383337152 TUGAS MAKALAH MANAJEMEN INDUSTRI

MAKALAH
MANAJEMEN INDUSTRI
“Manajemen Pemasaran”

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Manajemen Industri

Disusun Oleh :
WIQHAN FAJAR CAHYONO

(2014030485)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S-1
UNIVERSITAS PAMULANG TANGERANG SELATAN
TANGERANG - BANTEN
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MANAJEMEN PEMASARAN”.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tarno
selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Industri yang telah memberikan pengarahan
dan dorongan dalam menyelesaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT
memberikan balasan yang setimpal kepada pihak yang memberikan bantuan dan menjadikan
semua bantuan menjadi ibadah, Amin Ya Rabbal ‘Alamin. Dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak terdapat kekurangan, baik dari teknik penulisan maupun materi, mengingat
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

JAKARTA, MEI 2017

WIQHAN FAJAR CAHYONO

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I

PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan penulisan...................................................................................... 1

BAB II

PEMBAHASAN............................................................................................ 2
2.1 Pengertian dan ruang lingkup pemasaran................................................ 2
2.2 Perkembangan dan sejarah pemikiran tentang pemasaran……………...7
2.3 Fungsi universal dan tantangan pemasaran..............................................10

BAB III

PENUTUP..................................................................................................... 14
3.1 Kesimulan................................................................................................ 14
3.2 Saran........................................................................................................ 14


DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 15

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Pemasaran ada di mana-mana. Orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah besar
aktivitas yang dapat kita sebut pemasaran. Pemasaran yang baik telah menjadi elemen yang
semakin vital untuk kesuksesan bisnis. Pemasaran sangat mempengaruhi kebutuhan kita setiap
hari dan setiap hal yang kita lakukan, dari pakaian yang kita pakai, situs internet yang kita klik,
sampai iklan yang kita lihat.
Sebagai pemasaran yang baik bukan sebuah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan
dan pelaksanaan yang cermat. Pemasaran adalah seni sekaligus ilmu. Ada ketegangan yang terus
menerus antara sisi terformulasikan dan sisi kreatif.


1.2.

Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan ruang lingkup pemasaran?
2. Apa perkembangan dan sajarah pemikiran tentang pemasaran?
3. Apa fungsi universal dan tantangan pemasaran?

1.3.

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa pengertian dan ruang lingkup pemasaran
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan pemikiran pemasaran
3. Untuk mengetahui apa fungsi dan tantangan pemasaran

1


BAB II
PEMBAHASAAN

2.1.

Pengertian dan Ruang Lingkup Pemasaran

Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program
yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Istilah pemasaran berasal dari bahasa Inggris Marketing yang diartikan dengan istilah pemasaran
dengan asal kata pasar (Market).
1. Pengertian Pemasaran menurut para ahli :
a. Philip Kotler (1997:8) menyatakan bahwaPemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
b. Charles F. Philip, Ph.D & Delbert J. Duncan dalam Buku “Marketing Principles and
Methods”: Marketing oleh para pengusaha diartikan sama dengan distribusi yang dimaksuskan
segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ketangan konsumen rumah tangga dan ke

konsumen industry.
c. Maynard & Beckman dalam bukuPrincipes of marketing mendefinisikanMarketing berarti
segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari Fector produksi ke Fector konsumsi.
d. William J. Stanton (1993:7) Pemasaran adalah suatu Fystem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini
maupun konsumen potensial.

2

e. Hermawan Kartajaya (2002), pemasaran diartikan sebagai :
a). Menghubungankan penjual dan pembeli potensial.
b). Menjual barang dan barang tersebut tidak kembali ke orang yang menjualnya.
c). Memberikan standar kehidupan.
d). Sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
perubahan values dari inisiator kepada stakeholder.
f. Peter Drucker (1954): Penjulaan bukan sekedar perluasan penjualan, pemasaran meliput
keseluruhan bisnis dan harus dilihat dari sudut pelanggan. Hanya pemasaran dan inovasilah yang
Fias menghasilkan uang, kegiatan lainnya merupakan pos biaya saja.
g. The American Marketing Asociation (AMA) : Pemasaran adalah proses perencanaan dan

pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi dan pendistribusian barang, jasa dan ide dan
dapat memuaskan pelanggan individu atau organisasi secara menguntungkan.

2.

Yang Dipasarkan.

Dalam pemasaran ada 10 tipe entitas yaitu barang, jasa, acara, pengalaman, orang, tempat,
properti, organisasi, informasi, dan ide.
a). Barang
Barang fisik memang memiliki bagian terbesar dalam proses produksi maupun
pemasaran. Perusahaan bisa memasarkan mobil, lemari es, handphone, laptop, jam tangan, dan
lain sebagainya. Peluang pasar pada komoditas barang sangat besar. Semakin banyak inovasi
tentunya akan semakin menggairahkan pasar.
b). Jasa
Perkembangan jaman memang melahirkan berbagai ide-ide bisnis tentang apa saja yang
bisa dipasarkan. Bisnis pelayanan jasa semakin menjamur dan memiliki prospek bisnis yang
sangat bagus. Dunia bisnis saling ketergantungan dengan berbagai pihak yang lainnya. Untuk
menjembatani peluang itu, muncullah industri jasa yang memberikan pelayanan jasa. Contohnya
saja, industri perbankan, transportasi meliputi darat, laut, udara, asuransi, bahkan laundry dan

warung internet, dan lainnya.

3

c). Acara
Ide bisnis juga bisa diperoleh dari mengadakan berbagai acara atau event. Memang bisnis
di bidang ini sangat tergantung dari regulasi waktu. Misalnya saja ada event olah raga piala dunia
4 tahunan sekali, acara pentas seni saat berbagai seniman berkumpul memamerkan karyanya
setiap 6 bulanan, bahkan acara musik yang saat ini sedang populer diadakan setiap hari.
d). Pengalaman
Saat ini, salah satu aspek penting bagi marketer adalah bagaimana menciptakan suatu
pengalaman yang akan tertanam di dalam benak pelanggan. Contohnya, produk-produk Apple
yang menawarkan pengalaman bagi penggunanya tentang keindahan, kemudahan, eksklusivitas,
serta kecanggihan. Contoh lainnya, Walt Disney World’s Magic Kingdom, ada kapal bajak laut,
dunia peri, rumah hantu, dan wahana lainnya.
e). Orang
Sumber daya manusia juga merupakan pasar yang besar. Melihat perkembangan
penduduk secara statistik maupun kompetensi (keahlian), maka manusia adalah potensi pasar
yang menjanjikan. Baik pemasaran orang dalam jumlah besar untuk menjadi tenaga kerja,
maupun pemasaran orang secara individual. Berkaitan dengan pemasaran orang secara

individual, yang disebut “personal branding”. Saat ini, sudah saatnya Anda menjual diri Anda
sendiri. Tom Peters, pencetus istilah ini menyampaikan “the brand called YOU”. Sebenarnya, hal
ini sudah diterapkan oleh orang-orang yang sudah tak asing lagi bagi kita. Sebut saja, David
Beckham, Oprah Winfrey, bahkan di dalam negeri seperti Mario Teguh, Olga Syahputra, dan
lainnya.
f). Tempat
Suatu tempat yang memiliki daya tarik keindahan, unik, bernilai jual, pasti mendatangkan
keuntungan. Marketer harus melihat potensi ini, dengan mengelolah tempat itu sebaik mungkin,
membentuk manajemen yang solid, lalu memasarkannya secara luas. Selain tempat wisata, juga
ada potensi di perkotaan, seperti tempat perkantoran, mall, food court, dan lainnya.

4

g). Properti
Peluang pasar di bidang properti juga sangat besar. Properti itu adalah hak kepemilikan
tak berwujud atas properti yang sebenarnya (real estate) maupun properti finansial (dalam bentuk
saham dan obligasi). Properti diperjualbelikan, jadi hal itu membutuhkan pemasaran. Pihak yang
memasarkan biasanya disebut agen properti. Agen ini bekerja untuk pemilik atau penjual
properti, lalu agen bisa memasarkan properti untuk pemukiman maupun perdagangan. Untuk
properti finansial, perusahaan investasi atau pun bank memasarkan sekuritas dan sejumlah aset

kepada investor institusional maupun individual. Aset properti terbukti menghasilkan profit yang
tinggi asalkan dikelolah dengan baik.
h). Organisasi
Ide bisnis dari kumpulan beberapa orang untuk menawarkan jasa, sehingga membentuk
organisasi, baik profit maupun non-profit, besar maupun kecil, berlandaskan hukum maupun
tidak. Organisasi menawarkan pada pasar sasarannya beragam pelayanan jasa. Organisasi bisa
menjual keahliannya dan keunikannya. Contohnya, organisasi yang membangun brand mereka
sebagai organisasi non-profit seperti wikipedia. Organisasi yang menawarkan jasa, seperti agensi
pemasaran, event organizer, dan lainnya.
i). Informasi
Era informasi yang begitu pesat berkat dukungan teknologi informasi saat ini menjadikan
bisnis ini peluang pasar yang menggiurkan saat ini. Informasi-informasi yang ditawarkan juga
sangat bermacam-macam. Marketer dapat mengambil peluang ini dengan membangun brand
yang unik, berbeda dari yang lainnya, dan bernilai jual. Era informasi saat ini sangat dipengaruhi
pesatnya perkembangan internet. Contoh peluang yang bisa diambil seperti websites, toko
online, pemasaran online, maupun blogging yang menawarkan informasi Sip! seperti blog
tugasku4u.com yang saya lakukan ini.
j).Ide
Produk yang paling orisinil dan sangat aman dari penjiplakan adalah ide. Ide bisa sangat
bervariasi dan berbeda-beda setiap orang. Dan tahu kah Mark?, salah satu sebab lahirnya

berbagai produk yang mengesankan adalah dari benih yang disebut ide.

5

3.

Konsep Pemasaran

Ada beberapa konsep dalam pemasaran, yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep
penjualan, konsep pemasaran, dan konsep kesejahteran.
a. Konsep Produksi :
Pemasar berkonsentrasi pada proses produksi, produsen beramai-ramai membuat produk
dalam jumlah besar untuk di jual ke konsumen. Model ini hidup pada masa awal industrialisasi.
Contoh Ford dengan mobil model ‘T’ yang diproduksi secara masal.
b. Konsep Produk :
Pemasar tidak hanya sekedar melempar produk ke pasar dalam jumlah besar akan tetapi
mulai berkonsentrasi pada kualitas. Kualitas produk menjadi senjata utama untuk bersaing di
pasar. Contoh Ford meluncurkan produk inovasinya yaitu mobil bermesin V.8.
c. Konsep Penjualan :
Orientasi pasar tidak lagi pada jumlah produk yang banyak atau pengembangan kualitas
produk, namun bagaimana cara menjual produk tersebut. Mulai saat itu para pemasar
memperkenalkan produk ke konsumenya melalui distribusi, promosi, periklanan, dan public
relations. Contoh Ford, General Motor, Chysler tidak hanya memproduksi mobil dalam jumlah
banyak dengan berbagai macam tipe dan keunggulannya, namun berkonsentrasi pada penjualan.
d. Konsep Pemasaran :
Konsep pemasaran lebih luas ketimbang konsep penjualan. Pemasar tidak hanya sekedar
bermain pada distribusi, promosi, periklanan, dan public relations. Konsentrasi pemasar
diarahkan kepada konsumen. Membangun kepuasan konsumen menjadi tujuan utama melalui
kualitas, pelayanan, dan nilai. Contoh Ford, General Motor, Chysler memproduksi mobil dengan
kualitas prima ditambah pelayanan istimewa yang memunculkan istilah baru seperti pelayanan
purna jual, 24 jam service, saluran hotline atau gratis spare part yang kesemuanya demi kepuasan
konsumen.

6

e. Konsep Pemasaran Kesejahteraan :
Konsep ini di ilhami oleh teori perilaku (behavior theory)-nya Abraham Maslow. Pada
tingkat kelima dikenal dengan istilah aktualisasi diri, lalu memunculkan konsep pemasaran
kesejahteraan. Pada konsep pemasaran ini perusahaan mulai memperhatikan masyarakat yang
telah turut membesarkan perusahannya. Perusahaan merasa perlu membalas jerih payah
masyarakat. Contoh Ford meluncurkan program Ford Foundation yang memberikan bantuan
beasiswa bagi para mahasiswa dari dunia ketiga untuk belajar di negara maju. General Motor
dengan progam AIDS, MC Donald dengan program penggalangan dana olah raga di tanah air,
dimana MC Donald akan menyisihkan Rp.100 dari setiap produk yang disantap oleh
konsumennya, dll.

2.2.

Perkembangan Dan Sejarah Tentang Pemikiran Pemasaran

Sejarah teori dan konsep marketing selalu mengikuti perubahan struktur sosial dan
ekonomi masyarakat. Kemunculan ide-ide baru yang memperkaya ilmu marketing terus
berkembang seiring revolusi besar peradaban manusia.
Peradaban bisnis modern berkembang sejak adanya revolusi industri di tahun 1900.
Revolusi ini benar-benar mengubah tatanan struktur dan perilaku masyarakat pada saat itu.
Bisnis yang tadinya berciri merkantilis (berdagang) kemudian berubah menjadi kapitalis.
Kekuatan modal dipergunakan untuk membangun pabrik dan organisasi perusahaan,
memproduksi barang, dan memperdagangkannya. Pada proses ini munculah pandanganpandangan baru tentang bagaimana perilaku pasar terjadi dan bagaimana sebuah lembaga
menjalankan kegiatan operasional untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal-hal inilah yang
kemudian melatarbelakangi munculnya ilmu praktik manajemen bisnis, termasuk marketing.
Ilmu marketing ketika itu memang menjadi jawaban atas berbagai pertanyaan yang tidak
bisa diakomodasi oleh ilmu ekonomi yang telah berkembang terlebih dahulu. Marketing awalnya
tak lebih dari aktivitas bisnis yang sederhana. Para ekonom pun hanya memasukkannya sebagai
salah satu bentuk aktivitas ekonomi. Namun, pendekatan yang lebih berciri sosiologis kemudian
menunjukkan adanya pengembangan dari institusi (lembaga) yang disebut sebagai “market”
dalam bahasa ekonomi. Pendekatan sosiologis melihat institusi market bisa dilihat sebagai
institusi sosial dibandingkan ekonomi. Artinya, di market bukan hanya tempat bertemunya
supply dan demand. Market merupakan sebuah sistem sosial di mana kebutuhan setiap pihak
akan materi tertentu akan bertemu. Pada waktu itu, konsumsi dianggap sebagai akhir dari
kegiatan produksi di dunia ekonomi.

7

Padahal perilaku konsumsi sendiri sebenarnya merupakan ilmu yang bisa dieksplorasi
lebih dalam. Demikian halnya dengan istilah “value”. Ilmu ekonomi meletakkan value
berhubungan dengan penambahan input dari faktor-faktor produksi. Padahal di dunia bisnis,
value juga mencakup sesuatu yang intangible seperti pelayanan. Pendekatan marketing juga
mempertanyakan apakah market dipengaruhi hanya oleh purchasing power (daya beli)
masyarakat?Lebih jauh dari itu, para praktisi bisnis melihat bahwa market bukan sekadar
dipengaruhi oleh daya beli, tetapi juga keinginan membeli yang dipengaruhi oleh iklan dan
tenaga penjual. Advertising Muncul Lebih Dulu
Kabarnya kelas pertama dari pelajaran marketing diberikan oleh ED Jones pada tahun
1902 di University of Michigan dan kemudian oleh Simon Litman di University of California
pada tahun yang sama. Saat itu, pemikiran marketing masih berfokus pada masalah distribusi. Ini
sesuai dengan ciri industri tahap awal yang berfokus pada distribusi massal.
Sebenarnya, walaupun belum dimasukkan dalam disiplin ilmu marketing, pemikiran
tentang dunia iklan (advertising) sudah lebih dulu ada. Buku History of Advertising sudah
muncul pada tahun 1875. Demikian pula halnya dengan selling sudah mendahului
pengembangan ilmu marketing itu sendiri. Selling awalnya hanya sekadar sebuah seni menjual,
tetapi kemudian dijadikan sebuah formula untuk dipelajari dan dianalisis.
Mulanya pendekatan marketing memang menyangkut tiga elemen: advertising, selling
dan distribusi. Namun, banyak pemikiran yang kemudian menambahkan elemen-elemen dalam
marketing. Seperti Ralph Butler dan Arch Shaw, dua ahli ini menambahkan elemen lain dalam
marketing, yakni: komoditas, institusi, dan fungsional. Artinya marketing menyangkut pula soal
produk, organisasi pemasaran dan juga proses serta kegiatan.
Untuk elemen distribusi, berkembang pula pemikiran baru yang disebut retailing sejak
tahun 1914. Nystrom pada waktu itu menulis literatur ritel bukan saja dari sisi proses distribusi,
tapi juga manajemen ritel. Dengan banyaknya tambahan elemen-elemen baru dalam marketing,
maka ilmu marketing kemudian masuk ke dalam tahapan integrasi. Pada tahap ini para pemikir
dan ilmuwan mencoba menggabungkan berbagai ilmu, literatur serta elemen yang berdiri sendiri
menjadi sebuah konsep yang terintegrasi.
Buku Principles of Marketingpertama muncul lewat tangan Paul Ivey pada tahun 1920an. Buku ini menggabungkan semua teori dan pemikiran yang berkembang di dunia marketing.
Tetapi, yang lebih mengemuka kemudian adalah buku Principles of Marketingkarangan
Maynard, Weidler dan Beckman. Berbeda dibandingkan Ivey yang berfokus pada sisi pengusaha,
buku ini lebih berfokus pada sudut pandang konsumen.

8

Teori marketing belum berakhir dengan dimunculkannya buku-buku tadi. Pada dekadedekade berikutnya masuklah berbagai unsur yang memperkaya marketing. Ilmu-ilmu psikologi
dan sosial mulai masuk. Demikian pula dengan konsep seperti segmentasi baru hadir belakangan
setelah muncul konsep-konsep lain seperti marketing mix (4P).
Pada tahun 1960-an. Pada tahun 1960-an dan 1970-an ilmu marketing justru
memecahkan diri ke dalam berbagai diferensiasi (kekhususan) seperti international marketing,
social marketing, marketing for non-profit organization dan lain-lain. Konsep social
responsibility juga menjadi salah satu konsep yang sudah mulai terbentuk pada tahun 1970.
1. Peran Kotler
Kejayaan Kotler sebagai “bapak marketing” sendiri dimulai pada periode 1970-an. Peran
Kotler dalam dunia marketing memang pada kemampuannya menerjemahkan konsep marketing
ke terminologi yang mudah dipahami oleh banyak orang. Kotler-lah yang mengubah konsep
marketing ke bentuk-bentuk aplikasi tertentu seperti marketing untuk health service, public
service, educational service, politik, dan lain-lain.
Tahun 1967, misalnya, Kotler sudah memperkenalkan konsep manajemen marketing
modern yang meliputi analisis marketing opportunities, mengorganisasikan aktivitas marketing,
kegiatan perencanaan marketing serta kontrol. Buku-buku Kotler kemudian menginspirasi
banyak para pengajar dan praktisi di dunia marketing seluruh dunia. Bahkan, tak ada kuliah
marketing yang tak lepas dari karya-karya Kotler. Buku Principles of Marketing dan Marketing
Management dari Kotler membentuk pemikiran-pemikiran dasar dan fundamental yang
mempengaruhi berbagai pemikiran baru lainnya di dunia marketing.
Pada dekade 1980-an, pemikiran baru di dunia marketing seperti positioning yang
dipopulerkan oleh Jack Trout dan Al Ries serta brand equity yang dipopulerkan oleh David
Aaker semakin menguat. Era kemajuan bisnis di banyak negara pada dekade tersebut
menciptakan kompetisi bisnis yang semakin ketat. Karenanya, peran dari sebuah merek dan
upaya untuk mendiferensiasikan diri juga mengemuka. Dekade 1980 dan 1990-an adalah dekade
menguatnya unsur service dan kepuasan pelanggan di dalam marketing. Konsep seperti
Servqual, Service profit chain dan juga services marketing mulai bermunculan.

9

2. Gelombang Baru
Ketika dunia memasuki gelombang revolusi berikutnya, yakni revolusi teknologi
informasi, maka pemikiran-pemikiran marketing baru pun bermunculan mengikuti gelombang
revolusi tersebut. Salah satunya konsep experiential marketing. Dengan adanya teknologi
informasi, internet dan multimedia membuat experiential marketing lebih bisa berkembang.
Demikian pula di dunia service, peran IT membuat konsep CRM (Customer Relationship
Management) juga ikut berkembang. Belum lagi jargon-jargon baru seperti buzz marketing, viral
marketing dan lain-lain.
Revolusi baru juga berimbas pada perkembangan media periklanan. Semakin
berkembang dan kompleksnya media untuk berpromosi membuat marketer semakin berhati-hati
menginvestasikan dananya. Oleh karena itu muncul pemikiran-pemikiran baru yang menggugah.
Orang marketing untuk menghitung return on investment dari aktivitas marketing yang
dilakukannya. Marketing dihadapkan pada kenyataan bahwa kegiatan mereka harus mampu
dijelaskan dengan bahasa-bahasa finansial. Marketing ROI, CLV (Customer Lifetime Value), dan
lain-lain adalah pemikiran-pemikiran yang kemudian mulai muncul.
Dari berbagai pergolakan pemikiran marketing tadi kita bisa menyimpulkan bahwa
pemikiran marketing, mau tidak mau, harus terus berubah dan berkembang sesuai dengan
perubahan struktural yang terjadi dalam tatanan sosial ekonomi masyarakat, bentuk dan tingkat
kompetisi yang ada serta perkembangan teknologi. Setelah revolusi industri dan IT, dunia
diramalkan akan masuk ke revolusi bioteknologi.

.3.

Fungsi Universal dan Tantangan Pemasaran

Fungsi-fungsi pemasaran meliputi penanggungan resiko, pendanaan, pengendalian
informasi pemasaran pembelian, penjualan, pengiriman, penyimpanan, standarisasi dan
klasifikasi, dan pembungkusan.
1.Tantangan Pemasaran
Informasi memang akan menjadi soko guru pemasaran pada abad 21. Namun informasi
tidak berdiri tunggal, informasi akan banyak ditunjang oleh hal-hal lain di luar wilayah kajian
informasi. Dengan demikian pemasaran disamping akan banyak dipengaruhi oleh informasi,
dalam diri pemasaran akan mengalami pergeseran-pergeseran baru yang sifatnya strategis.
Dalam abad 21 ini ada beberapa tantangan bagi profesi pemasaran.

10

2. Tantangan Visi
Sering kali pengambilan keputusan pemasaran lebih didasarkan pada pemenuhan tuntutan
masa sekarang. Dalam konteks global dimana keunggulan kompetitif produk dan jasa memiliki
usia yang semakin pendek, hal demikian tidak dapat dipertahankan lagi. Tanggung jawab untuk
melihat masa depan menjadi beban para eksekutif pemasaran. Dengan demikian tidak berlebihan
bila dikatakan pemasar dituntut untuk menjadi visionary marketer yang strategis dan holistik
dalam berpikir serta dapat menghidupkan fungsi marketing intelligence dan corporate
intelligence secara nyata.
Pengembangan diri menjadi visionary marketer secara ideal perlu mengadopsi faham
kewirausahaan yang mengutamakan proaktivitas dan menerima tanggung jawab utama sebagai
innovator dan risk taker. Pemasar harus mempunyai keberanian untuk mendobrak kemapanan
dan kreatif dalam menentukan strategi pemasaran. Orang muda macam Richard Kartawijaya
(Microsoft Indonesia), Barry G Lesmana (Citibank), Betty Alisyahbana (USI IBM), Mulia
Tambunan (Telkomsel), merupakan pemasar visioner yang akan banyak mewarnai dunia
pemasaran Indonesia abad 21.
3. Tantangan pada Power Marketing
Landasan utama power marketing adalah memanusiakan pelanggan yang terangkum
dalam konsep customer centered marketing. Dengan demikian konsumen merupakan subyek,
bukan obyek dari pemasaran. Power marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci; moving,
caring dan inovating. Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora persaingan dan
dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi.
Dalam perwujudannya, moving musti disertai kepedulian kepada pelanggan (caring) melalui
langkah-langkah inovasi (inovating) di bidang strategi, manajerial, maupun produk/jasa.
Inovasi merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan
pelanggan akan menelurkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan,
yang artinya tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan pada
dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi pelanggan. Sehingga
pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind share, namun sudah masuk ke wilayah heart
share.

11

4. Tantangan pada Transferable Marketing
Biaya pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan meningkat pula. Salah
satu cara untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya adalah dengan memanfaatkan transferable
marketing. Arti dari tranferable marketing adalah penyusunan pola pemasaran yang dapat
dimanfaatkan untuk beberapa lokasi atau pasar sasaran dengan derajat universalitas yang
ditingkatkan. Contoh yang bagus adalah konsep pemasaran dari DeBeers berlian. DeBeers dibuat
di London dan Hongkong, sedang pemanfaatannya disebar ke berbagai lokasi, termasuk
Indonesia. Penyebaran ini (termasuk manfaat dan modelnya) di sesuaikan dengan situasi negara
setempat.
5. Tantangan pada Manajemen Merek
Dalam upaya meningkatkan kiprah di dunia global, para pemasar ditantang untuk
meningkatkan reputasi merek. Peran reputasi merek menjadi lebih penting untuk konteks abad
21 lantaran banyaknya jumlah merek yang beredar di pasar. Oleh karena itu di dalam perusahaan
perlu ditumbuhkan adanya iklim kerja yang diwarnai dengan kebanggaan merek (brand minded
culture). Harus pula diperhatikan pelaksanaan analisis realitas merek ke benak konsumen dalam
rangka menentukan strategi peningkatan identitas merek.
Pada abad 21 house brand atau private label akan banyak diproduksi oleh perusahaan. Di
Indonesia house brand banyak dilakukan oleh usaha eceran seperti; Matahari, Hero dan Makro.
Untuk Matahari house brand produk pakaiannya diberi merek Stanley Adams dan M-2000.
Sementara Hero pasar swalayan banyak bermain dalam house brand, semisal; Innosence untuk
produk perlengkapan bayi, Hero Selection untuk soft drink, dan Hero untuk produk-produk
industri rumah tangga. Untuk Makro, perusahaan ini menamai produk house brand-nya dengan
sebutan Aro.

12

6. Tantangan pada Etika Pemasaran
Masyarakat dan konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli
terhadap kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Termasuk dalam konteks ini adalah tingkat moralitas dari setiap keputusan pemasaran dan
dampaknya bagi stake holder secara keseluruhan. Hal ini semakin dipertajam dengan adanya
berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan pemasaran, seperti rekayasa produk,
penyalahgunaan label dan iklan, serta predatory pricing. Dalam situasi dimana persaingan
menjadi lebih ketat dan reputasi perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap
kebijakan dan keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan ditetapkan oleh
perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus diperhatikan oleh para
pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses pemasaran, kode etik dalam bidang
promosi, kebijakan harga dan distribusi, kode etik dalam riset pemasaran dan komitmen dalam
memajukan peradaban manusia.
Tantangan pemasaran abad 21 seperti disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa
dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan persaingan. Pemasar sejak dini harus
mampu mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran ini. Antisipasinya tidak terlalu
sulit. Hanya dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan bersahabat dengan
perubahan.

13

BAB III
PENUTUP

.1.

Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai
kegiatan yang direncanakan dan di organisasikan yang meliputi pendistribusian barang,
penetapan harga, dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah di buat
yang tujuannya untuk mendapatkan tempat di pasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat
tercapai. Dalam pemasaran ada 10 tipe entitas yaitu barang, jasa, acara, pengalaman, orang,
tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Dan juga ada beberapa konsep dalam pemasaran,
yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep
kesejahteran.
Teori konsep marketing berkembang sejak adanya revolusi industri di tahun 1900. Pada
proses ini muncul pandangan-pandangan baru tentang bagaimana perilaku pasar terjadi dan
bagaimana sebuah lembaga menjalankan kegiatan operasional untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Dalam pemasaran terdapat juga fungsi universal dan tantangan pemasaran. Fungsi
universal yang meliputi penanggungan resikopendanaan, pengendalian informasi pemasaran
pembelian, penjualan, pengiriman, penyimpanan, standarisasi, klasifikasi, dan pembungkusan.
Sedangkan tantangan pemasarannya yaitu tantangan visi, tantangan power marketing, tantangan
transferable marketing, tantangan pada manajemen merek, dan tantangan pada etika pemasaran.

.2.

Saran

Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangat penting dan hal
ini juga harus ditunjang oleh manajer pemasar yang professional dan memiliki kreatifitas yang
tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran anda sebagai bagian penting dalam perusahaan
demi mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas yang tinggi

14

DAFTAR PUSTAKA

http://www.tugasku4u.com/2014/01/makalah-manajemen-pemasaran.html
Kotler Phillip, Keller Kevin Lane. “Manajemen Pemasaran” Jilid 1, Edisi 13, Erlangga.
Baso Swasta DH.SE.MBA, Ibnu Sukotco(1988) Pengantar bisnis modern; Liberty Yogyakarta
Charles W Lambert,Carl Mc Daniel,Joseph W Hair jr(2001). Pemasaran. Jakarta: Salemba empat
Meredith et.al, Geoffrey. (1996). Kewirausahaan (Teori dan Praktik) Seri Manajemen No. 97.
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Longenecker, J.G. et.al. (2001). Kewirausahaan (Manajemen Usaha Kecil) Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.

15