MAKALAH JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTR

OLEH :
1. TEMI TIMOTIUS D. NGEDY (1301132039)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat,
berkat dan bimbingan-Nya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam makalah ini penulis membahas tentang “Distribusi Tenaga Listrik”.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam pemahaman mahasiswa
mengenai Distribusi Tenaga Listrik.
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung penulis dalam meyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan usul dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan dalam penulisan berikutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.


Kupang, 02 Oktober 2015

Penulis

i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................................i
Daftar Isi ...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................2
C. Tujuan Makalah ........................................................................................2
D. Manfaat Makalah ......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Jaringan Distribusi Tenaga Listrik .............................................................4
B. Pengaruh Keandalan Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Dari Pembangkit
Sampai Ke Konsumen ..............................................................................5
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .....................................................................................................17

B. Saran ...............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

ii

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sistim kelistrikan adalah kondisi dari

konstruksi pada Jaringan distribus itenaga listrik yang meliputi Jaringan Tegangan Menengah
(JTM), Gardu Distribusi, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Tenaga Lisrik
(Rumah/Pelayanan). Dalam pelaksanaan konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik, sebagian
unit pelaksana Jaringan Tenaga Listrik yang disusun sendiri‐sendiri, hal ini mengakibatkan

timbulnya beberapa standar yang berbeda dibeberapa tempat dikarenakan perbedaan sistim dan
konsultan serta pelaksana kontruksi tersebut terdapat keberagaman baik dalam criteria desain
maupun model/struktur konstruksinya yang disesuaikan dengan kondisi sistim kelistrikan
setempat, selain itu secara teknis ada yang tidak lengkap, tidak konsisten dalam penerapannya
dan belum seluruhnya disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pelayanan.
Saat ini dalam pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sistim distribusi pada unit unit
PLN diseluruh wilayah Indonesia mengacu pada salah satu standar enjiniring yang ada pada
pengelolaan /standard PLN Distribusi Jawa Bali Oleh Karen itu, perlu dibuat suatu standar
konstruksi yang baik dengan criteria desain yang samadan mempertimbangkan perbedaan sistim,
perkembangan teknologi serta tuntutan pelayanan. Kriteria disain standar konstruksi ini akan
menjadi dasar Standar Konstruksi Jaringan Distribusi yang akan disusun direncanakan dapat
ditetapkan untuk digunakan sebagai tipikal pedoman konstruksi atau acuan dalam melakukan
perencanaan, pembangunan dan perbaikan Jaringan Distribusi tenaga listrik bagi PLN seluruh
Indonesia sehingga diperoleh tingkat unjuk kerja, keandalan dan efisiensi pengelolaan asset
sistim distribusi yang optimal. Memperhatikan besarnya lingkup stan Memperhatikan besarnya
lingkup standarisasi kontruksi yang harus dilaksanakan, pembuatan standar konstruksi sistim
distribusi tenaga listrik ini dilakukan secara bertahap dimana untuk tahap kajian ini dibatasi pada
pembuatan standar Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi.Penyusunan Detail Standar
Konstruksi Jaringan Distribusi disusun dilaksanakan terpisah setelah penetapan prioritas detail
Standar Konstruksi Jaringan Distribusi

Pada pendistribusian tenaga listrik kepengguna tenaga listrik di suatukawasan, penggunaan
system Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama menghindarkanrugirugi penyaluran (losses) dengan kwalita spersyaratan tegangan yang harus dipenuhi
PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

1

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan
di Indonesia adalah 20 kV, konstruksi JTM wajib memenuhi criteria enjinering keamanan
ketenaga listrikan, termasuk didalamnya adalah jarak aman minimal antara Fase dengan
lingkungan dan antara Fase dengan tanah, bila jaringan tersebut menggunakan Saluran Udara
atau ketahanan Isolasi jika menggunakan Kabel Udara Pilin Tegangan Menengah atau Kabel
Bawah Tanah Tegangan Menengah serta kemudahan dalam hal pengoperasian atau pemeliharaan
Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) pada jaringan utama. Hal ini dimaksudkan
sebagai usaha menjaga keandalan kontinyuitas pelayanan konsumen.
Ukuran dimensikonstruksi selain untuk pemenuhan syarat pendistribusian daya, juga wajib
memperhatikan syarat ketahanan isolasi penghantar untuk keamanan pada tegangan 20 kV.

Lingkup Jaringan Tegangan Menengah pada system distribusi di Indonesia dimulai dari terminal
keluar (out-going) pemutus tenaga dari transformator penurun tegangan Gardu Indukat
autransformator penaik tegangan pada Pembangkit untuk system distribusi skala kecil, hingga
peralatan pemisah/proteksisisi masuk (in-coming) transformatordistribusi 20 kV - 231/400V

B.

PERUMUSAN MASALAH
 Pengertian dan Fungsi Distribusi Tenaga Listrik
 Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik
 Tegangan Sistem Distribusi Sekunder
 Gardu Distribusi
 Trafo Distribusi
 Pelayanan Konsumen
 Dasar-dasar Perencanaan Jaringan Distribusi

C.

TUJUAN MAKALAH
Setelah Membaca Makalah ini diharapkan dapat mengetahui : Pengertian dan Fungsi

Distribusi TenagaListrik, Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik, Tegangan Sistem
Distribusi Sekunder, Gardu Distribusi, Trafo Distribuis, Pelayanan Konsumen dan Dasardasar Perencanaan Jaringan Distribusi.

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

2

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

D.

2015

MANFAAT MAKALAH
Manfaat dari Makalah diatas adalah Memberikan pengetahuan tentang Pengertian dan
Fungsi Distribusi Tenaga Listrik, Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik, Tegangan
Sistem Distribusi Sekunder, Gardu Distribusi, Trafo Distribuis, Pelayanan Konsumen dan
Dasar-dasar Perencanaan Jaringan Distribusi.

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA


3

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

BAB II
PEMBAHASAN
A.

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.Sistem distribusi ini berguna untuk

menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen.
Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah; 1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa
tempat (pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan
pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui
jaringandistribusi.Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan
dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan

menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi.
Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi,
dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R). Dengan
daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga
kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV
dengan transformator penuruntegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan

tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer.Dari saluran distribusi primer
inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi
menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380Volt.Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi
sekunder ke konsumen-konsumen.Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang
penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan.
Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi mungkin, dengan
menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan
beberapa

konsekuensi

antara


lain:

berbahaya

bagi

lingkungan

dan

mahalnya

harga

perlengkapanperlengkapannya, selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada
sisi beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan kembali
dengan menggunakan trafo-trafo step-down.Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari
titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbedabeda.

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA


4

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

B. PENGARUH KEANDALAN KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK DARI PEMBANGKIT SAMPAI KE KONSUMEN
Pengertian dan Fungsi Distribusi Tenaga Listrik
1. Pengertian Distribusi Tenaga Listrik
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.Sistemdistribusi ini berguna untuk
menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen.
Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah;
1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan
2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena
catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringandistribusi.Tenaga
listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV.

Gambar 2-1. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik


Gambar 2-1. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

5

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

2. Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta pembatasanpembatasan seperti pada Gambar 3-2:
Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation)
Daerah II : Bagian penyaluran (Transmission) , bertegangan tinggi (HV,UHV,EHV)
Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau20kV)
Daerah IV : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen), Instalasi,bertegangan rendah
Berdasarkan pembatasan-pembatasan tersebut, maka diketahuibahwa porsi materi Sistem
Distribusi adalah Daerah III dan IV, yang padadasarnya dapat dikelasifikasikan menurut
beberapa cara, bergantung darisegi apa kelasifikasi itu dibuat.Dengan demikian ruang
lingkup Jaringan Distribusi adalah:
a. SUTM, terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan peralatan
per-lengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus.
b. SKTM, terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination, batubata, pasir dan
lain-lain.
c. Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangk tempat trafo, LV
panel,pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel,transformer band, peralatan grounding, dan
lain-lain.
d. SUTR dan SKTR terdiri dari: sama dengan perlengkapan/ material pada
SUTM dan SKTM.Yang membedakan hanya dimensinya.

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

6

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

Gambar 2-2. Pembagian/pengelompokan
Tegangan Sistem Tenaga Listrik

Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik
Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi dapatdiklasifikasikan sebagai
berikut
1. Menurut nilai tegangannya:
 Saluran distribusi Primer.
Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik Sekunde trafo substation
(G.I.) dengan titik primer trafo distribusi.Saluran ini bertegangan menengah 20kV.
Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jikalangsung melayani pelanggan , bisa disebut
jaringan distribusi
 Saluran Distribusi Sekunder
Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunderdengan titik
cabang menuju beban (Lihat Gambar 2-2)
2. Menurut bentuk tegangannya:

 Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan searah.
 Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistemtegangan bolakbalik.

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

7

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

3. Menurut jenis/tipe konduktornya:

 Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan support(tiang) dan
perlengkapannya, dibedakan atas:
 Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasipembungkus. Saluran
kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi.
 Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, denganmenggunakan kabel tanah
(ground cable)
 Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan menggunakan
kabel laut (submarine cable)
4. Menurut susunan (konfigurasi) salurannya:
 Bila saluran fasa terhadap fasa yang lain/terhadap netral, atausaluran positip terhadap
negatip (pada sistem DC) membentuk garishorisontal.
 Saluran konfigurasi Delta:
Bila kedudukan saluran satu sama lain membentuk suatu segitiga
(delta).

Gambar 2-5 Konfigurasi Delta

5. Menurut Susunan Rangkaiannya
 Jaringan Sistem Distribusi Primer
Sistem distribusi primer diguna kan untuk menyalurkan tenaga listrikdari gardu
induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat menggunakan saluran udara,
kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkatkeandalan yang diinginkan
dan kondisi serta situasi lingkungan. Salurandistribusi ini direntangkan sepanjang

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

8

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

daerah yang akan di suplai tenagalistrik sampai ke pusat beban. Terdapat bermacammacam bentuk rangkaianjaringan distribusi primer
1)

Jaringan Radial tipe Pohon
Bentuk ini merupakan bentuk yang paling dasar. Satu saluran utamadibentang

menurut kebutuhannya, selanjutnya dicabangkan dengan saluran cabang (lateral
penyulang) dan lateral penyulang ini dicabang-cabang lagi dengan sublateral
penyulang (anak cabang). Sesuai dengan kerapatan arus yang ditanggung masingmasing saluran, ukuran penyulang utama adalah yang terbesar, ukuran lateral adalah
lebih kecil dari penyulang utama, dan ukuran sub lateral adalah yang terkecil

Gambar 2-10.
Jaringan radial tipe pohon

Gambar 2-11.Komponen jaringan radial

2) Jaringan radial dengan tie dan switch pemisah.
Bentuk ini merupakan modifikasi bentuk dasar dengan menambahkantie dan switch
pemisah, yang diperlukan untuk mempercepatpemulihan pelayanan bagi konsumen, dengan
cara menghubungkan areaareayang tidak terganggu pada penyulang yang bersangkutan,
denganpenyulang di sekitarnya. Dengan demikian bagian penyulang yangterganggu
dilokalisir, dan bagian penyulang lainnya yang "sehat" segeradapat dioperasikan kembali,

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

9

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

dengan cara melepas switch yang terhubung ketitik gangguan, dan menghubungkan bagian
penyulang yang sehat kepenyulang di sekitarnya.

Gambar 2-12. Jaringan radial dengan tie dan switch

3) Jaringan distribusi ring (loop).
Bila pada titik beban terdapat dua alternatip saluran berasal lebih darisatu
sumber.Jaringan

ini

merupakan

bentuk

tertutup,

disebut

juga

bentukjaringan

"loop".Susunan rangkaian penyulang membentuk ring, yangmemungkinkan titik beban
dilayani dari dua arah penyulang, sehinggakontinyuitas pelayanan lebih terjamin, serta
kualitas dayanya menjadi lebihbaik, karena rugi tegangan dan rugi daya pada saluran
menjadi lebih kecil.Bentuk loop ini ada 2 macam, yaitu
:(a). Bentuk open loop:
Bila diperlengkapi dengan normally-open switch, dalam keadaannormal rangkaian
selalu terbuka.
(b). Bentuk close loop

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

10

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

Bila diperlengkapi dengan normally-close switch, yang dalamkeadaan normal
rangkaian selalu tertutup.

Gambar 2-15. Jaringan Distribusi tipe Ring

Gambar 2-16. Jaringan Distribusi ring terbuka

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

11

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

Gambar 2-17. Jaringan Distribusi ring tertutup

4) Saluran Radial Interkoneksi

Saluran Radial Interkoneksiyaitu terdiri lebih dari satu saluranradial tunggal yang
dilengkapi dengan LBS/AVS sebagai saklar inerkoneksi.Masing-masing tipe saluran
tersebut memiliki spesifikasi sendiri, dan agarlebih jelas akan dibicarakan lebih lanjut
pada bagianlain. Pada dasarnya semua beban yang memerlukan tenaga listrik,menuntut
kondisi pelayanan yang terbaik, misalnya dalam hal stabilitas tegangannya, sebab
seperti telah dijelaskan, bila tegangan tidak nominaldan tidak stabil, maka alat listrik
yang digunakan tidak dapat beroperasisecara normal, bahkan akan mengalami
kerusakan. Tetapi dalamprakteknya, seberapa besar tingkat pelayanan terbaik dapat
dipenuhi,

masihmemerlukan

beberapa

pertimbangan,

mengingat

beberapa

alasan.Digunakan untuk daerah dengan :
- Kepadatan beban yang tinggi
- Tidak menuntut keandalan yang terlalu tinggi
Contoh: Daerah pinggiran kota, kampung, perumahan sedang.

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

12

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

Gambar 2-23.
Diagram satu garis Penyulang Radial Interkoneksi

Secara umum, baik buruknya sistem penyaluran dan distribusi
tenaga listrik terutama adalah ditinjau dari hal-hal berikut ini:
 Kontinyuitas Pelayanan yang baik, tidak sering terjadi pemutusan, baik karena
gangguan maupun karena hal-hal yang direncanakan. Biasanya,kontinyuitas
pelayanan terbaik diprioritaskan pada beban-beban yangdianggap vital dan sama
sekali tidak dikehendaki mengalamipemadaman, misalnya: instalasi militer, pusat
pelayanan komunikasi,rumah sakit, dll.
 Kualitas Daya yang baik, antara lain meliputi:


kapasitas daya yang memenuhi.



tegangan yang selalu konstan dan nominal.



frekuensi yang selalu konstan (untuk sistem AC).

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

13

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

Catatan: Tegangan nominal di sini dapat pula diartikan kerugian
tegangan yang terjadi pada saluran relatif kecil sekali.
 Perluasan dan Penyebaran daerah beban yang dilayani seimbang.Khususnya untuk
sistem tegangan AC 3 fasa, faktor keseimbanganBagaimana pengaruh pembebanan
yang tidak simetris pada suatusistem distribusi, akan dibicarakan lebih lanjut dalam
bagian lain.
 Fleksibel dalam pengembangan dan perluaan daerah beban.Perencanaan sistem
distribusi yang baik, tidak hanya bertitik tolak padakebutuhan beban sesaat, tetapi
perlu diperhatikan pula secara telitimengenai pengembangan beban yang harus
dilayani, bukan saja dalamhal penambahah kapasitas dayanya, tetapi juga dalam hal
perluasandaerah beban yang harus dilayani.
 Kondisi dan Situasi Lingkungan. Faktor ini merupakan pertimbangandalam
perencanaan untuk menentukan tipetipe atau macam system distribusi mana yang
sesuai

untuk

lingkungan

bersangkutan,

misalnyatentang

konduktornya,

konfigurasinya, tata letaknya, dsb. Termasukpertimbangan segi estetika (keindahan)
nya.
 Pertimbangan Ekonomis. Faktor ini menyangkut perhitungan untungrugi ditinjau
dari segi ekonomis, baik secara komersiil maupun dalamrangka penghematan anggaran
yang tersedia.

 Jaringan Sistem Distribusi Sekunder
Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenagalistrik dari gardu distribusi ke
beban-beban yang ada di konsumen.Padasistem distribusi sekunder bentuk saluran yang
paling banyak digunakanialah sistem radial.Sistem ini dapat menggunakan kabel yang
berisolasimaupun konduktor tanpa isolasi. Sistem ini biasanya disebut system tegangan
rendah yang langsung akan dihubungkan kepadakonsumen/pemakai tenaga listrik dengan
melalui peralatan-peralatan sbb:
1) Papan pembagi pada trafo distribusi,
2) Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).
3) Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen/pemakai)

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

14

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

4) Alat Pembatas dan pengukur daya (kWH. meter) serta fuse atau pengaman pada
pelanggan.
Komponen saluran distribusi sekunder seperti ditunjukkan padagambar 2-24 berikut ini.

PMS

PMS

FCO

TD

RIL - TT

PELAYA
NAN
KONSU
MEN

SU

RIL - TR

SC

FC

Keterangan :
PMS = Pemisah
TD = Trafo Distribusi
FC = Fuse Cabang
PMT = Pemutus
SU = Saklar Utama
FCO = Fuse Cut Out
SC = Saklar Cabang
Tegangan Sistem Distribusi Sekunder

Ada bermacam-macam sistem tegangan distribusi sekunder menurut standar;
(1) EEI Edison Electric Institut,
(2) NEMA (National Electrical Manufactures Association). Pada dasarnya tidak
berbeda dengan sistem distribusi DC, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah besar
tegangan yang diterima pada titik beban mendekati nilai nominal, sehingga peralatan/beban
dapat dioperasikan secara optimal.

Ditinjau dari cara pengawatannya, saluran distribusi

AC dibedakan atas beberapa macam tipe, dan cara pengawatan ini bergantung pula pada
jumlah fasanya, yaitu:
1. Sistem satu fasa dua kawat 120 Volt
2. Sistem satu fasa tiga kawat 120/240 Volt
3. Sistem tiga fasa empat kawat 120/208 Volt
4. Sistem tiga fasa empat kawat 120/240 Volt

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

15

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

5. Sistem tiga fasa tiga kawat 240 Volt
6. Sistem tiga fasa tiga kawat 480 Volt
7. Sistem tiga fasa empat kawat 240/416 Volt
8. Sistem tiga fasa empat kawat 265/460 Volt
9. Sistem tiga fasa empat kawat 220/380 Volt
Di Indonesia dalam hal ini PT. PLN menggunakan sistem tegangan 220/380 Volt.
Sedang pemakai listrik yang tidak menggunakan tenaga listrik dari PT.PLN, menggunakan salah
satu sistem diatas sesuai dengan standar yang ada. Pemakai listrik yang dimaksud umumnya
mereka bergantung kepada negara pemberi pinjaman atau dalam rangka kerja sama, dimana
semua peralatan listrik mulai dari pembangkit (generator set) hingga peralatan kerja (motormotor listrik) di suplai dari negara pemberi pinjaman/kerja sama tersebut. Sebagai anggota, IEC
(International Electrotechnical Comission), Indonesia telah mulai menyesuaikan
tegangan

menjadi

220/380

Volt

saja,

karena

sistem

IEC sejak tahun 1967 sudah tidak

mencantumkan lagi tegangan 127 Volt. (IEC Standard Voltage pada Publikasi nomor 38 tahun
1967 halaman 7 seri 1 tabel 1). Diagram rangkaian sisi sekunder trafo distribusi untuk masingmasing sistem tegangan tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini:
 Sistem distribusi satu fasa dengan dua kawat.

120 v

120 v

Gambar 2-25. Sistem satu fasa dua kawat tegangan 120Volt

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

16

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.Sistem distribusi ini
berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power
Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah; 1) pembagian atau
penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem
tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusatpusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik
1. Menurut nilai tegangannya:
 Saluran distribusi Primer.
 Saluran Distribusi Sekunder
2. Menurut bentuk tegangannya:

 Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan searah
 Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistemtegangan bolak-balik.
3. Menurut jenis/tipe konduktornya:

 Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan support(tiang) dan
perlengkapannya, dibedakan atas:
 Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasipembungkus. Saluran
kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi.
 Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, denganmenggunakan kabel tanah
(ground cable)
 Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan menggunakan
kabel laut (submarine cable)
4. Menurut susunan (konfigurasi) salurannya:
 Bila saluran fasa terhadap fasa yang lain/terhadap netral, atausaluran positip terhadap negatip
(pada sistem DC) membentuk garishorisontal.
 Saluran konfigurasi Delta:
Bila kedudukan saluran satu sama lain membentuk suatu segitiga (delta)
PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

17

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

5. Menurut Susunan Rangkaiannya
 Jaringan Sistem Distribusi Primer
 Jaringan Sistem Distribusi Sekunder
B. SARAN
Dari pembahasan makalah tentang Jaringan Distribusi Tenaga Tistrik, kami sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaannya.

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

18

MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK

2015

DAFTAR PUSTAKA
[a] Har Suhardi, Bambang t, Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid I, Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan, Depdiknas, 2008
[b] http://bloggs-catar.blogspot.com/2014/09/sekilas-tentang-jaringan-distribusi.htm
[c] http://rahmanta13.files.wordpress.com/2011/09/2a.png
[d]http://4.bp.blogspot.com/696UHzyN15U/TtrkAk6MhEI/AAAAAAAAA0/05Byy4Iw80/s

1600/jdtl.1.jpg
[e] http://POWER POINT/Makalah-jdtr.htm
[f] http://kask.us/6962328

PTE - JPTK - FKIP – UNDANA

19