Implementasi Web Service Pada Sistem Rekam Medis Terpusat

  Vol. 3, No. 1, Januari 2019, hlm. 8240-8245 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Implementasi Web Service Pada Sistem Rekam Medis Terpusat

1 2 3 Bahtyar , Nurudin Santoso , Faizatul Amalia

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: [email protected], [email protected], [email protected]

  

Abstrak

  Pencatatan rekam medis pada umumnya ditulis dan disimpan pada masing-masing unit fasilitas kesehatan untuk menjaga privasi dari informasi kesehatan pasien. Perpindahan berobat pasien pada fasilitas kesehatan mengakibatkan fasilitas kesehatan baru harus melakukan pendataan ulang pasien berobat. Jika dalam keadaan darurat kondisi ini akan mengurangi waktu penanganan darurat pasien. Sistem rekam medis terpusat akan menjembatani keterbatasan informasi ini. Dengan memanfaatkan teknologi REST web service sistem ini dapat mengolah dan menyimpan informasi secara terpusat. Sehingga diharapkan informasi catatan riwayat kesehatan pasien dari fasilitas kesehatan sebelumnya dapat diketahui. Dari pengujian whitebox yaitu dengan pengujian unit sistem rekam medis terpusat mendapatkan hasil 87,5%, sedangkan untuk pengujian blackbox dengan pengujian validasi mendapatkan hasil 100%. Pengujian web service dilakukan menggunakan Aplikasi Postman untuk menguji method-method pada service seperti GET, POST, PUT dan DELETE dan menghasilkan tingkat keberhasilan 100%. Berdasarkan rata-rata total persentase keberhasilan pengujian fungsional jika dilakukan konversi ke dalam predikat tabel kelayakan functional suitability maka sistem yang dikembangkan dinyatakan sangat baik.

  Kata kunci: rekam medis, web service, sistem rekam medis terpusat, REST web service

Abstract

  

The recording of medical records is generally written and stored in each health facility unit to maintain

the privacy of the patient's health information. Displacement of patient treatment at health facility

resulted in new health facility must be perform patient data rechecking. If in an emergency this condition

will reduce the patient's emergency response time. The centralized of medical record system will bridge

the limitations of this information. By utilizing REST technology the web service system can process and

store information centrally. So it is expected that the records of medical record patient's from previous

health facilities can be known. From white box testing that is by unit testing of centralized medical

record system get result 87,5%, while for testing blackbox with validation test get 100% result. Web

service testing is done using the Postman Application to test methods on services such as GET, POST,

PUT and DELETE and yields a 100% success rate. Based on the average total percentage of successful

functional testing if the conversion into predicate table of functional suitability feasibility of the system

developed declared as very good.

  Keywords: medical record, web service, the centralized of medical record system, REST web service

  dalam memberikan pelayanan, pengobatan dan 1.

   PENDAHULUAN perawatan kepada pasien dan juga sebagai bukti

  atas segala tindakan pelayanan, perkembangan Berdasarkan peraturan menteri kesehatan penyakit dan pengobatan selama pasien

  (2008) rekam medis merupakan berkas atau berkunjung atau dirawat di fasilitas pelayanan dokumen yang berisikan informasi identitas kesehatan. pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

  Menurut Budiono (2017) perpindahan pelayanan lain yang telah diberikan kepada tempat berobat pasien dari fasilitas pelayanan pasien. Kegunaan dari rekam medis diantaranya kesehatan satu ke fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai alat komunikasi antara dokter dan lain mengakibatkan jejak rekam medis pasien tenaga kesehatan lainnya yang ikut ambil bagian pada fasilitas sebelumnya tidak diketahui.

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

8240

  Informasi rekam medis pasien pada saat ini masih disimpan di masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan. Sedangkan jika sebuah fasilitas pelayanan kesehatan memiliki layanan informasi rekam medis terpusat yang dapat diakses beberapa fasilitas pelayanan kesehatan lain yang terhubung didalamnya, maka akan lebih mudah dengan sistem yang terhubung internet untuk mencari jejak riwayat kesehatan pasien dari tempat berobat sebelumnya.

  (1)

  2. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan yaitu kualitatif menghasilkan data primer. Data primer berupa hasil observasi dan rekaman wawancara alur pencatatan rekam medis dan data sekunder berupa dokumen rekam medis pada Puskesmas Dinoyo dan Puskesmas Kendalsari Kota Malang.

  Studi Pustaka Berisikan keterangan penelitian yang dilakukan sebelumnya dan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.

  Metode penelitian adalah metode yang digunakan dalam implementasi web service pada sistem rekam medis terpusat. Tipe penelitian yang digunakan yaitu Implementatif Pengembangan (development). Metodologi penelitian yang diterapkan dapat dilihat pada gambar 1 yang terdiri dari: 1.

  2. METODOLOGI PENELITIAN

  pengujian fungsional akan dikategorikan berdasarkan faktor functional suitability.

  white box dan pengujian black box dan hasil dari

  Berdasarkan pemaparan di atas untuk menghubungkan informasi antar fasilitas kesehatan maka dibuatlah sistem rekam medis terpusat dengan memanfaatkan arsitektur komunikasi REST web service sebagai layanan pertukaran data dan informasi. Kemudian hasil dari sistem diuji menggunakan teknik pengujian

  81%-100% Sangat Baik

  0%-20% Sangat Buruk 21%-40% Buruk 41%-60% Cukup 61%-80% Baik

  Tabel 1 Predikat kelayakan aplikasi Persentase Predikat

  Terdapat lima kategori yang dimasukkan ke dalam predikat kelayakan sistem berdasarkan hasil pengujian fungsional (Putra, 2016) .

  = Jumlah total pengujian kebutuhan fungsional yang dilakukan.

  Keterangan: PK = Persentase Keberhasilan. = Jumlah kebutuhan fungsional yang berhasil diimplementasikan.

  = × 100%

  Pada penelitian yang dilakukan oleh Adiputra (2012) menjelaskan bahwa setiap pasien yang berobat ke fasilitas kesehatan yang berbeda mengeluhkan pertanyaan perawat dan dokter yang selalu sama setiap pasien datang berkunjung ulang untuk berobat. Dari masalah tersebut Adiputra melakukan perancangan sistem yang memanfaatkan arsitektur database sentralisasi sehingga data pada setiap penyimpanan fasilitas kesehatan akan dipusatkan dalam bentuk database terdistribusi.

  hasil pengujian menggunakan persentase keberhasilan, kemudian dilakukan konversi ke dalam bentuk predikat kelayakan aplikasi (Guritno et all, 2011). Berikut persamaan yang digunakan untuk menghitung persentase keberhasilan.

  suitabilty dilakukan dengan cara menghitung

  komponen faktor penentuan kualitas perangkat lunak berdasarkan hasil pengujian fungsional sistem dengan standar ISO 25010 (Sulaen, 2017). Analisis data pada faktor functional

  Functional suitabilty merupakan salah satu

  sering digunakan dalam pengertian lepas untuk menguraikan penghubung sederhana yang mengirimkan data spesifik domain di atas HTTP tanpa lapisan messaging tambahan seperti SOAP atau session tracking.

  world wide web. Menurut Susanto (2017) REST

  untuk sistem hypermedia terdistribusi seperti

  REST adalah gaya arsitektur perangkat lunak

  diakses oleh sistem lain walaupun berbeda platform , sistem operasi, maupun compiler.

  Object Notation (JSON) , sehingga data dapat

  independen yang mendukung aplikasi tersebut untuk kebutuhan integrasi data atau bertukar informasi. Web service menyimpan data informasi dalam format XML dan JavaScript

  XML. Web service umumnya digunakan sebagai website yang melayani aplikasi-aplikasi

  Menurut Kreger (2001) web service merupakan sebuah antarmuka yang menggambarkan sekumpulan method atau operasi yang dapat diakses melalui pesan standar

  3. Analisis Kebutuhan Sistem Mendefinisikan kebutuhan pengguna dan identifikasi pemangku kepentingan.

  4. Perancangan Sistem Memodelkan kebutuhan sistem sebelum diimplementasikan.

  , perancangan algoritme dan perancangan antarmuka.

  rekam medis terpusat memiliki beberapa class objek utama diantaranya CI_controller, Model dan View. Terdapat objek REST_Controller dengan objek lain yang menurunkan sifat objek tersebut sebanyak 17 objek. Kemudian terdapat dua objek yang menurunkan sifat objek Model dan 19 objek yang menurunkan sifat objek

  (OOP). Pada pemodelan implementasi sistem

  Pemodelan class diagram dapat digunakan dalam penerapan Object Oriented Programing

  4.2 Pemodelan Class Diagram

  Gambar 2 Perancangan arsitektur sistem rekam medis terpusat

  Dapat dilihat pada gambar 2 merupakan arsitektur komunikasi web service rekam medis terpusat. Web service yang disediakan oleh penyedia layanan yaitu Dinas Kesehatan menyediakan layanan kepada puskesmas atau rumah sakit untuk mengolah data rekam medis melalui service dan basis data hanya disimpan oleh Dinas Kesehatan sehingga layanan ini dapat disebut sebagai penyimpanan terpusat.

  Perancangan arsitektur merupakan perancangan komunikasi web service dengan sistem rekam medis. Perancangan arsitektur sistem rekam medis terpusat dapat dilihat pada gambar 2.

  4.1 Perancangan Arsitektur

  Relation Diagram (ERD), pemodelan sequence diagram

  5. Implementasi Menjelaskan hasil impelementasi dari rancangan yang dibuat.

  Proses perancangan dilakukan sebagai tahap persiapan sebelum melakukan implementasi. Perancangan yang dilakukan diantaranya adalah perancangan arsitektur sistem, pemodelan class diagram, Entity

  4. PERANCANGAN

  Setelah mendapatkan kebutuhan fungsional melalui tahap elisitas kebutuhan maka dimodelkan ke dalam use case diagram.

  Dari hasil analisis data kualitatif didapatkan kebutuhan fungsional sebanyak total 44 kebutuhan dan satu kebutuhan non-fungsional.

  Proses pencatatan rekam medis ke dalam sistem dilakukan hanya oleh dua peran yaitu petugas loket dan petugas rekam medis. Petugas loket berperan hanya untuk mengolah data pendaftaran pasien berobat, sedangkan petugas rekam medis berperan penting untuk memasukkan data rekam medis pasien ke dalam sistem. Ini dilakukan agar tidak mengganggu proses kerja tenaga perawat atau dokter dalam mencatat rekam medis dengan standar prosedur masing-masing fasilitas kesehatan.

  Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah melakukan proses elisitasi kebutuhan sehingga mendapatkan hasil berupa temuan kebutuhan dan identifikasi pemangku kepentingan. Temuan kebutuhan pada penelitian ini berupa alur pencatatan rekam medis terpusat dan kebutuhan- kebutuhan fungsional sistem rekam medis.

  3. ANALISIS KEBUTUHAN

  7. Penutup Berisikan kesimpulan dari penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.

  6. Pengujian dan analisis Menjelaskan pengujian yang dilakukan dan hasil pengujian yang didapat.

  Gambar 1 Metodologi penelitian

  CI_controller .

  Gambar 4 Sequence diagram lihat RM

  5.1 Arsitektur Sistem

  Setelah menyelesaikan tahap perancangan sistem maka dilanjutkan pada tahap implementasi. Dalam tahap ini implementasi yang dilakukan meliputi implementasi arsitektur, implementasi basis data, implementasi algoritme dan implementasi antarmuka.

   IMPLEMENTASI

  Gambar 5 Perancangan antarmuka rekam medis pasien 5.

  Perancangan antarmuka merupakan tahap untuk menggambarkan rancangan tampilan halaman sistem yang akan dibuat. Berikut tampilan perancangan antarmuka halaman rekam medsi pasien.

  4.6 Perancangan Antarmuka

  Perancangan algoritme merupakan salah satu tahap perancangan yang digunakan untuk dasar logika kode program. Algoritme menjelaskan langkah-langkah logika untuk menjalankan sebuah fungsi dan mengeluarkan hasil sesuai tujuan pada sistem.

  4.5 Perancangan Algoritme

  lengkap, selengkapnya dapat dilihat pada dokumen laporan penelitian. Objek di dalamnya terdapat aktor, boundary, control dan objek database .

  4.3 Entity Relation Diagram (ERD) Entity Relation Diagram (ERD) digunakan

  diagram lihat RM namun gambar di atas tidak

  Pada gambar 4 merupakan sequence

  menggambarkan hubungan antar objek dan alur kerja setiap fungsi sistem. Pada gambar 4 dapat dilihat sequence diagram lihat RM.

  4.4 Pemodelan Sequence Diagram Sequence diagram merupakan diagram yang

  one-to-zero pada entitas perkemihan dan reproduksi.

  Pada entitas rm seperti gambar di atas memiliki relasi atau hubungan one-to-one atau

  Pada gambar 3 di atas menggambarkan hubungan antara entitas pada sistem rekam medis terpusat, namun gambar di atas tidak lengkap dan selengkapnya dapat dilihat pada dokumen laporan. Database rekammedis memiliki beberapa entitas yaitu dblogin, diagnosis, resume, pemeriksaan_fisik, data_lab, persyarafan, rm, perkemihan, reproduksi, pasien, pencernaan, dpss, petugas, anamnesa, muskuloskleletal, kardiovaskuler, pem_umum, dan pernafasan dan berkas.

  Gambar 3 Entity Relation Diagram (ERD)

  untuk menggambarkan hubungan antara entitas yang ada pada sistem dan akan digunakan sebagai dasar dalam implementasi basis data. Pada penelitian yang dilakukan perancangan ERD menggunakan tipe logical data model.

  Arsitektur sistem merupakan penerapan lingkup sistem yang diimplementasikan berdasarkan perancangan arsitektur. Arsitektur komunikasi rekam medis terpusat dapat dilihat pada gambar 6 berikut.

  Gambar antarmuka rekam medis pasien

  8 Gambar 6 Implementasi arsitektur rekam medis terpusat 6.

   PENGUJIAN

  Setelah tahap implementasi maka perlu dilakukan pengujian agar diketahui apakah Implementasi basis data merupakan sistem telah berfungsi dengan baik atau tidak penerapan dari perancangan ERD. Basis data berdasarkan kebutuhan sistem. diterapkan menggunakan My-SQL, relasi yang diterapkan dapat dilah pada gambar 7.

  5.2 Implementasi Basis Data

  6.1 Pengujian Whitebox

  Pada penelitian ini pengujian yang dilakukan adalah pengujian unit dengan memanfaatkan pengujian menggunakan basis

  path testing . Pengujian dilakukan terhadap tiga

  sampel fungsi diantaranya adalah fungsi create_func(), upload() dan rm_pasien().

  Dari hasil pengujian yang dilakukan menggunakan pengujian basis path, didapatkan nilai cyclomatic complexity secara berurutan adalah 3, 3 dan 2. Nilai tersebut digunakan untuk pengujian unit pada jalur independen. Dari total

  Gambar 7 Implementasi basis data

  delapan pengujian jalur independen didapatkan hanya satu kendala pada fungsi upload(). Pada gambar 7 menggambarkan

  Sehingga didapatkan hasil pengujian yang implementasi basis data yang digunakan pada berhasil sebanyak tujuh dari delapan pengujian sistem informasi rekam medis terpusat. Dalam yang telah dilakukan. Jika diubah dalam implementasinya sistem ini menggunakan persentase keberhasilan maka hasil pegujian unit database sebanyak total 19 tabel. dengan menguji tiap jalur independen mendapatkan nilai 87,5%.

  5.3 Implementasi Algoritme

  6.2 Implementasi algoritme merupakan Pengujian Blackbox

  penerapan kode program dari algoritme yang Pengujian blackbox digunakan untuk telah dirancang pada tahap perancangan mengetahui program apakah berjalan algoritme. sebagaimana mestinya dilihat dari sisi input-

  output . Tipe pengujian yang digunakan yaitu

  5.4 Implementasi Antarmuka

  menggunakan validasi dengan kasus uji. Hasil Tahap ini menjelaskan hasil implementasi dari pengujian yang dilakukan sebanyak total 44 dari perancangan antarmuka. Implementasi pengujian kebutuhan fungsional dengan kasus antarmuka diterapkan menggunakan CSS, uji seluruhnya berasil tanpa mengalami kendala

  bootstrap dan javascript. Berikut implementasi atau 100% bernilai valid.

  antarmuka halaman rekam medis pasien dapat

  6.3 Pengujian REST Web Service dilihat pada gambar 8.

  Pada tahap pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tools yaitu aplikasi postman yang berperan sebagai sisi client untuk menguji

  service API yang telah dibuat. Aplikasi ini

  menguji method-method pada service seperti GET, POST, PUT dan DELETE . Terdapat 17 fungsi pada service yang telah diuji dan seluruh fungsi tersebut tidak memiliki kendala atau dinyatakan 100% fungsi pada objek berjalan dengan baik.

  Gambar 9 Pengujian service objek daftar

  Diwawancarai oleh Bahtyar . Malang, 04 Oktober 2017.

  RESTful Web Service untuk Sistem Penghitungan Suara Secara Cepat pada Pilkada. EKSPLORA INFORMATIKA, Volume 6, pp. 159-168.

  Freedavelop. Bandung: Universitas Komputer Indonesia . Susanto, F. N. R. d. A., 2017. Implementasi

  Sulaen, Muhlis & Finandhita A., 2017. Penilaian Kualitas Perangkat Lunak Pada Aplikasi Akta Notaris Fidusia di CV.

  Putra, Rizqi A. S., 2016. Aplikasi Sistem Pakar Untuk Membantu Guru Dalam Memilih Jenis Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta .

  Tersedia di: <http://ngada.org/menkes269- 2008.htm> [Diakses 08 Agustus 2017].

  Permenkes, 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis. [Online]

  Stated: IBM Software Group .

  Kreger, H., 2001. Web Service Conceptual Architecture (WSCA 1.0). United

  Yogyakarta : Andi Publisher .

  Theory and Application of IT Research.

  Guritno, S., Sudaryono., dan Rahardja, U., 2011.

  Budiono, 2017. Alur Rekam Medis Pasien Puskesmas Dinoyo Malang.

  Pada gambar 9 merupakan salah satu pengujian service pada objek daftar dengan menggunakan method GET.

  Adiputra, I Made Swasta., 2012. Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis Pasien Eelektronik Terpusat (Studi Kasus : Kota Madya Denpasar). Surabaya: STMIK STIKOM.

  8. DAFTAR PUSTAKA

6.4 Hasil Pengujian

  dibangun. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan tidak ditemukan kendala pada tiap fungsi web service rekam medis terpusat.

  client untuk menguji API service yang telah

  merupakan aplikasi yang digunakan sebagai

  tool yaitu Aplikasi Postman. Aplikasi Postman

  Proses pengujian web service menggunakan

  Pada pembangunan sistem rekam medis terpusat ini, pusat menyediakan layanan berbentuk website untuk mengolah data medis pasien. Tiap fasilitas kesehatan memiliki otoritas masing-masing dalam mengolah data tiap pasien yang berobat ke fasilitas tersebut. Data yang telah diolah maka akan disimpan pada basis data pusat yang dimiliki oleh dinas kesehatan sebagai pusat yang menyediakan layanan web service.

  Dalam pembangunan sistem rekam medis menggunakan web service, informasi pasien berobat seperti data rekam medis pasien terolah secara terpusat, sehingga informasi bisa didapatkan melalui pusat secara langsung tanpa menunggu proses validasi dan verifikasi ketika dalam keaadaan darurat.

  maka sistem yang dibuat masuk dalam predikat sangat baik.

  suitability

  Dari hasil pengujian yang seluruhnya dilakukan untuk menguji kebutuhan fungsional, mendapatkan rata-rata hasil pengujian lebih dari 80%. Jika dilakukan konversi ke dalam predikat kelayakan berdasarkan kriteria functional