Sistem pendukung Keputusan (SPK) Pemberian Kredit di Adira Quantum Multifinance Cabang Tasikmalaya Metode Simple Additive Weighting (SAW)

  Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 – 10 Oktober 2015

Sistem pendukung Keputusan (SPK)

Pemberian Kredit di Adira Quantum Multifinance Cabang

  

Tasikmalaya Metode Simple Additive Weighting (SAW)

  1

  2

  3 Nono Sudarsono , Nanang Suciyono , Andi Kuswandi

  Jurusan Teknik Informatika, STMIK Tasikmalaya Jl. R.E. Martadinata No. 272 A, Telp. (0265) 310830. Fax. (0265) 310830 Tasikmalaya

  

  

  

  

Abstrak

Sejauh ini beberapa mekanisme pengambilan keputusan pemberian kredit masih dikerjakan

secara pencatatan serta penilaian yang dilakukan tiap petugas dilapangan tidak sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan, maka perlu untuk membangun suatu sistem yang dapat membantu perusahaan

memberikan keputusan secara tepat dan sesuai. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan

seseorang yang layak menerima kredit maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan (SPK).

Begitupun yang dilakukan PT Adira Quantum Multifinance Cabang Tasikmalay diperlukan alat bantu

SPK dengan menggunakan metode Simple Additivr Weight (SAW), sesuai dengan permasalahan yang

ditemukan disini adalah banyaknya yang mengajukan kredit membuat pihak perusahaan menjadi sulit

dan proses yang lama karena proses dengan keputusan dengan cara sistem pencatatan untuk menentukan

yang berhak sesuai kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Metode perancangan yang dilakukan

menggunakan metode System Depelovement Life Cycle (SDLC) dengan model waterfall. Sehingga Sistem

Pendukung Keputusan (SPK) ini sangat relevan untuk digunakan di PT Adira Quantum Multifinance

Cabang Tasikmalaya, dan sistem selanjutnya dapat dikembangkan dengan lebih multi fungsi bagi

perusahaan.

  Kata kunci: Kredit, SPK, Metode SAW 1.

   Pendahuluan

  Perkembangan teknologi informasi saat ini hampir merambah di semua aspek kehidupan manusia. Hal itu dipicu karena teknologi saat ini telah banyak membantu pada pekerjaan manusia sehari- hari. Manfaatnya pekerjaan manusia menjadi lebih cepat, ringan dan akurat tanpa mengurangi hasil yang diinginkan. Teknologi informasi sangat membantu bagi perusahaan atau intansi dalam mengolah data- data pekerjaan hingga mendapatkan suatu informasi yang akurat untuk menentukan keputusan. Seperti halnya pada perusahaan Adira Quantum yang merealisasikan kredit barang kepada masyarakat.

  Adira Quantum Multifinance Cabang Tasikmalaya adalah perusahaan pembiayaan barang- barang konsumen, khususnya untuk produk elektronik, furnitur, komputer, telepon genggam, dan peralatan rumah tangga lainnya dengan jaringan outlet terluas dan terbesar di Indonesia. Perusahaan Adira Quantum merupakan badan usaha yang melayani masyarakat dalam bidang jasa perkreditan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat secara cepat yang membantu konsumen untuk memiliki barang-barang berkualitas tinggi melalui fasilitas cicilan tetap dan terjangkau. Namun perusahaan Adira Quantum Cabang Tasikmalaya saat ini belum semua berjalan dengan lancar dan profesional karena ada beberapa masalah pada proses pengelolaan datanya, diantaranya dalam penentuan keputusan sering tidak sesuainya nasabah yang mendapatkan kredit sesuai dengan nilai kriteria dan nilai bobot yang ditentukan oleh perusahaan, lamanya penyerahan laporan keputusan kepada kepala perusahaan dan informasi kepada nasabah membuat lambatnya proses penentuan keputusan calon nasabah penerima kredit.

  Banyaknya yang mengajukan kredit membuat pihak perusahaan menjadi sulit dan proses yang lama karena proses dengan keputusan dengan cara sistem pencatatan untuk menentukan yang berhak sesuai kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Maka dari permasalahan diatas perlu adanya sistem teknologi informasi yang menunjang suatu keputusan untuk membantu pihak perusahaan memberikan informasi kepada nasabah dengan proses keputusan cepat ditentukan dan hasil perhitungan yang akurat sesuai perhitungan nilai kriteria nasabah juga nilai bobot yang ditetapkan perusahaan.

  Sistem pendukung keputusan atau yang disebut dengan DSS (Decision Support System) adalah sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk mengidentifikasi, memecahkan masalah dan membuat keputusan.[4]

  Metode SAW (Simple Additive Weighting) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

  Gambar 1 : Persamaan Normalisasi Matriks Keterangan: Dikatakan kriteria keuntungan apabila nilai xij memberikan keuntungan bagi pengambil keputusan, sebaliknya kriteria biaya apabila xij menimbulkan biaya bagi pengambil keputusan.

  Apabila berupa kriteria keuntungan maka nilai xij dibagi dengan nilai Max xij dari setiap kolom, sedangkan untuk kriteria biaya, nilai Min xij dari setiap kolom dibagi dengan nilai xij. rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:

  Gambar 2 : Rumus Proses Rangking Setiap Alternatif Keterangan : Vi = rangking untuk setiap alternatif wj = nilai bobot dari setiap kriteria rij = nilai rating kinerja ternormalisasi Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.[5]

  PHP singkatan dari PHP:Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman web werver-side yang bersifat opensource. PHP merupakan script yang terintergrasi dengan HTML dan berada pada server(server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis.dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru/up to date. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan.[6] Sehubungan dengan uraian tersebut, penulis termotivasi untuk mengangkat permasalahan diatas dan mencoba memanfaatkan perkembangan Teknologi Informasi untuk membuat sistem pendukung keputusan yang diharapkan mampu meningkatkan pelayanan terhadap nasabah di PT Adira Quantum Multifinance Cabang Tasikmalaya

2. Metode Penelitian

  Berdasarkan keterangan di atas, metode yang sesuai dengan penelitian ini yaitu dengan menggunakan. metode kualitatif. Metode Kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

  

Postpositivisme , digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagi lawannya adalah

  eksperimen) dimana peneliti adalah sebagi instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

  

triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.

2.1. Metode Perancangan

  Metode perancangan sistem adalah metode yang di gunakan untuk merancang sebuah sistem perangkat lunak. Dalam perancangan sistem ini penulis menggunakan metode perancangan sistem SDLC dengan model waterfall yaitu pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara liniear.

  Berikut adalah fase-fase dari metode waterfall: Requirements definition software design System and Coding Testing/Verification Maintenance Gambar 3 : Bagan Alur Waterfall

  Langkah-langkah Model Waterfall : a.

  

Recuirement definition, Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software.

  Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.

  

b. System and software design, Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan sebuah

perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding.

  

c. Coding, Coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer.

  Dilakukan oleh programmer yang akan menterjemahkan transaksi yang di minta oleh user. Dalam artian penggunaan komputer akan akan dimaksimalkan dalam tahapan ini.

  

d. Testing/Verification, Setelah pengkodean selesai maka akan di lakukan testing terhadap sistem yang

  telah di buat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.

  Maintenance, Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan.

3. Hasil dan Pembahasan

  Kriteria-kriteria untuk menentukan pemberian kredit di Adira Quantum di jelaskan di Tabel 1, 2, 3, 4, dan 5, dapat dilihat tabel setiap karakter dan dijelaskan dengan bobot, sebagai berikut :

  C1 : Karakter Tabel 1 : Kriteria Karakter

  Karakter Bobot Keterangan 90% - 100%

  5 Sangat baik 80% - 89%

  4 Baik 70% - 79%

  3 Cukup 60% - 69%

  2 Kurang Kurang sekali

  50% - 59%

  1 0% - 49% Tidak direkomendasikan

  C2 : Penghasilan Perbulan Tabel 2 : Kriteria Penghasilan Perbulan

  Penghasilan Perbulan Bobot Keterangan >= 2.000.000

  5 Sangat baik 1.000.000

  3 Cukup

  • – 1.999.000 < 1.000.000

  1 Kurang C3 : Usia

  Tabel 3 : Kriteria Usia Usia Bobot Keterangan >=21 dan <50

  5 Sangat baik <21 dan >=50

  3

  4 Apong

  5

  5

  5

  5

  5 Dari tabel rating kecocokan alternatif pada tiap kriteria dapat membentuk matrik kecocokan, yaitu sebagai berikut : X =

  4

  5

  5

  5

  3

  5

  5

  5

  4

  5

  5

  5 Tahapan berikutnya setelah melakukan pembobotoan untuk setiap kriteria yang ada, yaitu melakukan normalisasi dan menentukan hasil akhir dari proses perhitungan, yaitu nilai dari alternatif disetiap kriteria dibagi dengan nilai terbesar pada tiap kolom kriteria.

  5

  5

  5

  5

  4

  5

  2

  5

  5

  2

  5

  5

  3

  5

  5

  1 Kurang C4 : Status Rumah

  Tabel 6 Rating kecocokan dari setiap alternative pada setiap kriteria ALTERNATIF C1 C2 C3 C4 C5

  Tabel 4 : Kriteria Status Rumah Status Rumah Bobot Keterangan

  Sendiri

  5 Sangat baik Pinjam/Orang tua

  3 Cukup Kontrak

  1 Kurang C5 : Jumlah Tanggungan

  Tabel 5 : Kriteria Jumlah Tanggungan Jumlah Tanggungan Bobot Keterangan

  5 Sangat baik

  1

  4 Baik

  2

  3 Cukup

  3

  2 Kurang >3

  1 Sangat kurang Membuat tabel nilai alternatif disetiap kriteria, hal ini dilakukan untuk melihat pemilihan alternatif dari setiap tabel karakter yang ada, yaitu sebagai berikut:

  Dede

  5

  3

  2 Amas

  5

  5

  3

  2

  4 Elin

  5

  4

  5

  5

  3 Engkur

  5

  5

  5

  Tahap normalisasi matriks x dari nilai rating kecocokan diatas. Dari hasil perhitungan persamaan diatas, maka di dapat sebuah nilai matriks ternormalisasi : R =

  0,8

  1

  1 1 0,6

  1

  1 1 0,6 0,8 0,4 0,6

  1 1 0,4

  1

  1

  1 1 0,8

  1

  1

  1

  1

  1 Proses perangkingan dengan menggunakan nilai bobot yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan dengan ketentuan jumlah bobot semua kriteria harus 100% yaitu : C1 = karakter : 20% Baik C2 = Penghasilan Perbulan : 40% Sangat Baik C3 = Usia : 20% Baik C4 = Status Rumah : 10% Cukup C5 = Jumlah Tanggungan : 10% Cukup

  Dari nilai bobot yang telah ditetapkan oleh perusahaan Adira Quantum sebagai syarat ketentuan nilai kriteria untuk mendapatkan kredit, selanjutnya adalah proses pencarian perangkingan. Perangkingan dilakukan dengan cara mengkalikan nilai bobot yang sudah ditetapkan perusahaan dengan hasil matriks ternormalisasi. Proses perangkingan :

  V1 = (0,2)(0,8)+(0,4)(1)+(0,2)(1)+(0,1)(1)+(0,1)(0,6) = 0,92 V2 = (0,2)(1)+(0,4)(1)+(0,2)(1)+(0,1)(0,6)+(0,1)(0,8) = 0,94 V3 = (0,2)(0,4)+(0,4)(0,6)+(0,2)(1)+(0,1)(1)+(0,1)(0,4) = 0,66 V4 = (0,2)(1)+(0,4)(1)+(0,2)(1)+(0,1)(1)+(0,1)(0,8) = 0,98 V5 = (0,2)(1)+(0,4)(1)+(0,2)(1)+(0,1)(1)+(0,1)(1) = 1

  Hasil dari perhitungan diatas, dapat dihasilkan proses perengkingan, yang ditunjukkan di Tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7 : Hasil proses perengkingan

  ALTERNATIF C1 C2 C3 C4 C5 Hasil Dede 0,16 0,4 0,2 0,1 0,06 0,92

  Engkur 0,2 0,4 0,2 0,06 0,08 0,94 Elin 0,08 0,24 0,2 0,1 0,04 0,66

  Amas 0,2 0,4 0,2 0,1 0,08 0,98 Apong 0,2 0,4 0,2 0,1 0,1

  1 Berdasarkan nilai akhir yang diperoleh dari setiap proses perangkingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan nilai bobot ketetapan perusahaan, maka nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik adalah Apong = 1, artinya sama dengan nilai 100%. Berdasarkan simulasi melalui metode SAW diperoleh informasi yaitu dari kelima alternatif yang paling layak mendapatkan kredit adalah alternatif Apong. Hal ini karena nilai akhir yang paling tinggi dari alternatif yang lainnya.

4. Simpulan

  1. Dengan dirancangnya sistem yang baru dengan memanfaatkan teknologi komputer, sistem pendukung ini dapat membantu kinerja perusahaan dalam proses pemberian kredit kepada konsumen.

  2. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, pada sistem yang sedang berjalan di PT Adira Quantum Multifinance Cabang Tasikmalaya, ditemukan kendala dalam hal sulit dan lamanya pengambilan keputusan pengambilan kredit nasabah

  3. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) di PT Adia Quantum Multifinance Cabang Tasikmalaya, dirancang dengan menggunakan metode SAW.

  4. Dengan Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit dapat membantu dalam menentukan pilihan calon nasabah yang tepat untuk mendapatkan kredit.

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahapan analisis, pembuatan sistem pendukung keputusan, dan implementasi sistem, maka dapat disimpulkan bahwa:

  [1] Tiray Putri Sari Op. Sunggu.2013. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan

  Pemberian Kredit Modal Kerja (Kmk) Dengan Menggunakan Metode Teqhiquefor Orderpreference By Similarity To Ideal Solution, Medan : STMIK Budi Darma Medan, Pelita Informatika Budi Darma, Volume V, Nomor 3, Desember 2013, ISSN:2301-9425.

  [2] Randeria Alindo Wahab. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman Kredit Menggunakan The Satisficing Model, Bandung : Universitas Komputer Indonesia.

  [3] Kinski Ivan. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen

  Pt.Fif Cabang Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP), Medan : STMIK Budi Darma Medan, Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI), Volume 1, Nomor 1, ISSN:2339-210X

  [4] Ichsan Syahru T.M(1111667), November 2013, ” Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Penerima

  Beasiswa Mahasiswa Kurang Mampu Pada Stmik Budidarma Medan Menerapkan Metode Profile Matching”, Pelita Informatika Budi Darma, Volume V, Nomor 1, November 2013, ISSN:2301-9425. [5]

  Felani, “Perancangan Aplikasi Penentuan Kosmetik yang Sesuai Dengan Jenis Kulit Wajah Menggunakan Metode SAW”, Pelita Informatika Budi Darma,Vol VII, No.2, Agustus 2014. [6] Anhar,ST.”Panduan Menguasai PHP $ MySQL Secara Otodidak”, Jakarta:Mediakita,2010.

  Daftar Pustaka