PEDOMAN STANDAR PENGELOLAAN PENYAKIT BERDASARKAN KEWENANGAN TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN
2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat
PEDOMAN STANDAR PENGELOLAAN PENYAKIT
BERDASARKAN KEWENANGAN
TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN
I. PENDAHULUAN
Pembangunan Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi hak dasar rakyat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan yang telah
dilakukan selama ini bertujuan untuk meningkatkan derajat dan status kesehatan bagi
seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu pemerintah menetapkan Pembangunan Kesehatan
dalam Program Pembangunan Nasional.
Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan tingkat
dasar sampai dengan rujukan yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangani
masalah kesehatan di masyarakat. Meskipun pendekatan pelayanan kesehatan sama tetapi
fokus penekanan pelayanan berbeda sesuai dengan kemampuan yang ada pada tiap fasilitas
pelayanan kesehatan. Agar kesinambungan pelayanan kesehatan pada masyarakat dapat
terwujud, diperlukan sistem rujukan yang berjenjang dan terstruktur, dimana ada kejelasan
peran dan fungsinya sesuai tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelayanan medis di
pemberi pelayanan kesehatan harus senantiasa dipertahankan bahkan ditingkatkan agar
tercapai pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan. Demi
Tercapainya penyelenggaraan pelayanan medis yang memenuhi standar tersebut perlu
pedoman pengelolaan berdasarkan kewenangan di tingkat pelayanan kesehatan. Untuk itu
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat bersama FK UNPAD, RSUP Hasan Sadikin Bandung dan
Organisasi Profesi telah menyusun Pedoman Standar Pengelolaan Penyakit Berdasarkan
Kewenangan Tingkat Pelayanan Kesehatan.
Buku ini menginformasikan bagaimana pengelolaan penyakit mulai dari pelayanan dasar
sampai pelayanan rujukan, perlu tidaknya kasus tersebut dirujuk berdasarkan kewenangan
tingkat pelayanan kesehatan. Sehingga diharapkan dapat menjadi acuan dalam peningkatan
kompetensi tenaga kesehatan di pemberi pelayanan kesehatan.Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
II. DASAR HUKUM 1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128/MENKES/SK/II/2004, tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.
3. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit
III. TUJUAN Umum : Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang optimal berdasarkan kewenangan dan kompetensi di tiap jenjang pelayanan kesehatan.
Khusus :
- Tersusunnya pedoman pengelolaan penyakit berdasarkan kewenangan Pemberi Pelayanan Kesehatan - Dasar pengkajian untuk rencana pengembangan dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
IV. PENYAKIT DAN PENGELOLAANNYA
Pengelompokan penyakit dan bagaimana pengelolaannya berdasarkan kewenangan di
setiap tingkat pelayanan kesehatan terdiri dari :- Penyakit Anak - Penyakit Dalam - Penyakit Kebidanan dan Kandungan - Penyakit Bedah - Penyakit THT-KL
- Penyakit Neurologi (Syaraf)
- Penyakit Kulit Kelamin - Penyakit Mata - Penyakit Jiwa (Psikiatri)
- Penyakit Gigi dan Mulut
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
PENGELOLAAN PENYAKIT ANAK
1 TB Paru Skrining tanda serta gejala klinik Penilaian klinis dan diagnostik (Tes PPD, rontgen thorax)
Dehidrasi berat bisa ditangani di Puskesmas DTP
Diagnostik dan skrining CP dgn comorbid (gangguan pendengaran, pengelihatan, RM,
Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) Diagnostik kelaianan perkembangan (Denver, Cat/Clam),
5 Cerebal Palsy (CP)
Bila tidak dilakukan operatif rujuk balik
kateterisasi jantung Tatalaksana PJB Operatif TIDAK RUJUK BALIK
echocardiography dan
Diagnosis dan tatalaksana PJB dengan pemeriksaan
Diagnosis PJB melalui pemeriksaan penunjang (EKG, rontgen thorax), penatalaksanaan penyakit penyerta PJB
Deteksi dini PJB, tatalaksana penyakit penyerta pada PJB.
4 Penyakit jantung bawaan (PJB)
rujuk balik dan penyuluhan
Diagnosis etiologi dan talaksana diare persisten / kronis, diare dengan penyakit penyerta seperti HIV, diare yang membutuhkan pemeriksaan penunjang kultur feses, dan endoskopi
Diagnostik dan penanganan TB paru disertai komplikasi (empyema, atelektasis,
No DIAGNOSIS PPK 1 PPK 2 PPK 3
3 Diare Diagnosis : Diare akut dengan /tanpa dehidrasi, diare dengan dehidrasi ringan-sedang Tatalaksana sesuai protocol
rujuk balik
Penegakan diagnostik dan terapi BP berat dengan ancaman gagal nafas sehingga membutuhkan ventilator, empysema dan sepsis. Penatalaksanaan Bronkhopneumoni
Penilaian klinis, diagnostik dgn pemeriksaan penunjang (lab dan rontgen)
Penilaian klinis, diagnostik dan terapi (BP ringan) sesuai MTBS
2 Bronko Pneumonia
Rujuk balik untuk th/ OAT rujuk balik untuk terapi OAT)
Multi Drug Resistance TB (MDR-TB)
hemoptysis, TB milier,
destroyed lung,
Penatalaksanaan diare ringan- sedang yang tidak dapat direhidrasi per oral, diare berat, diare akut dengan dehidrasi berat, diare disertai komplikasi seperti sepsis, gangguan elektrolit, (membutuhkan kultur feses)
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
Pemeriksaan penunjang (darah rutin) dan pemberian transfusi.
Rujuk balik paska perawatan
Tatalaksana DF/DHF dengan pemeriksaan darah rutin (Puskesmas DTP) bila memerlukan perawatan intensif Rujuk ke PPK 3
Penegakkan diagnosis, dengan pemeriksaan penunjang (IgG , IgM, NS1), DHF yang memerlukan perawatan intensif
gejala klinik Penanganan DHF Grade II sampai dengan DSS (DHF Grade III dan IV) Pemeriksaan penunjang Ig M dan Ig G
Rujuk balik untuk transfusi berkala
kontrol rutin penderita
hemosiderosis (chelating agent), splenektomi,
pencegahan dan penanganan komplikasi :
melalui Hb elektroforesa,
Penegakan diagnosis
8 Thalassemia Deteksi dini suspek thalassemia (skrining tanda serta gejala klinik: anemia, hepatosplenomegali)
epilepsi) Tatalaksana spastisitas, fisioterapi (klinik tumbuh kembang)
Tidak perlu dirujuk
7 ISPA Diagnosis dan tatalaksana ISPA TIDAK PERLU DIRUJUK
Bila memerlukan pemeriksaan khusus untuk etiologi (HIV/AIDS, kelainan Kongenital ) → Rujuk Rujuk balik ke PKM untuk pemantauan dan PMT
Penatalaksanaan komplikasi Diagnosis etiologi (HIV/AIDS, kelainan congenital, sindroma malabsorbsi) → Rujuk balik
PMT Rujuk
Tatalaksana gizi buruk Tatalaksana kegawatan dan tatalaksana kelainan khusus
6 Gizi buruk Deteksi Diagnosis dini
kembang dan stimulasi di rumah
pemantauan tumbuh
Tatalaksana dan fisioterapi, penilaian IQ (URM : fisioterapi, terapi bicara, terapi okupasi) Rujuk balik untuk
9 DF/DHF Skrining tanda serta
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
epileptikus refrakter/ memerlukan perawatan intensif ( PICU)
Tatalaksana simptopmatis
15 Morbili Diagnosis Penegakan diagnosis Tidak perlu di rujuk di PPK 3
3
Penatalaksanaan sampai dengan komplikasi ( Tifoid ensefalopati, perdarahan, perforasi usus) → Rujuk balik Tidak perlu di rujuk di PPK
gejala klinik Tatalaksana Demam Tifoid Pemeriksaan darah rutin (Puskesmas DTP)
14 Demam Tifoid Skrining tanda serta
Tatalaksana
kegawatdaruratan Tatalaksana kegawatdaruratan Diagnosis Etiologi Diagnosis etiologi Diagnosis etiologi Perawatan Bayi baru lahir level 2 Perawatan Bayi baru lahir level III Bila perlu perawatan intensif (Level III) → rujuk PPK 3 perawatan intensif → stabil → rujuk balikDeteksi kegawatan (BBLR, Infeksi/sepsis, Ikterus neonatorum, kejang neonatus, asfiksia) → Rujuk
13 Masalah neonates
Tatalaksana status konsulsivus refrakter/rawat intensif, pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnostik→ rujuk balik
Tatalaksana kejang demam (sederhana) Kejang demam kompleks dan kejang demam status konvulsivus, Bila perlu perawatan intensif/ status epileptikus refrakter→Rujuk
12 Kejang demam
Rujuk balik untuk pengobatan jangka panjang
epileptikus refrakter yang memerlukan PICU kontrol rutin penderita Rujuk jika terjadi status
10 Sindroma Nefrotik
Pengobatan dengan status
Pusat diagnositk epilepsi melalui EEG, CT Scan, MRI.
Penanganan status epileptikus (pemberian fenobarbital, fenitoin)
(pemberian diazepam),
Diagnosis berdasarkan gejala klinis, tatalaksana serangan kejang akut,
11 Epilepsi
Jika terjadi SN resisten steroid harus dirujuk
Rujuk balik untuk penanganan lanjutan, follow up remisi atau relaps
Rawat inap SN serangan pertama (jika dibutuhkan) rujuk balik untuk melanjutkan pengobatan
khemoterapi : siklofosfamid Rujuk untuk diagnosis pasti
steroid dengan
Penegakan diagnostis pasti Diagnosis lengkap dan tatalaksana SN resisten
Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan urin dipstik.
Tatalaksana komplikasi
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
Deteksi komplikasi Bila ada komplikasi
→
Rujuk
16 Meningitis Deteksi dan tatalaksana
kegawatan (Kejang)
→
Rujuk
Penatalaksanaan kegawatan Penatalaksanaan komplikasi dan perawatan intensif Diagnostic etiologi (Lumbal pungsi ) dan perawatan non intensif Penegakan diagnosis etiologi dan komplikasi (CT scan, MRI, EEG) Bila perlu perawatan intensif → Rujuk ke PPK 3
2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat
PENGELOLAAN PENYAKIT DALAM
1 DM Tipe 2 Tanpa komplikasi, NIDDM (4) TERKENDALI dengan Standar Kompetensi Dokter KKI 2006 1 obat hipoglikemik oral (OHO)
DM Tipe 2 Tanpa komplikasi, Tanpa komplikasi, TIDAK TIDAK TERKENDALI TERKENDALI dengan 1 dengan 1 OHO
OHO → pengelolaan rujuk Tanpa komplikasi,
TERKENDALI dengan 2 OHO rujuk balik
DM Tipe 2 Tanpa komplikasi, Tanpa komplikasi, TIDAK Terkendali TIDAK TERKENDALI TERKENDALI dengan 1 dengan 1 OHO OHO → pengelolaan rujuk BERKOMPLIKASI & rujuk balik
TERKENDALI dg 2 OHO TANPA KOMPLIKASI & TERKENDALI dengan Insulin BERKOMPLIKASI & TERKENDALI dg Insulin → dikelola 1 bulan Bila tidak terkendali rujuk ke PPK 3
DM tipe 2 Hipoglikemi Terkendali HIPOGLIKEMI (3B)
1. TEGAKKAN rujuk balik ke PPK 2 Standar Kompetensi Dokter DIAGNOSIS KLINIS KKI 2006
2. TERAPI PENDAHULUAN
3. RUJUK SEGERA
2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat
DM tipe 2 KOMPLIKASI AKUT Terkendali → pengelolaan Terkendali (KAD)
1. TEGAKKAN rujuk balik rujuk balik DIAGNOSIS KLINIS
2. TERAPI KOMPLIKASI AKUT (KAD) PENDAHULUAN rujuk
3. RUJUK (TIDAK TERKENDALI DALAM 48 JAM
DM tipe 2 KOMPLIKASI KRONIS Terkendali Terkendali → pengelolaan
1. TEGAKKAN rujuk balik rujuk balik DIAGNOSIS KLINIS
2. TERAPI Tidak terkendali dalam 2 PENDAHULUAN bulan
3. RUJUK rujuk
2 Hipertensi Hipertensi esensial Essential Hypertension (4) Esensial
Standar Kompetensi Dokter KKI 2006
Hipertensi Pengelolaan Esensial
Hipertensi krisis Terkendali → Pengelolaan rujuk rujuk balik
Hipertensi
1. TEGAKKAN Terkendali →Pengelolaan Tidak terkendali → Sekunder DIAGNOSIS KLINIS pengelolaan dan evaluasi
2. TERAPI rujuk balik Terkendali → Rujuk balik PENDAHULUAN
3. RUJUK
3 ASHD (Peny PJK Kronik Stabil PJK Kronik Stabil Jantung Koroner
1. TEGAKKAN Terkendali → pengelolaan
Kronik Stabil) DIAGNOSIS KLINIS RUJUK BALIK
2. TERAPI RUJUK KEMBALI PENDAHULUAN SETIAP 3 BULAN
3. RUJUK
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
TB Paru TB paru dg pneumotoraks Terkendali → pengelolaan
1. TEGAKKAN DIAGNOSA KLINIS
5 Diare dengan dehidrasi ringan sedang / berat dengan / tanpa komplikasi
2. RUJUK rujuk balik
Terkendali → pengelolaan (MDR/XDR)
1. TEGAKKAN DIAGNOSIS KLINIS
3. RUJUK TB Paru
rujuk balik
2. TERAPI PENDAHULUAN
Terkendali → pengelolaan (pengobatan ulang /berkomplikasi)
1. TEGAKKAN DIAGNOSIS KLINIS
2. RUJUK SEGERA TB Paru
rujuk balik
1. TEGAKKAN DIAGNOSIS KLINIS
(pneumotoraks)
tidak berkomplikasi Standar Kompetensi Dokter KKI 2006
ASHD (Sindroma Koroner Akut)
1. TEGAKKAN DIAGNOSIS KLINIS
Sindroma Koroner Akut (SKA)
Terkendali → pengelolaan Stabil/terkendali (evaluasi tiap 3 bulan)
1. TEGAKKAN DIAGNOSIS KLINIS
rujuk rujuk balik
2. TERAPI PENDAHULUAN
3. RUJUK ASHD (Gagal Jantung)
Terkendali → pengelolaan
Tuberculosis (4)
2. TERAPI PENDAHULUAN
rujuk balik
3. RUJUK rujuk setiap 3 bulan
4 TBP tidak
berkomplikasi
TBP kasus baru Uncomplicated Pulmonary
2. RUJUK jika tidak ada fasilitas DTP Terkendali → pengelolaan rujuk balik
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
2.Pengelolaan di PPK 1 dgn DTP Demam Dengue dg komplikasi
11 Gastritis
1. Tegakkan diagnosis
2. Pengelolaan di PPK
1 Dirujuk dengan catatan bila obat di PPK.1 tdk tersedia.
12 Demam Dengue
1.Tegakkan diagnosis
1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2
1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2
2.Rujuk DSS
1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 dgn fasilitas ICU
2.Rujuk
13 Gagal ginjal akut 1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 dgn fasilitas HD stabil, rujuk balik
2.Rujuk
14 GGK terminal
2.Rujuk
10 SLE
6 Goiter
1. Tegakkan diagnosis Terkendali → pengelolaan
1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2
2.Rujuk
7 COPD / Asma bronkiale
1.Tegakkan diagnosis Terkendali → pengelolaan
2.Rujuk rujuk balik
8 Pneumonia tanpa komplikasi
2. Pengelolaan di PPK
2. Rujuk Fisioterapi
1 rujuk balik
9 Arthritis tanpa komplikasi
1. Tegakkan diagnosis
2. Pengelolaan di PPK
1 Dirujuk bila ada komplikasi atau memerlukan fisioterapi
N Arthritis dengan komplikasi
1. Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2
1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 dg fasilitas HD Jika PPK. 2 tidak ada fasilitas HD
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 utk terapi ARV (ada tim konseling) Jika ada komplikasi.
Diagnosis tegak, Stabil rujuk balik
1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2.
2.Pengelolaan di PPK 1 dgn DTP Demam tifoid dgn komplikasi
1.Tegakkan diagnosis
21 Demam tifoid tanpa komplikasi
2.Rujuk
1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2
2.Rujuk jika fasilitas tdk lengkap Hepatitis kronis
Diagnosis tegak, Stabil rujuk balik
20 Hepatitis akut 1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2.
3.Rujuk
2.VCT
19 HIV
2.Rujuk atau sesama PPK.2 dg fasilitas sama
2.Rujuk
1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 dengan fasilitas endoskopi Jika PPK.2 tidak ada fasilitas endoskopi
18 Perdarahan saluran cerna
2.Rujuk
1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2
17 Leukemia
2.Rujuk
1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 Stabil rujuk balik
16 Anemia berat
2.Rujuk
1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 ( Rujuk balik untuk Tapering off, bisa dilakukan di PPK I)
15 Sindroma Nefrotik
2.Rujuk
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012 PENGELOLAAN PENYAKIT KEBIDANAN DAN KANDUNGAN No. DIAGNOSIS PPK 1 PPK 2 PPK 3
Eklamsi Pemberian MgSO4 Pemberian antihipertensi Rujuk ke PPK II
Tidak usah dirujuk ke PPK
Penilaian klinis dan diagnosis : USG baik → Rujuk balik
Skrining: sarankan untuk pemeriksaan USG ke PPK II
USG tidak baik → terminasi Abortus Insipiens
Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
Penilaian Klinis dan Diagnosis USG baik →kembalikan ke PPK I
Skrining Sarankan untuk pemeriksaan USG ke PPK II
2 Perdarahan Trimester 1: Abortus Imminens
NICU atau dengan komplikasi HELLP syndrome atau komplikasi lain
Tindakan terminasi kehamilan dan rawat bersama dengan bagian lain
Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus yang Memerlukan perawatan ICU
Perawatan/tindakan terminasi kehamilan Rujuk ke PPK II
1 Hipertensi Dalam Kehamilan : Hipertensi Gestasional
Pemberian MgSO4 Pemberian antihipertensi
Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi HELLP syndrome atau komplikasi lain
Skrining: Test Protein urine
Preeklamsi Berat
Rujuk ke PPK II Tidak ada tanda-tanda preeklamsi berat rujuk balik ke PPK I untuk oral antihipertensi
Penilaian klinis dan diagnosis : Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
Skrining: Test Protein urine
Preeklamsi Ringan
Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
Penilaian klinis dan diagnosis Tidak ada tanda-tanda preeklamsi →rujuk balik ke PPK I
Skrining : Test protein urine Therapi oral anti hipertensi dapat diberikan
III
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
Penilaian klinis dan diagnosis: Laparatomi Operatif
Solusio Plasenta
Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain seperti kelainan darah dan penyakit sistemik lainnya )
Penilaian klinis dan diagnosis: Perawatan/tindakan terminasi setelah baik → rujuk balik ke PPK I
KU baik → rujuk ke PPK II KU buruk → perbaiki KU sambil rujuk ke PPK II
Trimester 3: Perdarahan Antepartum Plasenta previa Skrining :
Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain (seperti kelainan darah dan penyakit sistemik lainnya)
Penilaian klinis dan diagnosis: Perawatan atau tindakan → setelah baik Rujuk balik ke PPK I
Skrining : Rujuk ke PPK II
Trimester 2: Perdarahan Midtrimester
Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain atau dengan riwayat infertilitas yang memerlukan keahlian subspesialis
Skrining : KU baik → Rujuk ke PPK II KU buruk → Perbaiki KU → Rujuk PPK II
USG tidak baik → terminasi Abortus Inkomplitus
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain seperti tirotoksikosis
Penilaian klinis dan diagnosis : Terminasi
Skrining : Rujuk ke PPK II
Penilaian klinis dan diagnosis Mola Hidatidosa
Skrining: Rujuk ke PPK II untuk pemeriksaan lanjut
Abortus Komplitus
Terminasi KU tidak baik →Perbaiki KU sambil di rujuk ke PPK II (boleh dilakukan kuret tumpul di PONED)
Penilaian klinis dan diagnosis : KU baik → rujuk ke PPK II
Skrining : Pemeriksaan awal
Skrining : Penilaian klinis dan diagnosis:
2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat
Tindakan terminasi KU baik → rujuk ke PPK II KU buruk → perbaiki KU sambil di rujuk ke PPK II
Post Partum: Perdarahan Post Partum Dini: Atonia Uteri Skrining:
Resusitasi cairan, Penilaian klinis dan Diagnosis dan pemberian O2 diagnosis: penatalaksanaan kasus dengan komplikasi
→ Rujuk ke PPK II sambil lakukan penyakit lain dekompresi manual
Luka jalan lahir Skrining: Penilaian klinis dan Diagnosis dan diagnosis : Penatalaksanaan kasus KU baik → Rujuk ke dengan komplikasi PPK II KU buruk → rujuk penyakit lain sambil resusitasi cairan dan pemberian O2
Retensio Skrining: Penilaian klinis dan Diagnosis plasenta diagnosis: Penatalaksanaan kasus
KU baik → Rujuk ke PPK II KU buruk → rujuk dengan komplikasi sambil resusitasi penyakit lain cairan dan pemberian O2
Sisa plasenta Skrining: Penilaian klinis dan Diagnosis diagnosis: KU baik → Rujuk ke Penatalaksanaan kasus PPK II KU buruk → rujuk dengan komplikasi sambil resusitasi penyakit lain cairan dan pemberian O2
Perdarahan Skrining: Penilaian klinis dan Diagnosis post partum diagnosis: lambat:
KU baik → Rujuk ke Penatalaksanaan kasus PPK II KU buruk → rujuk dengan komplikasi sambil resusitasi penyakit lain cairan dan pemberian O2
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
IUGR Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
Rujuk ke PPK II (dilakukan vakum di PONED)
Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
7 Persalinan tidak maju/Distosia
Rujuk ke PPK II Terminasi kehamilan
Gawat Janin Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain dan memerlukan perawatan NICU
Rujuk ke PPK II Perawatan konservatif atau terminasi Dan memerlukan perawatan NICU
Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
Rujuk ke PPK II Terminasi kehamilan Prematur Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis:
IUFD Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
Rujuk ke PPK II Dan memerlukan perawatan NICU
6 Kelainan Janin:
3 Kelainan Letak Skrining: Rujuk ke PPK II (PONED apabila letak sungsang dan pembukaan lengkap)
Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
Penilaian klinis dan diagnosis: konservatif atau terminasi
Skrining: Rujuk ke PPK II (skrening : sediakan lakmus test)
5 Ketuban Pecah Dini
Persalinan: terminasi
Rujuk ke PPK II untuk persalinan (pemeriksaan USG)
Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
4 Kehamilan Multiple
Persalinan : terminasi
Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
Penilaian klinis dan diagnosis: Dalam kehamilan : Versi luar apabila berhasil menjadi letak kepala → Rujuk balik ke PPK I
Terminasi
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
Skrining: Rujuk ke PPK II
Diagnosis dan penanganan sepsis dan memerlukan tindakan diagnosis lanjut atau perawatan ICU
13 Infeksi Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis.
Spesialis lain yang tidak ada di PPK II
ICU/CICU Rujuk ke PPK II NICU
Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis Memerlukan perawatan
12 Kehamilan dengan Komplikasi lain
NICU. Perlu pemeriksaan lanjutan ECHO
ICU/CICU Terminasi kehamilan (dokter IPD harus ada di PPK II bila ingin di rawat)
Penilaian klinis dan diagnosis: Memerlukan perawatan
Decompensatio Cordis FC III-IV
8 Panggul Sempit Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
Penilaian klinis dan diagnosis: Perawatan konservatif atau terminasi kehamilan
Skrining: Rujuk ke PPK II
11 Penyakit Jantung: Decompensatio Cordis FC I – II
Perbaiki KU sambil rujuk ke PPK II Laparotomi eksploratif
10 Ruptura Uteri Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
Rujuk ke PPK II Terminasi
Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain
9 Bekas Seksio sesarea Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis:
Rujuk ke PPK II Terminasi
Tanda-tanda infeksi
2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat
PENGELOLAAN PENYAKIT BEDAH
No DIAGNOSIS PPK 1 PPK 2 PPK 3
1 Appendicitis Skrining tanda serta Appendectomy Appendectomy Acute gejala klinik laparoskopiDiver
Edukasi Rujuk ke PPK 2 Kontrol Luka Jika yakin pasien akan setelah stabil→ Rujuk balik ke RS, beri therapi pendahuluan (Antibiotik dan analgetik)
2 Hemorhoid Penilaian klinis, Haemorroidectomy interna Diagnostik dan terapi Kontrol luka (Haemmorrhoid Gr I dan II) Rujuk ke PPK 2 Setelah stabil rujuk balik (Haemorrhoid Gr III dan IV)
3 Fistula ani Penegakan Diagnosis Fistulectomy simple Therapi pendahuluan Setelah stabil rujuk ke PPK
1 Rujuk ke PPK 2
4 Fissura ani Penegakkan Diagnosis Therapi dan tindak lanjutan Therapi Pendahuluan Setelah stabil rujuk kembali ke PPK 1 Rujuk ke PPK 2
5 Cholelithiasis Deteksi gejala klinik Penegakkan Diagnosis Penanganan oleh Subspesialis
Therapi Simptomatis melalui Pemeriksaan Bila telah stabi → Penunjang rujuk kembali ke PPK 2
Rujuk ke PPK 2 Therapi Pendahuluan Tindakan operasi Bila dg penyulit rujuk ke PPK 3
6 Hernia Edukasi Hernioraphy inguinalis lateralis reponibilis
2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat
Simptomatis Setelah stabil rujuk kembali ke PPK 1 Rujuk ke PPK 2
7 Fibro Deteksi dini Ekstirpasi dan PA Jaringan Adenoma
Simptomatis Mammae
Rujuk Ke PPK 2 (FAM)
8 Lipoma Simptomatis Ekstirpasi dlm narkose
umum
Ekstirpasi dan Rujuk kembali ke PPK I
untuk perawatan luka
perawatan luka post eksisi Rujuk ke PPK 2 bila : Multiple Lipoma, Tanda2 keganasan
9 Ateroma Simptomatis Ekstirpasi dlm narkose
umum
Ekstirpasi dan perawatan luka post eksisi Rujuk ke PPK 2 bila : Rujuk kembali ke PPK I Giant Ateroma untuk perawatan luka
10 Struma Deteksi gejala dan Penanganan lebih lanjut Penanganan Nodosa Pemeriksaan Fisik (eksisi) Subspesialistik
Edukasi Simptomatik Rujuk ke PPK 3 jika Jika terkontrol, rujuk Rujuk memerlukan penegakkan kembali ke PPK 2
diagnostic dan penanganan subspelialistik
2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat
PENGELOLAAN PENYAKIT THT-KL NO DIAGNOSIS PPK 1 PPK 2 PPK 3
1 Otitis Media skrining tanda dan - Penilaian klinis - Penilaian Klinis Supuratif gejala klinik Kronik dengan
Rujuk ke PPK 2 - Foto Rontgen - Foto Rontgen schuller penyulit ( Schuller dan Stenver ) dan Stenver
- Kultur resistensi - CT Scan telinga
- Operasi - Kultur resist
- Pemeriksaan Oto-
- Rujuk ke PPK 3 bila : Mikroskopi
1. Komplikasi - Tindakan : bedah mikro intrakranial telinga
2. Komplikasi intratemporal
3. Otorea menetap setelah terapi Maksimal
2 Tumor Kepala Skrining tanda dan - Skrining tanda dan gejala - Skrining tanda dan gejala Leher gejala klinis klinis klinis
a. Karsinoma - Nasofaringoskopi - Nasofaringoskopi Nasofaring
b. Karsinoma Sinonasal - Biopsi, FNAB - FNAB
c. Karsinoma - Menerima rujukan balik Laring dari PPK 3 - Biopsi dengan endoskopi
d. Tumor di untuk perbaikan leher Keadaan Umum (lokal anestesi)
- Operasi dengan endoskopi
- Operasi kasus dengan penyulit
- Radiotherapi - Kemoiradiasi - Kontrol setelah tindakan 6 bulan
Pertama
- Rujuk balik ke PPK 2 untuk perbaikan
Keadaan umum
3 Rinosinusitis - Skrining tanda dan - Skrining tanda dan gejala - Nasoendoskopi dengan/tanpa gejala klinik klinis polip disertai - Terapi sesuai - Pemeriksaan THT-KL - Kultur resistensi
2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat
penyulit Pedoman lengkap Tatalaksana - Nasoendoskopi - CT Scan Sinus Paranasal
- Tindakan bedah sinus
- Kultur resistensi endoskopi tingkat lanjut
- Rontgen sinus ( waters,
Caldwelluck)
- Tindakan bedah hidung sinus konvensional
4 Rhinitis Alergi Skrining tanda dan Skrining tanda dan gejala - Skrining tanda dan gejala gejala klinis klinis klinis
- Nasoendoskopi - Pemeriksaan tes alergi
(Skin Prick Test)
- Immunoterapi
5 Epistaksis Skrining tanda dan Nasoendoskopi → - - Skrining tanda dan gejala gejala klinis klinis mencari sumber
- Tampon hidung anterior Perdarahan - Bila perdarahan tetap - Tampon hidung anterior tidak dapat teratasi dan posterior
→ Rujuk ke PPK III - Ligasi
6 Benda Asing di - Skrining tanda dan - Skrining tanda dan gejala Ekstraksi benda asing esophagus gejala klinis klinis dengan esofagoskopi kaku
- Foto rontgen soft - Foto rontgen soft tissue dalan narkose umum
Tissues leher AP dan leher AP dan Lateral lateral
7 Benda asing di - Skrining tanda dan - Skrining tanda dan gejala Ekstraksi benda asing Bronkus gejala klinis klinis dengan bronkoskopi kaku dan atau
- Foto Thoraks - Foto thoraks bronkoskopi lentur dalam narkose umum
8 Speech Skrining tanda dan - Skrining tanda dan gejala - Pemeriksaan Brain delayed gejala klinis klinis Evoked Respon Audiometri ( BERA )
(Terlambat - Pemeriksaan Emisi - Pemeriksaan Auditory bicara) Otoakustik Steady State Respon
- Terapi Wicara
2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat
PENGELOLAAN PENYAKIT SYARAF (NEUROLOGI) DIAGNOSIS NO PPK 1 PPK 2 PPK 3 (RAWAT INAP)
1 STROKE Skrining tanda serta Diagnostik dan Diagnostik dan Perdarahan gejala klinik penanganan stroke PIS penanganan stroke PIS Intra Serebral disertai komplikasi inrakranial (TTIK) dan ekstrakanial (emboli paru, respiratory failure)
Penanganan sesuai Manitol 20% (antiedema), CT Scan kepala guideline stroke penanganan factor resiko, Terapi : antiedem, operatif rehabilitasi (sesuai atas indikasi, rehabilitasi
→ Rujuk ke PPK 1 guideline stroke) Pemeriksaan penunjang
Setelah lewat fase akut → (EKG, Foto Thorax, profil rujuk balik lipid, pemeriksaan darah perifer lengkap) Setelah lewat fase akut → rujuk balik Bila disertai tanda-tanda TTIK→ rujuk PPK 3
2 STROKE Skrining tanda serta Diagnostik dan Diagnostik dan
INFARK gejala klinik penanganan stroke infark penanganan stroke infark dengan komplikasi dengan komplikasi Pemeriksaan penunjang : EKG, Ro-Thorax, pemeriksaan darah perifer lengkap, faktor resiko (gula darah, profil lipid,asam urat) neuroprotektan, Terapi: manitol 20%, anti Pemeriksaan penunjang antiplatelet agregasi, platelet agregasi, (EKG, ,CT-scan kepala atas penanganan faktor antikoagulan atas indikasi, indikasi, USG resiko (sesuai penanganan factor resiko karotis,Transcranial guideline stroke) dan komplikasi Doppler,Echocardiografi)
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
Bila ada komplikasi akut (intra dan ekstrakranial) atau ada tanda- tanda TTIK →
Rujuk ke PPK 2 (sesuai guideline stroke) Terapi : manitol 20%, anti agregasi platelet, antikoagula atas indikasi, fisioterapi (sesuai guideline stroke) Perbaikan→ rujuk balik
FISIOTERAPI Setelah lewat fase akut → rujuk balik Bila komplikasi berat dan tidak tertangani → rujuk ke PPK 3
3 Meningitis serosa Skrining tanda serta gejala klinik
Diagnostik dan penanganan Pemeriksaan Penunjang : LP, pemeriksaan darah rutin, kimia, elektrolit, sputum BTA, foto thorax
Diagnostik dan penanganan komplikasi meningitis
Rujuk ke PPK 2 Terapi (kortikosteroid, obat anti tuberkulosa) Pemeriksaan penunjang : CT scan bila ada tanda- tanda TTIK, LP dengan pemeriksaan kultur Terapi sesuai diagnostik, dexamethason, operatif bila tanda-tanda TTIK akut
Setelah stabil rujuk ke PPK 1 untuk lanjutan OAT Perbaikan→rujuk balik PPK
2 bila ada tanda-tanda TTIK atau perb urukan klinis → rujuk ke PPK 3
4 Tetanus Skrining tanda serta gejala klinik Therapi dan tindak lanjutan Tetanus grade II :
Tindakan lanjutan : tracheostomi Penanganan komplikasi tetanus (kejang tidak teratasi, disotonomi, pneumonia aspirasi , respiratory failure hebat, kardiomipati, fraktur kompresi)
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
Terapi Pendahuluan : debridement luka, ATS 10.000 u, TT 0,5 cc, Oksigen, diazepam injeksi, metronidazole 3x500mg antibiotic (tetrasiklin 4x500mg)→ Tetanus grade I
ATS/HTIG injeksi, TT (bila belum diberikan di PPK 1), EKG, Foto thorax
Perbaikan → rujuk balik Tetanus grade II - V → Rujuk ke PPK 2
Terapi : metronidazole 3x500mg (14 hari), tetrasiklin 4x500 mg (10 hari), debidrement, diazepam injeksi) Setelah perbaikan rujuk kembali ke PPK 1 Tetanus grade III- V → rujuk ke PPK 3
5 ENSEFALITIS Skrining tanda serta gejala klinik Penegakkan Diagnosis : LP Penanganan komplikasi pada ensefalitis (status epileptikus), perlu perawatan ruang intensif
Penanganan kejang : diazepam injeksi Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan darah, foto thorax, EEG,
Pemeriksaan penunjang : LP, EEG, CT Scan, pemeriksaan antigen - antibodi spesifik untuk virus
Antiviral (acyclovir) Therapi pemberian obat anti kejang, antiviral, antipiretik,
Perbaikan→rujuk balik Therapi Simptomatis : untuk demam (parasetamol)
Kejang berulang sampai status → rujuk ke PPK 3 Rujuk ke PPK 2
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
6 MYELORADIKU LOPATI Skrining tanda serta gejala klinik
Penegakkan Diagnosis dan penatalaksanaan Penegakan diagnostik dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang : Foto polos vertebra (bila belum dilakukan), MRI (atas indikasi), bone scanning (bila ada kecurigaan Ca metastasis)
Simptomatis : anti nyeri (Na diklofenak) dan tirah baring
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan darah, foto thorax, foto vertebra, myelografi
Terapi : operatif, analgetik, fisioterapi Rujuk ke PPK 2 Terapi : anti nyeri (Na diklofenak)
Rujuk ke PPK 3 Rujuk balik bila tidak mau operasi atau penanganan khusus
7 MYELOPATI Skrining tanda serta gejala klinik Penegakkan Diagnosis dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang: foto polos vertebra, pemeriksaan darah, myelografi
Penegakan diagnostik dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang : Foto polos vertebra, MRI
Rujuk Ke PPK 2 Bila terdapat progresivitas → Rujuk Ke PPK 3
Terapi : operatif (sesuai indikasi)
8 RADIKULOPATI Skrining tanda serta
gejala klinik Penegakkan Diagnosis dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang: foto polos vertebra, pemeriksaan darah, EMG
Penegakan diagnostik dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang : Foto vertebra, EMG,MRI bila ada indikasi
Simptomatis : anti nyeri (Na diklofenak) Terapi : operatif sesuai indikasi
2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat
Bila tidak ada Bila gejala defisit perbaikan Rujuk ke neurologis berat atau PPK 1 terapi simptomatis tidak ada perbaikan →rujuk ke
PPK 3
9 STATUS Diagnosa berdasarkan Penanganan status Diagnostik status
EPILEPTIKUS gejala klinis, epileptikus, mencari epileptikus (EEG, CT scan, tatalaksana serangan etiologi. MRI) Penanganan di kejang akut ruang intensif (pemberian diazepam Bila perbaikan dan kejang dan loading dose OAE) terkontrol → Rujuk balik segera rujuk PPK 1 PPK 2
Rujuk ke PPK 3 jika terjadi status epileptikus refrakter/yang memerlukan perawatan intensif (ICU), pemberian OAE
10 SOL Diagnosa berdasarkan Diagnostik dan Penanganan Subspesialistik
( Tumor gejala klinis penanganan lebih lanjut (operatif, kemoterapi, Intrakranial TTIK (gejala berupa radioterapi) dan infeksi penurunan kesadaran, intrakranial ) muntah, nyeri kepala, papiledema)
Penatalaksanaan : Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang : dexamethason dan foto polos tengkorak, CT PA Scan kepala dengan ranitidine injeksi →
Rujuk PPK 2 kontras Jika perbaikan, rujuk kembali ke PPK 2
Rujuk ke PPK 3 jika memerlukan penegakkan diagnostic dan penanganan subspesialistik
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012 NO DIAGNOSIS (RAWAT JALAN) PPK 1 PPK 2 PPK 3
1 Sequele Stroke Skrining tanda dan gejala klinis dan faktor resiko
Penanganan faktor resiko dan kecacatan (rehabilitasi)
- Penanganan preventif stroke sekunder, faktor resiko, fisioterapi
Bila ada perbaikan fungsi → rujuk balik PPK 1
Sesuai guideline stroke Bila deficit neurologis berat → rujuk ke PPK 2
2 Radikulopati Skrining tanda dan gejala klinis Penegakkan Diagnosis dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang: foto polos vertebra,EMG bila alat tersedia, CT myelo sesuai indikasi, pemeriksaan darah
Penegakan diagnostik dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang : Foto vertebra, EMG,MRI bila ada indikasi
Simptomatis : anti nyeri (Na diklofenak), bila tdk ada perubahan rujuk ke PPK 2
Bila gejala defisit neurologis berat atau terapi simptomatis tidak ada perbaikan →rujuk ke PPK 3
Terapi : simptomatis dan causal, operatif sesuai indikasi
Bila ada red flag rujuk ke PPK 2 Bila ada gejala dan tanda red flag rujuk ke PPRK 3
3 CTS Skrining tanda dan gejala klinis Diagnosa dan penanganan Penanganan dan diagnostic
Penanganan simptomatik analgetik, dan posisioning
EMG bila alat tersedia, USG carpal tunnel, mencari factor resiko
EMG
2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat
bila ada deficit penanganan analgetik terapi medikamentosa neurologi → rujuk ke deksamethason injeksi operatif bila ada indikasi PPK 2 fisioterapi bila nyeri teratasi → rujuk bila nyeri teratasi → rujuk balik PPK 1 balik PPK 2 bila deficit neurologi berat (atrofi) → rujuk ke PPK 3
4 Parkinson Skrining tanda dan Diagnosa dan penanganan, Diagnosa dan penanganan gejala klinis mencari factor resiko Parkinson Rujuk ke PPK 2 Obat antiparkinson Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan darah untuk Bila gejala terkontrol → mencari faktor resiko rujuk balik ke PPK 2
Bila gejala tidak teratasi atau efek samping obat → rujuk ke PPK 3 Parkinson sekunder → rujuk ke PPK 3 Bila ada perbaikan rujuk ke PPK 1
5 Nyeri kepala Skrining tanda dan Diagnosa dan penanganan Diagnosa dan penanganan gejala klinis, nyeri kepala primer nyeri kepala penegakkan diagnose berdasarkan guideline nyeri kepala perdossi
Bila nyeri kepala teratasi → Pemeriksaan CT Scan, MRI rujuk balik PPK 1 sesuai indikasi
Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012
Terapi sesuai guideline epilepsy dengan kombinasi obat
Diagnosa dan penanganan
gejala klinis Diagnosa dan penanganan, mencari etiologi
Bila kejang terkontrol → rujuk balik Ke PPK 2
Bila kejang tidak terkontrol → rujuk ke 3
Terapi kombinasi obat lini pertama dan lini kedua sesuai guideline epilepsy
Pemeriksaan darah rutin, elektrolit, SGOT, SGPT Setelah kejang terkontrol → rujuk balik ke PPK 1
EEG, MRI Bila kejang tidak terkontrol dengan 2 jenis obat antiepilepsi lini pertama → rujuk ke PPK 2
Bila nyeri kepala tidak terkontrol, ada nyeri kepala sekunder dan terdapat tanda-tanda bahaya nyeri kepala (red flag) → rujuk ke PPK 2
Pemeriksaan penunjang : EEG, pemeriksaan darah rutin, elektrolit, SGOT, SGPT
Diagnosa dan penanganan kejang terapi sesuai guideline epilepsy perdossi
Diagnosa dan penanganan kejang pada epilepsi dan mencari etiologi
6 Epilepsi Skrining tanda dan gejala klinis, penegakkan diagnosa berdasarkan bangkitan
Bila sudah tertangani → rujuk balik ke PPK 2 Bila teratasi → rujuk balik PPK 1
Nyeri kepala sekunder periksa → konsul mata, THT, gigi dll sesuai kausal
Nyeri kepala dengan red flag → rujuk ke PPK 3 Penanganan nyeri kepala sekunder, operatif bila ada indikasi
7 Vertigo Skrining tanda dan
2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat
terapi simptomatik pemeriksaan factor resiko, MRI sesuai indikasi CT Scan kepala bila alat tersedia,
Bila ada deficit konsul THT Tindakan operatif sesuai neurologi dan indikasi progresif → Rujuk PPK
Terapi simptomatik, Terapi simptomatik, 2 untuk mencari fisioterapi fisioterapi etiologi dan penanganan
Bila gejala tidak teratasi → bila gejala teratasi → rujuk rujuk ke PPK 3 balik ke PPK 2
8 Nyeri Skrining tanda dan Diagnosa dan penanganan Diagnosa dan penanganan
(termasuk gejala klinis serta mencari etiologi nyeri punggung bawah) terapi simptomatik Penanganan nyeri : EMG, MRI sesuai indikasi analgetik, fisioterapi Bila ada tanda-tanda Pemeriksaan foto polos Tindakan operatif sesuai red flag LBP dan vertebra, EMG sesuai indikasi indikasi dan bila tersedia tanda radikuler → rujuk ke PPK 2 alatnya