ADMINISTRASI NEGARA negara-negara budaya negara-negara budaya

Pengertian Administrasi, Ciri, Fungsi & Menurut Para Ahli| Secara Umum,
Pengertian Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan
penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan. Pengertian administrasi
juga dibedakan menjadi dua yaitu pengertian administrasi dalam arti sempit dan
pengertian administrasi dalam arti luas. Administrasi dalam arti sempit adalah
kegiatan yang meliputi dari catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan,
ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang memiliki sifat teknis ketatausahaan.
Sedangkan pengertian administrasi bersifat luas adalah seluruh proses kerja sama
dari dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan pemanfaatan sarana dan
prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna.
Pengertian Administrasi Menurut Para Ahli - Selain arti diatas, terdapat
beberapa

pengertian

administrasi

yang

dikemukakan


para

ahli

dalam

mendefinisikannya. Pengertian administrasi menurut para ahli adalah sebagai
berikut...
 Arthur Grager: Pengertian administrasi menurut Arthur grager adalah
fungsi tata penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan warkat
suatu organisasi.
 George Terry: Pengertian administrasi menurut George Terry adalah
perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran,
serta penggerakan mereka yang melaksanakan agar mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
 Sondang P. Siagian: Pengertian administrasi menurut Sondang P.Siagian
adalah keseluruhan dari proses kerja sama antara dua orang atau lebih
yang didasarkan dari atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
 William


Leffingwell

dan

Edwin

Robinson: Menurut

William

Leffingwell dan Edwin Robinson, pengertian administrasi adalah cabang
ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan
perkantoran secara efisien, kapan, dan dimana pekerjaan tersebut harus
dilakukan.

 Ulbert: Menurut

Ulbert,


pengertian

administrasi

secara

sempit

didefinisikan sebagai penyusunan dan pencatatan data dan informasi
secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud
menyediakan keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali
baik sebagian maupun menyeluruh. Sedangkan pengertian administrasi
dalam arti sempit dikenal dengan istilah tata usaha.
Ciri-Ciri Administrasi - Administrasi memiliki beberapa karakteristik/ciri-ciri
antara lain sebagai berikut..
 Terdapat kelompok manusia yang terdiri dari 2 orang atau dengan lebih
 Terdapat kerja sama
 Terdapat proses atau usaha
 Terdapat bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan
 Terdapat tujuan.

Fungsi Administrasi - Adapun fungsi administrasi adalah sebagai berikut..
 Planning (Perencanaan) adalah penyusun perencanaan memerlukan
kegiatan

adminitrasi,

seperti

pengumpulandata,

pengolahan

data,

menyusun

dan

penyusunan perencanaan.
 Organizing


(pengorganisasian) adalah

aktivitas

membentuk hubungan-hubungan kerja anatara orang-orang sehingga
terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
 Staffing adalah salah satu fungsi dari manajemen yang menyusun
personalia pada suatu organiasik mulai dari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha untuk setiap tenaga petugas
memberi daya guna yang maksimal kepada organisasi.
 Directing (pengarahan atau bimbingan) adalah fungsi manajemen yang
berhubungan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, untuk
tugas yang dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju dari yang
telah ditetapkan semula.

 Coordinating adalah sebagian daru fungsi manajemen untuk melakukan
sejumlah kegiatan agar berjalan baik dengan menghindari terjadinya
kekacauan, percekcoka, kekosongan kegiatan yang dilakukan dengan

menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan
sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha untuk mencapai
tujuan organisasi.
 Reporting adalah

manajemen

yang

berada

pada

penyampaian

perkembangan atau hasil dari kegaitan dengan pemberian keterangaan dari
tugas dan fungsi para pejabat yang lebih tinggi baik lisan maupun tulisan
sehingga dalam menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang
pelakasanaan tugas orang yang memberi laporan.
 Budgeting adalah suatu kegaitan yang mengelola dan perencanaan yang

berkelanjutan mengenai keuangan atau anggaran.

HUBUNGAN ADMINISTRASI NEGARA DENGAN ILMU-ILMU YANG
LAIN
Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu-ilmu Lain
Dalam upaya menjaga eksistensinya sekarang studi administrasi negara telah
menjadi cabang ilmu yang mapan dalam dunia akademik. Kemapanannya tidak
menghalangi tekadnya untuk mengembangkan hubungan dengan ilmu-ilmu lain
dalam memecahkan masalah-masalah sosial, dan juga untuk memperbaiki atau
menyempurnakan sikap ilmiahnya. Sebagai salah satu cabang dari ilmu sosial,
kehidupannya berlangsung dalam suatu lingkungan sosial tertentu, sehingga
perwujudan aktivitasnya senantiasa berhubungan erat dengan berbagai cabang
ilmu sosial, khususnya dengan ilmu sejarah, antropologi budaya, ilmu ekonomi,
administrasi niaga, ilmu jiwa, sosiologi dan ilmu politik.
Perspektif administrasi negara akan lebih gampang diungkapkan dengan
mempergunakan analisis sejarah dan antropologi budaya. Penggunaan analisis
antropologi budaya akan melengkapi analisis sejarah.
Ilmu ekonomi menyumbangkan analisis biaya dan manfaat, sedang administrasi

niaga menyumbangkan konsep PPBS dan makna Gerakan Manajemen Ilmiah

kepada administrasi negara. Sementara ilmu jiwa membantu untuk memahami
individu dalam situasi administrasi.
Sosiologi telah memberikan pambahasan yang mendalam mengenai birokrasi dan
kooptasi, yang merupakan hal-hal yang amat menonjol dalam studi administrasi
Negara.
Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan antara administrasi negara dan ilmu politik telah berjalan lama, karena
secara praktis tidak ada batas yang tegas antara politik dan administrasi. Orientasi
politik dalam studi administrasi negara meletakkan administrasi negara sebagai
satu elemen dalam proses pemerintahan. Administrasi negara dipandang sebagai
satu aspek dari proses politik dan sebagai bagian dari sistem pemerintahan.
Munculnya dikhotomi politik-administrasi sebenarnya merupakan gerakan koreksi
terhadap buruknya karakter pemerintah. Dalam perkembangannya, orientasi
politik dalam studi administrasi negara di kombinasikan dengan orientasi
manajerial yang dikenal dengan orientasi politik-manajerial, dan orientasi sosiopsikologis yang dikenal dengan orientasi politik-sosio-psikologis
Ruang Lingkup Administrani Negara Dilihat Dari Locus Focusnya
Ruang lingkup administrasi negara ialah sistem administrasi negara itu sendiri.
Karena di dalam administrasi negara yang dikaji ialah negara. Jadi, ruang
lingkupnya tentu sistem administrasi negara. Pengertian Administrasi adalah
Rangkaian kegiatan perbuatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam

suatu kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu dapat dicakup dengan satu
istilah yaitu administrasi Adminstrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan
terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam
kerjasama mencapai tujuan tertentu. Unsur Administrasi Unsur umum yang
terdapat dalam rangkaian kegiatan penataan yang dinamakan administrasi.
Ada 8 macam yang merupakan sub konsep administrasi, yaitu:
1. Organisasi
2. Manajemen
3. Komunikasi

4. Informasi
5. Personalia
6. Finansia
7. Materia
8. Relasi Publik
penyelenggaraan negara. Suatu unsur – unsur yang saling berhubungan dan
ketergantungan satu sama lain (setiap unsur membutuhkan unsur yang lainnya).
Dalam hal ini ialah negara maka, unsur – unsur yang saling berhubungan dalam
penyelenggaraan negara. Sistem administrasi negara ialah pensupport dari segala
kegiatan kenegaraan.

Masalah Focus dan Locus dari Administrasi Negara
Menurut Nicholas Henry, administrasi negara mengenal lima paradigma berikut:
Paradigma 1 : Dikhotomi politik-administrasi (1900-1926).
Paradigma 2 : Prinsip – prinsip administrasi negara (1927-1937).
Paradigma 3 : Administrasi negara sebagai ilmu politik (1950-1970)
Paradigma 4 : Administrasi Negara sebagai ilmu administrasi (1956-1970).
Paradigma 5 : Administrasi negara sebagai administrasi negara (1970 – sampai
sekarang).
Lima paradigma tersebut bersifat tumpang tindih atau “overlaping”. Di mana
“locus” (tempat = letak) dan “focus” (yang diperhatikan) administrasi negara
saling berganti . Paradigma 1 lebih mementingkan “locus”, paradigma 2
menonjolkan “focus”, paradigma 3 kembali lebih mementingkan “locus”, sedang
paradigma 4 mementingkan “focus”, dan paradigma 5 berusaha untuk mengaitkan
antara “focus” dan “locus” dari administrasi negara.
Masalah Focus dan Locus dari Administrasi Negara
Menurut pendapat Maurice Spiers pendekatan-pendekatan dalam administrasi
negara adalah pendekatan matematik, sumber daya manusia dan sumber daya
umum. Sedang menurut Robert Presthus adalah pendekatan institusional,
struktural, perilaku, dan pascaperilaku. Bagi Thomas J. Davy pendekatan yang
dimaksud terdiri dari manajerial, psikologis,politis, dan sosiologis.

Pendekatan proses administrasi, memandang administrasi sebagai satu proses

kerja yang dipergunakan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pendekatan ini
juga seringkali disebut dengan pendekatan operasional. Pendekatan empiris,
hendak melakukan generalisasi atas kasus-kasus yang telah terjadi secara sukses.
Pendekatan ini seringkali disebut juga sebagai pendekatan pengalaman.
Pendekatan perilaku manusia, memandang bahwa pencapaian tujuan-tujuan
organisasi tergantung pada penerapan prinsip-prinsip psikologis. Pendekatan ini
telah menampilkan aspek manusia sebagai elemen utama administrasi.
Pendekatan sistem sosial, memandang administrasi sebagai satu sistem sosial.
Kesadaran akan berbagai keterbatasan organisasi dapat menumbuhkan semangat
kerjasama di antara anggota-anggota organisasi. Pendekatan matematik,
memandang model-model matematik dapat diterapkan pada administrasi, dengan
tujuan untuk melakukan peramalan. Pendekatan teori keputusan, memandang
pembuatan keputusan sebagai fungsi utama administrasi. Semula pendekatan ini
hanya membahas dan melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif dalam
memilih tindakan yang akan diambil, tetapi kemudian pendekatan ini juga
mengkaji semua aktivitas organisasi.

LIMA PARADIGMA ADMINISTRASI NEGARA "Nicholas Henry,
“Paradigms of Public Administration”

Nicholas Henry (1985), memaparkan Lima paradigma administrasi publik
yang dipetakan dalam upaya untuk menunjukkan bahwa gagasan administrasi
publik sebagai sesuatu yang unik, sintesis lapangan yang relatif baru. Disiplin
ilmu ini disusun sebagai suatu pencampuran dari teori organisasi, ilmu
manajemen, dan konsep kepentingan umum. Kemudian menyarankan bahwa
sudah waktunya administrasi publik membentuk dirinya sebagai kurikulum
otonom di perguruan tinggi dan universitas dalam rangka mempertahankan
relevansi dan kelayakan sosialnya.

Masing-masing fase dapat ditandai menurut "lokus" atau "fokus”. Lokus
adalah tempat yang menggambarkan di mana ilmu tersebut berada. Sebuah lokus
administrasi publik adalah birokrasi pemerintah, tetapi ini tidak sepebuhnya tepat
dan lokus tradisional ini sering dikaburkan. Dalam perkembangannya lokus dari
ilmu administrasi publik menjadi kepentingan publik (public interest) dan urusan
publik (public affair). Fokus adalah apa yang menjadi pembahasan penting dalam
memepelajari ilmu administrasi publik. Salah satu fokus administrasi publik yaitu
"prinsip-prinsip administrasi" tertentu, tapi, sekali lagi, fokus disiplin ilmu ini
telah

berubah

dengan

paradigma

perubahan

administrasi

publik. Dalam

perkembangannya fokus dari ilmu administrasi publik menjadi teori organisasi
dan ilmu manajemen. Lima Paradigma Administrasi Negara, yaitu:
1.

Paradigma 1 : Dikotomi Politik dan Administrasi, tahun 1990-1926
Paradigma 1, dikotomi politik dalam administrasi menekankan pada lokus
dimana administrasi publik seharusnya diletakkan. Jelas, dalam pandangan
Goodnow

dan

rekan-rekannya

sesama

pemerhati

public

administration,

administrasi publik harus berpusat pada birokrasi pemerintah. Fokus bidang ini
terbatas pada masalah-masalah- masalah organisasi dan penyususnan anggaran
dalam birokrasi pemerintahan, politik dan kebijakan merupakan isi dari ilmu
politik. Awal legitimasi konseptual lokus ini yang berpusat pada definisi
lapangan, dan salah satu permasalahan yang akan berkembang untuk akademisi
dan praktisi yaitu masalah dikotomi ilmu politik dan ilmu administrasi.
2.

Paradigma 2 : Prinsip- Prinsip Administrasi, tahun 1927-1937
Pada masa ini lokus administrasi publik kurang diperhatikan, sedangkan
fokusnya adalah “prinsip-prinsip” manajerial yang dipandang berlaku universal
pada setiap bentuk organisasi dan lingkungan budaya. Perbedaan pendapat dari
administrasi publik pada 1940-an salah satunya adalah keberatan bahwa politik
dan pemerintahan tidak akan pernah bisa dipisahkan. Kemudian yang lainnya
adalah bahwa prinsip-prinsip administrasi secara logis tidak konsisten. Pada abad
pertengahan, dua definisi pilar yaitu dikotomi politik/administrasi publik dan
prinsip-prinsip administration telah digulingkan dan ditinggalkan oleh kaum
intelektual yang kreatif di lapangan. Pengabaian ini meninggalkan administrasi

publik dari epistemologi yang berbeda-identitas yang tidak jelas. Beberapa
berpendapat bahwa suatu identitas belum dapat ditemukan. Hubungan konseptual
yang logis antara Administrasi Publik dan Ilmu Politik yaitu, proses pembuatan
kebijakan publik. Administrasi Publik menentukan isi “kotak hitam" pada proses
itu: perumusan kebijakan publik dalam birokrasi publik dan mengubungkannya ke
politik. Ilmu politik dianggap mempertimbangkan "Input Dan output" dari proses
itu: tekanan dalam politik menghasilkan perubahan Politik Dan sosial.
3.

Administrasi Publik Sebagai Ilmu Politik, tahun 1950-1970.
Definisi fase ketiga ini sebagian besar adalah usaha membangun kembali
hubungan antara administrasi publik dan ilmu politik. Tapi konsekuensi dari
usaha ini adalah untuk "mendefinisikan" bidang ilmu ini, setidaknya dalam hal
fokus analisis, "keahlian” esensial. Dengan demikian, tulisan-tulisan tentang
administrasi publik di tahun 1950-an berbicara tentang bidang ini sebagai
"penekanan," sebuah "daerah kepentingan, "atau bahkan sebagai" sinonim "ilmu
politik.

Administrasi

publik

kembali

menjadi

bagian

dari

ilmu

politik. Pelaksanaan prinsip-prinsip administrasi sangat dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor lingkungan, jadi tidak “value free” (bebas nilai). Pada tahun 1962,
administrasi publik tidak dimasukkan sebagai Sub bidang ilmu politik dalam
laporan Komite Ilmu Politik sebagai Disiplin Asosiasi Ilmu Politik Amerika.
4.

Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi, tahun 1956-1970
Pada masa ini Administrasi publik tetap menggunakan paradigma ilmu
administrasi, dengan mengembangkan pemahaman sosial psikologi, dan analisis
sistem sebagai pelengkapnya .Sebagai sebuah paradigma, ilmu administrasi
memberikan fokus tapi tidak lokus. Menawarkan teknik yang membutuhkan
keahlian dan spesialisasi, tetapi dalam pengaturan kelembagaan bahwa keahlian
yang harus diterapkan tidak dapat didefinisikan. Sebagai Paradigma, administrasi
adalah administrasi dimana pun ia ditemukan; Fokus lebih difavoritkan daripada
lokus. Ada masalah dalam ilmu administrasi, dan nyata. Jika Ilmu administrasi
terpilih sebagai satu-satunya fokus administrasi publik, bisakah satu hal ini terus
berbicara dalam administrasi publik? Setelah semua, ilmu administrasi, tidak
menganjurkan prinsip-prinsip universal, namun berpendapat bahwa semua

organisasi dan metodologi manajerial memiliki karakteristik tertentu, pola, dan
patologi yang sama. Kalau saja ilmu administrasi didefinisikan dalam paradigma
bidang ini, maka administrasi publik akan bertukar, terbaik, "penekanan" dalam
bidang ilmu politik, yang terbaik, sub bidang di sekolah ilmu administrasi. Hal ini
sering diartikan bahwa sekolah administrasi bisnis akan menyerap bidang
administrasi publik. Sebagai sebuah paradigma, ilmu administrasi tidak bisa
memahami nilai lebih dari kepentingan umum.Tanpa unsur kepentingan umum,
ilmu administrasi dapat digunakan untuk tujuan apa pun, tidak peduli seberapa
bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. Konsep penentuan dan penerapan
kepentingan publik mendefinisikan pilar administrasi publik dan lokus dari bidang
yang hanya menerima sedikit jika setiap perhatian hanya dalam konteks ilmu
administrasi, hanya sebagai fokus teori organisasi / ilmu manajemen kurang
menyimpan dukungan dalam ilmu politik.
5.

Administrasi Publik sebagai Administrasi Publik, tahun 1970-Sekarang
Kurangnya kemajuan dalam menggambarkan sebuah lokus untuk bidang
ini, atau urusan publik apa dan "resep untuk kebijakan publik " harus mencakup
hal yang relevan dengan administratior publik. Namun demikian, bidang ini tidak
muncul untuk penekanan pada keunikan faktor-faktor sosial tertentu untuk
sepenuhnya dikembangkan negara sebagai lokus yang tepat. Pilihan fenomena ini
mungkin agak sewenang-wenang pada bagian dari administratior publik, tetapi
mereka berbagi kesamaan sehingga mereka memiliki konsep lintas disiplin di
universitas, membutuhkan kapasitas sintesis intelektual, dan bersandar ke arah
tema yang mencerminkan kehidupan perkotaan,hubungan administrasi antar
organisasi, dan menghubungkan teknologi dan nilai kemanusiaan, secara singkat
disebut urusan publik. Sejak tahun 1970, tidak ada perkembangan
paradigma baru dari administrasi publik .
Namun

Miftah

Thoha

berpendapat,

bahwa

periode

inidisebut sebagai paradigma pembangunan. Hal ini karena PerserikatanB
angsa

Bangsa

(PBB)

pada

tahun

1970

menyatakan

periode

ini s e b a g a i a w a l d a r i m a s a p e m b a n g u n a n . D a l a m h a l i n i a d m i n i s
t r a s i publik

menitikberatkan

fokusnya

pada

administrasi pembangunan. Perbedaan Tradisional dan kekakuan bidang ini antara
"ruang publik"dan "ruang privat" tampaknya memudarnya sebagai administrasi
publik baru dan secara fleksibel didefinisikan sebagai lokus. Selain itu,
administrator publik telah semakin berkaitan dengan yang erat dengan bidang
ilmu kebijakan, ekonomi politik, proses pembuatan kebijakan publik dan
analisisnya, dan pengukuran output kebijakan. Aspek terakhir ini dapat dilihat,
dalam beberapa hal, sebagai hubungan antara administrasi publik mengembangkn
fokus dan lokus.
Konteks Pergeseran Paradigma Administrasi Negara
Nicholas Henry menyatakan bahwa dalam arti luas administrasi negara
adalah suatu kombinasi teori dan praktek. Nicholas Henry, secara rinci
mengemukakan lima paradigma administrasi negara sebagaimana digambarkan
dalam tabel di bawah ini:
No Paradigma
1. Dikotomi
antara Politik
dan
Administrasi

Lokus
Birokrasi
Pemerintahan

Fokus
Administrasi
secara umum
(teori
organisasi,
kepegawaian,
penyusunan
anggaran, dll)
Tidak
Bagaimana
dipermasalahkan, menjalankan
berlaku universal prinsi-prinsip
administrasi
negara (Esensi
prinsip-prinsip
adminitrasi)

Keterangan
Administrasi dan
politik dua hal yang
saling berkaitan dan
tidak bisa dipisahkan

Pada akhirnya politik
tidak mengakui
Administrasi Publik
sebagai ilmu politik
Alternatif setelah
paradigm
administrasi sebagai
ilmu politik
Paradigma yang
berlaku sampai saat

2.

Prinsipprinsip
Administrasi

3.

Administrasi
sebagai ilmu
politik

Birokrasi
pemerintahan

Politik
birokrasi

4.

Administrasi
publik
sebagai ilmu
administrasi
Administrasi
publik

Berlaku
universal

Administrasi
secara umum

Birokrasi
pemerintahan

Teori
organisasi,

5.

Dipengaruhi oleh
ilmu manajemen
yaituPOSDCORB

No

Paradigma
sebagai
administrasi
publik

Lokus
&public affair

Fokus
praktekpraktek dalam
analisispublic
policy dan
teknik-teknik
administrasi
dan
manajemen

Keterangan
ini.

Perbedaan Ilmu Admnistrasi Negara dengan Ilmu Politik
Pergeseran paradigma Ilmu Admnistrasi negara yang termanifestasi dalam
dikotomi Ilmu Administrasi negara dan ilmu politik telah banyak menyebabkan
perubahan yang signifikan dalam tubuh Ilmu Administrasi negara. Perubahan itu
terutama dalam hal Fokus dan Lokus dari Ilmu administrasi negara. Sebagaiman
kita ketahui, bahwa fokus awal ilmu Administrasi negara adalah hanya terbatas
pada birokrasi pemerintah dalam mengurus negara. Sementara lokusnya adalah
pada pelayanan publik yang secara sempit hanya pada pelayanan administrasi
pemerintahan. Di kemudian hari, sejalan dengan perubahan paradgimanya untuk
memisahkan diri dari ilmu politik, fokus dan lokus ini menjadi lebih luas dan
komprehensif menjangkau kehidupan sosial kemasyarakatan.
Fokus ilmu administrasi negara memang tidak terlalu jauh dari
sebelumnya, yaitu masih berorientasi pada birokrasi, hanya saja saat ini fokusnya
tidak hanya pada birokrasi pemerintah atau publik semata, tetapi juga birokrasi
swasta. Sehingga dari fokusnya sudah bergeser lebih luas kepada birokrasi swasta,
yang pada awalnya hanya mengurus administrasi pemerintah atau organisasi
publik. Dari sisi lokus, ilmu administrasi negara mengalami pergeseran yang
sangat signifikan. Pergeseran lokus inilah yang membuat ilmu administrasi negara
dari ilmu induknya yang yaitu ilmu politik.
Hal yang paling membuat ilmu administrasi negara dari ilmu politik
adalah dalam hal pelayanan pemerintah. Ilmu politik berkaitan dengan
kelembagaan dan bagaimana keputusan-keputusan politik itu dibuat (Decision
making). Jadi substansi ilmu politik hanya pada bagaimana kebijakan politk itu
dimunculkan dalam agenda kebijakan pemerintah dan akhirnya dirumuskan untuk

diimplementasikan. Sedangkan ilmu administrasi negara berkaitan dengan
bagaimana pemerintah atau para administrator negara menyelanggarakan
kepemerintahannya yakni melaksanakan pelayanan publik. Sehingga ilmu
administrasi negara tidak hanya berorientasi pada urusan administrasi, tetapi juga
dapat mempengaruhi perilaku pemerintah agar dapat menyelenggarakan
pelayanan publik yang lebih memuaskan.
Jadi, administrasi negara melaksanakan yang yang tidak terjangkau oleh ilmu
politik. sebab ilmu politik hanya pada bagaimana membuat keputusan politik,
tetapi ilmu administrasi negara tidak hanya pada kebijakan tetapi juga hingga
pada pelayanan publik sebagai lokusnya.
Di era modern ini, administrasi menjadi lebih kompleks. Tidak hanya
berbicara tentang administrasi negara yang terbatas pada pelayanan birokrasi,
tetapi juga mengkaji kehidupan sosial kemasyarakatan, seperti kebijakan,
kependudukan, kebijakan organisasi, kebijakan ekonomi dan masalah sosial
lainnya, kemudian tidak hanya bagaimana kebijakan itu dibuat tetapi juga
bagaimana kebijakan yang bersangkutan diimplementasikan dengan baik dan
memastikan pelaksanaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Karenanya administrasi publik merasuki semua kehidupan sosial kemasyarakatan.
Itulah yang membedakannya ilmu administrasi publik itu dengan ilmu politik dan
ilmu administrasi negara.
Sumber: Nicholas Henry, “Paradigms of Public Administration”