklar semikonduktor. Transistor yang dipilih memiliki spesifikasi nilai tegangan V

  CE

  rendah dan faktor penguat DC tidak terlalu tinggi. Hal ini bertujuan untuk menghindari penggunaan nilai resistor tinggi pada basis transistor. Penambahan dioda berfungsi sebagai pencegah arus balik menuju mikrokontroler. Dengan menggunakan spesifikasi kerja dari transistor 2N3903, Persamaan (2), Persamaan (3), dan Persamaan (4) maka rangkaian driver LED dapat dilihat pada Gambar 3.

  (d) Komponen penyusun produk

  76 38 114 (c)

  Teknik Elektronika Industri di SMK Negeri 1 Kepanjen. Seperti uraian pada latar belakang masalah, rata-rata hasil belajar peserta didik untuk aspek keterampilan masih dibawah nilai KKM. Hasil pengembangan trainer ini diharapkan mampu mempermudah peserta didik pada saat melakukan praktikum dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam memprogram mikrokontroler yang diaplikasikan pada sistem otomasi bertegangan tinggi.

  3 Peserta didik

  (b) Subjek pengguna produk

  Subjek pengguna produk dalam penelitian ini merupakan orang yang berpeluang menggunakan trainer untuk keperluan pembelajaran. Subjek pengguna produk meliputi seluruh peserta didik kelas XII Jurusan Teknik Elektronika Industri di SMK Negeri 1 Kepanjen, para guru pengajar mata pelajaran Pemrograman Sistem Otomasi, dan petugas perawatan. Daftar subjek pengguna produk dapat dilihat pada Tabel 1.

  Tabel 1. Daftar Subjek Pengguna Produk

  Subjek Pengguna Jumlah Pengguna L P Total

  Guru mata pelajaran

  3

  XII EI-1 20

  1 Jumlah total

  15

  35 XII EI-2 30

  10

  40 XII EI-3 22

  13

  35 Petugas perawatan

  1

  = + ( ) ................................................................................................ Persamaan (2) Keterangan : V CC = Tegangan pada catu daya DC (Volt)

  V CE = Tegangan antara kaki kolektor dan emitor (Volt)

  2+ (%) 2 (%)

  Gambar 4. Rangkaian Driver Relay dengan Penguat Sziklai

  Rangkaian catu daya DC

  Rangkaian catu daya DC mengadaptasi rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan dioda

  bridge. Untuk meningkatkan efisiensi hasil penyearahan

  gelombang perlu ditambahkan filter kapasitor. Penggunaan indikator LED bertujuan sebagai penanda kerja dari rangkaian catuu daya DC. Dengan menggunakan Persamaan (4) dan Persamaan (5) maka rangkaian catu daya DC dapat dilihat pada Gambar 5.

  =

  ................................................................................................ Persamaan (5) c = nilai kpasitor (Farad) ripple (%) = ripple tegangan yang diinginkan (%) f = frekuensi (Hz)

  CE

  R

  L

  = beban (Ω) Gambar 5. Rangkaian Catu Daya DC

  Rangkaian kendali motor tiga fasa

  Untuk mengendalikan arah putaran motor tiga fasa diperlukan dua buah kontaktor magnet, sedangkan untuk mengendalikan jenis sambungan motor tiga fasa diperlukan tiga buah kontaktor magnet. Semua kontaktor magnet yang digunakan dikendalikan oleh sebuah mikrokontroler ATmega16. Wiring diagram kendali motor tiga fasa dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.

  Gambar 6. Wiring Diagram Kendali Arah Putar Gambar 7. Wiring Diagram Kendali Star Delta

  C. Pengembangan Bentuk Awal Produk Hasil pengembangan bentuk awal produk masih berupa produk kasar yang membutuhkan serangkaian uji coba sebelum diimplementasikan ke sekolah. Rangkaian uji coba diawali dengan melakukan evaluasi trainer dan validasi media pembelajaran secara mandiri. Uji coba awal bersifat perkiraan atau judgement berdasarkan analisis dan logika penguji trainer. Evaluasi trainer bertujuan untuk menilai fungsi kerja trainer, sedangkan validasi media pembelajaran bertujuan untuk mengukur tingkat validitas media pembelajaran.

  rendah dan faktor penguat DC tidak terlalu tinggi. Dengan menggunakan spesifikasi kerja dari transistor 2N3903, transistor 2N3905, Persamaan (2), Persamaan (3), dan Persamaan (4) maka rangkaian driver relay dapat dilihat pada Gambar 4.

  untuk mengaktifkan dua buah transistor. Pasangan transistor yang dipilih memiliki spesifikasi nilai tegangan V

  I C = Arus yang mengalir kaki kolektor (Ampere)

  DC

  R

  C

  = Beban pada kaki kolektor (Ω) = ...............................................................................................................

  Persamaan (3)

  I C = Arus yang mengalir kaki kolektor (Ampere)

  β

  = Faktor penguat DC

  BE

  I B = Arus pada kaki basis (Ampere)

  = ...........................................................................................................................

  Persamaan (4) R = besar resistansi (Ω) V = besar tegangan (Volt) I = besar arus (Ampere) Gambar 3. Rangkaian Driver LED

  Rangkaian driver relay

  Rangkaian driver relay mengadaptasi dari rangkaian penguat transistor Sziklai (penguat Darlington

  complement). Penguat Sziklai memiliki keunggulan

  dibandingkan dengan penguat Darlington karena hanya membutuhkan tegangan sebesar 1 x V

  D. Uji Lapangan Awal Setelah mendapat masukan dan perbaikan berdasarkan hasil pengembangan produk awal, maka selanjutnya dilakukan uji coba lapangan awal di kelas. Uji coba dilakukan di kelas lebih baik karena peserta didik dapat berpraktikum dalam situasi yang sesungguhnya. Mengikuti saran dari Borg & Gall (dalam Sukmadinata, 2013: 170) [1] bahwa uji coba lapangan awal dapat dilakukan dengan jumlah sampel uji sebanyak 6 sampai dengan 12 peserta didik Kelas XII TEI di SMK Negeri 1 Kepanjen.

  Uji coba lapangan awal difokuskan untuk menguji hasil pengembangan media pembelajaran yang telah dibuat. Peserta didik akan diberi perintah untuk memprogram kendali arah putar motor tiga fasa menggunakan media pembelajaran hasil pengembangan. Setelah proses pengujian selesai, setiap peserta didik diberikan angket sebagai media respon peserta didik terhadap media pembelajaran yang baru.

  E. Revisi Produk Revisi dilakukan berdasarkan masukan-masukan yang diberikan pada pengujian lapangan awal. Revisi produk dilakukan untuk menyiapkan media pembelajaran pada saat dilakukan uji coba lapangan utama.

  F. Uji Lapangan Utama Media pembelajaran yang sudah direvisi masih perlu dilakukan uji coba dan penyempurnaan satu kali lagi. Hal ini dilakukan karena media pembelajaran hasil pengembangan merupakan produk standar, yang berlaku untuk lingkup kelas XII di SMK Negeri 1 Kepanjen. Uji coba lapangan utama masih difokuskan pada pengembangan media pembelajaran, belum memperhatikan kelayakan produk.

  Agar menghasilkan suatu hasil produk yang standar, maka jumlah sampel uji coba yang digunakan harus lebih banyak dibandingkan dengan uji lapangan awal. Tujuannya agar sampel yang digunakan dapat mewakili jumlah populasi. Mengikuti saran dari Borg and Gall (dalam Sukmadinata, 2013: 179) [1] bahwa uji coba lapangan utama dapat dilakukan dengan jumlah sampel uji sebanyak 30 sampai dengan 100 peserta didik kelas XII TEI di SMK Negeri 1 Kepanjen.

  Pada uji coba lapangan utama peserta didik tetap diberikan perintah untuk memprogram kendali arah putar motor tiga fasa, tetapi dengan peserta didik yang baru. Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan pengembangan media pembelajaran dengan tingkat kesulitan materi yang sama.

  G. Revisi Produk Operasional Revisi produk operasional merupakan tahap penyempurnaan media pembelajaran. Revisi dilakukan berdasarkan masukan-masukan yang diberikan pada saat uji coba lapangan utama. Penyempurnaan dilakukan untuk menyiapkan media pembelajaran pada uji lapangan operasional.

  H. Uji lapangan Operasional Uji lapangan operasional digunakan untuk menguji kelayakan media pembelajaran dan mengetahui keunggulan-keunggulan jika dibandingkan dengan media pembelajaran yang lama. Uji coba dilakukan menggunakan materi dan jumlah peserta didik yang sama dengan uji coba lapangan. Uji coba menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan jumlah yang seimbang.

  Sukmadinata (2013: 181) [1] mengungkapkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen merupakan kelompok uji dengan karakteristik dan kemampuan yang sama, tetapi mendapat perlakuan yang berbeda. Kelompok kontrol akan melakukan praktikum dengan menggunakan media pembelajaran yang disediakan di sekolah, sedangkan kelompok eksperimen akan melakukan praktikum dengan menggunakan media pembelajaran hasil pengembangan. Mengikuti saran dari Borg & Gall (dalam Sukmadinata, 2013: 170) [1] bahwa uji coba lapangan operasional dapat dilakukan dengan jumlah sampel uji sebanyak 40 sampai dengan 200 peserta didik kelas XII TEI di SMK Negeri 1 Kepanjen.

  Perbedaan signifikansi hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan perbedaan kemampuan awal kelompok uji. Perbedaan signifikansi hasil kerja kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan pengaruh trainer dan bahasa pemrograman yang digunakan pada materi pokok pengendalian motor tiga fasa menggunakan mikrokontroler. Perbedaan signifikansi nilai soal uraian kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan pengaruh trainer terhadap aspek pengetahuan. Perbedaan signifikansi nilai pretest dan rata-rata nilai hasil kerja dan soal uraian menunjukkan pencapaian hasil belajar.

  I. Penyempurnaan Produk Akhir Penyempurnaan produk akhir digunakan sebagai bentuk perbaikan terhadap kelemahan media pembelajaran yang ditemukan berdasarkan saran dan masukan pada langkah uji coba operasional. Penyempurnaan ini juga dilakukan untuk mempersiapkan media pembelajaran sebelum diimplementasikan secara resmi pada SMK Negeri 1 Kepanjen. Tidak adanya perbaikan karena media pembelajaran telah dipandang sempurna setelah proses revisi produk operasional.

  J. Diseminasi dan Implementasi Diseminasi dan implementasi dilakukan setelah dihasilkan suatu produk akhir berupa trainer yang dilengkapi dengan buku tugas dan manual book. Diseminasi merupakan tahap mensosialisasikan yang berupa hasil laporan skripsi. Implementasi merupakan tahap penerapan produk ke SMK Negeri 1 Kepanjen sebagai media praktikum.

  3. Desain Uji Coba

  Uji coba merupakan suatu rangkaian pengujian yang digunakan sebagai dasar pertimbangan penetapan tingkat kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan. Terdapat lima bagian yang terdapat pada uji coba produk, yaitu (1) desain uji coba, (2) subjek uji coba, (3) jenis data, (4) instrumen pengumpulan data, dan (5) teknik analisis data.

  (1) Desain Uji Coba

  62

  32 Uji produk operasional ● Kelompok eksperimen

  17

  6

  23 ● Kelompok control

  17

  6

  23 Jumlah keseluruhan sampel

  22

  24

  84 b. Penentuan teknik pengambilan subjek uji coba

  Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah teknik pengambilan sampel strata secara acak. Teknik ini digunakan jika populasi mempunyai unsur/anggota yang heterogen dan berstrata. Cara pengambilan sampel ini dengan membuat daftar berurutan dari sampel pertama sampai terakhir, kemudian diambil dengan cara memberikan pola tertentu.

  b) Jenis Data

  Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data interval dan data rasio. Data interval merupakan jenis data yang memiliki jarak data yang sama tetapi tidak memiliki nilai absolut nol. Data rasio merupakan jenis data yang memiliki jarak data yang sama dan memiliki nilai absolut nol. Data rasio merupakan jenis data tertinggi karena dapat dioperasikan menggunakan aturan matematika.

  Data interval akan diterapkan pada semua jenis uji coba yang digunakan, dimulai dari uji coba lapangan awal, uji coba lapangan, sampai dengan uji pelaksanaan lapangan. Data interval berfungsi untuk mengukur sikap persetujuan responden terhadap media pembelajaran yang sedang dikembangkan. Skala sikap yang digunakan adalah skala

  Likert dengan lima skala

  Data rasio akan diterapkan pada uji coba pelaksanaan lapangan. Data rasio berfungsi untuk mengukur peningkatan kompetensi keterampilan peserta didik melalui hasil tes yang diberikan. Skala rasio yang digunakan mempunyai rentang skala 0 sampai dengan 100. Hal ini menyesuaikan skala penilaian pada Kurikulum 2013

  8

  6 Uji lapangan utama

  Berdasarkan langkah penelitian dan pengembangan Borg & Gall, terdapat tiga kali uji coba yang dilakukan, yaitu (a) uji coba lapangan awal, (b) uji coba lapangan, dan (c) uji pelaksanaan lapangan. Ketiga uji coba ini digunakan untuk mengevaluasi perkembangan dan menguji tingkat kelayakan dari media pembelajaran yang sedang dikembangkan. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan tingkat kelayakan yang tinggi.

  Penelitian ini menggunakan aturan strata atau kelompok dalam penentuan subjek uji coba. Kelompok uji coba yang digunakan terdiri dari kelompok bahasa assembly dan kelompok bahasa C. Penggunaan aturan strara supaya adanya keseimbangan data antara peserta didik yang sudah memahami bahasa C dan peserta didik yang hanya memahami bahasa assembly saja.

  Borg & Gall (dalam Sugiyono, 2015: 11) [2] menyatakan bahwa pengujian produk pada penelitian dan pengembangan yang bersifat hipotetik dapat menggunakan penelitian eksperimen. Dengan demikian, desain uji coba pada ketiga uji coba yang digunakan dalam penelitian mengadaptasi desain penelitian eksperimen. Terdapat dua desain yang diadaptasi, yaitu one-shot case study dan pre- test post-test control grup design .

  Desain one-shot case study merupakan salah satu desain penelitian pre-experimental yang belum merupakan bentuk penelitian eksperimen sesungguhnya. Hal ini terjadi karena tidak adanya variabel kontrol sebagai variabel luar yang mempengaruhi variabel dependen. Desain penelitian ini cocok diterapkan untuk uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan. Desain one-shot case study dapat dilihat pada Gambar 8.

  Desain pre-test post-test control grup merupakan salah satu desain penelitian true eksperimen yang merupakan penelitian eksperimen sesungguhnya. Hal ini terjadi karena semua variabel yang mempengaruhi jalannya penelitian dapat dikontrol. Desain penelitian ini cocok diterapkan untuk uji pelaksanaan lapangan yang memiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain pre-test post-test control grup dapat dilihat pada Gambar 9.

  X O

  Gambar 8. Desain One-shot Case Study

  R O 1 X O 2 R O 3 O 4 Gambar 9. Desain Pre-test Post-test Control Grup

  Subjek coba merupakan peserta didik yang bertugas untuk mencoba hasil media pembelajaran yang sedang dikembangkan. Seluruh subjek coba yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Kelas XI Jurusan Teknik Elektronika Industri di SMK Negeri 1 Kepanjen. Seluruh subjek coba ini selanjutnya digunakan sebagai populasi dalam penelitian ini. Jumlah populasi yang digunakan berjumlah 110 peserta didik dengan uraian pada Tabel 1. Penentuan subjek coba dipengaruhi oleh dua hal, yaitu teknik pengambilan sampel dan jumlah sampel.

  a.

  2

  Penentuan jumlah subjek uji coba Berdasarkan hasil penelitian dalam skala kecil diketahui bahwa 73,3% peserta didik hanya mengetahui bahasa

  assembly saja, sedangkan 26,7% peserta didik sudah

  memahami bahasa C. Kedua data ini jika digeneralisasi dengan jumlah peserta didik sebanyak 110 orang, maka 81 orang berada dalam kelompok assembly dan 29 orang berada dalam kelompok C. Jika menggunakan pedoman penentuan jumlah sampel Sugiyono, maka dengan populasi sebanyak 110 orang dan taraf signifikansi 5%, jumlah sampelnya sebanyak 84 orang. Dengan menggunakan aturan strata secara proporsional, penentuan jumlah sampel setiap uji coba dapat dilihat pada Tabel 2.

  Tabel 2. Penentuan Jumlah Sampel pada Setiap Langkah

  Langkah penelitian dan pengembangan Assembly C Total

  Uji lapangan awal

  4

a) Subjek Coba

  Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015.

  ( ) ................................................................................................

  Bandung: Alfabeta, 2015. [3] Akbar, S. “Instrumen Perangkat Pembelajaran”.

  Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. [2] Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)”.

  Daftar Pustaka [1] Sukmadinata, N.S. “Metode Penelitian Pendidikan”.

  Hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa penvapaian hasil belajar peserta didik di SMK Negeri 1 Kepanjen untuk aspek keterampilan dapat memenuhi standar minimal KKM dan peserta didik memiliki wawasan lebih luas tentang pemrograman mikrokontroller. Selain itu, motor tiga fasa juga dapat dikendalikan dengan piranti kontrol berupa ATmega16 yang dibantu oleh transistor dan relay.

  

4. Kesimpulan

  (%) = % ................................................................

  Analisis (%) kriteria keefektifan Analisis persentase dilakukan untuk mengukur proses perkembangan kelayakan produk. Analisi ini diterapkan pada semua uji yang dilakukan dengan menggunakan Persamaan (10).

  t = t hitung x 1 = rata-rata data kelompok 1 x 2 = rata-rata data kelompok 2 dsg = deviasi standar gabungan n 1 = banyaknya jumlah kelompok 1 n 2 = banyaknya jumlah kelompok 2 b.

  

̅ ̅

  V 2 = varians kelompok 2 =

  V 1 = varians kelompok 1

  dsg = deviasi standar gabungan n 1 = banyaknya jumlah kelompok 1 n 2 = banyaknya jumlah kelompok 2

  ( 1) + ( 1)

  = ................................................................................................ = √

  = ∑

  2

  6. Jika varians kedua kelompok diketahui homogen, maka dilanjutkan dengan menghitung deviasi standar gabungan (dsg) menggunakan Persamaan (8) kemudia melakukan pengujian t menggunakan Persamaan (9).

  • ................................................................................................

  5. Jika salah satu atau kedua kelompok memiliki sebaran data tidak normal, maka dilanjutkan dengan pengujian rata-rata (mean) menggunakan analisis statistik non- parametrik.

  4. Jika kedua kelompok memiliki sebaran data normal, maka dilanjutkan dengan melakukan pengujian homogenitas varians menggunakan Persamaan (7).

  Merumuskan hipotesis awal 2. Menentukan jumlah sampel 3. Pengujian normalitas sebaran data setiap kelompok penelitian menggunakan Persamaan (6).

  t-test , yaitu 1.

  Analisis ini digunakan untuk menganalisis data hasil tes untuk mengukur pecapaian kompetensi pengetahuan maupun keterampilan pada uji operasional produk. Terdapat tujuh langkah dalam proses analisis menggunakan

  Analisis menggunakan t-test Analisis t-test dilakukan untuk membuktikan perbandingan antara dua variabel yang berhubungan.

  a.

  d) Teknik Analisis Data Sugiyono (2012:27) [2] menyatakan bahwa data interval atau rasio yang digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan atas dua kelompok menggunakan rumus t-test dua sampel. Selain itu, Akbar (2015:82) [3] menyatakan bahwa untuk mengetahui tingkat keefektifan implementasi media pembelajaran menggunakan kriteria pencapaian nilai. Berdasarkan uraian tersebut, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik t-test dua sampel untuk menguji hipotesis dan teknik kriteria pencapaian nilai untuk mengukur persentase tingkat keefektifan trainer.

  Instrumen angket digunakan pada semua pengujian produk yang dilakukan sebagai media untuk mengukur proses perkembangan kelayakan produk. Angket yang digunakan berisi sejumlah pernyataan yang harus direspon oleh peserta didik. Angket yang digunakan pada ketiga pengujian tersebut berisi sama. Hanya saja pada pengujian lapangan awal dan pengujian lapangan utama bersifat mengevaluasi kelayakan produk sebagai proses pengembangan produk. Angket yang digunakan pada uji operasional produk bertujuan untuk memberikan kesimpulan terhadap produk yang dihasilkan dari proses pengembangan. Instrumen tes hanya digunakan pada uji operasional produk saja. Tes yang digunakan terdiri dari dua macam, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan tes yang digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan. Penyusunan indikator tes berdasarkan aturan kurikulum 2013 yang terurai pada Permendikbud No. 20 tahun 2016 BAB II mengenai karakteristik pembelajaran.

  Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan tes. Angket merupakan instrumen pengumpulan data berupa sejumlah pernyataan atau pertanyaan yang harus direspon oleh responden. Tes merupakan instrumen pengumpulan data yang bersifat mengukur. Bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup, sedangkan bentuk tes yang digunakan adalah tes hasil belajar.

  c) Instrumen Pengumpulan Data

  menggunakan rentang skala 0 sampai dengan 100. Skala penilaian pada Kurikulum 2013.

  • 2 ..........................................................................................