Pembuatan Nanopartikel Kitosan-Fe3O4 secara Ko-Presipitasi In- Situ Menggunakan TripolyphosphateSitrat sebagai Crosslinker dan Karakterisasinya Menggunakan XRD

  213

  NATURAL B, Vol. 3, No. 3, April 2016 Tripolyphosphate/Sitrat sebagai Crosslinker dan Karakterisasinya Menggunakan XRD

  3

  4 Pembuatan Nanopartikel Kitosan-Fe O secara Ko-Presipitasi In-

Situ Menggunakan Tripolyphosphate/Sitrat sebagai Crosslinker

dan Karakterisasinya Menggunakan XRD

1) 1)* 2) 1)

Vita Tria Mardila , Akhmad Sabarudin , D.J Djoko Herry Santjojo

2)

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya

  

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya

Diterima 01 April 2016, Direvisi 28 April 2016

ABSTRAK

Nanopartikel kitosan-Fe 3 O 4 telah disintesis secara one pot reaction dengan menggunakan kombinasi

TPP:sitrat sebagai crosslinker. Metode yang digunakan yaitu ko-presipitasi in-situ garam besi dengan

adanya kitosan dan crosslinker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses preparasi

terhadap karakteristik nanopartikel kitosan-Fe 3 O 4 yang dibuat pada beberapa kondisi yaitu rasio

kitosan:Fe(II):Fe(III), rasio TPP:sitrat dan waktu crosslinking. Ukuran kristal nanopartikel hasil sintesis

dihitung dengan menggunakan persamaan Debye Scherrer termodifikasi dengan nilai panjang gelombang,

3 O 4 dan nanopartikel intensitas, 2θ, dan FWHM yang dihasilkan dari uji XRD. Ukuran kristal bare Fe kitosan-Fe 3 O 4 masing-masing yaitu 6,22 nm dan 9,49 nm. Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa pada nanopartikel hasil sintesis selain fasa Fe 3 O

4 terdapat pula fasa

2 O 3 yang diduga karena oksidasi Fe 3 O 4 . γ-Fe Ukuran kristal dan presentase Fe 3 O 4 menurun dengan semakin banyaknya jumlah kitosan yang melapisi Fe 3 O 4 dan semakin lamanya waktu crosslinking. Kata kunci: magnetik nanopartikel, kitosan-Fe 3 O 4 , in-situ, ko-presipitasi.

  

ABSTRACT

Chitosan-Fe 3 O 4 nanoparticles have been synthesized in a one pot reaction by combine TPP: citrate

as crosslinker. The method was in-situ co-precipitation of iron salts in the presence of chitosan and

crosslinker. The aim of this study was to determine the effect of preparation process towards chitosan-Fe 3 O 4

nanoparticles characteristics which was prepared on several preparation condition: chitosan:Fe(II):Fe(III)

ratio, TPP:citrate ratio, and crosslinking time. The crystallite sizes of the Fe 3 O 4 and chitosan- Fe3O4

nanoparticles was obtained from modified Debye Scherrer equation using data from XRD analysis. The

crystallite size of the bare-Fe 3 O 4 and chitosan-Fe 3 O 4 nanoparticles were found to be about 6.22 and 9.49 nm, respectively. XRD analysis results shown that beside Fe 3 O 4 phases there was 2 O 3 phase due to the γ-Fe oxidation of Fe 3 O 4 .The crystallite sizes and the percentage of Fe 3 O 4 decreases with increasing number of chitosan coating the Fe 3 O 4 and the length of crosslinking time. Keywords: magnetic nanopartikel, chitosan-Fe 3 O 4 , in-situ, co-precipitation

  Dengan adanya sifat tersebut, magnetik

  PENDAHULUAN

  nanopartikel telah banyak digunakan dalam bidang biomedis yaitu sebagai material Magnetik nanopartikel merupakan material pembawa obat, karena mampu untuk diarahkan yang terdiri dari unsur magnetik seperti besi, dan dipusatkan pada jaringan target dan dapat nikel, kobalt dan oksidanya dengan ukuran 1- dihilangkan sifat kemagnetannya ketika terapi 100 nm yang dapat digerakkan atau dikontrol telah selesai [1]. Besi oksida nanopartikel dengan adanya medan magnet eksternal. memiliki keuntungan sebagai komponen kandidat drug delivery system yaitu dapat

  • Corresponding author:

  divisualisasikan dengan magnetic resonance

  e-mail : [email protected]; [email protected]

  214

  Tripolyphosphate/Sitrat sebagai Crosslinker dan Karakterisasinya Menggunakan XRD

  hipertermia untuk terapi kanker, dan yang paling penting dapat terdegradasi menjadi ion besi yang tidak beracun di dalam tubuh [2].

  Pembuatan besi oksida nanopartikel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu top down (sintesis secara mekanis) dan bottom up (sintesis secara kimiawi). Diantara beberapa metode pembuatan nanopartikel besi oksida, ko-presipitasi merupakan metode bottom up yang berpotensi karena dapat digunakan untuk menghasilkan nanopartikel dengan skala besar, murah, proses produksinya mudah, dan menghasilkan nanopartikel yang hidrofilik [3]. Fe 3 O 4 merupakan besi oksida yang paling menjanjikan dan umum digunakan dalam aplikasi biomedis karena sifatnya yang biokompatibel [4], biodegradabel dan dapat dengan mudah dimodifikasi permukaannya [5]. Salah satu modifikasi permukaan Fe 3 O 4 nanopartikel dapat dilakukan dengan melapisi

  Dalam penelitian ini nanopartikel kitosan- Fe 3 O 4 disintesis secara one pot reaction dengan metode in-situ ko-presipitasi menggunakan kombinasi TPP/sitrat sebagai crosslinker. Kristalinitas dan ukuran kristal Fe 3 O 4 ditentukan dengan analisis XRD. Analisis kuantitatif fasa dilakukan dengan menggunakan program MAUD.

METODE PENELITIAN

  Kitosan dapat berinteraksi dengan muatan negatif (gugus hidroksil) yang ada di permukaan magnetik nanopartikel Fe 3 O 4 [3]. Aspek penting dari kitosan sebagai pembawa obat yaitu kitosan dapat dihilangkan oleh renal

  clearance. Namun, jika berat molekulnya

  terlalu besar diperlukan enzim chitinase yang mampu mengubah kitosan dengan berat molekul yang besar menjadi rantai yang lebih pendek. Laju degradasi kitosan tergantung dari berat molekul dan derajat asetilasi dari kitosan [6]. Kitosan dapat diikatkan silang (cross-

  (PEI), phospholipid, dan kitosan [5]. Adanya polimer juga dapat mencegah oksidasi besi oksida. Polimer alam seperti kitosan sangat direkomendasikan dalam sistem pembawa obat, karena sifat kitosan yang biokompatibel dan biodegradabel [6].

  karena adanya gugus fungsi amino dan hidroksil pada strukturnya untuk pelepasan obat yang terkontrol [7], dan peningkatkan kestabilan kitosan [5]. Pengikatan silang secara kovalen (kimiawi) kurang disukai untuk aplikasi biomedis karena sifat toksisitas yang dimilki oleh reagennya. Oleh karena itu digunakan pengikatan silang secara ionik (fisika) dengan menggunakan agen crosslinker seperti tripolyphosphate(TPP) dan sitrat untuk mengatasi hal tersebut [8]. Kombinasi antara TPP dan sitrat pada pembentukan kitosan berbentuk beads telah dilakukan oleh Shu dan Zhu (2002) dan menghasilkan kitosan beads memiliki bentuk yang bulat (spheric) [9].

  (coating) nanopartikel tersebut dengan polimer. Beberapa polimer yang biasa digunakan untuk melapisi Fe 3 O 4 nanopartikel yaitu polyethylene glycol (PEG), dextran, polyethyleneimine

  Bahan dan Instrumen. Bahan-bahan yang

  digunakan dalam penelitian ini meliputi kitosan (Low Molecular Weight), FeCl 2 .4H2O, FeCl 3 .6H 2 O, CH 3 COOH, NH 3 .H 2 O, tripolyphospate(TPP), natrium sitrat, dan akuades (teknis). Semua bahan memiliki grade pro analis (p.a) kecuali disebutkan lain.

  Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu XRD Philips type XPert MPD.

  Pembuatan Nanopartikel Kitosan-Fe 3 O 4 secara In-Situ. Nanopartikel kitosan-Fe 3 O 4

  disintesis secara ko-presipitasi in-situ garam besi dengan adanya kitosan dan crosslinker dengan beberapa modifikasi dari prosedur yang telah dilakukan oleh Kavaz et al (2010) [10]. FeCl 2 .4H 2 O dan FeCl 3 .6H 2 O dengan perbandingan mol 1:2 dilarutkan ke dalam 15 mL larutan kitosan dengan rasio massa kitosan:Fe(II):Fe(III) yaitu 0,3:1:2,7, 0,45:1:2,7 dan 0,6:1:2,7 sambil diaduk selama 30 menit untuk membentuk ferrogel. Ferrogel tersebut ditambahkan 5,5 mL NH 3 .H 2 O 3 M secara perlahan (tetes demi tetes) pada kecepatan 10 ml/jam sambil diaduk dengan magnetic stirrer. Pengadukan ini dilanjutkan selama 30 menit. Setelah 30 menit campuran tersebut ditambahkan 5 mL larutan crosslinkerTPP: sitrat dengan perbandingan 1:1 pada kecepatan 10 ml/jam sambil diaduk dengan magnetic stirrer. Pengadukan ini dilanjutkan dengan tambahan waktu 30 menit. Koloid kitosan – Fe 3 O 4 nanopartikel yang diperoleh kemudian dicuci dengan menggunakan akuades hingga pH 7. Selanjutnya disimpan dalam wadah pada temperatur 4°C. Sebelum dilakukan karakterisasi,

  linked ) secara kimia maupun secara fisika

  215

  Tripolyphosphate/Sitrat sebagai Crosslinker dan Karakterisasinya Menggunakan XRD 3 4

  kitosan – Fe O nanopartikel yang diperoleh Karakterisasi nanopartikel kitosan-Fe3O4 dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan dengan XRD (X-ray Diffraction). Ukuran

  freeze dryer . kristal dan struktur kristal kitosan-Fe 3 O 4 Perakuan yang sama juga dilakukan untuk nanopartikel dari masing-masing kondisi

  menentukan pengaruh rasio crosslinker dan waktu ditentukan dengan menggunakan XRD pada

  

crosslinking . Rasio crosslinker yang digunakan sudut 2θ = 15-65°, dengan sumber sinar X dari

  selain TPP:sitrat 1:1 yaitu 3:1 dan 5:1. logam tembaga (Cu) dengan panjang Pengadukan lebih lanjut setelah penambahan gelombang (λ) Kα1 sebesar 0,154060 nm (30

  

crosslinker dilakukan selama 1 jam dan 2 jam. mA, 40 kV). Penentuan kesesuaian struktur

  Sebagai control, pembuatan nanopartikel Fe 3 O 4 kristal yang terbentuk dan fasa Fe 3 O 4 dalam juga dilakukan dengan cara melarutkan sampel dilakukan dengan mencocokkan setiap FeCl 2 .4H 2 O dan FeCl 3 .6H 2 O dengan puncak yang muncul pada difraktogram pada perbandingan mol 1:2 ke dalam 15 mL akuades nilai sudut 2θ hasil analisis dengan data dan ditambahkan 5,5 mL NH 3 .H 2 O 3 M pada Inorganic Crystal Structure Database (ICSD) kecepatan 10 ml/jam sambil diaduk dengan #26410. Ukuran kristal nanopartikel hasil

  . Pengadukan ini dilanjutkan sintesis dihitung dengan menggunakan

  magnetic stirrer

  selama 30 menit. Parameter eksperimental proses persamaan Debye Scherrer termodifikasi [11]: sintesis nanopartikel ditunjukkan pada Tabel 1.

K. K.

  1

  λ λ

  ln = ln = ln ln

  • + (1)

  β L.cos L cos θ θ

  Tabel 1. Parameter eksperimental kitosan: TPP: Waktu (t) Keterangan: Sampel Fe(II):Fe(III) sitrat crosslinking 3 O 4 λ = panjang gelombang sinar X(nm), L = ukuran rata-rata kristalit,

  • S1 Bare Fe

  β = lebar puncak dari profil puncak difraksi S2 0,3:1:2,7 3:1 30 menit

  pada setengah tinggi maksimum,

  S3 0,45:1:2,7 3:1 30 menit K = konstanta yang berhubungan dengan

  S4 0,6:1:2,7 3:1 30 menit bentuk kristalit. S5 0,3:1:2,7 1:1 30 menit

  Apabila ln

  β diplotkan terhadap ln(1/cosθ), S6 0,3:1:2,7 5:1 30 menit

  akan diperoleh intersep sebesar ln(

  K.λ/L), S7 0,3:1:2,7 3:1 1 jam

  sehingga dapat diperoleh satu ukuran kristal

  S8 0,3:1:2,7 3:1 2 jam dari semua puncak difraksi yang ada [11].

  3+ 2+

Gambar 1. Interaksi Fe /Fe dalam matriks kitosan pada proses ko-presipitasi

  kitosan dan kemudian ion-ion tersebut akan

  HASIL DAN PEMBAHASAN mengalami ko-presipitasi menjadi Fe 3 O 4

  dengan penambahan NH 3 .H 2 O dalam matriks Sintesis kitosan-Fe 3 O 4 secara in-situ Pada kitosan sesuai Gambar 1. Dengan metode ini, + - proses pembuatan kitosan-Fe 3 O 4 nanopartikel, gugus 3 pada kitosan akan berinteraksi 2+ 3+

  • –NH ion Fe dan Fe akan terdispersi dalam larutan dengan gugus –OH pada Fe
  • 3 O 4 . Sehingga

  216

  Tahapan crosslinking dimulai dengan terdifusinya sitrat dan TPP ke dalam droplet kitosan-Fe 3 O 4 dan kemudian terjadi interaksi diantara agen crosslinker dan kitosan. TPP akan berinterksi secara ionik dengan kitosan secara intra- dan intermolekuler yang menjadikan struktur kitosan menjadi lebih rigid dan pada akhirnya terbentuklah partikel kitosan yang berbentuk bulat [13]. Natrium sitrat, sama halnya dengan TPP akan berinteraksi dengan ktosan melalui interaksi secara ionik [9]. Analisa Data XRD Struktur kristal nanopartikel hasil sintesis dikarakterisasi dengan menggunakan XRD. Difraktogram XRD (Gambar 2) menunjukkan bahwa pada nanopartikel kitosan-Fe 3 O 4 hasil sintesis terdapat fasa Fe 3 O 4 karena puncak-puncak yang teridentifikasi memiliki kesesuaian dengan pola kristalin fasa Fe 3 O 4 sesuai dengan data standar

  Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada bare Fe 3 O 4 , persentase Fe 3 O 4 lebih kecil dibandingkan saat telah terlapisi kitosan. Hal ini menandakan bahwa kitosan mampu menghalangi proses oksidasi Fe 3 O 4 . Namun penambahan kitosan lebih lanjut semakin menurunkan persentase fasa Fe 3 O 4 . Semakin lama waktu crosslinking persentase Fe 3 O 4 juga semkin menurun. Hal ini diduga karena semakin lama waktu crosslinking memungkinkan untuk nanopartikel kitosan- Fe 3 O 4 mengalami oksidasi lebih lanjut menjadi

  Persentase fasa Fe 3 O 4 dan γ-Fe 2 O 3 diperoleh dari program MAUD yang berbasis pada metode Rietvield. Hasil persentase fasa pada tiap sampel ditunjukkan pada Tabel 3.

  S1 6,22 S2 9,49 S3 7,50 S4 4,94 S5 11,40 S6 6,80 S7 7,59 S8 4,41

  Tabel 2. Ukuran kristal nanopartikel kitosan-Fe 3 O 4 hasil sintesis Sampel Ukuran Kristal (nm)

  Begitu pula dengan semakin besarnya rasio TPP, hal ini dimungkinkan karena tolakan dari gugus fosfat dari TPP menghambat pertumbuhan kristal.

  crosslinking ukuran kristal semakin menurun.

  Ukuran kristal nanopartikel hasil sintesis yang diperoleh dari persamaan Debye-Scherrer termodifikasi ditampilkan dalam Tabel 2. Ukuran kristal menurun dengan meningkatnya konsentrasi kitosan. Hal ini karena kitosan menghambat pertumbuhan inti Fe 3 O 4 selama proses sintesis [3]. Semakin lama waktu

  Proses coating Fe 3 O 4 dengan kitosan tidak memberikan pengaruh terhadap struktur kristal dari Fe 3 O 4 .

  Fe 2 O 3 (gamma)-ICSD#172905. Perihal tersebut karena adanya oksigen di udara maupun oksigen terlarut dalam air. Selain terdapat pula puncak pada 2  sekitar 21° dengan intensitas yang relatif kecil yang dimungkinkan merupakan puncak karakteristik untuk kitosan.

  Fe 3 O 4 -ICSD#26410. Enam puncak karakteristik untuk Fe 3 O 4 yang sesuai dengan bidang kisi (220), (311), (400), (422), (511) dan (440) terdapat pada difraktogram tiap sampel yang menunjukkan bahwa pada nanopartikel hasil sintesis terdapat fasa Fe 3 O 4 . Selain puncak- puncak tersebut, terdapat beberapa puncak lain dengan intensitas yang lebih kecil yang diduga merupakan maghemit (γ-Fe 2 O 3 ). Adanya maghemit disesuaikan dengan standar

     

  Tripolyphosphate/Sitrat sebagai Crosslinker dan Karakterisasinya Menggunakan XRD

    

  3       

  2

  2

  2

  O H O Fe OH Fe FeOOH OH Fe OH Fe O H FeOOH OH Fe OH Fe OH Fe 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3

         

  (magnetit). Penggunaan rasio 2:1 pada Fe 3+ :Fe 2+ ditujukan untuk mendapatkan kemurnian magnetit yang tinggi karena rasio tersebut merupakan rasio secara stoikiometri. Reaksi yang terjadi pada proses pembentukan Fe 3 O 4 yaitu[12]:

  Selanjutnya besi(III) hidroksida akan terdekomposisi menjadi FeOOH. FeOOH yang terbentuk kemudian akan bereaksi dengan Fe(OH) 2 dan akan menghasilkan Fe 3 O 4

  pertumbuhan inti Fe 3 O 4 terhalangi oleh kitosan, hal tersebut akan menghasilkan inti Fe 3 O 4 yang lebih kecil [3]. Mula-mula Fe 2+ dan Fe 3+ akan berinteraksi dengan -OH

  • - dari NH
  • 3 .H 2 O membentuk besi(II) hidroksida dan besi(III) hidroksida yang kemudian mengalami presipitasi melalui reaksi yang sangat cepat.

      γ-Fe 2 O 3 . Maghemite ( γ-Fe 2 O 3 ) juga dapat digunakan untuk pembawa obat salah satunya sebagai Convection-enhanced drug delivery (CED) untuk menghantarkan obat ke otak [14].

      217

      Tripolyphosphate/Sitrat sebagai Crosslinker dan Karakterisasinya Menggunakan XRD

    (a)

      

    (b)

    (c)

    Gambar 2. Pola difraksi sinar X sampel pada nanopartikel kitosan-Fe3O4 dengan variasi: a) rasio kitosan:Fe(II):Fe(III), b)

    rasio TPP:sitrat, dan c) waktu crosslinking.

    DAFTAR PUSTAKA

      Wiley: New Jersey, 571-572 [3] Unsoy, G., Yalcin, S., Khodadust, R.,

      delivery .

      Penulis berterimakasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan Addendum Surat Perjanjian Penugasan Dalam Rangka Pelaksanaan Program Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat nomor: 007/Add/SP2H/PL/DIT.LITABMAS/V/2015

      Penulis juga berterimakasih kepada Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melanjutkan pendidikan S2 Kimia di Universitas Brawijaya melalui program Fast Track.

      [1] Indira, T.K., dan Lakshmi P.K., (2010), Magnetic Nanoparticles – A Review,

      International Journal of Pharmaceutical Sciences and Nanotechnology 3(3): 1035-

      1043. [2] Hou, Y., dan Hao R., (2011),

      “Multifunctional Nanoparticles for Multimodal Molecular Imaging. ”

      Nanoplatform-Based Molecular Imaging ;

      Gunduz, F., dan Gunduz, U., Synthesis optimization and characterization of chitosan- coated iron oxide nanoparticles produced for biomedical applications, J

      Fe 2 O 3. Persentase Fe 3 O 4 terbesar diperoleh pada sampel S2 yaitu sebesar 98.27%.

      Nanopart Res . 14: 964-977

      [4] Wu, W., He, Q., dan Jiang, C., (2008), Magnetic Iron Oxide Nanoparticles: Synthesis and Surface Functionalization Strategies. Nanoscale Res Lett. 3: 397

      Zhang, M., (2011), Chitosan-Coated Iron Oxide Nanoparticles for Molecular Imaging and Drug Delivery. Adv Polym

      Sci. 43: 163 –184

      [6] Riva, R., Ragelle, H., Rieux, A., Duhem, N., Jerome, C., dan Preat, V., (2011), Chitosan and Chitosan Derivatives in Drug Delivery and Tissue Engineering. Adv

      Polym Sci. 244: 19 –44

      [7] Goulart, G.A.S., dan Beppu, M.M., (2005). Preparation and characterization of chitosan microparticles modified with papain using crosslinking agents. XXI Congreso Interamericano and

      VIII Congreso Peruano de Ingenieia Quimica Lima, Peru 24

      γ-Fe 2 O 3 yang dihasilkan juga merupakan material yang biokompatibel, sehingga nanopartikel tersebut berpotensi untuk digunakan sebagai drug

      Fasa dalam nanopartikel hasil sintesis sebagian besar merupakan Fe 3 O 4 dan sebagian kecil γ-

      crosslinking , ukuran keristal semakin menurun.

      12.78 0,6:1:2,7 3:1 30 menit

      218

      Tripolyphosphate/Sitrat sebagai Crosslinker dan Karakterisasinya Menggunakan XRD Tabel 3. Persentase fasa nanopartikel kitosan- Fe 3 O 4 hasil sintesis kitosan:Fe(II):Fe(III) TPP:citrate t crosslinking

      % berat Fe 3 O 4 γ-Fe 2 O 3 Bare Fe 3 O 4 - -

      66.28

      33.72 0,3:1:2,7 3:1 30 menit

      98.27

      1.73 0,45:1:2,7 3:1 30 menit

      87.22

      81.03

      18.97 0,3:1:2,7 1:1 30 menit

      78.35

      21.65 0,3:1:2,7 5:1 30 menit

      89.70

      10.30 0,3:1:2,7 3:1 1 jam

      97.62

      2.38 0,3:1:2,7 3:1 2 jam

      95.32

      4.68 KESIMPULAN

      Nanopartikel kitosan-Fe 3 O 4 telah berhasil disintesis secara in-situ ko-presipitasi. Dengan prosedur one pot reaction, metode sintesis ini menguntungkan karena prosesnya yang sederhana dan tidak menggunakan pelarut organik yang berbahaya. Proses preparasi berpengaruh terhadap karakteristik nanopartikel kitosan-Fe 3 O 4 . Dengan semakin meningkatnya konsentrasi kitosan dan semakin lama waktu

    • –415 [5] Arami, H., Stephen, Z., Veiseh, O., dan

    UCAPAN TERIMA KASIH

    • – 27 April 2005. Prosiding, 1-8

      219

      Tripolyphosphate/Sitrat sebagai Crosslinker dan Karakterisasinya Menggunakan XRD

      [8] Liu, H., dan Gao, C., (2009). Preparation and properties of ionically cross-linked chitosan nanoparticles. Polym. Adv.

      Technol. 20: 613 –619

      [9] Shu, X.Z., dan Zhu, K.J., (2002), Controlled drug release properties of ionically cross-linked chitosan beads: the influence of anion structure. International

      Journal of Pharmaceutics 233: 217 – 225

      [10] Kavaz D., Sedat O., Eylem G., Murat D., dan, Emir B., (2010). Bleomycin Loaded Magnetic Chitosan Nanoparticles as Multifunctional Nanocarriers. Journal of

      Bioactive and Compatible Polymers 25:

      305-318 [11] Monshi, A., Foroughi, M.R., dan Monshi

      M.R., (2012). Modified Scherrer Eqquation to Estimate More Accurately Nano-Crystallite Size Using XRD. World

      Journal of Nano Science and Engineering 2: 154-160

      [12] Mahdavi, M., Mansor A., Md Jelas H., Farideh N., Behzad N., Mohamad Z., dan Jamileh A., (2013). Synthesis, surface modification and characterisation of biocompatible magnetic iron oxide nanoparticles for biomedical applications,

      Molecules 18: 7533-7548

      [13] Mi, Fwu-Long, Shin-Shing Shyu, Chin-Ta Chen, Juin-Yih Lai, (2002). Adsorption of indomethacin onto chemically modified chitosan beads, Polimer 43: 757-765

      [14] Perlstein, B., Zvi, R., Dianne, D., Aharon, O., Yiftach, R., Shlomo, M., Yael, M., (2008). Convection-enhanced delivery of maghemite nanoparticles: Increased efficacy and MRI monitoring, Neuro

      Oncol . 10:153 –16.