PEDOMAN STANDAR PENGELOLAAN PENYAKIT BERDASARKAN KEWENANGAN TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN

  2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat

  

PEDOMAN STANDAR PENGELOLAAN PENYAKIT

BERDASARKAN KEWENANGAN

TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN

I. PENDAHULUAN

  

Pembangunan Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi hak dasar rakyat untuk

memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan yang telah

dilakukan selama ini bertujuan untuk meningkatkan derajat dan status kesehatan bagi

seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu pemerintah menetapkan Pembangunan Kesehatan

dalam Program Pembangunan Nasional.

  

Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan tingkat

dasar sampai dengan rujukan yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangani

masalah kesehatan di masyarakat. Meskipun pendekatan pelayanan kesehatan sama tetapi

fokus penekanan pelayanan berbeda sesuai dengan kemampuan yang ada pada tiap fasilitas

pelayanan kesehatan. Agar kesinambungan pelayanan kesehatan pada masyarakat dapat

terwujud, diperlukan sistem rujukan yang berjenjang dan terstruktur, dimana ada kejelasan

peran dan fungsinya sesuai tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelayanan medis di

pemberi pelayanan kesehatan harus senantiasa dipertahankan bahkan ditingkatkan agar

tercapai pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan. Demi

Tercapainya penyelenggaraan pelayanan medis yang memenuhi standar tersebut perlu

pedoman pengelolaan berdasarkan kewenangan di tingkat pelayanan kesehatan. Untuk itu

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat bersama FK UNPAD, RSUP Hasan Sadikin Bandung dan

Organisasi Profesi telah menyusun Pedoman Standar Pengelolaan Penyakit Berdasarkan

Kewenangan Tingkat Pelayanan Kesehatan.

  

Buku ini menginformasikan bagaimana pengelolaan penyakit mulai dari pelayanan dasar

sampai pelayanan rujukan, perlu tidaknya kasus tersebut dirujuk berdasarkan kewenangan

tingkat pelayanan kesehatan. Sehingga diharapkan dapat menjadi acuan dalam peningkatan

kompetensi tenaga kesehatan di pemberi pelayanan kesehatan.

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

II. DASAR HUKUM 1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

  2. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128/MENKES/SK/II/2004, tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.

  3. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit

  III. TUJUAN Umum : Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang optimal berdasarkan kewenangan dan kompetensi di tiap jenjang pelayanan kesehatan.

  Khusus :

  • Tersusunnya pedoman pengelolaan penyakit berdasarkan kewenangan Pemberi Pelayanan Kesehatan - Dasar pengkajian untuk rencana pengembangan dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan

  IV. PENYAKIT DAN PENGELOLAANNYA

Pengelompokan penyakit dan bagaimana pengelolaannya berdasarkan kewenangan di

setiap tingkat pelayanan kesehatan terdiri dari :

  • Penyakit Anak - Penyakit Dalam - Penyakit Kebidanan dan Kandungan - Penyakit Bedah - Penyakit THT-KL
  • Penyakit Neurologi (Syaraf)
  • Penyakit Kulit Kelamin - Penyakit Mata - Penyakit Jiwa (Psikiatri)
  • Penyakit Gigi dan Mulut

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

PENGELOLAAN PENYAKIT ANAK

  1 TB Paru Skrining tanda serta gejala klinik Penilaian klinis dan diagnostik (Tes PPD, rontgen thorax)

   Dehidrasi berat bisa ditangani di Puskesmas DTP 

  Diagnostik dan skrining CP dgn comorbid (gangguan pendengaran, pengelihatan, RM,

  Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) Diagnostik kelaianan perkembangan (Denver, Cat/Clam),

  5 Cerebal Palsy (CP)

   Bila tidak dilakukan operatif rujuk balik 

  kateterisasi jantung Tatalaksana PJB Operatif  TIDAK RUJUK BALIK 

  echocardiography dan

  Diagnosis dan tatalaksana PJB dengan pemeriksaan

  Diagnosis PJB melalui pemeriksaan penunjang (EKG, rontgen thorax), penatalaksanaan penyakit penyerta PJB

  Deteksi dini PJB, tatalaksana penyakit penyerta pada PJB.

  4 Penyakit jantung bawaan (PJB)

   rujuk balik dan penyuluhan 

  Diagnosis etiologi dan talaksana diare persisten / kronis, diare dengan penyakit penyerta seperti HIV, diare yang membutuhkan pemeriksaan penunjang kultur feses, dan endoskopi

  Diagnostik dan penanganan TB paru disertai komplikasi (empyema, atelektasis,

  No DIAGNOSIS PPK 1 PPK 2 PPK 3

  3 Diare Diagnosis : Diare akut dengan /tanpa dehidrasi, diare dengan dehidrasi ringan-sedang  Tatalaksana sesuai protocol

   rujuk balik 

  Penegakan diagnostik dan terapi BP berat dengan ancaman gagal nafas sehingga membutuhkan ventilator, empysema dan sepsis. Penatalaksanaan Bronkhopneumoni

  Penilaian klinis, diagnostik dgn pemeriksaan penunjang (lab dan rontgen)

  Penilaian klinis, diagnostik dan terapi (BP ringan) sesuai MTBS

  2 Bronko Pneumonia

  Rujuk balik untuk th/ OAT  rujuk balik untuk terapi OAT) 

  Multi Drug Resistance TB (MDR-TB)

  hemoptysis, TB milier,

  destroyed lung,

  Penatalaksanaan diare ringan- sedang yang tidak dapat direhidrasi per oral, diare berat, diare akut dengan dehidrasi berat, diare disertai komplikasi seperti sepsis, gangguan elektrolit, (membutuhkan kultur feses)

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  Pemeriksaan penunjang (darah rutin) dan pemberian transfusi.

   Rujuk balik paska perawatan 

  Tatalaksana DF/DHF dengan pemeriksaan darah rutin (Puskesmas DTP) bila memerlukan perawatan intensif Rujuk ke PPK 3

  Penegakkan diagnosis, dengan pemeriksaan penunjang (IgG , IgM, NS1), DHF yang memerlukan perawatan intensif

  gejala klinik Penanganan DHF Grade II sampai dengan DSS (DHF Grade III dan IV) Pemeriksaan penunjang Ig M dan Ig G

   Rujuk balik untuk transfusi berkala 

  kontrol rutin penderita

  hemosiderosis (chelating agent), splenektomi,

  pencegahan dan penanganan komplikasi :

  melalui Hb elektroforesa,

  Penegakan diagnosis

  8 Thalassemia Deteksi dini suspek thalassemia (skrining tanda serta gejala klinik: anemia, hepatosplenomegali)

  epilepsi) Tatalaksana spastisitas, fisioterapi (klinik tumbuh kembang)

  Tidak perlu dirujuk

  7 ISPA Diagnosis dan tatalaksana ISPA  TIDAK PERLU DIRUJUK

  Bila memerlukan pemeriksaan khusus untuk etiologi (HIV/AIDS, kelainan Kongenital ) → Rujuk Rujuk balik ke PKM untuk pemantauan dan PMT

  Penatalaksanaan komplikasi Diagnosis etiologi (HIV/AIDS, kelainan congenital, sindroma malabsorbsi) → Rujuk balik

  PMT Rujuk

  Tatalaksana gizi buruk Tatalaksana kegawatan dan tatalaksana kelainan khusus

  6 Gizi buruk Deteksi Diagnosis dini

  kembang dan stimulasi di rumah 

  pemantauan tumbuh

  Tatalaksana dan fisioterapi, penilaian IQ (URM : fisioterapi, terapi bicara, terapi okupasi)  Rujuk balik untuk

9 DF/DHF Skrining tanda serta

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  epileptikus refrakter/ memerlukan perawatan intensif ( PICU)

  Tatalaksana simptopmatis

  15 Morbili Diagnosis Penegakan diagnosis Tidak perlu di rujuk di PPK 3

  3

  Penatalaksanaan sampai dengan komplikasi ( Tifoid ensefalopati, perdarahan, perforasi usus) → Rujuk balik Tidak perlu di rujuk di PPK

  gejala klinik Tatalaksana Demam Tifoid Pemeriksaan darah rutin (Puskesmas DTP)

  14 Demam Tifoid Skrining tanda serta

  

Tatalaksana

kegawatdaruratan Tatalaksana kegawatdaruratan Diagnosis Etiologi Diagnosis etiologi Diagnosis etiologi Perawatan Bayi baru lahir level 2 Perawatan Bayi baru lahir level III Bila perlu perawatan intensif (Level III) → rujuk PPK 3 perawatan intensif → stabil → rujuk balik

  Deteksi kegawatan (BBLR, Infeksi/sepsis, Ikterus neonatorum, kejang neonatus, asfiksia) Rujuk

  13 Masalah neonates

  Tatalaksana status konsulsivus refrakter/rawat intensif, pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnostik→ rujuk balik

  Tatalaksana kejang demam (sederhana) Kejang demam kompleks dan kejang demam status konvulsivus, Bila perlu perawatan intensif/ status epileptikus refrakter→Rujuk

  12 Kejang demam

   Rujuk balik untuk pengobatan jangka panjang 

  epileptikus refrakter yang memerlukan PICU kontrol rutin penderita Rujuk jika terjadi status

  10 Sindroma Nefrotik

  Pengobatan dengan status

  Pusat diagnositk epilepsi melalui EEG, CT Scan, MRI.

  Penanganan status epileptikus (pemberian fenobarbital, fenitoin)

  (pemberian diazepam),

  Diagnosis berdasarkan gejala klinis, tatalaksana serangan kejang akut,

  11 Epilepsi

  Jika terjadi SN resisten steroid harus dirujuk

   Rujuk balik untuk penanganan lanjutan, follow up remisi atau relaps 

  Rawat inap SN serangan pertama (jika dibutuhkan) rujuk balik untuk melanjutkan pengobatan

  khemoterapi : siklofosfamid Rujuk untuk diagnosis pasti

  steroid dengan

  Penegakan diagnostis pasti Diagnosis lengkap dan tatalaksana SN resisten

  Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan urin dipstik.

  Tatalaksana komplikasi

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  Deteksi komplikasi Bila ada komplikasi

  

  Rujuk

16 Meningitis Deteksi dan tatalaksana

  kegawatan (Kejang)

  

  Rujuk

  Penatalaksanaan kegawatan Penatalaksanaan komplikasi dan perawatan intensif Diagnostic etiologi (Lumbal pungsi ) dan perawatan non intensif Penegakan diagnosis etiologi dan komplikasi (CT scan, MRI, EEG) Bila perlu perawatan intensif → Rujuk ke PPK 3

  2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat

PENGELOLAAN PENYAKIT DALAM

  1 DM Tipe 2 Tanpa komplikasi, NIDDM (4) TERKENDALI dengan Standar Kompetensi Dokter KKI 2006 1 obat hipoglikemik oral (OHO)

  DM Tipe 2 Tanpa komplikasi, Tanpa komplikasi, TIDAK TIDAK TERKENDALI TERKENDALI dengan 1 dengan 1 OHO

  OHO → pengelolaan  rujuk Tanpa komplikasi,

  TERKENDALI dengan 2 OHO  rujuk balik

  DM Tipe 2 Tanpa komplikasi, Tanpa komplikasi, TIDAK Terkendali TIDAK TERKENDALI TERKENDALI dengan 1 dengan 1 OHO OHO → pengelolaan  rujuk  BERKOMPLIKASI &  rujuk balik 

  TERKENDALI dg 2 OHO TANPA KOMPLIKASI & TERKENDALI dengan Insulin BERKOMPLIKASI & TERKENDALI dg Insulin → dikelola 1 bulan Bila tidak terkendali  rujuk ke PPK 3 

  DM tipe 2 Hipoglikemi Terkendali HIPOGLIKEMI (3B)

  1. TEGAKKAN  rujuk balik ke PPK 2 Standar Kompetensi Dokter DIAGNOSIS KLINIS KKI 2006

  2. TERAPI PENDAHULUAN

  3. RUJUK SEGERA

  2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat

  DM tipe 2 KOMPLIKASI AKUT Terkendali → pengelolaan Terkendali (KAD)

  1. TEGAKKAN  rujuk balik  rujuk balik  DIAGNOSIS KLINIS

  2. TERAPI KOMPLIKASI AKUT (KAD) PENDAHULUAN rujuk

  3. RUJUK (TIDAK TERKENDALI DALAM 48 JAM 

  DM tipe 2 KOMPLIKASI KRONIS Terkendali Terkendali → pengelolaan

  1. TEGAKKAN  rujuk balik   rujuk balik  DIAGNOSIS KLINIS

  2. TERAPI Tidak terkendali dalam 2 PENDAHULUAN bulan

  3. RUJUK  rujuk 

  2 Hipertensi Hipertensi esensial Essential Hypertension (4) Esensial

  Standar Kompetensi Dokter KKI 2006

  Hipertensi Pengelolaan Esensial

  Hipertensi krisis Terkendali → Pengelolaan  rujuk   rujuk balik 

  Hipertensi

  1. TEGAKKAN Terkendali →Pengelolaan Tidak terkendali → Sekunder DIAGNOSIS KLINIS pengelolaan dan evaluasi

  2. TERAPI  rujuk balik  Terkendali → Rujuk balik PENDAHULUAN

  3. RUJUK 

  3 ASHD (Peny PJK Kronik Stabil PJK Kronik Stabil Jantung Koroner

  1. TEGAKKAN Terkendali → pengelolaan

  Kronik Stabil) DIAGNOSIS KLINIS RUJUK BALIK

  2. TERAPI RUJUK KEMBALI PENDAHULUAN SETIAP 3 BULAN

  3. RUJUK  

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  TB Paru TB paru dg pneumotoraks Terkendali → pengelolaan

  1. TEGAKKAN DIAGNOSA KLINIS

  5 Diare dengan dehidrasi ringan sedang / berat dengan / tanpa komplikasi

  2. RUJUK  rujuk balik 

  Terkendali → pengelolaan (MDR/XDR)

  1. TEGAKKAN DIAGNOSIS KLINIS

  3. RUJUK TB Paru

   rujuk balik 

  2. TERAPI PENDAHULUAN

  Terkendali → pengelolaan (pengobatan ulang /berkomplikasi)

  1. TEGAKKAN DIAGNOSIS KLINIS

  2. RUJUK SEGERA TB Paru

   rujuk balik 

  1. TEGAKKAN DIAGNOSIS KLINIS

  (pneumotoraks)

  tidak berkomplikasi Standar Kompetensi Dokter KKI 2006

  ASHD (Sindroma Koroner Akut)

  1. TEGAKKAN DIAGNOSIS KLINIS

  Sindroma Koroner Akut (SKA)

  Terkendali → pengelolaan Stabil/terkendali (evaluasi tiap 3 bulan)

  1. TEGAKKAN DIAGNOSIS KLINIS

   rujuk   rujuk balik 

  2. TERAPI PENDAHULUAN

  3. RUJUK ASHD (Gagal Jantung)

  Terkendali → pengelolaan

  Tuberculosis (4)

  2. TERAPI PENDAHULUAN

   rujuk balik 

  3. RUJUK  rujuk setiap 3 bulan 

  4 TBP tidak

  berkomplikasi

  TBP kasus baru Uncomplicated Pulmonary

  2. RUJUK jika tidak ada fasilitas DTP Terkendali → pengelolaan  rujuk balik

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  2.Pengelolaan di PPK 1 dgn DTP Demam Dengue dg komplikasi

  11 Gastritis

  1. Tegakkan diagnosis

  2. Pengelolaan di PPK

  1 Dirujuk dengan catatan bila obat di PPK.1 tdk tersedia.

  12 Demam Dengue

  1.Tegakkan diagnosis

  1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2

  1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2

  2.Rujuk DSS

  1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 dgn fasilitas ICU

  2.Rujuk

  13 Gagal ginjal akut 1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 dgn fasilitas HD  stabil, rujuk balik

  2.Rujuk

  14 GGK terminal

  2.Rujuk

  10 SLE

  6 Goiter

  1. Tegakkan diagnosis Terkendali → pengelolaan

  1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2

  2.Rujuk

  7 COPD / Asma bronkiale

  1.Tegakkan diagnosis Terkendali → pengelolaan

  2.Rujuk  rujuk balik 

  8 Pneumonia tanpa komplikasi

  2. Pengelolaan di PPK

  2. Rujuk Fisioterapi

  1  rujuk balik 

  9 Arthritis tanpa komplikasi

  1. Tegakkan diagnosis

  2. Pengelolaan di PPK

  1 Dirujuk bila ada komplikasi atau memerlukan fisioterapi

  N Arthritis dengan komplikasi

  1. Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2

  1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 dg fasilitas HD Jika PPK. 2 tidak ada fasilitas HD

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 utk terapi ARV (ada tim konseling) Jika ada komplikasi.

  Diagnosis tegak, Stabil  rujuk balik

  1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2.

  2.Pengelolaan di PPK 1 dgn DTP Demam tifoid dgn komplikasi

  1.Tegakkan diagnosis

  21 Demam tifoid tanpa komplikasi

  2.Rujuk

  1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2

  2.Rujuk jika fasilitas tdk lengkap Hepatitis kronis

  Diagnosis tegak, Stabil  rujuk balik

  20 Hepatitis akut 1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2.

  3.Rujuk

  2.VCT

  19 HIV

  2.Rujuk atau sesama PPK.2 dg fasilitas sama

  2.Rujuk

  1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 dengan fasilitas endoskopi Jika PPK.2 tidak ada fasilitas endoskopi

  18 Perdarahan saluran cerna

  2.Rujuk

  1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2

  17 Leukemia

  2.Rujuk

  1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 Stabil  rujuk balik

  16 Anemia berat

  2.Rujuk

  1.Tegakkan diagnosis Pengelolaan di PPK.2 ( Rujuk balik untuk Tapering off, bisa dilakukan di PPK I)

  15 Sindroma Nefrotik

  2.Rujuk

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012 PENGELOLAAN PENYAKIT KEBIDANAN DAN KANDUNGAN No. DIAGNOSIS PPK 1 PPK 2 PPK 3

  Eklamsi Pemberian MgSO4 Pemberian antihipertensi Rujuk ke PPK II

  Tidak usah dirujuk ke PPK

  Penilaian klinis dan diagnosis : USG baik → Rujuk balik

  Skrining: sarankan untuk pemeriksaan USG ke PPK II

  USG tidak baik → terminasi Abortus Insipiens

  Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  Penilaian Klinis dan Diagnosis USG baik →kembalikan ke PPK I

  Skrining Sarankan untuk pemeriksaan USG ke PPK II

  2 Perdarahan Trimester 1: Abortus Imminens

  NICU atau dengan komplikasi HELLP syndrome atau komplikasi lain

  Tindakan terminasi kehamilan dan rawat bersama dengan bagian lain

  Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus yang Memerlukan perawatan ICU

  Perawatan/tindakan terminasi kehamilan Rujuk ke PPK II

  1 Hipertensi Dalam Kehamilan : Hipertensi Gestasional

  Pemberian MgSO4 Pemberian antihipertensi

  Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi HELLP syndrome atau komplikasi lain

  Skrining: Test Protein urine

  Preeklamsi Berat

  Rujuk ke PPK II Tidak ada tanda-tanda preeklamsi berat rujuk balik ke PPK I untuk oral antihipertensi

  Penilaian klinis dan diagnosis : Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  Skrining: Test Protein urine

  Preeklamsi Ringan

  Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  Penilaian klinis dan diagnosis Tidak ada tanda-tanda preeklamsi →rujuk balik ke PPK I

  Skrining : Test protein urine Therapi oral anti hipertensi dapat diberikan

  III

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  Penilaian klinis dan diagnosis: Laparatomi Operatif

  Solusio Plasenta

  Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain seperti kelainan darah dan penyakit sistemik lainnya )

  Penilaian klinis dan diagnosis: Perawatan/tindakan terminasi setelah baik → rujuk balik ke PPK I

  KU baik → rujuk ke PPK II KU buruk → perbaiki KU sambil rujuk ke PPK II

  Trimester 3: Perdarahan Antepartum Plasenta previa Skrining :

  Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain (seperti kelainan darah dan penyakit sistemik lainnya)

  Penilaian klinis dan diagnosis: Perawatan atau tindakan → setelah baik Rujuk balik ke PPK I

  Skrining : Rujuk ke PPK II

  Trimester 2: Perdarahan Midtrimester

  Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain atau dengan riwayat infertilitas yang memerlukan keahlian subspesialis

  Skrining : KU baik → Rujuk ke PPK II KU buruk → Perbaiki KU → Rujuk PPK II

  USG tidak baik → terminasi Abortus Inkomplitus

  Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

  Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain seperti tirotoksikosis

  Penilaian klinis dan diagnosis : Terminasi

  Skrining : Rujuk ke PPK II

  Penilaian klinis dan diagnosis Mola Hidatidosa

  Skrining: Rujuk ke PPK II untuk pemeriksaan lanjut

  Abortus Komplitus

  Terminasi KU tidak baik →Perbaiki KU sambil di rujuk ke PPK II (boleh dilakukan kuret tumpul di PONED)

  Penilaian klinis dan diagnosis : KU baik → rujuk ke PPK II

  Skrining : Pemeriksaan awal

  Skrining : Penilaian klinis dan diagnosis:

  2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat

  Tindakan terminasi KU baik → rujuk ke PPK II KU buruk → perbaiki KU sambil di rujuk ke PPK II

  Post Partum: Perdarahan Post Partum Dini: Atonia Uteri Skrining:

  Resusitasi cairan, Penilaian klinis dan Diagnosis dan pemberian O2 diagnosis: penatalaksanaan kasus dengan komplikasi

  → Rujuk ke PPK II sambil lakukan penyakit lain dekompresi manual

  Luka jalan lahir Skrining: Penilaian klinis dan Diagnosis dan diagnosis : Penatalaksanaan kasus KU baik → Rujuk ke dengan komplikasi PPK II KU buruk → rujuk penyakit lain sambil resusitasi cairan dan pemberian O2

  Retensio Skrining: Penilaian klinis dan Diagnosis plasenta diagnosis: Penatalaksanaan kasus

  KU baik → Rujuk ke PPK II KU buruk → rujuk dengan komplikasi sambil resusitasi penyakit lain cairan dan pemberian O2

  Sisa plasenta Skrining: Penilaian klinis dan Diagnosis diagnosis: KU baik → Rujuk ke Penatalaksanaan kasus PPK II KU buruk → rujuk dengan komplikasi sambil resusitasi penyakit lain cairan dan pemberian O2

  Perdarahan Skrining: Penilaian klinis dan Diagnosis post partum diagnosis: lambat:

  KU baik → Rujuk ke Penatalaksanaan kasus PPK II KU buruk → rujuk dengan komplikasi sambil resusitasi penyakit lain cairan dan pemberian O2

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  IUGR Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  Rujuk ke PPK II (dilakukan vakum di PONED)

  Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  7 Persalinan tidak maju/Distosia

  Rujuk ke PPK II Terminasi kehamilan

  Gawat Janin Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain dan memerlukan perawatan NICU

  Rujuk ke PPK II Perawatan konservatif atau terminasi Dan memerlukan perawatan NICU

  Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  Rujuk ke PPK II Terminasi kehamilan Prematur Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis:

  IUFD Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  Rujuk ke PPK II Dan memerlukan perawatan NICU

  6 Kelainan Janin:

  3 Kelainan Letak Skrining: Rujuk ke PPK II (PONED apabila letak sungsang dan pembukaan lengkap)

  Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  Penilaian klinis dan diagnosis: konservatif atau terminasi

  Skrining: Rujuk ke PPK II (skrening : sediakan lakmus test)

  5 Ketuban Pecah Dini

  Persalinan: terminasi

  Rujuk ke PPK II untuk persalinan (pemeriksaan USG)

  Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  4 Kehamilan Multiple

  Persalinan : terminasi

  Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  Penilaian klinis dan diagnosis: Dalam kehamilan : Versi luar apabila berhasil menjadi letak kepala → Rujuk balik ke PPK I

  Terminasi

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  Skrining: Rujuk ke PPK II

  Diagnosis dan penanganan sepsis dan memerlukan tindakan diagnosis lanjut atau perawatan ICU

  13 Infeksi Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis.

  Spesialis lain yang tidak ada di PPK II

  ICU/CICU Rujuk ke PPK II NICU

  Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis Memerlukan perawatan

  12 Kehamilan dengan Komplikasi lain

  NICU. Perlu pemeriksaan lanjutan ECHO

  ICU/CICU Terminasi kehamilan (dokter IPD harus ada di PPK II bila ingin di rawat)

  Penilaian klinis dan diagnosis: Memerlukan perawatan

  Decompensatio Cordis FC III-IV

  8 Panggul Sempit Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  Penilaian klinis dan diagnosis: Perawatan konservatif atau terminasi kehamilan

  Skrining: Rujuk ke PPK II

  11 Penyakit Jantung: Decompensatio Cordis FC I – II

  Perbaiki KU sambil rujuk ke PPK II Laparotomi eksploratif

  10 Ruptura Uteri Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis: Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  Rujuk ke PPK II Terminasi

  Diagnosis dan penatalaksanaan kasus dengan komplikasi penyakit lain

  9 Bekas Seksio sesarea Skrining: Penilaian klinis dan diagnosis:

  Rujuk ke PPK II Terminasi

  Tanda-tanda infeksi

  2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat

PENGELOLAAN PENYAKIT BEDAH

  No DIAGNOSIS PPK 1 PPK 2 PPK 3

  1 Appendicitis Skrining tanda serta Appendectomy Appendectomy Acute gejala klinik laparoskopiDiver

  Edukasi Rujuk ke PPK 2 Kontrol Luka Jika yakin pasien akan setelah stabil→ Rujuk balik ke RS, beri therapi pendahuluan (Antibiotik dan analgetik)

  2 Hemorhoid Penilaian klinis, Haemorroidectomy interna Diagnostik dan terapi Kontrol luka (Haemmorrhoid Gr I dan II) Rujuk ke PPK 2 Setelah stabil rujuk balik (Haemorrhoid Gr III dan IV)

  3 Fistula ani Penegakan Diagnosis Fistulectomy simple Therapi pendahuluan Setelah stabil rujuk ke PPK

  1 Rujuk ke PPK 2

  4 Fissura ani Penegakkan Diagnosis Therapi dan tindak lanjutan Therapi Pendahuluan Setelah stabil rujuk kembali ke PPK 1 Rujuk ke PPK 2

  5 Cholelithiasis Deteksi gejala klinik Penegakkan Diagnosis Penanganan oleh Subspesialis

  Therapi Simptomatis melalui Pemeriksaan Bila telah stabi → Penunjang rujuk kembali ke PPK 2

  Rujuk ke PPK 2 Therapi Pendahuluan Tindakan operasi Bila dg penyulit rujuk ke PPK 3

  6 Hernia Edukasi Hernioraphy inguinalis lateralis reponibilis

  2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat

  Simptomatis Setelah stabil rujuk kembali ke PPK 1 Rujuk ke PPK 2

  7 Fibro Deteksi dini Ekstirpasi dan PA Jaringan Adenoma

  Simptomatis Mammae

  Rujuk Ke PPK 2 (FAM)

  8 Lipoma Simptomatis Ekstirpasi dlm narkose

umum

  Ekstirpasi dan Rujuk kembali ke PPK I

  untuk perawatan luka

  perawatan luka post eksisi Rujuk ke PPK 2 bila : Multiple Lipoma, Tanda2 keganasan

  9 Ateroma Simptomatis Ekstirpasi dlm narkose

umum

  Ekstirpasi dan perawatan luka post eksisi Rujuk ke PPK 2 bila : Rujuk kembali ke PPK I Giant Ateroma untuk perawatan luka

  10 Struma Deteksi gejala dan Penanganan lebih lanjut Penanganan Nodosa Pemeriksaan Fisik (eksisi) Subspesialistik

  Edukasi Simptomatik Rujuk ke PPK 3 jika Jika terkontrol, rujuk Rujuk memerlukan penegakkan kembali ke PPK 2

  diagnostic dan penanganan subspelialistik

  2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat

  PENGELOLAAN PENYAKIT THT-KL NO DIAGNOSIS PPK 1 PPK 2 PPK 3

  1 Otitis Media skrining tanda dan - Penilaian klinis - Penilaian Klinis Supuratif gejala klinik Kronik dengan

  Rujuk ke PPK 2 - Foto Rontgen - Foto Rontgen schuller penyulit ( Schuller dan Stenver ) dan Stenver

  • Kultur resistensi - CT Scan telinga
  • Operasi - Kultur resist
  • Pemeriksaan Oto-
  • Rujuk ke PPK 3 bila : Mikroskopi

  1. Komplikasi - Tindakan : bedah mikro intrakranial telinga

  2. Komplikasi intratemporal

  3. Otorea menetap setelah terapi Maksimal

  2 Tumor Kepala Skrining tanda dan - Skrining tanda dan gejala - Skrining tanda dan gejala Leher gejala klinis klinis klinis

  a. Karsinoma - Nasofaringoskopi - Nasofaringoskopi Nasofaring

  b. Karsinoma Sinonasal - Biopsi, FNAB - FNAB

  c. Karsinoma - Menerima rujukan balik Laring dari PPK 3 - Biopsi dengan endoskopi

  d. Tumor di untuk perbaikan leher Keadaan Umum (lokal anestesi)

  • Operasi dengan endoskopi
  • Operasi kasus dengan penyulit
  • Radiotherapi - Kemoiradiasi - Kontrol setelah tindakan 6 bulan

  Pertama

  • Rujuk balik ke PPK 2 untuk perbaikan

  Keadaan umum

  3 Rinosinusitis - Skrining tanda dan - Skrining tanda dan gejala - Nasoendoskopi dengan/tanpa gejala klinik klinis polip disertai - Terapi sesuai - Pemeriksaan THT-KL - Kultur resistensi

  2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat

  penyulit Pedoman lengkap Tatalaksana - Nasoendoskopi - CT Scan Sinus Paranasal

  • Tindakan bedah sinus
  • Kultur resistensi endoskopi tingkat lanjut
  • Rontgen sinus ( waters,

  Caldwelluck)

  • Tindakan bedah hidung sinus konvensional

  4 Rhinitis Alergi Skrining tanda dan Skrining tanda dan gejala - Skrining tanda dan gejala gejala klinis klinis klinis

  • Nasoendoskopi - Pemeriksaan tes alergi

  (Skin Prick Test)

  • Immunoterapi

  5 Epistaksis Skrining tanda dan Nasoendoskopi → - - Skrining tanda dan gejala gejala klinis klinis mencari sumber

  • Tampon hidung anterior Perdarahan - Bila perdarahan tetap - Tampon hidung anterior tidak dapat teratasi dan posterior

  → Rujuk ke PPK III - Ligasi

  6 Benda Asing di - Skrining tanda dan - Skrining tanda dan gejala Ekstraksi benda asing esophagus gejala klinis klinis dengan esofagoskopi kaku

  • Foto rontgen soft - Foto rontgen soft tissue dalan narkose umum

  Tissues leher AP dan leher AP dan Lateral lateral

  7 Benda asing di - Skrining tanda dan - Skrining tanda dan gejala Ekstraksi benda asing Bronkus gejala klinis klinis dengan bronkoskopi kaku dan atau

  • Foto Thoraks - Foto thoraks bronkoskopi lentur dalam narkose umum

  8 Speech Skrining tanda dan - Skrining tanda dan gejala - Pemeriksaan Brain delayed gejala klinis klinis Evoked Respon Audiometri ( BERA )

  (Terlambat - Pemeriksaan Emisi - Pemeriksaan Auditory bicara) Otoakustik Steady State Respon

  • Terapi Wicara

  2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat

  PENGELOLAAN PENYAKIT SYARAF (NEUROLOGI) DIAGNOSIS NO PPK 1 PPK 2 PPK 3 (RAWAT INAP)

  1 STROKE Skrining tanda serta Diagnostik dan Diagnostik dan Perdarahan gejala klinik penanganan stroke PIS penanganan stroke PIS Intra Serebral disertai komplikasi inrakranial (TTIK) dan ekstrakanial (emboli paru, respiratory failure)

  Penanganan sesuai Manitol 20% (antiedema), CT Scan kepala guideline stroke penanganan factor resiko, Terapi : antiedem, operatif rehabilitasi (sesuai atas indikasi, rehabilitasi

  → Rujuk ke PPK 1 guideline stroke)  Pemeriksaan penunjang

  Setelah lewat fase akut → (EKG, Foto Thorax, profil rujuk balik lipid, pemeriksaan darah perifer lengkap) Setelah lewat fase akut → rujuk balik Bila disertai tanda-tanda TTIK→ rujuk PPK 3

  2 STROKE Skrining tanda serta Diagnostik dan Diagnostik dan

  INFARK gejala klinik penanganan stroke infark penanganan stroke infark dengan komplikasi dengan komplikasi Pemeriksaan penunjang : EKG, Ro-Thorax, pemeriksaan darah perifer lengkap, faktor resiko (gula darah, profil lipid,asam urat) neuroprotektan, Terapi: manitol 20%, anti Pemeriksaan penunjang antiplatelet agregasi, platelet agregasi, (EKG, ,CT-scan kepala atas penanganan faktor antikoagulan atas indikasi, indikasi, USG resiko (sesuai penanganan factor resiko karotis,Transcranial guideline stroke) dan komplikasi Doppler,Echocardiografi)

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  Bila ada komplikasi akut (intra dan ekstrakranial) atau ada tanda- tanda TTIK →

  Rujuk ke PPK 2 (sesuai guideline stroke) Terapi : manitol 20%, anti agregasi platelet, antikoagula atas indikasi, fisioterapi (sesuai guideline stroke) Perbaikan→ rujuk balik

  FISIOTERAPI Setelah lewat fase akut → rujuk balik Bila komplikasi berat dan tidak tertangani → rujuk ke PPK 3

  3 Meningitis serosa Skrining tanda serta gejala klinik

  Diagnostik dan penanganan Pemeriksaan Penunjang : LP, pemeriksaan darah rutin, kimia, elektrolit, sputum BTA, foto thorax

  Diagnostik dan penanganan komplikasi meningitis

  Rujuk ke PPK 2 Terapi (kortikosteroid, obat anti tuberkulosa) Pemeriksaan penunjang : CT scan bila ada tanda- tanda TTIK, LP dengan pemeriksaan kultur Terapi sesuai diagnostik, dexamethason, operatif bila tanda-tanda TTIK akut

  Setelah stabil rujuk ke PPK 1 untuk lanjutan OAT Perbaikan→rujuk balik PPK

  2 bila ada tanda-tanda TTIK atau perb urukan klinis → rujuk ke PPK 3

  4 Tetanus Skrining tanda serta gejala klinik Therapi dan tindak lanjutan Tetanus grade II :

  Tindakan lanjutan : tracheostomi Penanganan komplikasi tetanus (kejang tidak teratasi, disotonomi, pneumonia aspirasi , respiratory failure hebat, kardiomipati, fraktur kompresi)

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  Terapi Pendahuluan : debridement luka, ATS 10.000 u, TT 0,5 cc, Oksigen, diazepam injeksi, metronidazole 3x500mg antibiotic (tetrasiklin 4x500mg)→ Tetanus grade I

  ATS/HTIG injeksi, TT (bila belum diberikan di PPK 1), EKG, Foto thorax

  Perbaikan → rujuk balik Tetanus grade II - V → Rujuk ke PPK 2

  Terapi : metronidazole 3x500mg (14 hari), tetrasiklin 4x500 mg (10 hari), debidrement, diazepam injeksi) Setelah perbaikan rujuk kembali ke PPK 1 Tetanus grade III- V → rujuk ke PPK 3

  5 ENSEFALITIS Skrining tanda serta gejala klinik Penegakkan Diagnosis : LP Penanganan komplikasi pada ensefalitis (status epileptikus), perlu perawatan ruang intensif

  Penanganan kejang : diazepam injeksi Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan darah, foto thorax, EEG,

  Pemeriksaan penunjang : LP, EEG, CT Scan, pemeriksaan antigen - antibodi spesifik untuk virus

  Antiviral (acyclovir) Therapi pemberian obat anti kejang, antiviral, antipiretik,

  Perbaikan→rujuk balik Therapi Simptomatis : untuk demam (parasetamol)

  Kejang berulang sampai status → rujuk ke PPK 3 Rujuk ke PPK 2

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  6 MYELORADIKU LOPATI Skrining tanda serta gejala klinik

  Penegakkan Diagnosis dan penatalaksanaan Penegakan diagnostik dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang : Foto polos vertebra (bila belum dilakukan), MRI (atas indikasi), bone scanning (bila ada kecurigaan Ca metastasis)

  Simptomatis : anti nyeri (Na diklofenak) dan tirah baring

  Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan darah, foto thorax, foto vertebra, myelografi

  Terapi : operatif, analgetik, fisioterapi Rujuk ke PPK 2 Terapi : anti nyeri (Na diklofenak)

  Rujuk ke PPK 3 Rujuk balik bila tidak mau operasi atau penanganan khusus

  7 MYELOPATI Skrining tanda serta gejala klinik Penegakkan Diagnosis dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang: foto polos vertebra, pemeriksaan darah, myelografi

  Penegakan diagnostik dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang : Foto polos vertebra, MRI

  Rujuk Ke PPK 2 Bila terdapat progresivitas → Rujuk Ke PPK 3

  Terapi : operatif (sesuai indikasi)

8 RADIKULOPATI Skrining tanda serta

  gejala klinik Penegakkan Diagnosis dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang: foto polos vertebra, pemeriksaan darah, EMG

  Penegakan diagnostik dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang : Foto vertebra, EMG,MRI bila ada indikasi

  Simptomatis : anti nyeri (Na diklofenak) Terapi : operatif sesuai indikasi

  2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat

  Bila tidak ada Bila gejala defisit perbaikan Rujuk ke neurologis berat atau PPK 1 terapi simptomatis tidak ada perbaikan →rujuk ke

  PPK 3

9 STATUS Diagnosa berdasarkan Penanganan status Diagnostik status

  EPILEPTIKUS gejala klinis, epileptikus, mencari epileptikus (EEG, CT scan, tatalaksana serangan etiologi. MRI) Penanganan di kejang akut ruang intensif (pemberian diazepam Bila perbaikan dan kejang dan loading dose OAE) terkontrol → Rujuk balik segera rujuk PPK 1 PPK 2

  Rujuk ke PPK 3 jika terjadi status epileptikus refrakter/yang memerlukan perawatan intensif (ICU), pemberian OAE

10 SOL Diagnosa berdasarkan Diagnostik dan Penanganan Subspesialistik

  ( Tumor gejala klinis penanganan lebih lanjut (operatif, kemoterapi, Intrakranial TTIK (gejala berupa radioterapi) dan infeksi penurunan kesadaran, intrakranial ) muntah, nyeri kepala, papiledema)

  Penatalaksanaan : Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang : dexamethason dan foto polos tengkorak, CT PA Scan kepala dengan ranitidine injeksi →

  Rujuk PPK 2 kontras Jika perbaikan, rujuk kembali ke PPK 2

  Rujuk ke PPK 3 jika memerlukan penegakkan diagnostic dan penanganan subspesialistik

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012 NO DIAGNOSIS (RAWAT JALAN) PPK 1 PPK 2 PPK 3

  1 Sequele Stroke Skrining tanda dan gejala klinis dan faktor resiko

  Penanganan faktor resiko dan kecacatan (rehabilitasi)

  • Penanganan preventif stroke sekunder, faktor resiko, fisioterapi

  Bila ada perbaikan fungsi → rujuk balik PPK 1

  Sesuai guideline stroke Bila deficit neurologis berat → rujuk ke PPK 2

  2 Radikulopati Skrining tanda dan gejala klinis Penegakkan Diagnosis dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang: foto polos vertebra,EMG bila alat tersedia, CT myelo sesuai indikasi, pemeriksaan darah

  Penegakan diagnostik dan penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang : Foto vertebra, EMG,MRI bila ada indikasi

  Simptomatis : anti nyeri (Na diklofenak), bila tdk ada perubahan rujuk ke PPK 2

  Bila gejala defisit neurologis berat atau terapi simptomatis tidak ada perbaikan →rujuk ke PPK 3

  Terapi : simptomatis dan causal, operatif sesuai indikasi

  Bila ada red flag  rujuk ke PPK 2 Bila ada gejala dan tanda red flag  rujuk ke PPRK 3

  3 CTS Skrining tanda dan gejala klinis Diagnosa dan penanganan Penanganan dan diagnostic

  Penanganan simptomatik analgetik, dan posisioning

  EMG bila alat tersedia, USG carpal tunnel, mencari factor resiko

  EMG

  2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat

  bila ada deficit penanganan analgetik terapi medikamentosa neurologi → rujuk ke deksamethason injeksi operatif bila ada indikasi PPK 2 fisioterapi bila nyeri teratasi → rujuk bila nyeri teratasi → rujuk balik PPK 1 balik PPK 2 bila deficit neurologi berat (atrofi) → rujuk ke PPK 3

  4 Parkinson Skrining tanda dan Diagnosa dan penanganan, Diagnosa dan penanganan gejala klinis mencari factor resiko Parkinson Rujuk ke PPK 2 Obat antiparkinson Pemeriksaan CT Scan

  Pemeriksaan darah untuk Bila gejala terkontrol → mencari faktor resiko rujuk balik ke PPK 2

  Bila gejala tidak teratasi atau efek samping obat → rujuk ke PPK 3 Parkinson sekunder → rujuk ke PPK 3 Bila ada perbaikan rujuk ke PPK 1

  5 Nyeri kepala Skrining tanda dan Diagnosa dan penanganan Diagnosa dan penanganan gejala klinis, nyeri kepala primer nyeri kepala penegakkan diagnose berdasarkan guideline nyeri kepala perdossi

  Bila nyeri kepala teratasi → Pemeriksaan CT Scan, MRI rujuk balik PPK 1 sesuai indikasi

  Dinkes Provinsi Jawa Barat 2012

  Terapi sesuai guideline epilepsy dengan kombinasi obat

  Diagnosa dan penanganan

  gejala klinis Diagnosa dan penanganan, mencari etiologi

  Bila kejang terkontrol → rujuk balik Ke PPK 2

  Bila kejang tidak terkontrol → rujuk ke 3

  Terapi kombinasi obat lini pertama dan lini kedua sesuai guideline epilepsy

  Pemeriksaan darah rutin, elektrolit, SGOT, SGPT Setelah kejang terkontrol → rujuk balik ke PPK 1

  EEG, MRI Bila kejang tidak terkontrol dengan 2 jenis obat antiepilepsi lini pertama → rujuk ke PPK 2

  Bila nyeri kepala tidak terkontrol, ada nyeri kepala sekunder dan terdapat tanda-tanda bahaya nyeri kepala (red flag) → rujuk ke PPK 2

  Pemeriksaan penunjang : EEG, pemeriksaan darah rutin, elektrolit, SGOT, SGPT

  Diagnosa dan penanganan kejang terapi sesuai guideline epilepsy perdossi

  Diagnosa dan penanganan kejang pada epilepsi dan mencari etiologi

  6 Epilepsi Skrining tanda dan gejala klinis, penegakkan diagnosa berdasarkan bangkitan

  Bila sudah tertangani → rujuk balik ke PPK 2 Bila teratasi → rujuk balik PPK 1

  Nyeri kepala sekunder periksa → konsul mata, THT, gigi dll sesuai kausal

  Nyeri kepala dengan red flag → rujuk ke PPK 3 Penanganan nyeri kepala sekunder, operatif bila ada indikasi

7 Vertigo Skrining tanda dan

  2012 Dinkes Provinsi Jawa Barat

  terapi simptomatik pemeriksaan factor resiko, MRI sesuai indikasi CT Scan kepala bila alat tersedia,

  Bila ada deficit konsul THT Tindakan operatif sesuai neurologi dan indikasi progresif → Rujuk PPK

  Terapi simptomatik, Terapi simptomatik, 2 untuk mencari fisioterapi fisioterapi etiologi dan penanganan

  Bila gejala tidak teratasi → bila gejala teratasi → rujuk rujuk ke PPK 3 balik ke PPK 2

  

8 Nyeri Skrining tanda dan Diagnosa dan penanganan Diagnosa dan penanganan

  (termasuk gejala klinis serta mencari etiologi nyeri punggung bawah) terapi simptomatik Penanganan nyeri : EMG, MRI sesuai indikasi analgetik, fisioterapi Bila ada tanda-tanda Pemeriksaan foto polos Tindakan operatif sesuai red flag LBP dan vertebra, EMG sesuai indikasi indikasi dan bila tersedia tanda radikuler → rujuk ke PPK 2 alatnya