Proposal Analisis Modal Kerja Usaha Keci

“Pengaruh Modal Kerja Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) terhadap Peningkatan Kinerja Usaha
Menghadapi Persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN di
Manokwari”

Riendhra Nadyarian Artika Putri
2012-66-016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia mempunyai peranan
penting

dan

memberikan

kontribusi

yang


besar

dalam

meningkatkan

perekonomian dan pembangunan negara. UKM tidak hanya memberikan
peningkatan pada pertumbuhan ekonomi selain itu juga dengan adanya usaha
kecil memberikan lapangan kerja dan pendistribusian hasil-hasil pembangunan.
Usaha Kecil dan Menengah semakin meningkat dari waktu ke waktu. Jumlah
UKM hingga tahun 2011 mencapai sekitar 52 juta. UKM di Indonesia sangat
penting bagi ekonomi karena menyumbang 60% dari Produk Domestik Bruto dan
menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas
baru 25% atau 13 juta pelaku UKM yang mendapat akses ke lembaga keuangan.
Pentingnya peran UKM terhadap pertumbuhan ekonomi membuat UKM
haruslah mendapat perhatian khusus karena dapat kita lihat bahwa UKM belum
maksimal. Namun demikian usaha pengembangan yang dilaksanakan belum
terlihat hasil yang memuaskan, kenyataanya kemajuan UKM masih sangat kecil
dibandingkan dengan usaha besar. Hal ini diakibatkan karena adanya hambatanhambatan baik dari faktor eksternal maupun faktor internal.

Faktor Eksternal: (1) Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif dengan
kebijaksanaan Pemerintah untuk menumbuhkembangkan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Terlihat dari masih terjadinya persaingan yang kurang sehat
antara pengusaha-pengusaha kecil dan pengusaha besar; (2) Terbatasnya Sarana
dan Prasarana Usaha, Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan tehnologi menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka
miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usaha. (3)
Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat
dipasarkan secara kompetitif baik dipasar Nasional maupun Internasional.
Faktor

Internal

meliputi:

(1)

Kurangnya

permodalan-permodalan.


Kurangnya permodalan UKM, karena pada umumnya usaha kecil dan menengah
merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup; (2) Sumber

Daya Manusia yang terbatas, Keterbatasan SDM usaha kecil baik dari segi
pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh
pada manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk
berkembang secara optimal; (3) Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan
Penetrasi Usaha Kecil membuat produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas
dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif.
Dengan adanya kelemahan tersebut akan memberikan kesulitan bagi
berkembangnya UKM yang lebih maju terlebih lagi dengan masuknya ASEAN
Economic Community (AEC) tahun 2015 ini. AEC akan memberikan kesempatan
yang sama bagi setiap negara anggota ASEAN untuk melakukan perdagangan
antar negara-negara ASEAN dengan konsep Free Trade Area (FTA). Di era AEC,
seluruh hambatan-hambatan perdagangan seperti tarif dan hambatan non-tarif
akan dihilangkan, sehingga dengan hilangnya hambatan perdagangan, kawasan
ASEAN akan menjadi single market yang dapat menunjang kesejahteraan
bersama masyarakat ASEAN. Hal ini sangat tidak baik bagi UKM karena
kurangnya pembinaan dan permodalan sehingga sangat sulit untuk bersaing.

Produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia memiliki daya saing
yang rendah. Menurut Pawitan (2012), semenjak adanya ASEAN China Free
Trade (ACFTA) agreement, produk UKM di Indonesia khususnya Jawa Barat
mendapatkan tekanan kompetisi yang sangat ketat dari produk China dan
cenderung memiliki daya saing yang rendah jika dibandingkan dengan produk
China yang masuk ke Indonesia. Selain itu, produk UKM tidak hanya bersaing
dengan produk UKM lainnya, tetapi juga bersaing dengan produk-produk
perusahaan besar yang cenderung menyebabkan kompetisi menjadi semakin ketat
(Irjayanti dan Azis, 2012). Kompetisi yang sangat ketat apabila tidak ditunjang
dengan daya saing produk yang tinggi dan permodalan yang baik akan
menyebabkan UKM menjadi tidak dapat bersaing.
Melihat kontribusi UKM yang besar terhadap perekonomian dan
rendahnya pengelolaan modal kerja serta sulitnya memperoleh modal kerja dri
lembaga keuangan maka diperlukan perhatian dalam hal permodalan untuk usaha
kecil dan menengah yang ada. Masalah ini merupakan masalah global di
Indonesia, jadi tidak menutup kemungkinan bahwa di Manokwari masalah

permodalan juga menjadi hambatan untuk perkembangan Usaha Kecil dan
Menengah.
Dengan masuknya Masyarakat ekonomi ASEAN akan mempersulit UKM

dalam bersaing karena melihat kelemahan yang ada di UKM yaitu masalah
permodalan. Usaha kecil menurut Levi dan Sarnat (1989) justru membutuhkan
tambahan modal kerja relatif lebih besar dari kebutuhan usaha menengah maupun
usaha besar. Kesulitan yang terbesar pada usaha kecil dalam modal kerja terletak
pada usaha pemisahan antara kebutuhan modal kerja dengan kebutuhan hidup
pengusaha dan keluarga sehari-hari. Hal ini terjadi kerena usaha kecil umumnya
tidak mampu mengakses modal, terutama jika berhubungan degan pihak ketiga
(bank maupun mitra usaha lainnya yang sifatnya sangat selektif). Kelemahan ini
tentunya berdampak luas pada daya saing dan kemantapan berusaha.
Jika kita lihat usaha kecil khususnya usaha kecil dan menengah (UKM) di
Manokwari, sulit berkembang karena masalah modal kerja yang digunakan.
Banyak UKM yang lemah dalam hal permodalan, sulitnya mendapatkan modal
termasuk modal kerja, kelemahan dalam manajemen dan rendahnya kualitas
sumber daya manusia.
Kondisi ini jika dilihat lebih jauh merupakan suatu sistem dalam kegiatan
manajemen, ini berarti bahwa manajemen usaha kecil itu merupakan suatu
sistem,sehinga salah satu dari sistem ini terganggu akan berdampak serius pada
sistem secara keseluruhan (Collins and Devana,2001).
Oleh karena itu dibutuhkan pembinaan yang baik bagi UKM untuk dapat
bersaing. Selain masalah pembinaan, masalah yang penting yang dihadapi oleh

UKM adalah mengelola modal kerja yang ada secara optimal sehingga kinerja
UKM dapat meningkat dan memberikan dampak positif agar dapat bersaing
dengan usaha-usaha yang lebih maju.
Masalah permodalan adalah masalah yang cukup serius dimana UKM
akan sangat kesulitan dalam menghadapi persaingan baik secara lokal maupun
secara global terlebih lagi dengan masuknya masyarakat ekonomi ASEAN.

1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu:
a. Apaka pengelolaan modal kerja usaha kecil yang telah dioperasikan oleh
usaha kecil di Manokwari telah dilakukan secara efektif /optimal ?
b. Teknik manajemen apa yang tepat yang harus diterapkan oleh pengusaha
kecil di Manokwari dalam menghadapi ketatnya persaingan ASEAN
Economic Community ?
c. Strategi apa sebaiknya digunakan oleh usaha kecil di Manokwari dalam
menghadapi ancaman persaingan dengan produk-produk luar di era
ASEAN Economic Community?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
a. Mengetahui pengelolaan modal kerja usaha kecil yang telah dioperasikan

oleh usaha kecil di Manokwari telah dilakukan secara efektif/optimal
atau belum
b. Mengetahui teknik manajemen yang tepat yang harus diterapkan oleh
pengusaha kecil di Manokwari dalam menghadapi ketatnya persaingan
ASEAN Economic Community
c. Mengetahui strategi yang sebaiknya digunakan oleh usaha kecil di
Manokwari dalam menghadapi ancaman persaingan dengan produkproduk luar di era ASEAN Economic Community
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi:
a. Peneliti untuk melihat pengaruh modal kerja terhadap peningkatan
kinerja usaha dalam menghadapi era ASEAN Economic Community
b. Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai acuan dan motivasi
untuk melakukan manajemen modal kerja secara baik agar kinerja
perusahaan optimal dan mampu bersaing

c. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Papua untuk dapat melakukan
pembinaan mengenai manajemen modal kerja untuk Usaha Kecil dan
Menengah di Manokwari
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I berisi Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Kemudian BAB II berisi Landasan Teori yang membahas tentang penelitian kajian
empiris, kajian teoritis, kerangka berfikir dan hipotesis. Dan BAB III berisi
Metode Penelitian yang membahas tentang jenis penelitian, populasi dan sampel,
teknik pengambilan sampling, sumber data, instrument penelitian dan analisis data

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63